Abstract

10
 PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN  ASLI DAERAH KAB UPA TEN SEMARANG  Abstrak Realisasi penerimaan Penapatan Asli Daera! Kab"paten Semaran# ta!"n $%%& men#alami pen"r"nan persentase 'an# palin# men()l)k* Di sisi lain+ paa saat 'an# sama+ penerimaan Pa,ak an Retrib"si Daera! seba#ai k)mp)nen "tama PAD Kab"paten Semaran# men"n,"kkan #e,ala 'an# ser"pa* Ge,ala 'an# sama ,"#a ter,ai i ta!"n $%%-+ se!in##a permasala!an 'an# ia,"kan aala! apaka! ke(ener"n#an mer)s)tn'a PAD Kab"paten Semaran# terseb"t ipen#ar"!i )le! pen"r"nan penerimaan Pa,ak an Retrib"si Daera!. Teknik pen#ambilan samplin# 'an# i#"nakan aala! p"rp)si/e samplin#+ en#an alasan a/aibilitas ata an akt"alitas ata 0'an# men(erminkan kebar"an 1+ maka iambil sampel penelitian antara ta!"n $%%2 sampai en#an $%%3* S"mber ata berasal ari Penapatan Asli Daera!+ Pa,ak Daera! an Retrib"si Daera! Kab"paten Semaran# 0antara ta!"n $%%2 s4 $%%31+ se!in##a mamp" men##ambarkan permasala! an se(ara lebi! rele/an* Kata k"n(i5 pa,ak+ retrib"si+ Kab"paten Semaran#*  Abstract  Actual revenue s Semarang Di strict Revenue i n 2007 decrease d the percentag e of the most striking. On the other hand, at t he same time, ta revenues and !evies as a ma"or component of the #AD District of Semarang sho$ed similar s%mptoms. Same phenomenon also occurred in 200&, so the issue raised is $hether the trend of declining revenue Semarang District is affected b% the decline in ta revenues and Retribution' Sampling techni(ue used $as purposive sampling, $ith reasons avaibilitas data and update of data )$hich reflects the novelt%*, then the sample is taken bet$een the %ears 200+ to 200. Source data comes from Revenue, Regional -a and Retribution Semarang District )bet$een 200+ s d 200*, so as to describe the problem more relevant. /e%$ords ta, fee, Semarang District. 1

description

pengantar

Transcript of Abstract

PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SEMARANGAbstrakRealisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2007 mengalami penurunan persentase yang paling mencolok. Di sisi lain, pada saat yang sama, penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai komponen utama PAD Kabupaten Semarang menunjukkan gejala yang serupa. Gejala yang sama juga terjadi di tahun 2008, sehingga permasalahan yang diajukan adalah apakah kecenderungan merosotnya PAD Kabupaten Semarang tersebut dipengaruhi oleh penurunan penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah? Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan alasan avaibilitas data dan aktualitas data (yang mencerminkan kebaruan), maka diambil sampel penelitian antara tahun 2005 sampai dengan 2009. Sumber data berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Semarang (antara tahun 2005 s/d 2009), sehingga mampu menggambarkan permasalahan secara lebih relevan. Kata kunci: pajak, retribusi, Kabupaten Semarang.

AbstractActual revenues Semarang District Revenue in 2007 decreased the percentage of the most striking. On the other hand, at the same time, tax revenues and Levies as a major component of the PAD District of Semarang showed similar symptoms. Same phenomenon also occurred in 2008, so the issue raised is whether the trend of declining revenue Semarang District is affected by the decline in tax revenues and Retribution? Sampling technique used was purposive sampling, with reasons avaibilitas data and update of data (which reflects the novelty), then the sample is taken between the years 2005 to 2009. Source data comes from Revenue, Regional Tax and Retribution Semarang District (between 2005 s / d 2009), so as to describe the problem more relevant.Keywords: tax, fee, Semarang District.

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPendapatan asli daerah (PAD) adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan dalam periode anggaran tertentu (UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah.Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat drastis. Gejala yang sama juga terjadi di tahun 2008, sehingga permasalahan yang diajukan adalah merosotnya PAD Kabupaten Semarang tersebut dipengaruhi oleh penurunan penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah.2. Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang diatas makapenulis mencoba membuat identifikasi permasalahan terhadappenelitian yang dilakukan olehpenulis sebagai berikut :A. Mengapa PAD Kabupaten Semarang pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan yang mencolok?B. Apa peran masyarakat dan pemerintah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang?3. Manfaat dan TujuanSupaya mahasiswa dapat lebih memahami terhadap PAD yang mana dana dari PAD tersebut akan digunakan untuk fasilitas umum yang lebih baik dan semua masyarakat dapat merasakan kebaikannya.Makalah ini juga bertujuan untuk menyadarkan betapa pentingnya membayar pajak dan mengawasi kemana aliran dana pajak dan retribusi ini akan mengalir. Penulis juga mengharapapkan makalah ini nantinya bisa menjadi acuan belajar dalam mempelajari retribusi dan kontribusi pajak dalam Pendapatan Asli Daerah.

4. Metode PenelitianPenelitian dilakukan di Dinas DPPKAD Kabupaten Semarang dan sumber data berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Semarang (antara tahun 2005 s/d 2009).5. Landasan TeoriTeori pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling, alasanya avaibilitas data dan aktuabilitas data yang mencerminkan kebaruan .

BAB IIPEMBAHASANPertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur untuk menunjukkan adanya pembangunan suatu daerah, dengan kata lain laju pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartiukan sebagai kenaikan dalam Produk Nasional Regional Bruto (PDRB) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dan tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak.Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sector ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik dan dilakukan terus-menerus untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu mewujudkan mayarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera. Pembangunan ekonomi harus diarahkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap tahap pembangunan yang dilakukan semakin mendekati tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan pembangunan nasional dan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah saat ini ditunjang oleh suksesnya pembangunan di daerah karena pada dasarnya pembangunan itu dilaksanakan di daerah oleh pemerintah masing-masing. Dalam rangka mewujudkan ekonomi dan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2001 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerh, maka Pemerintah Daerah harus senantiasa meningkat efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan anggarannya. Apalagi saat ini kebutuhan pembangunan daerah yang senakin meningkat sedangkang bantuan dari pusat yang terbatas.Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, kemandirian keuangan daerah tampaknya tidak diartikan bahwa setiap Pemerintah Daerah harus bisa membiayai seluruh keperluannya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah hanya merupakan salah satu komponen sumber keuangan daerah, di samping penerimaan lainnya berupa bagian dari hasil pajak dan bukan pajak. Meskipun PAD tidak seluruhnya dapat membiayai APBD, proporsi PAD terhadap total penerimaan tetap merupakan indikasi derajat kemandirian keuangan suatu daerah.Kegiatan dan upaya penggalian serta pengembangan sumber keuangan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan kebutuhan pemerintahan daerah yang sangat penting dalam mendukung dana-dana untuk membiayai pembangunan daerah. Penyusunan Perencanaan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah, khususnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diarahkan pada penyusunan berdasarkan potensi nyata yang ada pada masing-masing pos penerimaan asli daerah, disamping melihat kemampuan merealisasi target yang sudah ditetapkan sehingga Pemerintah Daerah diharapkan bisa mengadakan upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusunya penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah.Dalam melaksanakan otonomi daerah guna menunjang pembagunan daerah yang luas dan nyata, maka faktor keuangan yang sangat penting untuk memenuhi semua kebutuhan biaya pembangunan daerah seperti yang diamanatkan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang menyebutkan bahwa sember pendapatan daerah terdiri atas:1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)a. Hasil Pajak Daerah.b. Hasil Retribusi Daerah.c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.2. Dana Perimbangan3. Pinjaman Daerah4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.Kabupaten Semarang sebagai daerah otonom dala wilayah Provinsi Jawa Tengah, memerlukan dana yang besar untuk membiayai pembangunan daerah. Dalam mencapai kebutuhan dana tersebut selain mendapatkan sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, juga berusaha untuk menggali dana dari potensi daerah, misalnya: pajak, retribusi daerah, laba badan usaha milik daerah, dan lain lain dana yang sah. Kemandirian daerah salah satunya dilihat dari kemampuan dalam menggali dana melalui sumber sumber Pendapata Asli Daerah (PAD).Upaya penyediaan dari sumber dari sumber PAD dilakukan dengan cra meningkatkan kinerja pemungutan, penyempurnaan, dan penambahan jenis jenis retribusi serta pemberian keleluasaan bagi daerah untuk menggali sumber sumber penerimaan khususnya dari sektor pajak dan retribusi daerah.Pada kenyataanya segala daya upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, dimana selama kurun waktu antara tahun 2005 sampai dengan 2009, penerimaan PAD tidak memenuhi target yang diharapkan. Terjadi defisit anggaran atas rencana pembangunan daerah yang telah ditetapka, dimana apabila kondisi tersebut dibiarkan tanpa mendapat suatu solusi, maka pembangunan daerah akan tertinggal dengan daerah lain. Dari hasil survey yang dilakukan, diduga yang menyebabkan kurang optimalnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang karena turunnya kontribusi penerimaan dari sektor pajak daerah dan Retribusi Daerah. Permasalahan yang terjadi yang terjadi adalah penurunan penerimaan PAD karena turunnya kontribusi Pajak Daerah dan Kontribusi daerah. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pajak, mayarakat seolah mengabaikan untuk apa pajak itu sendiri. Ketidak percayaan masyarakat terhap pemerintah saat ini juga menjadi salah satu penyebab turunnya PAD Kabupaten Semarang, kurangnya transparasi dan korupsi oleh oknum-oknum yang bekerja pada daerah perpajakan menambah keengganan masyarakat dalam membayar pajak.Setelah diambil sampel sebanyak lima tahun, yaitu antara tahun 2005 hingga 2009, dan setelah diperoleh data yang dimaksud maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang hasilnya penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara stimultan maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang. Secara langsung eksistensi asumsi yang digunakan mengindikasikan bahwa menurunnya Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang.Penerimaan retribusi daerah yang diambil penerimaan retribusi RSU, Peskesmas, Dinkes dan BP Paru merupakan penerimaan yang berkurang dari tahun-tahun sebelumnya diantaranpenerimaan retribusi daerah lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang yang mencolok. Retribusi daerah berperan besar dalam Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang karena mengingat letak geografis Kabupaten Semarang yang berada dekat dengan Kota Semarang yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa Tengah, hal ini menyababkan terjadinya mobilisasi yang terjadi di masyarkat cukup tinggi. Retribusi daerah yang terkumpul juga akan digunakan untuk membangun daerah Kabupaten Semarang dalam rangka ikut menyukseskan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyat diharapkan pula masyarakat ikut berperan aktif dalam hal ini. Masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen semakin menunjang kontribusinya dalam pembangunan nasional yang sedang berlangsung di Indonesia.Otonomi daerah merupakan titik tolok bagi daerah dalam mengembangkan dan mengelola asset-aset atau potensi sumber daya yang dimilikinya bagi kepentingan pembangunan ekonomi daerah. Untuk itu daerah perlu mencermati sektor-sektor strategis yang memiliki potensi yang kuat dalam rangka peningkatan pendapatan daerah. Misalnya saja dalam sektor pariwisata, pemerintah perlu mengelola secara maksimal agar mampu untuk meningkatkan kunjungan wisatawan agar dapat memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengembangan sektor pariwisata perlu mendapatkan perhatian lebih terutama dalam pengembangan pariwisata jangka panjang yang tentunya melibatkan masyarakat sekitar. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat menjadi lokomotif penggerak perekonomian yang turut menyumbang dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah daerah juga harus memperhatikan masalah infrastruktur fisik yang penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan PAD. Untuk memasarkan sektor pariwisata guna menunjang PAD, Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan berbagai program promosi baik didalam negeri maupun diluar negeri dengan bentuk roadshow. Pajak juga berperan penting dalam penigkatan pendapatan asli daerah, dalam hal ini pemerintah berupaya mengelola sumber-sumber pendapatan pajak dan terus dikelola dan diupayakan peningkatannya sehingga dalam rencana kemandirian pemerintah daerah yang tidak ingin bergantung dengan APBN dan daerah di atasnya. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, pajak memegang peran utama yang sangat penting. Pajak yang dipungut pemerintah daerah yang dikenal dengan pajak daerah terdiri dari:1. Pajak Kendaraan Bermotor2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan5. Pajak Hotel6. Pajak Restoran7. Pajak Hiburan8. Pajak Reklame9. Pajak Penerangan Jalan10. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Sedangkan bagi hasil pajak terdiri dari:1. Pajak Penghasilan2. Pajak Pertambahan Nilai3. Pajak Bumi BangunanPenulis akan menyoroti Pajak Bumi Bangunan (PBB) , Pemungutan PBB dapat mencapai keberhasilan dengan adanya usaha dari pegawai Pajak Bumi dan Bangunan dalam memberikan pengertian dan penyadaran kepada masyarakat untuk mematuhi Undang Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Pemerintah Kabupaten Semarang sebagai salah satu daerah otonom yang bisa mengurus rumah tangganya sendiri harus terus menggali potensi keuangan agar dapat meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dari Pajak Bumi dan Bangunan, diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak. Dukungan tersebut bisa berasal dari KPPBBB (Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan), beserta seluruh staffnya. Mengingat peran pajak sangat penting dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka, masyarakat ikut berperan dalam pengawasan terhadap pemotongan dan pemungutan pajak yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bermoral. Peran serta masyarakat juga diperlukan sebagai salah satu komponen dalam aktifitas penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah. Peran serta masyarakat menjamin penerimaan dan apresiasi akan sadar pajak menjadi lebih besar. Hal ini merangsang hubungan yang baik antar pemerintah dan masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Semarang.Peran serta masyarakat peting karena masyarakat merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, orientasi, keinginan, dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat lebih lebih mempercayai program pemerintah jika mereka dilibatkan dalam proses perencanaan dan pembuatan suatu proyek. Masyarakt juga merasa bangga jika dilibatkan dalam pembangunan lingkungan mereka sendiri karena itu merupakan hak. Selain harus membayar pajak, semua pihak juga harus kritis terhadap apa saja yang dilakukan pemerintah dalam rangka penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah. Adanya sikap saling percaya ini akan menumbuhkan keharmonisan antar masyarakat dengan pemerintah sehingga terciptanya kesejahteraan untuk semua golongan masyarakat. Agar perimaan pajak dan retribusi daerah tiap tahun meningkat, semua pihak harus bersinergi, saling bahu-membahu dalam rangka pembangunan nasional. Walaupun manfaat dari pajak tidak langsung dirasakan oleh kita, anak cucu kita nantinyalah yang akan merasaknnya dan itu akan membuat mereka bangga serta sadar akan pajak dan berperan dalam pengawasan dana aliran pajak.

BAB IIIPENUTUPPajak dan retribusi daerah memang mempunyai peran yang cukup besar dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Semarang. Kesuksesan pembangunan nasional tidak terlepas dari naik atau turunnya PAD di setiap daerah otonom. Daerah otonom berhak menggunakan pajak sebaik mungkin karena itu merupakan lingkup rumah tangganya sendiri. Pajak dan retribusi daerah harus digunakan sebaik-baiknya demi kebaikan dan kesejahteraan bersama.Menurunnya PAD Kabupaten Semarang pada tahun 2007 sampai dengan 2008 merupakan sebuah PR besar untuk Pemerintah Kabupaten Semarang guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya. Dinas Perpajakan dalam hal ini tidak bisa disalahkan secara langsung, melainkan semua pihak yang mempunyai tanggung jawab mengenai pajak harus mengevaluasi dirinya masing-masing.Masyarakat juga harus ikut dalam pengawasan dana airan pajak itu digunakan, apakah digunkan dengan baik atau sebaliknya. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting jika masyarakat tidak ikut andil dalam hal pengawasan mungkin oknum-oknum pajak akan banyak yang menyelewengkan dana pajak demi kepentingannya pribadi. Dana pajak memang sangat riskan untuk disalah gunakan jika para masyarakat tidak berperan aktif dalam hal pengawasan. Pemerintah juga harus trasparan dalam penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah tersebut.Pemerintah Kabupaten Semarang harus mulai dengan terobosan-terobosan baru dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerahnya. Misalnya dengan mengadakan pelayanan pajak masuk desa. Pemerintah juga harus transparan kepada masyarakat tentang penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah. 10