Acara II draft 1 agroekologi
-
Upload
azzumaruyumna -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
description
Transcript of Acara II draft 1 agroekologi
ACARA II : STUDI PENDAHULUAN ANALISIS VEGETASI
(RECONNAISSANCE STUDY)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,serta
flora dan faunayang tumbuh diatas tanah maupun didalam lautan,dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Komponen Abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah,air,udara,iklim,kelembabapan,dan cahaya,sedangkan komponen
Biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan,manusia dan mikroorganisme. Ilmu yang mempelajari lingkungan
dalam pokok bahasannya adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Lingkungan
abiotik membentuk banyak objek dan memberi kekuatan yang
mempengaruhi satu dan yang lainnya dan mempengaruhi komunitas
disekitar makhluk hidup.
Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen
dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi
faktor lingkungan dari sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah diukur dan
bersifat nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai
sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang
komponen-komponen lainnya. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu
mendeskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan
berbagai konsep pendekatan yang berlainan.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersamaan pada suatu.dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara
individu penyusun vegatasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Vegetasi juga dapat
didefinisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan
vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekap yang
belum dipengaruhi oleh manusia. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan
suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan
komposisi vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi
untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan
tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.Komunitas akan
ditentukan oleh keadaan individu-individu atau populasinya dari seluruh
jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. di samping itu analisis vegetasi
merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur tumbuhan.
Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik
pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari tumbuh-
tumbuhan yang hidup bersama didalam suatu tempat tertentu. Yang mungkin
dapat dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya,maupun oleh
kombinasi dari struktur dan fungsi sifat-sifatnya yang mengkaraterisasi
gambaran vegetasi secara umum atau fisiognomi.
Mempelajari komunitas tumbuhan berarti memahami dengan saksama
hubungan timbal balik antara tumbuhan dan lingkungan. Namun demikian,
mendalami komunitas tumbuhan tidak hanya penting sebagai pengetahuan
saja, tetapi juga berperan dalam memahami peran berbagai faktor
lingkungan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Komunitas
tumbuhan merupakan indikator lingkungan yang beraksi terhadap berbagai
faktor lingkungan. Komunitas seringkali sangat sensitive terhadap
perubahan-perubahan yang menganggu keseimbangan lingkungan.
Gangguan keseimbangan lingkungan biasanya disebabkan oleh intervensi
spesies baru atau karena aktivitas manusia sehingga menyebabkan
perubahan sistem vegetasi, struktur dan komposisi spesies yang terdapat di
suatu komunitas.
Banyaknya kegiatan manusia yang berdampak pada perubahan
lingkungan. Baik itu yang berdampak baik ataupun buruk bagi lingkungan
itu sendiri. Kegiatan manusia yang berdampak buruk bagi lingkungan dapat
mempengaruhi vegetasi dari lingkungan itu sendiri. Contohnya seperti
menghambat persebaran vegetasi dalam suatu lingkungan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mempelajari kondisi
lingkungan secara umum serta mengetahui komposisi vegetasi dan pola
sebarannya.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 April 2014 pukul
15.30 – 17.00 WIB di Lahan Terbuka samping Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Vegetasi diartikan sebagai tanaman hidup yang menutupi suatu wilayah,
lebih luas dari flora yang merujuk pada komposisi spesies. Vegetasi lebih
mendekati ke komunitas tanaman,namun seringkali untuk skala yang lebih luas.
Hutan bakau, tanaman di gurun,rumput di pinggir jalan, dan ladang gandum
adalah contoh vegetasi (Iksan 2013).
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan
langsung. Untuk suatu konndisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi
erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak
contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakkan petak contoh dan
teknik analisa vegetasi yang digunakan (Santoso 2009).
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan
(Gani 2008).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu
serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua
komponen utama, yakni komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas
tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat
tertentu seperti hutan,lading, ilalang,semak belukar, dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya
yang saling berinteraksi,sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada
wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai
faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastic karena pengaruh
anthropogenic (Syaffrudin dkk 2004)
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan
pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan vegetasi, iklim dan
tanah berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang
spesifik. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang
pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Sagala 2007).
Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan
satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah
spesies tersebut pada lokasi pengamatan. Nilai kerapatan belum dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana distribusi dan pola penyebarannya.
Gambaran mengenai distribusi individu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari
nilai frekwensinya sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai tengah spesies tertentu dengan varians populasi secara
keseluruhan (Arrijani 2006).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang
pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei 2007).
Metode dalam analisis vegetasi terbagi menjadi dua macam, yaitu metode
kuadrat dan metode garis. Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah
metode kuadrat. Metode kuadrat adalah suatu petak contoh yang berbentuk bujur
sangkar yang merupakan unit lengkap dari analisis vegetasi. Berdasarkan metode
penentuan luas minimun, akan dapat ditentukan luas kuadrat yang diperlukan
untuk setiap bentuk vegetasi tersebut. Sistem analisis dalam metode ini
didasarkan pada variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Kerapatan
didasarkan pada jarak individu spesies sepanjang garis yang di buat, fekuensi
didasarkan pada kekerapan dari spesies yang di jumpai dalam sejumlah garis-
garis yang dibuat, dan nilai penting didasarkan pada penjumlahan harga-harga
relatif pada kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Naufal 2011).
Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman
yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat/dijumpai.
Pada metode garis ini, sistem analisis melalui variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai
penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan
dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan
ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan
dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat
oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat. Frekuensi diperoleh
berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang
disebar (Rohman 2003).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu,
serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua
komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas
tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat
tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi
berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena
pengaruh anthropogenik (Setiadi 2004).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat :
a. Alat tulis,
b. Kertas grafik milimeter,
c. Roll meter
d. Kantong plastik
2. Bahan:
a. Vegetasi di lokasi sekitar kampus.
3. Cara kerja :
a. Mengamati kondisi lingkungan secara umum.
b. Membuat peta lokasi secara sederhana.
c. Membuat daftar komposisi tumbuhan yang ada di lokasi.
d. Mencatat pada tabel.
e. Menentukan secara visual, komposisi tumbuhan (homogen atau heterogen)
dan tipe sebaran
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Daftar Komposisi Tumbuhan
Sumber: Laporan sementara
Tabel 2 : Data presensi-absesnsi jenis tanaman dalam 4 plot-sampel
Sumber: Laporan sementara
No Nama Spesies Tipe Tumbuhan
1. Mangga Perdu2. Petai Cina Perdu3. Singkong Karet Pohon4. Angsana Perdu5. Bunga Kenanga Perdu6. Matoa Perdu7. Durian Perdu8. Belum Diketahui A Perdu9. Belum Diketahui B Perdu
Jenis TanamanPetak 1 (5x5 m)
Petak 2 (5x10 m)
Petak 3 (10x10 m)
Petak 4 (10x20 m)
Total Presensi
Mangga + - - + 2Petai Cina - + - + 2Singkong Karet - + - - 1Angsana - - + - 1Bunga Kenanga - - - + 1Matoa - - - + 1Durian - - - + 1Belum Diketahui A + + - - 2Belum Diketahui B - - + + 2
Tabel 3 : Jumlah Individu dari setiap jenis tanaman pada masing-masing plot-sampel
Sumber: Laporan sementara
2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan kelompok kami, lahan yang menjadi tempat
pengambilan contoh adalah lapangan terbuka di sekitar Fakultas Kedokteran
UNS. Pengamatan dilakukan dengan pembuatan beberapa petakan dengan
ukuran 5 x 5 m, 5 x 10 m, 10 x 10 m, 10 x 20 m yang dimulai dengan
membuat segitiga siku-siku berukuran 3 x 4 x 5 mter lebih dahulu agar nanti
hasil petakan mendapatkan sudut tepat 90o. Dari tabel diatas terdapat data
beberapa vegetasi di masing - masing petakan yang kami peroleh.
Pada petakan dengan ukuran 5 x 5 m ditemui vegetasi berupa 1 buah
tanaman mangga yang berupa perdu,1 buah tanaman berupa perdu yang
belum kami ketahui jenis tanaman tersebut dan jenis rumput-rumput serta
gulma . Pada petakan dengan ukuran 5 x 10 m ditemui vegetasi berupa 1 buah
tanaman yang belum kami ketahui jenis tanaman tersebut, 1 buah perdu petai
cina,dan 1 buah pohon singkong karet,dan vegetasi rumput-rumputan serta
gulma yang amat banyak. Perdu Petai Cina tersebut memiliki tinggi kurang
Jenis TanamanPetak 1 (5x5 m)
Petak 2 (5x10 m)
Petak 3 (10x10 m)
Petak 4 (10x20 m)
Total Individu
Mangga 1 - - 5 6Petai Cina - 1 - 1 2Singkong Karet - 1 - - 1Angsana - - 1 - 1Bunga Kenanga - - - 1 1Matoa - - - 1 1Durian - - - 1 1Belum Diketahui A 1 1 - - 2Belum Diketahui B - - 1 1 2
lebih 60 cm,sedangkan pohon Singkong Karet memiliki tinggi kurang lebih
2,5 m dan diameter 20 cm. Pada petakan dengan ukuran 10 x 10 m ditemui 1
tanaman angsana berupa perdu dengan tinggi kurang lebih 70 cm, dan 1 perdu
tanaman yang belum kami ketahui berjenis apa dengan tinggi kurang lebih 60
cm. Pada petakan terakhir yaitu dengan ukuran 10 x 20 m ditemui lebih
banyak tanaman dibandingkan pada petakan sebelumnya. Di petakan ini
ditemukan 1 perdu bunga kenanga, 5 perdu mangga, 1 perdu petai cina, 1
perdu matoa, 1 perdu durian, dan 1 perdu tanaman yang belum kami ketahui
apa jenisnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh ternyata sebagian
besar lahan yang kami amati di sekitar Fakultas Kedokteran UNS mempunyai
tutupan lahan pohon mangga. Hal ini sesuai dengan jumlah pohon ini yang
banyak kami temui hampir di setiap masing-masing petak pengamatan.Selain
itu,tanaman jenis lainya juga banyak kami temui di tiap masing-masing petak.
Kami menduga hal ini terjadi karena lahan tersebut tidak difungsikan sebagai
lahan pertanian tanaman semusim maka masih banyak ditemui pohon-pohon
berkayu.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari praktikum analisis vegetasi ini dapat ditarik kesimpulan anatara lain :
a. Sebagian besar lahan ditutupi oleh berbagai jenis tanaman yang tumbuh.
namun, dari sampel yang kami ambil,didominasi oleh tumbuhan mangga.
b. Pada masing-masing petakan terdapat jenis vegetasi dengan ukuran yang
berbeda-beda.
2. Saran
Untuk analisis vegetasi agar data yang diperoleh lebih baik lagi
sebaiknya dilakukan di lahan yang dekat dengan lahan pertanian, jangan di
sekitar kampus. Pengamatan ini harusnya ada hubungannya dengan hasil
pertanian. Jika yang diamati lahan yang dekat kampus kurang ada manfaatnya,
selain untuk lahan penghijauan.
Daftar Pustaka
Arrijani, dkk.2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango
Gani. 2008. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. Oxford:
Blackwell Scientific Publication
Iksan. 2013.Vegetasi Penyeimbang Energi dan Sumber Hidup. www.siej.or.id/?
w=glossary&abj=v . Diakses tanggal 6 April 2014
Naufal, Muhammad. 2011. Laporan Praktikum Ekologi Umum Analisis Vegetasi
Metode Kuadrat. http://ofalnaufal.edu.com. Diakses pada tanggal 6
April 2014.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2003. Petunjuk Praktikum Ekologi
Tumbuhan. JICA:Malang
Sagala, E.H.P, 2007. Analisa Vegetasi Hutan Sibayak II pada Taman Hutan
Rakyat Bukit Barisan Sumatera Utara. Skripsi Sarjana Biologi.
Santoso,Bhima Wibawa. 2009. Analisis Vegetasi. Jambi : Universitas Jambi.
Setiadi, D. 2004. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya
dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati
Cikampek, KPH Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi,
Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB
Syafei, Eden Surasana. 2007. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
Syaffrudin dkk 2004. Jurnal Litbang Pertanian Vol 23 (2)