REFERAT ABSES MPSOAS

17
BAB I PENDAHULUAN Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di suatu tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing. Abses otot psoas merupakan kesatuan klinis tersendiri dengan gambaran klinis dan patogenesis yang masih samar dan belum jelas. Kepustakaan tentang hal ini pun masih sangat sedikit. Abses otot psoas merupakan fenomena klinis yang jarang terjadi, sangat sulit didiagnosis dan perlu pemeriksaan yang teliti. Abses psoas memiliki onset yang tersembunyi, dan biasanya pasien dengan abses psoas terdeteksi pada saat pasien memeriksakan diri di pelayanan primer. karena penyakit ini sangat langka, maka dokter di pelayanan primer terkadang salah mendiagnosis. Penting bagi dokter pelayanan primer untuk mengetahui lebih tentang mendiagnosis abses psoas untuk mencegah terlambatnya pengobatan penyakit ini. BAB II ANATOMI Kompartemen Iliopsoas adalah suatu ruang ekstraperitoneal dimana terdapat otot iliopsoas dan otot liacus. Otot psoas 1

description

referat Mpsoas

Transcript of REFERAT ABSES MPSOAS

BAB I

PENDAHULUAN

Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di suatu

tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing.

Abses otot psoas merupakan kesatuan klinis tersendiri dengan gambaran klinis dan patogenesis

yang masih samar dan belum jelas. Kepustakaan tentang hal ini pun masih sangat sedikit. Abses

otot psoas merupakan fenomena klinis yang jarang terjadi, sangat sulit didiagnosis dan perlu

pemeriksaan yang teliti. Abses psoas memiliki onset yang tersembunyi, dan biasanya pasien

dengan abses psoas terdeteksi pada saat pasien memeriksakan diri di pelayanan primer. karena

penyakit ini sangat langka, maka dokter di pelayanan primer terkadang salah mendiagnosis.

Penting bagi dokter pelayanan primer untuk mengetahui lebih tentang mendiagnosis abses psoas

untuk mencegah terlambatnya pengobatan penyakit ini.

BAB II

ANATOMI

Kompartemen Iliopsoas adalah suatu ruang ekstraperitoneal dimana terdapat otot

iliopsoas dan otot liacus. Otot psoas berawal dari batas tepi vertebra torakal 12 hingga lumbal 5

didalam ruangan retroperitoneal kemudian masuk kedalam trochanter femur dan berfungsi

sebagai fleksor paha. Pada 70% orang hanya didapatkan otot psoas mayor saja, namun pada

30% orang didapatkan otot psoas minor yang berada disebelah anterior otot psoas mayor. otot

psoas juga berada didekat organ – organ seperti colon sigmoid, jejunum, apendix, ureter, aorta,

renal pelvis, pankreas dll. Jika terjadi infeksi pada organ – organ tersebut dapat menyebar dan

menyebabkan abses psoas. Otot psoas kaya akan pembuluh darah, diyakini salah satu faktor

pencetus abses psoas adalah penyebaran melalui darah oleh organ yang terinfeksi.

1

2

Gambar 1 : anatomi otot psoas

Gambar 2

BAB III

ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI

Etiologi

Terdapat 2 macam abses psoas yaitu : abses psoas primer dan sekunder. Di asia dan afrika,

hampir semua kasus ( 99.5% ) adalah abses primer, dibandingkan dengan US dan kanada

sebanyak 61%, dan 19% di eropa.

Abses psoas primer : terbanyak pada orang muda 83% kasus pada orang berusia < 30

tahun. Tidak ada perbedaan predileksi antara psoas kanan dan kiri, abses psoas primer 3x

lebih sering pada pria dibandingkan dengan wanita dan hampir 90% kasus di sebabkan

oleh infeksi stafilokokus aureus. Penyebab terjadinya abses pada m.Psoas masih tidak

diketahui, beberapa fokal infeksi biasanya disertai trauma dari otot psoas.

Abses psoas sekunder : >80% kasus berasal dari infeksi di GI track. Penyakit seperti

chron’s disease, divertikulitis, apendisitis, atau keganasan merupakan penyebab utama

terjadinya abses. Penyebab yang lebih jarang seperti osteomielitis spinal dan discitis

terjadi pada 26% kasus. Biasanya terjadi pada usia tua dan tidak ada perbedaan pada pria

maupun wanita. Menurut penelitian, abses sekunder lebih sering muncul pada psoas

kanan ( akibat dari chron’s disease dan apendisitis ).

3

BAB IV

DIAGNOSIS

Terkadang sulit untuk mendiagnosis abses psoas hanya melalui anamnesa dan

pemeriksaan fisik saja. Perlu pemeriksaan imaging untuk memastikan diagnosa abses psoas.

Gejala dan tanda yang biasa muncul adalah : demam, nyeri panggul, nyeri perut, lemas dan

keterbatas gerak pada panggul, penurunan berat badan, malaise, nausea, terkadang nyeri karena

abses menjalar ke regio inguinal dan biasa disertai oleh massa yang dapat diraba di regio

inguinal. Nyeri juga dapat dirasakan pada panggul, paha dan lutut. Tanda lainnya seperti arteri

femoralis tidak teraba. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dan anemia.

Pemeriksaan untuk menegakan diagnosis adalah dengan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan

yang paling sering digunakan adalah CT Scan dan USG. Keuntungan Ct Scan adalah dapat

4

mengeveluasi penyebab abses tersebut. Kalsifikasi dari M. Psoas menunjukan adanya infeksi

mikobakteri, 40-70% pasien menunjukan hasil kultur positif terhadap bakteri.

5

Gambar 3Abses pada psoas kanan

6

Gambar 4

7

Gambar 5

8

Gambar 6

9

Gambar 7

BAB V

PENATALAKSANAAN

Seperti abses pada umumnya, prinsip penatalaksaaan abses psoas adalah dengan drainase di

sertai penggunaan antibiotik empirik. Antibiotik yang digunakan harus spektrum luas yang dapat

membunuh S.aureus serta penyebab abses primer lainnya. Para peneliti menyebutkan bahwa

terapi menggunakan antibiotik sangat efektif pada abses yang besarnya tidak lebih dari 60mm,

namun hasil terapi akan lebih baik jika dilakukan drainase. Antibiotik yang biasa digunakan dan

terbukti efektif adalah vancomisin, linezolid atau clindamisin.

Pada abses psoas sekunder, antibiotik yang digunakan harus dapat membunuh bakteri gram

negatif dan anaerobik. Fluroquinolones, cefalosporin dengan atau tanpa metronidazol merupakan

pilihan utama. Penggunaan antibiotik dapat diganti berdasarkan hasil kultur kuman.

CT-guided percutaneous drainage (PCD) dan surgical drainage merupakan modalitas utama

untuk penatalaksaan abses. PCD lebih tidak invasif dan merupakan pilih pertama terutama pada

abses psoas primer.

Drainase dengan pembedahan dilakukan apabila PCD gagal, atau terdapat kontraindikasi untuk

dilakukan PCD atau terdapat kelainan pada abdomen yang membutuhkan pembedahan. Drainase

dengan pembedahan memiliki keuntungan yaitu waktu rawat yang lebih singkat dibandingkan

dengan PCD untuk penatalaksanaan abses sekunder.

Kematiaan pada pasien abses psoas biasanya disebabkan karena keterlambatan pengobatan,

dimana angka mortalitas mendekati 100% jika tidak dilakukan drainase, paling banyak karena

sepsis.

10

Gambar 8 Gambar 9

BAB VI

KOMPLIKASI

Syok sepsis ( lebih dari 20% kasus )

Deep venous thrombosis karena kompresi dari luar pada vena iliaka

Hidronefrosis akibat abses menekan ureter

Illeus

Meningitis ( jarang )

11

BAB VII

DIAGNOSIS BANDING

12

BAB VIII

PENUTUP

Abses psoas merupakan penyebab yang tidak biasa dari sakit punggung yang sering tidak

diketahui penyebabnya. Hal penting bagi dokter pelayanan primer untuk menyadari tanda dan

gejala sugestif dari kondisi tulang belakang yang serius dan memulai pemeriksaan lebih lanjut.

Pertama harus mempertimbangkan abses psoas sebagai penyebab nyeri punggung pada pasien

yang datang dengan faktor risiko yang diketahui: demam, nyeri tak henti-hentinya, nyeri pada

hiperekstensi pinggul. Pengujian laboratorium membantu tetapi tidak cukup untuk

mengkonfirmasi atau menyingkirkan diagnosis; Oleh karena itu pencitraan tulang belakang

dengan CT atau MRI adalah pilihan utama untuk membuat diagnosis. Semua pasien dengan

abses psoas memerlukan rawat inap untuk drainase bedah atau perkutan dan pengobatan dengan

antibiotik.

13

Daftar Pustaka

1. Mallick IH, Thoufeeq MH, Rajendran TP. Iliopsoas abscesses. Postgrad Med J 2004; 80:459.

2. Mückley T, Schütz T, Kirschner M, et al. Psoas abscess: the spine as a primary source of infection. Spine (Phila Pa 1976) 2003; 28:E106.

3. Ricci MA, Rose FB, Meyer KK. Pyogenic psoas abscess: worldwide variations in etiology. World J Surg 1986; 10:834.

4. Santaella RO, Fishman EK, Lipsett PA. Primary vs secondary iliopsoas abscess. Presentation, microbiology, and treatment. Arch Surg 1995; 130:1309.

5. Navarro López V, Ramos JM, Meseguer V, et al. Microbiology and outcome of iliopsoas abscess in 124 patients. Medicine (Baltimore) 2009; 88:120.

6. Denis spelman, Psoas Abcess, Wolters Kluwer Health. Diunduh dari http://www.uptodate.com/contents/psoas-abscess?topicKey=ID%2F7652&elapsedTimeMs=3&source=search_result&searchTerm=abseso+psoas&selectedTitle

7. Psoas Abscess : A primer for the Internist. Diunduh dari http://www.medscape.com/viewarticle/410693

8. Bilateral psoas abcess in the emergency department. Diunduh dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2791736/

9. Psoas Muscle Abscess. Diunduh dari : http://radiopaedia.org/articles/psoas-muscle-abscess

14