Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November...

31
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN ANGGARAN 2007 Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang OLEH : Ketua : Muhammad Amir Solihin, SP., MT. Anggota I : Rija Sudirja, SP., MT. Anggota II : Oviyanti Mulyani, SP. Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2007 Berdasarkan SPK No. /2007 Tanggal 2007 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007

Transcript of Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November...

Page 1: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN ANGGARAN 2007

Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang

OLEH : Ketua : Muhammad Amir Solihin, SP., MT. Anggota I : Rija Sudirja, SP., MT. Anggota II : Oviyanti Mulyani, SP.

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2007

Berdasarkan SPK No. /2007 Tanggal 2007

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

November 2007

Page 2: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

LEMBAR PENGESAHAN PKM TAHUN ANGGARAN 2007

1. Judul : Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan

Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang

2. Ketua Pelaksana a. Nama : Muhammad Amir Solihin, SP., MT. b. NIP : 132 304 087 c. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa d. Jabatan : Asisten Ahli e. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan 3. Personalia : a. Jumlah Anggota Pelaksana : 3 Orang b. Jumlah Anggota Pembantu : - Orang 4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan 5 Sumber Dana : DIPA PNBP LPM UNPAD Tahun 2007 6. Biaya yang diperlukan : Rp 2.000.000,00 (Dua Juta Rupiah) Bandung, 31 Oktober 2007 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Hj. Yuyun Yuwariah, Ir., M.S. Muhammad Amir Solihin, SP., MT. NIP. 130 524 003 NIP. 132 304 087

Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Padjadjaran

Dr.Ir. Ari Sufyandi, Dipl.Hydr.,MSP. NIP. 131 122 474

Page 3: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

ABSTRAK

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Salah satu tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya untuk pembangunan masyarakat perdesaan secara mandiri.

Untuk menyumbangkan karya bakti nyata bagi pelaksanaan kegiatan tersebut, terpilih salah satu lokasi yang potensial ke arah perbaikan produktivitas lahan dan penerapan teknologi tepat guna yang selama ini cukup rawan pula dari bahaya kerusakan dan kelestarian alam. Lokasi terpilih itu adalah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Sebagai lokasi pusat kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Desa Jayamekar.

Kegiatan utama masyarakat di lokasi kegiatan umumnya bergerak di sector pertanian pangan, sayuran dan perkebunan. Namun demikian, kondisi wilayah yang berbukit dan bergunung serta curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah menjadi kurang produktif dan cenderung tidak lestari bagi lingkungan. Untuk mencapai produktivitas lahan yang optimal dan lestari, maka pertimbangan agroekologi di wilayah studi dapat menjadi salah satu cara yang tepat. Zona agroekologi menghendaki pemanfaatan lahan mempertimbangkan kemiringan, drainase, curah hujan, dan ketinggian tempat. Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi sebaiknya diusahakan bagi tanaman perkebunan, tahunan atau kehutanan. Sedangkan tanaman pangan kukrang sesuai atau dapat diusahakan hanya pada waktu tertentu. Hal ini terbukti dari kegiatan sosialisasi dengan diskusi yang berkembang pada pelaksanaan kegiatan, usaha tanaman pangan seperti padi mengalami kegagalan panen atau produktivitas sangat rendah ketika peralihan musim kemarau ke musim hujan. Pada saat itu, kondisi lingkungan menjadi ekstrim bagi pertumbuhan tanaman. Ini karena ketidakcocokan jenis tanaman dengan karakteristik agroekologi setempat.

Masyarakat memberikan antusias yang cukup besar menanggapi kegiatan ini sehingga pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya pertimbangan pemanfaatan lahan sesuai dengan zonaagroekologi setempat dalam upaya pelestarian lingkungan disertai dengan adanya peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Tumbuhnya minat dan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sesuai kriteria tumbuh tanaman menjadi hal yang ingin dicapai dan dilaksanakan agar pertanian berkelanjutan dan peningkatan pendapatan dapat terwujud. Kata Kunci : Pemanfaatan lahan, Zona Agro Ekologi, Tegalan dan Kebun Campuran

Page 4: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

TIM PELAKSANA 1. Ketua Pelaksana

a. Nama dan gelar : M. Amir Solihin, SP., M.T. b. Pangkat/gol./NIP : Penata Muda/IIIa/132 304 087 c. Jabatan : Asisten Ahli d. Bidang keahlian : Ilmu Tanah e. Tempat kegiatan : Desa Jayamekar, Kec. Cibugel. f. Waktu yang disediakan untuk : 4 jam/minggu

Kegiatan ini (dalam jam/minggu) 2. Anggota Pelaksana I

a. Nama dan gelar : Rija Sudirja, SP., M.T. b. Pangkat/gol./NIP : Penata/IIId/132 207 291 c. Jabatan : Lektor d. Bidang keahlian : Ilmu Tanah/Lingkungan e. Tempat kegiatan : Desa Jayamekar, Kec. Cibugel f. Waktu yang disediakan untuk : 4 jam/minggu g. Kegiatan ini (dalam jam/minggu)

3. Anggota Pelaksana II

a. Nama dan gelar : Oviyanti Mulyani, S.P. b. Pangkat/gol./NIP : Penata Muda/IIIa/132 316 921 c. Jabatan : Asisten Ahli Madya d. Bidang keahlian : Kimia Tanah e. Tempat kegiatan : Desa Jayamekar, Kec. Cibugel f. Waktu yang disediakan untuk : 4 jam/minggu g. Kegiatan ini (dalam jam/minggu)

Page 5: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas perkenan-Nya penelitian dan laporan hasil PKM ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang kami lakasanakan kami

dengan judul “Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang”. Kegiatan kami ini merupakan salah satu pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan untuk mendiseminassi potensi wilayah khususnya sektor pertanian sebagai upaya peningkatan pendapatan petani dan ekonomi wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2007.

Kegiatan ini merupakan kegiatan dasar pengembangan suatu komoditas pertanian unggulan ditinjau dari aspek-aspek Fisik wilayah. Kami sadari bahwa waktu, dana dan ketersediaan data yang terbatas menjadi salah satu persoalan dalam kegiatan kami ini, namun seoptimal mungkin kami telah berusaha untuk dapat memberikan hasil yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, saran dan masukkan kepada kami merupakan ilmu bagi kami agar dapat melakukan penelitian lebih baik lagi.

Atas perhatian dan bantuan semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih.

Oktober 2007

Tim Pelaksana

Page 6: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK TIM PELAKSANA ........................................................................................................... ii PRAKATA....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4

2.1. Peruntukan Lahan Berbasis Zona Agroekologi ........................................... 4 2.2. Penetapan Zona Agroekologi ...................................................................... 6 2.3. Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Cibugel ................................................ 7

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 10

3.1. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ..................................................... 10 3.2. REALISASI PEMECAHAN MASALAH ...................................................... 11 3.3. KHLAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS ................................ 13 3.4. METODE KEGIATAN ................................................................................ 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 14

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

Page 7: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pelaksanaan Tridharma

Perguruan Tinggi yang melibatkan staf pengajar dan masyarakat bekerja secara aktif.

Salah satu tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya, serta dapat menjadi

pendorong pembangunan masyarakat perdesaan secara mandiri.

Untuk menyumbangkan karya bakti nyata bagi pelaksanaan kegiatan tersebut,

telah terpilih salah satu lokasi yang potensial ke arah perbaikan produktivitas lahan dan

penerapan teknologi tepat guna, yang selama ini cukup rawan pula dari bahaya

kerusakan dan kelestarian alam. Lokasi terpilih itu adalah Kecamatan Cibugel

Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Lokasi merupakan daerah dengan kondisi lahan tegalan yang terlantar dan

terbuka cukup luas, serta topografi berbukit, sehingga akan rawan terhadap erosi dan

banjir, dengan demikian lambat laun dapat mengurangi produktivitas lahan. Sejauh ini

penanggulangan yang dilakukan misalnya dengan cara-cara pembuatan sengkedan

dan penanaman pohon pelindung. Meskipun demikian, masih tetap diperlukan adanya

usaha-usaha lain dalam memperbaiki dan mempertahankan tanahnya agar berkualitas

atau memiliki tingkat kesuburan yang baik. Salah satu upaya yang diharapkan dapat

membantu permasalahan tersebut adalah optimalisasi penggunaan lahan sesuai

dengan karakteristik agroekologi daerah tersebut.

Tanaman merupakan pabrik biologis yang mempunyai mekanisme spesifik

sesuai jenis tanaman dan kondisi lingkungan tumbuhnya. Sebagai pabrik biologis,

tanaman yang dibudidayakan akan memproduksi hasil yang berguna bagi berbagai

kepentingan. Optimalitas produksi tanaman sangat bergantung pada karakterisitk

lingkungan tempat tumbuh tanaman tersebut. Oleh karena itu. Penggunaan lahan

sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan merupakan keharusan.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Lokasi PKM merupakan wilayah pertanian yang sebagian besar lahan kering.

Topografi wilayah yang berbukit dan bergunung, sedangkan vegetasi dan pengunaan

lahan sudah banyak dibudidayakan pertanian. Untuk beberapa jenis tanaman masih

sesuai dengan kondisi lahan dan iklim setempat, tetapi terdapat juga jenis tanaman

yang ditanam tidak sesuai dengan karakter alam yang ada. Hal ini dapat menyebabkan

hasil produksi pertanian sulit mendapatkan hasil yang optimal.

Page 8: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

2

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik lingkungan tempat

tumbuhnya, selain tidak dapat memberikan hasil produksi yang optimal, tetapi juga

cenderung dalam jangka panjang berperan dalam degradasi lahan serta penurunan

pendapatan petani.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. TUJUAN KEGIATAN Pengenalan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan karakter agroekologi

wilayah dengan tujuan:

1. Menyebarluaskan upaya pemanfaatan lahan yang sesuai dengan karakter

agoekologi wilayah setempat.

2. Merupakan upaya pendekatan kepada petani dalam pemanfaatan lahan yang

lestari dan berkelanjutan

3. Memperkenalkan kepada masyarakat tani, berbagai komoditas yang sesuai

untuk dikembangkan di wilayah tersebut.

1.3.2. MANFAAT KEGIATAN 

Berdasarkan persoalan dan tujuan kegiatan, manfaat kegiatan pengabdian

kepada masyarakat ini mempunyai manfaat luas, baik dalam upaya pengembangan

pertanian yang berkelanjutan maupun dalam menunjang pelestarian sumberdaya alam

setempat.

1.4. Sistematika Laporan

BAB I

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latarbelakang, identifikasi

masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika laporan

BAB II

Bab II merupakan uraian tinjauan pusataka yang relevan dengan pemanfaatan

lahan tegalan dan kebun campuran berdasarkan penilaian zona agroekologi di lokasi

kegiatan.

BAB III

Bab III merupakan uraian mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan

kegiatan di lokasi kegiatan berdasarkan masalah yanng telah diidentifikasi. Pada bab

ini diuraikan juga khalayak sasaran kegiatan dan metoda yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan.

Page 9: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

3

BAB IV

Bab IV merupakan hasil pelaksanaan kegiatan dan pembahasannya, serta

pencapaian hasil kegiatan berdasarkan kerangka evaluasi kegiatan

BAB V

Bab V menguraikan kesimpulan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat

di lokasai kegiatan dan saran-saran yang dibutuhkan dalam kegiatan sejenis

berikutnya.

Page 10: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan uraian pendahuluan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan

diuraikan tinjauan pustaka pengunaan lahan pada lahan tegalan dan kebun campuran

berdasarkan kriteria zona agroekologi di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.

2.1. Peruntukan Lahan Berbasis Zona Agroekologi

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai

sumber penghasil bahan makan, sumber bahan baku bagi industri, mata pencaharian

sebagian besar penduduk, penghasil devisa negara dari ekspor komoditinya bahkan

berpengaruh besar terhadap stabilitas dan keamanan nasional. Namun keberadaan

sumberdaya lahan yang terbatas tidak mampu mengimbangi kebutuhan lahan yang

sangat pesat baik dari sektor pertanian maupun non pertanian, akibatnya timbul

persaingan penggunaan lahan yang saling tumpang tindih dan tidak memperhatikan

aspek kelestarian lingkungan (Djaenuddin, 1996). Hal ini dapat menjadi kendala bagi

proses pembangunan nasional, khususnya di sektor pertanian. Perencanaan yang

tepat dan informasi yang aktual sangat dibutuhkan oleh para pengguna lahan dan

pihak-pihak yang terkait agar penggunaan lahan tersebut dapat optimal sesuai dengan

kemampuannya dan dapat digunakan secara berkelanjutan.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut,

diantaranya dengan membuat suatu perencanaan yang tepat dan rasional baik melalui

aspek teknis maupun non teknis. Aspek teknis dapat dilakukan diantaranya dengan

menentukan potensi wilayah sedangkan aspek non teknis dapat dilakukan dengan

pendekatan kebijaksanaan bagi pengembangan wilayah tersebut. Kedua aspek ini

akan saling berkaitan erat terhadap keberhasilan proses dan hasil pembangunan suatu

wilayah. Aspek teknis merupakan salah satu cara yang tepat dan mendasar bagi

perencanaan pembangunan wilayah karena dengan cara ini dapat diketahui potensi

dan daya dukung lahan di wilayah tersebut untuk jenis-jenis penggunaan lahan yang

dipertimbangkan

Hampir setiap aktivitas manusia berkaitan erat dengan pemanfaatan lahan.

Dalam perspektif ekonomi lahan merupakan faktor produksi yang multi fungsi

(diperlukan oleh berbagai sektor) dan sifatnya terbatas. FAO dalam Arsyad (1989),

mengartikan lahan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

vegetasi, serta benda yang ada di atasnya yang kesemuanya berpengaruh besar

terhadap potensi dalam pemanfaatan dan pengembangannya.

Page 11: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

5

Seiring dengan jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang bertambah

dengan cepat, persaingan penggunaan lahan di berbagai sektor terutama pergeseran

dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, telah menyebabkan lahan pertanian

menjadi langka. Namun demikian, lahan untuk usaha pertanian masih menjadi

pemikiran utama mengingat fungsinya sebagai produsen bahan baku untuk berbagai

industri dan untuk memenuhi kebutuhan pangan, serat dan sandang untuk manusia

yang jumlah, ragam dan mutunya semakin meningkat.

Kebutuhan akan pangan dan serat yang semakin meningkat ini, menuntut hasil

produksi pertanian yang semakin tinggi yang berlanjut pada kebutuhan akan lahan

pertanian yang semakin meningkat. Sayangnya dewasa ini kegiatan pertanian tidak

saja telah dilakukan di lahan yang subur tetapi sudah dimulai pada lahan-lahan

marjinal dengan sedikit atau bahkan tanpa memperhatikan daya dukung dari lahan itu

sendiri. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang dapat

mengancam keberlanjutan penggunaan lahan dan lingkungannya.

Agar lahan dapat terus dipergunakan untuk keperluan pertanian secara

berkesinambungan, penggunaan lahan pertanian haruslah ditata sesuai dengan

potensi dan daya dukung lahan. Penataan penggunaan lahan seringkali tidak efisien

karena kurangnya informasi mengenai kesesuaian penggunaan lahan, dan tindakan

pengelolaan yang diperlukan bagi setiap areal lahan. Informasi kesesuaian

penggunaan lahan akan mempertimbangkan berbagai faktor, baik fisik lingkungannya

maupun sosial ekonomi. Dalam kaitannya dengan faktor fisik, kegiatan evaluasi lahan

sangat berperan besar dalam memberikan berbagai alternatif penggunaan lahan yang

sesuai.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi lahan ini

adalah metode zona agroekologi yang dasar dan landasan metode penetapannya

adalah melalui evaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan yang spesifik

untuk sektor pertanian.

Menurut Amien (1994) zona agroekologi memiliki pendekatan yang lebih

terpadu dimana faktor-faktor penentu produksi pertanian seperti tanah, hidrologi dan

iklim mendapatkan perhatian yang seimbang. Dalam zona agroekologi lahan akan

dicoba dipilah berdasarkan kondisi karakteristik lahan dan iklim untuk kemudian dapat

ditentukan alternative penggunaan lahan yang sesuai. Sehingga pada setiap zona

agroekologi akan memiliki karakteristik lahan dan sistem pertanian tertentu yang

berbeda dengan zona agroekologi lainnya sehingga kebutuhan pengelolaan dan

teknologi yang dibutuhkan akan berbeda pada setiap zona agroekologi, dengan

demikian pertanian yang tangguh berkelanjutan diharapkan dapat tercapai.

Page 12: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

6

2.2. Penetapan Zona Agroekologi

Mengolah peta kontur, peta ketinggian, data curah hujan menjadi peta dijital

kemiringan, kelembaban, rejim suhu dan drainase. Kemudian peta-peta tersebut

ditumpang susunkan sehingga diperoleh zona agroekologi sebagai satuan pemetaan.

Penentuan zona agroekologi dilakukan berdasarkan :

1. Lereng, wilayah dikelompokkan berdasarkan kemiringan lereng, sehingga

diperoleh empat zona utama, yaitu :

Zona I : Kemiringan > 40%

Zona II : Kemiringan 16-40%

Zona III : Kemiringan 8-15%

Zona IV : Kemiringan < 8%

2. Pengelompokkan sub zona dilakukan berdasarkan kelembaban dan rejim suhu.

Rejim kelembaban dibedakan berdasarkan jumlah bulan kering (curah hujan <

60 mm) dalam satu tahun. Sedangkan rejim suhu didasarkan pada ketinggian

tempat dari permukaan laut

Wilayah dibagi berdasarkan rejim kelembaban menjadi 3 kelompok yaitu

Lembab (simbol x) yaitu bulan kering < 3 bln dalam setahun

Agak kering (simbol y) yaitu jika jumlah bulan kering antara 4 -7 bulan

dalam setahun

Kering (simbol z) yaitu jika jumlah bulan kering > 7 bulan dalam satu tahun

Rejim suhu terbagi menjadi 2 kelompok yaitu

Panas (simbol a) yaitu daerah pada ketinggian ≤ 750 mdpl

Sejuk (symbol b) yaitu daerah pada ketinggian ≥ 750 mdpl

3. Sub zona juga dikelompokkan lagi berdasarkan keadaan drainase tanah

(mudah tidaknya air hilang dari tanah) yaitu :

Drainase baik (simbol 1) yaitu daerah yang tanahnya tidak tergenang

Drainase buruk (simbol 2) yaitu daerah yang tanahnya selalu tergenang

Maka pada setiap zona agroekologi terdapat beberapa kombinasi sub zona.

Page 13: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

7

Contoh kombinasi zona agroekologi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini

Zona I 1. Baik

Zona II .

Zona III 2. Buruk

Zona IV

a. Panas x. Lembab

y. Sedang

b. Sejuk z. Kering

Gambar 1. Struktur Zona Agroekologi

2.3. Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Cibugel

Kecamatan Cibugel merupakan salah satu wilayah pertanian di Kabupaten

Sumedang bagian selatan. Pada wilayah ini aktivitas ekonomi dominan masyarakatnya

bergerap disektor pertanian, khususnya pertanian di lahan kering. Sebagai aktivitas

dominan, upaya pengembangan usaha tani dilakukan agar produksinya dapat

memberikan hasil yang optimal. Namun demikian, kondisi eksisting menunjukkan

masih banyak usaha tani yang belum mempertimbangkan karakteristik lingkungannya.

Hal ini berdampak pada ancaman terjadinya degradasi lahan dan produksi pertanian

yang kurang optimal.

Upaya pengembangan pertanian tersebut terlebih dahulu memerlukan

pengaturan penggunaan lahan pertanian. Pengaturan penggunaan lahan ini biasanya

berkaitan erat dengan pertimbangan penggunaan lahan sekarang (present landuse)

dan penggunaan lahan potensial (potential landuse), karena biasanya penggunaan

lahan potensial berbeda dengan penggunaan lahan sekarang. Metode zona

agroekologi dapat mempermudah dalam memberikan alternatif penggunaan lahan

potensial khususnya dalam sektor pertanian, dimana akan terdapat lahan untuk

berbagai sistem pertanian tertentu berdasarkan kondisi agroekologinya.

Desa Jayamekar sebagai desa yang dijadikan pusat lokasi kegiatan

mempunyai luas wilayah 1.925 ha (Data Dasar Profil Desa, 2005), terbagi dalam 4

Dusun. Jumlah penduduk Desa Jayamekar tahun 2005 sebanyak 3.292 jiwa dengan

kepadatan penduduknya adalah 584 jiwa/km2. Penduduknya sebagian besar

berpendidikan SD (36,41%) dan tidak tamat SD (30,77).

II a y 1

Lereng Drainase

Kelembaban Suhu

Page 14: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

8

Secara geografis, seluas +1.088 ha dijadikan kawasan budidaya dengan

kondisi perbukitan dan pegunungan. Sarana perhubungan pada umumnya cukup

memadai, baik jalan kabupaten/kecamatan maupun jalan antar desa. Desa ini berjarak

± 30 km dari pusat kota kabupaten dan 2 km dari pusat kota kecamatan, dapat

ditempuh dengan menggunakan angkutan desa. Ikilm desa ini sebagian besar

tergolong beriklim basah, dengan curah hujan tahunan berkisar dari 2.300-3.000 mm,

bulan kering terjadi selama 2-3 bulan. Berdasarkan zona agroklimat tergolong zona B1,

B2, dan C2. Rejim kelembaban termasuk udik dengan curah hujan tahunan di atas

2000 mm.

Berdasarkan hasil interpretasi dan pengecekan di lapangan menunjukkan

bahwa daerah Desa Jayamekar merupakan Grup Landform Volkan, berkembang dari

bahan induk vulkanik muda dan tua yang didominasi oleh andesit, basalt, dan batu

lempung. Kelas kedalaman tanah bervariasi dari sangat dangkal sampai sangat dalam,

namun secara umum didominasi oleh kelas dalam (100-150 cm), kelas sangat dangkal

sampai dangkal dijumpai di lereng lembur pasir atau sekitar perbukitan cikuda labuh (di

lereng volkan atas) atau setempat di daerah bawahnya yang mempunyai batuan yang

muncul ke permukaan. Hasil pendeskripsian profil di lapangan dan interpretasinya

secara sederhana, maka tanah-tanah di Desa Jayamekar dapat dibagi ke dalam 3

(tiga) ordo, yaitu: Entisol, Andisol, dan Inceptisol (Rija Sudirja, 2006).

Tanah Andisol mempunyai sifat spesifik antara lain: kandungan bahan organik

tanah tinggi (>3%), tekstur ringan, konsistensi gembur, berat jenis rendah (<0,9

g/cm2), retensi P tergolong tinggi (>85%). Andisol ditemukan pada rejim kelembapan

akuik, udik, dan ustik. Tanah Inceptisols adalah tanah yang sudah mengalami

perkembangan struktur, dicirikan dengan terbentuknya horison kambik diklasifikasikan

sebagai Inceptisol. Penyebarannya pada grup Entisol diduga menempati lereng-lereng

volkan atas G. Simpay pada relief bergunung (>40%).

Penggunaan lahan di Desa Jayamekar terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

penggunaan lahan budidaya (sawah, tegalan, kebun campuran, hutan produksi) dan

non budidaya (hutan). Tegalan yang ada hampir seluruhnya belum memenuhi kaidah

konservasi. Tanaman tembakau merupakan tanaman utama yang diusahakan secara

intensif. Pola tanam yang diterapkan palawija-tembakau-palawija. Tanaman palawija

yang umum diusahakan padi ladang, jagung, ubikayu, dan sayur-sayuran. Kebun

campuran umumnya terdapat di sekitar pemukiman dan hutan produksi. Tanaman

yang dikembangkan terutama tanaman perkebunan dan hortikultura (alpukat, petai,

jengkol, pisang, cengkih). Vegetasi hutan merupakan hutan lahan kering dataran tinggi

yang menempati bagian puncak G. Simpay. Hutan yang ada merupakan hutan asli 700

ha, hutan lindung 600 ha, dan hutan produksi 100 ha. Sebagian telah dirambah untuk

Page 15: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

9

dijadikan areal tanaman palawija, sehingga fungsi utamanya sebagai daerah

penyangga menjadi sangat terbatas.

Dari hasil evaluasi kesesuaian lahan beberapa komoditas menunjukkan bahwa

lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian hanya seluas 525 ha

(27,29%), sedangkan sisanya seluas 1.400 ha (72,71%) tidak dapat dikembangkan

untuk pertanian karena kondisi biofisik lahan tidak memungkinkan dan/atau status

lahannya berupa kawasan hutan. Apabila lahan-lahan tersebut dipaksakan untuk

dikelola/dikembangkan maka kemungkinan akan terjadi degradasi lahan dan

kerusakan lingkungan. Lahan-lahan tersebut diarahkan sebagai kawasan konservasi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya alih teknologi (diseminasi) dalam proses adopsi,

difusi, dan pembelajaran yang berkesinambungan serta mempertimbangkan berbagai

faktor dalam perencanaan penggunaan lahan. Masyarakat dan pemerintah (penyuluh

dan aparat desa) disini akan difasilitasi untuk memahami dan membuat

menyelenggarakan program peningkatan kemampuan penggunaan lahan tegalan dan

kebun campuran berbasis zona agroekologi, dan pada akhirnya diharapkan

pendapatan masyarakat meningkat serta lingkungan fisik/alam (produktivitas tanah)

tetap terjaga kelestariannya.

Page 16: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Penggunaan lahan merupakan hasil dari upaya manusia yang sifatnya terus

menerus dalam memenuhi kebutuhannya terhadap sumber daya lahan. Lonjakan

populasi dan kegiatan penduduk telah meningkatkan intensitas penggunaan lahan

yang kemudian menyebabkan lahan subur dan potensial untuk lahan pertanian

semakin langka akibat terjadinya degradasi tanah dan lingkungan. Untuk itu diperlukan

suatu pengaturan penggunaan lahan pertanian yang seksama yang sesuai dengan

kondisi biofisik melalui pendekatan zona agroekologi.

Zona agroekologi merupakan suatu himpunan dari sejumlah faktor alam dan

kegiatan pertanian yang menggunakan dan mengeksploitasi lingkungannya. Pada

prinsipnya pengelompokkan zona agroekologi dilakukan berdasarkan perbedaan

karakteristik lahan yaitu relief (lereng), iklim (suhu dan kelembaban udara) dan

drainase tanah, sehingga pada setiap zona agroekologi akan memiliki karakteristik

lahan tertentu yang kemudian dapat ditentukan alternatif penggunaan lahan yang

sesuai.

Zona agroekologi dapat memudahkan pelaksanaan analisis yang dibutuhkan

dalam penilaian kesesuain lahan untuk penggunaan pertanian. Untuk membantu

penilaian kesesuaian lahan ini dapat dilakukan secara terkomputerisasi salah satunya

dengan menggunakan sistem pakar (Expert system). Sistem pakar merupakan

perangkat lunak komputer yang dapat memberikan arahan tentang penggunaan lahan

untuk sistem pertanian yang tepat berdasarkan sifat-sifat lahan seperti lereng, tekstur,

kemasaman dan lain-lain, dengan mempertimbangkan bahwa lereng yang curam,

tekstur yang sangat kasar ataupun gambut dalam maupun pH yang sangat rendah

sebagai pembatas, sistem akan memberikan rekomendasi untuk sistem pertanian

seperti tanaman semusim, tanaman tahunan atau kehutanan (Amien, 1997).

Sistem pertanian tanaman semusim hanya dianjurkan pada lahan dengan

kemiringan kurang dari 8%, sistem pertanian wanatani dimana tanaman tahunan

ditanam bersama dengan tanaman semusim akan dianjurkan pada lahan dengan

kemiringan antara 8-15% dan untuk sistem pertanian perkebunan tanaman tahunan

akan dianjurkan pada lahan dengan kemiringan antara 16-40%, sedangkan lahan

dengan kemiringan lebih dari 40% hanya dianjurkan untuk kehutanan.

Penggunaan lahan aktual yang sesuai dengan zona agroekologi dapat

mewujudkan keseimbangan dan keberlanjutan lahan karena lahan digunakan sesuai

Page 17: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

11

dengan kondisi fisiknya, namun di daerah penelitian terdapat lahan tererosi seluas

2511 ha (BPN 2002) yang diduga dipengaruhi oleh penggunaan lahan yang tidak

sesuai, kemudian terjadinya penurunan produktivitas lahan yang tampak pada

penurunan produksi beberapa komoditas pertanian, misalnya untuk tanaman padi rata-

rata produksinya turun 3,79% yaitu dari 9,88 ton/ha (2000) menjadi 6,09 ton/ha (2002),

begitu pula pada tanaman palawija rata-rata produksi turun dari 29,472 ton/ha (2000)

menjadi 27, 324 ton/ha (2002). Walaupun penurunan ini dapat disebabkan oleh banyak

faktor namun penurunan produktivitas lahan berupa produksi per satuan luas yang

rendah dapat dijadikan indikator tingkat keberhasilan dan kesesuaian suatu pola

penggunaan lahan

Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi dominan wilayah

perdesaan dapat dilakukan dengan menentukan prioritas-prioritas sektor pertanian

yang kemudian dapat dirinci lagi berdasarkan komoditas. Lokasi studi sebagai wilayah

pertanian dengan topografis berbukit membutuhkan pemanfaatan lahan yang tepat dan

dapat tetap menjaga keseimbangan ekologis setempat. Dengan demikian,

produktivitas masyarakat Cibugel dapat meningkat, tetapi juga diiringi kelestarian tanah

dan air secara berkelanjutan.

3.2. REALISASI PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan kerangka permasalahan, kondisi lokasi kegiatan dan ketersediaan

dana yang ada. Pelaksanan kegiatan dilakukan dilakukan diawali dengan mengadakan

berbagai pertemuan dengan aparat desa dan pihak-pihak kunci di masyarakat Desa

Jayamekar Cibugel untuk mendapatkan gambaran kondisi dan kemungkinan

implementasi kegiatan di lapangan.

Berdasarkan tahapan kegiatan di atas, disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi

implementasi penggunaan lahan berbasis zona agroekologi dapat dilakukan melalui

tahapan yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang sebagian

besar adalah petani dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan pemahaman

yang terkait dengan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan. Pada tahap awal ini,

masyarakat diupayakan untuk dikenalkan dengan kegiatan pertanian dengan berbagai

pola kegiatan dan hasil-hasilnya ataupun dampak dari kegiatan tersebut.

Sebagaimana umumnya petani di Indonesia, petani di desa ini juga melakukan

kegiatan pertanian dengan kemampuan seadaanya. Dalam pemupukan dan

pengendalian hama dilakukan dengan pengetahuan dan dana yang terbatas. Akhirnya,

produktivitas pertaniannya kurang optimal. Untuk itu perlu adanya cara lain dengan

memanfaatkan sumberdaya yang ada agar kebutuhan bagi produktivitas pertanian

petani dapat lebih optimal. Salah satu yang dapat diterapkan adalah dengan

Page 18: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

12

memanfaatkan lahan pertanian sesuai dengan karakteristik zona agroekologi

setempat.

Selama ini, petani sudah mengusahakan lahan pertanian secara intensif baik

bagi tanaman pangan, perkebunan, maupun buah-buahan. Namun demikian,

pertimbangan pilihan jenis tanaman belum memperhatikan karakteristik wilayah

khususnya kriteria zona agroklimatologi, seperti lereng, drainase, suhu dan

kelembaban. Lokasi kegiatan mempunyai klasifikasi Ibx1 dan Iibx1 yang berarti

pemanfaatan lahan harus diarahkan ke tanaman buah-buahan, tahunan dan

kehutanan. Pilihan petani saat ini cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh trend

penanaman jenis tanaman di wilayah lain yang terletak di sebelah hilir lokasi kegiatan

(Darmaraja) yang memberikan hasil yang baik. Namum demikian, karakteristik

agroekologi wilayah tersebut sanat berbeda karena berada di dataran rendah

sedangkan lokasi kegiatan PKM terletak di dataran tinggi. Perbedaan karakteritik

agroekologi ini ternyata terbukti memberikan dampak yang berbea pada masing-

masing wilayah. Di wilayah yan menjadi lokasi kegiatan PKM, hasil usaha tani

khususnya tanaman pangan memberikan hasil kurang menguntungkan. Lain halnya

dengan wilayah Darmaraja, hasil usaha tani tanaman pangan memberikan hasil yang

baik dan menguntungkan.

Pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan berjalan secara interaktif dengan

ditunjang ilustrasi visual dan kasus yang seringkali terjadi di wilayah kerja petani. Hal

ini membuka peluang masyarakat untuk bertanya jawab ataupun mengeluarkan

pendapat dan permasalahan dalam kegiatan berusaha taninya. Masyarakat secara

antusias mengikuti kegiatan ini dengan diskusi dan tanya jawab. Dari hasil pertemuan-

pertemuan tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat sudah memahami pentingnya

kegiatan ini dan menggugah minat untuk dapat melaksanakannya.

Sosialisasi penggunaan lahan tegalan dankebun campuran berbasis zona

agroekologi terbukti memberkan pencerahan bagi petani berupa pengetahuan dan

pemahaman baru tentang upaya meningkatkan produktivitas usaha taninya agar bisa

lebih optimal dan berkelanjutan. Hal ini tentunya sudah merupakan suatu kemajuan

yang berarti, tetapi perlu ditindak lanjuti oleh tahapan berikutnya secara berkelanjutan.

Untuk itu, melalui aparat terkait diharapkan kegiatan ini dapat ditindaklanjuti melalui

kegiatan-kegiatan demontrasi lainnya secara langsung di masyarakat dan pembinaan

ke depannya.

Page 19: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

13

3.3. KHLAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS

Dalam pelaksanaan kegiatan ini pelibatan masyarakat petani sebagai pelaku

utama didampingi oleh tenaga-tenaga penyuluh atau motivator pedesaan yang

sekiranya memiliki akses pada penerapan teknologi tepat guna. Diidentifikasi, khalayak

sasaran antara yang stategis khususnya adalah kelompok tani dan tokoh masyarakat

tani. Kelompok ini merupakan sebagian masyarakat yang secara rutin melakukan

pertemuan dan pelatihan berbagai kegiatan produktif yang dekat dengan kehidupan

sehari-harinya. Dalam aktivitas ekonomi masyarakat, mereka berperan sebagai salah

satu pendorong pembangunan desa secara keseluruhan. Keterlibatan LPM UNPAD

sebagai salah satu katalisator diseminasi pengetahuan kepada masyarakat dan aparat

setempat. Dengan demikian, sosialisasi pengetahuan diharapkan dapat secara efektif

dipahami masyarakat sesuai dengan kondisi aktual usaha tani di lokasi kegiatan.

3.4. METODE KEGIATAN

Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif, dimulai

perencanaan, observasi lapangan sampai kepada pencarian informasi pendukung

kelayakan program. Untuk melengkapi informasi tentang permasalahan yang terdapat

di masyarakat khususnya dalam pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran,

diperhatikan pula data sumbernya dari catatan potensi desa setempat.

Kegiatan yang dilakukan dalam mencari informasi tersebut antara lain:

1. Mengadakan pertemuan dengan kepala desa dan aparatur pemerintahan desa,

tokoh-tokoh masyarakat dan petani, serta Petugas Penyuluh Lapangan.

2. Melakukan anjangsana ke penduduk dengan memperhatikan kehidupan sehari-

hari masyarakat desa.

Penyuluhan ini berdasarkan pada hasil observasi lapangan, kebutuhan, dan

kemampuan masyarakat serta sumberdaya pendukung.

Materi sosialisasi yang diberikan adalah pengetahuan tentang pemanfaatan

lahan tegalan dan kebun campuran (lahan kering dan berlereng) untuk mencapai

peningkatan produktivitas dan pendapatan petani serta terjaganya kelestarian

lingkungan setempat dari bahaya erosi/longsor dan banjir.

Page 20: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa masyarakat

desa selama ini belum mengetahui pertimbangan pemilihan penggunaan lahan yang

sesuai dengan karakteristik zona agroekologi wilayah setempat. Proses marginalisasi

petani yang terjadi, dialami juga pada masyarakat di desa ini. Usaha tani yang selama

ini telah dilakukannya ternyata tidak memberikan hasil yang optimal. Akibatnya

peningkatan pendapatan tidak terjadi dan peningkatan kesejahteraan tidak tercapai.

Dengan adanya kegiatan ini, kelompok antara yang diharapkan akan menjadi motivator

penggerak masyarakat di kemudian hari terbuka akan satu wawasan dan pengetahuan

baru mengenai persoalan yang mereka hadapi dalam usaha pertanian mereka.

Pentingnya peningkatan produktivitas lahan tetapi memperhatikan karakteristik wilayah

dapat dipahami masyarakat tani khususnya kelompok antara dengan baik. Dengan

demikian, upaya-upaya alternatif jenis tanaman dan upaya alternatif jenis bibit yang

dilakukan petani akan digunakan dengan mempertimbangkan faktor agroekologi

wilayah.

Jika dilihat dari kerangka evaluasi yang telah dibuat, hal ini telah mencapai

kondisi yang dinginkan sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang

penggunaan lahan tegalan dan kebun campuran dengan mempertimbangkan

karakteristik agroekologi wilayah.

2. Adanya minat masyarakat untuk mengatasi kendala usaha taninya karena

keterbatasan faktor agroekologi dengan mempertimbangkan alternatif lainnya

yang memungkankan adanya peningkatan produktivitas lahan dan hasil-hasilnya.

3. Meningkatkan kesadaran masyarat tentang pentingnya mempertimbangkan

faktor agroekologi wilayah dalam usaha taninya.

4. Diketahui dan dipahaminya penyebab persoalan uaha tani yang terjadi selama ini

dan faktor-faktor agroekologi yang menjadi dasar pilihan-pilihan petani dalam

uaha taninya.

Page 21: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan

diuraikan kesimpulan hasil sosialisasi pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran

berbasis zona agroekologi serta saran bagi pengembangan kegiatan selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sosialisasi

penggunaan lahan tegalan dan kebun campuran berbasis agroekologi memberikan

peningkatan dan pemahaman masyarakat khususnya petani dalam upaya

meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya. Hasil diseminasi ini memberikan

jawaban kepada petani tentang penyebab kegagalan usaha taninya selama ini pada

waktu-waktu tertentu terutama pada kondisi lingkungan menjadi ekstrim bagi

pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman pangan. Faktor-faktor agroekologi

wilayah, seperti kelerengan, drainase, suhu dan kelembaban menjadi pertimbangan-

pertimbangan utama dalam penentuan tanaman dan bibit yang akan digunakan petani

setempat. Hal ini merupakan salah satu awal yang baik bagi perubahan kebiasaan

petani menuju ke arah cara berusaha tani yang lebih baik dan dapat memberikan hasil

yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan keluarganya.

5.2. Saran Pelaksana sosialisasi akan lebih berhasil guna jika ditunjang sumberdaya yang

memadai bagi pelaksanaan kegiatan secara berkelanjutan. Perubahan perilaku

dankebiasan petani dalam bertani harus dilakukan dengan upaya gradual dan

sistematis. Untuk itu, perlu adanya kegiatan lanjutan agar kontribusi perguruan tinggi

terhadap pembangunan menjadi lebih nyata dan terasa oleh masyarakat.

Page 22: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

16

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Affendi, 1995. Beberapa Proposisi Kelembagaan Agribisnis di Perdesaan, Makalah Seminar Hasil Penelitian Agribisnis, Biro Perencanaan Departemen Pertanian, Jakarta.

Babbie, Earl., 1986. The Practice of Social Research, Wadsworth Publishing Co.

Belmont, California. BAPPEDA Jawa Barat, 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Barat. BAPPEDA Kabupaten Garut, 1997. Rencana Tata Ruang Kabupaten Garut Tahun

1998 – 2007. Begbie, R., 1989. Sustainable Agriculture II : Another Farmer’s Viewpoint, Future ed

13. Barbier, E. B., 1991. Environmental Degradation in the Third World : Greening of the

World Economy, Earthscan, London. Breimer, R. F., A. J. Van Kekem and H. Van Reuler, 1986. Guidelines for Soil Survey

and Land Evaluation in Ecological Research, MAB Technical Notes : 17, UNESCO, Paris.

Budiharjo, Eko, 1995. Pendekatan Sistem Dalam Tata Ruang Pembangunan Daerah

Untuk Meningkatkan Ketahanan Nasional, UGM Press, Yogyakarta. BPS Kabupaten Garut, 2003. Kabupaten Garut Dalam Angka. Dent, David and Anthony Young, 1989. Land Evaluation Djaenuddin, D., 1996. Evaluasi Sumberdaya Lahan Untuk Menunjang Penataan

Ruang Propinsi Jawa Barat, PPTA, Bogor. Djaenudduin, D., M. Hendrisman, K. Nugroho, D. G. Rossiter dan E. R. Jordens,

1996. Evaluasi Lahan Sistem Otomatisas Untuk Membantu Pemetaan Tanah, LREP-II, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Dunn. Willism N., 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta. Fitzpatrick, E. A., 1994. An Introduction to Soil Science : Second Edition, Longman

Scientific Technical, Longman group Limited, England. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1976. A Framework for

Land Evaluation, Soil Bulletin 32, FAO, Rome, Italy. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1983. A Guidelines :

Land Evaluation for Rainfed Agriculture, Soil Bulletin 52, FAO, Rome, Italy. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1989. Guidelines for

Land Use Planning, FAO, Rome, Italy.

Page 23: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

17

Friedman, J. and Alonso W, 1964. Regional Development and Planning, MIT Press., Cambridge.

Hadjisarosa, Purnomosidi, 1981. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di

Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hamblin, A. and Goss, K., 1993. Sutainable Agriculture Indicators for Australia and

New Zealand, SCARM Report No.51, Dept Primary Industries and Energy, Canberra.

Hardjowigeno. Sarwono, 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Penerbit

Akademika Pressiondo, Jakarta. Haughton and Hunter, 1994. Sustainable Cities, Jessica Kingsley Publishers Ltd.

London. Hayami, Y dan Masao. Kikuchi, 1982. Asian Village Economy at The Crossroad : An

Economic Approach to Institutional Change. University if Tokyo Press, Tokyo.

Hayami, Y. dan Masao. Kikuchi, 1981. Dilema Ekonomi Desa, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta. Herrmann, T., 1993. Crop Rotation Sustainbility Index, Soil and Water Conservation,

South Aust Dept. Primary Industries. Howe, John and Peter Richards, 1984. Rural Roads and Poverty Alleviation,

Intermediate Technology Publications Ltd. London, United Kingdom. Jayadinata, Johara T., 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Perdesaan,

Perkotaan dan wilayah, Penerbit ITB, Bandung. Jhingan, M. L., 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta. Johnson, G. L, 1985. Agricultural Surplus Research on Agriculture Technologies,

People and Capital Growth dalam Gibb, M and C. Carlson, eds : Crops Productivity-Research Imperatives Revised. An International Coference Held at Boyne Highlands Irn, Harbor Springs, Michigan October 13 – 18, 1985.

Johnson, D. T., 1991. The Business of Farming : A Guide to Farm Business

Management in The Tropics, Macmillan Publisher Ltd., Londong. Kachigan, S. K., 1986. Statistical Analysis : An Interdiciplinary Introduction to

Univariate and Multivariate Methode, Radius Press, New York. Karmana, Maman H., 2002. Pengaruh Sistem Penyakapan Terhadap Tingkat

Partisipasi Petani dan Efisiensi Pengusahaan Padi Sawah, Jurnal Agrikultura UNPAD. Bandung

Kasryno. Faisal, 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia,

Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Page 24: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

18

Kismantoroandji, H. T., 1996. Mengembangkan Agribisnis Hortikultura Melalui Kemitraan, Prakarsa Ed. November, Bandung.

Kusmantoro, H. T., 1996. Mengembangkan Agribisnis Hortikultura Melalui Kemitraan,

Prakarsa November 1996. Bandung Landon, J. R., 1991, Booker Tropical Soil Manual : A Hand Books for Soil Survey and

Agracultural Land Evaluation in The Tropics and Sub Tropics, Longman Scientific & Technical, Longman Group Ltd, UK.

Mosher, A. T., 1966. Getting Agiculture Moving, F. A. Preager Inc. New York. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan

Penerangan Sosial Ekonomi (LP3ES), Jakarta. Munasinghe, M., 1990. Environmrntal Economics and Sustainable Development. The

Wolrd Bank, Washington, D. C. Oades, J. M. and Walters, L. J., 1994. Indicators for Sustainable Agriculture : Policies

ti Paddock, International Workshop of Biota : Management in Sustainable Farming System, CSIRO, Adelaide.

Oakley, G., 1991. The Statistic of Resource and Environmental Appraisal, in

Environmental Indicators for Sutainable Agriculture, Report on a National Workshop, Beaureu of Rural Resource, Canberra.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan,

PPTA, Bogor. Reid, David., 1995. Sustainable Development : An Introduction Guide, Earthscan

Publications, London Robert. Brian, 1995. The Quest For Sustainable Agriculture and Land Use, UNSW

Press, Sydney. Rogers, Everett, 1969. Modernization Among Peasents : The Impact of

Communication, Holt, Reinehart and Winston. Rossiter, D. G., 1994. Land Evaluation, Cornell University, Ithaca, New York, USA. Rossiter, D. G. and Van Wambeke, Armand R., 1997, Automated Land Evaluation

System : ALES version 4.65d User’s Manual, Cornell University, Ithaca, New York, USA.

Sanchez, Pedro, A., 1993, Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika 2, Penerbit ITB,

Bandung. Saragih, Bungaran., 1997. Pembangunan Sektor Agribisnis Dalam Kerangka

Pembangunan Ekonomi Indonesia, BAPPENAS, Jakarta. Sarief, E. Saifuddin, 1989a, Fisika dan Kimia Tanah Pertanian, Pustaka Buana,

Bandung. Sarief, E. Saifuddin, 1989b, Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian, Pustaka

Buana, Bandung

Page 25: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

19

Siagian, H, Drs., M.Pd., 1989. Pokok-pokok Pembangunan Masyarakat Desa,

Penerbit Citra Aditya Bakti, Bulog. Siegel. Sidney, 1994. Statistika Non Parametrik : Untuk Ilmu-ilmu Sosial, PT

Gramedia Pustaka Uatama, Jakarta. Sitorus, Santun R. P., 1985, Evaluasi Sumberdaya Lahan, Penerbit Tarsito, Bandung. Sudjana, 1989. Metoda Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung. Sujarto, Djoko, 1999. Pengembangan Wilayah, Planologi, FTSP ITB Soekartawi, 1996. Pembangunan Pertanian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soewardjo dan Syaefuddin, 1986. Penelitian Konservasi Tanah dan Air Di Daerah

Aliran Sungai. Risalah Lokakarya Pola Usaha Tani, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Sudaryanto, T. dan N. Syafa’at, 1993. Pengaruh Teknologi Baru dan Lingkungan

Produksi Terhadap Kesenjangan Pendapatan Antar Wilayah Agroekosistem, FAE Vol. 10 No. 2 dan Vol. 11 No. 1, Bogor.

Sugandi, Aca, 1992. Penataan Ruang Wilayah Berwawasan Lingkungan Dalam

Menunjang Pembangunan Berkelanjutan, Jurnal PWK No.5/Th IV/Sepetember 1992, ITB, Bandung.

Sugiono, 1997. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. United State Department of Agriculture, 1998. Soil Taxonomy. University of California, 1990. Sustainable Agriculture : Balancing Social,

Envorinmentasl anda Economic Concern. Conf. Proceeding, Santa Cruz, June.

Uphoff, N. and C. H. Rasahan, 1992. A Strategy for Sustainable Agriculture and Rural

Development with Poverty Alleviation in Proceeding Poverty Alleviation with Sustainable Agriculture and Rural Development in Indonesia, CASER and CIFAD, Bogor.

Page 26: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

20

Lampiran 1. Peta Lokasi Kegiatan

Page 27: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

21

Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Cibugel

Page 28: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

22

Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan

Page 29: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

23

LAMPIRAN 4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANAAN KEGIATAN PENERAPAN PKM

a. Ketua Pelaksana 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik : M. Amir Solihin, S.P., M.T.

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 4 Juli 1974

3. Alamat/No. Telp Rumah/Handphone : 70102747/0816604111

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Ilmu Tanah

5. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda/IIIa/132304087

6. Bidang Keahlian : Pengembangan Wilayah

Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 2002

7. Kedudukan dalam Tim : Ketua Pelaksana

8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat:

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana 1. Dosen Pendamping pada kegiatan Kuliah

Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) - Desa Lemah Ayu Indramayu

2006

DIK/DIKS/ DIPA PNBP LPM UNPAD

2. Pemanfaatan Limbah Pertanian di Desa Sukasari Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang

2005 DIK/DIKS UNPAD

3. Peyuluhan Pemanfaatan Limbah Budidaya Jamur di Karawang

2006 DIPA PNBP LPM UNPAD

Bandung, 31 Oktober 2007

Ketua Pelaksana,

M. Amir Solihin, S.P., M.T.

Page 30: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

24

b. Anggota Pelaksana I 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik : Rija Sudirja, Ir., M.T.

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sumedang, 19 Agustus 1969

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Fakultas : Pertanian

5. Pangkat/Golongan/NIP : Penata/IIId/132207291

6. Bidang Keahlian : Konservasi tanah dan air

Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 1999

7. Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana

8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat:

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana 1. Dosen Pendamping pada kegiatan Kuliah

Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) - Desa Cisurupan dan Desa Karamat

Wangi Kab. garut - Desa Mulyasari dan Desa Sirnamulya

Kab. Sumedang - Desa Tenjonagara Kec. Cigalontang

Kab. Tasikmalaya

2002 2003 2005

DIK/DIKS/ DIPA PNBP LPM UNPAD

2. Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air

2004 Dinas PSDA

3. Pemanfaatan Limbah Pertanian di Desa Sukasari Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang

2005 DIK/DIKS UNPAD

4. Apresiasi Budidaya Pertanian Berbasis Kesesuaian Lahan di Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang

2006 DIPA PNBP LPM UNPAD

5. Fasilitator Pelatihan Pembuatan Kompos di Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja DEPNAKERTRANS RI

2007 BPPTK Depnakertrans

Bandung, 31 Oktober 2007

Anggota Pelaksana,

Rija Sudirja

Page 31: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sosialisasi_penggunaan...Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi

25

c. Anggota Pelaksana II 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik : Oviyanti Mulyani, S.P.

2. Tempat dan Tanggal Lahir : 7 Oktober 1981

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Fakultas : Pertanian

5. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda/IIIa/132316921

6. Bidang Keahlian : Kimia Tanah

Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 2004

7. Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana

8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat:

No. Judul Kegiatan Tahun Sumber Dana 1. Sosialisasi Kebijakan Pengendalian

Konversi Lahan di Kabupaten Karawang 2004 Deptan

Bandung, 1 Maret 2007

Anggota Pelaksana,

Oviyanti Mulyani, S.P.