abortus incomplit

15
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS INCOMPLIT Konsep Dasar Materi Pengertian Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan berat janin kurang dari 500 gram atau pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Menurut Eastman abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus dengan berat antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sedangkan menurut Jeffcoat, abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. Menurut Holmer, abortus terjadi sebelum kehamilan minggu ke-16. Kesimpulan dari beda pendapat di atas adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan\ Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan 1

description

trthyr

Transcript of abortus incomplit

LAPORAN PENDAHULUANKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN ABORTUS INCOMPLIT

Konsep Dasar Materi

PengertianAbortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan berat janin kurang dari 500 gram atau pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.Menurut Eastman abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus dengan berat antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sedangkan menurut Jeffcoat, abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. Menurut Holmer, abortus terjadi sebelum kehamilan minggu ke-16. Kesimpulan dari beda pendapat di atas adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan\Abortus inkomplitadalahpengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.(Sarwono, 2002)Abortus inkomplit adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi biasanya plasenta masih tertinggal didalam uterus. (Rustam Mochtar, 1998)Abortus inkomplit adalah ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberikan gejala klinis (Manuaba, 1998)

EtiologiPenyebab abortus sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsiKelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena: Kelainan kromosom Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303) Lingkungan kurang sempurnaBila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. Pengaruh dari luar Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303)b. Kelainan pada placenta.Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 1991:303)c. Penyakit ibuPenyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus.Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Sarwono, 1991:303)d. Kelainan tractus genitalisRetroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303)

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:a. Faktor mekanis Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum uteri, antara lain: Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba falopii. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi. Namun ini jarang terjadi Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada adneksia Penggunaan IUDb. Faktor Fungsional Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang abnormal Refluks menstruasi Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteronc. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.d. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.

Penyebab abortus inkomplit antara lain :1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :a. Faktor.kromosomGangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seksb. Faktor lingkungan endometrium Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi Gizi ibu berkurang karena anemi atau terlalu pendek jarak kehamilan

c. Pengaruh luar Infeksi endometrium, endometrium belum siap menerima hasil konsepsi Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan konsepsi terganggu2. Kelainan pada plasentaa. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsib. Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DMc. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga terjadi abortus3. Penyakit ibu.Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasentaa. Penyakit infeksi seperti pnemonio, tifus abdominalis, malaria, sifilisb. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi uterus plasentac. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes militus.d. Kelainan yang terdapat dalam rahim.. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi pada serviks

PatofisiologiPada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus)Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.(Prawirohardjo,2005).

Manifestasi Klinisa. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggub. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsic. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterusd. Pemeriksaan ginekologi : Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vagina Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak jaringan berbau busuk dari ostium Vaginal toucher : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri

Pemeriksaan Penunjang a. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.b. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.d. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan anomali kongenital.e. BMR dan kadar udium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan glandula thyroideaf. Psiko analisag. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.h. Pemeriksaan ginekologi : Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva. Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium. Vagina touche : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri

Komplikasia. PerdarahanPerdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b. PerforasiPerforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.c. SyokSyok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.d. InfeksiSebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.e. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.

Penatalaksanaana. Tirah baring yang bertujuan agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang. Mengurangi aktivitas berat yang dapat menimbulkan kelelahan maupun tekanan pada bagian abdominal.b. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi protein dan tambahan vitamin c.c. Menjaga higine terutama vulva higine untuk mencegah timbulnya infeksid. Menghindari hal-hal yang dapat memperburuk keadaan pasien dan hal yang dapat menyebabkan pasien jatuh kepada keadaan komplikasi (syok, infeksi)e. Ajarkan pasien tanda dan gejala terjadinya perburukan kondisi maupun komplikasi dan kapan pasien perlu untuk datang ke pelayanan kesehatan.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1. PengkajianJika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:a. Lama kehamilanb. Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya dan aktivitas yang mempengaruhic. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah dan lenderd. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam, mulas serta pusinge. Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop(Mityani, 2009)2. Diagnosa keperawatan berdasarkan yaitu :a. PK : Pendarahanb. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik, adanya kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada abdomennya.c. Risiko gangguan hubungan antara ibu dan janin berhubungan dengan abortus1