Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan...

22
Analisis Fiscal Policy, Taxation, and Government Debt dan Pengaruhnya Terhadap Laju Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia 1 Oleh : Sumiyem.20120730051 2 Abstrak Paper ini merupakan sebuah analisis mengenai Fiscal Policy, Taxation, dan Government Debt terhadap perekonomian Indonesia. Analisis mengenai Fiscal Policy berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan pengaturan anggaran dan pandapatan negara Indonesia. Analisis taxation membahas tentang sistem perpajakan, sumber pajak dan alokasi dana perpajakan di Indonesia serta pengaruhnya terhadap pendapatan pemerintah dan ekonomi. Analisis government debt mengkaji ulang mengenai utang pemerintah, pertumbuhan utang yang dimiliki Indonesia, ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri, beban utang yang harus ditanggung negara, masalah yang timbul karena utang, serta solusi yang akan dilakukan untuk memperbaiki tatanan ekonomi di Indonesia. Selama ini pemerintah lebih berperan terhadap maju atau tidaknya perekonomian Indonesia, berbagai kebijakan ekonomi merupakan wewenang pemerintah. Namun kadang kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan harapan rakyat atau bahkan memperburuk situasi ekonomi. Pendapatan terbesar negara berasal dari pajak, namun yang terjadi adalah banyak warga yang tidak taat pajak dan tingginya angka korupsi. Utang Indonesia merupakan warisan yang semakin berkembang biak, sehingga menyisakan masalah yang berkepanjangan. Paper ini merupakan analisis sederhana berdasarkan pemikiran, teori dan data yang diperoleh dari beberapa literatur buku, jurnal, dan website. 1 Paper ini ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia, Dosen Pengampu : Bapak Sobar, SEI., MSI. 2 Mahasiswa Ekonomi Perbankan Islam, Fakultas Agama Islam, UMY. 1

Transcript of Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan...

Page 1: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Analisis Fiscal Policy, Taxation, and Government Debt dan Pengaruhnya

Terhadap Laju Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia1

Oleh : Sumiyem.201207300512

Abstrak

Paper ini merupakan sebuah analisis mengenai Fiscal Policy, Taxation, dan

Government Debt terhadap perekonomian Indonesia. Analisis mengenai Fiscal Policy

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan pengaturan anggaran dan

pandapatan negara Indonesia. Analisis taxation membahas tentang sistem perpajakan,

sumber pajak dan alokasi dana perpajakan di Indonesia serta pengaruhnya terhadap

pendapatan pemerintah dan ekonomi. Analisis government debt mengkaji ulang mengenai

utang pemerintah, pertumbuhan utang yang dimiliki Indonesia, ketergantungan Indonesia

terhadap utang luar negeri, beban utang yang harus ditanggung negara, masalah yang

timbul karena utang, serta solusi yang akan dilakukan untuk memperbaiki tatanan ekonomi di

Indonesia. Selama ini pemerintah lebih berperan terhadap maju atau tidaknya perekonomian

Indonesia, berbagai kebijakan ekonomi merupakan wewenang pemerintah. Namun kadang

kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan harapan rakyat atau bahkan memperburuk

situasi ekonomi. Pendapatan terbesar negara berasal dari pajak, namun yang terjadi adalah

banyak warga yang tidak taat pajak dan tingginya angka korupsi. Utang Indonesia

merupakan warisan yang semakin berkembang biak, sehingga menyisakan masalah yang

berkepanjangan. Paper ini merupakan analisis sederhana berdasarkan pemikiran, teori dan

data yang diperoleh dari beberapa literatur buku, jurnal, dan website.

Kata kunci : Fiscal policy, Taxation, Government Debt

Pendahuluan1 Paper ini ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia, Dosen Pengampu : Bapak Sobar, SEI., MSI.2 Mahasiswa Ekonomi Perbankan Islam, Fakultas Agama Islam, UMY.

1

Page 2: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Ekonomi merupakan sebuah ilmu dan kajian yang senantiasa berkembang. Melihat

perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, dapat dikatakan semakin maju atau dapat

pula dikatakan semakin menyengsarakan. Tergantung siapa yang mengatakan dan dilihat dari

sudut pandang apa. Indonesia merupakan negara besar dengan sumber daya manusia dan alam

yang sangat melimpah, namun masih banyak masyarakat yang tidak sejahtera. Kebijakan

pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi tidak selalu mengutamakan kepentingan

rakyat. Banyaknya kebocoran anggaran, kurang cermatnya pemanfaatan sumber daya, serta

kurang meratanya perhatian pemerintah menyebabkan perkembangan perekonomian

Indonesia masih terbelakang.

Berdasarkan perkembangan terkini dari perekonomian global, domestik, dan berbagai

kebijakan yang telah diambil Pemerintah, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap

beberapa asumsi dasar ekonomi makro dari APBN tahun 2015. Sehubungan dengan hal

tersebut, Pemerintah mengusulkan perubahan atas asumsi dasar ekonomi makro tahun 2015,

sebagai berikut:

1) Inflasi diperkirakan mencapai 5,0 persen atau lebih tinggi dari asumsi dalam APBN tahun

2015 sebesar 4,4 persen. Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia melalui sinergi

kebijakan serta koordinasi pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah senantiasa

berupaya mengendalikan laju inflasi pada tahun 2015 agar tetap pada rentang sasaran

inflasi tahun 2015 sebesar 4,0 ± 1,0 persen.

2) Rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diperkirakan berada pada kisaran

Rp12.200 per USD yang semula asumsinya dalam APBN tahun 2015 sebesar Rp11.900

per USD. Sementara itu, relatif ketatnya likuiditas global sebagai dampak peningkatan

suku bunga acuan oleh the Fed diperkirakan berpotensi memberikan tekanan terhadap

perkembangan nilai tukar rupiah ke depan.

3) Suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan akan turut mengalami tekanan dan sedikit lebih

tinggi di atas asumsi APBN tahun 2015 yaitu dari 6,0 persen menjadi 6,2 persen.

4) Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berada pada kisaran rata-rata

USD70 per barel atau lebih rendah dari asumsi ICP dalam APBN tahun 2015 sebesar

USD105 per barel. Rendahnya harga minyak dunia diperkirakan masih akan berlanjut

pada tahun 2015 mengingat pasokan minyak yang masih berlebih, terutama dengan

adanya potensi pemanfaatan shale oil dan gas.3

3 Nota Keuangan dan RAPBNP 2015, kementrian keuangan

2

Page 3: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Isu tentang pemerintahan yang bersih (clean goverment) sepertinya hanya stagnan

sebagai wacana, hingga saat ini kasus-kasus korupsi semakin merajalela mulai dari tingkat

rendah hingga puncak. Pola birokrasi yang kurang transparan dan kurang amanah di Indonesia

menyebabkan terpangkasnya dana APBN sehingga kinerja keuangan negara menjadi semakin

terpuruk.

Selain itu utang pemerintah semakin hari terasa semakin menggunung, negara telah

terjerat dalam utang luar negeri. Indonesia perlu usaha keras untuk dapat lepas dari debt trap

ini. Indonesia tidak bisa jika hanya mengandalkan negara donor atau lembaga internasional

yang ada. Di tengah krisis ekonomi dan tidak stabilnya nilai tukar rupiah saat ini maka cukup

sulit bagi Indonesia untuk bisa melunasi utangnya dalam jangka pendek. Indonesia harus

memiliki strategi yang tepat agar tidak selalu menggantungkan diri pada utang, karena

semakin tinggi utang dan semakin lama jangka peminjaman maka semakin tinggi pula pokok

pinjaman dan beban bunga yang harus dibayar.

Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan

negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara: Utang merupakan instrumen utama

pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang

jatuh tempo (debt refinancing); Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan

risiko) utang baru yang lebih baik.

Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari: Akumulasi utang di masa

lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Dampak krisis ekonomi

tahun 1997/1998: Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing; BLBI dan Rekapitalisasi

Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk

melunasi utang/obligasi rekap.

Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-

RI antara lain untuk: Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur,

pertanian dan energi,dan proyek padat karya; Pengembangan peningkatan kesejahteraan

masyarakat misalnya PNPM, BOS, Jamkesmas, Raskin, PKH, Subsidi; Mendukung

pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak; Mempertahankan anggaran

pendidikan 20%; Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista);

Melanjutkan reformasi birokrasi. Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan

sangat lunak dari lembaga keuangan multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh: Status

3

Page 4: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country; Batas maksimum pinjaman

yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).4

Tabel 1.1 Posisi Utang Pemerintah

Dari data tersebut terlihat bahwa nilai utang dari tahun ke tahun justru semakin tinggi.

Dari nilai utang yang tinggi perlu diketahui pengaruhnya terhadap perekonomian. Dengan

utang tinggi apakah semakin meningkatan APBN untuk pembangunan atau hanya untuk

menutupi utang tahun-tahun sebelumnya? Apakah dengan utang yang tinggi maka

pemerintah dapat menaikkan pendapatannya melalui pajak? Kebijakan seperti apakah yang

sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia?

Bagaimanakah keterkaitan antara fiscal policy, taxation and goverment debt?

Kajian Teori

Fiscal policy

4 Govt Debt Profile kementrian keuangan Republik Indonesia edisi Februari 2015.

4

Page 5: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Negara dapat diibaratkan sebagai suatu rumah tangga besar, dimana terdapat

pendapatan dan pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Agar dapat

menjalankan kegiatan operasional dengan baik, maka suatu negara harus mampu mengatur

pemasukan dan pengeluarannya dengan cermat agar tidak terjadi defisit yang berkepanjangan.

Ekonomi neoklasik mempercayai bahwa kebijakan publik biasanya didasarkan pada

kemampuan pemerintah dalam menarik pajak dan memacu tarif pada subsidi asing. Dalam

bahasa ekonomi yang termasuk sebagai kebijakan publik salah satunya berupa kebijakan

fiscal. Sehingga kebijakan fiskal dalam bahasa ekonomi konvensional dipandang sebagai

instrumen manajemen pemerintah yang berusaha memengaruhi tingkat aktivitas ekonomi

melalui pengendalian pajak dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal juga akan

memengaruhi permintaan dan penawaran agregat dimana akan memengaruhi aktivitas

ekonomi secara umum.

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat oleh negara untuk mengendalikan

keseimbangan perekonomian makro melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)

pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.

Kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi 4 macam : pembiayaan fungsional

(functional finance), pengelolaan anggaran (the managed budget approach), stabilisasi

anggaran otomatis (the stabilizing budget), anggaran belanja seimbang (balanced budget

approach).5

Tujuan kebijakan fiskal adalah tercapainya kestabilan ekonomi yang lebih mantap,

artinya tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya

pengangguran yang berarti di satu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum di

lain pihak. Atau dapat dipahami bahwa tujuan kebijakan fiskal adalah pendapatan riil terus

meningkat dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Kestabilan ekonomi tidak sama

dengan kestabilan harga, karena perubahan harga relatif sangat diperlukan bagi penyesuaian

perubahan teknologi, preferensi konsumen dan tersedianya faktor industri agar semua sumber

daya dapat digunakan dengan maksimal.6

Secara umum kebijakan fiskal memiliki 3 fungsi, yaitu : fungsi alokasi, fungsi

distribusi, dan fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi merupakan fungsi pemerintah yang

mengadakan alokasi terhadap sumber-sumber dana untuk mengadakan barang-barang

5 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.258.6 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.259.

5

Page 6: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

kebutuhan perorangan dan sarana umum. Fungsi distribusi bertujuan untuk

menyeimbangkan , menyesuaikan pembagian pendapatan dan menyejahterakan masyarakat.

Di Indonesia, kebijaksanaan pembangunan ditentukan dalam GBHN yang berlandaskan pada

Trilogi Pembangunan : pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Fungsi

stabilitasi yaitu fungsi pemerintah untuk meningkatkan kerja serta stabilitas harga barang-

barang kebutuhan masyarakat dan menjamin peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Taxation

Dalam kebijakan fiskal, pajak merupakan hal yang paling penting karena pajak

merupakan salah satu pemasukan negara yang terbesar. Pajak ialah pembayaran iuran oleh

rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang langsung

dapat ditunjuk. Misalnya pajak kendaraan bermotor, pajak penjualan, dsb.7

Dalam sistem perpajakan terdapat obyek pajak (tax base) dan tariff pajak (tax rate).

Obyek pajak adalah segala sesuatu yang dapat dikenai pajak, seperti pendapatan, barang-

barang, dan kekayaan perpindahan hak milik atas barang. Jumlah penerimaan pajak adalah

obyek pajak dikalikan tarif pajak atau T = B x R, T adalah jumlah penerimaan pajak, B adalah

obyek pajak, dan R adalah tarif pajak.8

Pajak dibedakan menjadi 2 yaitu : pajak progresif dan pajak proporsional. Pajak

progresif adalah pajak yang dikenakan dengan prosentase yang semakin tinggi dengan

semakin tingginya kemampuan membayar pajak (taxable capacity). Semakin tinggi obyek

pajak maka tarifnya akan semakin tinggi. Sedangkan pajak proporsional, yaitu pajak

dikenakan sebanding/ tetap tidak berubah walaupun terjadi peningkatan nilai obyek pajak. 9

Pajak dibagi menjadi 2 yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung. Pajak langsung

adalah pajak yang dikenakan berdasarkan surat ketetapan pajak dan pengenaannya dilakukan

secara berkala. Pajak langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat dilimpahkan

kepada orang lain. Contohnya adalah pajak penghasilan, kekayaan, verponding, deviden

MPO, dll. Sedangkan pajak tak langsung adalah pajak yang dikenakan tidak berdasarkan surat

ketetapan pajak dan pengenaannya tidak dilakukan secara berkala. Pajak ini tidak dapat

7 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.94.8 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.112.9 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.112-113.

6

Page 7: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya yaitu : pajak penjualan, bea balik nama kendaraan

bermotor, PPN, dll.10

Govermennt Debt

Berdasarkan UU No.1 Tahun 2004, utang merupakan jumlah uang yang wajib dibayar

pemerintah pusat dan atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian atau berdasarkan sebab

lain yang sah.

Di Indonesia saat ini, utang merupakan salah satu alat yang sering digunakan untuk

menutupi defisit APBN. Hal ini karena utang memiliki tingkat risiko yang dapat dikendalikan,

tingkat fleksibilitas tinggi (dari segi waktu, jenis dan sumbernya), dan kapasitas yang sangat

besar.

Utang negara berfungsi untuk : menutupi defisit anggaran; menutupi kekurangan kas

atas kebutuhan kas jangka pendek dalam pelaksanaan belanja yang tidak dapat ditunda; solusi

dalam penataan portofolio utang pemerintaah untuk mengurangi beban belanja dan

membiayai utang dalam APBN pada tahun berikutnya.

Utang memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka panjangnya

adalah : mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya minimal

pada tingkat risiko terkendali, sehingga kesinambungan fiskal dapat terpelihara; mendukung

upaya untuk menciptakan pasar surat berharga negara (SBN) yang dalam, aktif dan likuid.

Sedangkan tujuan jangka pendeknya : memastikan tersedianya dana untuk menutup defisit

dan pembayaran kewajiban pokok utang secara tepat waktu dan efisien.11

Jenis-jenis utang antara lain :

Pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri :

1. Pinjaman Luar Negeri

World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor

bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.

2. Pinjaman Program : Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan

pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan

kemiskinan, pendidikan, pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy

terkait dengan climate change dan infrastruktur. 10 Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, hlm.14411 Govt Debt Profile kementrian keuangan Republik Indonesia edisi Februari 2015.

7

Page 8: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

3. Pinjaman proyek : Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor

(perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan

(PNPM). Pinjaman Dalam Negeri ;Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008

Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh

Pemerintah ; Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah

Daerah,dan Perusahaan Daerah; Untuk membiayai kegiatan dalam rangka

pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan

umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

Analisis Masalah Fiscal Policy, Taxation, and Government Debt dan Pengaruhnya

Terhadap Laju Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia

Di Indonesia, kebijakan fiskal mempunyai dua prioritas, yaitu untuk mengatasi APBN,

dan masalah stabilitas ekonomi makro, terkait dengan antara lain laju pertumbuhan ekonomi,

tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan saldo neraca pembayaran.

Tabel 1.2 memperlihatkan APBN 2010-2015, dalam perjalanannya sering kali

realisasinya lebih rendah daripada rancangan atau target karena berbagai alasan, misalnya

banyak orang atau perusahaan wajib pajak tidak membayar pajak, adanya korupsi,

peningkatan jumlah wajib pajak tidak tercapai, adanya pengeluaran pemerintah tak terduga

yang lebih besar dari anggaran, misalnya bencana alam, dll. Terlihat bahwa pengeluaran

pemerintah pusat lebih tinggi daripada pendapatannya. Biasanya kebijakan fiskal ekspansif

dilakukan pada saat ekonomi domestik sedang lesu ditunjukkan dengan menurunnya laju

pertumbuhan ekonomi atau bahkan mengalami pertumbuhan yang negatif/ krisis.

Tabel 1.2 APBN 2010-2015

8

Page 9: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana peran pemerintah melalui kebijakan

fiskalnya dalam perekonomian Indonesia adalah tren perkembangann defisit APBN. Dasar

pemikirannya adalah semakin besar defisit APBN atau semakin besar selisih antara

pengeluaran dan penerimaan, semakin besar dampak positifnya terhadap ekonomi, ceteris

paribus.meningkatnya defisit APBN bisa diartikan sebagai penambahan G yang melebihi

penambahan T atau untuk jumlah G yang sama, pengurangan T, besaran G neto atau defisit

G-T mencerminkan kebijakan fiskal ekspansif. Sebaliknya kebijakan fiskal kontraktif apabila

G<T, atau G < T .

Tabel 1.3 menunjukkan data perkembangan defisit APBN. Tabel ini juga

menunjukkan bahwa tingkat defisit anggaran terhadap PDB dari tahun 2010-2015 mengalami

perubahan yang berbeda, kadang naik kadang turun, hal ini menunjukkan perekonomian

Indonesia yang kurang stabil.

Tabel 1.3 Perkembangan Defisit dan Pembiayaan Anggaran 2010-2015

9

Page 10: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Tabel 1.4 menunjukkan penerimaan pajak, realisasi dan rancangan penerimaan pajak

tahun 2014. Dari data tersebut terlihat bahwa penerimaan pajak tahun 2014 lebih tinggi

daripada tahun sebelumnya. Pertumbuhan tingkat penerimaan pajak juga semakin meningkat.

Untuk mencapai penerimaan pajak yang optimal, pemerintah biasanya melakukan :

penyempurnaan sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak

(WP), eksistensi WP orang berpendapatan tinggi dan menengah, perluasan basis pajak,

termasuk pada sektor UKM, penegasan tindakan hukum bagi pelanggar pajak. Pemerintah

juga dapat melakukan peningkatan kepabeanan dan cukai, serta optimalisasi penerimaan

bukan pajak seperti pengoptimalan lifting minyak, dan pemanfaatan SDA secara seimbang.

Tabel 1.4 Evaluasi Penerimaan Pajak Periode 1 Januari- 31 Januari 2014

10

Page 11: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Permasalahan utang merupakan masalah yang masih menemukan jalan buntu. Bangsa

Indonesia selalu mencoba untuk melunasi utang-utangnya namun sampai tahun 2015 ini pun

nilai utang Indonesia masih sangat besar dan tidak dapat dilunasi dalam jangka pendek. Tabel

1.5 dan 1.6 menunjukkan data utang Indonesia. Dari tabel 1.5 terlihat bahwa utang luar negeri

Indonesia lebih dominan yaitu 99.5 % sedangkan utang dalam negeri hanya 0.5 %.

Ketergantungan utang luar negeri (ULN) Indonesia untuk membiayai defisit APBN

sebenarnya sangat membahayakan, karena Indonesia akan semakin terbebani dengan utang

pokok dan bunga, selain itu para kreditur juga akan ikut campur terhadap kebijakan ekonomi

Indonesia yang bisa saja sebenarnya merugikan bangsa ini dan memberikan keuntungan bagi

kreditur bangsa lain.

Tabel 1.5 Posisi Pinjaman Berdasarkan Kreditur

11

Page 12: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Tabel 1.6 Perkembangan Rasio Utang terhadap PDB

Keterkaitan antara Defisit APBN dan ULN

12

Page 13: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Ketergantungan pemerintah terhadap ULN akan memperbesar defisit APBN, dengan

asumsi faktor-faktor lain tetap tidak berubah, karena pengeluaran untuk pembayaran pokok

dan bunga pinjaman, yang selanjutnya menambah ketergantungan pada ULN. Untuk

mengatasi masalah ini maka Indonesia memiliki beberapa langkah yang ditempuh yaitu :

mengurangi pembiayaan pembangunan dengan dana ULN, membenahi mekanisme dan

prosedur pinjaman luar negeri, memanfaatkan pinjaman secara optimal sesuai prioritas

pembangunan, mengkaji kemampuan seluruh proyek dan pengawasan sistemik,

meningkatkan kemampuan diplomasi pinjaman luar negeri, melakukan restrukturisasi ULN.12

Untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan upaya sbb.:

Perbaikan administrasi pendapatan pajak antara lain melalui penerapan e-Tax Invoice

dan pengawasan penerbitan faktur pajak fiktif, Perbaikan regulasi yang terkait dengan

penerimaan pajak, khususnya PPh, PPNdan PPnBM, Peningkatan penegakan hukum yang

dilakukan melalui intensifikasi danperbaikan pemeriksaan atas WP dan sektor usaha tertentu

antara lain: (a) pemeriksaan rutin dan khusus; (b) audit WP group; (c) audit atas transfer

pricing ; (d) penagihan; (e) penyidikan (non faktur pajak fiktif), Ekstensifikasi tambahan WP

baru dan PPN Kegiatan Membangun Sendiri (KMS), Optimasi pelaksanaan kebijakan

kepabeanan dan cukai sebagaimana yang telah disampaikan dalam APBN 2015, Melakukan

pembatalan PMK Nomor 69/PMK.04/2009 mengenai fasilitas penundaan pembayaran cukai

untuk pengusaha pabrik atau importir barang kena cukai yang melaksanakan pelunasan

dengan cara pelekatan pita cukai. 13

Rekomendasi

12 Tambunan, Tulus, 2015, Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi, Bogor : Ghalia Indonesia, hlm. 183-184.13 Sumber: Kementerian Keuangan

13

Defisit APBN

G ULN

Biaya ULN

Page 14: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa APBN Indonesia tiap tahunnya masih

selalu defisit, karena penerimaan masih lebih kecil daripada pengeluaran, pendapatan dari

pajak maupun non pajak perlu ditingkatkan, utang pemerintah masih tinggi terutama utang

luar negeri. Melihat kenyataan ini Indonesia perlu melakukan evaluasi dan melakukan

kebijakan yang efektif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Pertama pentingnya kebijakan makroekonomi, baik fiskal maupun moneter, yang

disiplin dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Kedua, respons

kebijakan tidak hanya dapat dengan menggunakan satu jenis kebijakan, tapi perlu dengan

satu bauran kebijakan. Ketiga, respon kebijakan yang kuat (bold) mensyaratkan pentingnya

dukungan sistem keuangan dan neraca korporasi yang sehat. Keempat, komunikasi yang

intensif sangat penting untuk menjangkar persepsi pasar. Kelima, pentingnya koordinasi yang

erat di antara berbagai pemangku kebijakan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan.

Keenam, penguatan kebijakan struktural sangat dibutuhkan untuk menopang keberlanjutan

pertumbuhan ekonomi, termasuk kebijakan pengelolaan subsidi BBM, kebijakan di sektor

keuangan, terutama terkait pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan di sektor riil.

Dalam mencari pinjaman luar negeri hendaknya bersikap selektif, yaitu mencari

pinjaman dengan syarat-syarat yang termurah secara relatif dalam perbandingannya dengan

hasil produsi yang dapat diciptakan dari pinjaman tersebut. Pinjaman yang diterima

hendaknya digunakan secara efektif dan efisien, meningkatkan ekspor dan mengurangi

impor.

Penduduk dan pemerintah hendaknya saling bekerjasama dalam membangun

perekonomian. Penduduk hendaknya menjadi masyarakat yang produktif, mampu

menciptakan peluang kerja dan produk yang berkualitas, meningkatkan rasa cinta tanah air,

sehingga produk dalam negeri mampu bersaing dan mampu mencukupi kebutuhan.

Meningkatkan produktivitas dari segala sektor, pertanian, perikanan, industri, pertambangan,

dll.Pemerintah harusnya tegas dan amanah dalam melaksanakan tugasnya. Ketegasan sanksi

terhadap para pelanggar aturan hukum, koruptor, pelaku tidak taat pajak, perlu ditingkatkan.

Sehingga diharapkan negara mampu memenuhi APBN dengan optimal dan mampu

menyelesaikan utang-utangnya.

Daftar Pustaka

14

Page 15: Web viewKebijakan seperti apakah yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan moral bangsa Indonesia? ... pendidikan, pemberantasan ... Nota Keuangan dan

Hamid, Edi Sunandi, 2004, Sistem Ekonomi Utang Luar Negeri dan Isu-Isu Ekonomi Politik

Indonesia, Yogyakarta : UII Press Yogyakarta.

Suparmoko,2000,Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.

Suparmoko,1999,Pengantar Ekonomika Makro,Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.

Tambunan, Tulus, 2015, Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi, Bogor :

Ghalia Indonesia.

Statistik Utang Luar Negeri Indonesia Vol. IV Maret 2013.

Laporan Direktorat Jenderal Pajak.

Nota Keuangan dan RAPBNP 2015, kementrian keuangan.

Govt Debt Profile kementrian keuangan Republik Indonesia edisi Februari 2015.

Prospek perekonomian dan arah kebijakan, kementrian keuangan.

www.bps.go.id

www.bi.go.id

www.kemenkeu.go.id

Lampiran

15