Acara III Rosita
-
Upload
rosita-budi-agustiani -
Category
Documents
-
view
94 -
download
1
description
Transcript of Acara III Rosita
ACARA III
PEMUAIAN PANJANG
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak 6º LU – 11º LS
dan 95º BT - 141º BT, antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik,
antara Benua Asia dan Benua Australia. Letak geografis Indonesia ini
menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Iklim ini membuat Indonesia
memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Saat musim kemarau, udara di Indonesia menjadi panas. Suhu rata-
ratanya menjadi 26° C hingga 28°C. Suhu yang sedemikian tinggi dapat
menyebabkan berbagai pemuaian terjadi. Pemuaian yang paling mudah
diamati adalah pada bahan logam.
Pemuaian adalah perubahan pada benda, seperti perubahan panjang,
luas permukaan dan volume akibat bertambahnya jarak rata-rata antar
atom karena perubahan temperatur. Pemuaian ini dipengaruhi oleh
perubahan suhu, panjang awal logam, dan koefisien muai panjang logam
tersebut.
Koefisien muai panjang suatu benda sangat berpengaruh dalam
pemuaian. Koefisien muai panjang adalah perubahan panjang suatu zat
untuk setiap pertambahan suhu. Koefisien muai panjang ini berbeda-beda
untuk setiap logamnya. Bergantung pada jenis logam itu sendiri.
Oleh karena adanya pemuaian ini, ilmu mengenai hal tersebut
banyak dimanfaatkaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
pembuatan konstruksi jembatan, dalam pemasangan rel kereta api, dan
masih banyak lagi pemanfaatan lain mengenai pemuaian di lingkungan
sekitar kita.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara III Pemuaian Panjang ini adalah :
a. Menjelaskan pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan terutama
logam
b. Mengukur besarnya koefisien pemuaian panjang material
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara III Pemuaian Panjang dilaksanakan pada hari Rabu,
18 September 2013 pada pukul 15.00-18.00 WIB bertempat di
Laboratorium UPT Pusat MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda bergantung pada koefisien
muai benda tersebut dan perubahan suhu atau temperatur.
Temperatur atau suhu dapat diukur pada skala Celcius, dimana titik
beku air adalah 0°C, dan titik didih (dengan keadaan standard) adalah 100°C.
Skala Kelvin (absolut/mutlak) digeser 273,15 derajat dari ukuran Celcius pada
skala Celcius, sehingga titik beku air adalah 273,15 K dan titik didihnya
adalah 373,15 K. (Bueche, 1999)
Perubahan temperatur logam mengakibatkan terjadinya perubahan
panjang logam. (Samian, 2010) Bila temperatur dinaikkan maka jarak rata-
rata di antara atom-atom akan bertambah, yang mengakibatkan suatu ekspansi
dari bahan padat tersebut. Perubahan setiap dimensi linier dari benda padat
tersebut, seperti panjangnya, lebarnya, atas tebalnya, dinamakan ekspansi
linier. (Halliday dan Resnick, 1996)
Bila suatu zat dipanasi, maka volumenya biasanya bertambah, dan
sesuai dengan itu maka setiap dimensi dari zat tersebut juga akan bertambah.
Pertambahan ukuran ini dapat dipahami dengan menyatakannya di dalam
energi kinetik yang bertambah besar dari atom-atom atau molekul-molekul
zat itu. Energi kinetik tambahan itu akan mengakibatkan setiap molekul lebih
sering bertumbukan dengan tetangganya. Molekul-molekul itu secara efektif
saling mendorong sehingga terpisah lebih jauh satu sama lain, dan bahan itu
akan berekspansi. (Kane, 1938)
Ekspansi termal linier diukur dalam dua keadaan, yakni selama
pemanasan dan selama pendinginan. Perbedaan suhu inilah yang
membedakan kurva antara keadaan pemanasan dan keadaan pendinginan
serta menentukan penurunan dan pemuaian maksimum terhadap suhu. (Han,
2003)
Perubahan panjang ΔL pada suatu logam dengan panjang awal L yang
mengalami perubahan temperatur ΔT dapat diketahui dari ΔL = α L ΔT
dimana α adalah koefisien pemuaian linier suatu benda (logam). Benda yang
berbeda bahan namum memiliki panjang awal yang sama, akan mengalami
pemuaian dengan panjang yang berbeda. Bergantung pada jenis benda itu
sendiri (Cutnell dan Johnson, 1976)
Satuan α adalah kebalikan derajat Celcius (1/°C) atau kebalikan kelvin
(1/K). Koefisien muai linier untuk padatan atau cairan biasanya tidak banyak
berubah dengan tekanan, tetapi dapat berubah dengan temperatur.
Pertambahan ukuran tiap bagian suatu benda untuk suatu perubahan
temperatur tertentu sebanding dengan ukuran mula-mula bagian benda itu.
(Tipler, 1998)
Koefisien ekspansi termal harus sama dengan atomistik ekspansi
termal. Ketergantungan suhu dari parameter kisi kesetimbangan, yang
diasumsikan linier, memberikan koefisien ekspansi termal. (Venturini, 2012)
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Satu set peralatan muai panjang model Pasco TD-8558
b. Termometer
c. Ketel air dan kompor listrik
d. Mistar dan jangka sorong
2. Bahan
a. Air
b. Logam Alumunium dan logam Tembaga
3. Cara Kerja
a. Memasang semua peralatan seperti tampak pada gambar. Memastikan
logam uji terjepit dengan kuat.
b. Mengukur panjang logam mula-mula L0.
c. Meletakkan skala pertambahan panjang pada klem penyiku logam,
memastikan skala pertambahan panjang dapat berputar dengan bebas
dan menentukan titik nol pengukuran.
d. Mengisi ketel dengan air dan menghidupkan pemanas. Menunggu
sampai terjadi uap air panas. Mengatur agar uap air ini dapat mengalir
dengan baik di dalam logam.
e. Secara berkala, misalkan setiap 2 menit, mencatat temperatur batang
logam dan membaca pertambahan panjang ∆L. Mengisikan data
pengamatan pada Tabel 1. Mematikan pemanas jika temperatur batang
logam sudah maksimum tidak mau bertambah.
f. Secara berkala melakukan pengukuran perubahan panjang pada setiap
penurunan temperatur. Mengisikan data pengamatan pada Tabel 2.
g. Membuat grafik hubungan antara pertambahan panjang ΔL sebagai
fungsi dari perubahan temperatur ΔT.
h. Mengukur kemiringan grafik dan menghitung koefisien muai panjang
α.
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1999. Teori dan Soal-Soal Fisika (terjemahan Darmawan).
Jakarta: Erlangga
Cutnell, John D dan Kenneth W Johnson. 1976. Physics. John Wiley & Sons, Inc.
Halliday, David dan Robert Resnick. 1996. Fisika (terjemahan Pantur Silaban dan
Erwin Sucipto). Jakarta: Erlangga
Han, M. 2003. Thermal Expansion Studies on The Unusual First Order Transition
of Gd5Si2.09Ge1.91: Effects of Purity of Gd. Journal of Applied Physics Vol
93, No. 10, Parts 2&3 15 Mei 2003
Kane, Joseph W. 1938. Physics. John Wiley & Sons, Inc.
Samian, dan Gatut Yudoyono. 2010. Aplikasi Multimode Fiber Coupler sebagai
Sensor Temperatur. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Volume 6, Nomor 1
Januari 2010.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik (terjemahan Lea Prasetio dan
Rahmad W.Adi). Jakarta: Erlangga
Venturini, J. 2012. Thermal Expansion Behavior of Al and Ta using Finite-
Temperature Extension of The Quasicontinuum Method. Journal for
Multiscale Computational Engineering 10 (1): 1-11 (2012)