Abortus

13
Tone (Atonia) Tissue (Retensio Plasenta) Trauma (Laserasi Jalan Lahir) Thrombin Inversio Uteri Defin isi Plasenta yang tidak lahir dalam 30 menit setelah kelahiran bayi pada manajaemen aktif kala III dan 60 menit pada kala III fisiologis. Kegawatandarurata n pada kala III menimbulkan perdarahan pascasalin dimanan lapisan uterus (endometrium) turun dan keluar melalui OUE (Ostium Uretra Eksternum) dapat bersifat inkomplit sampai komplit. Gejal a Klini s - Berkurangnya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir - Uterus masih setinggi pusat dan kontraksinya lembek tidak adekuat - Tidak didapatkan adanya laserasi dari jalan lahir - Pendarahan pervaginam Dapat terjadi perdarahan atau tidak Faktor resiko: -Uterus abnormal: fibroid, bikornu, atau memiliki septum -Plasenta terjebak di serviks atau Syok karena kesakitan Perdarahan banyak dan bergumpal Nyeri ringan sampai berat

description

Diagnosis banding abortus

Transcript of Abortus

Page 1: Abortus

Tone (Atonia) Tissue (Retensio Plasenta)

Trauma (Laserasi Jalan Lahir)

Thrombin Inversio Uteri

Definisi Plasenta yang tidak lahir dalam 30 menit setelah kelahiran bayi pada manajaemen aktif kala III dan 60 menit pada kala III fisiologis.

Kegawatandaruratan pada kala III menimbulkan perdarahan pascasalin dimanan lapisan uterus (endometrium) turun dan keluar melalui OUE (Ostium Uretra Eksternum) dapat bersifat inkomplit sampai komplit.

Gejala Klinis

- Berkurangnya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir

- Uterus masih setinggi pusat dan kontraksinya lembek tidak adekuat

- Tidak didapatkan adanya laserasi dari jalan lahir

- Pendarahan pervaginam aktif dan banyak >500 cc pada persalinan spontan atau > 1000 cc pada persalinan caesarean section

- Penurunan Hb > 10%

Dapat terjadi

perdarahan

atau tidak

Faktor resiko:

-Uterus

abnormal:

fibroid, bikornu,

atau memiliki

septum

-Plasenta

terjebak di

serviks atau

segmen bawah

uterus

-Vesika urinaria

ibu penuh

-Insersi

plasenta

abnormal:

placenta

Syok karena

kesakitan

Perdarahan

banyak dan

bergumpal

Nyeri ringan

sampai berat

Page 2: Abortus

acreta, increta,

dan percreta

-Manajemen

kala III aktif

atau fisiologis

buruk

-Riwayat SC

sebelumnya

Pemeriksaan Fisik

- Abdomen : - Inspeksi: flat- Palpasi : kontraksi

uterus lembek,TFU setinggi pusat

Genitalia externa : - inspeksi : pendarahan dari jalan lahir, laserasi -

-KU, Kesadaran,

Vital sign

-K/L: Anemis/tidak

-Thoraks: pulmo

dan cor

-Abdomen:

Tinggi fundus

uteri masih

tinggi

Kontraksi

uterus ada

lemah atau

tidak ada

-Ekstermitas: akral

HKM/DBP,

anemis/tidak

-Lokalis: tidak

terdapat

pemanjangan tali

pusat.

VT: plasenta

terjebak di serviks

atau segmen

Tatalaksana awal

perdarahan

pascasalin dengan

pendekatan TIM

Kepala

Cek Kesadaran

Pastikan jalan

nafas bebas

Cek pernafasan

dan beri O2

Lakukan

pencatatan dan

urutan kronologi

Lengan

Periksa nadi dan

tekanan darah

Pasang akses

intravena/infuse

Ambil darah

untuk

pemeriksaan

laboratorium

(terutama

Page 3: Abortus

bawah uterus hematologi rutin),

golongan darah

dan uji

pencocokan

silang.

Lakukan

resusitasi cairan

Berikan obat-obat

uterotonika

Uterus

Masase uterus

Fundus uteri

tidak teraba pada

palpasi abdomen

Lumen vagina

terisi masa

Di vulva tampak

endometrium

terbalik dengan

atau tanpa

placenta yang

masih melekat

Pemeriksaan penunjang

USG EKG PT&PTT

USG Ambil darah

untuk

pemeriksaan

laboratorium

(terutama

hematologi rutin),

golongan darah

dan uji

pencocokan

Page 4: Abortus

silang.

Penatalaksanaan

- Stabilkan kondisi umum dengan memasang IV line

- Periksa penyebab pendarahan (Laserasi jalan lahir,retensi jaringan plasenta, koagulopati) kompresi uterus dan berikan 10 IU oxytocin sebagai bolus IV

- Berikan lanjutan infuse dengan 40 IU oxytocin dalam 500 Ml(125 Ml/h)

- Berikan Methylergometrine 0,2-0,5 mg im atau iv

- Carbetocin (1 ampul dalam 10 Ml saline sebagai bolus IV)

- Prostaglandin F2α Intravenous : 30-100 μg/ menit (1 ampul 5 mg dengan 1000 Ml salin)

- Siapkan untuk transfuse darah

- Koreksi kembali kehilangan darah, cairan

- Pasang tamponade kedalam kavum uteri diisi dengan (10 mg prostaglandin Prostaglandin F2α

1. Jika plasenta tidak lahir spontan

Uterotonik: oksitosin 10 IU IV/IM + Regangan tali pusat terkendaliMasase uterus dan rangsang puting susuNO ergometrine kontraksi uterus tetani memperlambat keluarnya plasentaNO prostaglandin E2 (dinoprostone atau sulprostone)Evaluasi dalam 30 menit jika tidak terjadi perdarahan

2. Jika plasenta belum lahir: -Ambil darah untuk cek golongan darah, darah lengkap, dan cross-matching -Observasi setiap 5 menit: vital sign, TFU, his, dan perdarahan pervaginam -Infus dengan kristaloid isotonik untuk resusitasi -Injeksi vena intraumbilikal 20 ml normal saline 0,9%+20 IU oksitosin TIDAK pada kehamilan kembar -Setelah 20 menit plasenta belum lahir: lakukan pengambilan

Reposisi uterus jika

reposisi tidak

berhasil lakukan

laparotomi, jika

laparotomi tidak

berhasil lakukan

histerektomi.

Page 5: Abortus

Intravenous : 30-100 μg/ menit (1 ampul 5 mg dengan 100 Ml salin)

- Atau pasang kateter (3-4 Ml/ 10 menit setelah 1 Ml/menit atau 12-24 jam) konsentrasi 20 Mg Prostaglandin F2α dilarutkan dalam 500 Ml saline

- Bila semua tindakan gagal maka dipersiapkan untuk tindakan operatif laparotomi dengan pilihan bedah konservatif( mempertahankan uterus atau histerektomi)

1. Ligasi arteria uterine atau ovarika

2. Operasi Ransel B Lynch

3. Histerektomi supravaginal

4. Histerektomi total abdominal

plasenta secara manual

3. Retensio plasenta dengan perdarahan: -Pasang akses vena-Pasang kateter urin-Infus oksitosin 40 IU dalam RL 500 cc dengan kecepatan 125ml/jam-Lakukan pengambilan plasenta secara manual-Jika terjadi kontriksi pada saat pengambilan manual, hentikan infus oksitosin untuk relaksan uterus, atau dengan menggunakan tokolitik. Setelah itu ulang kembali infus oksitosin.4. Post pengambilan plasenta manual: antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampicillin atau first-generation cephalosporin)

Pencegahan

- Pantau dan monitoring kemajuan persalinan lewat partograf karena factor predisposisi bisa disebabkan persalinan lama atau persalinan

-Oksitosin 10 IU IV/IM, jika tidak ada ergometrine/methylergometrine atau misoprostol (600 μg) oral-Regangan tali pusat terkendali: mengurangi perdarahan 11 ml dari

Page 6: Abortus

kasep- Perbaiki KU ibu

jika sebelum masuk persalinan KU buruk, anemis,

- Rutin ANC dan pastikan uterus baik tidak ada myoma uteri

jumlah perdarahan dan mempercepat durasi kala III 6 menit.-Hindari regangan tali pusat yang kuat untuk mencegah tali pusat patah atau menyebabkan inversion uteri-Pasang kateter untuk

menghindari vesika

urinaria yang penuh

Komplikasi

Syok,

perdarahan

post partum,

sepsis

puerperalis,

subinvolusi,

histerektomi

dan kematian

jika tidak terapi

Komplikasi

pengambilan

secara manual:

perforasi

uterus,

tertahannya

bagian uterus,

infeksi,

inversion uteri

Bila baru

terjadi,maka

prognosis cukup

baik akan tetapi

bila kejadiannya

cukup lama maka

jepitan serviks

yang mengecil

akan membuat

uterus

mengalami

iskemia, nekrosis

dan infeksi.

Page 7: Abortus
Page 8: Abortus
Page 9: Abortus

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, et al, 2012, Guideline For the Management of Retained Placenta, NHS:

http://bigbirthas.co.uk/download/hospital_policy/university_hospitals_bristol/

04245%20Retained%20Placenta%203.0.pdf.

Anderson, E, 2014, Retained Placenta - Clinical Guideline for Diagnosis and Management,

NHS, http://www.rcht.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/

Clinical/MidwiferyAndObstetrics/RetainedPlacentaGuidelineForTheDiagnosisAndM

anagementOf.pdf.

Briley A and Bewley S, 2014, Management of Obstetric hemorrhage: obstetric

management. In: Briley A, Bewley S, editors. The obstetric hematology manual.

Cambridge University Press.

Government of Western Australia, 2013, Third Stage of Labour Management: Retained

Placenta. http://cmp.thebumpwa.org.au/wpcontent/uploads/2013/10/M363_A5_

Delivery_of_the_placenta.pdf.

Holzer Iris and L Rainer, 2013, Evaluation of process management of post partum

hemorrhage due tue uterine atony, Departement Obstetric and gynecology,division

feto maternal Medicine and Obstetrics, Medical, University Vienna,Vienna,Austria.

Kementrian Kesehatan RI, 2013, Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan

dasar dan rujukan. Jakarta: Kementrian kesehatan RI.

World Health Organization, 2013, WHO recommendation for the prevention and treatment

of postpartum haemorrhage, http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/75411/1/

9789241548502_eng.pdf.