Abses Leher Dalam

43
Abses Leher dalam Refferat Dokter Pembimbing : Dr. Dian Nurul Al Amini Sp. THT Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Universitas Muhammadiyah Jakarta RS Islam Jakarta Sukapura Karina Sandra Amilia

Transcript of Abses Leher Dalam

Page 1: Abses Leher Dalam

Abses Leher dalam

Refferat

Dokter Pembimbing :Dr. Dian Nurul Al Amini Sp.

THTKepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala LeherUniversitas Muhammadiyah Jakarta

RS Islam Jakarta Sukapura

Karina Sandra Amilia

Page 2: Abses Leher Dalam

Pada daerah leher terdapat beberapa ruang potensial yang dibatasi oleh fasia servikal. Fasia servikal dibagi menjadi dua yaitu fasia superfisial dan fasia profunda.

Abses Leher Dalam

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 3: Abses Leher Dalam

Fasia superfisial terletak dibawah dermis. Ini termasuk sistem muskuloapenouretik, yang meluas mulai dari epikranium sampai ke aksila dan dada, dan tidak termasuk bagian dari daerah leher dalam

Abses Leher Dalam Fasia profunda mengelilingi daerah

leher dalam dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu: lapisan superfisial lapisan tengah lapisan dalam.

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 4: Abses Leher Dalam

Ruang potensial leher dalamRuang potensial leher dalam dibagi menjadi ruang yang melibatkan daerah sepanjang leher, ruang suprahioid dan ruang infrahioid.

Abses Leher Dalam

Ruang infrahioid:

Ruang Pretrakeal.

Ruang suprahioid terdiri dari:Ruang submandibul

a

Ruang parafarin

g

Ruang parotis

Ruang mastik

or

Ruang periton

sil

Ruang temporal

is.

Ruang yang melibatkan sepanjang leher terdiri dari:Ruang

retrofaringRuang bahaya

(danger space) Ruang

prevertebra.

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 5: Abses Leher Dalam
Page 6: Abses Leher Dalam

Ruang Retrofaring

• Berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebraliso Batas atas : basis craniio Batas bawah : fasia

servikaliso Batas depan : dinding

belakang faring (mukosa faring. Fasia faringobasilaris, oto-otot laring)

o Batas lateral : fosa faringomaksila

• Pada anak-anak banyak terisi kelenjar limfe

• Kelenjar limfe berkurang dg pertumbuhan anak

RuangSuprahioid

Page 7: Abses Leher Dalam

Ruang prevertebra

• Terletak diantara otot-otot prevertebra dan fasia pravertebra. Infeksi disini dapat menerobos ke lateral atau inferior ke dalam mediastinum psoterior

• Ruang prevertebra merupakan ruang silindris dari lapisan yang mengelilingi columna vertebralis dan otot.

• Lapisan prevertebra melekat sepanjang psteerior dari ligamentum nuchae dan bagian superiornya berlanjut melingkari garis yang berlekatan dengan dasar tengkorak.

Ruang prevertebra

Page 8: Abses Leher Dalam

Ruang prevertebra

• Lingkaran tersebut meliputi :• Anterior : Melekat pada

bagian dasar tulang occipital, area foramen jugularis dan canalis carotis

• Lateral : Melekat pada prosesus mastoideus

• Posterior : Sepanjang superior garis akhir nuchal pada protuberance occiput

eksterna yang

berhubungan dengan sisi lawannya.

• Ruang pravertebra melekat pada vertebra Ci sampai dengan CVII

Ruang prevertebra

Page 9: Abses Leher Dalam

Ruang Suprahioid • Terletak diatas tulang hioid antara lapisan selubung dan pembungkus m. milohioid.

• Infeksi disini dapat meluas keruang submental atau submaksila atau dapat meluas ke bawah ke dalam ruang visera

RuangSuprahioid

Page 10: Abses Leher Dalam

Ruang Parafaring• Merupakan rongga segitiga

besar dipenuhi dengan jaringan lemak longgar, terletak lateral dari faring

• Dikenal sebagai faringomaksila, perifaring atau ruang faring lateral terdiri dari dua bagian, anterior (prastiloid) dan posterior (retrostiloid)

• Berbentuk kerucut dengan dasar tulang tengkorak dan puncaknya pada kornu mayus os hioid.– Batas dalam : m. Konstriktor

faring superior– Batas luar : ramus ascenden

mandibula

RuangSuprahioid

Page 11: Abses Leher Dalam

Ruang Pretrakeal • Berisi kumpulan fasia yang mengelilingi trakhea dan gland tiroid.

• Bagian Anterior : Berisi lapisan pratrakea yang melewai leher, hanya posterior otot infrahioid dan menutupi trachea adan kelenjar tiroid

Page 12: Abses Leher Dalam

Menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classification dibagi dalam 5 daerah penyebaran kelompok kelenjar yaitu :

I. Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibula

II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe jugularsuperior, kelenjar digastik dan kelenjar servikal posterior superior

III.Kelenjar limfe jugularis diantara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioid dengan m.sternokleidomastoid dan batas posterior m.sternokleidomastoid.

IV.Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraclavicula

V. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal

Page 13: Abses Leher Dalam

D

Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial di antara fasia leher dalam sebagai

akibat penjalaran dari berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

dan leher

DefinisiAbses Leher

Dalam

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 14: Abses Leher Dalam

Abses parafaring (38,4)Abses submandibula (15,7%) Abses Ludwig’s angina(12,4%) Abses Parotis (7%) Abses Retrofaring (5,9%)

laki-laki dan perempuan 3:2

Epidemiologi Abses Leher Dalam

Parafaring Submandibula Ludwig angina Parotis Retrofaring

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 15: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

Bakteriologi dari daerah gigi, oro-fasial, dan abses leher, kuman yang paling dominan adalah kuman anaerob yaitu, Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium spp, dan Peptostreptococcus spp.

Bakteri aerob dan fakultatif adalah Streptococcus pyogenic dan Stapylococcus aureus

Etiologi

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 16: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES LEHER DALAM

Abses Retrofaring

AbsesParafaring

Absessubmandibul

a

Abses Peritonsil

Angina Ludovici

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 17: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Abses peritonsil merupakan terkumpulnya material purulen yang terbentuk di luar kapsul tonsil dekat

kutub atas tonsilSebagai komplikasi tonsilitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil

Etiologi = tonsilitis, dapat ditemukan kuman aerob & anaerob

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 18: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Infeksi tonsilitis akut

Infiltrasi supurasi kedaerah superior dan lateral fosa tonsilaris

Pembengkakan &

Hiperemis

Supurasi lunak

Peritonsil mendorong tonsil & uvula

ke arah kontralateral

Iritasi pada m.pterigoid interna Trismus

Abses pecah spontan Aspirasi ke paru

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 19: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Gejala

Gejala tonsilitis akut Odinofagia Trismus

Otalgia Regurgitasi Mulut berbau

Hipersaliva

Pembengkakan & nyeri tekan KGB

submandibula

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 20: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Pemeriksaan– Palatum mole tampak membengkak dan

menonjol ke depan – Uvula bengkak, terdorong kesisi

kontralateral– Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin

banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah.

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 21: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Stad

ium

infil

tras

i: • Antibiotika gol. Penisilin/klindamisin

• Obat simtomatik• Kumur- kumur

dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher.

Bila

tela

h te

rben

tuk

abse

s: • Pungsiinsisi

• Kemudian pasien dianjurkan operasi tonsilektomi

Penatalaksanaan

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 22: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)

Insisi Abses Peritonsil

Tempat insisi : daerah yang paling menonjol dan lunak, atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan gerahan atas terakhir pada sisi yang sakit

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 23: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PERITONSIL(QUINSY)Penatalaksanaan

TonsilektomiUmumnya tonsilektomi sesudah infeksi tenang: 2-3 minggu setelah drainase abses.

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 24: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

Abses pecah spontan

perdarahan

aspirasi paru /

piemia.

Penjalaran infeksi dan abses ke daerah

parafaring

abses parafaring

mediastiniti

s.

Penjalaran intrakranial

trombus sinus

kavernosus, meningitis & abses otak.

Komplikasi

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 25: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES RETROFARINGBiasanya ditemukan pada anak

usia < 5 tahun Ruang retrofaring masih berisi

kelenjar limfa yang menampung aliran limfa dari

hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba

eustachius dan telinga tengah usia > 6 tahun akan atrofi.Etiolo

giISPA limfadenitis

retrofaring

Trauma benda asing/tindakan

medis

TB vertebra servikalis

bagian atas

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 26: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES RETROFARINGGejala dan tanda

Rasa nyeri dan sukar menelan

Demam, leher kaku dan

nyeriSesak napas

Stridor Perubahan suara

Terdapat benjolan pada

dinding belakang

faring

Mukosa bengkak dan

hiperemisLudwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 27: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES RETROFARINGDiagnosis

Berkurang lordosis vertebra servikalis

Foto RontgenPelebaran ruang retrofaring > 7 mm pada

anak dan dewasa

Pelebaran retrotrakeal > 14 mm pada anak dan >

22 mm pada dewasa

Gejala dan tanda klinis

Riwayat ISPA atau trauma

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 28: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES RETROFARING

Terapi

• Antibiotik spektrum luas dosis tinggi parenteral

• Pungsi dan insisi abses melalui laringoskopi langsung

Komplikasi

• Penjalaran ke ruang parafaring• Mediastinitis• Obstruksi jalan napas sampai asfiksia• Bila pecah spontan pneumonia

aspirasi dan abses paruLudwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 29: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES RETROFARINGInsisi Abses Retrofaring• Insisi melalui laringoskopi langsung

dalam posisi pasien baring

trendelnburg.

• Pus yang keluar diisap, agar tidak

aspirasi

• Dalam anetesia lokal atau umum

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 30: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PARAFARING

Etiologi • Langsung: tusukan jarum• Supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam

gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid, vertebra servikal

• Penjalaran infeksi ruang peritonsil, retrofaring, submandibula

Gejala dan Tanda

• Trismus• Pembengkakan sekitar angulus mandibula• Demam tinggi• Pembengkakan dinding lateral faring

menonjol ke medialLudwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 31: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PARAFARING

Diagnosis

• Riwayat penyakit• Gejala dan tanda klinik• Foto jaringan lunak AP atau CT scan

Terapi

• Antibiotik spektrum luas dosis tinggi parenteral• Evakuasi abses Insisi

Komplikasi

• Peradangan intrakranial• Perdarahan hebat• Septikemia

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 32: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES PARAFARINGInsisi Abses Parafaring 2 ½ jari dibawah dan sejajar mandibula

Secara tumpul eksplorasi dilanjutkan dari batas anterior m. Sternokleidomastoideus ke arah atas belakang menyusuri bagian medial mandibula dan m. Pterigoid interna mencapai ruang parafaring dengan terabanya prosessus stiloid

Pus dalam selubung karotid insisi dilanjutkan vertikal dari pertengahan insisi horizontal ke bawah di depan m. sternokleidomastoideus

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 33: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES SUBMANDIBULA

Ruang submandibula: ruang sublingual dan

submaksila.

Ruang sublingual dipisahkan dari ruang submaksila

oleh: otot milohioid.

Ruang submaksila ruang submental dan ruang

submaksila (lateral) oleh otot digastrikus anterior.

Pembagian lain: ruang submandibula terbagi atas

ruang submental dan ruang submaksila saja.

Abses dapat terbentuk di ruang submandibula /

bagiannya sbg kelanjutan infeksi dari kepala leher.Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 34: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES SUBMANDIBULA

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 35: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES SUBMANDIBULA

EtiologiInfeksi dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur, kelenjar limfa submandibulaKuman: campuran aerob & anaerobGejala dan Tanda

Demam dan nyeri leher

Pembengkakan di bawah

mandibula & / dibawah lidah

TrismusLudwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 36: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES SUBMANDIBULA

Terapi

Pasien dirawat inap 1-2 hari sampai gejala dan tanda infeksi mereda

Evakuasi abses :abses yg dangkal/terlokalisasi dalam anastesi lokal

Abses yg dalam dan luaseksplorasi dalam

narkosis

Antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob secara parenteral

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 37: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ABSES SUBMANDIBULA

Insisi Abses SubmandibulaDibuat pada tempat yang paling

berfluktuasi atau setinggi os. Hioid, tergantung letak dan luas abses

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 38: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ANGINA LUDOVICI(ANGINA LUDWIG)

Infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda khas:

pembengkakan seluruh ruang submandibula

tidak membentuk abses keras pada perabaan submandibula.

Etiologi :Infeksi kuman aerob dan anaerob yang berasal dari gigi atau dasar mulut.

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 39: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ANGINA LUDOVICI(ANGINA LUDWIG)

Gejala dan tanda

Dasar mulut membengkak dapat mengakibatkandapat mendorong lidah ke atas

belakang

jalan napas tersumbat sesak napas.

Pembengkakan di daerah submandibula, yang tampak hiperemis dan keras pada perabaan

Nyeri tenggorok dan leher

Riwayat sakit gigi, Gejala & tanda klinisLudwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 40: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ANGINA LUDOVICI(ANGINA LUDWIG)

Pasien dirawat inap sampai infeksi mereda.

Lakukan pengobatan terhadap sumber infeksi untuk mencegah kekambuhan

Insisi di garis tengah secara horizontal setinggi os hioid (3-4 jari dibawah mandibula)

Evakuasi pus atau jaringan nekrosis

Lakukan eksplorasi yang dilakukan untuk tujuan dekompresi (mengurangi ketegangan)

Antibiotik dosis tinggi spektrum luas secara parenteral

Terapi

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 41: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ANGINA LUDOVICI(ANGINA LUDWIG)

Sumbatan jalan napas

Penjalaran abses ke

ruang leher dalam lain

dan mediastinum

Sepsis

Komplikasi

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 42: Abses Leher Dalam

Abses Leher Dalam

ANGINA LUDOVICI(ANGINA LUDWIG)Insisi Angina

Ludovici• Eksplorasi tujuan : dekompresi dan

evakuasi pus• Insisi dilakukan di garis tengah secara

horizontal setinggi os. Hioid (3-4 jari di bawah mandibula)

Ludwig Angina

Etiologi

Epidemiologi

Definisi

Patogenesis

Klasifikasi

Abses Peritonsil

Abses Retrofaring

Abses ParafaringAbses

Submandibula

Anatomi

Page 43: Abses Leher Dalam

Terimakasih