ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

6
328 ISSN0216-3128 Endro Kism%. dkk PENGOLAHAN SECARA KIMIA LIMBAH CAIR ORGANIK TBP. MENGGUNAKAN H202 Endro Kismolo, Ngasifudin H, Isman MT P3TM-BATAN, JI. Babarsari Kalak Pas fO08, Yagyakarla 55010 ABSTRAK PENGOLAHAN SECARA K/M/A L/MBAH CA/R ORGAN/K TR/-BUT/L PHOSFA T (TBP) MENGGUNAKAN HzOz. Te/ah di/akukan pene/itian yang bertujuan untuk reduksi rase organik /imbah TBP kerosen. Pene/itian di/akukan dengan cars mendekomposisi rase organik /imbah TBP kerosen menggunakan /arutan perhidro/ 0,5 M. Konsentrasi TBP dB/am kerosen divariasi dari 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 30 %, sedangkan dekomposan perhidro/ (0,5 M) divariasi dari 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 30 %. Reaksi dekomposisi dilakukan dB/am /abu gelas bertutup dan berpengaduk pada suhu 30 °C, 50 °c dan 90 °c dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm dan 300 rpm se/ama 60 menit menggunakan kata/isator Mn. Fase air dan rase organik hasil dekomposisi yang dipero/eh dipisahkan menggunakan corong pisah. Kondisi terbaik proses dekomposisi rase organik /imbah TPB kerosen diperoleh pada konsentrasi TBP sebesar 25,0 % dan H202 0,5 M (25,0 %), temperatur proses dekomposisi 50 °c dan kecepatan pengadukan 200 rpm yaitu memberikan hasil dekomposisi rase air sebesar 62,5%. ABSTRACT THE CHEMICAL TREA TMENT OF ORGANIC LIQUID WASTE OF TRI.BUTHYL PHOSPHA TE (TBP) USING HYDROGEN PEROXIDE. The research about reduction of organic phase waste of TBP-Kerosene have been done. The experiment was done with decomposing the TBP-Kerosine waste using decomposer 0.5 M of perhidrol solution. Concentration of TBP in Kerosene was variated from 5 %, 10 %, 15 %, 20 % to 30 % vlv, and .perhidrol of 0.5 M was 5 %, 10 %, 15 %,20 % and 30 % vIvo Decomposition reaction was done in the closed and rodded distillation flask at 300C, 500C and 900C with stirring rate 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm and 300 rpm. The reaction time was 60 minutes using Mangan as the catalyst. The obtained liquid and organic phase was separated using separating funnel. As the result, the best condition of process was obtained at concentration TBP 25% and hydrogen peroxide 0.5 M (25.0%), temperature 50CC; and stirring rate 200 rpm. The decomposition yield of liquid phase was obtained 62.5%. PENDAHULUAN A danya aktivitas suatu fasilitas nuklir, maka sudah barang tentu akan menimbulkan limbah radioaktif baik limbah padat, limbah cair maupun limbah gas. Pengelolaan limbah-limbah ini mutlak harus dilakukan untuk menjaga keselamatan manusia dan lingkungan, mulai dari pengelompokan, pengolahan, dan peny.impanan. Limbah radioaktif cair rase organik TBP kerosen biasanya dihasilkan dari sisa larutan proses pemumian uranium. Karena pengaruh fasenya , maka limbah radioaktif cair rase organik TBP mempunyai permasalahan dalam pengelolaannya. Tidak seperti limbah cair rase air maka proses pengolahan limbah radioaktif cair rase organik TBP biasanya dilakukan dengan cara pembakaran atau insenerasi yang secara teknis memerlukan kesempumaan dalam hal peralatan dan proses. Selain itu pada proses insenerasi diperlukan biaya operasionalnya cukup mahal karena hasil pembakaran limbah organik menimbulkan limbah rase gas yang membutuhkan penanganan tersendirrl.2) Kesulitan pengelolaan limbah cair organik TBP kerosen selain limbah tersebut menimbulkan bau tidak enak, maka dalam penyimpanan diperlukan wadah yang dapat tahan terhadap rase organik. Untuk mengurangi volume limbah cair organik TBP kerosen selain cara pembakaran di atas maka pengolahan limbah cair organik dapat dilakukan dengan pengolahan secara kimia yaitu Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Transcript of ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Page 1: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

328 ISSN 0216-3128 Endro Kism%. dkk

PENGOLAHAN SECARA KIMIA LIMBAH CAIR ORGANIK TBP.MENGGUNAKAN H202

Endro Kismolo, Ngasifudin H, Isman MTP3TM-BATAN, JI. Babarsari Kalak Pas fO08, Yagyakarla 55010

ABSTRAK

PENGOLAHAN SECARA K/M/A L/MBAH CA/R ORGAN/K TR/-BUT/L PHOSFA T (TBP)MENGGUNAKAN HzOz. Te/ah di/akukan pene/itian yang bertujuan untuk reduksi rase organik/imbah TBP kerosen. Pene/itian di/akukan dengan cars mendekomposisi rase organik /imbahTBP kerosen menggunakan /arutan perhidro/ 0,5 M. Konsentrasi TBP dB/am kerosen divariasidari 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 30 %, sedangkan dekomposan perhidro/ (0,5 M) divariasi dari 5%, 10 %, 15 %, 20 % dan 30 %. Reaksi dekomposisi dilakukan dB/am /abu gelas bertutup danberpengaduk pada suhu 30 °C, 50 °c dan 90 °c dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, 100rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm dan 300 rpm se/ama 60 menit menggunakan kata/isator Mn.Fase air dan rase organik hasil dekomposisi yang dipero/eh dipisahkan menggunakan corongpisah. Kondisi terbaik proses dekomposisi rase organik /imbah TPB kerosen diperoleh padakonsentrasi TBP sebesar 25,0 % dan H202 0,5 M (25,0 %), temperatur proses dekomposisi 50

°c dan kecepatan pengadukan 200 rpm yaitu memberikan hasil dekomposisi rase air sebesar

62,5%.

ABSTRACT

THE CHEMICAL TREA TMENT OF ORGANIC LIQUID WASTE OF TRI.BUTHYLPHOSPHA TE (TBP) USING HYDROGEN PEROXIDE. The research about reduction of organicphase waste of TBP-Kerosene have been done. The experiment was done with decomposingthe TBP-Kerosine waste using decomposer 0.5 M of perhidrol solution. Concentration of TBP inKerosene was variated from 5 %, 10 %, 15 %, 20 % to 30 % vlv, and .perhidrol of 0.5 M was 5%, 10 %, 15 %,20 % and 30 % vIvo Decomposition reaction was done in the closed and roddeddistillation flask at 300C, 500C and 900C with stirring rate 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm,250 rpm and 300 rpm. The reaction time was 60 minutes using Mangan as the catalyst. Theobtained liquid and organic phase was separated using separating funnel. As the result, thebest condition of process was obtained at concentration TBP 25% and hydrogen peroxide 0.5 M

(25.0%), temperature 50CC; and stirring rate 200 rpm. The decomposition yield of liquid phase

was obtained 62.5%.

PENDAHULUAN

A danya aktivitas suatu fasilitas nuklir, maka

sudah barang tentu akan menimbulkan limbah

radioaktif baik limbah padat, limbah cairmaupun limbah gas. Pengelolaan limbah-limbah inimutlak harus dilakukan untuk menjaga keselamatanmanusia dan lingkungan, mulai daripengelompokan, pengolahan, dan peny.impanan.Limbah radioaktif cair rase organik TBP kerosenbiasanya dihasilkan dari sisa larutan prosespemumian uranium. Karena pengaruh fasenya ,maka limbah radioaktif cair rase organik TBPmempunyai permasalahan dalam pengelolaannya.Tidak seperti limbah cair rase air maka prosespengolahan limbah radioaktif cair rase organik TBP

biasanya dilakukan dengan cara pembakaran atauinsenerasi yang secara teknis memerlukankesempumaan dalam hal peralatan dan proses.Selain itu pada proses insenerasi diperlukan biayaoperasionalnya cukup mahal karena hasilpembakaran limbah organik menimbulkan limbahrase gas yang membutuhkan penanganantersendirrl.2)

Kesulitan pengelolaan limbah cair organikTBP kerosen selain limbah tersebut menimbulkanbau tidak enak, maka dalam penyimpanandiperlukan wadah yang dapat tahan terhadap raseorganik. Untuk mengurangi volume limbah cairorganik TBP kerosen selain cara pembakaran di atasmaka pengolahan limbah cair organik dapatdilakukan dengan pengolahan secara kimia yaitu

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Page 2: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

TATA KERJA

Bahan yang digunakan

Larutan Tributil Phospat, kerosen, larutanperhidrol 0,5 M, katalisator mangaan oksida,aquades

Peralatan yang digunakan '.

Labu gelas erlenmeyer bertutup, corong

pisah, pemanas, stop watch, pengaduk magnet,piranti gelas, thermometer

Car a kerja

I. Penentuan pengaruh konsentrasi TBP dalamlimbah TBP kerosen.

Dibuat larutan limbah simulasi TBPkerosen dengan konsentrasi TBP masing-masingsebesar 5,0 % dalam labu Erlenmeyer bertutupsebanyak 50 mI. Ke dalam limbah tersebutdimasukkan larutan perhidrol 0,5 M sebanyak 5,0 %dan sedikit serbuk mangan oksida sebagaikatalisator. Campuran di letakkan pada peralatanpengaduk magnet. Selanjutnya dilakukan prosesdistruksi pada temperatur 29 DC (suhu kamar) dankecepatan pengadukan 50 rpm selama 60 men it.Setelah proses distruksi selesai, larutan yangdiperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah dandienapkan selama 60 men it. Setelah terjadipemisahan fase, maka fase air yang ada dibagianbawah dipisahkan dar fast organiknya dan diukurvolemenya. Dengan tara yang sarna dilakukanterhadap limbah TBP kerosen dengan konsentrasiTBP sebesar 10,0 %, 15,0 %, 20,0 %, 25,0 % dan30,0%.

2. Penentuan pengaruh konsentrasi H1O1.Dengan cara yang sarna dilakukan distruksi

limbah TBP kerosen pada konsentrasi TBPbervariasi clan penambahan larutan H2O1 0,5 Msebanyak 10,0 %, 15,0 %, 20,0 %, 25,0 % dan 30,0%.3.

Penentuan pengaruh temperatur

dekomposisi.Dengan tara yang sarna dilakukan distruksi

limbah TBP kerosen untuk berbagai kon~entrasiTBP clan konsentrasi H2O2 0,5 M, pacla suhuclistruksi masing-masing 50 DC clan 90 DC.

4. Penentuan pengaruh kecepatan pengadukan.Terhadap kondisi optimum yang diperoleh

dari percobaan (3), clilakukan distruksi limbah TBPkerosen untuk berbagai konsentrasi TBP clankonsentrasi H2O2 0,5 M pada kecepatan pengadukanmasing-masing 100 rpm, 150 rpm, 200 rp,m, 250rpm clan 300 rpm .

dengan cara dekomposisi rase. Proses dekomposisirase organik menjadi rase air akan memudahkan

pengelolaan lanjut baik dalam hal pengolahan lanjutmaupun dalam penyimpanad'.3). Reduksi volumelimbah limbah cair organik TBP dengan prosesdekomposisi rase dapat dilakukan denganmemanfaatkan kemampuan oksidan H2O2. Reaksioksidasi pada proses dekomposisi rase limbah cairorganik TBP dengan cara distruksi kimia

menggunakan H2O2 adalah sebagai berikut :

H2O2 ~H2O+(0) (I)(C4H9)3P04 + 1802 ~ H3P04+ 12C02+ 12H2O (2)

2C12H26 + 37 02~ 24 CO2 + 26 H2O (3)

Dari reaksi di atas maka bagian hidrokarbondioksidasi menjadi air clan karbon dioksida, sertaakan terbentuk H3P04 dari oksidasi TBP. Untukmeningkatkan efisiensi reaksi oksidasi dalam prosesdekomposisi rase organik limbah TBP dengan taradistruksi kimia menggunakan perhidrol, makavariabel pemanasan dan pengadukan menjadi bagian

yang penting. Dengan adanya tambahan panas dariluar akan mempercepat terbentuknya oksigen dariperhidrol clan selanjutnya reaksi okidasi akan

semakin cepat terjadi. Panas yang ditambahkankedalam sistim reaksi juga akan meningkatkan

terjadinya peruraian hidrokarbon akibat reaksioksidasi sehingga akan terbentuk gas karbondioksida dan air. Demikian juga untukmeningkatkan reaksi oksidasi dan terjadinyaperuraian kimia, maka kedalam sistim distruksiperlu dilakukan proses pengadukan. Denganpengadukan akan meningkatkan terjadinyaperuraian oleh oksigen sehingga proses dekomposisilebih cepat terjadi. Untuk mereduksi radioaktivitas,maka bagian hidrokarbon limbah cair rase air yangterjadi selanjutnya dapat dilakukan pengolahansecara kimia melalui proses koagulasi dan

.(4.5)flokulasl .

Dengan cara memvariasi konsentrasi TBPdalam limbah kerosen, konsentrasi oksidanperhidrol, temperatur distruksi dan kecepatan

pengadukan diharapkan dapat diperoleh informasiawal kondisi proses dekomposisi limbah cair raseorganik TBP kerosen untuk melangkah pad a

penelitian selanjutnya dengan memperhatikanunsur-unsur lain yang ada daJam limbah yang

sebenarnya serta kemungkinan terbentuknya hasil

dekomposisi yang kurang menguntungkan padapengelolaan lanjut. Sehingga pada akhirnya dengancara ini diharapkan dapat mereduksi jumlah limbahcair rase organik khususnya limbah cair organikTBP kerosen yang ada di PPPTM Batan.

Prosiding Per1emuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ifmu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakar1a. 25 -26 Juli 2000

Page 3: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN meningkatkan perolehan rase air rerata sebesar62,53 %.

Kenaikan perolehan rase air dari prosesdistruksi ini dimungkinkan karena adanya

pemanasan yang menyebabkan kemungkinanterjadinya tumbukan antar molekul semakin besarsehingga dapat meningkatkan reaksi oksidasi. Pactapemanasan sampai 50 DC diperoleh rase air terbesarpada kondisi konsentrasi TBP 25,0 % dan oksidanHzOz 0,5 M sebesar 30,0 % yaitu menghasilkan raseair sebesar 49,74 %.

Tabel2. a. Pengaruh pemanasan terhadapkarakteristik proses reaksi dekomposisilimbah TBP untuk berbagai konsentrasiTBP dan konsentrasi HzOz 0,5 M padakondisi suhu distruksi 50 DC , kecepatanpengadukan 50 rpm selama 60 menit.

Penentuan pengaruh konsentrasi TBP daDkonsentrasi H1O1Pengaruh konsentrasi TBP dalam limbah TBPkerosen daD pengaruh penambahan oksidanperhidrol terhadap karakteristik proses dekomposisirase organik limbah TBP kerosen dapat dilihat pad atabel 1. Untuk reaksi distruksi yang dilakukan padasuhu kamar (29 °C), maka dari tabel I dapat dilihatbahwa konsentrasi TBP dalam limbah TBP kerosensangat berpengaruh dalam proses dekomposisi. Padakonsentrasi TBP yang tetap , maka penambahanoksidan H2O2 0,5 M yang semakin besar akanmenghasilkan rase air yang semakin besar pula.Tetapi pada konsentrasi oksidan H2O2 0,5 M yangtetap untuk konsentrasi TBP yang semakin besar,maka hasil rase air yang diperoleh cenderung turun.Hal ini memberikan informasi bahwa untukmendekomposisi rase organik limbah TBP yangkonsentrasi TBP nya tinggi diperlukan jumlahoksidan yang tinggi pula. Sehingga untukkonsentrasi oksidan H2O2 yang tetap tidak mampumenaikkan tingkat dekomposisi TBP yangkonsentrasinya semakin besar. Dari percobaan makarase air terbesar hasil dekomposisi dicapai padakonsentrasi TBP 5,0 % dan penambahan oksidanH2O2 0,5 M sebanyak 30 %, yaitu memberikan raseair sebesar 29,01 % dengan tingkat penurunan hasilrase air rerata sebesar 6,65 % untuk setiap kenaikankonsentrasi sebesar 5,0 %

Tabcll. Pcngaruh konscntrasi TBP dan H2O1 0,5M daD konsentrasi TBP dalam limbahTBP kerosen terhadap karakteristik prosesreaksi dekomposisi limbah TBP keroscnuntuk berbagai konsentrasi TBP, padakondisi suhu distruksi 29 OC, kecepatanpengadukan 50 rpm selama 60 menit.

Selanjutnya kenaikan suhu distruksi sampai90 QC dapat dilihat pada tabel 2.b. Dari tabel 2.bdapat dilihat bahwa kenaikan suhu sebesar 40 QCjuga mampu menaikkan perolehan rase air hasildekomposisi tetapi kenaikannya tidak sebesar pad apemanasan 50 QC. Terhadap kondisi distruksi padasuhu 50 QC, maka pad a suhu 90 QC hanya mampumenaikkan perolehan rase air rerata sebesar 3,5 %.Perolchan rase air hasil dekomposisi terbesardicapai pad a kondisi konsentrasi TBP 25,0 % danpenambahan oksidan H2O2 0,5 M sebesar 30 %yaitu memberikan perolehan rase air sebesar 51,06QI '.IQ,

Tabel 2. b. Pengaruh pemanasan terhadapkarakteristik proses reaksi dekomposisilimbah TBP untuk berbagai konsentrasiTBP clan konsentrasi H2O2 0,5 M padakondisi suhu distruksi 90 QC , kecepatanpengadukan 50 rpm selama 60 menit.

Pengaruh pemanasan terhadap karakteristik

proses dekomposisi.Pengaruh pemanasan terhadap karakteistik

proses dekomposisi rase organik limbah TBPkerosen dapat dilihat pacta tabel 2.a dan tabel 2.b.Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa faktorpemanasan menjadi penting dalam prosesdekomposisi rase organik limbah TBP kerosen.Kenaikan suhu dekomposisi sebesar 21 DC mampu

Prosiding Pertemuan dan Presentasi I1miah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN YoQvakarta. 25 -26 Juli 2000

Page 4: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

331Endro Kismolo. dkk ISSN 0216-3128

't

Tabel 3.c. Pengaruh kecepatan pengadukan terha-clap karakteristik proses dekomposisirase organik TBP kerosen pada suhudistruksi 50 DC clan kecepatanpengadukan 200 rpm selama 60 menit

Kans. (%)]i2Q2 0,5 M

---~~ b~~I_<!lstruksi TBP (%)

No. 10 I 15 I 20 I 25 I ~J512.3226.2245.6556.8862.50:62.44

12.1126.2044.9756.6262.4862.46

5.0010.0015.0020.0025.00lS1:9~0

9.11 i

19.2238.4748.2648.9849.97

10223948: 48

151

10.0422.4342.2249.0449.1253.34

12.24.43.50.53..58.

1.

2.3.4.5.6.

Pengaruh kecepatan pengadukan terha-dap karakteristik proses dekomposisirase organik TBP kerosen pada suhudistruksi 50 °c dan kecepatanpengadukan 250 rpm selama 60 menit

TabeI3.d,

pengaruh kecepatan pengadukan tcrhadapkarakteristik proses dekomposisi

Pengaruh kecepatan pengadukan terhadapkarakteristik dekomposisi rase organik limbah TBPkerosen dapat dilihat pada tabel.3.a , tabel 3.b, tabel3.c, tabel 3.d dan tabel 3.e. Dari kelima tabelpercobaan tersebut dapat diperoleh informasi bahwakecepatan pengadukan sangat berpengaruh pad aproses dekomposisi rase organik limbah TBPkerosen. Hal ini terjadi karena pengadukan dapatmeningkatkan tumbukan antar molekul termasuk

dalam hat ini dapat meningkatkan terjadinya prosesperuraian kimia. Dengan meningkatnya prosesperuraian kimia reaktan akan menyebabkanmeningkatnya molekul-molekul bebas dalam sistimreaksi yang selanjutnya akan meningkatkanterbentuknya hasil reaksi. Dalam percobaan inidapat diperoleh informasi bahwa kecepatanpengadukan terbaik adalah pada 200 rpm. Di atasharga itu rase air yang dihasilkan cenderung tetapbahkan ada yang turun. Kondisi ini terjadi karenapada kecepatan pengadukan yang terlalu tinggiuntuk waktu dekomposisi yang sarna akan

menyebabkan turunnya tumbukan antar molekul,

sehingga hasil reaksi yang diperoleh cenderungtetap atau bahkan turun.

Tabel 3.a. pengaruh kecepatan pengadukanterhadap karakteristik prosesdekomposisi rase organik TBP kerosenpada suhu distruksi 50 °C clankecepatan pengadukan 100 rpm selama60 men it

pengaruh kecepatan pengadukan terha-dap karakteristik proses dekomposisirase organik TBP kerogen pada suhudistruksi 50 °C dan kecepatanpengadukan 300 rpm selama 60 menit

F5 301

Kons. (%)H2020,§JA-

iNo.

J~:22'10.04110.66)_~211111lT1..34 ,5.0011.

Oari seluruh percobaan pengaruh kecepatanpengadukan pada proses dekomposisi rase organiklimbah TBP kerosen ini diperoleh informasi bahwakecepatan pengadukan terbaik adalah 200 rpm ,konsentrasi H2O2 0,5 M sebesar 25 % clankonsentrasi TBP sebesar 25 % karena mampumemberikan hasil dekomposisi terbesar. Padakondisi ini rase air hasil dekomposisi rase organikTBP kerosen adalah sebesar 62,5 %.. Oari tabel 1,tabel 2.a, tabel 2.b, tabel.3.a , tabel 3.b, tabel 3.c,tabel 3.d dan tabel 3.e, tampak bahwa kebutuhanH2O2 yang diperlukan untuk mendistruksi TBPsebanyak 25-30 % (untuk konsentrasi TBP antara 0sampai 30 %). Selanjutnya dapat dilakukanpenilaian terhadap percobaan 1 sampai denganpercobaan 3 dengan analisis data yang ada untuk

TabeI3.b. Pengaruh kecepatan pengadukanterhadap karakteristik prosesdekomposisi rase organik TBP kerosenpacta suhu distruksi 50 °C dankecepatan pengadukan 150 rpm selama

60 menit

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Oasar IImu Pengetahuan den Teknologi Nuklir

P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

.11

.04

.12

.54

.66

.44

~I

541

44'8622

Page 5: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

332 ISSN 0216-3128 Endro Kism%. dkk

Analisis variabel suhu operasi terhadapperolehan rase air pad a berbagai konsentrasiTBP

melihat hubungan an tara variabcl-variabclpercobaan yang berpengaruh dengan metode ujikorelasi.

Analisis variabel konscntrasi HzOz tcrhadapperolehan rase air pad a berbagai kecepatan

pengadukanUntuk menentukan pengaruh kecepatan

pengadukan terhadap rasa air yang diperoleh, makadilakukan uji regresi korelasai dengan tingkatkepercayaan 95%. Harga r (koefesien

Tabel 4. Tabel analisis data pengaruh kecepatanpengadukan terhadap perolehan rase airuntuk berbagai konsentrasai TBP sertaharga koefesien korelasi R (kondisioperasi : suhu = 50 °C dan konsentrasi

H2Oz=25%)

Untuk menentukan pengaruh suhu operasiterhadap perolehan rasa air, maka dilakukan ujiregresi korelasai dengan tingkat kepercayaan 95%.Harga r (koefesien korelasi) an tara konsentrasi TBPdengan H2O2 ditinjau dari rasa air yang diperolehuntuk berbagai macam kondisi konsentrasi TBP dansuhu operasi dapat dilihat dalam label 5 dan gambar5. Dari label tersebut tampak bahwa harga r yangdiperoleh ke semuanya di alas harga rtabel (rtabel=0,811). dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwakonsentrasi TBP berpengaruh terhadap konsentrasiH2O2 untuk berbagai macam suhu operasi.

Tabcl 5. Tabel analisis data pengaruh suhu operasiterhadap perolehan rase air untuk berbagaikonsentrsai TBP serta harga koefisienkorelasi (pada kondisi operasi kecepatanpengadukan = 50 rpm .konsentrasi

H2O2=25%)

Gambar 1. Grafik hubungan antara kecepatanpengadukan terhadap fasa air yangdipero/eh (kondisi : konsentrasi H]O] =25 %, TBP = 25 %)

korelasi) antara kecepatan pengadukan dengan rasaair yang diperoleh untuk berbagai macam kondisikonsentrasi TBP dapat dilihat dalam tabel 4 dangambar 4. Dari tabel terse but tampak bahwa harga ryang diperoleh untuk konsentrasi TBP sampaidengan 20 % masih dibawah harga rtabel ,sementarauntuk konentrasi TBP di atas 20 % harga rhirung yangdiperoleh di atas harga rtabel (rtabel= 0,811) Oarikeadaan ini dapat disimpulkan bahwu kcccpatanpengadukan berpengaruh terhadap rasa air yangdihasilkan apabila konsentrasi TBP di atas 20 %.

Gambar 2. Grafik hubungan antara konsentrasirBP terhadap fasa air yang dipero/eh(kondisi operasi : kecepatan pengadukan= 50 rpm dan konsentrasi H]O] = 25 %

KESIMPULAN

Dari percobaan dekomposisi rase organiklimbah TBP kerosen ini dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM.BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Page 6: ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Endro Kismolo, dkk ISSN 0216-3128 333

,

Pyrohydrolysis ", Nuclear Technology, NukemGmBh, Germany, (1980)

5. BLACKADDER DA,et aI, " A Hand Book Of

Unit Operation ", Academic Press, London andNew York, (1971)

I. Dapat dilakukan reduksi volume limbah organikTBP kerosen melalui proses dekomposisi raseorganik limbah TBP kerosen menggunakanbahan oksidan perhidrol dengan memperhatikanvariabel proses dekomposisi menggunakanteknik distruksi cair-cair .yaitu konsentrasioksidan perhidrol, katalisator reaksi, suhu dankecepatan pengadukan distruksi.

2. Kondisi terbaik yang dicapai pada percobaanawnl ini adalah untuk limbah TBP kerosendengan konsentrasi TBP sampai dengan 30 %dapat didekomposisi menggunakan H2O2 (0,5M) sebanyak 25 % dengan kondisi operasi sunudistruksi 50 °c dan kecepatan pengadukan 200rpm. Pada kondisi ini mampu mendekomposisirase organik TBP dengan perolehan rase airsebesar 62,50 %.

TANYA JAWAB

DAFTAR PUSTAKA

Dodit~ Apakah proses pengolahan TBP bisa langsung

dilakukan aerasi dengan O2 (gas) dengan melihatmekanisme reaksi yang ada ?

~ Perlu dicari katalis barn untuk memperolehdekomposisi yang lebih sempurna (karena saatini barn 62,5% ?

Endro Kismo/o~ Dapat. tetapi efisiensinya sangat rendah

karena aerasi /angsung dengan O2 (gas)hanya dapat di/akukan pada suhu kamar.Se/ain itu pada dekomposisi ini dibutuhkanoksidator kuat.

~ Akan dicoba kata/isator se/ain Mn02misa/nya Zn don Pt.

1. Management Of Radioactive Waste From theNuclear fuel Cycle Vol.II, IAEA, (1976)

2. TECNICAL REPORT SERIES No.89, ChemicalTreatment of Radioactive Waste, IAEA, (1968).

3. MATSUURA, H, HASEGAWA, A.,HIRAYAMA, F., "Treatment of Spent OrganicSolvent From Reprocessing Plant", Managementof Low and Intermidiate Level RadioactiveWaste, Procceding of Symposium Stockhlom,IAEA, Vienna, (1989).

4. ALFRED CHRUBASIK,et ai, "VolumeReduction On Organic Alpha Waste By

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasarllmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000