Acara III Reaksi Asam Basa II
-
Upload
rizki-amalia -
Category
Documents
-
view
25 -
download
4
description
Transcript of Acara III Reaksi Asam Basa II
ACARA III
REAKSI ASAM BASA II
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengukur pH larutan dengan pH meter.
b. Untuk mengetahui dan mempelajari prinsip kerja pH meter.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 4 April 2014
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Campuran antara larutan asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan
garamnya disebut larutan buffer. Campuran ini dapat menahan perubahan pH bila larutan
ditambahkan sedikit asam atau basa. Buffer dipakai untuk membuat larutan dengan pH
tertentu dan menjaga pH larutan. Besarnya pH larutan dapat ditentukan dengan
kalorimeter atau potensiometri. Prinsipnya adalah dengan menambahkan indikator tertentu
pada larutan yang diselidiki dan membandingkan dengan warna larutan standar. Ketetapan
larutan pengukuran tergantung dengan jenis larutan dan jenis pembanding (Sukardjo, 2002
: 314).
Definisi yang pertama dan paling sederhana untuk asam dan adalah definisi
Arhenius. Ia menyatakan bahwa asam adlah suatu zat yang terdiosiasi dalam air untuk
menghasilkan H+. Sedangkan basa adalah suatu zat yang terdiosiasi dalam air untuk
menghasilkan OH-. Menurut Brownsted-Lowry asam adalah zat yang dapat memberikan
proton [H+] dan basa adalah zat yang dapat memberikan proton [OH-]. Menurut Lewis,
asam adalah zat yang dapat menerima proton dan basa adalah zat yang dapat memberikan
elektron (Bresnick, 2002 : 60).
Konsentrasi ion H+ dinyatakan dengan pH. Konsep pH diperkenalkan oleh ahli
kimia Denmark, Sorensen. Huruf p ini berasal dari istilah potenz (Jerman), puissence
(Prancis), power (Inggris). Definisi modern dari pH didasarkan atas pengukuran daya
27
gerak listrik suatu sel Galvani/volta, yang terdiri dari sebuah elektroda indikator
(elektroda kaca) dengan elektroda pembanding (Ahmad, 2001 : 119).
Parameter yang penting dalam reaksi fotokatalik dari permukaan partikel adalah pH
dari larutan. pH memiliki peranan penting dalam menghasilkan reaksi radikal hidroksi
pada proses fotodegradrasi. Fotodegradasi metilen biru dipelajari pada pH yang berbeda,
yaitu pada rentang pH 6-13 dengan penambahan berat Al2O3 optimum dan diradiasi sinar
UV selama 5 jam. pH larutan diatur dengan menambahkan larutan HCl dan NaOH. pH
optimum dan diketahui dengan membuat kurva hubungan antara pH dan presentase
degradasi (% D) (Widihati, 2011).
Pengaturan pH selama proses berlangsung dari fermentasi medium padat sukar
dilakukan tetapi sedapat mungkin pH diatur dengan menambahkan larutan buffer.
Aktivitas ekstrak enzim maksimum diperoleh pada pH 4,2. Pada kondisi ini jumlah ion
H+ yang ada tidak mempengaruhi konformasi substrat sehingga aktivitas enzim yang
paling tinggi diperoleh suhu optimum dimana enzim memberikan aktivitas yang paling
tinggi pada suhu 45oC. Setelah terjadi kondisi optimum ini, terjadi penurunan aktivitas.
Hal ini diperkirakan karena enzim mengalami denaturasi (Yusak, 2004: 36)
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat – alat Praktikum
a. Gelas kimia 50 ml
b. Gelas kimia 100 ml
c. Gelas kimia 250 ml
d. pH stick
e. Titroline
2. Bahan – bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Larutan Buffer pH 7
c. Larutan Buffer pH 10
d. Larutan NaCl (Natrium klorida) 0,5 %
e. Larutan NaCl (Natrium klorida) 1 %
f. Larutan NaOH (Natrium hidroksida) 0,5 M
g. Larutan NaOH (Natrium hidroksida) 0,75 M
28
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. pH meter Analitik
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Dihubungkan pH meter dengan sumber arus listrik kemudian dihidupkan pH
meter dengan menaekan tombol ON pada pH meter.
c. Dimasukkan elektroda ke dalam larutan buffer dengan pH 7, kemudian tombol
calib diputar hingga pH mendekati 7.
d. Elektroda dicuci hingga bersih dan dikeringkan.
e. Elektroda dimasukkan ke dalam larutan buffer dengan pH 10, kemudian tombol
calib diputar hingga mendekati pH 10.
f. Elektroda dicuci kembali dan dikeringkan.
g. Elektroda dimasukkan ke dalam larutan NaOH 0,75 M yang telah dibuat
sebelumnya, ditunggu angka yang muncul pada pH meter kemudian dicatat.
h. Diulangi langkah f sampai g untuk jenis larutan yang berbeda yaitu larutan NaOH
0,5 M, NaCl 1 %, dan NaCl 0,5 %.
2. pH stick
a. Dimasukkan pH stick ke dalam larutan NaOH 0,75 M dan diukur perubahan
warna pada pH stick dengan membandingkannya dengan warna yang ada pada
kotak pH stick, lalu dicatat.
b. Diulangi langkah a untuk jenis larutan yang berbeda yaitu larutan NaOH 0,5 m,
NaCl 1 % dan NaCl 0,5 %.
E. HASIL PENGAMATAN
No. Prosedur percobaan Hasil Pengamatan
1. - Ditekan tombol CALL
- dimasukkan larutan buffer pH 7..
2. - Ditekan tombol start
- Elektroda di bilas dengan aquades dan
kemudian dimasukkan larutan buffer pH 10.
3. - Elektroda dibilas dengan aquades dengan
hati-hati.
29
- Dicelupkan elektroda pada larutan yang
telah dibuat yakni: NaCl 0,5%, NaCl 1%,
NaOH 0,75 M, dan NaOH 0,5 M
pH NaCl 0,5% = 8
pH NaCl 1% = 6,91
pH NaOH 0,75 M = 12,8
pH NaOH 0,5 M = 12,85
F. ANALISIS DATA
1. Gambar Titroline
a. Tampak depan
b. Tampak belakang
30
a. Keterangan
1. Display control
Untuk melihat mengatur proses kalibrasi.
2. Display Control (LCD Tetroline)
Digunakan untuk melihat pH larutan.
3. Pompa
Digunakan untuk menstandarkan pH larutan asam dan netral.
4. Elektroda
Digunakan untuk proses kalibrasi sama halnya dengan pH meter.
5. Buret
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan
untuk titrasi.
6. Pengaduk
Untuk mengaduk hasil titrasi dengan konstan, sehingga akan lebih akurat
pH yang dihasilkan.
7. Violet Key
Untuk meneteskan larutan penitrasisecara perlahan, sekali tombol di tekan
maka akan keluar 1 tetes penitrasi dari buret.
8. Gray key
Untuk meneteskan larutan penitrasi secara otimatis, sekali tombol ditekan
maka larutan penitrasi akan keluar secara terus menerus untuk
menghentikannya tombol harus ditekan sekali lagi.
9. Key button
Untuk menitrasi secara manual.
10. Larutan penitrasi
Larutan yang digunakan untuk menintrasikan larutan yang lainnya serta
memiliki pH yang berbeda-beda.
11. Penghubung antara buret dan tetroline
Digunakan untuk menghubungkan antara buret dan tetroline.
12. Penghubung
Untuk menghubungkan antara tetroline dengan larutan penitrasi.
13. Penghubung
Untuk menghubungkan antara teltroline dengan pompa.
31
14. Penghubung
15. Penghubung
Untuk menghubungkan antara teltroline dengan katoda.
2. Perhitungan pH dengan rumus
NaOH 0,75 M
NaOH Na+ + OH-
[OH-] = M . X
= 0,75 . 1
= 0,75 M
pOH = -log [OH-]
= -log (7,5 x 10-1)
= 0,125
pH = 14 - pOH
= 14 – 0,125
= 13,875
a. NaOH 0,5 M
NaOH Na+ + OH-
[OH-] = M . X
= 0,5 . 1
= 0,5 M
pOH = -log [OH-]
= -log (0,5)
= 0,301
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,301
= 13,699
b. NaCl 0,5% dan NaCl 1%
NaCl Na+ + Cl-
NaCl berasal dari larutan NaOH yang berasal dari basa kuat dan larutan HCl
yang merupakan asam kuat, jadi apabila basa kuat ditambahkan dengan asam
kuat maka pHnya akan netral (pH = 7).
32
i. Tabel pengamatan pH dengan pH meter, pH stick dan dengan perhitungan.
NO LARUTAN pH meter pH stick Perhitngan KETERANGAN
1 NaOH 0,75 M 12,16 13 13,875 Basa kuat
2 NaOH 0,5 M 11,81 13 13,699 Basa kuat
3 NaCl 0,5 % 7,96 7 7 Netral
4 NaCl 1 % 7,69 7 7 Netral
G. PEMBAHASAN
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Skala pH bukanlah skala
absolut, namun bersifat relatif terhadap sekumpulanlarutan standar yang pHnya ditentukan
berdasarkan persetujuan secara internasional. Pada praktikum ini kita menggunakan
larutan buffer. Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi untuk mempertahankan dan
menjaga pH suatu larutan sehingga tidak terpengaruh oleh faktor-faktor onternal atau
external dari larutan itu sendiri. Pada konsentrasi yang sama, semakin kuat asam maka
semakin besar ion H+ dalam larutan tersebut, yang berarti pH larutan semakin kecil.
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan dalam menentukan pH larutan.
Pertama mengukur pH larutan dengan menggunakan titroline dan yang kedua
menggunakan pH stick. Percobaan pertama, yaitu mengukur pH larutan menggunakan
titroline. Titroline merupakan alat yang digunakan untuk menitrasi larutan seta
menentukan pH larutan secara langsung. Prinsip kerja titroline yaitu menggunakan jumlah
elektron pada suatu larutan. Semakin banyak jumlah elektron pada larutan semakin tinggi
tingkat keasamannya, begitupun sebaliknya jika dalam larutan jumlah elektron sedikit
maka tingkat keasamannya rendah atau basa. Sebelum menggunakan titroline dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur agar pengukuran dapat akurat. Dalam
percobaan ini pengkalibrasian diawali dengan buffer pH 7 yang dimaksudkan agar
titroline yang digunakan dapat membaca pH suatu larutan yang nilainya lebih dari 7
ataupun kurang dari 7. Dan pengkalibrasian dilanjutkan dengan pH 10. Dari hasil
pengukuran diperoleh pH larutan NaOH 0,75 M = 12,85 ; larutan NaOH 0,5 M = 12,8 ;
NaCl 1 % = 6,91 ; dan NaCl 0,5 % = 8. Untuk larutan NaCl, NaCl terdiri dari asam kuat
dan basa kuat yang terhidrolisis sempurna dalam air sehingga menyebabkan pH = 7 atau
mendekati 7. Namun pada larutan NaCl 0,5 % pH yang didapat lebih dari 7, hal ini
33
dikarenakan kesalahan praktikan dalam mengukur menggunakan titroline dan kurang
teliti. Pada larutan NaOH memiliki pH yang lebih dari 7 yang menunjukkan larutan NaOH
bersifat basa.
Pada percobaan kedua, yaitu mengukur pH larutan menggunakan pH stick. Dari
percobaan ini diperoleh hasil larutan NaOH 0,75 M pH = 13, NaoH 0,5 M = 13, NaCl 0,5
% = 7, dan NaCl 1 % = 7. NaCl merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
kuat ketika dilarutkan dalam air tidak akan mengganggu kesetimbangan air karena ion-
ionnya terionisasi sempurna, sehingga pH larutan bersifat netral atau sama dengan 7.
Sedangkan NaOH merupakan basa kuat karena asam Na sangat mudah melepaskan atau
memberikan elektron sehingga asam Na memiliki ionisasi cukup rendah yang dapat
menyebabkan NaOH sangat mudah terurai menjadi Na+ dan ion OH-.
Dari hasil praktikum kali ini dapat kita lihat bahwa hasil pengamatan pH
menggunakan pH stick lebih mendekati hasil perhitungan dibandingkan titroline.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa titroline merupakan alat yang
digunakan untuk menitrasi larutan serta menentukan pH larutan secara langsung. Dalam
menentukan pH tidak hanya menggunakan titroline, kita dapat menentukannya dengan pH
stick juga perhitungan. pH larutan yang didapat dengan menggunakan titroline adalah
NaCl 0,5 % = 8 ; NaCl 1 % = 6,91 ; NaOH 0,75 M = 12,85 dan NaOH 0,5 M = 12,8.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditya.
Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia Umum. Jakarta : Hipokrates.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta : Bineka Cipta.
Widihati, Ida Ayu Gede, dkk. 2011. Fotodegradasi Metilen Biru dengan Sinar UV dan
katalis Al2O3. Bukit Jimbaran : Universitas Udayana.
Yusak, Yuniarti. 2004. Pengaruh Suhu Dan pH Buffer Asetat Terhadap Hidrolisa CMC
Oleh Enzim Selulase Dari Ekstrak Aspergillus Niger Dalam Media Campuran
Onggok Dan Dedak. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.
35