Abortus
description
Transcript of Abortus
Tone (Atonia) Tissue (Retensio Plasenta)
Trauma (Laserasi Jalan Lahir)
Thrombin Inversio Uteri
Definisi Plasenta yang tidak lahir dalam 30 menit setelah kelahiran bayi pada manajaemen aktif kala III dan 60 menit pada kala III fisiologis.
Kegawatandaruratan pada kala III menimbulkan perdarahan pascasalin dimanan lapisan uterus (endometrium) turun dan keluar melalui OUE (Ostium Uretra Eksternum) dapat bersifat inkomplit sampai komplit.
Gejala Klinis
- Berkurangnya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir
- Uterus masih setinggi pusat dan kontraksinya lembek tidak adekuat
- Tidak didapatkan adanya laserasi dari jalan lahir
- Pendarahan pervaginam aktif dan banyak >500 cc pada persalinan spontan atau > 1000 cc pada persalinan caesarean section
- Penurunan Hb > 10%
Dapat terjadi
perdarahan
atau tidak
Faktor resiko:
-Uterus
abnormal:
fibroid, bikornu,
atau memiliki
septum
-Plasenta
terjebak di
serviks atau
segmen bawah
uterus
-Vesika urinaria
ibu penuh
-Insersi
plasenta
abnormal:
placenta
Syok karena
kesakitan
Perdarahan
banyak dan
bergumpal
Nyeri ringan
sampai berat
acreta, increta,
dan percreta
-Manajemen
kala III aktif
atau fisiologis
buruk
-Riwayat SC
sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
- Abdomen : - Inspeksi: flat- Palpasi : kontraksi
uterus lembek,TFU setinggi pusat
Genitalia externa : - inspeksi : pendarahan dari jalan lahir, laserasi -
-KU, Kesadaran,
Vital sign
-K/L: Anemis/tidak
-Thoraks: pulmo
dan cor
-Abdomen:
Tinggi fundus
uteri masih
tinggi
Kontraksi
uterus ada
lemah atau
tidak ada
-Ekstermitas: akral
HKM/DBP,
anemis/tidak
-Lokalis: tidak
terdapat
pemanjangan tali
pusat.
VT: plasenta
terjebak di serviks
atau segmen
Tatalaksana awal
perdarahan
pascasalin dengan
pendekatan TIM
Kepala
Cek Kesadaran
Pastikan jalan
nafas bebas
Cek pernafasan
dan beri O2
Lakukan
pencatatan dan
urutan kronologi
Lengan
Periksa nadi dan
tekanan darah
Pasang akses
intravena/infuse
Ambil darah
untuk
pemeriksaan
laboratorium
(terutama
bawah uterus hematologi rutin),
golongan darah
dan uji
pencocokan
silang.
Lakukan
resusitasi cairan
Berikan obat-obat
uterotonika
Uterus
Masase uterus
Fundus uteri
tidak teraba pada
palpasi abdomen
Lumen vagina
terisi masa
Di vulva tampak
endometrium
terbalik dengan
atau tanpa
placenta yang
masih melekat
Pemeriksaan penunjang
USG EKG PT&PTT
USG Ambil darah
untuk
pemeriksaan
laboratorium
(terutama
hematologi rutin),
golongan darah
dan uji
pencocokan
silang.
Penatalaksanaan
- Stabilkan kondisi umum dengan memasang IV line
- Periksa penyebab pendarahan (Laserasi jalan lahir,retensi jaringan plasenta, koagulopati) kompresi uterus dan berikan 10 IU oxytocin sebagai bolus IV
- Berikan lanjutan infuse dengan 40 IU oxytocin dalam 500 Ml(125 Ml/h)
- Berikan Methylergometrine 0,2-0,5 mg im atau iv
- Carbetocin (1 ampul dalam 10 Ml saline sebagai bolus IV)
- Prostaglandin F2α Intravenous : 30-100 μg/ menit (1 ampul 5 mg dengan 1000 Ml salin)
- Siapkan untuk transfuse darah
- Koreksi kembali kehilangan darah, cairan
- Pasang tamponade kedalam kavum uteri diisi dengan (10 mg prostaglandin Prostaglandin F2α
1. Jika plasenta tidak lahir spontan
Uterotonik: oksitosin 10 IU IV/IM + Regangan tali pusat terkendaliMasase uterus dan rangsang puting susuNO ergometrine kontraksi uterus tetani memperlambat keluarnya plasentaNO prostaglandin E2 (dinoprostone atau sulprostone)Evaluasi dalam 30 menit jika tidak terjadi perdarahan
2. Jika plasenta belum lahir: -Ambil darah untuk cek golongan darah, darah lengkap, dan cross-matching -Observasi setiap 5 menit: vital sign, TFU, his, dan perdarahan pervaginam -Infus dengan kristaloid isotonik untuk resusitasi -Injeksi vena intraumbilikal 20 ml normal saline 0,9%+20 IU oksitosin TIDAK pada kehamilan kembar -Setelah 20 menit plasenta belum lahir: lakukan pengambilan
Reposisi uterus jika
reposisi tidak
berhasil lakukan
laparotomi, jika
laparotomi tidak
berhasil lakukan
histerektomi.
Intravenous : 30-100 μg/ menit (1 ampul 5 mg dengan 100 Ml salin)
- Atau pasang kateter (3-4 Ml/ 10 menit setelah 1 Ml/menit atau 12-24 jam) konsentrasi 20 Mg Prostaglandin F2α dilarutkan dalam 500 Ml saline
- Bila semua tindakan gagal maka dipersiapkan untuk tindakan operatif laparotomi dengan pilihan bedah konservatif( mempertahankan uterus atau histerektomi)
1. Ligasi arteria uterine atau ovarika
2. Operasi Ransel B Lynch
3. Histerektomi supravaginal
4. Histerektomi total abdominal
plasenta secara manual
3. Retensio plasenta dengan perdarahan: -Pasang akses vena-Pasang kateter urin-Infus oksitosin 40 IU dalam RL 500 cc dengan kecepatan 125ml/jam-Lakukan pengambilan plasenta secara manual-Jika terjadi kontriksi pada saat pengambilan manual, hentikan infus oksitosin untuk relaksan uterus, atau dengan menggunakan tokolitik. Setelah itu ulang kembali infus oksitosin.4. Post pengambilan plasenta manual: antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampicillin atau first-generation cephalosporin)
Pencegahan
- Pantau dan monitoring kemajuan persalinan lewat partograf karena factor predisposisi bisa disebabkan persalinan lama atau persalinan
-Oksitosin 10 IU IV/IM, jika tidak ada ergometrine/methylergometrine atau misoprostol (600 μg) oral-Regangan tali pusat terkendali: mengurangi perdarahan 11 ml dari
kasep- Perbaiki KU ibu
jika sebelum masuk persalinan KU buruk, anemis,
- Rutin ANC dan pastikan uterus baik tidak ada myoma uteri
jumlah perdarahan dan mempercepat durasi kala III 6 menit.-Hindari regangan tali pusat yang kuat untuk mencegah tali pusat patah atau menyebabkan inversion uteri-Pasang kateter untuk
menghindari vesika
urinaria yang penuh
Komplikasi
Syok,
perdarahan
post partum,
sepsis
puerperalis,
subinvolusi,
histerektomi
dan kematian
jika tidak terapi
Komplikasi
pengambilan
secara manual:
perforasi
uterus,
tertahannya
bagian uterus,
infeksi,
inversion uteri
Bila baru
terjadi,maka
prognosis cukup
baik akan tetapi
bila kejadiannya
cukup lama maka
jepitan serviks
yang mengecil
akan membuat
uterus
mengalami
iskemia, nekrosis
dan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, et al, 2012, Guideline For the Management of Retained Placenta, NHS:
http://bigbirthas.co.uk/download/hospital_policy/university_hospitals_bristol/
04245%20Retained%20Placenta%203.0.pdf.
Anderson, E, 2014, Retained Placenta - Clinical Guideline for Diagnosis and Management,
NHS, http://www.rcht.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/
Clinical/MidwiferyAndObstetrics/RetainedPlacentaGuidelineForTheDiagnosisAndM
anagementOf.pdf.
Briley A and Bewley S, 2014, Management of Obstetric hemorrhage: obstetric
management. In: Briley A, Bewley S, editors. The obstetric hematology manual.
Cambridge University Press.
Government of Western Australia, 2013, Third Stage of Labour Management: Retained
Placenta. http://cmp.thebumpwa.org.au/wpcontent/uploads/2013/10/M363_A5_
Delivery_of_the_placenta.pdf.
Holzer Iris and L Rainer, 2013, Evaluation of process management of post partum
hemorrhage due tue uterine atony, Departement Obstetric and gynecology,division
feto maternal Medicine and Obstetrics, Medical, University Vienna,Vienna,Austria.
Kementrian Kesehatan RI, 2013, Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan. Jakarta: Kementrian kesehatan RI.
World Health Organization, 2013, WHO recommendation for the prevention and treatment
of postpartum haemorrhage, http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/75411/1/
9789241548502_eng.pdf.