acara II IlmuGUlma

download acara II IlmuGUlma

of 12

description

II. ANALISIS VEGETASI GULMA DENGAN METODE KUADRAT

Transcript of acara II IlmuGUlma

26

II. ANALISIS VEGETASI GULMA DENGAN METODE KUADRATA. Pendahuluan1. Latar belakangAnalisis vegetasimerupakan sebuahcarauntukmempelajari komposisi jenis dan struktur vegetasi ataukelompoktumbuh-tumbuhan. Di dalam ilmu ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari tegakan hutan,yaitu tingkat pohon dan permudaannyadanMempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah,yaitusuatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar.Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi dapat dilakukandengan sampling, bagian dari metodologistatistikayang berhubungan dengan pengambilan sebagian daripopulasi.Teknik sampling dalam pengerjaannya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak, cara peletakkan petak dan teknik analis vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harusberukuran sedangtidak besar dan tidak kecil agar dapat memudahkan kita melakukan Analis Vegetasi.Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika tidak bisa menentukan luas petak maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, dapat ditetapkan : 1) Luas minimum suatu peta yang dapat mewakili habitat yang akan diukur. 2) Jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakkan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Pada praktikum kali ini dilakukan analisis vetasi gulma dengan metode kuadrat. Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Bentuk petak contoh sangat penting dalam memudahkan penempatan petak contoh dan efisiensi sampling. Ada tiga bentuk petak contoh yaitu : lingkaran, bujur sangkar dan empat persegi panjang. 2. Tujuan PraktikumTujuan praktikum acara II Analisis Vegetasi Gulma dengan Metode Kuadrat adalah untuk menganalisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat.B. Tinjauan PustakaAnalisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Soerianegara dan Indrawan 2005).Metode kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luasminimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Goldsmith 2010).Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalamteknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang ditelitibersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secararandom atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk petakcontoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensisampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan datakomposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran, terutamabila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkunganatau habitat (Suwena 2007).Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada arealtersebut. Semakin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,semakin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, dan dapat pula berbentuk lingkaran (Latifah 2005).Indeks Nilai Penting (INP) merupakan bagian dari parameter metode kuadrant, INP ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR) (Soerianegara dan Andry 2005).Rahardjanto (2001),bahwa kerapatan didasarkan pada perhitungan jarak antara individdu-individu sejenisyang melewati garis. Kerimbunan berdasarkan pada panjang garis yang tertutup olehindividu tumbuhan atau bila dinyatakan dalam % dapat dilakukan berdasarkanperbandingan panjang penutupan garis yang melewati individu tumbuhan terhadappanjang garis yang dibuat. Frekuensi pada dasarnya agak sulit menentukan apabilagaris yang dibuat merupakan garis tunggal. Apabila garis itu dibagi dalam beberapa sektor-sektor garis. Bila garisnya majemuk maka perhitungan tidak berbeda sepertipada metode kuadrat. Sedangkan nilai pentingprinsipnya sama dengan metode kuadratParameter metode kuadrat lainnya adalah frekuensi, nilai frekuensi berasal dari jumlah petak contoh yang berisi suatu jenis tumbuhan. Nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot (Greig-Smith 2003).C. Metodologi Praktikum1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum acara II Analisis Vegetasi Gulma dengan Meode Kuadrat ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2014 pukul 08.00-10.00 bertempat di Lahan Jumantono Karanganyar.2. Alat dan Bahana. Alat 1) Alat tulis2) Kuadrant 1m x 1m3) Meteran b. Bahan 1) Suatu kawasan dengan berbagai jenis gulma3. Cara Kerjaa. Menentukan minimal 2 kawasan yang memiliki berbagai jenis gulma untuk dilakukan identifikasi. Satu kelompok menganalisis setiap kawasan. b. Menentukan luas petak minimal untuk dilakukan analisis vegetasi.c. Menentukan secara acak tempat-tempat masing-masing 1 m2 untuk menganalisis kerapatan, frekuensi, dan dominansinya. d. Membandingkan 2 kawasan tersebut apakah sebaran gulmanya sama atau berbeda. Menggunakan nilai penting (IV) ataupun Summed Dominance Ratio (SDR).

D. Hasil dan Pembahasan1. Tabel 2.1 Pengamatan Vegetasi Gulma Suatu Lahan dengan Metode Kuadrat Hasil PengamatanNo Nama Vegetasi Petak ContohKKR (%)FFR (%)DDR (%)INP

12345

1A3013,89216,672,1824,2554,81

2B14 6,48216,671,7719,6942,84

3C15 6,94216,670,47 5,2328,84

4D9041,67216,672,5027,8186,15

5E6530,09216,671,6318,1364,89

6F-1 0,461 8,330,09 1,009,79

7G-1 0,461 8,330,35 3,8912,68

216128,99

Rata-rata30,81,71,2842,86

Sumber : Laporan SementaraAnalisa data a. Kerapatan Relatif (%)Rumus = 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) b. Frekuensi Mutlak (f) = 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) c. Frekuensi Relatif (%)Rumus = 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) d. Dominansi Relatif (%)Rumus = 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) e. Index Nilai Penting (INP)Rumus = Kerapatan Relatif (KR) + Frekuensi Relatif (FR) + Dominansi Relatif (DR)1) 13,89% + 16,67% + 24,25% = 54,81%2) 6,48% + 16,67% + 19,69% = 42,84%3) 6,94% + 16.67% + 5,23% = 28,84%4) 41,67% + 16,67% + 27,81% = 86,15%5) 30,09% + 16,67% + 18,13% = 64,89%6) 0,46% + 8,33% + 1,00% = 9,79%7) 0,46% + 8,33% + 3,89% = 12,68%Gambar 2.1 Analisis Vegetasi Gulma dengan Metode Kuadrat

Sumber: Hasil Pengamatan2. Pembahasan Metode kuadrat umumnya dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi fase pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode inimudah dikerjakan, dan lebih cepat jika akan dipergunakan untuk mengetahuikomposisi jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapanmetode kuadran adalah distribusi pohon yang diteliti harus acak. Metode kuadran atau metode titik pusat kuadran merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang dapatdilakukan secara efisien karena dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memerlukan waktu lama dan mudah dikerjakan.Metode Kuadrat, yang dimaksud kuadrat disini adalah ukuran luas dalam satuan kuadrat (m2, cm2, dsb), tetapi bentuk petak-contoh dapar berupa segi empat, segi-panjang ataupun lingkaran. Untuk vegetasi yang pendek/rendah, bentuk lingkaran lebih menguntungkan karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk gulma berbentuk herba rendah lebih efisien menggunakan metode kuadrat segi-panjang dari pada kuadrat segi-empat, karena kelompok tumbuhan berkembang membentuk sebuah lingkaran.Dengan kuadrat segi panjang akan lebih memungkinkan memotong kelompok tumbuhan dan lebih banyak kelompok yang bisa diamati. Jika yang ditinjau distribusi suatu kelompok tumbuhan, kuadrat lingkaran kurang efiasien dibanding semua bentuk segi-empat, tetapi lingkaran mempunyai keuntungan dibanding semua bentuk geometri lainnya karena lingkaran mempunyai perbandingan terkecil antara tepi dan luasnya. Bentuk lingkaran juga paling cocok untuk evaluasi asosiasi gulma di daerah yang luas dan bila menggunakan sampling estimasi visual (Tambunan 2011).Adanya luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak contoh, luas yang memadai harus kita tentukan. Luas atau jumlah petak-contoh minimal ini berbentuk kuadrat atau lingkaran, dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva-jenis. Caranya menentukan luas minimum petak contoh, yaitu:a. Pilih satu komunitas vegetasi yang dapat dipakai sebagaia contoh acak, tentukan batasnya.b. Di tengah komunitas, letakkan sebuah petak-contoh 1 x 1 m (p.c. 1) atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0.56 m. Luas petak contoh = 1 m2.c. Catat jumlah jenis dalam p.c. 1 pada lembar data dengan sebuah tanda (X) pada kolom 1.d. Perluas dua kali lipat p.c. 1 (= p.c. 2), catat semua jenis dalam petak contoh 1 + 2.e. Perluas seterusnya dua kali (p.c. 1 + 2 + 3), dan catat jumlah, jenis dalam p.c. 1 + 2 + 3 (kumulatif). Hentikan bila kenaikan jumlah jenis yang diperoleh tidak berarti.f. Buat dan isi daftar data untuk Kurva Luas dan jumlah minimal petak contoh.g. Buat Gambar Kurva luas dan jumlah petak-contoh minimal berdasarkan data pada tabel petak contoh.h. Tentukan jumlah dan luas petak contoh yang dapat mewakili luasan areal yang ingin diamati gulmanya.(Kelana 2010).Parameter yang diamati pada analisis metode kuadrat adalah dominansi, frekuensi dan densitas. Metode kuadrat seperti yang telah diterapkan dalam percobaan merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Keuntungan metode kuadrat adalah dapat dilakukan dengan mudah dan memberi informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Kerugian metode kuadrat adalah terdapat kesulitan dalam menentukan bagian kurva yang mulai mendatar.Berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis vegetasi dengan metode kuadrat didapatkan 7 jenis vegetasi gulma. Masing-masing jenis gulma diperoleh dari 2 petak contoh metode kuadrat. Misalnya jenis vegetasi A mempunyai kerapatan relatif 13,89%, frekuensi relatif 16,67 dan dominansi relatif 24,25%. Diantara 7 jenis vegetasi gulma yang memiliki nilai dominansi mutlak paling banyak adalah vegetasi D. Hal ini berarti dalam suatu lahan jenis vegetasi gulma D yang mendominasi vegetasi gulma di lahan tersebut. Kondisi lahan pengambilan sampel gulma termasuk lahan kosong (tidak sedang ditanami tanaman budidaya) dan terletak di sebelah lahan penelitian yang sedang ditanami tanaman jagung. Jika dikorelasikan dengan jenis gulma yang didapat, lahan pengamatan sampel gulma merupakan habitat gulma darat dan gulma darat yang yang mendominasi pada lahan tersebut adalah gulma jenis D dilihat dari tingginya nilai INP dibanding gulma lain. INP diperoleh untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas.E. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan praktikum acara 2 dapat disimpulkan bahwa:a. Metode kuadrat umumnya dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi fase pohon yang menjadi objek kajiannya. b. Parameter yang diamati pada analisis metode kuadrat adalah dominansi, frekuensi dan densitas. c. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis vegetasi dengan metode kuadrat didapatkan 7 jenis vegetasi gulma.d. Masing-masing jenis gulma diperoleh dari 2 petak contoh metode kuadrat. Misalnya jenis vegetasi A mempunyai kerapatan relatif 13,89%, frekuensi relatif 16,67 dan dominansi relatif 24,25%. e. Diantara 7 jenis vegetasi gulma yang memiliki nilai dominansi mutlak paling banyak adalah vegetasi D. 2. Saran Agar praktikum berikutnya berjalan lebih baik sebaiknya praktikan mempehatikan penjelasan dan mematuhi tata tertib yang diberikan Coas.

DAFTAR PUSTAKAGoldsmith 2010. Population and Community Structure: Quadrat Sampling Techniques. Academic Press, New York.Greig-Smith P 1983. Quantitative Plant Ecology.3rd edn. Oxford: Blackwell Scientific.Kelana Adi PM 2010. Analisis Vegetasi Gulma. http://klanapujangga.wordpress.com/2010/12/07/analisa-vegetasi-gulma/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014.Latifah S. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. USU Reository, Sumatera Utara.Rahardjanto 2001. Ekologi Tumbuhan. UMM Press. MalangSoerianegara I dan Andry Indrawan 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.Suwena M 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel pada Ekosistem Sawah di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.Tambunan Hanky 2011. Analisa Vegetasi Gulma. http://ankyunky.blogspot.com/2011/04/analisa-vegetasi-gulma.html. Diakses pada tanggal 2014.

17