ACARA II

30
ACARA II REAKSI-REAKSI KIMIA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia. b. Untuk menentukan stoikiometri reaksi. 2. Waktu Praktikum : Sabtu, 15 November 2014 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Ketika ahli kimia mulai memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi kimia, maka mereka selalu memulainya dengan persamaan reaksi. Misalnya suatu persamaan reaksi yang memperlihatkan gambaran senyawa kimia yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Dengan memperhatikan suatu persamaan reaksi, kita dapat mengambil kesimpulan apa yang terjadi. Untuk menulis suatu persamaan reaksi, kita harus mampu menulis rumus bangun reaktan (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kiri tanda panah) dan hasil reaksi (senyawa kimia yang ditulis ditulis di sebelah kanan tanda panah). Bagaiaman seorang ahli kimia samapai kepada kesimpulan tersebut, tergantung pada alasan ditulisnya persamaan reaksi tersebut. Jika suatu percobaan telah dilakukan, persamaan reaksi dapat berarti memperlihatkan apa yang telah terjadi dalam suatu reaksi tersebut. Pada persamaan ini reaktan diketahui sebab ahli kimia telah 15

description

laporan

Transcript of ACARA II

Page 1: ACARA II

ACARA II

REAKSI-REAKSI KIMIA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia.

b. Untuk menentukan stoikiometri reaksi.

2. Waktu Praktikum : Sabtu, 15 November 2014

3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Ketika ahli kimia mulai memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu

reaksi kimia, maka mereka selalu memulainya dengan persamaan reaksi. Misalnya suatu

persamaan reaksi yang memperlihatkan gambaran senyawa kimia yang terlibat dalam

suatu reaksi kimia. Dengan memperhatikan suatu persamaan reaksi, kita dapat

mengambil kesimpulan apa yang terjadi. Untuk menulis suatu persamaan reaksi, kita

harus mampu menulis rumus bangun reaktan (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kiri

tanda panah) dan hasil reaksi (senyawa kimia yang ditulis ditulis di sebelah kanan tanda

panah). Bagaiaman seorang ahli kimia samapai kepada kesimpulan tersebut, tergantung

pada alasan ditulisnya persamaan reaksi tersebut. Jika suatu percobaan telah dilakukan,

persamaan reaksi dapat berarti memperlihatkan apa yang telah terjadi dalam suatu reaksi

tersebut. Pada persamaan ini reaktan diketahui sebab ahli kimia telah mengetahui

senyawa kimia yang digunakan dalam reaksi ini. Hasil reaksi harus dikumpulin dan

diteliti (misalnya dengan reaksi kimia) sebelum persamaan reaksi yang benar dapat ditulis

(Brady, 2002 : 103).

Persamaan reaksi merupakan bahasa ilmu kimia, persamaan reaksi menjelaskan secara

kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua buah pereaksi atau lebih bereaksi dan secara

kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta jumlah produk reaksi. Dalam

menuliskan persamaan reaksi, harus diketahui dengan benar rumus pereaksi dan rumus

produk reaksi, sebelumnya persamaan reaksi itu disetarakan. Perbandingan molekul atau

mol yang terlibat dalm suatu reaksi kimia ditentukan oleh koefisien persamaan reaksi

(Achmad, 2001 : 31).

Reaksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi kimia yang berlangsung tanpa

perpindahan elektron dan reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan

15

Page 2: ACARA II

elektron. Reaksi-reaksi yang terjadi dengan tidak adanya perpindahan elektron biasanya

meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau molekul-molekul. Contoh reaksi

dengan tidak adanya perpindahan elektron terjadi bila larutan berair natrium klorida

dicampur dengan larutan berair perak nitrat. Larutan natrium klorida mengandung ion-ion

natrium dan ion-ion klor sedangkan larutan perak nitrat mengandung ion-ion perak dan

ion-ion nitrat. Bila dua larutan tersebut dicampur, maka suatu reaksi kimia yang terjadi,

yang ditunjukkan dengan terbentuknya suatu endapan putih. Padatan putih ini terdiri ata s

ion-ion perak dan klor yang bergabung bersama dalam suatu gagasan yng besar

(Sastrohamidjojo, 2005 : 107).

Reaksi-reaksi dasar melibatkan pemisahan, penggabungan, dan pertukaran. Dalam

reaksi pemisahan yaitu suatu campuran bahan akan terpisah menjadi dua atau lebih zat

lain. Hasil dari reaksi ini haruslah elemen atau suatu campuran. Biasanya, salah satu

produknya adalah gas dan air. Dalam reaksi penggabungan dua zat bergabung

membentuk suatu campuran baru. Dalam reaksi pertukaran, suatu zat kima memindahkan

zat lainnya, di dalam reaksi pemisahan tunggal atau dua pasang zat jika dalam reaksi

pemindahan rangkap (Gebelein, 2003 : 170).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat Praktikum

a. Gelas kimia 100 ml

b. Gelas kimia 250 ml

c. Gelas ukur 25 ml

d. Gelas ukur 50 ml

e. Kain lap

f. Kertas label

g. Pipet tetes

h. Rak tabung reaksi

i. Spatula

j. Tabung reaksi

k. Termometer

l. Tissue

2. Bahan-bahan Praktikum

a. Aquades (H2O)(l)

b. Larutan Aluminium Sulfat (AI2 (SO4)3) 0,1 M16

Page 3: ACARA II

c. Larutan Amonium hidroksida (NH4(OH)) 1 M

d. Larutan Asam asetat (CH3COOH)0,05

e. Larutan Asam Klorida (HCI) 0,05 M

f. Larutan Klorida (HCl) 1 M

g. Larutan indikator Fenolftalein (PP)

h. Larutan Kalium dikromat (K2Cr2O7)0,1 M

i. Larutan Kalium kromat (K2CrO4)0,1 M

j. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2 M

k. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,05 M

l. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 1 M

m. Larutan Tembaga(II) Sulfat (CuSO4) 1 M

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Reaksi Kimia

a. Dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05 M

dan CH3COOH 0,5 M. Ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator PP

dan diamati warna larutan-larutan tersebut.

b. dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan NaOH 0,05 M.

ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator PP dan diamati warna larutan

tersebut.

c. lalu kedua asam dan basa dicampurkan yaitu larutan HCl + NaOH dan laruta

CH3COOH + NaOH, diamati perubahan yang terjadi.

d. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan K2CrO4 0,1 M.

Dalam tabung pertama ditambahakan 10 tetes larutan HCl 1 M, dikocok dan

diamati. Dalam tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan NaOH 1 M, dikocok

dan diamati.

e. Dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan K2Cr2O7 0,1

M. dalam tabung pertama ditambahkan 10 tetes larutan HCl 1 M, dikocok dan

diamati perubahan yang terjadi. dalam tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan

NaOH,dikocok dan diamati

f. dimasukkan 10 tetes Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. ditambahkan 5 tetes

larutan NaOH 1 M dan diperhatikan perubahan yang terjadi.

17

Page 4: ACARA II

g. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 5 tetes larutan NH4OH 1 M. ditambahkan lagi tetes demi tetes

larutan NH4OH 1 M dan diamati perubahan yang terjadi.

2. Variasi Kontinu

a. Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH

1. Digunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M. dimasukkan 15 ml larutan

NaOH dan dicatat suhunya. Sementara diaduk, ditambahkan 5 ml larutan

CuSO4 1 M yang sudah diketahui suhu awalnya, lalu diukur temperatur

campurannya dan diamati perubaha warna yang terjadi.

2. Dimasukkan 10 ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia dan dicatat dan

warnanya. Sementara diaduk, ditambahkan 10 ml larutan CuSO4 1 M yang

sudah diketahui suhu awalnya dan sudah dicatat warnanya, lalu diukur

temperatur campurannya dan diamati perubahan warnanya.

3. Dimasukkan 5 ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia dan dicatat dan

warnanya. Sementara diaduk, ditambahkan 15 ml larutan CuSO4 1 M yang

sudah diketahui suhu awal dan dicatat warnanya, lalu diukur temperatur

campurannya dan diamati perubahan warnanya

b. Stoikiometri Asam – Basa

1. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 1 ml larutan NaOH 1 M

dan 5 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu awal dan warnanya. Lalu campurkan

kedua larutan dan diamati perubahan warnanya.

2. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 2 ml larutan NaOH 1 M

dan 4 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu awal dan warnanya. Lalu campurkan

kedua larutan dan diamati perubahannya.

3. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 3 ml larutan NaOH 1 M

dan 3 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu awal dan warnanya. Lalu dicampurkan

kedua larutan dan diamati perubahan warnanya.

4. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 4 ml larutan NaOH 1 M

dan 2 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu awal dan warnanya. Lalu kedua larutan

dicampurkan dan diamati perubahan warnanya.

5. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 5 ml larutan NaOH 1 M

dan 1 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu awal dan warnanya. Lalu kedua larutan

dicampurkan dan diamati perubahan warnanya.

18

Page 5: ACARA II

E. HASIL PENGAMATAN

No PROSEDUR PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Reaksi Kimia

a. Dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan

masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05

M dan CH3COOH 0,5 M. Ditambahkan

masing-masing 3 tetes larutan indikator

PP .

Diamati perubahannya

Warna awal HCl 0,05 M : bening

Warna awal CH3COOH 0,05 M:

bening

Warna HCl + PP :bening

Warna CH3COOH + PP :putih

b. dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan

masing-masing 10 tetes larutan NaOH

0,05 M. ditambahkan masing-masing 3

tetes larutan indikator PP

Diamati perubahannya

Warna awal NaOH 0,05 M: bening

Warna NaOH + PP : merah muda

c. kedua asam dan basa dicampurkan yaitu

larutan HCl + NaOH dan larutan

CH3COOH + NaOH.

diamati perubahan yang terjadi.

warna pencampuran NaOH + HCl :

bening

warna pencampuran NaOH+

CH3COOH : merah muda

d. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 10 tetes larutan K2CrO4

0,1 M. Dalam tabung pertama

ditambahakan 10 tetes larutan HCl 1 M,

dikocok dan diamati. Dalam tabung kedua

ditambahkan 10 tetes larutan naoh 1 M,

dikocok dan diamati.

Warna awal K2CrO4 sebelum ditetesi:

kuning

Warna K2CrO4 + HCl : orange bening

Warna K2CrO4 + NaOH : kuning

pudar

e. Dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi

masing-masing 10 tetes larutan K2Cr2O7

0,1 M. dalam tabung pertama ditambahkan

10 tetes larutan HCl 1 M, dikocok dan

diamati perubahan yang terjadi. dalam

tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan

NaOH,dikocok dan diamati

Warna awal K2CrO7 :orange

Warna K2CrO7 + HCl: orange

Warna K2CrO7 + NaOH : Kuning

f. dimasukkan 10 tetes Al2(SO4)3 0,1 M ke

dalam tabung reaksi. ditambahkan 5 tetes

larutan NaOH 1 M dan diperhatikan

perubahan yang terjadi.

Warna awal Al2(SO4)3, : bening

Warna setelah ditetesi NaOH 1 M

menjadi putih keruh (terdapat endapan)

19

Page 6: ACARA II

Ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M

g. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1

M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5

tetes larutan NH4OH 1 M. ditambahkan

lagi tetes demi tetes larutan NH4OH 1 M

dan diamati perubahan yang terjadi.

Dibutuhkan 9 tetes untuk meyamakan

warna larutan f.

Variasi kontinu

a. Stoikiometri sistem CuSO4- NaOH

1. Digunakan larutan CuSO4 1 M dan

NaOH 2 M. dimasukkan 15 ml larutan

NaOH. Ditambahkan 5 ml larutan

CuSO4 1 M yang sudah diketahui suhu

awalnya, lalu diukur temperatur

campurannya dan diamati perubahan

warna yang terjadi.

2. Dimasukkan 10 ml larutan NaOH 1 M

kedalam gelas kimia dan dicatat dan

warnanya. Ditambahkan 10 ml larutan

CuSO4 1 M yang sudah diketahui suhu

awalnya dan sudah dicatat warnanya,

lalu diukur temperatur campurannya

dan diamati perubahan warnanya.

3. Dimasukkan 5 ml larutan NaOH 1 M

kedalam gelas kimia dan dicatat dan

warnanya. Ditambahkan 15 ml larutan

CuSO4 1 M yang sudah diketahui suhu

awal dan dicatat warnanya, lalu diukur

temperatur campurannya dan diamati

perubahan warnanya.

1. Percobaan pertama

Warna CuSO4 : biru muda

Warna NaOH : bening

Warna pencampuran : biru tua,

terdapat banyak endapan.

2. Percobaan kedua

Warna CuSO4 : biru muda

Warna NaOH : bening

Warna pencampuran : biru tua

lebih pekat dari sebelumnya,

terdapat sedikit endapan.

3. Percobaan ketiga

Warna CuSO4 : biru muda

Warna NaOH : bening

Warna pencampuran : biru

kehijauan, tidak terdapat

endapan.

20

Page 7: ACARA II

3 b. Stoikiometri Asam – Basa

1. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 1 ml larutan NaOH 1 M

dan 5 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu

awal dan warnanya. Lalu campurkan

kedua larutan dan diamati perubahan

warnanya.

2. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 2 ml larutan NaOH 1 M

dan 4 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu

awal dan warnanya. Lalu campurkan

kedua larutan dan diamati perubahannya.

3. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 3 ml larutan NaOH 1 M

dan 3 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu

awal dan warnanya. Lalu dicampurkan

kedua larutan dan diamati perubahan

warnanya.

4. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 4 ml larutan NaOH 1 M

dan 2 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu

awal dan warnanya. Lalu kedua larutan

dicampurkan dan diamati perubahan

warnanya.

5. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan

masing-masing 5 ml larutan NaOH 1 M

dan 1 ml larutan HCl 1 M, dicatat suhu

awal dan warnanya. Lalu kedua larutan

dicampurkan dan diamati perubahan

warnanya.

2.a Data hasil percobaan Stoikiometri CuSO4 – NaOH

NaOH(ml) CuSO4(ml)Tm

NaOH (ºC)

Tm

CuSO4 (ºC) TA (ºC) ΔT (ºC)

20 0 30 − 30 0

15 5 30 30 31 1

10 10 30 30 33 321

Page 8: ACARA II

5 15 30 30 31 1

0 20 − 30 30 0

2.b Data hasil percobaan Stoikiometri Asam – Basa

NaOH(ml) CuSO4(ml)Tm

NaOH (ºC)

Tm

CuSO4 (ºC) TA (ºC) ΔT (ºC)

0 6 − 28 28 0

1 5 28 28 28 0

2 4 27 28 27 −0,5

3 3 27 27 30 3

4 2 28 27 28 0,5

5 1 28 27 28 0,5

6 0 28 − 28 0

F. ANALISIS DATA

1. Reaksi Kimia

a. HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

b. CH3COOH + NaOH (aq) →CH3COONa (aq) + H2O (l)

c. K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) → 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq)

d. K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) → Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq)

e. K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) →2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq)

f. K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) → 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq)

g. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) → 3 Na2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)

h. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NH4OH (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)

2. Variasi kontinu

a. Stoikiometri sistem CuSO4 – NaOH

Perhitungan mol larutan CuSO4 1M

o Untuk 0 ml CuSO4 1M

Mol CuSO = M × V

= 1 × 0

= 0 mmol

o Untuk 5 ml CuSO4 1M

22

Page 9: ACARA II

Mol CuSO = M × V

= 1 × 5

= 5 mmol

o Untuk 10 ml CuSO4 1M

= M × V

= 1× 10

= 10 mmol

o Untuk 15 ml CuSO4 1M

= M × V

= 1 × 15

= 15 mmol

o Untuk 20 ml CuSO4 1M

= M × V

= 1 × 20

= 20 mmol

Perhitungan mol larutan NaOH 2M

o Untuk 20 ml NaOH 2M

= M × V

= 2 × 20

= 40 mmol

o Untuk 15 ml NaOH 2M

= M × V

= 2 × 15

= 30 mmol

o Untuk 10 ml NaOH 2M

= M × V

= 2 × 10

= 20 mmol

o Untuk 5 ml NaOH 2M

= M × V

= 2 × 5

= 5 mmol

o Untuk 0 ml NaOH 2M

23

Page 10: ACARA II

= M × V

= 2 × 0

= 0 mmol

Mencari suhu mula mula ( Tm)

o Percobaan 1 ( 20 ml NaOH 2M dan 0 ml CuSO4 1M )

Tm1 = Tm pencampuran antara 20 ml NaOH 2M dengan 0 ml CuSO4 1M

= 30ºC

o Percobaan 2 ( 15 ml NaOH 2M dan 5 ml CuSO4 1M )

Tm2 =

=

= 30ºC

o Percobaan 3 (10 ml NaOH 2M dan 10 ml CuSO4 1M)

Tm3=

=

= 30ºC

o Percobaan 4 (5 ml NaOH 2M dan 15 ml CuSO4 1M)

Tm4=

=

= 30ºC

o Percobaan 5 (0 ml NaOH 2M dan 20 ml CuSO4 1M)

Tm5= Tm pencampuran antara 0 ml NaOH 2M dengan 20 ml CuSO4 1M

= 30ºC

Mencari ΔT

24

Page 11: ACARA II

ΔT = TA (suhu akhir) − Tm(suhu awal)

o ΔT1 = TA1−

o TM1

= 30 – 30

= 0ºC

o ΔT2 = TA2 − TM2

= 31 − 30

= 1ºC

o ΔT3 = TA3 – TM3

= 33 – 30

= 3ºC

o ΔT4 = TA4 – TM4

= 31 − 30

= 1ºC

o ΔT5 = TA5 – TM5

= 30 – 30

= 0ºC

Tabel stoikiometri sIstem CuSO4 dan NaOH

V

NaOH

(ml)

V

CuSO4

(ml)

T

NaOH

(ºC)

T

CuSO4

(ºC)

Tm

(ºC)

TA

(ºC)

ΔT

(ºC)

mmol

NaOH

mmol

CuSO4

20 0 30 − 30 30 0 40 0

15 5 30 30 30 31 1 30 5

10 10 30 30 30 33 3 20 10

5 15 30 30 30 31 1 10 15

0 20 − 30 30 30 0 0 20

Grafik hubungan antara mmol CuSO4 dan NaOH dengan ΔT

25

Page 12: ACARA II

o Reaksi antara CuSO4 dan NaOH

CuSO4(aq) + NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

o Perbandingan titik puncak CuSO4 dan NaOH

10 20

1 : 2

b. Stoikiometri AsamBasa

Perhitungan mol larutan HCl 1M

o Untuk 6 ml HCl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 6

= 6 mmol

o Untuk 5 ml Hcl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 5

= 5 mmol

o Untuk 4 ml HCl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 4

= 4 mmol

o Untuk 3 ml HCl 1M

26

Page 13: ACARA II

Mol HCl = M × V

= 1 × 3

= 3 mmol

o Untuk 2 ml HCl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 2

= 2 mmol

o Untuk 1 ml HCl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 1

= 1 mmol

o Untuk 0 ml HCl 1M

Mol HCl = M × V

= 1 × 0

= 0 mmol

Perhitungan mol larutan NaOH

o Untuk 0 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 0

= 0 mmol

o Untuk 1 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 1

= 1 mmol

o Untuk 2 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 2

= 2 mmol

o Untuk 3 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 3

= 3 mmol

o Untuk 4 ml NaOH 1M

27

Page 14: ACARA II

Mol NaOH = M × V

= 1 × 4

= 4 mmol

o Untuk 5 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 5

= 5 mmol

o Untuk 6 ml NaOH 1M

Mol NaOH = M × V

= 1 × 6

= 6 mmol

Mencari suhu mula mula (Tm)

o 0 ml NaOH 1M dan 6 ml HCl 1M

Tm1 = Tm pencampuran antara 0 ml NaOH dengan 6 ml HCL

= 28ºC

o 1 ml NaOH 1M dan 5 ml HCl 1M

Tm2 =

=

= 28ºC

o 2 ml NaOH 1M dan 4 ml HCl 1M

Tm3 =

=

= 27,5ºC

o 3 ml NaOH 1M dan 3 ml HCl 1M

Tm4 =

28

Page 15: ACARA II

=

= 27ºC

o 4 ml NaOH 1M dan 2 ml HCl 1M

Tm5 =

=

= 27,5ºC

o 5 ml NaOH 1M dan 1 ml HCl 1M

Tm5 =

=

= 27,5ºC

o 6 ml NaOH 1M dan 0 ml HCl 1M

Tm7 = Tm pencampuran antara 6 ml NaOH dengan 0 ml HCL

= 28ºC

Mencari ΔT

o ΔT1 = TA1 − Tm1

= 28 – 28

= 28ºC

o ΔT2 = TA2 – Tm2

= 28 – 28

= 28ºC

o ΔT3 = TA3 – Tm3

= 27 – 27,5

= − 0,5ºC

o ΔT4 = TA4 – Tm4

= 30 – 27

29

Page 16: ACARA II

=3ºC

o ΔT5 = TA5 – Tm5

= 28 – 27,5

= 0,5ºC

o ΔT6 = TA6 – Tm6

= 28 – 27,5

= 0,5ºC

o ΔT7 = TA7 – Tm7

= 28 – 28

= 0ºC

Tabel stoikiometri sistem NaOH dan HCl

V

NaOH

(ml)

V

HCl

(ml)

T

NaOH

(ºC)

T

HCl

(ºC)

Tm

(ºC)

TA

(ºC)

ΔT

(ºC)

Mmol

NaOH

Mmol

HCl

0 6 − 28 28 28 0 0 6

1 5 28 28 28 28 0 1 5

2 4 27 28 27,5 27 − 0,5 2 4

3 3 27 27 27 30 3 3 3

4 2 28 27 27,5 28 0,5 4 2

5 1 28 27 27,5 28 0,5 5 1

6 0 28 − 28 28 0 6 0

Grafik hubungan antara mmol NaOH dan HCL dengan ΔT

30

Page 17: ACARA II

o Reaksi antara HCl dan NaOH

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

3 : 3

1 : 1

G. PEMBAHASAN

praktikum kali ini bertujuan untuk mengenal berbagai reaksi kimia serta menentukan

stoikiometri reaksi. reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau

reaksi antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. reaksi kimia dapat

digolongkan menjadi 4 macam reaksi yaitu reaksi sintesis, reaksi matematis, reaksi

netralisasi, reaksi reduksi-oksidasi. reaksi sintesis yaitu reaksi pembentukan senyawa dari

unsur-unsurnya, yang termasuk reaksi sintesis adalah reaksi penggabungan dan reaksi

penguraian. reaksi matematis yaitu reaksi pertukaran antar senyawa, yang termasuk

reaksi matematis adalah kompleksometri dan reaksi pengendapan. reaksi netralisasi atau

reaksi penetralan larutan asam kuat dan larutan basa kuat yang dicampurkan dan

menghasilkan produk reaksi berupa garam dalam air. reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi

redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan okdidasi atau reaksi yang

didalamnya terdapat serah terima elektron antar zat. adapun ciri-ciri terjadinya reaksi

kimia yaitu terjadinya perubahan warna disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan

31

Page 18: ACARA II

antaratom reaktan dan pembnetukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk,

terjadinay perubahan suhu, terjadinya pembnetukan endapan, dan terjadi pembentukan

gas. cara menentukan stoikiometri reaksi yang paling mudah dab sederhana adalah

dengan cara variasi kontinu. cara ini dilakukan dengan mengamati sederetan reaksi yang

kuantitas molar pereaksinya diubah-ubah(bervariasi), akan tetapi kuantitas molar totalnya

sama.

pada percobaan pertama yani reaksi-reaksi kimia, untuk langkah 1 dan 2 bertujuan

untuk menentukan asam basa suatu larutan menggunakan indikator PP yang memiliki

kisaran pH sekitar 8,3-10 denganwarna dari tidak berwarna sampai merah muda. PP

dipilih dalam percobaan karena perubahan warnanya mudah diamati. pada penetesan

larutan HCl oleh PP didapatkan warna bening, hal ini terjadi karena HCl merupakan asam

kuat, seperti yang kita ketahui bahwa asam mempunyai pH dibawah 7. hal yang sama

terjadi pada penetesan indikator PP pada larutan CH3COOH warnanya bening karena

CH3COOH juga merupaakn asam atau yang lebih tepatnya asam lemah. larutan yang

ditetesi PP akan berwarna jika mempunyai pH diatas 8,3.

pada percobaan kedua larutan NaOH ditambahkan indikator PP. warna larutan

berubah dari bening menjadi merah muda. ini terjadi karena larutan NaOH merupakan

basa kuat yang otomatis mempunyai pH diatas 7, jadi ketika ditambahkan indikator PP

warna larutan akan berubah menjadi merah muda.

pada percobaan ketiga larutan HCl ditambahkan NaOH dan CH3COOH ditambahkan

NaOH. pada pencampuran HCl dengan NaOH, larutan berubah menjadi bening. hal ini

disebabkan HCl merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa kuat sehingga apabila

dicampurkan akan menghasilkan senyawa yang bersifat netral, karena kedua larutan

tersebut terionisasi secara sempurna. adapun persamaan reaksinya :

NaOH(aq) + HCl(aq) →NaCL(aq) + H2O(l)

reaksi tersebut merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan produk

berupa garam yakni NaCL. NaCL merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari kation

NO+ dan Cl- (anion). Pada reaksi ini juga merupakan reaksi penetralan karena

menghasilakn asam dan basa dengan molar yang sama serta menghasilkan produk berupa

garam. Sedangkan larutan CH3COOH yang dicampurkan dengan NaOH menghasilkan

warna ungu, ini disebabkan larutan CH3COOH merupakn asam lemah dan NaOH adalah

basa kuat yang apabila keduanya dicampurkan maka akan menghasilkan larutan yang

terionisasi sebagian dan larutan yang bersifat basa. Persamaan reaksinya sebagai berikut :

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

32

Page 19: ACARA II

Dari reaksi diatas terbentuk garam bersifat basa karena terionisasi sebagian.

Percobaan selanjutnya yakni mencampurkan larutan K2CrO4 0,1 M berwarna kuning

setelah dicampurkan dengan HCl warnanya menjadi orange bening. Namun ketika

K2CrO4 direaksikan dengan NaOH warnanya menjadi kuning (lebih pudar) dibandingkan

dengan warna K2CrO4 awal. Hal ini disebabkan apabila asam ditambahkan dalam hal ini

adalah HCl yang akan meningkatkan konsentrasi H+ sehingga reaksinya akan

berlangsung atau akan bergeser ke kanan yang menyebabkan warnanya menjadi semakin

tua (orange). Penambahan larutan NaOH yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi

OH- sehingga reaksi bergeser ke kiri yang menyebabkan warna larutan tidak berubah

tetapi sedikit memudar. K2Cr2O7 berwarna orange, kemudian setelah ditambahkan larutan

HCl warnanya tetap berwarna orange, sedangkan K2Cr2O7 direaksikan dengan NaOh

warnanya berubah menjadi kuning. Persamaan reaksinya sebagai berikut :

K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) → 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq)

K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) → Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq)

K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) →2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq)

K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) → 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq)

Pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan NaOH yang mula-mula bening berubah menjadi

putih (keruh) dan menghasilkan endapan dari NaOH tersebut seperti lapisan lemak

sebelum dikocok. Hal ini dikarenakan terjadinya pencampuran antara Al2(SO4)3 yang

merupakan asam bercampur dengan basa NaOH. Adanya endapan disebabkan karena

adanya larutan yang sukar larut dalam larutan. Sedangkan Al2(SO4)3 yang bercampur

dengan NH4OH yang merupakan basa lemah menghasilakn endapan seperti pada

pencampuran dengan NaOH, namun jumlah tetes larutan yang dicampurkan pada

Al2(SO4)3 berbeda untuk menghasilkan larutan ynag sama. Untuk NaOH dibutuhkan 5

tetes, sedangkan NH4OH dibutuhkan 9 tetes, ini karena NaOH merupakan basa kuat

sedangkan NH4OH tergolong basa lemah. Hidroksida (OH) sukar larut dalam air

sehingga terbentuk endapan Al(OH)3 pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan NaOH dan

NH4OH. Garam dari campuran anatara suatu asam dengan suatu basa dapat membentuk

suatu larutan penyangga (buffer). Untuk mnegetahui kekuatan buffer dalam

mempertahankan sifat larutan, maka diuji dengan penambahan suatu asam atau basa.

Pada percobaan larutan Al2(SO4)3 sebagai buffer ditambahkan larutan NaOH dan larutan

NH4OH warnanya menjadi putih keruh dan terdapat adanya endapan.

Untuk percobaan variasi kontinu. Variasi kontinu adalah cabang-cabang ilmu yang

mempelajari kuantitatif daro komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksi kimia. Variasi 33

Page 20: ACARA II

kontinu merupakan metode untuk mempermudah dalam mempelajari stoikiometri,

stoikiometri adalah perhitungan yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat

dalam reaksi kimia. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan untuk

40 mmol NaOH dan 0 mmol CuSO4 sebesar 0, hal ini terjadi karena hanya volume

NaOH yang diukur suhunya, sedangkan CuSO4 karena volumenya nol maka suhunya

tidak diukur. Untuk 30 mmol NaOH dan 5 mmol CuSO4 sebesar 1oC, pada awalnya

NaOH berwarna bening kemudian dicampurkan dengan CuSO4 yang berwarna biru,

warna larutan berubah menjadi biru tua dan terdapat banyak endapan. Untuk 20 mmol

NaOH dan 10 mmol CuSO4 sebesar 3oC, perubahan yang terjadi setelah pencampuran

yaitu warna larutan menjadi biru tua dan terdapat endapan yang lebih sedikit dari

sebelumnya. Untuk 10 mmol NaOH dan 15 mmol CuSO4 sebesar 1oC, perubahan

yang terjadi setelah pencampuran yaitu warna larutan menjadi biru tua dan tidak terdapat

endapan. Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi dari salah satu senyawa melebihi

kelarutan campuran. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses pengendapan antara lain

temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion sejenis, pengaruh pH, pengaruh hidrolisis

dan pengaruh ion kompleks. Semakin tinggi temperatur maka endapan semakin

berkurang. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu zat.

Kelrutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion

sejenis dibandingkan dalam air saja, kelarutan endapan garam yang mengandung anion

dari asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton

dengan anion endapannya. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan

dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan meyebabkan kation garam

tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.

Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya

pembentukan kompleks anatar ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl

sksn nsik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena

terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl. Dari hasil grafik hubungan anatar mmol NaOh dan

mmol CuSO4 dengan , dapat kita ketahui bahwa puncak tertingginya terletak pada 3oC

dan titik puncak diperoleh perbandingan antara CuSO4 dengan NaOH adalah 1:2. Dengan

persamaan reaksi sebagai berikut :

CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + H2O(l)

34

Page 21: ACARA II

Percobaan selanjutnya yaitu stoikiometri asam basa. Larutan yang digunakan yaitu

larutan HCl 1 M dan larutan NaOH 1 M dengan persamaaan reaksi sebagai berikut :

HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Pada percobaan ini, dilakukan 5 kali pencampuran dengan volume NaOH sebanyak 0 ml,

1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml dan volume HCl sebanyak 6 ml, 5 ml, 4 ml, 3 ml, 2

ml, 1 ml, dan 0 ml. Pada pencampuran yang dilakukan tidak terjadi perubahan warna,

tetapi disini terjadi perubahan temperatur. Warna sebelum dan sesudah pencampuran

adalah bening, sedangkan temperatur campuran meningkat, walaupun ada satu percobaan

yang nilai negatif. Hal ini bisa disebabkan ketidaktelitian dalam melakukan percobaan

atau kesalahan dalam melihat skala pada termometer. Adapun titik puncaknya berada

pada sebesar 3oC dengan perbandingan titik puncak diperoleh perbandingan antara

NaOH dengan HCl adalah 1:1. Hal ini sesuai dengan teori dimana untuk bereaksi secara

sempurna ekivalen kedua larutan harus sama. Dari reaksi tersebut juga dapat dilihat

bahwa bila HCl + NaOH akan menghasilkan garam dan air. Dengan terbentuknya garam

dan air maka dapat dikatakan terjadi penetralan dan terbentuk sebuah kesetimbangan.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau reaksi

antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Adapun jenis-jenis

reaksi kimia yaitu reaksi sintesis, reaksi matematis, reaksi netralisasi dan reaksi

redoks. Reaksi sintesis yaitu reaksi pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya,

reaksi matematis yaitu reaksi pertukaran antarsenyawa, reaksi netralisasi attau

reakis penetralan, sedangkan reaksi redoks adalah reaksi kimia yan disertai adanya

perubahan bilangan oksidasi.

b. Cara menentukan stoikiometri reaksi yang paling mudah dan sederhana adalah

dengan cara variasi kontinu. Cara ini dilakukan dengan mengamati sederetan

reaksi yang kuantitas molar pereaksinya diubah-ubah (bervariasi), akan tetapi

kuantitas molar totalnya sama. Hasil perbandingan antara CuSO4 dengan NaOH

adalah 1:2, sedangkan perbandingan antara NaOH dengan HCl adalah 1:1.

35

Page 22: ACARA II

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Baradja. 2010. Stoikiometri.Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Brady, James E. 2002. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.

Gebelein, Charles G. 2003. Chemistry and Our World . USA : Wm.C. Brown Publisher.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

36