ABSTRAK Muhamad Zainudin Pendayagunaan Zakat Laz...
-
Upload
truongtuyen -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of ABSTRAK Muhamad Zainudin Pendayagunaan Zakat Laz...
i
ABSTRAK
Muhamad Zainudin Pendayagunaan Zakat Laz Portalinfaq Untuk Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumberdaya manusia, keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor biaya, maka bagi yang tidak mempunyai biaya karena keadaan ekonomi lemah ini akan menjadi hambatan tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dapat diupayakan melalui pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pendayagunaan zakat serta faktor penghambat dan pendukung untuk program pendidikan khususnya pada anak-anak pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian pendayagunaan zakat pada LAZ Portalinfaq dalam program Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi adalah Sekolah Gratis Pemulung Bantar Gebang yang bernama “Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq” dengan Program Pelatihan Lifeskill dari barang-barang bekas (karton dan plastik), Olimpiade Taman Bacaan Anak (Peserta), Pelatihan Prakarya Quilling 1 & 2, Pelatihan Prakarya manik-manik (aksesories & tasbih), Pertandingan Sepakbola Persahabatan (Sekolah Alam “Tunas Mulia” Vs SD Bantargebang), Pelatihan Kesenian Alat Musik Angklung, Pelatihan Keterampilan Menjahit dan Pelatihan beternak dan berkebun. Adapun bentuk-bentuknya Belajar mengajar yang berpedoman kepada kurikulum yang diberikan oleh Dinas Pendidikan, Pemberian keterampilan seperti: bercocok tanam (palawija & padi), Pemberian keterampilan mendaur ulang sampah, Pemberian Keterampilan menjahit dan Pemberian keterampilan berternak (bebek). Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan dukungan dari donator, masyarakat, dukungan dari guru relawan dan dukungan dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi. Fakor Penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan dari pihak orang tua murid yang menginginkan anaknya untuk bekerja, kebiasaan anak yang tidak suka belajar, fasilitas masih minim, kekurangan guru tetap dan kekurangan guru ektrakurikuler.
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi berjudul: Pendayagunaan Zakat Lembaga Amil Zakat Portalinfaq Untuk Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa tanggal 24 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 24 Juni 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Wahidin Saputra. M.A H. Mulkanasir B.A,S.Pd, M.M NIP.19700903 199603 1 001 NIP. 19550101 198302 1 001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hiban, M.A Dra. Hj. Elidar Husin. M.A NIP. 10660605 199403 1 005 NIP.150102402
Pembimbing,
M. Hudri, M.Ag
NIP. 197206061998031003
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian .............................................................. 9
F. Sistematika Penelitian .............................................................. 13
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pendayagunaan Zakat ....................................... 15
1. Pengertian Pendayagunaan................................................. 15
2. Pengertian Zakat................................................................. 15
3. Dasar Hukum Zakat ........................................................... 18
4. Sumber Dana Zakat............................................................ 20
5. Bentuk-bentuk Pendayagunaan Zakat................................ .27
6. Golongan Penerima Zakat....................................................29
B. Pengertian Pendidikan .......................................................... 31
1. Pengertian Pendidikan........................................................ 31
2. Sarana Pendidikan............................................................... 32
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT
Portalinfaq
A. Sejarah Berdirinya LAZ Portalinfaq ....................................... 33
B. Visi, Misi dan Tujuan LAZ Portalinfaq ................................... 35
C. Struktur Organisasi LAZ Portalinfaq....................................... 38
D. Program kerja LAZ Portalinfaq ............................................... 41
vi
BAB IV : ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PEDULI
PENDIDIKAN ANAK PEMULUNG DI BANTAR GEBANG
BEKASI
A. Pendayagunaan Zakat untuk Pendidikan Anak Pemulung Bantar
Gebang Bekasi ......................................................................... 44
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program Peduli
Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang............................ 55
C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Berjalannya
Program ................................................................................... 57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 59
B. Saran-saran............................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat, sebagai salah satu bentuk peribadatan yang lebih
mengedepankan nilai-nilai sosial di samping pesan-pesan ritual, tampak
memiliki akar sejarah yang sangat panjang. Bisa diduga hampir sepanjang
usia umat manusia itu sendiri (generasi Adam as). Atau paling sedikit mulai
generasi beberapa nabi Allah sebelum Adam as. Atau selambat-lambatnya
sejak sejumlah nabi Allah sebelum Muhammad saw. Menurut hemat penulis,
Allah swt, hanya menurunkan satu agama sepanjang perjalanan umat
manusia, sejak generasi Adam as. hingga generasi Muhammad saw. Dengan
kalimat lain, agama Allah sejak Adam as. Hingga Muhammad saw, adalah
Al-Islam, yang dari nabi yang satu hingga kepada nabi berikutnya dalam
beberapa hal tertentu mengalami proses penyempurnaan sesuai dengan
kondisi sosial yang ada. Tahap penyempurnaan Al-Islam ini mencapai
puncaknya pada zaman Nabi Muhamad saw.
Dalam perspektif Islam sendiri dikatakan salah satu wujud peningkatan
era, serta umat Islam dalam pembangunan nasional yang sejalan dengan
rukun Islam adalah dalam bentuk pemberian zakat. Zakat merupakan
kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menbayarnya dan diperuntukkan
bagi mereka yang berhak menerimanya, sehingga zakat merupakan sumber
upaya pemberian modal.
1
2
Zakat pada hakikatnya adalah distribusi kekayaan dikalangan umat
Islam untuk mempesempit jurang pemisah antara orang kaya dengan orang
miskin dan mengindari penumpukan harta kekayaan. Oleh karena itu menurut
ajaran Islam zakat sebaiknya di pungut oleh negara atau pemerintah yang
bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk memperoleh haknya yang ada
pada orang kaya.1
Zakat pada masa-masa awal Islam terdapat perbedaan pendapat di
kalangan para sejarawan Islam tentang waktu pensyariatan zakat. Ada yang
menyatakan pada tahun kedua hijrah yang berarti satu tahun sebelum
pensyariatan puasa tetapi ada juga yang berpendirian bahwa zakat
disyariatkan pada tahun ketiga hijriah yakni satu tahun setelah pensyariatan
shiyam yang diwajibkan satu tahun sebelumnya (kedua hijriah). Lepas dari
perbedaan pendapat itu, yang jelas Nabi Muhamad saw. Menerima perintah
zakat setelah beliau hijrah ke Madinah.2
Pensyariatan zakat tampak seiring dengan upaya pembinaan tatanan
sosial yang baru dibangun oleh Muhamad saw. Setelah Nabi berada di
Madinah. Sedangkan selama Muhammad saw. Tinggal di Mekah, bangunan
ke Islaman hanya terfokus pada bidang akidah, qashash dan akhlaq. Baru
pada periode Madinah, Nabi akhir zaman ini melakukan pembangunan dalam
semua bidang. Tidak saja dalam bidang akidah dan akhlak, akan tetapi juga
telah memperlihatkan bangunan mu'amalat dengan konteksnya yang sangat
1 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf( jakarta : UI press, 1989),
cet- 1, h. 33 2Kuantarno Noor Alfah dan Nasir Tajang, Zakat dan Peran Negara( Jakarta : FOZ Forum
Zakat)
3
luas dan menyeluruh. Termasuk bangunan ekonomi sebagai salah satu tulang
punggung bagi pembangunan umat Islam bahkan umat manusia secara
keseluruhan.
Dalam kurun waktu yang begitu lama, umat Islam memiliki persepsi
bahwa ajaran zakat tidak lebih dari sekedar ibadah ritual yang terpisah dari
konteks sosial. Pandangan dogmatis ritualistik ini menjadikan zakat sosial
dan teralienasi dari fungsi dasar yang diembannya. Karena di butuhkan
strategi yang mungkin perlu terus-menerus di perbaharui dalam
mengaktualisasikan potensi zakat di tengah-tengah masyarakat agar setiap
masyarakat bisa merasakan secara langsung implikasinya dalam kehidupan
sosial ekonomi mereka baik sekarang dan masa yang akan datang.
Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya sistem
kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip : ummatan wahidan,
musawamah (permaan drajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan
takaful ijtima (tanggung jawab bersama). Zakat menjadi unsur penting dalam
mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta dan keseimbangan
tanggung jawab individu dalam masyarakat.3
Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat
yang dikelola dengan baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan, economic growth with equity. Yang diterima oleh
golongan ekonomi lemah, memiliki implikasi positif terhadap meningkatnya
daya beli masyarakat, yang pada gilirannya mendorong peningkatan produksi.
3 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (jakarta, 2005 : cv. Pustaka Amri) cet. h. 7.
4
Namun potensi ekonomi yang terdapat dalam zakat belum dimanfaatkan
secara optimal. Sebagai kalangan memandang zakat sebagai sebuah
kewajiban rutin yang dilaksanakan setiap tahun, tanpa melihat aspek
pemberdayaan dana zakat, padahal zakat bisa menjadi salah satu solusi
alternative berbagai problematika, jika potensi yang ada padanya dikelola
secara professional untuk mengatasi problematika yang ada.
Zakat yang didalamnya terdapat amanat umat yang harus diatur dan di
salurkan kepada yang berhak sesuai dengan aturan agama, jelas memerlukan
pengaturan dan pengelolaan yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan
secara efektif dan efisien, jadi dengan melalui pengelolaan zakat yang
dilakukan secara professional dan handal diharapkan tujuan dari kehadiranya
zakat itu sendiri dapat dirasakan kita semua.
Diantara hikmah disyariatkanya mengeluarkan zakat ialah bahwa
pendistribusiannya dan pendayagunaan yang baik mampu memperbaiki
kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat
menyatukan anggota-anggota masyarakat seolah-olah menjadi sebuah satu
tubuh. Selain dari itu, zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota
masyarakat dari sifat pelit dan bakhil. Zakat juga merupakan benteng
keamanan dalam system ekonomi Islam dan sebagai jaminan kearah stabilitas
dan keseimbangan sejarah sosial sebuah masyarakat.4
Pendidikan merupakan sebuah proses transformasi masyarakat dari
kebodohan menuju kecerdasan. Pendidikan adalah proses perubahan
4 Syaikh Muhamad Abdul Malik Ar-Rahman. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya (Jakarta,
2003 : Pustaka Cerdas) Cet I, h 167
5
masyarakat dari ketidak mampuan menjadi keahlian. Sekaligus pendidikan
adalah saran mengubah kemalasan dan kemudahan menjadi kesadaran dan
tindakan oleh karena itu pendidikan menjadi fondasi sangat penting dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Karena strategisnya kedudukan
pendidikan dalam perubahan masyarakat, maka pendidikan harus
mendapatkan prioritas yang tinggi dalam pembangunan.
Keberhasilan anak didik meraih prestasi yang maksimal bukan hanya di
pengaruhi oleh faktor eksternal yang meliputi semua institusi dan kondisi
lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan keluarga termasuk status sosial
ekonomi orang tua anak didik, apalagi yang berpenghasilan lemah dan tingkat
ekonomi kurang baik, hal ini akan menjadi hambatan bagi anak didik dalam
mencapai prestasi belajar yang optimal.
Dengan adanya lembaga amil zakat Portalinfaq diharapkan dana zakat
dapat dikelola secara profesional dan yang terpenting adalah
pendayagunaanya tepat pada sasaran. Dengan demikian zakat dapt menjadi
dana tepat yang cukup profesional untuk kesejahteraan umat serta berguna
untuk agama dan pendidikan Oleh karena itu, penulis memandang perlu
adanya kajian serius tentang pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan,
agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penyaluran dana zakat untuk
mustahik khususnya kaum lemah, berkenaan dengan uraian diatas maka
penulis tertarik nengkaji lebih jauh lagi tentang permasalahan tersebut yang
tertuang dalam skripsi yang berjudul "Pendayagunaan Zakat LAZ Portalinfaq
Untuk Peduli Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi ".
6
Adapun yang menjadi alasan penulis mengkaji masalah tersebut adalah
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia, keberhasilan
pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor biaya, maka bagi yang tidak
mempunyai biaya karena keadaan ekonomi lemah ini akan menjadi hambatan
tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
hal tersebut dapat di upayakan antara lain pendistibusian dana zakat untuk
pendidikan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi
yang akan dibahas hanya tentang pendayagunaan zakat untuk peduli
pendidikan anak pemulung di bantar gebang bekasi pada LAZ Portalinfaq.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah pokok yang
akan diangkat dalam skripsi ini adalah meliputi :
1) Bagaimana LAZ Portalinfaq dalam mendayagunakan dana zakat untuk
pendidikan anak pemulung di bantar gebang bekasi?
2) Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pendayagunaan dana
zakat untuk pendidikan anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi di
Lembaga Amil Zakat Portalinfaq?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisa bagaimana pendayagunaan dana zakat pada sektor
pendidikan.
b. Untuk menganalisa faktor pendukung dan penghambat pendayagunaan
dana zakat pada sector pendidikan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya
menyangkut pengelolaan zakat.
2) Sebagai tambahan literature dan rujukan terutama yang berkaitan
dengan masalah pendayagunaan zakat dan memberikan pemahaman
bagi pihak akademisi khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai
pengelolahan zakat untuk pendidikan khususnya mahasiswa jurusan
manajemen dakwah dan Lembaga Amil Zakat lainnya.
b. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah menggambarkan sebuah
sebuah perencanaan suatu lembaga. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada lembaga amil zakat Portalinfaq dalam
8
mejalankan tugas-tugasnya. Memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya para praktisi lembaga zakat dalam mengelola zakat.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah
awal yang penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan mengkaji
terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan
yang akan penulis teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya
kemiripan dengan yang dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut
perbedaan dalam hal pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini.
Ada beberapa skripsi yang membahas mengenai pendayagunaan
zakat, adapun skripsi tersebut diantaranya :
1. Judul skripsi “pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan studi kasus di
lembaga pengembangan insani dompet dhuafa republika”. Penulis Zaenal
Arifin . Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan
Agama Islam 2009. Berisi tentang pendayagunaan dana ZIS yang
digunakan untuk pendidikan pada lembaga pengenbangan insane dompet
dhuafa republika.
2. Judul skripsi “Strategi pendayagunaan dana zakat baitul maal
hidayatullah jakarta timur melalui program kuliah da'i mandiri” Penulis
Dini Nurani. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen
9
Dakwah 2008. Berisi tentang Strategi Baitul Maal hidayatullah Jakarta
Timur dalam melaksanakan program kuliah Da’I Mandiri.
Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat perbedaan dengan yang
dilakukan oleh penulis baik dari obyek kajian, pembahasan penelitian serta
poin pokok permasalahan yang dikaji pada penelitian ini, karena dalam
skripsi ini penulis menitik beratkan pada pendayagunaan zakat untuk
pendidikan anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi.
E. Metodologi Penelitian
Adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan
upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja
untuk memahami objek.5
1. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif. Yaitu dengan
melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata
tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
pengamatan langsung yang bersifat interatif dan memaparkan sesuai data
yang didapat.6
Penelitian deskriptif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-
gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar, dibacanya (via wawancara,
5 Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD
Darma, 1980), h. 16 6 S. Nasution, metode penelitian naturalistic kualitatif, (Bandung : Tasiti, 1989) ,h. 9
10
fhoto, video, tape, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan
peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik
kesimpulan.7
Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian
karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan
digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek yang akan diteliti adalah Lembaga Amil Zakat
Portalinfaq. dan objeknya adalah pendayagunaan zakat untuk pendidikan
untuk anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi.
3. Sumber data
Pada penyusunan skripsi ini, penulis akan megambil data yang
akan dijadikan subjek penelitian sebagai berikut :
a. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama,
seperi hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau
observer melakukan sendiri observasi dilapangan, pelaksanannya
berupa survey.8 Dengan mewawancarai langsung dengan Faizaluddin,
S.P sebagai General Manajer LAZ Portalinfaq .
7 Burhan Bungin, metodelogi penelitian kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2001)
h. 39 8 Ipah farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : UIN
Press, 2006), h. 45
11
b. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki
relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Menurut Dr. Lexy J Moleong, dalam bukunya Metodologi Penelitian
Kualitatif Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di
wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.9
b. Observasi
Penulis mendatangi langsung kantor Lembaga Amil zakat
Portalinfaq guna memperoleh data kongkrit tentang hal-hal yang
menjadi objek penelitian, selain melihat dan mengamati langsung dari
dekat kegiatan pendayagunaan zakat untuk pendidikan anak pemulung
bantar gebang Bekasi.
Menurut subagyo dalam bukunya metode penelitian dalam teori
dan praktek. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
9 Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135
12
sengaja, sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala
psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.10
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai
bentuk data tertulis (buku, bulletin atau jurnal) yang tedapat di
perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis
dalam penelitian ini yang berhungan dengan pendayagunaan zakat,
Dokumentasi dalam penelitan ini berupa profil-profil dan program
LAZ Portalinfaq.
5. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh datayang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan
dokumen.11 Penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan
informasi yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
6. Waktu dan tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian dari bulan Februari sampai dengan
bulan Juni di kantor Lembaga Amil Zakat Portalinfaq yang beralamat di
Jl. Radio IV No. 8A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Indonesia.
10 Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta, 1991), h 63
11 Lexy J. Maleong , Metode Penelitian Kualitatif, , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-11, h. 216
13
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pengkajian, penulisan pemahaman dan
penyusunan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan yang
terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut.
BAB I :Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar
mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, pedoman penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II :Tinjauan Teoritis
Pada bab ini membahas secara lebih mendalam mengenai
tentang pendayagunaan zakat dan disertakan dengan
dasar-dasar hukumnya, baik itu yang bersumber dari Al-
Quran ataupun dari As-Sunnah., hikmah dan manfaat
disyariatkannya zakat, Mustahik zakat. Pada bab ini juga
membahas tentang pengertian pendayagunaan, tujuan
pendayagunaan, prinsip-prinsip pendayagunaan dan
manfaat pendayagunaan .
14
BAB III :Gambaran Umum Tentang Lembaga
Amil Zakat Portalinfaq
Dalam bab ini penulis menerangkan profil LAZ
Portalinfaq, Landasan hukum LAZ Portal Ifaq, visi, misi
dan tugas pokok LAZ Portalinfaq, struktur organisasi LAZ
Portalinfaq, program kerja LAZ Porta Infaq.
BAB IV :Analisa Terhadap Pendayagunaan Zakat Untuk
Peduli Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang
Bekasi
Dalam bab ini penulis menerangkan, pendayagunaan zakat
pada LAZ Portalinfaq dalam bidang pendidikan anak
pemulung di Bantar Gebang Bekasi.
BAB V : PENUTUP
Menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran-saran yang
menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
BAB III
GAMBARAN UMUM LAZ PORTALINFAQ
A. Sejarah Berdirinya LAZ Portalinfaq
Portalinfaq sebagai lembaga non profit dan non government
organization didirikan atas kepedulian para pendirinya, yang sebagian besar
merupakan professional muslim yang aktif menyalurkan, infaq maupun
sedekahnya kelembaga-lembaga penghimpun dana. Yayasan PortalInfaq
didirikan pada tanggal 17 Mei 2001. Yayasan ini adalah sebuah lembaga amil
pengelola zakat, infaq dan shadaqah yang di niatkan untuk dijadikan sebagai
wadah bagi profesional muslim untuk menyumbangkan ilmunya untuk
kepentingan umat.
Yayasan Portalinfaq didirikan bermula dari terjadinya krisis
multidimensional di Indonesia yang menyebabkan makin memburuknya
masalah kemiskinan. Mengutip data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2000
37,5 juta atau 18% rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan yang
didefinisikan oleh BPS sebagai pendapatan kurang dari Rp
90.000/bulan/orang di perkotaan, atau Rp 70.000/bln/orang di pedesaan. Pada
tahun 2000 juga, sejumlah 7,5 juta anak terancam putus sekolah sementara
tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 30% dari penduduk usia
produktif.
Hal-hal ini memicu kami Portalinfaq untuk berpikir tentang apa yang
dapat kami sumbangkan sebagai bagian dari kaum professional muslim di
Indonesia. Kami sadari bahwa zakat dan infaq adalah instrumen Islami yang
33
34
sangat tepat untuk memerangi kemiskinan. Sayangnya, data-data
menunjukkan bahwa pemanfaatannya saat ini di Indonesia masih belum
optimal. Menurut para ahli, potensi zakat di Indonesia sekurangnya sebesar
Rp12 trilyun rupiah. Tetapi pada tahun 1999 tercatat hanya sekitar Rp400
Milyar rupiah (3%) saja yang terkumpul melalui badan dan lembaga amil.1
Di lain fihak Portalinfaq melihat adanya kesempatan yang belum
termanfaatkan dari teknologi baru, khususnya teknologi internet. Pengguna
internet di Indonesia berkembang pesat hingga pada tahun 2001 diperkirakan
sudah ada sekitar 2 juta pemakai internet di Indonesia.
Sebagai profesional kami telah dikaruniai ilmu di bidang manajemen
dan teknologi dan kami rasakan bahwa ilmu yang kami miliki adalah amanah
yang wajib kami manfaatkan untuk kemajuan umat.
Jika ingin melihat berapa jumlah dana yang terkumpul dan besarnya
dana yang telah digunakan tidak dapat dilakukan setiap saat. Dari
ketidaktahuan system ternyata menjadi inspirasi dan motivasi bagi para
pendiri untuk mendirikan lembaga yang sejenis namun lebih menekankan
kepada profesionalitas dan networking yang luas yang outputnya tidak hanya
berupa laporan keungan yang dapat dipertanggungjawabkan namun juga
kejelasan alur distribusi dana ZIS dan Wakaf Uang Muzakki kepada
mustahik.
1 Profil Portalinfaq, hal 5
35
Dapat disimpulkan Portalinfaq didirikan sebagai salah satu bentuk
kepedulian proffesional muslim Indonesia untuk turut serta menanggulangi
masalah social ekonomi umat dengan memenfaatkan jaringan internet sebagai
sarana pengelolaan dana ZIS dan Wakaf Uang.
Sedangkan dalam operasionalnya Portalinfaq memegang prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Taat syariah sepenuhnya dalam setiap kegiatan
2. Non profit. Semua dana yang terhimpun digunakan untuk pemberdayaan
umat dan pengembangan jaringan.
3. Manajemen professional lewat prosedur yang baku, teknologi pendukung
yang memadai, dan personil yang tampil
4. Efisien dalam penggunaan biaya dan sumber daya lain
Teknologi portal di internet kami pandang sebagai alat utama kami
untuk membangun jaringan, sedangkan pemberdayaan umat dicapai lewat
infaq. Dari ini kami menamakan diri “Portalinfaq”.
B. Visi, Misi, dan tujuan LAZ Portalinfaq
Visi yang ingin diwujudkan oleh Portalinfaq adalah “ Membangun
jaringan dan memberdayakan umat”. Bagian pertama visi kami adalah
membangun jaringan. Jaringan disini kami maksudkan sebagai jaringan
36
keseluruh pihak yang terkait dalam ibadah zakat dan infaq, yaitu yang terdiri
atas:
1. Jaringan Muzakki
Jaringan muzakki yang ingin kami bentuk adalah jaringan muzakki yang
global, aktif dan peduli atas kesejahteraan umat.
2. Jaringan Amil
Kami percaya bahwa kerja sama antara amil mutlak diperlukan untuk
kemajuan bersama. Kami mengharapkan dapat mengfasilitaskan
terbentuknya sebuah jaringan amil yang berakar kuat di masyarakat,
terpercaya dan berkomitmen tinggi.
3. Jaringan Mustahiq
Kami memandang mustahik bukan sebagai obyek, melainkan sebagai
salah satu subyek penting dalam ibadah zakat dan infaq. Salah satu tujuan
penting kami juga untuk membentuk jaringan mustahiq yang bersama-
sama berkeinginan untuk maju dan melepaskan diri dari lingkungan
kemiskinan.
Visi lain visi kami adalah untuk memberdayakan umat. Dalam visi
kami pemberdayaan ini dibagi menjadi tiga bagian juga:
37
1. Memberdayakan mustahiq sehingga harkat hidupnya naik dan pada
akhirnya bertransformasi dari penerima zakat menjadi pemberi zakat
2. Memberdayakan amil dalam memperbesar jangkauannya dan
meningkatkan professionalismenya.
3. Memberdayakan muzakki sehingga muzakki dapat berpartisipasi nyata
dalam perang melawan kemiskinan dan membawa hasil yang optimum.
Kami melihat pembangunan jaringan yang kuat sebagai syarat utama
kesuksesan pemberdayaan umat. Sebaliknya juga umat yang sudah
diberdayakan akan membentuk jaringan yang lebih kuat lagi. Demikian
seterusnya efek bola salju yang kami harapkan akan terjadi.
Sedangkan Misi Utama Portalinfaq adalah untuk “Menggalang dan
menyalurkan dana Zakat / Infaq dengan mengoptimalkan nilai zakat/infaq
untuk mustahiq. Nilai-nilai dasar yang mutlak diperlukan untuk sebuah
lembaga / badan amil tetap kami junjung tinggi, antara lain:
1. Amanah
Portalinfaq harus menjadi sebuah lembaga amil yang terpercaya dan
dipercaya oleh masyarakat.
2. Transparan
Masyarakat harus dapat ikut melihat bagaimana Portalinfaq bekerja dalam
mengelola amanah yang diberikan.
3. Professional
38
Yayasan ini haruslah dikelola dengan sungguh-sungguh berdasarkan kaidah-
kaidah manajemen modern agar dapat sustainable sebagai sebuah lembaga
yang bermanfaat bagi umat.
4. Inovatif
Kami memandang bahwa yayasan ini haruslah memberikan nilai tambah
bagi umat bukan hanya dalam hal mengumpulkan dan menyalurkan zakat,
infaq, dan shadaqah, melainkan juga berupa inovasi dalam hal pengelolaan
ZIS itu sendiri.
5. Efisien
Tujuan kami untuk memaksimalkan nilai infaq yang diberikan oleh muzakki
hanya dapat dicapai hanya jika biaya dalam setiap langkah ditekan seminim
mungkin. Untuk itu prinsip-prinsip biaya rendah dan kesederhanaan kami
pakai dalam operasi kami.
Adapun tujuan dari didirikannya lembaga amil ini adalah
“Memanfaatka perkembangan teknologi Internet untuk mengoptimalkan dana
ZIS dan Wakaf Uang”.
C. Struktur Organisasi LAZ Portalinfaq
Portalinfaq berbentuk yayasan yang struktur organisasinya mengambil
pola dasar sesuai dengan organisasi lembaga amil dengan menggunakan
kaidah-kaidah good corporate governance. Adapun struktur organisasinya
dapat digambarkan sebagai berikut:
39
Dibawah ini adalah uraian singkat dari fungsi dan tanggung jawab
masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut.
1. Dewan Syariah
Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewan Pendiri dan Pelaksana
mengenai masalah-masalah syariah.
2. Dewan Penasihat Manajemen dan Keuangan
Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewan Pendiri dan Direktur
Utama mengenai masalah manajemen dan keuangan.
40
3. Dewan Pendiri
Mempunyai tanggung jawab akhir dalam yayasan. Mengontrol Direktur
Utama dan Staff agar operasi selalu sejalan dengan kebijakan dan
prosedur. Mencari masukan dari Dewan Syariah dan penasehat manajemen
dan keuangan secara berkala serta memberikan arahan organisasi kepada
Direktur Utama.
4. Ketua Pengurus
a. Mengelola kegiatan yayasan secara keseluruhan pada tingkat strategis
b. Memberikan masukan strategis untuk keputusan-keputusan Dewan
Pendiri
c. Mengawasi kegiatan operasional yang dikepalai oleh General manager.
5. Bendahara
a. Mengelola keungan yayasan secara keseluruhan
b. Mengawasi pembukuan yayasan yang dikelola sehari-hari oleh Finance
Manager.
6. Sekretaris
a. Mengelola administrasi yayasan secara keseluruhan
b. Mengawasi pelaksanaan administrasi dalam operasi yayasan
7. General Manager
41
a. Bertanggung jawab terhadap operasi yayasan sehari-hari
b. Review dan approval untuk klasifikasi program kerjasama dengan
pihak ketiga
c. Memonitor pemasukan dan distribusi
d. Memberikan laporan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pendiri
8. Finance Manager
a. Menjalankan proses akutansi
b. Menjalankan admnistrasi, korespondensi, dukungan perkantoran dan
lain-lain.
c. General affairs, transportasi, akomodasi, hukum, dll
9. Operation Manager
a. Manajemen hubungan Amil dan Mustahik
b. Manajemen hubungan Muzakki
c. Manajemen Program
d. Manajemen pengembangan operasional
10. Web Administator
a. Operasi sitis Web
b. Pengembangan situs Web
c. Manajemen dan security situs web.
42
11. Fundraising Departement
Mensosialisasikan kesadaran berzakat, infaq. Shadaqoh, dan wakaf pada
masyarakat dan memaksimalkan penghimpunan dana-dana sosial
masyarakat melalui Portalinfaq.
12. Perwakilan
Merupakan representatif kegiatan Portalinfaq, baik dalam pemberdayaan
maupun pemnghimpunan dari luar negeri dan juga daerah-daerah lain di
Indonesia.
D. Program LAZ Portalinfaq
Portalinfaq berpendapat bahwa pembagian dana zis tidak harus sama
rata untuk masing-masing asnaf tersebut melainkam perlu berdasarkan
keperluan. Selain itu, kami berpendapat juga bahwa pembentukan system
pembagian yang cenderung mengikuti “kehendak pasar” dalam jangka
panjang akan dapat menjadi lebih optimal dibandingkan dengan system
pembagian yang berdasarkan hanya pada sejumlah kecil orang saja.
Karena itu, salah satu pembeda layanan portalinfaq adalah bahwa
muzakki dapat memilih program apa yang akan di ikutinya. Dengan
demikian, pada dasarnya hanya program-progran yang mendapat dukungan
muzakkilah yang akan mendapatkan dana. Walaupun demikian, Portalinfaq
43
mengadakan pra-seleksi untuk memilih program-program yang memang
layak untuk didukung oleh muzakki. Hanya program-program yang telah
melewati pra seleksilah yang ditawarkan untuk di dukung oleh muzakki.
Program yang ada di Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq berbagai
macam jenis diantaranya:
1. Santunan
Bantuan ataupun pemberian untuk kegiatan non formal bagi individu atau
kelompok untuk kelangsungan hidup sehari-hari atau kebutuhan hidup
lainnya yang bersifat tidak tetap.
Contoh:
a) Bantuan kesehatan seperti: Pelayanan kesehatan, penanggulangan/
pemberantasan penyakit tertentu.
b) Bantuan kegiatan social: Pemberian sembako, penanggulangan
narkoba, khitanan massal perkawinan massal dan lainnya.
2. Pendidikan
Kegiatan atau fasilitas penunjang untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan lainnya sebagai bekal bagi pengembangan diri kearah yang
lebih baik daripada sebelumnya yang bersifat formal.
Contoh: Beasiswa, Bantuan operasional pendidikan
3. Pembanguna / perbaikan fisik
44
Bangunan atau fasilitas lainnya yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan fisik atau mental umat dan masyarakat sekitarnya atas prakarsa
atau inisiatif individu maupun kelompok sebagai penunjang keagamaan.
Contoh : Masjid, Gedung sekolah / madrasah
4. Pembinaan Umat
Individu atau kelompok yang melakukan kegiatan syiar Islam secara
reguler baik secara langsung maupun tidak langsung kepada umat atau
masyarakat di sekitarnya demi perbaikan atau penungkatan iman dan
taqwa kepada Allah SWT.
Contoh: Da’i daerah terpencil, Da’i yang kekurangan, Muallaf, Musafir
5. Pemberdayaan Umat/ ekonomi
Segala bentuk usaha atau kegiatan produktif untuk membantu dan
meningkatkan taraf hidup umat terutama dalam sumberdaya ekonomi
sehingga mampu memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis
lainnya.
Contoh: Usaha kecil individu, Koperasi pesantren
6. Penanggulangan bencana
Segala bentuk kerusakan yang disebabkan oleh alam atau kelainan dan
akibat-akibatnya menyebabkan hilangnya nyawa, beda dan bentuk lainnya
bagi manusia sehingga hilangnya kesempatan untuk bekerja dan kegiatan
lainnya.
45
Contoh: Gempa bumi, Banjir, Pengungsian
BAB IV
ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PEDULI PENDIDIKAN ANAK
PEMULUNG DI BANTAR GEBANG BEKASI
A. Pendayagunaan Zakat Untuk Pendidikan Anak Pemulung Bantar
Gebang Bekasi .
Pendidikan adalah kebutuhan yang amat primer bagi setiap individu.
Efek pendidikan begitu menyeluruh, mulai dari pola pikir, keyakinan, dan
sikap hidup yang berujung pada kualitas hidup. Singkatnya performance
dzahir dan batin manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang
didapatnya.
Sebegitu pentingnya pendidikan bagi manusia, pada awalnya, baik
pendidikan pada tingkat keluarga maupun di luar keluarga, dapat diakses
dengan gratis. Barulah setelah pendidikan utamanya di luar keluarga
mengalami perkembangan pesat dalam bentuk pelaksanaannya, menjadi
kebutuhan primer yang berbiaya. Akibatnya, sebagian orang mampu
mengakses dengan baik, tetapi sebagian lain kebutuhan primernya itu tak
terpenuhi.
Harta zakat sebagai alat bantu pengentasan masalah sosial, telah
ditetapkan untuk didistribusikan kepada delapan asnaf yang di antaranya
adalah fakir dan miskin, yaitu dua kelompok manusia yang berciri khusus
tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, baik sebagai makhluk hidup
yang berarti perlu pangan dan kesehatan, sebagai makhluk sosial butuh
sandang, papan, dan pasangan (zawj/zawjah), serta sebagai khalifah Allah
yang harus bermodal pendidikan. Atas dasar itu penyaluran dana zakat dalam
44
45
sektor pendidikan adalah sangat beralasan secara syar'i. Secara rinci alasan
tersebut dapat disusun sebagai berikut:
1) Pendidikan adalah termasuk kebutuhan primer, maka dari itu pihak yang
lemah ekonomi sehingga terhalang dari memenuhi kebutuhan pendidikan
adalah termasuk fakir yang berhak atas dana zakat.
2) Bila demi kebutuhan fisik guna keberlangsungan hidup layak dalam
kehidupan duniawi sesaat berupa pangan, sandang, dan papan saja zakat
dapat diberikan, apalagi secara qiyas awlawi terkait dengan pendidikan
yang membawa kepada keselamatan ukrawi yang tiada batasnya, maka
lebih layak disalurkan.
3) Secara manusiawi akar masalah kemiskinan adalah pada minimnya
pendidikan, sehingga seseorang tidak mampu mengetahui potensi dirinya,
mengembangkannya, dan apalagi memanfaatkannya. Begitu pula, akibat
minimnya pendidikan ia juga tidak mampu mengeksplorasi potensi
lingkungannya, tetumbuhan, hewan, tanah, air, dan kekayaan yang
dikandungnya.1
Memang perlu ditegaskan bahwa maksud dari pengalokasian zakat
dalam sektor pendidikan, penggunaannya dalam bentuk:
1) Membiayai orang miskin untuk mendapat pendidikan, misalnya
menyantuninya untuk membayar biaya sekolah. Pada masa dahulu ulama
telah perhatian dalam hal ini walaupun dalam bentuk sedikit berbeda.
Mereka mengatakan bahwa bila orang miskin gara-gara tidak dapat
bekerja karena sibuk mendalami ilmu syariat, maka halal baginya
1 http//:www.bmh.or.id/indeks.php/informasi/artikel/kolom-syariah/275html.diakses pada
hari rabuk, 16 juni 2010
46
menerima dana zakat. Menurut mereka alasannya adalah karena mereka
sibuk melakukan sesuatu yang bersifat fardhu kifayah yang manfaatnya
bersifat umum bagi masyarakat luas.
2) Mendirikan sekolah dan memenuhi kebutuhan operasinalnya, dalam
rangka membendung dan melawan hegemoni pendidikan kapitalis,
komunis, sekuler, dan sebagainya menuju kepada pendidikan Islam yang
murni. Yang demikian berarti zakat tersebut dialokasikan atas nama
sabilillah.
Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling
berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin,
karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatsi
kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan
masyarakat.2
Pendayagunaan zakat menurut pedoman pelaksanaan zakat DKI Jakarta
bersifat edukatif, produksi dan ekonomis, hal ini dilakukan juga oleh
Portalinfaq dengan cara memberi bantuan dana dengan pemberian cuma-
cuma. kebijakan ini diharapkan para mustahik mau berubah untuk membuka
peluang usahanya agar nantinya kedepan tidak lagi menjadi mustahik secara
terus menerus, tetapi diharapkan bisa menjadi muzakki.3
2 Fakhruddin, Fiqih dan Manajemen Zakat di Indonesia,(Malang : UIN Malang Press,
2008), h. 314 3 Wahyudin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah
(Zis) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (Laz) Portalinfaq. (Skripsi) FDK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2008 , h. 82. Tidak diterbitkan.
47
Program pendayagunaan Portalinfaq memiliki kriteria tersendiri untuk
siapa saja dana yang telah terkumpul layak dan tepat disalurkan. untuk
program pendayagunaan ini Portalinfaq terkonsentrasi pada program
pendidikan yang jika diprosentasikan mencapai 50% - 70%. Dana yang
terkumpul sedangkan sisanya dialokasikan untuk program pemberdayaan
ekonomi umat, kesehatan dan bencana alam. selain itu ada program lain yang
dibuat Portalinfaq dimana tujuannya tidak hanya memberi bantuan begitu
saja, tetapi Portalinfaq berupaya merubah status yang semula mustahik
menjadi muzakki dengan pemberian modal kepada mustahik, yang
dinamakan dengan program pemberdayaan ekonomi ummat.
Portalinfaq merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang
pengelolaan dana-dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS), Portalinfaq memiliki
berbagai program pemberdayaan yang terus diusahakan secara kontinu dan
lebih sempurna.
Portalinfaq menyalurkan dananya dilakukan melalui dua cara yaitu
melalui secara langsung dan tidak langsung. penyaluran secara langsung
maksudnya adalah penyaluran yang langsung dilakukan oleh Portalinfaq, baik
pusat maupun perwakilan dilakukan untuk kebutuhan yang sifatnya
mendadak, seperti bencana alam, longsor, gempa, tsunami dan bencana
kemanusiaan.
Penyaluran yang tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan
melalui jaringan mitra amil. berikut mitra-mitra amil yang sudah bekerjasama
dengan Portalinfaq diantaranya :
48
1. Yayasan Bina Amal Islami
2. Yayasan Hayatul Amal
3. Yayasan Al-Isti'anah
4. Yayasan Anak Nusantara
5. BMT Masjid Sunda Kelapa
6. Yayasan Dinamika Indonesia
Suatu lembaga atau yayasan pasti memiliki banyak program yang dapat
bermanfaat untuk kemajuan masyarakat sekitar. Salah satu lembaga yang
bergerak dalam bidang pengelolaan dana zakat adalah Lembaga Amil zakat
PortalInfq yang mendirikan beberapa program unggulan yang dapat
bermanfaat untuk kemajuan masyarakat.
Dalam Al Qur’an dijelaskan ada delapan asnaf yang berhak menerima
zakat yaitu : fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan
ibnussabil. Sedangkan infaq dan shodaqoh dapat merupakan sebagian dari
harta yang dikeluarkan untuk kebaikan, baik yang ditentukan penggunaannya
maupun tidak. Kami berpendapat bahwa pembagian dana ZIS tidak harus
sama rata untuk masing-masing asnaf tersebut melainkan perlu berdasarkan
keperluan. Selain itu, kami berpendapat juga bahwa pembentukan sistem
pembagian yang cenderung mengikuti “kehendak pasar” dalam jangka
panjang akan dapat menjadi lebih optimal dibandingkan dengan sistem
pembagian yang berdasarkan hanya pada sejumlah kecil orang saja.
Salah satu pembeda layanan kami adalah bahwa muzakki dapat
memilih program apa yang akan diikutinya. Dengan demikian, pada dasarnya
hanya program-program yang mendapat dukungan muzakkilah yang akan
49
mendapatkan dana. Walaupun demikian, PortalInfaq mengadakan pra-seleksi
untuk memilih program-program yang memang layak untuk ddukung oleh
muzakki. Hanya program-program yang telah melewati pra-seleksilah yang
ditawarkan untuk didukung oleh muzakki.
PortalInfaq pada saat ini hanya menfokuskan diri pada mustahiq di
Indonesia saja. Dalam operasi kami, mustahiq di kategorikan menjadi enam
bagian yaitu:
1. Santunan
Definisi: Bantuan ataupun pemberian untuk kegiatan non formal
bagi individu atau kelompok untuk kelangsungan hidup sehari-hari atau
kebutuhan hidup lainnya yang bersifat tidak tetap. Contoh: Bantuan
kesehatan seperti: Pelayanan kesehatan, penanggulangan/ pemberantasan
penyakit tertentu dan bantuan kegiatan social: Pemberian sembako,
penanggulangan narkoba, khitanan massal perkawinan massal dan
lainnya.4
2. Pendidikan
Definisi: Kegiatan atau fasilitas penunjang untuk meningkatkan
pengetahuan, wawasan dan lainnya sebagai bekal bagi pengembangan diri
kearah yang lebih baik daripada sebelumnya yang bersifat formal. Contoh:
Beasiswa dan Bantuan operasional
4 Profile portalinfaq 2003, h. 13
50
3. Pembangunan / Perbaikan Fisik
Definisi: Bangunan atau fasilitas lainnya yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan fisik atau mental umat dan masyarakat sekitarnya
atas prakarsa atau inisiatif individu maupun kelompok sebagai penunjang
keagamaan. Contoh : Masjid dan Gedung sekolah / madrasah.
4. Pembinaan Umat
Definisi: Individu atau kelompok yang melakukan kegiatan syiar
Islam secara reguler baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
umat atau masyarakat di sekitarnya demi perbaikan atau penungkatan iman
dan taqwa kepada Allah SWT. Contoh: Da’i daerah terpencil, da’i yang
kekurangan, muallaf dan musafir.5
5. Pemberdayaan Umat/ ekonomi
Definisi: Segala bentuk usaha atau kegiatan produktif untuk
membantu dan meningkatkan taraf hidup umat terutama dalam
sumberdaya ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhan praktis dan
kebutuhan strategis lainnya. Contoh: Usaha kecil individu dan Koperasi
pesantren.
6. Penanggulangan bencana
Definisi: Segala bentuk kerusakan yang disebabkan oleh alam atau
kelainan dan akibat-akibatnya menyebabkan hilangnya nyawa, beda dan
bentuk lainnya bagi manusia sehingga hilangnya kesempatan untuk
5 Ibid, h, 14
51
bekerja dan kegiatan lainnya. Contoh: gempa bumi, banjir dan
Pengungsian. 6
Dari beberapa program LAZ Portalinfaq di atas, program peduli
pendidikan anak kurang mampu yang berasal dari anak-anak Pemulung di
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang Bekasi, tujuan dari
program ini untuk mengurangi hak kerja anak dalam memenuhi kebutuhan
hidup/exploitasi anak (pekerja anak dibawah umur), mencerdaskan anak
bangsa, membantu kaum Duafa untuk menuntut ilmu guna menyelamatkan
masa depan anak dan mendukung suksesnya program pemerintah
:“Pendidikan Wajib Belajar Sembilan Tahun”. Ini menjadi program prioritas
pendayagunaan zakat.7 Menciptakan Generasi Islam yang berkualitas.
Mewujudkan terjadinya pemerataan pendidikan di masyarakat.Memberikan
perhatian atas penajaman rohani yang memiliki sifat akhlaqul karimah.
Mengurangi jumlah anak putus sekolah dan buta huruf. Menyadarkan
pentingnya penanganan masyarakat yang tidak mampu dan anak yatim secara
terorganisir dan berkelanjutan.
Setiap generasi berhak mendapatkan pengetahuan yang sama dan
kehidupan yang lebih baik , tiap generasi tak selalu berhak mendapatkan
kesempatan itu, kendalanya karena tiap generasi tak semua lahir dari
keuangan yang memadai, pengetahuan yang hebat, hidup serba berkeadaan,
hanya dinikmati oleh mereka yang mampu membayar pendidikan yang begitu
mahal.
6 Profil LAZ Portalinfaq, h. 13-15 7 Wawancara pribadi dengan Faizzaludin Operasional Manager, Jakarta tanggal 16 Juni
2010
52
Melihat kondisi ini tak harus di ratapi tapi mesti di ratapi, tapi mesti
mesti melahirkan jalan keluar yang tak sebatas konsep dan retorika itulah
yang melatarbelakangi LAZ PortalInfaq mendirikan sekolah Alam Tunas
Mulia PortalInfaq, Sekolah ini selain memberikan pendidikan juga diberikan
keterampilan bagi anak-anak pemulung Bantar Gebang Bekasi agar menjadi
sebuah generasi yang lebih baik.
Mereka biasa jadi tak memiliki status pendidikan yang tinggi, karena
ketidak mampuannya membiayai pendidikan formal, pengetahuan dan
keterampilan yang selama ini dinikmati keluarga kalangan mampu. Biaya
yang selama ini menjadi salah satu penghambat. Salah satu akar kemiskinan
dapat ditumbangkan dengan memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pedidikan yang baik.
Sebenarnya banyak jalan yang menawarkan mereka untuk meraih
pendidikan secara Cuma-Cuma diantaranya beasiswa melalui seleksi ketat,
prestasi akademik menjadi faktor utama yang harus dimiliki, sementara anak
yang berprestasi bukan kebanyakan mereka dari keluarga yang tidak mampu.
Lantas bagaimana mereka yang tidak memiliki prestasi tapi memiliki
kemauan sekolah yang kuat. Jika hanya membiayai yang berprestasi
bagaimana mereka yang tidak memiliki prestasi, bukankah tantangan bagi
Laz PortalInfaq untuk mengubah yang biasa menjadi luar biasa
Bentuk program Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi
adalah Sekolah Gratis Pemulung Bantar Gebang yang bernama “Sekolah
Alam Tunas Mulia Portalinfaq”, didirikan pada tanggal 13 Oktober 2006,
yang berawal dari sebuah Taman Pendidikan Al-Qur`an dengan jumlah siswa
53
mencapai 200 anak di 4 perkampungan. Sekolah ini berjalan sejak Awal
Ramadhan 1427 H, dengan waktu belajar di siang hari usai anak-anak pulang
dari mengais sampah/memulung.
Sekolah ini menyelenggarakan program peduli pendidikan anak kurang
mampu yang berasal dari anak-anak Pemulung yang berada di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) Bantar Gebang, Program-Program “Sekolah Alam Tunas
Mulia Portalinfaq” yaitu :
1) Pelatihan Lifeskill dari barang-barang bekas (karton dan plastik)
2) Olimpiade Taman Bacaan Anak (Peserta)
3) Pelatihan Prakarya Quilling 1 & 2.
4) Pelatihan Prakarya manik-manik (aksesories & tasbih)
5) Pertandingan Sepakbola Persahabatan (Sekolah Alam “Tunas Mulia” VS
SD Bantargebang)
6) Pelatihan Kesenian Alat Musik Angklung
7) Pelatihan Keterampilan Menjahit
8) Pelatihan beternak dan berkebun 8
Ilmu pengetahuan dapaat diperoleh secara baik dan benar dengan
menempuh pendidikan. Dimana pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses
perubahan transformasi masyarakat dari ketidak mampuan menjadi keahlian.
Sekaligus pendidikan adalah sarana mengubah kemalasan dan kemunduran
menjadi kesadaran dan tindakan. Dengan demikian, pendidikan menjadi
fondasi yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat. 9
8 Proposal Zakat, Infaq & Shadaqoh Portalinfaq, h.13 9 Himpunan Intitusi-insitusi Pengajian Tinggi Malaysia, Menuntut Ilmu Menurut
Perspektif Islam, artikel ini diakses pada 29 Mei 2008 dari http://haluan.org.my/v2/index.php?
54
Mekanisme dalam mendayagunakan zakat untuk Program peduli
pendidikan anak pemulung Bantargebang dengan jaringan kemitraan dari
masyarakat sekitar dan guru relawan, awalnya tanah yang digunakan adalah
tanah sewaan dan alhmdulillah sekarang sudah menjadi tanah wakaf, bentuk
pengajaran berdasarkan kurikulum dari Dinas Pendidikan Bekasi, para
pengajarnya adalah guru relawan yang berasal dari sekolah sekitar wilayah
yang mengabdikan ilmunya untuk anak-anak pemulung di bantar gebang
yang putus sekolah, program ini juga diberikan keterampilan-keterampilan
yang dipaparkan di atas.10
Bentuk kegiatan dari program pendidikan yang dilaksanakan oleh
Portalinfaq adalah:
a. Belajar mengajar yang berpedoman kepada kurikulum yang diberikan oleh
Dinas Pendidikan
b. Pemberian keterampilan seperti : bercocok tanam (palawija & padi)
c. Pemberian keterampilan mendaur ulang sampah
d. Pemberian Keterampilan menjahit
e. Pemberian keterampilan berternak (Bebek)11
Kegiatan pendidikan ini dilaksanakan setiap hari yaitu Sekolah Non
formal (PKBM) dari jam 13- 17 sore untuk SD/SMP dari kelas 1-4 (senin,
rabu dan jum’at) dan untuk kelas 4-6 (selasa, kamis dan sabtu) serta dari jam
08-10 WIB pendidikan untuk usia dini.12 Jumlah siswa PAUD (Pendidikan
10 Wawancara pribadi dengan Faizzaludin Operasional Manager, Jakarta tanggal 16 Juni
2010 11 Ibid 12 Ibid
55
Usia Dini): 90 oarang, Siswa SD: 80 orang, Siswa Smp 15 Orang.Guru
PAUD (pendidikan Usia Dini): 3 Orang Guru SD & SMP: 5 Orang
Kreteria anak pemulung dari keluarga yang kurang Mampu, terdiri dari
tiga Kelurahan yaitu dari Kel. Sumur Batu, Kel. Ciketing Udik dan Kel.
Cikulir. Pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar gebang
Bekasi terbagi dua macam Yaitu : pemulung yang berasal dari penduduk tetap
dan pemulung pendatang dari berbagai daerah.
Program ini dirancang sebagai program pemberdayaan yang
berkelanjutan. Adapun lokasi dari program ni adalah pemberdayaan
masyarakat pemulung di sekitar area Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Bantar Gebang, Bekasi. Program ini akan memberdayakan sekitar 25 orang
pemulung Bantar Gebang yang terhimpun dalam 5 kelompok usaha.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program Peduli
Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang
Dalam setiap program tentunya akan selalu dihadapkan dengan faktor
penghambat yang akan mengganggu perjalanan program dan faktor
pendukung yang membantu kelancaran dalam rangka tercapainya tujuan
program.
Salah satu faktor pendukung adanya kerja sama dalam mewujudkan
Sekolah Alam Tunas Mulia yaitu dengan berkerja sama kepada beberapa
Corporate yaitu : BNI life, Artarajasa, Telkomsel, TPI Peduli, NEC
Indonesia, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Indosat M2, Telkom
Solution, Majlis Ta’lim Telkomsel, Indonesia Power.
56
Begitu juga dengan program pendayagunaan untuk pendidikan dalam
suatu prosesnya tentunya mengalami dan menemukan faktor penghambat dan
pendukung yang diantaranya:
1. Faktor Pendukung :
a. Dukungan dari donator
b. Masyarakat mendukung program ini, dilihat dari animo masyarakat
yang mendaftarkan anak-anaknya setiap tahun.
c. Dukungan dari guru relawan
d. Dukungan dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi
2. Fakor Penghambat :
a. Dari pihak orang tua murid yang menginginkan anaknya untuk
Bekerja
b. Kebiasaan anak yang tidak suka belajar.
Anak-anak terkadang terbentur dengan permasalahan kerja dan main
untuk membantu orang tuanya. Karena bagaimana pun para peserta
(anak didik) termasuk golongan masyarakat miskin. Dalam rangka
mengejar standar dan berjalanya program pendidikan.
c. Fasilitas masih minim.
Selama ini belum memiliki gedung sendiri dan kalau melihat
kecenderungan akan bertambahnya kembali peminat program
pendidikan.
d. Kekurangan Guru tetap
e. Kekurangan Guru ekstrakulikuler13
13 Ibid
57
C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Berjalannya Program
Dalam suatu proses merealisasikan program faktor penghambat harus
segera mungkin dihilangkan agar usaha pendayagunaan zakat untuk
pendidikan tidak menjadi sia-sia belaka. Karena terealisasinya program
pendidikan ini membutuhkan pengorbanan dan kerjasama dari semua pihak
yang luar biasa. Maka dari itu kalau tidak dengan segera menghilangkan
faktor penghambat maka suatu program pendidikan bukan hanya terganggu
bahkan menjadi sia-sia.
Begitu juga dengan faktor pendukung dalam hal ini penyelenggara
program harus terus melakukan evaluasi untuk menemukan dan terus mencari
faktor apa yang menjadi faktor pendukung suatu program pendidikan agar
bisa dijadikan pendukung suksesnya suatu program pemberdayaan.
Akan tetapi suatu organisasi yang baik tentunya akan cepat menganalisa
faktor penghambat yang dirasakan agar tidak mengganggu kelancaran proses
dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam hal ini LAZ Portalinfaq menyediakan empat bangunan berupa
rumah sederhana untuk mengantisipasi antusiasme masyarakat mengikuti
program pendidikan untuk anak pemulung Bantargebang, pembangunan yang
direncanakan untuk melengkapi fasilitas yaitu asrama uantuk anak yatim
piatu dan ruang guru.
Selain itu kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi terus
ditingkatkan, berusaha memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat
58
memperluas dalam pemebrian bantuan berupa pendidikan untuk kaum
dhuafa.
Selain dari lembaga tentunya dalam diri anak didik sendiri pun
mendapatkan hambatan seperti dikatakan diatas. Akan tetapi LAZ Portalinfaq
telah memberikan penanaman motivasi yang baik kepada anak didiknya
sehingga anak didik senang dengan kegiatan belajar mengajar yang diberikan
oleh guru-guru mereka.
Faktor pendukung yang ada dalam program pendidikan ini terus
dikembangkan agar terus up to date agar dari segi kualitas dan penyesuaian
dengan kebutuhan menjadi faktor yang akan membantu kesuksesan
pelaksanaan program.
61
DAFTAR PUSTAKA
Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara.
Jakarta: FOZ, 2006
Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI- Press,1988
Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006
Ar-Rahman, Syaikh Muhamad Abdul Malik. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya.
Jakarta : Pustaka Cerdas, 2003
Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Company Profile LAZ Portalinfaq
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007)
Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press:
Malang, 2008
Farihah Ipah, Buku panduan penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, (jakarta : UIN Press, 2006)
Himpunan Intitusi-insitusi Pengajian Tinggi Malaysia, Menuntut Ilmu Menurut Perspektif Islam, artikel ini diakses pada 29 Mei 2008 dari http://haluan.org.my/v2/index.php?
(http://chamzawi.wordpress.com/sumber-zakat/. diakses rabu tggl 20 agustus 2010)
http://md-uin.blogspot.com/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat_17.html. diakses rabu tangal 8 april 2010)
http//:www.bmh.or.id/indeks.php/informasi/artikel/kolom-syariah/275html.diakses pada hari rabuk, 16 juni 2010 Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta,
2002
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (UIN Jakarta Press, 2005) Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Nasution S., Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung : Tasiti, 1989) Subagyo, Metedo Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka
Cipta,1991) Anas, Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta:
Reproduksi UD Darma, 1980),
62
Subroto, Suryo, Manajemn Pendidikan di Sekolah, (PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2004), h. 114
Wahyudin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (Zis) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (Laz) Portalinfaq. (Skripsi) FDK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2008 ,