Abdulrachman ilkan DSlalgia lma -...

2
• Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu Pikiran Rakyat 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 13 27 28 o Mar 0 Apr 0 Mei .Jun OJul 0 Ags OSep OOkt ilkan DSlalgia l ma [wan Abdulrachman P ENAMPILANNYA tidak banyak berubah, masih segar dan tetap ditemani gitar akustik kesayangannya. Penyanyi balada yang usianya sudah lewat setengah abad ini, saat bernyanyi sering menyisipkan penjelasan akan mak- na setiap lagu yang dibuat dan dinyanyikannya. Sosok penyanyi dan seniman yang langka. Itulah Iwan Abdulrachman alias Abah Iwan Iog). Ketika menjadi bintang tamu di aqtra "Milad 37 Tahun Masoem Grup" di kawasan Rancaekek Ban- dung, Minggu (27/6) malam, gaya Abah Iwan--demikian ia akrab di- sapa= tetap sama. Bertutur, menyanyi, dan kadang menyentil beberapa kerabat dekatnya yang kebetulan ikut menikmati su- guhannya. Tidakjarang ia me- ngajak untuk merenungi per- jalanan hidup di dunia ini melalui karya-karyanya. Membuka penampi- lannya dengan tem- bang "Ketika Dhuha"yang diciptakan keti- kaiamasih bujangan pa- Kliping Humas Unpad 2010

Transcript of Abdulrachman ilkan DSlalgia lma -...

Page 1: Abdulrachman ilkan DSlalgia lma - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/pikiranrakyat... · Kliping Humas Unpad 2010 ~IL_-----; ... tari", ''Tapak-tapak'',

• Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu

Pikiran Rakyat4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 1327 28

oMar 0Apr 0Mei .Jun OJul 0 Ags OSep OOkt

ilkan DSlalgia l ma[wan Abdulrachman

P ENAMPILANNYA tidak banyak berubah, masih segar dan tetap ditemanigitar akustik kesayangannya. Penyanyi balada yang usianya sudah lewatsetengah abad ini, saat bernyanyi sering menyisipkan penjelasan akan mak-

na setiap lagu yang dibuat dan dinyanyikannya.Sosok penyanyi dan seniman yang langka.Itulah Iwan Abdulrachman alias AbahIwan Iog).

Ketika menjadi bintang tamu diaqtra "Milad 37 Tahun MasoemGrup" di kawasan Rancaekek Ban-dung, Minggu (27/6) malam, gayaAbah Iwan--demikian ia akrab di-sapa= tetap sama. Bertutur,menyanyi, dan kadang menyentilbeberapa kerabat dekatnya yangkebetulan ikut menikmati su-guhannya. Tidakjarang ia me-ngajak untuk merenungi per-jalanan hidup di dunia inimelalui karya-karyanya.

Membuka penampi-lannya dengan tem-bang "KetikaDhuha"yangdiciptakan keti-kaiamasihbujanganpa-

Kliping Humas Unpad 2010

Page 2: Abdulrachman ilkan DSlalgia lma - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/pikiranrakyat... · Kliping Humas Unpad 2010 ~IL_-----; ... tari", ''Tapak-tapak'',

~IL_------;-------

da tahun 196o-an. Begitu petikan gitarnya mendenting, membawa suasana ke-heningan, justru penonton yang memadati hall Al-Masoem yang dirancang khususdengan rimbunan pohon eemara, memberinya tepukan panjang. Sebagian ada yangberdiri.Penampilan konser tunggal Abah Iwan malam itu banyak membawa penonton pa-

da masa-masa tahun 196o-an, masa di mana lagu-Iagu Abah Iwan dieiptakan. SaatAbah rnasih senang berada di gunung, dan hingga sekarang masih ke gunungbersama gitarnya itu dan konco-koneonya. ''Terakhir saya ke gunung di Papua,tepatnya di Nggapulu Aprillalu, 'saya kembali menyaksikan bunga keeil tumbuh diantara salju dan bebatuan. Bunga itu warna putih dan ungu, tetapi nasibnya hanyahidup selama dua minggu. Kita tidak pernah tahu mengapa Tuhan memberinya ke-sempatan dua minggu? Tolong renungkan, apa maksud dari bunga keeil itu," ujarAbah Iwan seraya melempar senyum dan tidak memberijalan keluar.Malam itu Abah Iwan menyanyikan nomor "Melati dari Jayagiri" yang dipesan

khusus Nanang Masoem. Abah Iwan mengisahkan proses peneiptaan lagu yang ke-mudian populer bersama grup Bimbo ini, penonton dibuat hening. Saat itulah Abahmenyelipkan intro tembang "Melati dari Jayagiri" dengan manis. Tepuk tangan puntak terelakkan dari ratusan tamu undangan yang memenuhi hall. Suara Abah tetapkhas dan stabil di antara judul-judullagu yang dinyanyikannya, sebut saja "Men-

tari", ''Tapak-tapak'', ''Tajam Tak Bertepi", atau "Akar", dan tembang.lainnya.

Karena lagunya berturut-turut sendu, ia mengajak untuk ri-ang dan bersuka eita. Oleh karena itu, malam itu Abahmengubah irama gitarnya dengan tempo up beat. Makalagu yang kemudian dipopulerkan Vina Panduwinata,"Burung Camar" yang katanya sesungguhnya bukan

lagu tema einta itu, dibangundengan semangat.Tetapi memang, lagu-Iagu

Abah mayoritas sendu yangmampu melahirkan simpatipenonton. Ketika ia kembali

berkisah tentang lahirnya lagu"Flamboyan" lagu itu belum disenan-

dungkan, Abah sudah mendapat sirnpatipenonton, Menurut Abah lwan, persaha-batan itu penting dalam hidup. cobakalau ti«lak puilya sahabat dan sudahpensiun. "Pasti keeung, coba kalau eng-gak punya teman. Wah jangan sampaiya," kata Abah.la kemudian menghadiahkan lagu

"Flamboyan" dengan kualitas suaranyayangprima, serta permainan gitarnyayang sungguh apik, Abah Iwan ikutmenikmati permainannya sendiri, lakemudian izin untuk menyudahi.Tetapi, penonton seperti tak rela. Abahlalu berkisah tentang Gito "Rollies"yang pernah izin minta lagunya untukdinyanyikan. Tentu saja, kata Abah, iaakan mengizinkan. Dan lagu ituadalah, "Detik Hidup". ''Temyata Gi-to sangat tahu kapan menyanyikanlagu itu, karena selanjutnya ia ke-mudian pulang, kita semua jugaakan pulang," ujar Abah mengi-ngatkan. Malam itu ia ingin menu-tupnya dengan lagu "Doa", tetapikemudian ia menambahkan hing-ga dua lagu lagi.

"Kalau dengan Abah, sepertikita mendapat buku, walau bu-nyi itu-itu saja, tetapi selalu adahal barn di dalanmya," ujar AatSuratin yang malam itu menja-di pembawa acara. (RatnaDjuwita/"PR")***