Abstrak -...

23
1 MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: Dra. Singgih Trihastuti, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta Abstrak Guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran diperlukan pengetahuan atau wawasan dalam menggunakan model pembelajaran, metode dan pendekatan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan model diarahkan ke penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah ( project based learning), dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : (1).rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, (2). tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3). tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (4). lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Setiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan, model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung, siswa duduk berhadap- hadapan dengan guru, model pembelajaran langsung yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat, akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep tingkat tinggi. Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Dalam implementasinya di sekolah, model-model pembelajaran bisa diterapkan secara sendiri-sendiri, dan bisa juga merupakan gabungan dari beberapa model tersebut sesuai dengan sifat dan karakteristik dari materi yang akan dipelajari. Kanta kunci: model pembelajaran

Transcript of Abstrak -...

Page 1: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

1

MODEL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Oleh: Dra. Singgih Trihastuti, M.Pd

Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta

Abstrak

Guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran diperlukan pengetahuan atau wawasan dalam menggunakan model pembelajaran, metode dan pendekatan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan model diarahkan ke penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah ( project based learning), dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : (1).rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, (2). tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3). tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (4). lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Setiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan, model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung, siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru, model pembelajaran langsung yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat, akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep tingkat tinggi. Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Dalam implementasinya di sekolah, model-model pembelajaran bisa diterapkan secara sendiri-sendiri, dan bisa juga merupakan gabungan dari beberapa model tersebut sesuai dengan sifat dan karakteristik dari materi yang akan dipelajari.

Kanta kunci: model pembelajaran

Page 2: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

2

A. PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah no.19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Tahun 2005, memberikan acuan pada setiap satuan pendidikan untuk

melaksanakan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. SNP adalah kriteria

minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. PP No. 19 tahun 2005 ini memberikan arahan tentang delapan

standar nasional pendidikan, yang meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c)

standar kompetensi lulusan (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e).

standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan;

dan (h) standar penilaian pendidikan.

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang tentang Standar Nasional

Pendidikan, yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru

diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian

dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikbud) Nomor

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang

perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan

pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat

pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan

pembelajaran diperlukan pengetauan atau wawasan dalam menggunakan model

pembelajaran, metode dan pendekatan sesuai dengan karakteristik peserta didik

dan mata pelajaran. Pemilihan model diarahkan ke penyingkapan (discovery) dan

atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (

project based learning), dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi dan jenjang

pendidikan. Untuk itu artikel ini menguraikan model pembelajaran untuk dibaca oleh

guru atau calon guru.

Page 3: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

3

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, atau prinsip

pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat

ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :

1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan secara berhasil dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran

yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan

masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu

masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang

menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan

bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.

Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang

penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model

pembelajaran ini, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah

menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan

keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat

diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada

upaya penyelidikan oleh siswa.

Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan

pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai

contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu

model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan

dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan

Page 4: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

4

penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan

konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam tingkat tinggi.

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang

menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai

dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model

pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus

dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model

pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model

pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa

agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri

dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-

pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan

lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif

memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang

mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku

yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model

pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru. Pada model

pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan

pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.

B. PEMBAHASAN (RAGAM MODEL PEMBELAJARAN)

1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang

proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari

selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung tidak sama dengan

metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan

tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.

Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang

cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat

Page 5: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

5

pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan

belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan

kepada siswa.

Ciri-ciri pembelajaran langsung :

a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.

b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung

dan berhasilnya pembelajaran.

Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada

awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, dan

juga menyiapkan siswa untuk memasuki materi baru dengan mengingatkan

kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi

yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberi motivasi

pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.

Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi

mengenai ketrampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan,

hendaknya guru memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa,

sehingga akan memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa.

Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan

dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa

diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang

telah dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan

dalam tabel berikut ini.

Fase dan Peran Guru dalam Pembelajaran langsung

Fase Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Menjelaskan tujuan pembelajaran, materi

prasyarat, memotivasi siswa dan

mempersiapkan siswa (apersepsi)

2. Mendemonstrasikan

pengetahuan dan

keterampilan

Mendemonstrasikan ketrampilan atau

menyajikan informasi tahap demi tahap

Page 6: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

6

3. Membimbing pelatihan Guru memberi latihan terbimbing

5. Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Mengecek kemampuan siswa dan

memberikan umpan balik

4. Memberikan latihan dan

penerapan Konsep

Menyiapkan latihan untuk siswa dengan

menerapkan konsep yang dipelajari pada

kehidupan sehari-hari

Seperti telah dijelaskan bahwa pembelajaran langsung akan terlaksana dengan

baik jika dirancang dengan baik. Ciri utama yang dapat terlihat pada saat

melaksanakan pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:

1). Tugas perencanaan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran

b. Memilih isi/materi

Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan

diberikan kepada siswa dalam kurun waktu tertentu. Guru harus selektif

dalam memilih konsep yang akan diajarkan dengan model pembelajaran

langsung

c. Melaksanakan analisa tugas

Dengan menganalisa tugas, akan membantu guru menentukan dengan

tepat apa yang akan dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan

yang akan dipelajari. Namun demikian tidak berarti bahwa guru harus

selalu melakukan analisa tugas, karena waktu yang tersedia terbatas.

d. Merencanakan waktu

Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang tersedia sepadan dengan

kemampuan, bakat siswa, dan motivasi siswa agar mereka melakukan

tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik

siswa-siswa yang akan diajar akan bermanfaat sekali dalam

memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan dalam pembelajaran.

Page 7: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

7

2). Penilaian pada model pembelajaran langsung.

Sistem penilaian menurut Gronlund (1982) meliputi 5 prinsip dasar yang

dapat dipergunakan guru dalam merancang pembelajaran langsung dan

sistem penilaiannya, yaitu :

a. sesuai dengan tujuan pembelajaran

b. mencakup semua tugas pembelajaran

c. menggunakan soal tes yang sesuai

d. buatlah soal yang valid dan reliabel

e. manfaatkan hasil tes untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran

yang telah ditentukan.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi

yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian

besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi

pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi

yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada

tingkat yang relatif sejajar.

Menurut Stahl (1994) dalam bukunya Ismail (2003), ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah:

1). belajar dengan teman

2). tatap muka antar teman

3). mendengarkan antar anggota

4). belajar dari teman sendiri dalam kelompok

5). belajar dalam kelompok kecil

6). produktif berbicara atau mengemukakanpendapat/gagasan

7). siswa membuat keputusan, dan

Page 8: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

8

8). siswa aktif

Sedangkan menurut Johnson (1984) belajar kooperatif mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1). saling ketergantungan yang positif

2). dapat dipertanggungjawabkan secara individu

3). heterogin

4). berbagi kepemimpinan

5). berbagi tanggungjawab

6). ditekankan pada tugas dan kebersamaan

7). mempunyai keterampilan dalam berhubungan sosial

8). guru mengamati, dan

9). efektivitas tergantung pada kelompok

Dengan demikian dapat diringkas bahwa pembelajaran kooperatif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1). Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan

pendapat, dan membuat keputusan secara bersama

2). Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah

3). Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku,

agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar

dalam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis

kelamin yang berbeda pula.

4). Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja

perorangan.

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dimulai

dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (3-5 siswa per

kelompok). Setiap siswa ditempatkan di dalam kelas sedemikian rupa sehingga

antara anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik tanpa

mengganggu kelompok yang lain. Guru membagi materi pelajaran, baik berupa

lembar kerja siswa, buku, atau penugasan. Selanjutnya guru menjelaskan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan pengarahan tentang

Page 9: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

9

materi yang harus dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus

diselesaikan. Siswa secara sindiri-sendiri mempelajari materi pelajaran, dan jika

ada kesulitan mereka saling berdiskusi dengan teman-temannya dalam

kelompok. Untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan, setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggungjawab secara

bersama, yakni dengan cara berdiskusi, saling tukar ide/gagasan, pengetahuan

dan pengalaman, demi tercapainya tujuan pembelajaran secara bersama-

bersama.

Evaluasi dilakukan berdasarkan pencapaian hasil belajar komulatif dalam

kelompok. Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat

menentukan hasil pencapaian belajar kelompok. Untuk itu penguasaan materi

pelajaran setiap siswa sangat ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Guru

melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa, mengarahkan

keterampilan kerjasama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan.

Aktifitas belajar berpusat pada siswa, guru hanya berfungsi sebagai

fasilitator dan dinamisator. Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan

siswa dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara

berpikir aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

1). Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif,

paling tidak ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model

pembelajaran kooperatif unggul dlam membantu siswa yang sulit.

b. Pengakuan adanya keragaman

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar

belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan ras, suku, agama,

kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Page 10: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

10

Model Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam

pembelajaran kooperatif antara lain adalah : berbagi tugas, aktif bertanya,

menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok, dan

sebagainya.

Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, yang

dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa untuk belajar, hingga diakhiri dengan langkah memberikan

penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya

langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat

pada tabel berikut.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif.

Fase

Indikator

Kegiatan guru

1 Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai dan memberi motivasi

siswa agar dapat belajar dengan aktif dan

kreatif

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan cara demonstrasikan atau lewat

bahan bacaan

3 Mengorganisasikan

siswa dalam kelompok-

kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi secara efisien

4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar pada

saat mereka mengerjakan tugas-tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang dipelajari dan juga terhadap

presentasi hasil kerja masing-masing

kelompok

Page 11: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

11

6 Memberi penghar-gaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai

upaya atau hasil belajar individu maupun

kelompok

Apabila diperhatikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif pada

tabel diatas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di

kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.

2). Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas

Seperti halnya pada model pembelajaran langsung, dalam model

pembelajaran kooperatif juga diperlukan tugas perencanaan, misalnya

menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai, pembentukan

kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan

siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan

tempat yang akan dipergunakan.

Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru dalam model

pembelajaran kooperatif ini adalah memilih pendekatan yang sesuai dengan

tujuan akan dicapai. Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam

model pembelajaran kooperatif, yaitu :

a. tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions),

b. tipe JIGSAW,

c. tipe Investigasi Kelompok atau Kelompok Penyelidikan, dan

d. tipe Pendekatan Struktural

Berikut ini ditunjukkan perbandingan diantara keempat pendekatan tersebut.

Perbandingan pendekatan STAD dan JIGSAW dalam pembelajaran kooperatif

Pendekatan

Unsur STAD JIGSAW

Tujuan Kognitif Informasi akademik

sederhana

Informasi akademik

sederhana

Tujuan Sosial Kerjasama dalam kelompok Kerjasama dalam

kelompok

Page 12: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

12

Struktur Kelompok Kelompok heterogen

dengan 4-5 anggota

Kelompok heterogen

dengan 5-6 anggota

dan menggunakan

kelompok asal dan ahli

Pemilihan Topik Biasanya guru Biasanya guru

Tugas Utama Siswa dapat menggunakan

LKS dan saling membantu

untuk menuntaskan materi

belajarnya

Siswa mempelajari

materi dalam kelompok

ahli kemudian

membantu anggota

kelompok asal

mempel;ajari materi

tersebut.

Penilaian Tes mingguan Bervariasi, misalnya

tes mingguan

Pengakuan Lembar pengakuan dan

publikasi lain

Publikasi lain

Perbandingan pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural

Pendekatan Unsur

Kelompok Penyelidikan

Pendekatan Struktural

Tujuan Kognitif Informasi akademik tingkat

tinggi dan keterampilan

inkuiri

Informasi akademik

sewderhana

Tujuan Sosial Kerjasama dalam kelompok

kompleks

Keterampilan

kelompok dan sosial

Struktur Kelompok Kelompok belajar homogen

dengan 5 - 6 orang anggota

Bervariasi berdua,

bertiga, kelompok

dengan

4 – 6 orang anggota

Pemilihan Topik Biasanya siswa Biasanya guru

Page 13: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

13

Tugas Utama Siswa menyelesaikan inkuiri

kelompok

Siswa mengerjakan

tugas-tugas yang

diberikan baik sosial

maupun kognitif

Penilaian Menyelesaikan proyek dan

membuat laporan, dapat

menggunakan tes essay

Bervariasi

Pengakuan Lembar pengakuan dan

publikasi lain

Bervariasi

Namun perlu diketahui juga bahwa sebelum pembelajaran kooperatif

dimulai, sebaiknya siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran

kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar

pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan

petunjuk-petunjuk tentang apa yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut

antara lain adalah :

a. Tujuan pembelajaran

a. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok

b. Batas waktu untuk menyelesaikan tugas

c. Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan JIGSAW

d. Jadwal presentasi kelas untuk Kelompok Penyelidikan

e. Prosedur pemberian nilai perbandingan individu dan kelompok

f. Format presentasi laporan

Selain hal di atas, perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk kelompok,

pedoman penilaian, dan sistem penghargaan.

Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan akademik

Kemamp

uan No. Nama Rangking Kelompok

Tinggi 1 1 A

2 2 B

Page 14: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

14

3 3 C

4 4 D

Sedang

5 5 D

6 6 C

7 7 B

8 8 A

9 9 A

10 10 B

11 11 C

12 12 D

Rendah

13 13 D

14 14 C

15 15 B

16 16 A

Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa

Tahap

Indikator Operasional

1 Menetapkan skor dasar Setiap siswa diberi skor

berdasarkan skor kuis yang

lalu

2 Menghitung skor kuis

terkini

Siswa memperoleh poin untuk

kuis yang berkaitan dengan

pelajaran terkini

3 Menghitung skor

perkembangan

Siswa mendapatkan poin

perkembangan

Yang besarnya ditentukan

apakah skor kuis terkini

merreka menyamai atau

Page 15: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

15

melebihi skor dasar mereka,

dengan menggunakan aturan

seperti di bawah ini

Kriteria Nilai perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0

10 poin dibawah sampai 1 poin

dibawah skor dasar

10

Skor dasar sampai 10 poin di atas skor

dasar

20

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30

Pekerjaan sempurna (tanpa

memperhatikan skor dasar)

30

Pengelompokkan siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik

Materi ...........................................................

Kelompok Nama Nilai Dasar Nilai Kuis Nilai Perkembangan

A

Ami 90 100 30

Ani 85 82 10

Tata 65 70 20

Didu 55 40 0

Total 60

Rata-rata kelompok 60 : 4 = 15

Penghargaan BAIK

B

Ike 95 100 30

Oki 80 82 10

Jaka 70 70 20

Wati 40 100 30

Total 90

Rata-rata kelompok 90 : 4 = 22,5

Penghargaan HEBAT

Page 16: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

16

Nilai kelompok(N) 15<N<20 20<N<25 N>25

Penghargaan BAIK HEBAT SUPER

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu

pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin.

Penyelidikan autentik, kerjasama, serta menghasilkan karya dan peragaan.

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru

memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan :

1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah

2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik

3). Menjadi pemelajar yang mandiri

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap

utama yang dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu

masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

Kelima langkah dari model pembelajaran berdasarkan masalah dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Fase Indikator

Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa

kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang diperlukan,

memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif

dalam aktivitas pemecahan masalah yang

dipilihnya

2 Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

Page 17: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

17

berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing

penyelidikan

individual maupun

kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dan

melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah

4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil

karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, video, dan

model dan membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses

yang mereka gunakan

1). Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

a. Tugas -Tugas Perencanaan

Karena hakekat interaktifnya, model pembelajaran berdasarkan masalah

membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model

pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.

Penetapan tujuan

Model pembelajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai

tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang

dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Dalam

pelaksanaanya, pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Merancang situasi masalah

Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka

memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih

masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan

Page 18: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

18

motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik,

mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan secara ketat,

memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten

dengan tujuan kurikulum.

Organisasi sumber daya dan rencana logistik

Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan

berkerja dengan beragam material dan peralatan, dan dalam

pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di

laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena

itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan

kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas

perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran

berdasarkan pemecahan masalah.

b. Tugas Interaktif

Orientasi Siswa pada Masalah

Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan

masalah adalah tidak untuk memperoleh inforemasi baru dalam jumlah

besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah

penting dan untuk menjadi pemelajar yang mandiri. Cara yang baik

dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam

pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan

kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga

membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar.

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan

pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling

membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan

dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk

merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana

mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif berlaku

Page 19: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

19

juga dalam mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok pembelajaran

berdasarkan masalah.

Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok.

Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai

sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir

tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi

penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai

untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan

bagimana etika penyelidikan yang benar.

Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan

penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal

yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka

pembelajaran berdasarkan masalah. Selama dalam tahap

penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa

mengganggu aktifitas siswa.

Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan pemecahan

masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan,

poster, model-model fisik, dan video tape.

Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan

pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan

penyelidikan yang mereka gunakan.

c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen

Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki

seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung

tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang

secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana

mengelola kerja kelompok.

Page 20: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

20

Salah satu masalah yang cukup rumit bagi guru dalam pengelolaan

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan

masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun

kelompok, yang dapat menyelesaikan tugas lebih awal maupun yang

terlambat. Dengan kata lain kecepatan penyelesaian tugas tiap individu

maupun kelompok berbeda-beda. Pada model pembelajaran berdasarkan

masalah siswa dimungkin untuk mengerjakan tugas multi (rangkap), dan

waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat berbeda-beda. Hal tersebut

mengakibatkan diperlukannya pengelolaan dan pemantauan kerja siswa

yang rumit.

Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah, guru sering

menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, dan hal ini biasanya dapat

merepotkan guru dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, untuk efektifitas

kerja guru harus memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan,

penyimpanan, dan pendistribusian bahan.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya, guru harus menyampaikan aturan,

tata krama, dan sopan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah laku

siswa ketika mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di

dalamya ketika melakukan penyelidikan di masyarakat.

d. Asesmen dan Evaluasi

Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model

pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak

pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak

cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil

(paper and pencil test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan

model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang

dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka.

Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran

berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian

alternatif yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya

dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil.

Page 21: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

21

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu

dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan

mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Pendekatan pembelajaran

merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan

lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran

dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan

langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk

menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran

yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode

pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik

untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup: ceramah, tanya-

jawab, diskusi.

2. Saran Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan

pembelajaran yang di wujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap guru di setiap satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar. Hal

Ini diperkuat oleh Permenpan dan Reformasi Birokrasi, Nomor 16 Tahun 2009

tentang jabatan fungsional guru dan angka kriditnya, dinyatakan bahwa guru

berwenang memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media

pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan

proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu

sesuai dengan kode etik profesi Guru. Sebagai pertimbangan Berbagai

pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu dipilih dan

Page 22: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

22

dikembangkan adalah untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam

belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal (sikap spiritual; sikap

sosial; dan keterampilan maupun pengetahuan).

Page 23: Abstrak - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/002.Model... · Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

23

Daftar Pustaka

Depdikbud. (2013). Standar proses. Jakarta: Depdikbud.

Gronlund, N. E. (1985). Measurement and evaluation in teaching. London: Collier Macmillan Publishers.

Ismail,(2003), Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan

Pertama

Peraturan Pemerintah No.19, (2005), tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kriditnya