A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

4

Click here to load reader

Transcript of A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

Page 1: A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

MATERI RANDAS PS XX GPIB TAHUN 2015 1

PENGANTAR UMUM

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) sebagai Persekutuan, hadir bersaksi dan

melayani sesuai realita, tantangan dan kebutuhan kontekstualnya, dari tingkat lokal

(jemaat) hingga tingkat nasional (sinodal), bahkan internasional bersama Dewan Gereja –

gereja sedunia (WCC). Maka sesungguhnya, konteks Indonesia adalah konteks utama GPIB.

Pergumulan GPIB dilatar belakangi oleh pergumulan masyarakat dan bangsa Indonesia yang

plural, yang sangat kental diwarnai oleh perjuangan untuk: mengelola kemajemukan

bangsa; mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melayani nilai-nilai luhur

kemanusiaan dan melindungi alam dari kehancuran; perjuangan mengatasi pemiskinan,

mengatasi berbagai bentuk ketidakadilan, diskriminasi serta kekerasan, untuk mencapai

cita-cita menjadi bangsa dan negara modern yang maju, adil, damai dan sejahtera. Dalam

kehadiran Gereja yang bergumul bersama dengan masyarakat itulah Persekutuan,

Pelayanan dan Kesaksian dikembangkan dan didalami agar GPIB sebagai Persekutuan makin

mampu menjawab tantangan dan masalah gereja dan masyarakat. Hal ini terlihat dalam

cara GPIB merumuskan Pokok Pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja

(PKUPPG ) secara Sinodal yang kemudian dijabarkan dan dilaksanakan sampai lingkup

Jemaat.

Perumusan PKUPPG itu sendiri menunjukkan bagaimana GPIB memandang dirinya sebagai

Gereja, memandang dunia dan konteks pelayanannya serta bagaimana GPIB memandang

sesamanya. Dari sisi ekklesiologi, kita menemukan beberapa ‘gambaran dominan’ dalam

Alkitab tentang Gereja seperti bahtera, umat yang berarak, pokok anggur dan banyak lagi

yang lain. GPIB, dengan menghayati kehadirannya ditengah masyarakat-bangsa Indonesia,

lebih sering menggunakan dan menghayati gambaran ‘tubuh Kristus’ (Efesus 4 : 16) dan

‘keluarga Allah’ (Efesus 2 : 19 – 22) dalam ekklesiologinya. Ini sama sekali tidak berarti

bahwa GPIB tidak menggunakan gambaran – gambaran yang lain. Tapi gambaran ‘tubuh

Kristus’ dan ‘keluarga Allah” lebih dominan. Gambaran “tubuh Kristus” mencerminkan ke

aneka-ragaman, kebersamaan pergumulan, pelayanan dan syukur, serta Yesus Kristus

sebagai satu-satunya Kepala gereja. Karena ekklesiologi yang seperti ini maka sistem

pemerintahan dan pengambilan keputusan yang dibangun adalah Presbiterial Sinodal. Para

presbiter yang berjalan bersama - atau bersun-hodos- yang nyata dalam Persidangan

Sinode, dimana pemerintahan Kristus menjadi nyata dalam kehadiran Roh Kudus, ketika

terjadi pengambilan keputusan Gerejawi. Pemahaman “keluarga Allah” memampukan

gereja melihat dirinya sebagai keluarga yang diikat oleh nilai-nilai kesetaraan, kasih,

solidaritas dan kerjasama yang memberdayakan, mempersatukan serta memulihkan (1

Korintus 12). Gambaran ‘keluarga Allah’ juga merefleksikan pemahaman teologis GPIB yang

inklusif tentang dunia dan sesama. GPIB adalah bagian dari kemanusiaan dan komunitas

universal/global yang mencita-citakan keadilan dan perdamaian bagi semua, dan yang ikut

Page 2: A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

MATERI RANDAS PS XX GPIB TAHUN 2015 2

berjuang bersama menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi, dengan

mewujudnyatakan dunia dan kehidupan baru yang lebih adil, damai dan sejahtera.

Dalam ekklesiologi ‘Tubuh Kristus’ dengan organisasi yang ‘presbiterial-sinodal’ ini

Persidangan Sinodal di GPIB menempati posisi strategis. Apa yang diputuskan oleh

Persidangan Sinode adalah materi materi yang dikumpulkan dan diolah secara bottom up,

mulai dari Jemaat setempat, kemudian ke Musyawarah Pelayanan secara regional dan baru

ke Persidangan Sinodal. Untuk maksud ini sebuah Panitia Materi dibentuk untuk

mengkoordinasikan seluruh proses agar bisa menerima masukan tentang pergulatan iman

GPIB yang kontekstual. Materi Rancangan Dasar ini akan berproses menjadi Rancangan

Umum yang kemudian menjadi Rancangan Ketetapan untuk Persidangan Sinode XX yang

akan datang. Untuk maksud inilah Rancangan Dasar ini diteruskan kepada Jemaat Jemaat

untuk mengalami proses proses sebagai berikut :

1. Majelis Jemaat menanggapi materi Randas ini. Proses tanggapan terhadap Randas ini

dianjurkan agar dimulai dengan membuat Panitia pada tingkat Jemaat untuk

membahas materi Randas ini. Pembahasan dan tanggapan dilakukan per materi

randas dan didokumentasikan secara tertulis. Tanggapan tertulis ini diteruskan ke

Sidang Majelis Jemaat untuk disahkan sebagai tanggapan Jemaat atas Randas.

Tanggapan atas Randas ini dikirimkan secara tertulis Majelis Sinode GPIB untuk

dikerjakan oleh Panitia Materi Persidangan.

2. Adalah bijaksana apabila Pendeta / Ketua Majelis Jemaat atau anggota Majelis Jemaat

yang mengkoordinasi kegiatan Panitia pada lingkup Jemaat.

3. Randas ini akan disosialisasikan secara regional di empat sentra, yang ditetapkan untuk

itu. Maka peserta yang menghadiri studi materi randas tersebut diharapkan juga

membawa tanggapan tertulis atas Randas ini.

4. Karena kesinambungan proses dari Randas menuju Ranum dan Rantap harus

dipelihara, maka diharapkan agar fungsionaris pelayanan yang terlibat dalam diskusi

materi randas tidak berganti – ganti. Dengan demikian ada pengembangan dan

kesinambungan pemikiran yang baik dan konsisten terus terjaga.

5. Kejujuran dan ketulusan seluruh pihak, sangat diperlukan dalam membangun sistim

menjadi penting, sehingga tidak terjadi penggantian rumusan atau penambahan

menurut keinginan orang – perorang atau pihak tertentu saja. Dengan demikian

seluruh proses dapat berjalan dalam rangka keputusan bersama, sesuai dengan asas

Presbiterial Sinodal dalam Ekklesiologi GPIB.

Dalam rangka pelaksanaan panggilan dan pengutusan Gereja ke depan, mohon

diperhatikan hal – hal berikut ini terkait dengan materi Randas untuk disampaikan dalam

Persidangan Sinode :

A. Mengenai Pemahaman Iman :

1. Naskah Pemahaman Iman belum mengalami perobahan.

Page 3: A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

MATERI RANDAS PS XX GPIB TAHUN 2015 3

2. Penjelasan tentang Pemahaman Iman masih memerlukan penyempurnaan.

B. Mengenai Perangkat Teologi :

1. Tata Ibadah GPIB.

Tata Ibadah tidak banyak berubah kecuali ada tantangan untuk membuat

formulasi khusus pada Tata Ibadah perkawinan kembali setelah bercerai. Perlu

diketahui bahwa GPIB memang pernah memiliki Tata Ibadah ini pada tahun 80-

an. Disamping itu dibutuhkan penjelasan yang lebih utuh misalnya tentang bahasa

tubuh dalam ibadah. Apa yang diperkirakan sudah jelas, ternyata ada yang belum

jelas.

2. Akta Gereja :

a. Akta yang sudah ada tetap berlaku dengan beberapa penyempurnaan,

meliputi penyeragaman sistematika dan beberapa usulan tambahan untuk

melengkapinya.

b. Akta gereja tambahan yang diusulkan adalah: Penggunaan Alkitab digital

dalam ibadah.

C. Cetak biru Kurikulum PPSDI :

Merupakan usulan perumusan sampai pada tahap penyusunan bagan pengembangan

SDI secara terpadu. Cetak biru ini diperlukan agar pembinaan direncanakan dan

dilaksanakan secara terarah, terstruktur dan berkesinambungan.

D. Mengenai PKUPPG :

Pembahasan PKUPPG difokuskan pada penambahan Bab IX yaitu KUPPG jangka

Pendek III tahun 2016-2021, sehingga Bab Penutup berubah menjadi Bab X. Tidak ada

perubahan substansi pada bab-bab lainnya. Perubahan hanya pada format tulisan.

E. Mengenai Tata Gereja

1. Perubahan yang dilakukan bersifat redaksional / gramatikal,

2. Sedangkan perubahan yang bersifat esensial, lebih merupakan pangkal diskusi

yang dilihat sebagai masalah yang diusulkan untuk dibahas kemudiaan pasca PS

XX tahun 2015.

GPIB adalah Tubuh Kristus dimana kita sekalian bersekutu. Dalam kebersamaan itulah kita

melangkah ke depan untuk menunaikan tugas panggilan dan pengutusan melalui pelayanan

dan kesaksian kita.

Team Perumus,

Panter PS XX 2015

Page 4: A. pengantar umum randas ps xx tahun 2015

MATERI RANDAS PS XX GPIB TAHUN 2015 4

PETUNJUK PEMBAHASAN MATERI

RANCANGAN DASAR PS XX TAHUN 2015

1. Majelis Jemaat membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yang beranggotakan Diaken,

Penatua dan para Pendeta organik GPIB di Jemaat ( PJ dan Pelum ) serta fungsionaris

Unit Misioner (Pelkat dan Komisi – komisi) dengan tugas membaca dan membahas

materi Randas secara berkelompok, menurut pengelompokkan : Pertama, Bidang

Teologi (Tata Ibadah, Akta Gereja, Kurikulum PPSDI), kedua, PKUPPG dan ketiga,

Tata Gereja. Masing – masing sub kelompok kerja tidak melebihi 10 orang yang hasil

pembahasan di kelompok kemudian diparipurnakan dan hasilnya disampaikan dalam

bentuk Usulan Tertulis atas nama Jemaat yang dibawa oleh KMJ sebagai bekal materi

pembahasan di empat Sentra pada bulan September 2014.

2. Seluruh usulan Majelis Jemaat yang telah dibahas di tingkat Jemaat, kemudian

dikompilasi untuk dimatangkan kembali pada pembahasan di sentra – sentra. Hasil

pembahasan materi di sentra – sentra, menjadi materi usulan Jemaat per sentra

untuk diteruskan kepada Majelis Sinode yang hasilnya ditetapkan menjadi

Rancangan Umum (Ranum) pada PST 2015 di Jakarta.