laporan agroekologi
-
Upload
fitrianingsih -
Category
Documents
-
view
274 -
download
3
description
Transcript of laporan agroekologi
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG MERAH
(Allium cepa)
Disusun Oleh :
ADINAN SABIL
1410401056
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNTIDAR
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena atas
izin-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tak lupa
kami panjatkan salawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
saw. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-
Nya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum
Agroekologi yang saya beri judul “Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap
Pertumbuhan Bawang Merah (Allium cepa)”. Dalam laporan ini saya
menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan
pada tanaman umbi jenis bawang merah (Allium cepa). Dalam penyelesaian
laporan ini, saya mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan laporan mendatang. Harapan kami semoga laporan ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.
Magelang, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Faktor lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman, faktor lingkungan meliputi biotik dan abiotik. Komponen
biotik meliputi air, tanah, udara, intensitas cahaya, curah hujan sedangkan
komponen abiotik meliputi hewan, manusia, tumbuhan dan mikroorganisme.
Faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu komponen
biotik, karena tanaman harus tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang
sesuai dengan syarat tumbuhnya. Apabila tanaman tidak tumbuh sesuai dengan
syarat tumbuhnya maka tanaman akan menunjukan gejala tidak sehat seperti
kekerdilan, daunnya berwarna kekuningan, mudah terserang hama dll.
Disini saya mengulas tentang percobaan pada tanaman bawang merah
(Allium cepa) yang telah saya teliti dan amati, ternyata banyak faktor faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman bawang merah. Misalnya intensitas
cahaya yang cukup dapat mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan ini.
Lainnya akan saya ulas pada pembahasan berikutnya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
bawang merah.
1.3 Manfaat
Agar dapat merawat tanaman bawang merah pada kondisi lingkungan
yang tepat untuk pertumbuhannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi Tanaman
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman bawang merah di klasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosspermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonium L.
2. Manfaat
Bawang merah adalah jenis tanaman sayuran yang banyak
digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama sebagai bumbu penyedap
masakan. Selain dipakai untuk bumbu masakan, bawang merah digunakan
sebagai oat-obatanuntuk penyakit tertentu.
Sebagai bahan obat, bawang merah dapat menyembuhkan penyakit
luka luar maupun luka dalam, antara lain maag, masuk angin, dan
menurunkan kadar kolesterol. Selain itu juga dapat digunakan sebagai obat
kencing manis atau diabetes mellitus, menghilangkan lendir
ditenggorokan, memperlancar aliran darah, karena ekstrak bawang merah
dapat meningkatkan aktivitas fibrinolitik.
3. Morfologi
Akar tanaman bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root)
yang berfungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif (adventitious root)
dan bulu akar yang berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta
menyerap air dan zat – zat hara dari dalam tanah. Akar dapat tumbuh
hingga kedalaman 30 cm, dan bewarna putih.
Batang bawang merah berbentuk seperti cakram (discus), beruas –
ruas, dan diantara ruas-ruas terdapat kuncup-kuncup. Bagian atas batang
sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal dar
modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai
menebal, lunak, dan berdaging. Warna kulit umbi beragam, ada yang
merah muda, merah tua, atau kekuningan, tergantung spesiesnya.
Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berbentuk bulat
mirip pipa, berlubang, berukuran panjang lebih dari 45 cm, dan meruncing
pada bagian ujung. Daun bewarna hijau tua atau hijau muda, tergantung
spesies.
Bunga bawang merah terdiri atas tangkai bunga dan tandan bunga.
Tangkai bunga berbentuk ramping, bulat, dan berukuran panjang lebih dari
50 cm. Pada bagian ujung tangkai terdapat bagian yang berbentuk kepala
dan berujung agak runcing yaitu tandan bunga yang masih terbungkus
seludang. Setelah seludang terbuka, secara bertahap tandan akan tampak
dan muncul kuncup-kuncup bunga dengan ukuran tangkai kurang dari 2
cm. Bunga yang telah mekar penuh berbentuk seperti payung. Bunga
bawang merah merupakan bunga sempurna, memiliki benang sari dan
kepala putik, benang sari bewarna hijau kekuning-kuningan.
Bakal buah bawang merah tampak seperti kubah, terdiri atas tiga
ruangan yang masing-masing memiliki dua bakal biji. Buah bawang merah
berbentuk bulat, didalamnya terdapat biji yang berbentuk agak pipih
berukuran kecil, pada waktu muda biji bewarna putih bening dan setelah
tua bewarna hitam.
4. Syarat Tumbuh
Iklim
Sebaiknya bawang merah di tanam pada musim kemarau/
akhir musim hujan. Bawang merah paling menyukai daerah yang
beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca yang
cerah.
Suhu dan Ketinggian Tempat
Bawang merah paling baik ditanam pada ketinggian 30
mdpl. Pada suhu yang agak panas lah bawang merah sebaiknya
ditanam kira-kira pada suhu 25oC sampai 320C dengan iklim
kering.
Tanah
Bawang merah dapat di tanam di sawah setelah panen padi
dan dapat juga ditanah darat seperti tegalan, kebun dan pekarangan.
Disamping itu hendaknya dipilih tanah yang bersifat mudah
melalukan air, aerasinya baik dan tidak becek. Jenis tanah yang
paling baik adalah tanah lempung yang berpasir dan berdebu.
Tanah-tanah yang masam atau basa atau kurang atau
bahkan tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah. Jika tanah
terlalu masam dengan PH dibawah 5,5, garam alimunium yang
terlarut dalam tanah akan bersifat racun sehingga tumbuhnya
tanaman akan menjadi kerdil sedangkan jika terlalu basa PH diatas
7 atau 6,5, garam mangan tidak dapat di serap oleh tanaman. PH
yang paling baik yaitu mempunyai keasaman yang sedikit sampai
normal yaitu PH nya 6,0 – 6,8.
5. Faktor Lingkungan
Rumah Kaca
Pengertian greenhouse merupakan sebuah bangunan yang
berkerangka diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang
dapat meneruskan cahaya secara oktimum untuk produksi dan
melindungi tanaman dari kondisi iklim yang merugikan bagi
pertumbuhan tanaman. Suhu didalam greenhouse lebih tinggi
dibanding suhu diluar greenhouse disebabkan oleh perubahan
radiasi surya yang masuk dalam (bergelombang pendek) yang
memanaskan permukaan dalam greenhouse memancarkan
kembalai dalam bentuk gelombang panjang. Oleh atap greenhouse
gelombang panjang ini tidak diteruskan melainkan dipantulkan
kedalam greenhouse. Dengan demikian radiasi gelombang panjang
ini makin lama semakin bertambah dan semakin meningkat energi
dalam greenhouse yang diekspresikan dengan meningkatnya suhu
dalam greenhouse. Suhu yang tinggi dapat mempercepat
evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air
dan energi.
Naungan
Naungan merupakan cara untuk mengurangi intensitas
cahaya matahari yang terlalu tinggi. Naungan juga merupakan
pengendali gulma, di bawah penaung bersih dari gulma terutama
rumputan namun semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat, titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan
sama dengan intensitas cahaya pada batas mulai ada pertumbuhan
gulma. Tumbuhan tumbuh ditempat dengan intensitas cahaya lebih
tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil
fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk pertumbuhan
Cahaya Matahari merupakan faktor esensial pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Cahaya memegang peranan penting
dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi,
dan transpirasi. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis,
75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi. Cahaya matahari
ditangkap daun sebagai foton. Tanaman C4 memiliki titik
kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi.
Intensitas radiasi matahari (IRM) sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. IRM dibutuhkan dalam proses
fotointesis yang hasilnya digunakan sebagai bahan makanan
tanaman. IRM juga berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban.
Sedangkan suhu dan kelembaban sangat berperan dalam proses
pertumbuhan tanaman. Tanaman jagung yang diletakan di naungan
mempunyai luas daun lebih besar dibandingkan dengan tanaman
jagung yang ada di rumah kaca dan tempat terbuka. Hal ini
dikarenakan cahaya yang dibutuhkan tanaman jagung yang
diletakan di rumah kaca terhalangi sehingga memerlukan adaptasi
yang berupa memperpanjang dan memperlebar daun, sehingga
cahaya yang diterima bisa maksimal untuk proses fotointesis.
Untuk memiliki daun lebih sempit dan pendek dibandingkan
dengan tanaman jagung yang diletakan di rumah kaca, tanaman
memerlukan penyinaran yang sangat intensif agar pertumbuhan
maksimal. Pada kondisi tanaman di rumah kaca panjang dan lebar
daun yang dimiliki tumbuh dengan subur dan lebat, jika
dibandingkan dengan tanaman jagung yang diletakan di tempat
terbuka. Hal ini dikarenakan tanaman jagung yang diletakan di
bawah naungan mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang
cukup, yakni tidak terlalu panas dan tidak terlalu basah. Lama
penyinaran cahaya matahari lebih banyak ditempat terbuka dari
pada dibawah naungan dan rumah kaca. Mengakibatkan daunnya
menjadi lebih sempit dan menggulung.
Kelembaban tanah di naungan relatif lebih tinggi
disbanding di rumah kaca dan tempat terbuka, kelembaban juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
jagung, pada saat perkecambahan jika tanah terlalu lembab atau
basah tentunya akan membuat benih jagung menjadi cepat busuk.
Terbuka
Suhu panas dan lembab amat baik bagi pertumbuhan
tanaman jagung pada periode fase vegetatif sampai fase
reproduktif, terutama pada saat mengakhiri pembuahan. Suhu yang
terlalu panas dan kelembaban udara rendah berpengaruh kurang
baik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung karena
menyebabkan rusaknya daun dan terganggunya persarian bunga.
Temperatur yang dikehendaki tanaman jagung antara 21° C hingga
30° C. Akan tetapi temperatur optimum antara 23° C sampai 27° C.
Hal ini tidak menjadi masalah yang berarti bagi areal pertanaman
jagung di Indonesia. Di Jawa Timur yang terkenal banyak
diusahakan tanaman jagung mempunyai suhu antara 25–27° C.
Proses perkecambahan benih memerlukan temperatur yang cocok,
kehidupan embrio dan pertumbuhanannya menjadi kecambah akan
optimal pada suhu kira-kira 30° C dengan kapasitas air tanah antara
25-60%. Keadaan suhu rendah dan tanah basah sering
menyebabkan benih jagung membusuk.
Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat
membantu dalam proses asimilasi daun. Pada proses asimilasi
tersebut sinar matahari berperan langsung pada pemasakan
makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh
tanaman. Di daerah tropis faktor penyinaran tidak menjadi masalah
yang berarti. Intensitas penyinaran matahari cukup berarti bagi
kehidupan tanaman dan sinar matahari berperan dalam
pembentukan batang.
Curah hujan di tempat terbuka yang ideal bagi tanaman
yaitu sekitar 100-200 mm/bulan dan harus merata. Curah hujan
yang optimum adalah sekitar 100-125mm/bulan dengan distribusi
yang merata. Oleh karena itu, tanaman jagung cenderung sangat
cocok di tanam di daerah yang beriklim kering. Di tempat
terlindung (ternaungi) pertumbuhan batang tanaman jagung
menjadi kurus dan tongkolnya ringan sehingga produksinya
cenderung menurun.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh 2
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal ( dalam )
Faktor dalam yang mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Pada Tumbuhan adalah genetik(hereditas) dan zat
pengatur tumbuh ( hormon ).
a. Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat
dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan
aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
b. Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul
organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan
ditransformasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon
dalam konsentrasi rendah menimbulkan respon fisiologis.
2) Faktor exsternal ( luar )
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, suhu, kelembaban, cahaya,
air,dan PH.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup termasuk tumbuhan memerlukan
nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi atau zat-zat
makanan tersebut diperlukan sebagai sumber energi dan
sebagai penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.nutrisi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu unsur makro dan unsur mikro.
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan tumbuhan dalam
jumlah banyak, antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
sulfur, fosfor, kalium,dan magnesium. Unsur mikro yaitu
unsure yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit, terdiri
atas besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor
dan molibdenun. Semua unsur tersebut harus selalu tersedia,
meskipun diperlukan hanya dalam umlah sedikit. Apabila suatu
unsur tidak dapat tercukupi, tanaman akan mengalami
defisiensi. Defisiensi suatu unsur akan menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu.
b. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah sushu optimum.
Pertumbuhan dan perkembangan akan terrhambat bila berada
pada suhu minimum dan maksimum.
c. Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang
lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan.
d. Cahaya
Cahaya (merah,biru,nila,violet) berperan sebagai sumber
energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah
ditempat yang teduh akan berlangsung etiolasi, tetapi
abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan
mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat
cahaya.
e. Air
Air merupakan senyawa yang penting unttuk pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara
dalam tanah,dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan
berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air
dalam tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
f. PH
PH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Pada kondisi PH normal, kandungan
unsu-unsur yang diperlukan sperti Ca,Mg, P dan K cukup
tersedia. PH asam memiliki kandungan unsur Al,Mo,Zn yang
dapat meracuni tumbuhan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Waktu dan tempat perobaan
Percobaan ini dilakukan pada lahan percobaan di Fakultas
Pertanian Universitas Tidar yang dimulai dari tanggal 24 September
sampai 19 November 2014
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, cetok,
penggaris, gunting, ember, alat tulis, tempayan, dan ember. Sedangkan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih bawang merah,
tanah, air, polybag, dan label.
c. Metode percobaan
Metode percobaan dalam praktikum ini yaitu dilakukan dengan 3
perlakuan yaitu :
1. Rumah kaca
2. Naungan
3. Terbuka
Masing-masing diulang 3 kali.
Percobaan ini dilakukan dengan ketentuan setiap polybag hanya
dapat ditanam dengan 2 buah benih bawang merah. Jumlah polybag dalam
metode ini yaitu sebanyak 9 buah polybag dan dibagi menjadi 3 perlakuan.
Perlakuan pertama yaitu tanaman bawang merah sebanyak 3 buah polybag
diletakan di naungan, 3 buah polybag berikutnya diletakan di rumah kaca,
dan 3 buah polybag terakhir diletakan di tempat terbuka.
Parameter pengamatan yaitu meliputi tinggi tanaman yang diukur
dengan cara daun bawang merah ditangkupkan sehingga diukur yang
paling tinggi. Parameter pengamatan selanjutnya yaitu meliputi jumlah
daun.
Pengambilan data berupa hasil pengukuran tinggi tanaman dan
jumlah daun dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari rabu.
Pengambilan data ini hanya dilakukan sampai minggu kelima. Data yang
diperoleh akan diolah dengan metode statistik.
d. Pelaksanaan percobaan
1. Persiapan media tanam
Persiapan media tanam di laksanakan di rumah kaca Universitas
Tidar. Tahap pertama, tanah dimasukan kedalam polybag yang sudah
dilipat bagian atas dan diisi tanah sebanyak ¾ dari polybag tersebut.
Kemudian polybag tersebut disiram menggunakan air. Dan selanjutnya
dilakukan pelabelan dengan pemberian kode sbb:
Untuk tanaman yang ditanam di naungan dengan pemberian kode
“5A N1 1; 5A N2 1; 5A N3 1” yang artinya kelompok 5A tanaman
naungan pertama percobaan pertama.
Untuk tanaman yang ditanam di rumah kaca dengan pemberian
kode “5A RK1 1; 5A RK2 1; 5A RK3 1” yang artinya kelompok 5A
tanaman rumah kaca pertama percobaan pertama.
Untuk tanaman yang ditanam di tempat terbuka dengan pemberian
kode “5A T1 1; 5A T2 1; 5A T3 1” yang artinya kelompok 5A
tanaman terbuka pertama percobaan pertama.
Setelah polybag siap letakkan polybag pada naungan dan diamkan
selama satu minggu.
2. Penanaman
Ambil bawang merah yang ukurannya sama, lalu siapkan media
tanam yang sudah didiamkan selama satu minggu. Setelah semua
sudah siap, pada minggu berikutnya media tanam disiram terlebih
dahulu untuk mempermudah penanaman bawang merah. Buat lubang
sedalam 2 cm, setelah itu tanamkan bibit bawang merah ¾ bagian ke
dalam lubang yg sudah dibuat. Setelah itu memasukan benih yang
sudah dipilih sesuai kebutuhan dan perlakuan. Selanjutnya siram
kembali benih sesuai kebutuhan. Setelah satu minggu pindahkan
tanaman sesuai dengan lingkungan yang sudah ditentukan.
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada pagi maupun
sore hari. Apabila tanah masih terlalu basah maka tidak perlu
disiram kembali hal ini terjadi pada tanaman yang terdapat
dilingkungan terbuka yang telah diguyur air hujan.
b. Penyulaman
Penyulaman hanya dilakukan untuk tanaman yang mati.
Batas penyulaman yang dilakukan hanya 2 minggu setelah
penanaman bawang merah. Cara penyulaman yaitu membuang
tanaman yang mati dan membuat lubang tanam, setelah itu
mengambil tanaman yang ada di polybag cadangan dengan cara
mencabut tanaman dengan tanah-tanahnya sehingga akar tanaman
tersebut tidak rusak. Setelah dicabut masukan tanaman tersebut
kedalam lubang tanam dan dengan tanah sambil ditekan-tekan
kemudian siram.
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada saat polybag ditumbuhi gulma.
Caranya cukup mencabut gulma yang ada dan membersihkannya.
Penyiangan tidak hanya dilakukan didalam polybag tetapi disekitar
polybag tersebut digunakan.
d. Panen
Panen dilakukan pada minggu ke-7, pada tanggal 19
November 2014, mulai pada pukul 11.00 WIB s/d selesai di sekitar
lingkungan Universitas Tidar. Alat yang digunakan saat panen
yaitu: ember, cutter, penggaris, kantong kertas dari koran bekas
dan timbangan digital.
Tahapan panen meliputi :
Menyiram media secukupnya
Mengamati secara visual tentang warna daun, warna batang,
lebar tipis daun, kekearan batang, ada tidaknya bunga, buah,
hama, penyakit.
Mengukur tinggi tanaman dan hitung jumlah daun seperti
biasanya
Menyobek polybag, pelan pelan pisahkan media dari akar
tanaman dan usahakan supaya akar tidak putus.
Mencuci akar sampai tidak ada tanah yang menempel lalu amati
percabangannya dan catat.
Mengukur panjang akar terpanjangnya dan jangan sampai
tertukar.
Memisahkan akar dari bagian atas tanaman dengan cara
memotong pada batas leher akar. Memberi kode supaya tidak
tertukar
Timbang masing masing bagian atas dan akar untuk
mendapatkan data berat basah bagian atas dan berat basah akar
Memasukkan masing-masing dalam kantong kertas lalu beri
kode supaya tidak tertukar
Mengantrikan kepasa asisten untuk di oven
Setelah di oven, menimbang berat keringnya
e. Parameter Pengamatan
a) Tinggi tanaman
Tinggi bawang merah diukur dari pangkal tanaman
sampai dengan daun tertinggi pada awal penanaman hingga
masa panen.
b) Jumlah daun
Jumlah daun bawang merah dihitung dari awal
penanaman hingga masa panen.
c) Panjang akar terpanjang
Pengukuran panjang akar terpanjang bawang merah
dilakukan setelah tahapan pemanenan dan akar dibersihkan
sebelum dipisahkan antara akar dan bawang merah bagian atas.
d) Berat basah tanaman bagian atas
Berat basah bawang merah bagian atas diketahui
dengan menimbang bawang merah bagian atas setelah bawang
merah dipanen dan dibersihkan.
e) Berat kering tanaman bagian atas
Berat kering bawang merah diketahui dari pengeringan
tanaman dengan dioven, dan setelah itu menimbangnya dengan
timbangan digital.
f) Berat basah akar
Berat basah akar diketahui dengan menimbang akar
bawang merah setelah selesai pemanenan, dan akar dalam
keadaan bersih.
g) Berat kering akar
Berat kering akar bawang merah diketahui dari
pengeringan akar dengan dioven, dan setelah itu
menimbangnya dengan timbangan digital.
h) Pengamatan visual
Pengamatan visual meliputi tentang warna daun, warna
batang, lebar tipis daun, kekekaran batang, ada tidaknya bunga,
buah, hama, dan penyakit pada bawang merah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh berbagai hasil seperti tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang akar terpanjang, berat basah akar, berat kering
akar, berat basah bagian atas, berat kering bagian atas tiap perlakuan. Dari data
tersebut diubah menjadi bentuk statistik seperti histogram dan grafik tiap
perlakuan.
1. Grafik Tinggi Tanaman
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
MINGGU 4
MINGGU 5
MINGGU 6
MINGGU 7
RK
0 13.5 17 18 13.8 17.4 23.1666666666667
T 0 0 3 11.6666666666667
15.5 22.3333333333333
33
N 0 12 12 17.5 28.5 26.5 35.3333333333333
2.512.522.532.5
GRAFIK 1. RATA-RATA TINGGI TANAMAN BAWANG MERAH TIAP
MINGGU
Ting
gi (
cm)
Pada minggu pertama benih bawang merah masih belum mengalami
pertumbuhan karena benih bawang merah masa pertumbuhannya lama. Pada
minggu kedua di tempat Naungan (N) pertumbuhan bawang merah sudah terlihat
tampak dikarenakan penyerapan unsur hara yang baik, hormon auksin bekerja
dengan baik pada tanaman yang berada di tempat kurang cahaya. Pada minggu
ketiga sampai minggu ketujuh pertumbuhan bawang merah semakin tinggi karena
tanaman bawang merah mencari sumber cahaya untuk fotosintetis dan hormon
auksin yang memacu pertumbuhan tanaman bawang merah menjadi lebih cepat.
Tanaman bawang merah yang berada di Naungan jika dilihat secara visual
memang seperti tumbuh dengan subur namun sebenarnya tekstur batangnya
sangat lemah dan cenderung warna daunnya agak pucat.
Pada tempat Terbuka di minggu pertama dan kedua tanaman bawang
merah masih sama seperti di tempat Naungan. Tetapi minggu ketiga
2. Grafik Jumlah Daun
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
MINGGU 4
MINGGU 5
MINGGU 6
MINGGU 7
RK
0 10 9.66666666666667
10.6666666666667
8.5 11.2 13.8333333333333
T 0 0 3 6.66666666666667
9.5 10 14.6666666666667
N 0 15 8.66666666666667
9.75 12.2 15.8 16.6666666666667
159
1317
GRAFIK 2. RATA-RATA JUMLAH DAUN BAWANG MERAH TIAP
MINGGU
hela
i
Pada minggu pertama tanaman kacang merah belom mengalami
pertumbuhan. Pada minggu kedua sudah nampak daun bawang merah kecuali di
tempat terbuka. Pada minggu ketiga daun bawang merah sudah nampak semua,
baik di rumah kaca, terbuka dan naungan. Namun pada minggu ketiga rata-rata
jumlah daun mengalami penurunan di rumah kaca dan naungan karena dalam satu
polybag masih ada yang belum tumbuh. Pada minggu keempat rata-rata jumlah
daun mengalami kenaikan baik dirumah kaca, terbuka, maupun naungan. Pada
minggu kelima rata-rata jumlah daun mengalami kenaikan kecuali di rumah kaca.
Pada minggu ke enam dan tujuh semua mengalami kenaikan
3. Histogram Panjang Akar Terpanjang
RK N T0
5
10
15
20
25
30
Histogram 1. Panjang Akar Terpanjang
Panjang Akar
Perlakuan
Dala
m cm
Pada histogram panjang akar tanaman bawang merah menunjukkan
panjang akar terpanjang yaitu di tempat terbuka dikarenakan akar tanaman
bawang merah nutrisinya kurang terpenuhi sehingga akar menjadi bertambah
panjang karena mencari unsur hara.
4. Histogram Berat Basah dan Berat Kering Bagian Atas
RK N T02468
10121416
Histogram 2. Berat Basah Bagian Atas danBerat Kering Bagan Atas
Berat Basah Bagian AtasBerat Kering Bagian Atas
Perlakuan
Bera
t (gr
)
5. Histogram Berat Basah dan Berat Kering Akar
RK N T0
0.51
1.52
Histogram 3. Berat Basah Akar dan
Berat Kering AkarBerat Basah Akar Berat Kering Akar
Perlakuan
Bera
t (g)
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Budi Samadi dkk. 1996. ”Intensifikasi Budidaya Bawang Merah”.
Yogyakarta: Kanisius.
Fafaiz. 2011. “Green House” (online),
(http://fafaiz.wordpress.com, diakses tanggal 21 November 2014).
Falopeace, Firda. 2013. “Pengaruh Cahaya Terhadap
Perkecambahan Kacang Merah” (online),
(http://firdafalopeace.blogspot.com/2013/09/penelitian-biologi-
pengaruh-cahaya.html?m=1, diakses tanggal 14 November 2014).
Lakitan. 1993. “Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan”. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Risky. 2011. “Intensitas Cahaya pada Pertumbuhan Tanaman”.
(online), http:// Riskyridhaagriculture.blogspot.com/2011/12/intensitas-
cahaya-terhadap-pertumbuhan .html , diakses tanggal 14 November
2014).
Sunarjono, H.Hendro. 2010. “Bertanam 30 Jenis Sayur”. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wibowo, Singgih. 1989. “Budidaya Bawang Putih, Merah dan
Bombay”. Jakarta: Penebar Swadaya.