Laporan Evaluasi jampersal

49
BAB I PENDAHULUAN A. Nama Kegiatan : Evaluasi Program Jamkesmas di Kota Semarang B. Waktu : Juni 2012 C. Tempat / Lokasi : 1. Puskesmas Penyelenggara Jamkesmas di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. 2. Kantor Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. 3. Dinas Kesehatan Kota Semarang 4. Badan Kesbang Pol dan Linmas D. Sumber Dana : Dana PRKP E. Latar Belakang Kegiatan Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik dalam hal pemberdayaan masyarakat, desentralisasi, upaya kesehatan, maupun lingkungan strategis kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting karena 3 alasan pokok: 1.Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan

Transcript of Laporan Evaluasi jampersal

Page 1: Laporan Evaluasi jampersal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Nama Kegiatan : Evaluasi Program Jamkesmas di Kota Semarang

B. Waktu : Juni 2012

C. Tempat / Lokasi :

1. Puskesmas Penyelenggara Jamkesmas di Kecamatan Banyumanik Kota

Semarang.

2. Kantor Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

3. Dinas Kesehatan Kota Semarang

4. Badan Kesbang Pol dan Linmas

D. Sumber Dana : Dana PRKP

E. Latar Belakang Kegiatan

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan mendasar

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik dalam hal pemberdayaan

masyarakat, desentralisasi, upaya kesehatan, maupun lingkungan strategis

kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

mempunyai arti penting karena 3 alasan pokok:

1. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak mengingat kematian

bayi dan kematian balita 3 kali dan 5 kali lebih tinggi dibanding pada

keluarga tidak miskin. Di sisi lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan

yang baik bagi masyarakat miskin, dapat mencegah 8 juta kematian sampai

tahun 2010.

2. Untuk kepentingan politis nasional yakni menjaga keutuhan integrasi

bangsa dengan meningkatkan upaya pembangunan (termasuk kesehatan) di

daerah miskin dan kepentingan politis internasional untuk menggalang

Page 2: Laporan Evaluasi jampersal

kebersamaan dalam memenuhi komitmen global guna mnurunkan

kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga miskin.

3. Hasil studi menunjukan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan

ekonomi akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan

lebih berhasil.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/

1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak

memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab

mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin

berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran

hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup

70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah

tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan

akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya

kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Apalagi,

memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut

daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas

tinggi.

Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dilatarbelakangi

mengenai alasan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, dan

merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan serta

keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan

penduduk miskin. JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang diselenggarakan secara

nasional, agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Upaya pelaksanaan Jamkesmas

merupakan perwujudan pemenuhan hak rakyat atas kesehatan dan amanat Undang–

Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),

dan merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam pembangunan kesehatan di

Indonesia. Kebijakan JAMKESEMAS/ASKESKIN diselenggarakan oleh

Kementerian Kesehatan untuk menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan bagi

Page 3: Laporan Evaluasi jampersal

masyarakat miskin dan tidak mampu selama masa transisi pelaksanaan UU No. 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).  Selanjutnya,

penyelenggaraan akan diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) sesuai UU SJSN. Pelaksanaan kebijakan Jamkesmas dituangkan dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Program

JAMKESMAS sebagai kelanjutan dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin atau dikenal Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin

(ASKESKIN).

F. Tujuan Kegiatan

1. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan-permasalahan mengenai kebijakan

publik secara langsung di lapangan dengan kegiatan praktikum.

2. Mahasiswa dapat membandingkan fakta yang ada di lapangan dengan teori

yang di dapat saat perkuliahan.

3. Sebagai media berlatih menganalisis persoalan-persoalan selama sebuah

kebijakan publik diterapkan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui apakah program Jamkesmas di kota Semarang

sudah berhasil apa belum, apakah program tersebut sudah tepat sasaran atau

belum.

5. Hasil evaluasi ini dapat digunakan oleh masyarakat atau pihak-pihak terkait

untuk mengevaluasi program Jamkesmas agar kedepannya lebih maju.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis : Penelitian ini mendiskripsikan mengenai evaluasi

program JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat) dimana pelaksanaan ini

tentu berbeda-beda di setiap kabupaten/kota di Indonesia. Penelitian ini bisa

digunakan sebagai pembanding pelaksanaan program jamkesmas di setiap daerah.

Manfaat Praktis : Penelitian ini memberikan gambaran mengenai program

Jamkesmas di kota Semarang. Selain itu juga membahas mengenai kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan serta tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

yang diberikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi daerah lain

Page 4: Laporan Evaluasi jampersal

kaitannya dengan program jamkesmas. Hasil dari penelitian dapat memberikan

kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan pengembangan yang berkaitan dengan

evaluasi sebuah kebijakan ataupun program khususnya di sektor publik dan

memberikan informasi bagi semua pihak yang berkepentingan.

H. Kerangka Teori

Kajian pustaka digunakan sebagai sumber untuk memecahkan suatu

permasalahan dalam penelitian. Evaluasi yang akan digunakan adalah dalam bentuk

evaluasi kinerja proyek dimana indikator-indikator yang ada didalamnya adalah

masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Oleh karena itu, landasan teori

merupakan pemikiran lebih lanjut terhadap masalah-masalah yang akan diteliti.

Adapun landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut .

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti

penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut

Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of

delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision

alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,

dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif

keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang

dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)

evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan

dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa

evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan

menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang

menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai

terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai

proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,

Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat

keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa

(Purwanto, 2002).

Page 5: Laporan Evaluasi jampersal

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi

formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback

perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai

manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).

Brigman dan Davis mengatakan bahwa secara umum evaluasi kinerja

kebijakan mengacu pada empat indikator pokok, yaitu indikator input, process,

output, dan outcome (Badjuri dan Yuwono, 2002:130).

Indikator input (masukan), memfokuskan pada penilaian apakah sumber

daya pendukung dan bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan

kebijakan. Indikator input ini meliputi sumber daya manusia, uang atau

infrastruktur pendukung lainnya. Indikator process (proses), memfokuskan pada

penilaian bagaimana kebijakan ditransformasikan dalam bentuk pelayanan

langsung kepada masyarakat. Indikator ini meliputi aspek efektivitas dan efisiensi

dari metode yang dipakai untuk melaksanakan kebijakan publik tertentu. Indikator

output (hasil), memfokuskan penilaian pada hasil atau produk yang dapat

menghasilkan dari sistem atau proses kebijakan publik. Indikator ini misalnya

beberapa orang yang berhasil mengikuti program tertentu. Beberapa penduduk

miskin yang sudah tercover dalam kebijakan tertentu, demikian seharusnya.

Indikator outcome (dampak), memfokuskan diri pada pertanyaan dampak yang

diterima oleh masyarakat luas atau pihak yang terkena kebijakan.

Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan

tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan

atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih

dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan

imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk

menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui

posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk

mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki,

sehingga sasaran atau tujuan tercapai.

Page 6: Laporan Evaluasi jampersal

I. Metodologi Penelitian

Metode peneltian pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan umum penelitian. Oleh karena itu, tujuan umum penelitian

adalah untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah yang akan ditempuh harus

relevan dengan masalah yang telah dirumuskan.

Penggunaan metode yang tepat di dalam penelitian berarti sebagai berikut

(Nawawi, 1995:61) :

1. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif

dalam mencari kebenaran ilmu, terutama dalam bidang ilmu sosial yang

variabelnya sangat dipengaruhi oleh sifat subjektivitas manusia yang

mengungkapkannya.

2. Menghindari cara pemecahan masalah atau cara bekerja yang bersifat

trial and error sebagai cara yang tidak menguntungkan bagi

perkembangan ilmu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern.

3. Meningkatkan sifat objektivitas dalam menggali kebenaran pengetahuan

yang tidak saja penting artinya secara teoritis tetapi juga sangat besar

pengaruhnya terhadap kegunaan praktis hasil penelitian di dalam

kehidupan manusia.

Untuk mengevaluasi program Jamkesmas ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif, agar evaluasi dapat lebih mendalam dan detail.

1. Model Penelitian

Menurut Koentjoroningrat (1994:29) ada bermacam-macam model

penelitian antara lain : model penelitian yang bersifat menjelajah (ekslporatif),

deskripstif dan menerangkan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka model

penelitian yang digunakan adalah model penelitian eksploratif, yaitu model

penelitian yang bersifat terbuka, yang masih mencari dan belum mempunyai

hipotesis. Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai keberhasilan program

Jamkesmas melalui berbagai macam kegiatannya dan hal-hal yang mendukung

dan menghambat keberhasilan program tersebut.

Page 7: Laporan Evaluasi jampersal

2. Sumber dan Jenis Data

Populasi

Menurut Nawawi (1983:144), Populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin baik berupa hasil perhitungan maupun ukuran, kuantitatif maupun

kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap

dan jelas. Berkaitan dengan penelitian ini, maka yang menjadi populasi

penelitian ini adalah seluruh rumah sakit dan puskesmas milik pemerintah yang

ada di kota Semarang. Sedangkan jenis data dalam penelitian ini dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data

asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain

observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan

penyebaran kuesioner.

2) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal,

dan lain-lain.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan pada waktu melakukan

penelitian dengan menggunakan suatu metode tertentu (Arikunto, 2002:126).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti

perlu memiliki rasa keingintahuan untuk mengamati dan memahami permasalahan

dalam penelitiannya. Peneliti harus mempunyai kemampuan dalam memberikan

pandangan dan makna mengenai data yang diperoleh sehinggan peneliti

memahaminya dan dapat memisahkan hal-hal yang tidak berkaitan. Selain itu,

peneliti harus bisa menciptakan kedekatan yang maksimal dengan para

narasumber sehingga mereka mau bekerja sama.

Page 8: Laporan Evaluasi jampersal

4. Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan kepada orang-orang yang terlibat langsung

dan mengetahui tentang Program JAMKESMAS. Informan yang dijadikan

narasumber penelitian ini adalah : Kepala Rumah Sakit dan Puskesmas

Pemerintah di Kota Semarang.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis melalui

pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Dalam hal ini akan meninjau

langsung ke rumah sakit dan Puskesmas yang ada di Kota Semarang

b. Wawancara

Wawancara ini dimaksudkan untuk menyerap informasi mengenai persepsi,

pandangan, pola pikir, pendapat/interprestasi masalah penelitian. Pengumpulan

data menggunakan teknik wawancara memerlukan suatu instrumen, yaitu

interview guide (pedoman wawancara) yang dibuat sebelum peneliti terjun ke

lapangan. Hal ini untuk mengantisipasi apabila narasumber kurang aktif di

dalam menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen aktual yang

berkaitan dengan objek penelitian yang dapat diperoleh dari peraturan

perundang-undangan.

6. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan datadilakukan melalui beberapa cara yaitu :

a. Editing, yaitu data yang diperoleh perlu diproses dahulu sebelum disajikan

dalam bentuk laporan penelitian. Langkah ini dilakukan dengan cara meneliti

kembali data dan informasi yang diperoleh, sehingga kesalahan dan

kekurangan dalam penulisannya dapat dihindari. Hal ini untuk meneliti

kesempurnaan dan ketepatan dari data dan informasi yang diperoleh.

b. Koding, yaitu data yang diperoleh perlu diproses terlebih dahulu dengan cara

memilih dan mengelompokkan dalam kelompoknya masing-masing.

c. Tabulasi, yaitu data yang diperoleh perlu diproses dahulu untuk dijadikan

tabel untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data.

Page 9: Laporan Evaluasi jampersal

7. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Teknik untuk menguji keabsahan data yang digunakan adalah teknik

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data untuk keperluan pengecekan apakah

proses dan hasil yang diperoleh sudah dipahami secara benar oleh peneliti

berdasarkan apa yang dimaksudkan informan.

Cara yang dapat dilakukan antara lain :

1. Melakukan wawancara mendalam kepada informan

2. Melakukan uji silang antara informasi yang diperoleh dari informan

dengan hasil observasi di lapangan.

3. Mengkonfirmasi hasil yang diperoleh kepada informan dan sumber-

sumber lain.

8. Penentuan Alat dan Instrumen

Daftar Pertanyaan/Instrumen :

Untuk kepala Puskesmas :

1) Kapan sosialisasi Jamkesmas mulai dilaksanakan?

2) Bagaimana sosialisasi terhadap program Jamkesmas?

3) Mulai dari tingkat manakah sosialisasi tersebut dilakukan? (RT, RW, saat

POSYANDU, pertemuan-pertemuan di Kecamatan)

4) Bagaimana cara penyampaian sosialisasi Jamkesmas, apakah dinilai sudah

efektif dan berhasil?

5) Saat sosialisasi apakah sudah diberitahukan kepada masyarakat tentang :

- syarat-syarat masyarakat yang mendapatkan Jamkesmas

- bentuk Jamkesmas berupa apa

- saat seperti apa masyarakat bisa menggunakan Jamkesmas

- siapa saja yang berhak memperoleh jamkesmas

- kemudahan apa saja yang diperoleh masyarakat yang mendapatkan

Jamkesmas

Page 10: Laporan Evaluasi jampersal

6) Kapan dan dalam keadaan yang bagaimana Jamkesmas dapat digunakan

oleh masyarakat?

7) Berapa lama Jamkesmas berlaku?

8) Dimanakah masyarakat dapat menggunakan Jamkesmas? (rumah sakit

swasta, negri atau di puskesmas)

9) Apakah fasilitas yang didapat oleh masyarakat yang menerima Jamkesmas?

10) Apakah masyarakat yang menggunakan Jamkesmas bisa mendapatkan

pelayanan yang sama seperti masyarakat yang membayar penuh?

11) Bagaimana pelaksanaan program jamkesmas, apakah sudah memuaskan

bagi masyarakat dan apakah sudah melayani masyarakat dengan baik?

12) Apakah sudah ada evaluasi dari program tersebut selama periode tertentu?

Bagaimana hasil yang diperoleh?

13) Tujuan jamkesmas adalah melayani masyarakat miskin dalam bidang

kesehatan, apakah tujuan tersebut sudah tercapai?

14) Berapa banyak masyarakat yang memperoleh program jamkesmas?

15) Apakah keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sudah terjawab

dan terpenuhi dengan adanya program Jamkesmas?

16) Bagaimanakah pendapat bapak/ibu berkaitan dengan pemberitaan yang

sekarang ini marak tentang rakyat miskin yang tidak segera dilayani di

rumah sakit padahal keadaannya sudah parah, padahal ia mempunyai kartu

Askes, berkaitan dengan program jamkesmas?

17) Bagaimana hasil yang didapat setelah program jamkesmas dilaksanakan,

apakah kesehatan masyarakat miskin terjamin?

18) Adakah penurunan angka kematian dan peningkatan kesehatan masyarakat

di kecamatan Banyumanik setelah program Jamkesmas dilaksanakan?

Seberapa besar tingkat kenaikan atau penurunannya?

Page 11: Laporan Evaluasi jampersal

19) Bagaimana partisipasi penerima Jamkesmas sendiri dalam menggunakan

fasilitas ini?

20) Bagaimana berita acara untuk program Jmkesmas itu sendiri?

21) Apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program Jamkesmas?

Dapatkah kendala tersebut diatasi?

Untuk penerima Jamkesmas :

1) Darimana penerima Jamkesmas mengetahui adanya program ini?

2) Bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh puskesmas terkait dengan

program Jamkesmas?

3) Seperti apa prosedur yang dilakukan masyarakat untuk dapat menerima

Jamkesmas?

4) Syarat-syarat apa saja yang diminta agar dapat menerima Jamkesmas?

5) Apakah program ini cukup membantu bagi penerima Jamkesmas?

6) Apa saja yang didapat dari program Jamkesmas ini?

7) Apakah ada biaya tambahan untuk pemeriksaan kesehatan tertentu?

8) Apakah masyarakat sudah merasakan perubahan pelayanan kesehatan

setelah program Jamkesmas dilaksanakan? Bagaimana pelayanan yang

dirasakan? Lebih baik atau malah lebih buruk?

9) Menurut masyarakat (yang mendapatkan Jamkesmas), bagaimana pendapat

masyarakat, sudah efektifkah program tersebut?

10) Apakah ada kekurangan atau kelebihan dalam pelaksanaan program

Jamkesmas itu sendiri? Seperti apa kekurangan dan kelebihannya?

11) Apa harapan penerima Jamkesmas terkait dengan program ini?

12) Apa saran dari penerima Jamkesmas untuk program ini?

9. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data

(Moleong, 2002:103). Analisis data ini bertujuan menyajikan informasi yang

diperoleh peneliti untuk lebih mudah dipahami dan dimaknai atau ditafsirkan oleh

semua pihak yang membaca hasil penelitian.

Page 12: Laporan Evaluasi jampersal

Secara garis besar analisis dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisa yang diperuntukkan bagi data besar yang

dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berwujud angka-angka.

b. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif yaitu analisa yang dipergunakan untuk data yang diperoleh

melalui hasil wawancara yang datanya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

angka-angka.

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara kualitatif dan dengan

menggunakan Kerangka Kerja Logis Kegiatan yang terdiri dari proses analisis

yang sistematis dan mendalam serta cara menyajikan hasil proses analisis

tersebut. Penelitian ini menggunakan KKLK yang merupakan salah satu model

evaluasi program sebagai kerangka analisis penelitian ini, mengingat model ini

dapat dipergunakan untuk mengevaluasi program yang sudah berjalan.

Metode analisis yang dipergunakan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan kegiatan/ program/ kebijakan adalah metode komparasi. Metode

komparasi dilakukan dengan cara membandingkan antara proporsi yang

dicantumkan dalam rencana dengan proporsi realisasi setelah kegiatan/ program

berakhir dengan indikator yang terdiri dari input, output, outcome, benefit, dan

impact

Untuk menganalisis data kualitatif digunakan analisis deskriptif. Analisis

dilakukan setelah dikumpulkan data primer yang diperoleh berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan responden dan observasi secara langsung di lapangan.

Page 13: Laporan Evaluasi jampersal

BAB II

DISKRIPSI PROGRAM JAMKESMAS

Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas

kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Diperlukan suatu sistem yang mengatur

pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan

mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992

tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan

kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh

perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar

terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu.

Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini

tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai

dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin

biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai

kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan,

perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap

kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah. Derajat kesehatan masyarakat

miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup

dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun

(BPS 2007).

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan

karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi

dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang

diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi

kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket,

kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang

rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi

beban masyarakat dan pemerintah.

Page 14: Laporan Evaluasi jampersal

Untuk menjamin asuransi kesehatan penduduk miskin terhadap pelayanan

kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak awal

Agenda 100 hari Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu telah berupaya untuk mengatasi

hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh

Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK

Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam

pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Program ini telah berjalan memasuki tahun ke delapan dan telah banyak hasil yang

dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan yang luar biasa dari pemanfaatan program ini

dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan pemerintah telah meningkatkan jumlah

masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya. Namun disamping keberhasilan yang

telah dicapai, masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu dibenahi antara lain:

kepesertaan yang belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan

sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum berjalan dengan

optimal, kendala dalam kecepatan pembayaran, kurangnya pengendalian biaya,

penyelenggara tidak menanggung resiko.

Atas dasar pertimbangan untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan,

peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas dilakukan perubahan pengelolaan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin pada tahun 2008. Perubahan mekanisme

yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui

penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara,

penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana

verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di

tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam

manajemen kepesertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap

masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini

berganti nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya

disebut JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

Jamkesmas adalah Program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar

terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh

bagi masyarakat miskin. Tujuan umum dari program Jamkesmas ini adalah untuk

meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin

Page 15: Laporan Evaluasi jampersal

dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif

dan efisien. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Sasaran program Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan

kesehatan lainnya.

Dana Jamkesmas, pada dasarnya terbatas untuk pembiayaan penyelenggaraan

pelayanan kesehatan dan operasional pelayanan terbatas tidak termasuk pembiayaan untuk

obat, bahan medis habis pakai, vaksin dan logistik yang lain. Kebutuhan obat, bahan medis

habis pakai, vaksin dan logistik lainnya untuk pelaksanaan Jamkesmas di Puskesmas dan

jaringannya yang meliputi :

1. Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (Obat PKD)

2. Alat dan Obat Kontrasepsi

3. Obat Program

4. Vaksin

5. Reagen dan Logistik Penunjang

6. Bahan Habis Pakai Pelayanan Kesehatan

7. Logistik lainnya

Prasyarat Jamkesmas yaitu masyarakat yang telah terdaftar sebagai peserta yang

diberi kesempatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Lebih khusus

Jamkesmas diberikan kepada keluarga miskin berdasarkan indikator sebagai berikut (Jati

dan Syamsulhuda, 2009) :

1. Tidak sanggup makan 2 kali sehari

2. Tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasar karena alasan biaya

3. Tidak mengkonsumsi protein hewani minimal sekali dalam seminggu

4. Tidak dapat mencukupi konsumsi pangan sehari-hari dari mata pencaharian

utama

5. Lantai rumah berupa tanah dengan luas kurang dari 7 m2/orang

6. Tidak mampu membayar biaya pengobatan di puskesmas.

Berikut ini prosedur pelaksanaan program Jamkesmas :

Page 16: Laporan Evaluasi jampersal

1. Hak pelayanan kesehatan dasar meliputi:

a. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat

Inap Tingkat Pertama (RITP)

b. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)dan Rawat

Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

c. pelayanan gawat darurat.

2. Manfaat jaminan berbentuk pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif)

berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik.

3. Pemberi Pelayanan kesehatan (PPK):

a. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di Puskesmas

dan jaringannya.

b. Persalinan normal dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang

berkompeten (praktek dokter dan bidan swasta) dan biayanya

diklaimkan ke Puskesmas setempat sebagaimana diatur dalam juknis

pelayanan dasar.

c. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan

jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS

Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta) berdasarkan rujukan. 

d. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila

tidak tersedianya tempat tidur, peserta dirawat di kelas yang lebih tinggi

dari kelas III, biaya pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas

III.

e. RS khusus (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, dll) yang juga melayani pasien

umum, klaim pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara

pasien khusus sesuai dengan kekhususannya dan pasien umum.

4. Gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan

penanganan pertama walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas.

Selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan PPK Jamkesmas

untuk penanganan lebih lanjut.

5. Peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran dengan alasan apapun.

6. Pemberian pelayanan kepada peserta oleh PPK lanjutan harus dilakukan secara

efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.

 Berikut ini prosedur pelayanan umum Jamkesmas :

1. Peserta membawa kartu Jamkesmas.

Page 17: Laporan Evaluasi jampersal

a. peserta gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, menggunakan

surat keterangan/rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat.

b. peserta PKH yang belum memiliki kartu Jamkesmas, menggunakan

kartu PKH.

2. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.

3. Bila (menurut indikasi medis) peserta memerlukan pelayanan tingkat lanjut, maka

dapat merujuk peserta ke PPK lanjutan.

Sedangkan prosedur pelayanan tingkat lanjut :

1. Peserta Jamkesmas yang dirujuk ke PPK tingkat lanjut membawa kartu peserta

Jamkesmas/identitas kepesertaan lainnya dan surat rujukan dibawa ke loket Pusat

Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS) untuk diverifikasi

kebenaran dan kelengkapannya.

a. Emergency tidak memerlukan surat rujukan.

b. Bayi dan anak yang lahir dari peserta Jamkesmas, otomatis menjadi

peserta. Pelayanan kesehatannya menggunakan kartu peserta

Jamkesmas orang tuanya dan dilampirkan surat keterangan lahir dan

Kartu Keluarga orang tuanya.

2. Diberikan Surat Keabsahan Peserta (SKP) oleh petugas PT. ASKES

3. Peserta memperoleh pelayanan kesehatan.

4. Jenis Pelayanan:

a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit dan Balkesmas

b. Pelayanan rawat inap kelas III (tiga) di Rumah Sakit

c. Pelayanan obat-obatan dan alat/bahan medis habis pakai

d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya

5. Kasus kronis (perawatan berkelanjutan dalam waktu lama)

a. Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal, Kanker, dll, surat rujukan berlaku

selama 1 bulan.

b. Gangguan jiwa, kusta, kasus paru dengan komplikasi, surat rujukan dapat

berlaku selama 3 bulan.

6. Peserta yang berobat lintas daerah, verifikasi kepesertaan dilakukan oleh PT. Askes

(Persero) dengan melihat pada kartu Jamkesmas.

7. Rujukan pasien antar RS termasuk rujukan RS antar daerah dilengkapi surat

rujukan dari rumah sakit asal pasien dengan membawa identitas kepesertaannya

untuk dapat dikeluarkan SKP oleh petugas PT. Askes (Persero).

Page 18: Laporan Evaluasi jampersal

8. Gawat darurat wajib ditangani langsung tanpa diperlukan surat rujukan. Peserta

diberi waktu 2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi identitasnya (kartu peserta

disertai KK dan KTP)

9. Kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks (severity level-3)harus mendapatkan

pengesahan dari Komite Medik atau Direktur Pelayanan atau Supervisor yang

ditunjuk/diberi tanggungjawab oleh RS

10. Biaya transport rujukan:

a. pasien dari Puskesmas ke PPK lanjutan di Kabupaten/Kota setempat

menjadi tanggung jawab Puskesmas yang merujuk

b. pemulangan pasien dari RS serta rujukan dari Rumah Sakit ke Rumah

Sakit lainnya tidak ditanggung dan menjadi tanggung jawab Pemerintah

Daerah asal peserta. 

Page 19: Laporan Evaluasi jampersal

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISI DATA

A. PENYAJIAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima responden untuk mengumpulkan

data. Data peneliti dapatkan dengan cara wawancara. Berikut ini hasil wawancara penulis

dengan kelima responden tersebut :

1. Ibu Lia (teknisi program Jamkesmas Puskesmas Srondol)

Ibu Lia mengatakan bahwa sosialisasi jamkesmas dilakukan dengan cara

mengadakan pertemuan oleh kader kesehatan yang ada di masing-masing RW di

tiap kelurahan. Sosialisasi program Jamkesmas ini merupakan tugas

kelurahan/kecamatan untuk melakukannya dan puskesmas juga ikut memantau

pelaksanaan Jamkesmas dan juga sebagai pihak pelaksana itu sendiri. Puskesmas

sebagai tempat/alat dalam pelayanan kaitannya dengan program jamkesmas. Dalam

program jamkesmas juga tidak ada pungutan biaya dan untuk tindakan lab (harus

sesuai dengan indikasi pasien/keluhannya) Tidak ada pembedaan dalam hal

pelayanan dan fasilitas yang di berikan,semua yang menggunakan kartu jamkesmas

sama. Dulunya kartu jamkesmas dipakai satu kartu untuk satu keluarga namun

sekarang satu kartu Jamkesmas untuk satu orang.

Persyaratan dalam berobat menggunakan pelayanan jamkesmas sendiri yaitu

dengan :

1. Adanya kartu kunjungan pasien

2. Adanya kartu peserta jamkesmas

Untuk estimasi penggunaan kartu jamkesmas di puskesmas srondol yaitu sekitar

250 orang per bulannya. Untuk rumah sakit swasta/privat harus ada MOU dengan

program jamkesmas dan juga dengan dinas kesehatan kota dalam penggunaan kartu

jamkesmas itu sendiri. Evaluasi program jamkesmas sudah ada dari dinas kesehatan

kota mengenai program jamkesmas ini meliputi :

1. Jumlah pasien

2. Pengguna kartu

Page 20: Laporan Evaluasi jampersal

3. Penyakit/komplain (untuk puskesmas srondol belum ada kompalin)

Kendala dari puskesmas srondol sendiri yaitu

1. Sering ada salah paham antar petugas mengenai rujukan pasien

2. Kurangnya koordinasi yang sinergis antara rumah sakit, dinas kesehatan

kota, dan puskesmas

3. Belum maksimalnya sosialisasi karena terbatasnya kader kesehatan (RW)

dan masih dilakukannya sosialisasi seperti saat Posyandu.

Saran untuk program ini yaitu sarana sudah lengkap dan perlunya penekanan pada

sosialisasi lintas sektor agar tidak ada misskomunikasi. Sosialisasi kepada

masyarakat juga perlu ditingkatkan agar program ini bisa sampai kepada mereka

yang memang benar-benar membutuhkan.

2. Bapak Dalimin

Bapak Dalimin yang berumur 64 tahun merupakan penerima Jamkesmas. Beliau

tinggal di Srondol Kulon RT 5 RW 5. Pak Dalimin mengetahui adanya program

Jamkesmas dari sosialisasi pihak puskesmas yang dilakukan lewat masing-masing

RT. Untuk bisa menjadi penerima Jamkesmas, Pak Dalimin harus menyertakan

surat keterangan tidak mampu, foto copy KTP, foto copy KK kepada petugas di

puskesmas. Pak Dalimin merasa sangat terbantu dengan adanya program Jampersal

ini, Pak Dalimin mendapatkan pelayanan yang bagus di Puskesmas, baik saat

berobat maupun rawat inap di rumah sakit. Namun apabila obat yang harus

diminum oleh pasien yang memakai Jamkesmas diluar dari obat yang tercantum

untuk penerima Jamkesmas, maka pasien dikenai biaya. Menurut Pak Dalimin, tiap

taunnya pelayanan kesehatan bagi penerima Jamkesmas semakin membaik. Namun

yang menjadi kendala adalah kurangnya sosialisasi jadi hanya beberapa

orang/warga saja yg mengetahui program jamkesmas ini, waktu pelayanan juga

kurang efektif, tempat pelayanan kurang nyaman dan alat kesehatan yang masih

terbatas. Harapan dari Pak Dalimin adalah supaya tiap tahunnya program ini

semakin ditingkatkan, sosialisasi lebih diperluas dan akses untuk menerima

program Jamkesmas dipermudah.

Page 21: Laporan Evaluasi jampersal

3. Ibu Muji Sri Rahayu

Ibu Muji (39 tahun) tinggal di Srondol Wetan RT 2 RW 4 juga merupakan

penerima Jamkesmas. Ia mengetahui adanya program Jamkesmas dari perangkat

desa. Sosialisasi program Jamkesmas di puskesmas dilakukan dengan baik menurut

Ibu Muji, pelayananannya juga ramah. Prosedur untuk menjadi penerima

Jamkesmas sangat mudah, masyarakat hanya membuat surat keterangan tidak

mampu dan surat pengajuan jamkesmas dan selebihnya akan diurus oleh perangkat

desa setempat. Ibu Muji merasa terbantu dengan adanya program Jamkesmas ini,

karena dapat mengurangi beban biaya kesehatan yang terbilang cukup mahal.

Pelayanannya dinilai cukup baik walupun masih ada beberapa kekurangan, yaitu

seringkali masih ada perlakuan berbeda pada pasien penerima Jamkesmas dan

pasien yang tidak menerima Jamkesmas. Pasien yang membayar penuh atau bukan

penerima Jamkesmas lebih diutamakan dan dilayani dengan baik. Diharapkan

program jamkesmas ini pelayanannya lebih ramah tanpa membeda-bedakan pasien.

4. Bapak Mulyono

Bapak Mulyono (58 Tahun) adalah orang terakhir yang peneliti wawancarai. Ia

tinggal di Banyumanik RT 1,RW 8. Pak Mulyono mengetahui adanya program

Jamkesmas ini dari ketua RT nya yang melakukan pendataan warga kurang mampu

yang kemudian didaftarkan sebagai penerima Jamkesmas. Pak Mulyono mengaku

bahwa Ia tidak disibukkan dengan berbagai prosedur, tapi hanya didata dan sesudah

itu Ia menerima kartu Jamkesmas, jadi semua urusan sudah diurus oleh perangkat

desa yang bersangkutan, yaitu Ketua RT. Syarat utama penerima Jamkesmas adalah

benar benar tidak mampu, dan memberikan fotocopy KK (kartu keluarga) yang

diserahkan kepada ketua RT. Sama dengan kedua responden di atas, Pak Mulyono

merasa sangat dibantu dengan adanya program Jamkesmas ini, Ia merasa tidak

dibeda-bedakan dengan masyarakat yang tidak menggunakan Jamkesmas. Pak

Mulyono mengatakan tidak ada punggutan pembayaran lagi saat periksa apabila

membawa kartu Jamkesmas. Jika dilihat dari aspek pelayanan, program Jamkesmas

dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang signifikan. Akan tetapi Pak Mulyono

merasa disetarakan dengan bukan penerima Jamkesmas, dan itu merupakan hal

baik, pelaksanaan program Jamkesmas sudah efektif. Pak Mulyono berharap agar

diadakan program lain untuk membantu masyarakat miskin di bidang lain.

Page 22: Laporan Evaluasi jampersal

5. Ngatiem

Ibu Ngatiem (54 tahun) tinggal di Srondol Kulon RT 5, RW 1. Ia mengetahui

program Jamkesmas dari penyuluhan atau sosialisasi yang diselenggarakan oleh

perangkat desa. Masyarakat dikumpulkan di kelurahan atau di puskesmas, dan

diberi pengarahan tentang seputar jamkesmas. Masyarakat yang di undang biasanya

masyarakat yang sudah didata yang termasuk masyarakat miskin. Cara

pendaftarannya adalah mendaftar ke pihak RT, dari RT akan melaporkan ke

kelurahan, dan kelurahan akan memasukkan keanggotaan dalam Jamkesmas. Yang

mendapatkan jamkesmas ini harus benar-benar masyarakat tidak mampu. Menurut

Ibu Ngatiem, bantuan ini sangat bermanfaat dan sangat membantu, karena bantuan

sosial ini diberikan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.

Penerima jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis.

Tidak terdapat biaya tambahan bagi penerima Jamkesmas bila berobat. Ibu

Ngatiem merasakan perubahan setelah menerima jamkesmas. Pelayanan yang

diberikan juga sudah dirasakan kemajuannya, yang tadinya masyarakat penerima

Jamkesmas ini takut untuk berobat dikarekan biaya pengobatan yang begitu mahal,

sekarang masyarakat tidak takut lagi, karena penerima Jamkesmas tidak dikenai

biaya. Dan pelayanan yang diberikan juga cukup baik. Menurut Ibu Ngatiem,

program ini sudah efektif. Karena Ia sudah merasakannya sendiri. Dan program ini

sudah benar-benar sangat membantu. Tinggal memperbaiki kekurangan yang ada.

Namun segala sesuatunya pasti tidak luput dari kekurangan, begitu juga

pelaksanaan program Jamkesmas ini, kurang menjangkau penerima Jamkesmas.

Terkadang masyarakat yang tidak perlu mendapatkan Jamkesmas malah

mendapatkan Jamkesmas. Haraan Ibu Ngatiem semoga program Jamkesmas lebih

terlaksana dengan baik lagi, semoga lebih bisa menjangkau ke semua masyarakat

yang membutuhkan. Dan lebih mengutamakan penerima jamkesmas.

Berikut ini data warga miskin Kelurahan se Kecamatan Banyumanik 2011

No Kelurahan Jumlah KK Jumlah Jiwa

1 Pudakpayung 765 2003

2 Gedawang 231 901

3 Jabungan 519 1770

4 Pedalangan 464 1648

Page 23: Laporan Evaluasi jampersal

5 Padangsari 356 1230

6 Banyumanik 604 2036

7 Srondol Kulon 361 1235

8 Srondol Wetan 962 3456

9 Sumurboto 326 1267

10 Ngesrep 700 2445

11 Tinjomoyo 718 2474

6006 20465

Berikut ini data warga miskin diambil dari data base puskesmas tahun 2012

No Puskesmas Kecamatan KelurahanMasyaraka

t MiskinTotal

1 Ngesrep Banyumanik

Ngesrep 1376

3319Sumurboto 717

Tinjomoyo 1226

2 Padangsari Banyumanik

Padangsari 809

2979Pedalangan 1190

Jabungan 980

3 Srondol Banyumanik

Srondol Kulon 738

4280Srondol Wetan 2123

Banyumanik 1419

4 Pudakpayung BanyumanikPudakpayung 1615

2236Gedawang 621

Total 12814

Data penerima Jamkesmas di kecamatan Banyumanik

No Kelurahan Jumlah KK Jumlah Jiwa

1 Banyumanik 609 1416

2 Ngesrep 683 2378

3 Jabungan Tidak ada data 980

4 Srondol Wetan 886 13646

5 Pedalangan 418 1470

6 Padangsari 291 1035

Page 24: Laporan Evaluasi jampersal

7 Gedawang - -

8 Pudakpayung - -

9 Srondol Kulon 362 1236

10 Tinjomoyo 515 1916

11 Sumurboto - -

Data pelayanan maskin dan pendanaan Puskesmas Srondol tahun 2012

No Bulan Kegiatan Keterangan Jumlah

1 Januari

Pelayanan kesehatan

Jamkesmas

Jumlah kunjungan 298

Jumlah kasus yang

dirujuk22

Jumlah peserta 5 - 14 th 42

Jumlah peserta 15 - 44 th 92

Jumlah peserta 45 - 64 th 141

Jumlah peserta 65 > th 24

Penggunaan Kartu

Jumlah maskin yg

menggunakan

Jamkesmas

298

Pendanaan

Biaya pelayanan

kesehatan dasarRP 2.256.000

Biaya jaminan persalinan Rp 560.000

Total biaya pelayanan

kesehatanRp 2.816.000

2 Februari

Pelayanan kesehatan

Jamkesmas

Jumlah kunjungan 267

Jumlah kasus yang

dirujuk29

Jumlah peserta 1 - 4 th 2

Jumlah peserta 5 - 14 th 40

Jumlah peserta 15 - 44 th 74

Jumlah peserta 45 - 64 th 130

Jumlah peserta 65 > th 21

Penggunaan Kartu Jumlah maskin yg 267

Page 25: Laporan Evaluasi jampersal

menggunakan

Jamkesmas

Pendanaan

Biaya pelayanan

kesehatan dasarRp 1.845.500

Biaya jaminan persalinan Rp 1.080.000

Total biaya pelayanan

kesehatanRp 2.925.000

3 Maret

Pelayanan kesehatan

Jamkesmas

Jumlah kunjungan 283

Jumlah kasus yang

dirujuk24

Jumlah peserta 1 - 4 th 4

Jumlah peserta 5 - 14 th 35

Jumlah peserta 15 - 44 th 86

Jumlah peserta 45 - 64 th 105

Jumlah peserta 65 > th 43

Penggunaan Kartu

Jumlah maskin yg

menggunakan

Jamkesmas

283

Pendanaan

Biaya pelayanan

kesehatan dasarRp 1.838.000

Biaya jaminan persalinan 0

Total biaya pelayanan

kesehatanRp 1.838.000

4 April

Pelayanan kesehatan

Jamkesmas

Jumlah kunjungan 265

Jumlah kasus yang

dirujuk20

Jumlah peserta 5 - 14 th 48

Jumlah peserta 15 - 44 th 72

Jumlah peserta 45 - 64 th 112

Jumlah peserta 65 > th 33

Penggunaan Kartu

Jumlah maskin yg

menggunakan

Jamkesmas

265

Pendanaan Biaya pelayanan Rp 2.326.000

Page 26: Laporan Evaluasi jampersal

kesehatan dasar

Biaya jaminan persalinan 0

Total biaya pelayanan

kesehatanRp 2.326.000

B. ANALISI DATA

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada para responden, dapat

disimpulkan bahwa, syarat warga bisa mendapatkan kartu Jamkesmas adalah warga yang

tidak mampu di daerah tersebut. Banyak masyarakat yang mengaku sebagai masyarakat

miskin padahal mereka berkecukupan. Untuk menghindari hal ini, pendataan bagi para

calon penerima Jamkesmas dilakukan oleh perangkat desa setempat. Agar hasil lebih

akurat, pendataan dilakukan oleh Ketua RT daerah setempat, karena Ketua RT lah yang

lebih mengetahui keadaan masyarakatnya, Ketua RT bisa melihat lebih dekat bagaimana

keadaan para calon penerima Jamkesmas. Setelah ketua RT melakukan pendataan dan

calon penerima Jamkesmas mendapatkan surat keterangan tidak mampu yang digunakan

sebagai pengantar penerima Jamkesmas kemudian menyerahkan surat itu kepada petugas

di Kecamatan.

Masyarakat miskin merasa sangat dibantu dengan adanya rogram Jamkesmas ini,

karena penghasilan mereka hanya cukup untuk makan satu hari, jadi jika mereka sakit,

mereka tidak punya uang untuk berobat, tapi sekarang setelah adanya program Jamkesmas

ini, masyarakat miskin tidak lagi takut untuk berobat karena tidak punya uang, karena

mereka dapat memeriksakan sakitnya dengan gratis. Tidak ada pungutan sama sekali bagi

masyarakat yang membawa kartu Jamkesmas saat berobat di puskesmas ataupun rumah

sakit. Pelayanan yang diberikan juga sudah baik. Masyarakat merasa dilayani dengan baik.

Namun yang masih disayangkang, masih sering terjadi pembedaan yang dilakukan oleh

petugas rumah sakit kepada pasien berjamkesmas dengan pasien reguler biasa. Walaupun

pembedaan itu dalam sekala kecil, namun masyarakat penerima Jamkesmas sangat

merasakannya. Masyarakat berharap agar program ini dapat terus terlaksana karena sangat

membantu masyarakat miskin. Masyarakat juga berharap agar program ini terus

dikembangkan, agar kekurangan-kekurangan dan kesalahan yang masih sering terjadi

dapat diperkecil guna kemajuan program Jamkesmas ini.

Puskesmas sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam melayani masyarakat

miskin. Dari mulai pendataan dan laporan keuangan dilaksanakan dengan baik. Dapat

Page 27: Laporan Evaluasi jampersal

dilihat di atas bahwa semua masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan kesehatan

sudah diakomodir dengan baik. Transparansi keuangan juga sudah dilakukan dengan baik

oleh puskesmas pelaksana program Jamkesmas.

Tujuan Jamkesmas untuk meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan

terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien sudah terlaksana dengan baik.

Sedangkan tujuan khusus dari program Jamkesmas, yaitu :

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Tujuan khusus program ini juga sudah terlaksana dengan baik. Hanya saja masih

diperlukan evaluasi yang berkesinambungan untuk memperbaiki jalannya program ini dari

waktu ke waktu. Hal ini dilakukan agar masyarakat miskin merasa puas mendapatkan

pelayanan dan tidak merasakan dibedakan dengan masyarakat yang lebih berada,

kesejahteraan masyarakat juga lebih terjamin.

Page 28: Laporan Evaluasi jampersal

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas

kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Diperlukan suatu sistem yang mengatur

pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan

mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor

23/1992 tentang kesehatan, maka pemerintah bertanggungjawab atas kesehatan seluruh

masyarakat. Karena kemiskinan di Indonesia yang semakin marak dan kenaikan biaya

yang begitu memberatkan khususnya di bidang kesehatan, maka pemerintah mengeluarkan

program untuk meringankan masyarakat miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Program tersebut bernama program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang

memiliki tujuan untuk meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang

optimal secara efektif dan efisien. Selain itu, program Jamkesmas ini juga bertujuan untuk:

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di kecamatan Banyumanik,

masyarakat miskin telah mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, tujuan program

Jamkesmas dapat tercapai dengan baik dan masyarakat miskin merasa puas atas pelayanan

yang diberikan.

Jadi dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa program Jamkesmas di kota

Semarang dapat terlaksana dengan baik, masyarakat miskin kebutuhannya dapat

terakomodir dan kesehatannya dapat terjamin dengan adanya program Jamkesmas ini.

Transparansi keuangan bagi puskesmas maupun rumah sakit juga terlaksana dengan baik.

Page 29: Laporan Evaluasi jampersal

B. REKOMENDASI

Semua hal di dunia ini pasti memiliki kekurangan yang arus diperbaiki, begitu

juga dengan program Jamkesmas ini. Sebaiknya selalu dilakukan evaluasi atau kontrol

untuk pelaksanaan program Jamkesmas, agar program ini dari waktu ke waktu dapat

menjadi semakin baik, masyarakat miskin semakin mendapatkan pelayanan esehatan

dengan baik. Yang ke dua, petugas kesehatan seharusnya menyadari tugasnya sebagai

pelayan yang harus siap sedia melayani siapa saja dengan tidak memilih-milih, oleh karena

itu tidak ada pembedaan pelayanan bagi masyarakat miskin dengan masyarakat mampu,

agar seluruh warga negara Indonesia bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan

kesehatan dan pelayanan kesehatan yang baik.

Page 30: Laporan Evaluasi jampersal

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta:

PT Gramedia

Author. 2011. Info Gakin dan Jamkesmas. http://www.ygdi.org/_patientinfo.php?

view=_infogakin. (diakses tanggal 4 Juni2012)

Taufik, Muh. 2011. Bagaimana Cara Memperoleh Jamkesmas.

http://makassar.tribunnews.com/2011/08/15/bagaimana-cara-peroleh-jamkesmas.

(diakses tanggal 7 Juni 2012)

Dianti, Tria. 2012. Mencari Sembuh dengan Jamkesmas.

http://www.antaranews.com/berita/309336/mencari-sembuh-dengan-jamkesmas.

(diakses tanggal 4 Juni 2012)

Indonesia, Jamsos. 2011. Regulasi Jamkesmas.

http://www.jamsosindonesia.com/cetak/print_artikel/34. (diakses tanggal 7 Juni

2012)

Tridamayanti, Annisa. 20120. Sekilas Tentang Jamkesmas.

http://annisatridamayanti.wordpress.com/2010/11/27/sekilas-tentang-jamkesmas/.

(diakses tanggal 6 Juni 2012)

Jothi. 2010. Mengenai Jamkesmas.

http://www.jothi.or.id/layanan-kesehatan-hiv-dan-aids/layanan-hiv-dan-aids?

q=JAMKESMAS. (Diakses tanggal 4 Juni 2012)

Jamsos Indonesia. Regulasi Jamkesmas.

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamkesmas/regulasi. (diakses tanggal 29

Juni 2012)

Jamsos Indonesia. Manfaat Jamkesmas.

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamkesmas/manfaat. (diakses tanggal 29

Juni 2012)

Jamsos Indonesia. Prosedur Jamkesmas.

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamkesmas/prosedur. (diakses tanggal

29 Juni 2012)

Page 31: Laporan Evaluasi jampersal

LAMPIRAN

Dokumentasi saat wawancara

Page 32: Laporan Evaluasi jampersal