Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

41
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Faktor – faktor ini berpengaruh pada kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi dapat menggambarkan keadaan situasi derajat kesehatan masyarakat. Angka ini juga dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan. Situasi derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2008 dapat dilihat melalui keadaan morbiditas, mortalitas dan status gizi. Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu (Depkes, 2008).

description

Kepuasan pasien jampersal terhadap pelayanan ibu bersalin

Transcript of Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

Page 1: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak

faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Faktor – faktor

ini berpengaruh pada kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi dapat

menggambarkan keadaan situasi derajat kesehatan masyarakat. Angka ini

juga dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan. Situasi derajat

kesehatan masyarakat pada tahun 2008 dapat dilihat melalui keadaan

morbiditas, mortalitas dan status gizi. Mortalitas adalah angka kematian

yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh

keadaan tertentu (Depkes, 2008).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal

dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau

penangaanannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama

kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait

dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termauk status

Page 2: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

2

kesehataan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan

melahirkan.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran

hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang lazim

digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada

tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu program – program kesehatan

di Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB.

Angka Kematian Ibu bersama dengn Angka Kematian Bayi

senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kemtian ibu yang terkait dengan masa

kehamilan, persalinan dan nifas. Hasil SDKI tahun 2007 menyebutkan bahwa

AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI hasil SDKI

tahun 2002 – 2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut Riskesdas 2012, persalinan oleh tenaga kesehatan pada

sasaran kelompok miskin (Quintile 1) baru mencapai sekitar 69,3%.

Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk

mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah

keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya sehingga diperlukan kebijakan

terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di

Page 3: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

3

fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan.

Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial

bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya

termasuk periksa kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan,

dan pelayanan bayi baru lahir. Dengan demikian, adanya Jaminan

Persalinan diharapkan dapat mengurangi terjadinya Tiga Terlambat di

antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat mengambil

keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga

kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam

keadaan emergens. Hal tersebut sehingga dapat mengakselerasi tujuan

pencapaian MDGs 4 dan 5 (Depkes, 2012)

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Anak dan mempercepat pencapaian MDG’S ditetapkan kebijakan bahwa

setiap ibu yang melahirkan, biaya persalinannya ditanggung oleh

pemerintah, melalui program Jampersal

Menurut penelitian sebelumnya oleh Sumiati pada tahun 2012, yang

memilih jampersal sebanyak 19,05% dan yang tidak memilih sebesar

80,95% dengan pendidikan pasien rendah 26,31%, kurang 21,88%, dengan

pasien yang bekerja 34,21% dan dengan berpenghasilan tinggi 33,33%.

Hasil penelitian Siska Amalia, Fitriyani,SST dan Sigit Prasojo

SKM,Mkep diketahui sebagian besar tingkat kepuasan ibu bersalin di

RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan sebanyak 32 orang. Teknik

Page 4: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

4

pengambilan sampel mengunakan purposive sampling, dengan alat

pengumpulan data yaitu kuesioner. Analisa data menggunakan uji Mann

Whitney dengan ASKES adalah cukup puas yaitu sebanyak 12 orang (75%)

dan sebagian besar tingkat kepuasan bersalin dengan jampersal adalah

cukup puas yaitu sebanyak 14 orang (87,5%).

Untuk dapat mencapai derajat kesehataan yang setinggi – tingginya

perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun

seluruh potensi bangsa. Jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat tidak

dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum terjangkau

secara merata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat kesehatan

masyarakat dapat meningkat. Dari latar belakang tersebut peneliti ingin

mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pasien pengguna Jampersal

terhadap layanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun

2013.

II. Rumusan Masalah

Jumlah pasien dengan Jampersal semakin meningkat semenjak

diberlakukannya program tersebut, hal ini menandakan cakupan jaminan

kesehatan ini sudah berjalan cukup baik. Meski Program Jaminan Persalinan

(Jampersal) telah berjalan, namun masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui dan mengerti program tersebut.

Page 5: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

5

Selain itu, walaupun target dari program Jaminan Persalinan

merupakan masyarakat yang tidak memiliki jaminan persalinan, saat ini

pasien yang sudah memiliki jaminan kesehatan lain juga dapat memperoleh

program tersebut.

III. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien ibu bersalin pengguna

Jampersal terhadap pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kepuasan pasien ibu bersalin pengguna Jampersal

terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

tahun 2013.

b. Untuk mengetahui kepuasan pasien ibu bersalin pengguna Jampersal

terhadap standar pelayanan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

tahun 2013.

c. Untuk mengetahui kepuasan pasien ibu bersalin pengguna Jampersal

terhadap peralatan di Puskesmas Kecamataan Pasar Minggu tahun

2013.

Page 6: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

6

d. Untuk mengetahui kepuasan paien ibu bersalin pengguna

Jampersal terhadap petugas di Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu tahun 2013.

IV. Manfaat

1. Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi

bagi puskesmas mengenai manajemen pelayanan pasien dengan

jampersal dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.

2. Manfaat bagi Pendidikan

Memberi informasi tentang Jaminan Persalinan dengan kepuasan pasien,

agar teman sejawat mampu memberi pelayanan yang baik terhadap

pasien setelah mempelajari tentang karya tulis ilmiah ini.

3. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan, ilmu

pengetahuan, pengalaman penulis serta mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh terutama mengenai manajemen

pelayanan puskesmas.

Page 7: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Jampersal

Jampersal adalah Jaminan pembiayaan yang digunakan untuk

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan kehamilan,

pertolongan persalinan, pelayanan kesehatan nifas termasuk KB

pascapersalinan dan pelayanan bayi baru lahir (Sumiati, 2012).

Program Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan

persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan

bayi baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum

memiliki jaminan persalinan (Depkes, 2012)

Program Jaminan Persalinan (Jampersal) bertujuan menjamin akses

pelayanan persalinan yang dilakukan dokter atau bidan untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kemtian Bayi (AKB). Dengan

adanya Jampersal diharapkan meningkatkan cakupan pemeriksaan

kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu dan pelayanan

bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.

Page 8: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

8

Selain itu, Jampersal juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan

pelayanan KB paska persalinan, penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir dan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang

efisien, efektif, transparan, dan akuntabel (Depkes, 2012).

Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain:

1. Ibu hamil

2. Ibu bersalin

3. Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)

4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan

2. Pertolongan persalinan

3. Pelayanan nifas

4. Pelayanan KB pasca persalinan

5. Pelayanan bayi baru lahir

Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum

memiliki jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan

ASKES, Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya).

Page 9: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

9

II. Tujuan Jampersal

1. Tujuan Umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan dalam

rangka menurunkan AKI dan AKB.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang

kompeten.

b. Meningkatnya cakupan pelayanan.

1) Bayi baru lahir.

2) Keluarga Berencana Pasca Persalinan.

3) Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir, KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

4) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,

transparan, dan akuntabel.

III. Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal

Page 10: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

10

Peserta Jampersal berhak memanfaatkan pelayanan kesehatan di

seluruh jaringan fasiltas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat

lanjutan.

Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan puskesmas

mampu PONED serta jaringannya termasuk Polindes/Poskesdes, dan

fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Diberikan oleh tenaga kesehatan berkompeten dan berwenang.

Tambahan untuk Puskesmas mampu PONED:

1. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

2. Pelayanan paska keguguran.

3. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar.

4. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar.

5. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar

Pelayanan tingkat lanjutan diberikan oleh tenaga kesehatan

spesialistik yang dilaksanakan di fasilitas perawatan kelas II RS Pemerintah

atau RS swasta yang memiliki PKS dan pelayanan diberikan berdasarkan

rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan.

Jenis pelayanan:

1. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

Page 11: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

11

2. Penanganan rujukan paska keguguran.

3. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET).

4. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif.

5. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif.

6. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif.

7. Pelayanan KB paska persalinan.

IV. Paket Manfaat Jampersal

Peserta jaminan persalinan mendapatkan pelayanan yang meliputi :

1. Pemeriksaan Kehamilan (ANC).

2. Persalinan normal.

3. Pelayanan nifas normal termasuk KB pasca persalinan.

4. Pelayanan bayi baru lahir normal.

5. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

V. Pola Pembayaran

Pembayaran untuk pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan dengan cara:

1. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dilakukan dengan

cara klaim.

Page 12: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

12

2. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dilkaukan dengan

cara klaim, didasarkan atas paket Indonesia Case Group (INA-CBGs). 

VI. Kelengkapan Pertanggujawaban Klaim

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan dari fasiltas

kesehatan tingkat pertama ke tim Pengelola Kabupaten/Kota dilengkapi:

1. Foto kopi lembar pelayanan pada buku KIA, sesuai pelayanan yang

diberikan untuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk

pelayanan bayi baru lahir dan KB paska persalinan. Apabila tidak

terdapat buku KIA pada daerah setempat dapat digunakan bukti-bukti

yang syah ditanda tangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang

menangani.

2. Potograf (catatan persalinan) yang ditanda tangani tenaga kesehatan

penolong persalinan untuk pertolongan persalinan.

3. Foto kopi/tembusan surat rujukan, termasuk tindakan pra rujukan yang

telah dilakukan di tanda tangani ibu hamil/ibu bersalin.

4. Foto kopi identitas diri (KTP dan identitas lainnya) dari ibu

hamil/bersalin.

VII.Pendanaan Jampersal

Page 13: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

13

Dana untuk pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan

satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V ke:

1. Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung

jawab pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya.

2. Rekening Rumah Sakit untuk pelayanan tingkat lanjut (RS Pemerintah

dan RS swasta) yang memiliki Perjanjian Kerjasama.

VIII. Sumber dan Alokasi Dana

1. Sumber Dana

Dana Jampersal bersumber dari APBN Kementrian Kesehatan yang

dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat

Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan.

2. Alokasi Dana

Dana Jamkesmas untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan jaringannya

serta Jaminan Persalinan menjadi satu kesatuan, disalurkan langung dari

bank operasioanal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN).

IX. Pelayanan Rawat Inap

Page 14: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

14

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang

menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,

terapi, rehabilitasi medi dan peayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997).

Pelayanan rawat inap mempunyai dua aspek penting yang berkaitan dengan

kepuasan pasien yaitu manusia dan alat. Aspek alat merupakan saran dan

prasarana yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan tersebut antara lain

llingkungan fisik seperti bentuk bangunan dan desain ruangan sangat

mempengaruhi kepuasan pasien. Aspe manusia merupakan tenaga yang

melaksanakan pelayanan rawat inap. Untuk dapat memuaskan pasien

diperlukan petugas yang dapat melaksanakan prosedur kerja dengan baik,

ramah, sopan, simpatik, penuh pengertian, luwes dan terampil.

Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai

berikut :

a. Bagian penerimaan pasien

b. Ruang perawatan

c. Bagian administrasi dan keuangan

X. Kepuasan Pasien

Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di negara

maju ataupun di negara berkembang yang menurut hemat saya tidak lain

adalah membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsif terhadap

kebutuhan pasien atau masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

Page 15: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

15

reorientasi tujuan dari organisasi layanan kesehatan dan reposisi hubungan

pasien dengan dokter atau profesi layanan kesehatan agar semakin terfokus

padaa kepentingan pasien. Dengan kata lain, layanan kesehatan itu harus

selalu mengupayakan kebutuhan dan kepuasan pasien atau masyarakat yang

dilayani secara simultan.

Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan

atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan

yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien

adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja

layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya

dengan apa yang diharapkannya.

Dengan penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan,

kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan

jaminan mutu layanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan

pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran

mutu layanan kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah

dimensi kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehaatan

yang penting.

Survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan

bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain.

Kemauan atau keinginan pasien dapat diketahui melalui survei kepuasan

Page 16: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

16

pasien. Pengalaman membuktikan bahwa transformasi ekonomi pasti akan

mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan

kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan

secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang

positif antara patisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan

dengaan kepuasan pasien (Pohan, 2006).

Kesimpulan yang dapat dibuat dari pola pikir tersebut adalah :

1. Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah

satu komponen utama atau penting.

2. Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Dengan

demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari penigkatan

mutu layanan kesehatan.

3. Dapat dibuktikan bahwa pasien yang mengalami kepuasan terhadap

layanan kesehatan yang diselenggarakan cenderung mematuhi nasihat,

setia, atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati.

4. Sebaliknya, pasien yang tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan

sewaktu menggunakan layanan kesehatan cenderung tidak mematuhi

Page 17: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

17

nasihat, tidak mematuhi rencana pengobatan, berganti dokter atau pindah

ke fasilitas layanan kesehatan lain.

5. Uji coba membuktikan bahwa kepuasan pasien berdampak pada keluaran

dari layanan kesehatan, artinya berdampak pada status kesehatan.

Dengan demikian, pada beberpa kejadian yang memerlukan layanan

kesehatan dalam kurun waktu yang lama, sebagian pakar

merekomendasikan agar menggunakan status kesehatan sebagai indikator

kepuasan pasien.

Umumnya kepuasan pasien dipelajari melalui survei lapangan. Suatu

masalah penting dari survei kepuasan pasien adalah bahwa hasilnya akan

menimbulkan sedikit perbedaan jika sebagian besar responden menyatakan

benar – benar merasa puas. Banyak faktor yang dapat menjelaskan

kecenderungan ini. Salah satu faktor penting yang menyebabkan hal ini

adalah biasanya pasien atau responden segan mengemukakan kritik dan ini

disebut sebagai efek normatif atau normative effect. Efek normatif tersebut

umumnya dapat diatasi antara lain dengan:

1. Jumlah pilihan dalam kuisioner.

2. Cara penempatan butir – butir kepuasan pasien dalam kuisioner.

3. Menghindari bias.

4. Memelihara kerahasiaan.

Page 18: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

18

Tanggapan yang diberikan pasien akan di pengaruhi oleh beberapa

variabel. Diantaranya adalah variabel sosial dan demografi. Adapun variabel

sosial dan demografi tersebut antara lain:

1. Pasien lebih tua selalu merasa puas.

Banyak penulis melaporkan bahwa pasien yang lebih tua selalu

merasa lebih puas daripada pasien yang lebih muda.

2. Status kesehatan rendah terkait dengan ketidakpuasan pasien.

Kenyataan yang semakin berkembang adalah bahwa status kesehatan

yang rendah ada hubungannya dengan ketidakpuasan pasien.

3. Pria lebih merasa puas daripada wanita.

Bebrapa studi menujunkkan bahwa lebih banyak pria daripada wanita

yang merasa puas terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan

(Pohan, 2006).

Kerangka Teori

Kepuasan pasien

Lingkungan, fisik gedung, peralatan, petugas, obat, kebijaksanaan, prosedur, standar

Kesinambungan layanan, kesehatan, rujukan tepat, rekam medik akurat dan lengkap

Keluaran atau layanan kesehatan efektif, konsultasi teliti, tidak berulang - ulang

Biaya layanan kesehatan, paling efisien, karena sesuai standar layanan kesehatanHubungan antar manusia : saling menghargai dan mempercayai, tepat waktu, nyaman, bersih privasi

Ramah, menghargai manusia, seni memberi layanan kesehatan, penuh perhatian, mau mendengarkan.

Memberi informasi yang lengkap dan dimengerti, selalu memberi kesempatan bertanya.

Perhatian terhadap masalah psiko-sosial pasien, empati

Fokus pengaturan sistem pelayanan kesehatan untuk memberi kemudahan pasien

Akes fisik, ekonomi dan budaya bahasa & istilah dimengerti pasien

Page 19: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

19

Konsep multidimensi kepuasan pasien

Sumber : Hall dan Dornan

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL dan HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangaka konsep penelitian adalah sutu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Kompetensi teknik pemberi layanan kesehatan, konsisten terhadap standar layanan kesehatan

Page 20: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

20

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka,

kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari

Konsep Multidimensi Kepuasan Pasien. Kerangka Konsep tersebut

dimodifikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan.

Hipotesis adalah asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu

hal atau permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan

menggunakan data/fakta atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian

yang valid dan reliabel dengan menggunakan cara yang sudah ditentukan

(Sedamaryanti, 2011).

Dimana dalam penelitian ini kepuasan pasien ibu bersalin pengguna

Jampersal terhadap pelayanan kesehatan sebagai variabel dependent, dan

standar pelayanan, peralatan, petugas dan obat sebagai variabel independent,

seperti kerangka konsep dibawah ini :

Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel dependent

Kepuasan Pasien pengguna Jampersal terhadap Pelayanan

Kesehataan

1. Standar pelayanan

2. Peralatan

3. Petugas

Page 21: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

21

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Kepuasan

pasien

pengguna

Jampersal

terhadap

pelayaanan

Tingkat perasaan pasien ibu

bersalin (responden) yang

timbul sebagai akibat dari

kinerja layanan kesehatan

dengan menggunakan

program jaminan

Kuesioner Wawancara 1. Tidak puas

2. Cukup puas

3. Puas

4. Sangat puas

Ordinal

Page 22: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

22

kesehatan persalinan(pembiayaan

persalinan) yang

diperolehnya setelah

membandingkan dengan apa

yang diharapkannya.

3 Standar

pelayann

Pernyataan tentang mutu

layanan yang diharapkan,

yaitu penilaian terhadaap

petugas kesehatan ,

melakukan APN sesuai

standar pelayanan.

Kuesioner Wawancara 1. Dilakukan

2. Tidak

dilakukan

Ordinal

4 Peralatan Barang – barang instrumen

atau bagian perlengkapan

yang digunakan maksud

sebagai pemeliharan dan

perawatan kesehatan

responden (Cynthia Dewi D,

S.T).

Kuesioner Wawancara 1. Sesuai

2. Tidak

sesuai

Ordinal

5. Petugas Sikap petugas pelayanan

kesehatan yang dianggap

oleh responden memberikan

dalam memberikan

Kuesioner Wawancara 1. Baik

2. Kurang

3. Tidak

baik

Ordinal

Page 23: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

23

pelayanaan ibu bersalin.

C. Hipotesa

Hipotesa yang digunakan adalah hipotesis alternatif (hipotesis yang

berhubungan), yaitu :

1) Ada hubungan antara kepuasaan pasien pengguna Jampersal dengan

pelayanan kesehatan.

2) Ada hubungan antara kepuasan pasien pengguna Jampersal dengan standar

pelaynan kesehatan.

3) Ada hubungan antara kepuasan pasien pengguna Jampersal dengan

peralatan kesehatan.

Page 24: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

24

4) Ada hubungan antara kepuasan pasien pengguna Jampersal dengan

petugas kesehatan.

BAB IV

METODE PENELITIAN

I. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian pengambilan data secara potong lintang (cross sectional). Penulis

memilih desain penelitian ini karen penelitian ini bertujuan untuk melihat

tingkat kepuasan pasien ibu bersalin pengguna jampersal dengan pelayanan

kesehatan dengan teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.

Page 25: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

25

Penelitian ini mempelajari hubungan antara variabel bebas

(independent variabels) dengan variabel terikat (dependent variabels)

melalui pengukuran variabel yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien ibu

bersalin pengguna Jampersal dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu tahun 2013.

II. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu 2013.

III. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pengguna

jampersal di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu 2013.

2. Sampel

Sebagian dari ibu bersalin pengguna jampersal yang bersalin di

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu 2013.

a. Kriteria sampel

Ibu bersalin yang bersalin menggunakan program jampersal di

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu 2013.

b. Besaran sampel

Rumusan masalah yang di gunakan dalam pengambilan sampel

adalah:

n = {Z2 (1-α /2)x P (1-P)}

Page 26: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

26

d2

n= (1,96) 2 × 0,875(1-0.35)

(0,1) 2

n= 3,8416 . 0,875 . 0,125

0,01

= 0,420175

0,01

= 42,0175 = 42 orang

Keterangan :

n= Jumlah subjek dalam sampel

Z = 1,96 atau tingkat kepercayaan yang diinginkan 95% (tingkat

kesalahan 5%)

P = Proporsi / prevalensi variabel pada penelitian terdahulu yaitu

87,5%

D = Presisi adalah tingkat keakuratan (tingkat kesalahan sampel

terhadap populasi) yaitu 10%

IV. Pengkodean data

Pemberian kode bertujuan untuk mengingat data yang telah di dapat dengan

pemberian kode tertentu.

V. Scoring

Adalah pemberian score atau penetapan nilai setelah pemasukan data .

Page 27: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

27

VI. Teknik pengumpulan data

Data yang di peroleh di kumpulkan melalui alat bantu kuesioner, dengan

cara angket yang di isi sendiri oleh responden.

VII.Etika penelitian

Etika penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut :

1. Meminta surat izin penelitian dari pendidikan Kebidanan Harapan Kita.

2. Meminta izin kepada diklat Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu untuk

pengambilan data.

3. Melakukan informed concent kepada responden.

VIII. Pengelolaan data

Setelah di lakukan berbagai kegiatan di atas maka di lakukan pengolahan

data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Di lakukan proses pengeditan data agar dapat menghasiklan data yang

akurat kemudian di periksa kembali kelengkapan data.

2. Analisa data

Data yang di peroleh kemudian di analisis dengan 2 macam cara, yaitu :

a. Univariat

Di lakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing - masing

variabel yang di teliti dan di sajikan, berbentuk tabel dan di nyatakan

dengan rumus :

Page 28: Bab 1-4 Proposal Jampersal Panggung Sri W

28

F = X × 100%

N

Keterangan :

N : Jumlah sampel

X : Jumlah di dapat

b. Bivariat

Uji yang di gunakan adalah rumus “chi kuadrat” dengan

menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan kesalahan α :0,1%

rumusnya adalah :

X2 = ∑ (O-E)

E

X2 = N (ad-bc)

(a+b) (b-d) (a+b) (c+d)

Keterangan :

X2 = chi kuadrat

E = frekuensi yang di harapkan

O = frekuensi yang di observasi.