acara 1
-
Upload
pakdhe-yanto -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
Transcript of acara 1
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR DASAR TEKNOLOGI BENIH DAN PRODUKSI BENIH
ACARA IPENGUJIAAN KEMURNIAN BENIH
SEMESTER GENAP 2011/2012
OLEH
NAMA : YOGA ADITIA
NIM : A1L010259
ROMBONGAN : D3
KELOMPOK : 2
KEMETERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangBenih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang
pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi
masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi
permintaan pengguna/petani. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai
organisme mini yang hidup dalam keadaan istirahat atau dorman yang
tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.
Oleh karena itu dalam pemilihan benih haruslah benih yang benar-benar baik
yang akan dijadikan sebagai bakal dari tanaman. Benih bermutu adalah benih
murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di
atas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit,
hama, atau bahan lain,
Benih yang telah diunduh sebelum disemaikan ataupun untuk
keperluan penyimpanan perlu dilakukan pengujian kualitasnya. Pada
dasarnya kualitas benih terdiri dari dua yaitu kualitas genetik dan kualitas
fisik. Kualitas genetik dapat dilihat dari sumber benihnya sedangkan kualitas
fisik dapat diuji setelah pengunduhan. Pengujian benih digunakan sebagai
pengontrol parameter kualitas selama penanganan benih dan hasilnya dapat
diberikan kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih.
Pengujian benih merupakan analisis beberapa parameter fisik dan
kualitas fisiologis sekumpulan benih yang biasanya didasarkan pada
perwakilan sejumlah contoh benih. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
mutu kualitas kelompok benih. Pengujian benih merupakan metode untuk
menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-
komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman
benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih
mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk
mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa
penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian
benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih.
B. Tujuan
1. Pengujian lapangan
2. Pengujian di laboratorium
3. Pemeriksaan alat-alat pengolahan benih, cara dan tempat penyimpanan
benih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih
murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984) Tujuan utama dari
analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat
dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok
benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel
lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka
contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain,
benih gulma dan bahan lain atau kotoran. (Kartasapoetra, 1986)
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke
dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih
yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah
sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih
yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk
ke dalam species yang dimaksud. (Justice, 1990)
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang
termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah
atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai
embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak
memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain
maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-
bagian tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)
Peralatan yang digunakan pada analisa kemurnian benih antara lain alat
pembagi mekanis, alat pembersih kotoran fisik (seed blower), alat pembersih
kotoran varietas (purity desk), alat timbangan dan peralatan lainnya seperti kaca
pembesar, mikroskup stereo, forsep dan saringan. (Justice, 1990)
Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara
hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari
5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya
dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa
kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau
dua angka di belakang koma. (Kartasapoetra, 1986).
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih
murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pada
praktikum kali ini contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen sebagai berikut :
1. Komponen benih murni, terdiri atas :
a. Biji muda, biji belah, dan biji rusak
b. Pecahan biji dengan ukuran > dari setengah ukuran asli
c. Biji-biji yang terserang penyakit
d. Biji-biji yang mulai berkecambah
2. Komponen biji tanaman/varietas lain, meliputi biji tanaman pertanian yang
tidak termasuk varietas yang namanya tercantum dalam label.
3. Komponen biji gulma, meliputi semua biji yang berasal dari tumbuhan
yang dianggap sebagai tumbuhan pengganggu/gulma.
4. Komponen kotoran, benih meliputi bahan/benda semacam biji dan bahan-
bahan lain yang bukan biji, seperti :
a. Pecahan biji dengan ukuran ≤ ukuran aslinya
b. Biji tanpa kulit (pada Leguminosae)
c. Biji terserang penyakit sehingga bentuknya berubah
d. Biji rusak tanpa lembaga, glumes, endosperm, Tanah, pasir,
bagian-bagian tanaman selain biji, dan lain-lain.
Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode
yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua
kali.
2. Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu
kali.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
1. Benih kedelai
2. Polibag
3. Tanah pasir
4. Label
5. Lembar pengamatan
B. Prosedur kerja
1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan jalan pengurangan
dengan pemakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang
diinginkan dan timbangan.
2. Alat-alat yang dipergunakan disediakan
3. Contoh kerja diperiksa sedikit demi sedikit di atas meja permurnian
dengan teliti dan pisahkan ke dalam komponen-komponen: benih murni,
biji tanaman/ varietas lain,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan pengujian benih murni.
No Nama Berat awalBerat komponen
Bm VL Kb
1 Kedelai 30 20 6,6 3,4
2 Kedelai 30 20 7,1 2,9
3 Kedelai 30 20 7,6 2,4
Table 2. Presentase kemurnian benih
Persentase
Bm VL Kb
6,67 % 2,2 % 1,13 %
6,67 % 2,37 % 0,97 %
6,67 % 2,53 % 0,8 %
Pengamatan satu minggu.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka didapat tinggi tanaman rata –
rata 32 cm. jumlah daun rata – rata 2. Warna daun hijau muda, kecepatan
berkecambah cukup seragam, batang tanaman berbulu, dan kecepatan
berkecambah cukup seragam.
Persentase :
a. % Bm : Bm/a x 100 % = 20/30 x 100 % = 6,67 %
% Bm : Bm/a x 100 % = 20/30 x 100 % = 6,67 %
% Bm : Bm/a x 100 % = 20/30 x 100 % = 6,67 %
b. % VL : VL/a x 100 % = 6,6/30 x 100 % = 2,2 %
% VL : VL/a x 100 % = 7,1/30 x 100 % = 2,37 %
% VL : VL/a x 100 % = 7,6/30 x 100 % = 2,53 %
c. % Kb : Kb/a x 100 % = 3,4/30 x 100 % = 1,13 %
% Kb : Kb/a x 100 % = 2,9/30 x 100 % = 0,97 %
% Kb : Kb/a x 100 % = 2,4/30 x 100 % = 0,8 %
Jumlah benih yang berkecambah 33 benih.
Persentase perkecambahan yang diperoleh adalah 33/40 x 100 % = 82,5 %
Gambar 1. Perkecambahan kedelai acara I
B. Pembahasan
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen, yaitu benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni,
benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang
kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang
dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih (Nasrudin, 2009).
Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur
berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap
berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk
mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air
yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih
tersebut.
Macam Pengujian Mutu Benih
a. Pengujian Rutin
Yaitu pengujian untuk keperluan pengisian atau pengecekan data label
yang terdiri dari :
1. Penetapan Kadar Air
Tujuan untuk menentukan kadar air benih dengan menggunakan
metoda yang sesuai untuk pengujian rutin. Definisi yang dimaksud
kadar air benih adalah berat air yang hilang karena pengeringan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan kadar air benih dalam %
terhadap berat awal contoh benih.
2. Pengujian Kemurnian
Tujuan untuk menentukan % komposisi berdasarkan berat contoh yang
diuji dan berdasarkan fakta untuk menentukan komposisi lot benih
dan mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih dalam
contoh benih. Prinsipnya memisahkan contoh benih dalam 3
komponen yaitu : benih murni, benih tanaman lain dan kotoran
benih selanjutnya ke komponen tersebut di % berdasarkan beratnya.
3. Pengujian Daya Kecambah
Tujuan untuk menentukan potensi perkecambahan maksimum dari suatu
lot benih dari lot yang berbeda. Pengujian pada kondisi lapangan
biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan karena tidak dapat
diulang dengan hasil yang akurat. Oleh karena itu metoda pengujian
laboratorium telah dikembangkan dimana kondisi lingkungan
dikendalikan sedemikian rupa untuk mendapatkan tingkat
perkecambahan yang optimal.
4. Penetepan Campuran Varietas Lain
Tujuan untuk mengetahui % campuran varietas lain yang terdapat
dalam kelompok benih dari mana contoh benih itu diambil dengan
cara – cara yang ditetapkan. Definisi CVL adalah semua benih yang
tidak termasuk dalam varietas yang dimaksud oleh pengirim, tetapi masih
termasuk dalam satu spesies.
b. Pengujian Khusus
Yaitu pengujian tentang sifat-sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari
benih atau kelompok benih dan dilakukan atas permintaan khusus dari
pengirim/pemilik benih. Pengujian khusu s yaitu :
1. Penetapan berat 1000 butir,
2. Pengujian heterogenitas kelompok benih,
3. Pengujian viabilitas benih secara biokemis,
4. Pengujian vigor,
5. Pengujian kebenaran jenis/kutivar.
Analisa kemurnian benih mengharuskan pemisahan menjadi empat
komponen sebagai berikut: benih murni, benih varietas lain, dan kotoran benih.
Tujuan dari uji kemurnian benih adalah (Kuswanto,1997)
1. Melindungi konsumen dan memberikan informasi kepada konsumen tentang
komposisi benih. Pengguna benih tentunya menginginkan agar benih yang
dibelinya adalah benar-benar benih dengan sifat yang sesuai dengan yang
tercantum pada sertifikatnya. Kesesuaian ini sangat penting karena dapat
mempengaruhi jumlah benih yang dibutuhkan, keragaman tanaman di lahan,
pengelolaan dan kualitas hasil panen. Selain itu, konsumen pengguna benih
perlu mengetahui apa saja yang tercampur dalam benih yang akan dipakai
untuk usaha taninya.
2. Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih.
Jika benih tercampur dengan biji dari spesies yang sama tetapi varietasnya
berbeda maka hal itu akan menyulitkan penangkar benih pada waktu
melakukan roguing, karena perbedaan kadang-kadang sangat sedikit dan
sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya polusi
kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber penyakit.
3. Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui
syarat yang ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu
sehingga benih tersebut dapat memperoleh sertifikat.
Pada analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3
komponen sebagai berikut:
1. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/
spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a. Benih masak utuh
b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c. Ben ih yang t e l ah be rkecambah s ebe lum d iu j i
d. Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh
benih yangsesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan
benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
2. Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
3. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa
dalamcontoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
a. Benih dan bagian benih
b. Benih tanpa kulit benih
c. Benih yang terlihat bukan benih sejati
d. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
e. Cangkang benih
f. Kulit benih
g. Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Berdasaarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pengamatan
perkecambahan tanaman kedelai, maka disapat:
- Tingi tanaman 32 cm
- Jumlah daun rata-rata 2 helai
- Kecepatan berkecambah cukup seragam
- Batang tanaman bernulu
- Jumlah benih yang berkecambah 33 benih
Jadi, presentase perkecambahan selama 1 minggu pengamatan pada
tanaman keedelai yaitu 82,5%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan perkecambahan
benih yang normal dengan tingkat kegagalan perkecambahan yang masih dalam
tahap normal pula. Dimana dari 40 benih kedelai, yang berkecambah sebanyak 33
benih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengujian kemurnian benih kedelai menunjukan nilai benih murni
yang kebanyakan berata-rata di atas 80%. Dimana dari 40 benih yang disemai
menunujukkan pertumbuhan perkecambahan sebanyak 33. Sehingga didapat
hasil presentasenya yaitu 82,5%. Komponen yang diperlukan dalam
pengujian kemurnian benih yaitu: (1) benih murni, (2) benih varietas lain, dan
(3) kotoran benih.
B. Saran
Peralatan dilengkapi lagi agar dapat memudahkan praktikan dalam
menjalankan praktikum dan mengkoordinir para praktikan serta disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Justice, O. L. dan Bass, L. N. 1994. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.
Kartasapoetra, A. G. 1989. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan
Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta
Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kemurnian-benih.html. Diakses 11 Juni
2012.