5. Kinetika Reaksi v Muhamad Amir
-
Upload
muhamad-amoeir-anwar -
Category
Documents
-
view
130 -
download
3
Transcript of 5. Kinetika Reaksi v Muhamad Amir
1
LABORATORIUM KIMIA FARMASIJURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
PERCOBAAN V
KENETIKA REAKSI
OLEH :KELAS : M IIKELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT)ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm
JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR2011
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam industri suatu proses atau reaksi perlu dikondisikan
sedemikian rupa sehingga produknya dapat diperoleh dalam waktu
yang sesingkat mungkin. Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika
kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi
dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien . Berkaitan
dengan ini dalam materi kinetika kimia akan dipelajari tentang laju
atau kecepatan suatu reaksi, mekanisme reaaksi, orde reaksi dan
faktor-faktor penentu laju suatu reaksi kimia. Laju reaksi adalah
perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Karena
reaksi berlangsung kea rah pembentukan hasil,maka laju reaksi
adalah pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu atau
penambahan jumlah hasil reaksi persatuan waktu. (Sudermma, 2005.
Erlangga ).
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
tentang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam praktek
suatu ilmu kimia, dan dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan
yang berbeda-beda reaksi, yang berlangsung sangat cepat misalnya
adalah reaksi terbentuknya endapan perak dan klorida encer yang
1
3
membentuk endepan belerang. Reaksi yang menyangkut proses
geologi juga berlangsung sangat lambat sehingga produknya dapat
diperoleh waktu yang sesingkat mungkin. (Suderma 2005, Erlangga)
Oleh karena itu, dengan mempelajari kinetika reaksi, kita
dapat mengetahui faktor-faktor yang mempelajari laju reaksi dan
dapat mengatasinya secara hemat dan efisien.
B. MAKSUD, TUJUAN, DAN PRINSIP
Maksud dari percobaan “Kinetika Reaksi” yaitu, untuk
mempelajari kinetika reaksi Fe 3+ + I- .
Tujuan dari percobaan “Kinetika Reaksi” adalah untuk
menentuka tingkat reaksi terhadap Fe 3+ dan tingkat reaksi terhadap
I- . Menetapkan tetapan laju reaksi dan menentukan waktu paruh
reaksi terhadap Fe 3+ dan I-. Serta menentukan persamaan laju reaksi
redoks antara Fe 3+ dan I- , S2O32- .
Prinsip dari percobaan “Kinetika Reaksi” adalah untuk
menentukan tingkat reaksi Fe 3+ , I- , S2O32- dan laju reaksi dengan
menyimak mekanisme dan perubahan waktu konsentrasi dan hasil
reaksi yang terjadi sebelum dan sesudah terjadi reaksi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Pada percobaan ini, reaksi kimia ditinjau dan masalah
kinetikanya saja. Di sini informasi kinetika suatu reaksi yaitu langkah-
langkah yang ditempuh pereaksi untuk menentukan hasil reaksi
tertentu dan memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi.
Adapun faktor yang memengaruhi laju reaksi adalah keadaan zat dan
hasil pereaksi, kepekaan pereaksi, katalisator. (Unggul Suderma,
2005).
Kinetika reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi dalam suatu waktu(T).
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepatnya suatu reaksi antara
lain:
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan, semakin besar tumbhan sehingga
dalam laju reaksi akan semakin besar.
2. Konsentrasi
Pda umumnya reaksi berlangsng lebih cepat jika konsentrasi
pereaks diperbesar. Hubungan kuantitatif antara konsentrasi dan
laju reaksi dinyatakan dalam rumus laju reaksi atau hukum laju
reaksi(kinetika kimia B).
5
3. Suhu
Semua reaksi berlangsung lebih cepat pada yang lebih tinggi.
Reaksi antara larutan Na2S2O3 0,2 M dengan larutan HCl 2 M
pada suhu 0C berlangsung lebih cepat daripada reaksi padat zat-
zat itu 300C. banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat
bila suhu diperbesar 300C.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi contoh
reaksi metabolism di dalam tumbuhan katalis oleh berbagai jenis
enzim(kinetika kimia VIII-13)
Laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil
persatuan waktu, karena reaksi berlangsung ke arah pembentukan
hasil waktu laju reaksi tak lain dari penurunan jumlah pereaksi
persatuan waktu, atau bertambahnya, jumlah hasil. Pereaksi
persatuan waktu prinsip metode laju awal dapat digambarkan secara
lipotesis sebagai berikut :
ND + WB DN BW
Nilai reaksi yang dikaitkan dengan salah satu kepekaan reaksi
persatuan waktu sebagai berikut :
R = −1d (D)Dt
= −d (D)dt
= −d (Dn )(Dw )
dt
3
6
Dimana lambang, −d (Dn )(Dw )
dt dapat diartikan sebagai
persamaan laju reaksi itu dinyatakan sebagai berikut :
R = K (D)k (B)K
Dimana, K = ketetapan laju reaksi spesifik.
a – b = Tingkat reaksi dari pereaksi D dan B.(Syahruddin
Kasim, 2010)
Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi oksidasi, reduksi,
antara ion-ion dan Fe 3+ seperti reaksi berikut :
2 Fe 3+ + 3 I- 2 Fe 3+ + I3+
Persamaan laju reaksi dan reaksi di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut:
R = −d ¿¿ = d ¿¿¿ = K (Fe 3+)K (I-)3
Nilai a dan b nanti dapat dihitung dari percobaan yang akan kita
lakukan untuk dapat menentukan nilai a, maka kepekaan Fe 3+ diubah-
ubah, sedangkan I- dibuat tetap dan diukur laju reaksinya.
Berdasarkan laju reaksi di atas untuk mengetahui reaksi oksidasi itu
perlu ditambahkan suatu pereaksi yang di dapat. (Kimia Dasar 2010
dan 2011)
7
B. URAIAN BAHAN
1. Air Suling ( FI Edisi III hal. 96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling/Aquadest
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18
Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak bau,tidak
berasa
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Fe(NO3)3 (FI Edisi III halaman 39 )
Nama Resmi : FERROSI NITRAT
Nama lain : Ferri Nitrat
Rumus Kimia : Fe (NO3)3
Berat Molekul : 242
Pemerian : Serbuk putih keabuan
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. HNO3 (FI Edisi III hal. 50)
Nama Resmi : ACIDUM NATRICIUM
Nama lain : Asam Nitrat
Rumus Kimia : HNO3
8
Berat Molekul : 63
Pemerian : Cairan berasap
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Larutan Kanji (FI edisi III hal. 93)
Nama Resmi : AMYLUM MANIHOT
Nama lain : Pati singkong
Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang gumpalan kecil,
tidak berbau, dan tidak ada rasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin dan etanol 95 %
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk
5. KI (FI edisi IV hal. 478)
Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodida
Rumus Kimia : KI
Berat Molekul : 169
Pemerian : Hablur bersahedral, transparan atau tidak
berwarna agak buram dan putih atau serbuk
granul, agak higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan air mendidih
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
9
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Na2S2O3 (FI edisi IV hal. 605)
Nama Resmi : NATRII THIOSULFAS
Nama lain : Natrium Thiosulfas
Rumus Kimia : Na2S2O3
Berat Molekul : 248,17
Pemerian : Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk
hablur kasar
Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak dalam etanol
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
10
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang digunakan :
a. Batang pengaduk
b. Corong gelas
c. Erlenmeyer 250ml
d. Gelas kimia 100ml, 250ml, dan 500ml
e. Gelas ukur 10ml, 25ml, dan 50ml
f. Pipet tetes
g. Pipet volume 25 ml
h. Stopwatch
i. Buret 50 ml
2. Bahan yang digunakan :
a. Aquadest (H2O)
b. Larutan asam nitrat (HNO3) 0,1 M
c. Larutan feri nitrat Fe(NO3)3 0,1 M
d. Larutan kalium iodida (KI) 0,1 M
e. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M
f. Larutan pati singkong Kanji
9
11
B. CARA KERJA
1. Percobaan I
a. Diukur KI 10 ml, Na2S2O3 10 ml, kanji 5 ml, dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 25 ml.
Kemudian dihomogenkan serta diberi label Larutan A1.
b. Diukur Fe(NO3)3 10 ml, HNO3 25 ml, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 20 ml. Kemudian
dihomogenkan serta diberi Label Larutan B1.
c. Dihomogenkan Larutan A1 ke dalam Larutan B1 , dihitung waktu
ketika terjadi perubahan warna dengan menggunakan
stopwach mulai dari penuangan hingga larutan berwarna biru.
Dicatat waktu yang diperlukan pada saat berubah warna
menjadi biru.
2. Percobaan II
a. Diukur KI 15 ml, Na2S2O3 10 ml, kanji 5 ml, dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 25 ml.
Kemudian dihomogenkan serta diberi label Larutan A2.
b. Diukur Fe(NO3)3 10 ml, HNO3 25 ml, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 20 ml. Kemudian
dihomogenkan serta diberi Label Larutan B2.
c. Dihomogenkan Larutan A2 ke dalam Larutan B2 , dihitung waktu
ketika terjadi perubahan warna dengan menggunakan
stopwach mulai dari penuangan hingga larutan berwarna biru.
12
Dicatat waktu yang diperlukan pada saat berubah warna
menjadi biru.
3. Percobaan III
a. Diukur KI 15 ml, Na2S2O3 10 ml, kanji 5 ml, dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 20 ml.
Kemudian dihomogenkan serta diberi label Larutan A3.
b. Diukur Fe(NO3)3 15 ml, HNO3 25 ml, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 20 ml. Kemudian
dihomogenkan serta diberi Label Larutan B3.
c. Dihomogenkan Larutan A3 ke dalam Larutan B3 , dihitung waktu
ketika terjadi perubahan warna dengan menggunakan
stopwach mulai dari penuangan hingga larutan berwarna biru.
Dicatat waktu yang diperlukan pada saat berubah warna
menjadi biru.
4. Percobaan IV
a. Diukur KI 10 ml, Na2S2O3 10 ml, kanji 5 ml, dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 25 ml.
Kemudian dihomogenkan serta diberi label Larutan A4.
b. Diukur Fe(NO3)3 15 ml, HNO3 20 ml, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan H2O sebanyak 20 ml. Kemudian
dihomogenkan serta diberi Label Larutan B4.
c. Dihomogenkan Larutan A4 ke dalam Larutan B4 , dihitung waktu
ketika terjadi perubahan warna dengan menggunakan
13
stopwach mulai dari penuangan hingga larutan berwarna biru.
Dicatat waktu yang diperlukan pada saat berubah warna
menjadi biru.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel pengamatan
1. Tabel Data
No Larutan B-B Waktu yang digunakan Warna yang dihasilkan
1 A1 - B1 10,9 Ungu,putih susu,bening biru
2 A2 – B2 49,47 Ungu,putih susu,bening biru
3 A3 – B3 47,3 Ungu,putih susu,bening biru
4 A4 – B4 28,07 Ungu,putih susu,bening biru
2. Perhitungan
a) Penentuan konsentrasi Fe3+
1. Fe13+ =
Vol Fe(NO3 )3Vol total(A1+B1)
. M.Fe(NO3)3
= 10 ml100
x 0,1 M
= 0,01 M atau 1x 10-2 M
2. Fe23+ =
Vol Fe(NO3 )3Vol total(A2+B2)
. M.Fe(NO3)3
= 10 ml100
x 0,1 M
= 0,01 M atau 1x 10-2 M
13
15
3. Fe33+ =
Vol Fe(NO3 )3Vol total(A3+B3)
. M.Fe(NO3)3
= 15 ml100
x 0,1 M
= 0,015 M atau 1x10-3 M
4. Fe43+ =
Vol Fe(NO3 )3Vol total(A4+B4)
. M.Fe(NO3)3
= 15 ml100
x 0,1 M
= 0,015 M atau 1x10-3 M
b) Tingkat konsentrasi I-
1. I1- =
V1 KIVtotal (A1+B1)
. M. KI
= 10 ml100
x 0,1 M
= 0,01 M atau 1x 10-2 M
2. I2- =
V2 KIVtotal (A2+B2)
. M. KI
= 15 ml100
x 0,1 M
= 0,015 M atau 1x 10-3 M
3. I3- =
V3 KIVtotal (A3+B3)
. M. KI
= 15 ml100
x 0,1 M
= 0,015 M atau 1x 10-3 M
16
4. I4- =
V4 KIVtotal (A4+B4)
. M. KI
= 10 ml100
x 0,1 M
= 0,01 M atau 1x 10-2 M
c) Menentukan paruh waktu
1. R1 = V1.Na2S2O3xM.Na2S2O3Vtotal (A1+B1)
x 12
(s)
= 10 ml x 0,1 M100
x 12
(46,39)
= 0,01 x 23,195
= 0,23195
2. R2 = V2.Na2S2O3xM.Na2S2O3Vtotal (A2+B2)
x 12
(s)
= 10 ml x 0,1 M100
x 12
(32,42)
= 0,01 x 16,41
= 0,1641
3. R3 = V3.Na2S2O3xM.Na2S2O3Vtotal (A3+B3)
x 12
(s)
= 10 ml x 0,1 M100
x 12
(15,12)
= 0,01 x 7,56
= 0,0756
4. R4 = V4.Na2S2O3xM.Na2S2O3Vtotal (A4+B4)
x 12
(s)
17
= 10 ml x 0,1 M100
x 12
(28,19)
= 0,01 x 14,095
= 0,14095
d) Menentukan orde reaksi
No Waktu paruh F3+ I-
1 R1= 0,23195 1x 10-2 1x 10-2
2 R2= 0,1641 1x 10-2 15x 10-3
3 R3= 0,0756 15x 10-3 15x 10-3
4 R4= 0,14095 15x 10-3 1x 10-2
1.
1,641 = 0,6
a = log 1,413log 0,6
=0,150-0,22
= - 0,6
2.
R1 = K (Fe3+)a (I-)b
R2= K (Fe3+)a (I-)b
0,23195 = K(1x10-2) (1x10-2)
0,1641 = K(1x10-2) (15x10-3)
0,23195 = K(1x10-2)
0,1641 = K(15x10-3)
R4= K (Fe3+)a (I-)b
R3 = K (Fe3+)a (I-)b
0,0756 = K(15x10-3) (15x10-3)
0,14095 = K(15x10-3) (1x10-2)
18
0,536 = 1,5
a = log 1,536log 1,5
=-0,270,176
= - 1,53
e) Menentukan tetapan laju reaksi
Rn = Kn x (Fe3+)a. (I-)b
1. R1 = K1 x (1x 10-2)-0,68 . (1x 10-2)-1,52
0,32195 = K1 (-0,0068).(-0,0153)
K1 =
=
= 0,022 x 10-5 = 22 x 10-2
2. R2 =K2 x (1x 10-2)-0,68 . (15x 10-3)-1,52
0,1641 = K2 (-0,0068).(-0,2995)
K2 =
=
= 0,008057 x 10-4
3. R3 = K3 x (15x 10-3)-0,68 . (15x 10-3)-1,52
0,0756 = K3 (-0,102).(-0,229)
K3 =
=
232 x 10-3
(-68x10-4) (-153x10-4)
1641 x 10-3
10404 x 10-8
1641 x 10-4
(-68x10-4) (-2995x10-4)
1641 x 10-3
203660 x 10-8
756x 10-4
(-10 2x10-3) (-299x10-3)
756 x 10-4
23358x 10-6
19
= 0,032 x 10-2
4. R4 = K4 x (15x 10-3)-0,68 . (1x 10-2)-1,52
0,14095 = K4 (-0,10-2).(-0,0153)
K4 =
=
= 0,903 x 10-2
B. Reaksi-reaksi
1. Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-
2. KI H+ + I –
3. HNO3 H+ + NO3-
4. Na2S2O3 Na2+ + S2O3-
5. H2O 2H+ + O2-
C. Pembahasan
14095 x 10-5
(-102x10-3) (-153x10-4)
14095x 10-5
15606x 10-7
20
Dar percobaan kinetika reaksi kita data mengetahui tingkat
reaksi yaitu konsenrasinya dibuat konstan dan salah satu pereaksi
lain dibuat berubah. Pada percobaan ini yang dipakai untuk
mengethui terjadinya reaksin oksidas adalah S2O32- dan larutan
kedalam reaksi sehingga benar-benar hanya S2O32- dan I- tidak
menentukan dan mengetahui proses reaksi oksidasi reduksi dan
ditambahkan suatu pereaksi yang dapat beroksidasi dengan salah
satu hasil reaksinya.
Pada pencampuran larutan harus memperhatikan
konsentrasinya, larutan dan kadar dibutuhkan agar hasl yang
diinginkan sesuai larutan A yaitu A1,A2,A3,A4 berwarna putih dan
mngandung endapan serta larutan B yaitu B1,B2,B3,dan B4
berwarna kuning beninf, bila dicamurkan kelarutan A akan bereaksi
dan menghasilkan warna biru tua dan apabila digoncang terus
meners akan berwana menjadi biu hitam. Waktu yang digunakan
untuk berubah warna itu adalah ukuran laju reaksi antara Fe3+ dan
I-.
Pada pencampuran larutan harus memperhatikan konsentrasi
waktu larutan dan kadar yang dibutuhkan hasil yang diinginkan
sesuai larutan A yang berwarna putih, dan mengandung endapan
serta larutan B yang berwarna kuning dan bila dititrasi dengan
larutan A akan berubah menjadi biru tua.
21
Setelah memperoleh hasl pencampuran antara larutan A dan
larutan B kita dapat menghitung konentrasi Fe3+ dan I- dengan
konstanta atau tetapan biru reaksi, waktu paruh dan persamaan
laju reaksi.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapt disimpulkan bahwa:
Kita dapat mengetahui tingkat reaksi yaitu konsentrsi dibuat
konstanta dan salah satu pereaksi lain dibuat berubah
Tetapan laju reaksi pada larutan 1 sampai dengan larutan 4
mengalami penurunan sehingga reaksinya lambat.
B. Saran
Sampai saat ini praktikum masih membutuhkan arahan dan
bimbingan dari asisten agar dalam melakukan praktikum serta dalam
pembuatan laporan bisa berkurang kesalahan yang dibuat.
21
23
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI, Jakarta
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI, Jakarta
Hanafi,usman.2008.”Kimia Dasar”.Makassar:Universitas hasanuddin
keenan,Charles.1986.”Kimia Dasar II”.Jakarta:Erlangga
Suderma, Unggul, 2005, “ Kimia SMA ” Erlangga , Jakarta.
Tim Dosen Kimia Dasar.2010.”Penuntun Praktikum Kimia Dasar”.
Universitas Indonesia timur.Makassar
Tim Dosen Kimia Dasar.2011.”Kimia Dasar”. Universitas hasanuddin.
Makassar
Unggul,sudarman.2007.”Kimia SMA 3”.Jakarta:Erlangga
Zakir, Muhammad.2010.”Penuntun Praktikum Kimia Dasar”. Universitas
Indonesia Timur. Makassar
24
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
A+B
Larutan KI + Na2S2O3 + kanji +
aquadest lalu dihomogenkan
Larutan Fe(NO3)3 + HNO3 + aquadest
lalu dihomogenkan
Hitunglah waktu perubahan warna mulai dari penuangan hingga berubah warna menjadi biru tua kemudian catat waktu yang diperlukan dalam proses perubahan warna tersebut.
A B