Ispa (infeksi saluran pernapasan akut) oleh DIAN ROSITA
-
Upload
dian-rosita -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
description
Transcript of Ispa (infeksi saluran pernapasan akut) oleh DIAN ROSITA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
KELOMPOK 9
TINGKAT 3B
ANGGOTA:
1. ANIK KHOIRIYAH
2. DEWI FATMAWATI
3. DIAN ROSITA
4. DIMAS ADITYA MAULANA
5. JOKO CAHYONO
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2013/ 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
I. PENGERTIAN
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari.
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
alveoli, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk
pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh
kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik
(Rasmaliah, 2004) .
II. ETIOLOGI
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus,
hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan
mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri
stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk
dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2
tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim
kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada
anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan
III. KLASIFIKASI
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan
tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia: napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan
yaitu 60 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding
dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak
harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12
bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali
per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat(Rasmaliah, 2004)
IV. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
• Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
• Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
• Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat
pneumonia.
V. TANDA DAN GEJALA
Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam
hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus
encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan
membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di
hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah
3-5 hari.
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga
tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang
paru).
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium
terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah biakan virus,
serologis, diagnostik virus secara langsung.Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena
bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d proses infeksi
2. Nyeri b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
3. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d akumulasi sekret.
IX. RASIONAL DAN INTERVENSI
Dx 1:
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi TTV.
2. Beri kompres hangat.
3. Anjurkan keluarga klien untuk
memakaikan baju yang menyerap
keringat.
4. Anjurkan minum yang banyak.
5. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian terapi yang
tepat.
1. Mengetaui keadaan klien untuk
menentukan tindakan yang lebih
lanjut.
2. Membantu mengurangi demam.
3. Membantu mengurangi demam.
4. Mengganti cairan tubuh yang
hilang.
5. Mempercepat proses
penyembuhan.
Dx 2:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji skala nyeri klien. 1. Mengetahui sejauh mana nyeri
2. Observasi TTV.
3. Kolaborasi dengan dokter
pemberian terapi analgetik.
yang dirasakan klien.
2. Acuan melakukan tindakan
selanjutnya.
3. Mengurangi nyeri yang dirasakan
klien.
Dx 3:
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi pernapasan dan
keadaan jalan napas klien.
2. Beri O2.
3. Lakukan suction.
4. Beri posisi semi fowler.
5. Kolaborasi dengan tim medis
untuk terapi.
1. Mengetahui efektifitas jalan napas
klien.
2. Membantu pernapasan klien.
3. Membebaskan jalan napas.
4. Memperlancar pernapasan klien.
5. Mempercepat proses
penyembuhan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. G DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA
DI RUANG BOUGENVIL RSUD DR. SOEROTO NGAWI
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. G
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
No. Register : 6543387
Agama : Islam
Alamat : Ngawi
Tanggal MRS : 3 Juni 2013 jam:18.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 4 Juni 2013 jam 08.00 WIB
Diagnosa Medis : ISPA
IDENTITAS ORANG TUA
AYAH IBU
Nama : Tn. S Ny. D
Umur : 28 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : Petani Petani
Pendidikan : SD SD
Alamat : Ngawi Ngawi
II. KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Ibu klien mengatakan badan anaknya demam.
Saat Pengkajian : Ibu klien mengatakan badan anaknya masih demam.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu klien mengatakan tanggal 1 Juni 2013 klien mengalami demam mendadak, badan
lemah, nafsu makan menurun, batuk, pilek dan sakit tenggorokan. Oleh keluarga, klien
dibawa ke IRD dr. Soeroto Ngawi pada tanggal 3 Juni 2013 pukul 18.00 WIB. Dari
IRD klien dipindah ke ruang Bougenvil pada jam 19.00 WIB. Lalu klien mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. ANC (Ante Natal Care)
Hamil yang kedua
T1 : ibu klien mengeluh mual dan muntah, periksa kehamilan 1 bulan
sekali, mendapat tablet penambah darah.
T2 : ibu klien mengeluh pusing, periksa kehamilan 1 bulan sekali,
mendapat tablet penambah darah.
T3 : ibu klien mengeluh pinggangnya pegal-pegal, periksa kehamilan 2
minggu sekali, mendapat tablet penambah darah.
2. Riwayat Natal
Bayi lahir di bidan.
Usia kehamilan 38 minggu.
3. Riwayat Post Natal
Bayi lahir dengan berat 2900 gram.
4. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan imunisasi anaknya sudah lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu bayi tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi dan DM serta tidak
pernah menderita penyakit menular seperti HIV dan hepatitis.
VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya.
-
2. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga menganggap penyakit yang diderita klien tidak terlalu parah dan
keluarga berharap klien cepat sembuh.
3. Pola interaksi dan komunikasi
Klien tertawa saat senang dan menangis saat merasa sakit.
4. Pola pertahanan.
Klien dibawa ke dokter oleh keluarga jika sakit.
5. Pola nilai dan kepercayaan
Klien dan keluarga beragama Islam. Keluarga klien selalu berdoa kepada Allah
agar anaknya cepat sembuh.
6. Pengkajian konsep diri
Ideal diri : -
Peran diri : -
Harga diri : -
Identitas diri : klien anak ke 2
7. Genogram
VII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
POLA-POLA SEBELUM SAKIT SAAT MRS
a. Nutrisi
b. Eliminasi BAB – BAK
c. Istirahat
d. Personal Hygiene
e. Aktifitas
Makan 1 porsi habis 5-
7 sendok dengan
komposisi nasi, lauk,
dan sayur.
Nafsu makan baik.
Minum air putih 1
gelas per hari.
BAB 1x/hari
Feses lunak, bau khas
feses.
BAK 5-6x/hari
Warna urin kuning, bau
khas urin.
Tidur siang ±3 jam
Tidur malam mulai jam
19.00 – 05.00
Tidur nyenyak.
Mandi 2x sehari
Keramas 2 hari sekali
Ganti baju 3-4x sehari.
Bermain.
Makan 2-3 sendok.
Nafsu makan menurun.
Minum air putih 1
gelas per hari.
Belum BAB.
BAK 4x/hari
Warna urin kuning, bau
khas urin.
Belum tidur siang.
Tidur malam mulai jam
21.00 – 05.00
Tidur tidak nyenyak.
Diseka 1x selama
masuk RS.
Belum keramas.
Ganti baju 1x.
Klien hanya berbaring
di tempat tidur dan
kadang digendong oleh
ibunya.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Klien
Kesadaran : compos mentis.
TTV : RR : 16x/ menit
N : 88x/ menit
S : 38,4ºC
b. Pemeriksaan Kepala dan Muka
Kepala : bentuk kepala mesosepal, warna rambut hitam, bersih, distribusi
rambut merata.
Muka : bentuk simetris.
c. Pemeriksaan Telinga
Bentuk simetris, daun telinga bersih, terdapat serumen.
d. Pemeriksaan Mata
Bentuk simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, reflek
berkedip baik.
e. Pemeriksaan Hidung
Septum hidung simetris, terdapat secret, lubang hidung simetris, terdapat
pernapasan cuping hidung.
f. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Mukosa bibir agak kering, terdapat sariawan, lidah bersih, tonsil tampak
kemarahan dan membesar.
g. Pemeriksaan Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
h. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Warna areola kecoklatan.
i. Pemeriksaan Thorax
Pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi.
j. Pemeriksaan Paru-paru
Inspeksi : inspirasi dan ekspirasi teratur.
Palpasi : terdapat gerakan intercostae, vocal fremitus simetris.
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler.
k. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak.
Palpasi : teraba ictus cordis.
Perkusi : pekak.
Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal.
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : perut datar.
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada pembesaran hepar.
Auskultasi : bising usus 6x/ menit.
Perkusi : timpani.
m. Pemeriksaan Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik.
n. Pemeriksaan Ekstremitas
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Kaki kanan terpasang infuse RL 18 tpm, pergerakan lemah.
o. Pemeriksaan Genetalia dan Anus
Penis bersih, anus bersih.
IX. PENATALAKSANAAN
Infus RL 18 tpm.
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab : biakan kuman +
Laju endap darah meningkat.
ANALISA DATA
Nama : An. G No. Reg: 6543387
Umur : 2 tahun.
DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds:
keluarga klien
mengatakan klien
demam sejak 2 hari yang
lalu.
Do:
TTV: RR : 16x/ menit
N : 88x/ menit
S : 38,4ºC
2. Ds: keluarga klien
mengatakan klien pilek.
Do:
Klien pilek dan batuk
Secret banyak
Terdapat pernapasan
cuping hidung
Hipertermi
Ketidak efektifan jalan napas
Proses infeksi
Akumulasi secret.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d proses infeksi
2. Ketidak efektifan jalan napas b.d akumulasi secret.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : An. G No. Reg: 6543387
Umur : 2 tahun
NoDIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN/
KRITERIA HASILINTERVENSI RASIONAL
1. Hipertermi b.d proses
infeksi.
Setelah dilakukan
tidakan 1x24 jam
diharapkan suhu tubuh
klien turun, dengan
kriteria hasil:
Suhu tubuh dalam
batas normal (36 –
37,5ºC).
Klien tenang, tidak
rewel.
1. Observasi TTV.
2. Beri kompres hangat.
3. Anjurkan keluarga klien untuk
memakaikan baju yang
menyerap keringat.
4. Anjurkan minum yang banyak.
5. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian terapi yang
tepat.
1. Mengetaui keadaan klien
untuk menentukan tindakan
yang lebih lanjut.
2. Membantu mengurangi
demam.
3. Membantu mengurangi
demam.
4. Mengganti cairan tubuh yang
hilang.
5. Mempercepat proses
penyembuhan.
2. Ketidak efektifan jalan
napas b.d akumulasi
secret.
Setelah dilakukan
tindakan 1x24 jam
diharapkan jalan napas
1. Observasi pernapasan dan
keadaan jalan napas klien.
2. Beri O2.
1. Mengetahui efektifitas jalan
napas klien.
2. Membantu pernapasan klien.
bersih, dengan kriteria
hasil:
Klien mampu
melakukan batuk
efektif.
Sekresi di jalan
napas.
Tidak ada
pernapasan cuping
hidung.
3. Lakukan suction.
4. Beri posisi semi fowler.
5. Kolaborasi dengan tim medis
untuk terapi.
3. Membebaskan jalan napas.
4. Memperlancar pernapasan
klien.
5. Mempercepat proses
penyembuhan.
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : An. G No. Reg: 6543387
Umur : 2 tahun.
No. Tanggal/ Jam Tindakan Perawatan
1. 4 Juni 2013
Jam 09.00 WIB
1. Observasi TTV.
R/ N: 88x/ menit
R: 16x/ menit
S: 38ºC
2. Beri kompres hangat.
R/ suhu tubuh klien turun menjadi 38ºC
3. Anjurkan keluarga klien untuk memakaikan baju
yang menyerap keringat.
R/ suhu tubuh klien turun menjadi 38ºC
4. Anjurkan minum yang banyak.
R/ klien minum 1,5 gelas.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
yang tepat.
R/ klien bersedia dilakukan terapi.
2. 4 Juni 2013
Jam 09.00 WIB
1. Observasi pernapasan dan keadaan jalan napas klien.
R/ terdapat pernapasan cuping hidung, banyak
serkret, R: 16x/ menit.
2. Beri O2.
R/ klien diberikan O2 dengan dosis 2 liter.
3. Lakukan suction.
R/ secret klien berkurang.
4. Beri posisi semi fowler.
R/ pernapasan klien lebih lancer.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi.
R/ klien bersedia dilakukan terapi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. G No. Reg: 6543387
Umur : 2 tahun.
No. Dx Tanggal/ Jam Perkembangan
1. 5 Juni 2013
Jam 08.00 WIB
S: keluarga klien mengatakan panas klien sudah
berkurang.
O: S: 37,6ºC
Kulit sudah tidak panas saat dipegang.
A: masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV.
2. Beri kompres hangat.
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian terapi yang tepat.
2. 5 Juni 2013
Jam 08.00 WIB
S: keluarga klien mengatakan klien masih pilek.
O: klien pilek dan batuk.
Terdapat secret.
A: masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi pernapasan dan keadaan jalan napas
klien.
2. Beri O2.
3. Lakukan suction.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi.