abses submandibula referat
-
Upload
lita-damafitra -
Category
Documents
-
view
126 -
download
20
Transcript of abses submandibula referat
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher d a l a m s e b a g a i k e l a n j u t a n i n f e k s i d a r i d a e r a h k e p a l a l e h e r . P a d a a b s e s submandibular, ruang potensial ini terdiri dari ruang sublingual dan submaksilayang dipisahkan oleh otot milohioid.
2.2. Anatomi
Ruang submand ibu l a memi l i k i ba t a s i n f e r i o r ya i t u l ap i s an supe r f i c i a l fascia leher dalam memanjang dari hyoid ke mandibula, batas lateral dibentuk oleh mandibula itu sendiri dan batas superior yaitu mukosa dari dasar mulut.
Ruang submandibula terbagi atas ruang sublingual dan submaksila yangdipisahkan oleh Muskulus mylohyoid. Ruang submaksila terdiri dari kelenjar sublingual, Nervus Hipoglosus, dan Duktus Wharton yang berhubungan denganruang submaksila melalui batas posterior dari Muskulus Miohyoid, disekitar inilah pus dapat dengan mudah terkumpul. Ruang submaksila dibagi oleh anterior bellyM u s k u l u s d i g a s t r i k u s m e n j a d i k o m p a r t e m e n s e n t r a l s u b m e n t a l d a n r u a n g submaksila lateral.2 2.3. EtiologiInfeksi leher dalam potensial terjadi pada ruang faring.Sumber infeksidapat berasal dari gigi-geligi (odontogenic infection) faring, atau akibat trauma pada s a lu r an na fa s dan o rgan ce rna a t a s ( uppe r a e rod ige t i ve t r auma) , d imana t e r j ad i pe r fo r a s i pada membrana mukosa pe l i ndung mu lu t a t au ruang f a r i ng .Se l a in i t u , i n f eks i ke l en j a r l i u r , i n f eks i s a lu r an napas a ta s , benda a s ing dan intervensi alat-alat medis (iatrogenic) dapat menjadi factor penyebab abses leher dalam. Namun masih terdapat sekitar 20% dari kasus yang terjadi, penyebabnya be lum dapa t d ike t ahu i . Kemud ian penya l ahgunaan pemaka i an oba t -oba t an intravena dapat juga menyebabkan terjadinya kasus penyakit ini.4,5Pada abses submandibula, infeksi terjadi akibat perjalan dari infeksi gigidan jaringan sekitarnya yaitu pada P1,P2,M2,M2 namun jarang terjadi pada M3.Beberapa jenis bakteri yang menjadi penyebab abses submandibula ini dibagimenjadi golongan bakteri Aerob dan Anaerob.1,4,5Untuk golongan aerob terdiri dari : Alfa Streptokokus hemolitikus Stafilokokus Bakteroides
Sedangkan yang termasuk kedalam golongan bakteri anaerob yaitu:
Peptostreptokokus Peptokoki
Fusobakterium nukleatum
2.4. PatofisiologiRuang submandibula terdiri dari ruang sublingual dan ruang submaksila.Ruang sublingual dipisahkan dari ruang submaksila oleh otot milohiod. Ruangsubmaksila selanjutnya dibagi lagi atas ruang submental dan ruang submaksila( l a t e r a l ) o l e h o t o t d i g a s t r i k u s a n t e r i o r . A b s e s d a p a t t e r b e n t u k d i r u a n g submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari dareahkepala dan leher.Abses leher dalam dapat terjadi karena berbagai macam penyebab melalui beberapa proses, diantaranya:
1.Penyebaran abses leher dalam dapat timbul dari rongga mulut ,wajah atauinfeksi leher superficial ke ruang leher dalam melalui system limfatik.2.Limfadenopati dapat menyebabkan terjadi supurasi dan akhirnya menjadi abses fokal. 3 . I n f e k s i y a n g m e n y e b a r k e r u a n g l e h e r d a l a m m e l a l u i c e l a h a n t a r r u a n g leher dalam 4.Infeksi langsung yang terjadi karena trauma tembus.Karena kontinuitas dasar mulut dan regio submandibularis yaitu daerahsekeliling batas posterior muskulus mielohioideus dan dalamnya akar-akar gigi molar dibawah mielohioideus, maka infeksi supurativa pada mulut dan gigi geligidapat timbul di trigonum submandibularis.
2.5. DiagnosisDiagnosis abses submandibula ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejalaklinis, dan pemeriksaan penunjang seperti foto polos jaringan lunak leher atau tomografi komputer.Tanda dan gejala dari suatu abses leher dalam timbul oleh karena :
1.efek massa atau inflamasi jaringan atau cavitas abses pada sekitar struktur abses.2.keterlibatan daerah sekitar abses dalam proses infeksi.A. AnamnesisB e b e r a p a g e j a l a b e r i k u t d a p a t d i t e m u k a n p a d a p a s i e n d e n g a n a b s e s submandibula adalah :
1.asimetris leher karena adanya massa atau limfadenopati pada sekitar 70%. 2.trismus karena proses inflamasi pada m.pterigoides 3.torticolis dan penyempitan ruang gerak leher karena proses inflamasi padaleher.Riwayat penyakit dahulu sangat bermanfaat untuk melokalisasi etiologi dan perjalanan abses pasien seharus ditanya :
1.tentang riwayat tonsillitis dan peritonsil abses.2 . r iwaya t t r auma r e t ro f a r i ng con toh i n tubas i
3 . d e n t a l c a r i e s d a n a b s e s .
B. Pemeriksaan Klinik Diagnosis untuk suatu abses leher dalam kadang-kadang sulit ditegakkan b i l a hanya be rda sa rkan anamnes i s dan pemer ik saan f i s i k s a j a . D i t emukan pembengkakan dibawah rahang baik unilateral maupun bilateral dan berfluktuasi.Karena itu diperlukan studi radiografi untuk membantu menegakkan diagnosis,menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya dan perluasan penyakit.Pemer ik saan t omography kompu te r dapa t d i t emukan dae rah dengan densitas rendah, peningkatan gambaran kontras pada dinding abses dan edemjaringan sekitar abses. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas test dilakukan untuk mengetahui jenis kuman dan antibiotik yang sesuai. C. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan anjuran yang digunakan di antaranya:1 . R o e n t g e n l e h e r p o s i s i l a t e r a l•Terdapat gambaran tissue swelling, tampak sebagai bayanganradioopak.2 . C T -s c a n•Dengan menggunakan kontras, merupakan gold standar untuk mengevaluasi infeksi pada daerah leher dalam.•Abses akan tampak sebagai bangunan atau lesi, air fluid level, danlokulasi.•Pemerksaan fisik yang ditunjang CT-scan memiliki sensitivitas95%.
2.6. KomplikasiInfeksi leher dalam dengan penatalaksanaan inadekuat dapat menyebar keruang leher dalam lainnya, ditambah dengan keterlambatan dalam mendiagnosisdan pena t a l aksanaan be re s iko t i ngg i un tuk me l ik i be rbaga i kompl ika s i yang mengancam jiwa yaitu:•Obstruksi jalan nafas akibat tertekannya trakea•Aspirasi yang dapat terjadi pada intubasi endotracheal•Komplikasi vaskular seperti trombosis vena jugularis interna, erosi dan ruptur arteri carotid.•Defisit neurologis seperti disfungsi saraf kranial atau saraf otonom di leher yang menimbulkan disfoni akibat terkenanya nervus vagus atau SindromHorners akibat pengaruh saraf simpatis •Emboli septik pada paru-paru, otak.•Shock sepsis•Necrotizing Cervical Fasciitis yaitu nekrosis pada jaringan penyambung akibat penyebaran infeksi melalui fasia. Hal ini memiliki angka morbiditasdan mortalitas yang cukup tinggi.•O s t e o m y e l i t i s a k i b a t p e n y e b a r a n l a n s u n g p a d a t u l a n g b e l a k a n g , mandibula, atau tengkorak.•Sindrom Grisel akibat subluxasi servikal.Bebe rapa f ak to r memi l i k i r e s i ko yang l eb ih t i ngg i un tuk t imbu lnyakompl ika s i , ya i t u j en i s ke l amin d imana wan i t a l eb ih s e r i ng da r i
pr i a , pa s i en dengan pembengkakan pada leher, serta penderita diabetes yang memperburuk keadaan umum
2.7. PrognosisPada awalnya, kematian yang terjadi akibat kasus abses submandibula inil eb ih da r i 50% kasus . Namun se i r i ng dengan penggunaaan an t i b io t i c yang semakin luas, angka mortalitas tersebut turun hingga mencapai di bawah 5%.Penggunaan antibiotic intravena memberikan prognosis yang baik jika digunakanpada masa-masa awal kasus penyakit. Kemudian tindakan operasi dilakukan jikaterjadi obstruksi jalan napas, abses yang terlokalisir dan kegagalan penggunanaanantibiotic untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan.