PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

39
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Latar Belakang Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah kerja, mempunyai tanggung jawab untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular di wilayah kerjanya. Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit menular yang terdapat di dalam wilayah kerja Puskesmas di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kelompok – kelompok penyakit menular sesuai dengan sifat penyebarannya di dalam masyarakat wilayah tersebut, yaitu : 1. Penyakit menular yang secara endemik berada di dalam wilayah, yang pada waktu tertentu dapat menimbulkan wabah, yang dikelompokkan ke dalam Penyakit – Penyakit Menular Potensial Mewabah. 2. Penyakit menular yang berada di dalam wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi sehingga jika tidak diawasi dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat umum. 3. Penyakit – penyakit menular lain yang walaupun endemisitasnya tidak terlalu tinggi di dalam masyarakat, tetapi oleh karena sifat penyebarannya dianggap sangat membahayakan masyarakat, maka penyakit – penyakit ini perlu diawasi keberadaanya. Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan, salah satunya dengan membangkitkan kekebalan pada masyarakat melalui pelayanan imunisasi yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan ke dalam program – program pelayanan perorangan seperti KIA, UKS, dan kegiatan imunisasi di luar gedung Puskesmas. Mengingat pentingnya pelayanan imunisasi ini, maka cakupan imunisasi di dalam masyarakat perlu dimonitor dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi Puskesmas menurut distribusi desa. Pengertian 1. Penyakit Menular 1

Transcript of PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Page 1: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Latar Belakang

Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah kerja, mempunyai tanggung jawab untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular di wilayah kerjanya.

Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit menular yang terdapat di dalam wilayah kerja Puskesmas di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kelompok – kelompok penyakit menular sesuai dengan sifat penyebarannya di dalam masyarakat wilayah tersebut, yaitu :

1. Penyakit menular yang secara endemik berada di dalam wilayah, yang pada waktu tertentu dapat menimbulkan wabah, yang dikelompokkan ke dalam Penyakit – Penyakit Menular Potensial Mewabah.

2. Penyakit menular yang berada di dalam wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi sehingga jika tidak diawasi dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat umum.

3. Penyakit – penyakit menular lain yang walaupun endemisitasnya tidak terlalu tinggi di dalam masyarakat, tetapi oleh karena sifat penyebarannya dianggap sangat membahayakan masyarakat, maka penyakit – penyakit ini perlu diawasi keberadaanya.

Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan, salah satunya dengan membangkitkan kekebalan pada masyarakat melalui pelayanan imunisasi yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan ke dalam program – program pelayanan perorangan seperti KIA, UKS, dan kegiatan imunisasi di luar gedung Puskesmas. Mengingat pentingnya pelayanan imunisasi ini, maka cakupan imunisasi di dalam masyarakat perlu dimonitor dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi Puskesmas menurut distribusi desa.

Pengertian

1. Penyakit MenularPenyakit Menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toxinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ditransmisikan kepada penjamu (host) yang rentan.

2. Kejadian Luar Biasa (KLB)KLB ialah kejadian kesakitan dan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau yang menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/kematian tersebut pada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.

1

Page 2: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Termasuk dalam KLB ialah kejadian kesakitan/kematian yang disebabkan oleh penyakit – penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular dan kejadian bencana alam yang disertai wabah penyakit.

Secara operasional suatu kejadian dapat disebut KLB bila memenuhi satu atau lebih ketentuan – ketentuan sebagai berikut:a. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu Kecamatan menunjukkan

kenaikan tiga kali atau lebih selama tiga minggu berturut – turut atau lebih.b. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu

Kecamatan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata – rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di Kecamatan tersebut.

c. Angka rata – rata bulanan dalam satu tahun dari penderita – penderita baru dari suatu penyakit menular di suatu Kecamatan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata – rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang sama pula.

d. Case fatality rate dari suatu penyakit menular tertentu dalam suatu kurun tertentu (hari, minggu, bulan) di suatu Kecamatan menunjukkan kenaikan 50% atau lebih bila dibandingkan dengan CFR penyakit yang sama dalam kurun waktu yang sama periode sebelumnya di Kecamatan tersebut itu.

e. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam satu periode tertentu, dibandingkan dengan Proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama dalam tahun yang lalu dengan periode yang sama menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.

f. Khusus penyakit – penyakit Kolera, Pes, DBD/DSS(i) Setiap peningkatan jumlah penderita – penderita penyakit tersebut di atas, di

suatu daerah endemik yang sesuai dengan ketentuan – ketentuan di atas.(ii) Terdapatnya satu atau lebih penderita kematian karena penyakit menular

tersebut dia atas, di suatu Kecamatan yang telah bebas dari suatu penyakit – penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama 4 minggu berturut – turut.

g. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok masyarakat.h. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit yang sebelumnya tidak ada/dikenal.

Khusus untuk kasus AFP (Acut Flaccid Paralysis) dan Tetanus neonatorum ditetapkan sebagai KLB bila ditemukan satu kasus atau lebih.

3. Wabah Penyakit MenularWabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat

yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melenihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular).

2

Page 3: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Menteri Kesehatan menentukan jenis – jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah. Menteri Kesehatan menetapkan daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.

4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)Penangulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya – upaya :a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos – pos

kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan.

b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB DBD, kaporisasi pada sumur – sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb.

c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan/pemantauan (surveilans ketat) dan logistic

5. Program PencegahanProgram pencegahan ini adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar di dalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

6. Cara Penularan Penyakit MenularDikenali beberapa cara penularan penyakit menular yaitu :a) Penularan secara kontak, baik langsung atau tidak langsung (benda – benda bekas

dipakai pasien).b) Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar.c) Penularan melalui vektord) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, tato.

7. Surveilans Epidemiologi Penyakit MenularSurveilans epidemiologi suatu penyakit dapat di artikan sebagai kegiatan

pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor – faktor yang mempengaruhinya secara sistematik, terus – menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan : Pengumpulan Data/Informasi untuk Menentukan Tindakan (Surveillance for Action).

Untuk dapat memonitor/mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat wilayah kerja Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit menular tersebut.Pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data mengenai peristiwa kesakitan dan kematian penyakit menular/penyakit tidak menular ini di dalam wilayah kerja serta menggunakannya sebagai informasi untuk monitoring/pengamatan distribusi penyakit dan mengambil tindakan di dalam wilayah disebut surveilans.

3

Page 4: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Puskesmas harus mempunyai sistem surveilans untuk penyakit – penyakit ini, serta menggunakan informasi yang dapat diungkapkan untuk memonitor masalah penyakit menular di dalam masyarakat wilayah kerja.

Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang menjadi masalah kesehatan di wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS Mingguan Penyakit (contoh PWS Penyakit Campak, Diare, DBD, dll). Dengan penggunaan PWS penyakit secara mingguan ini dapat dikenali/diketahui secara dini kenaikan/distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat (Desa), dan waktu adalah Minggu.

Penyakit Menular Potensial Mewabah

Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit menular sebagai berikut :1. Diare2. Demam Berdarah Dengue3. Malaria (di daerah endemik tinggi)4. Filaria (di daerah endemik tinggi)

1. DIAREDefinisiDiare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja (melembek sampai mencair) dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (lazimnya tiga kali atau lebih dalam sehari).

Agen PenyebabTerdapat 6 kelompok penyebab penyakit diare, yaitu sebagai berikut :a. Akibat peradangan usus yang disebabkan oleh :

(i) Bakteri (Vibrio cholera, Shigella, Salmonella, E.coli, Bacilus cereus, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus,, dan Camphylobacter jejuni).

(ii) Virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk + Norwalk like agent).(iii) Parasit :

Protozoa :Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Balantidium coli Cacing perut : Ascaris, Trichuris, Strongyloides Jamur : Candida

b. Akibat keracunan makanan atau minuman, baik oleh bakteri maupun bahan kimia

c. Akibat kekurangan gizi, yaitu kekurangan energy proteind. Akibat tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya intoleransi terhadap

makanan (susu).e. Akibat imunodefisiensif. Oleh sebab – sebab lain

4

Page 5: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Di antara agen penyebab tersebut di atas, yang potensial mewabah ialah Kolera

PenyebaranDiare banyak terdapat di negara – negara Asia, Afrika dan Amerika Latin

Sumber penularan (Reservoir)Sumber penularan ialah pasien diare dan carrier diare.

Cara penularanCara penularan diare ialah melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan tinja atau cairan muntahan pasien. Vektor (lalat) dapat pula menularkan penyakit diare. Kuman yang terdapat pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut atau dipakai untuk memegang makanan. Diare pada bayi dapat disebabkan puting susu ibu yang kotor. Masa tunasMasa tunas ialah waktu antara masuknya agen ke dalam badan host sampai timbulnya gejala awal penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit Kolera ditetapkan menurut U.U.Karantina : 5 hari. Masa tunas penyakit diare dapat singkat (beberapa jam) sampai beberapa hari, tergantung pada etiologinya.

Masa penularanMasa penularan diare tergantung pada etiologinya. Masa penularan Kolera akan terus berlangsung selama dalam tinja dan cairan muntahan pasien terdapat agen penyebabnya. Masa penularan pada carrier Kolera dapat berlangsung selama 2 minggu.

Kekebalan dan KerentananFaktor determinan untuk kekebalan dan kerentanan seseorang adalah faktor ekonomi, keadaan gizi, umur (balita lebih rentan), budaya (perilaku), kepadatan penduduk, ketersediaannya air jamban, dan sarana air bersih. Pasien yang baru sembuh dari penyakit diare mempunyai kekebalan yang hanya berlangsung singkat saja, sehingga reinfeksi mudah terjadi.

Tatalaksana pencegahan peristiwa diarePencegahan peristiwa diare dapat dilakukan dengan cara :a) Penyuluhan kesehatanb) Meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI)c) Memperbaiki praktek pemberian makanan pendamping ASId) Penggunaan air bersihe) Kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan

5

Page 6: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

f) Penggunaan jamban yang benarg) Pembuangan tinja bayi dan anak – anak yang benarh) Imunisasi campak

Tatalaksana penderita, kontak, dan lingkungan pada peristiwa diare

Tatalaksana penderita diare di rumah :a) Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga seperti kuah sayur, air tajin, dan

larutan gula garam,bila ada berikan oralit.b) Meneruskan pemberian makanan lunak yang tidak merangsang selama diare

serta makanan ekstra sesudah diare.c) Membawa pasien diare ke sarana kesehatan, bila tidak membaik dalam 3 hari

atau ada salah satu tanda sebagai berikut :(i) Buang air besar encer semakin sering dalam jumlah banyak.(ii) Ada muntah yang berulang.(iii) Rasa haus yang nyata.(iv) Tidak makan / minum.(v) Demam yang tinggi.(vi) Ada darah dalam tinjanya.

Tatalaksana penderita diare di sarana kesehatan :a) Rehidrasi oral dengan oralitb) Memberikan cairan intravena dengan Ringer laktat untuk pasien dengan

dehidrasi berat atau tidak bisa minumc) Penggunaan obat secara rasionald) Nasihat tentang meneruskan pemberian makanan, rujukan dan pencegahan

Pada orang – orang yang kontak (close contact) saat waktu terjadi KLB yang disebabkan Kolera, dapat diberikan prophilaksis dengan dosis sama dengan dosis terapi.Pada masyarakat di lingkungan pasien perlu diberikan penyuluhan tentang diare, terutama yang menyangkut cara – cara penularan penyakit dan cara – cara pencegahannya.

Tatalaksana peristiwa KLB diareMasa pra – KLB :a) Meningkatkan kewaspadaan dengan surat edaran atau instruksi di setiap tingkatanb) Intensifikasi surveilensc) Membentuk Tim Gerak Cepatd) Mengintensifkan penyuluhan kesehatan masyarakat

6

Page 7: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

e) Meningkatkan kegiatan laboratoriumf) Perbaikan dan evaluasi sanitasig) Menyiapkan logistich) Meningkatkan kegiatan lintas program dan sektoral

Masa KLB :

a) Pembentukan Pusat Rehidrasi misalnya dib alai desa, sekolahan dan sebagainya asal bangunan tersebut tidak menjadi satu dengan bangunan keluarga. Pusat Rehidrasi ini memberikan tatalaksana kepada pasien yang perlu dirawat serta memberikan penyuluhan kepada keluarga pasien, mengatur logistic, mencatat kunjungan pasien dan jumlah yang dirawat di Pusat ini.

b) Meningkatkan peran Tim Gerak Cepat, setiap saat siap bergerak ke tempat – tempat yang terjangkit sesuai dengan data pasien dari Puskesmas atau Pusat Rehidrasi dan data penyelidikan epidemiologi.

Masa Pasca KLB :

Setelah KLB mereda, pengamat intensif masih dilakukan selama 2 minggu berturut – turut untuk menjaga kemungkinan timbulnya KLB susulan.

Tindakan Internasional

Untuk penyakit Kolera, karena termasuk penyakit karantina, maka laporan harus sampai ke perwakilan WHO. Laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Tingkat II, dari sini ke Dinas Kesehatan Tingkat I, lalu diteruskan ke Menteri Kesehatan lalu selanjutnya dilaporkan ke Perwakilan WHO di Jakarta, lalu ke kantor Regional WHO di New Delhi untuk diteruskan ke WHO Geneva.

Indikator :

(i) Cakupan Pelayanan :Realisasi penemuan pe x 100 %

Target

Target minimal 10 % x 28 % x jumlah penduduk

(ii) Angka Penggunaan Oralit :Jumlah penderita yang diberi x 100 %

Jumlah penderita

(iii) Angka Penggunaan Infus :Jumlah penderita yang di infus

Jumlah penderita

7

Page 8: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

(iv) Angka Kematian (CFR – KLB) :Jumlah kematian pada diareJumlah penderita saat KLB

2. DEMAM BERDARAH DENGUEDefinisiPenyakit demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah / lesu, gelisah, nyeri ulu hati, sakit kepala, nyeri retro orbita, mialgia, arthralgia, rash, manifestasi perdarahan (petekhie), lebam (echymosis), atau ruam (purpura), kadang – kadang mimisan (epitaksis), berak darah (melena), muntah darah (hematemesis), kesadaran menurun atau renjatan (syok).

a) DemamPenyakit DBD ditandai dengan demam tinggi secara mendadak disertai facial flushing dan sakit kepala. Demam ini dapat berlangsung selama 2 – 7 hari, kadang disertai kejang pada anak dengan riwayat kejang demam. Pasien kehilangan nafsu makan, muntah, nyeri epigastrium, nyeri perut di daerah lengkung iga sebelah kanan.

b) Manifestasi PerdarahanSebab perdarahan pada pasien DBD ialah adanya trombositopenia dan gangguan trombosit. Perdarahan ini terjadi di semua organ tubuh, yang di tandai sekurang – kurangnya satu dari :(i) Uji Torniquet (Rumple Leede) positif, Petechie, purpura, echymosis dan

perdarahan konjungtiva. Petechie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. untuk membedakannya tekan dengan obyek gelas / penggaris plastik pada petechiae di kulit, jika hilang maka itu bukan petechiae.

(ii) Epitaksis, perdarahan gusi(iii) Hematemesis, melena(iv) Hematuri

c) HepatomegaliPembesaran hati pada DBD pada umumnya dapat ditemukan pada awal penyakit bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2 – 4 sentimeter di bawah lengkung iga kanan. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, nyeri tekan di daerah hati, sering ditemukan pada sebagian kecil kasus ikterus. Nyeri tekan daerah hati tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan dengan perdarahan.

8

Page 9: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

d) Dengan atau tanpa gejala syokPada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara hari sakit ke – 3 – 7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi; kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis disekitar mulut, pasien menjadi sering gelisah, nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba.Walaupun pada beberapa pasien tampak sangat lemah, pada saat akan terjadi syok, pasien sangat gelisah. Sesaat sebelum syok sering kali pasien mengeluh nyeri perut.Syok ditandai dengan denyut nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), jadi untuk menilai tekanan nadi perhatikan tekanan sistolik dan diastolik, misalnya 100 / 90 mmHg berarti tekanan nadi 10 mmHg atau hipotensi (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), kulit dingin dan lembab.Syok merupakan tanda kegawatan yang harus mendapat perhatian serius, oleh karena bila tidak diatasi sebaik – baiknya dan secepatnya dapat menyebabkan kematian. Pasien dapat cepat masuk ke dalam fase krisis yaitu syok berat, pada saati itu tekanan darah dan nadi tidak dapat terukur lagi. Syok dapat terjadi dalam waktu yang sangat singkat, pasien dapat meninggal dalam waktu 12 – 24 jam atau sembuh cepat setelah mendapat penggantian cairan yang memadai. Apabila syok tidak dapat segera diatasi dengan baik, akan terjadi asidosis metabolik, perdarahan saluran cerna hebat atau perdarahan lain, hal ini pertanda prognosis buruk.

e) TrombositopeniPenurunan jumlah trombosit menjadi < 100.000 / mm3 atau kurang dari 1 – 2 trombosit / lapangan pandang besar (lpb) dengan rata – rata pemeriksaan dilakukan pada 10 lpb, pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit < 100.000 / mm3 biasanya akan ditemukan antara hari sakit ke – 3 sampai hari sakit ke 7. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun.Pemeriksaan dilakukan pertama pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang pada hari sakit ke – 3 tetapi bila perlu diulang setiap hari sampai suhu turun.

f) Hemokonsentrasi / kadar hematokritPeningkatan nilai hematokrit (Ht) atau hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD, merupakan indicator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan Ht secara berkala.Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit 20 % atau lebih (misalnya dari 35 % menjadi 42 %), mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma.

9

Page 10: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan.

Agen penyebabAgen penyebab sakit DBD ialah virus dengue yang sampai sekarang dikenal ada 4 tipe (tipe 1,2,3 dan 4) termasuk dalam grup B Arthropod borne Virus (Arbovirus). Ke empat virus ini telah ditemukan di Indonesia. Penelitian di Indonesia menunjukkan Dengue tipe 3 merupakan serotype virus yang dominan yang menyebabkan kasus yang berat.PenyebaranPenyakit DBD banyak terdapat di Asia seperti Indonesia, Malaysia, India, Vietnam, Singapura, Thailand, Pakistan, dan lain-lain.Di Pasifik seperti Queenland, Fuji, Samoa, Tahiti, dll.Di Amerika seperti Meksiko, Guatemala, Brasil, Panama, Peru, Venezuela, dll.Di Afrika seperti Sinegal, Nigeria, Angola, Sudan, Madagaskar, Kepulauan Comoro, dll.

Sumber penularan (Reservoir)Sumber penularan penyakit DBD ialah pasien DBD.Cara penularanCara penularan penyakit DBD umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti tetapi dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun. Ke dua jenis nyamuk ini terdapat di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nyamuk dewasa betina menghisap darah dari pagi sampai petang dengan dua puncak waktu ialah 08.00-10.00 dan 15.00-17.00.Nyamuk ini bersifat antropofilik (senang sekali kepada manusia) dan hanya nyamuk betina yang menggigit. Penghisapan dilakukan baik di dalam rumah maupun diluar rumah di tempat yang agak gelap. Pada malam hari nyamuk beristirahat pada benda-benda yang digantung seperti pakaian, kelambu, pada dinding dan di bawah rumah dekat tempat berbiaknya, biasanya di tempat yang lebih gelap. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters), ialah menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan nyamuk Aedes aegypti sangat se3nsitif dan mudah terganggu. Keadaan ini sangat membantu nyamuk dalam memindahkan virus Dengue ke beberapa orang sekaligus sehingga dilaporkan adanya beberapa orang DBD di satu rumah. Telur Aedes aegypti bewarna hitam seperti sarang tawon, diletakkan satu demi satu di permukaan atau sedikit di bawah permukaan air dengan jarak lebih kurang 2-5 cm dari dinding tempat perindukan.Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu -2°celcius sampai +42°celcius. Bila kelembaban terlampau rendah, maka telur akan menetas dalam

10

Page 11: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

waktu 4 hari. Dalam keadaan optimal perkembangan telur sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung sekurangnya selama 9 hari. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, 3 hari sesudahnya sanggup bertelur sampai 100 butir. Dua puluh empat jam kemudian nyamuk ini menghisap darah lagi, selanjutnya bertelur lagi. Walaupun umur nyamuk dewasa betina di alam bebas sekitar 25 hari, waktu itu cukup bagi nyamuk untuk berkembang biak, dan selanjutnya menyebarkan virus kepada manusia lain. Pada saat nyamuk betina menghisap darah pasien DBD, maka bersama darah virus Dengue masuk ke dalam perut nyamuk. Di perut nyamuk , virus ini virus ini berkembang biak secara propagatif. Diperlukan waktu selama 8-11 hari sampai nyamuk ini dapat menularkan DBD kepada orang lain, inilah yang dinamakan sebagai masa tunas ekstrinsik. Virus tidak ditemukan pada telur nyamuk, jadi tidak ada penularan transovarian (herediter). Jarak terbang umumnya pendek ialah sekitar 50 meter, sedangkan jarak terjauh ialah 2 km.Tempat perindukan utama nyamuk A.aegypti ialah tempat-tempat berisi air bersih (yang tidak berhubungan dengan tanah) yang berdekatan dengan rumah-rumah penduduk, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.Tempat perindukan tersebut dapat berupa tempat perindukan buatan manusia (man made breeding places), berupa tempayan, bak mandi, gentong air, drum air, kaleng bekas, ban bekas, pecahan botol dsb dan dapat pula berupa tempat perindukan alamiah, seperti kelopak daun tanaman (keladi dan pisang), tempurung kelapa, tonggak bamboo, dan lubang pohon berisi air hujan.

Masa tunas Masa tunas ialah waktu antara sejak masuknya agent ke dalam badan host sampai timbulnya gejala awal penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit DBD mempunyai masa tunas selama 4-6 hari.

Masa periode penularanMasa penularan bagi nyamuk berlangsung sejak pasien demam sampai virus tidak ada lagi dalam badan. Nyamuk yang baru menggigit paswien memerlukan waktu selama 9 hari untuk mulai dapat menularkan kepada orang lain. Masa ini disebut sebagai masa tunas ekstrinsik. Nyamuk tersebut akan tetap infeksius selama hidupnya. Masa penularan pada carrier dapat berlangsung bertahun-tahun.

Kekebalan dan kerentananSemua orang rentan terhadap infeksi penyakit DBD, lebih-lebih untuk kelompok anak-anak. Pasien yang baru sembuh dari penyakit DBD mempunyai kekebalan yang hanya berlangsung singkat saja. Reinfeksi mudah terjadi.

11

Page 12: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Tatalaksana pencegahan peristiwa DBDPencegahan penyakit DBD yang terpenting ialah dengan memutuskan rantai penularan antara host dengan vektor yang menularkan penyakit DBD. Cara pencegahan yang terbaik ialah dengan melaksanakan Pe3mberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melibatkan peran serta masyarakat.a. Penyuluhan kesehatanb. Membersihkan tempat-tempat penyimpanan air sedikitnya sekali/minggu.c. Mengubur : benda-benda yang dapat menampung air hujan seperti kaleng

bekas, botol, ban bekas, dan tempat-tempat lain yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aides Aegypti.

d. Mengganti air pot bunga seminggu sekali.e. Menutup tempat-tempat penyimpanan air seperti tempayan, drum, dll.f. Melipat baju-baju yang tergsantung.g. Memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, dll) pada

kolam-kolam hias yang ada di rumah / di lingkungan rumah.h. Memasukkan larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang tidak

dapat dikuras / ditutup rapat 10 gram untuk 100 liter air. Untuk memberantas nyamuk dewaa dilakukan pengasapan atau fogging di

dalam rumah pasien dan di dalam rumah-rumah di sekitar rumah pasien dengan radius sejauh 100 meter sebanyak 2 kali dengan interval waktu 10 hari.

Tatalaksana pasien, kontak, dan lingkunganBila ada kasus DBD harus segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II dalam waktu 24 jam. Pasien harus dirawat untuk mencegah timbulnya syok. Berikan pengobatan simtomatis dan dimonitor tensinya serta dimonitor pula kadar trombosit darahnya.Pada orang-orang yang berada di sekitar pasien perlu diamati sedikitnya selama 6 hari untuk memastikan apakah tetap sehat atau jatuh sakit.Pada masyarakat di lingkungan pasien perlu diberikan penyuluhan tentang penyakit DBD, terutama yang menyangkut cara-cara penularan penyakit dan cara-cara pencegahannya.

Tatalaksana waktu KLB Bila ada KLB DBD, harus segera dilakukan tindakan terhadap pasien dan tindakan terhadap masyarakat sekitar pasien. Penyuluhan harus segera diberikan kepada masyarakat yang tinggal disekitar rumah pasien. Segera lakukan pengasapan (fogging) masal di desa / kelurahan dengan prioritas yang insiden (attack rate) tinggi serta dengan memperhatikan wilayah kesatuan epidemiologis. Gerakan pemberantasan nyamuk melalui ‘3M’ di desa / kelurahan, sekolah dan tempat-

12

Page 13: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

tempat umum. Melaksanakan PSN dengan mengikut sertakan partisipasi masyarakat.

Tindakan InternasionalKarena penyakit DBD termasuk penyakit wabah, maka laporan harus sampai ke perwakilan WHO (lihat penyakit diare).

1.3. Malaria

PengenalanOrang yang terkena malaria dimulai dengan badan merasa lemah, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual, dan muntah-muntah. Kemudian timbul gejala demam, mengigil, berkeringat disertai sakit kepala. Tanda dan gejala ini bervariasi sangat tergantung imunitas dan kondisi fisik penderita dan gejal spesifik daerah setempat.Pasien pucat karena kekurangan darah disertai pembesaran limpa (padat dan keras), ikterus, bagi mereka yang sering terserang malaria (daerah endemik).Pasien kurang tenaga, hingga produktivitas kerja menurun. Gambaran klinis malaria dapat dibagi menjadi 2 kelompok ialah malaria klinis ringan / tanpa komplikasi dan malaria klinis berat / dengan komplikasi.

Malaria ringan / tanpa komplikasi : Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme yang biasanya terdiri dari 3 stadium yang berurutan ialah :

a. Mengigil (15- 60 menit)Terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenic yang menimbulkan mengigil / dingin selama 15-60 menit.

b. Demam (2-6 jam)Setelah penderita mengigil, timbul gejala demam biasanya suhu sekitar 39-40 derajat Celcius, pada penderita hiper parasitemia (>5%), suhu meningkat sampai >40 derajat Celcius, proses demam berlangsung selama 2-6 jam.

c. Berkeringat (2-4 jam)Setelah demam timbul gejala berkeringat yang terjadi akibat gangguan metabolism tubuh, sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat berkeringat sampai seperti orang mandi. Proses ini berjalan 2-4 jam. Biasanya setelah berkeringat penderita merasa sehat kembali. (Sumber WHO 1997, Bruce Chwatt’s).

Agen PenyebabPenyebab penyakit malaria ialah Plasmodium malaria, yang dikenal ada 4 macam, ialah :

a. Plasmodium falciparum (malaria tropika)

13

Page 14: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

b. Plasmodium vivax (malaria tertian)c. Plasmodium malariae (malaria kuartana)d. Plasmodium ovale (malaria ovale)

PenyebaranPenyakit malaria terdapat di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Negara-negara tropis lain dimana nyamuk malaria dapat hidup. Daerah endemik malariadi Indonesia sebagian besar terdapat di luar Jawa-Bali, terutama di Kawasan Timur Idonesia. Di Jawa-Bali kasus malaria masih terdapat pula di focus-fokus tertentu.

Sumber penularan (Reservoir)Sebagai sumber penularan penyakit malaria ialah manusia (pasien) yang mengandung parasit malaria.

Cara penularanCara penularan dari pasien ke orang lain ialah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terkena infeksi.

Masa tunasMasa tunas penyakit malaria ialah 12 hari untuk P.falciparum, 14 hari untuk P.vivax, dan 30 hari untuk P.malariae.

Masa periode penularanPenularan malaria terus terjadi selama daerah pasien ada parasit.

Kekebalan dan kerentananPenyakit malaria dapat menyerang semua orang, semua golongan umur dari bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Menyerang semua golongan ekonomi dari kelompok ekonomi rendah, sedang dan tinggi.

Tata laksana pencegahan khusus malariaPenyakit malaria dapat dicegah dengan memberantas sarang nyamuk, mencegah gigitan nyamuk, mengizinkan rimah disemprot dengan insektisida, dan segera berobat bila sakit malaria.

a. Memberantas sarang nyamuk dengan cara :a) Mengalirkan aliran air tergenangb) Membersihkan semak belukar di sekitar rumahc) Membersihkan dan merawat tambak ikan dan udangd) Merawat dan membersihkan saluran air sawah

14

Page 15: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

e) Melestarikan hutan bakau di rawa-rawa sepanjang pantaif) Menanam padi secara serentak dan diselingi palawijag) Melipat baju dan kainyang bergantunganh) Memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, guppy,dll).

b. Mencegah gigitan nyamuk dengan cara :a) Memasang kawat kasa pada pintu, jendela, dan lubang anginb) Tidur menggunakan kelambuc) Berada di dalam rumah pada malam harid) Pakailah obat nyamuk

c. Bila akan bepergian ke wilyah endemik malaria :Dua minggu sebelum berangkat minum klorokuin basa 300 mg single dose, seminggu sebelum berangkat minum klorokuin basa 300 mg single dose. Di tempat endemik minimum 300 mg klorokuin basa single dose / minguu, setelah kembali diteruskan sampai 4 minggu setelah kembali pulang.

Dosis klorokuin untuk propfilaksis menurut umur:a. 0 – 11 bulan : ¼ tabletb. 1 – 4 tahun : ½ tabletc. 5 – 9 tahun : 1 tabletd. 10 – 14 tahun : 1½ tablete. > 15 tahun : 2 tablet

Tata laksana penderita, kontak, dan lingkunganTata laksana malaria ringan / tanpa komplikasi :

a. Anamnesis :a) Keluhan utama adanya : demam, mengigil, berkeringat, dapat disertai sakit

kepala, mual dan / muntah, atau disertai gejala khas daerah seperti diare pada balita dan nyeri otot / pegel-pegel pada orang dewasa.

b) Riwayat berpergian ke daerah malariac) Riwayat tinggal di daerah malariad) Pernah menderita malaria (untuk mengetahui imunitas)e) Riwayat pernah mendapat pengobatan malaria (untuk mengetahui pernah

mendapat obat pencegahan atau pengobatan teraptik).b. Pemeriksaan fisik :a) Suhu > 38 derajat Celciusb) Adanya pembesaran limpa (splenomegali)c) Pembesaran hati (hepatomegali)d) Anemia

c. Pemeriksaan laboratorium :

15

Page 16: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Pemeriksaan sediaan darah tebal (SD), untuk mengetahui parasit malaria aseksual dan mengetahui kepadatan parasit. Kepadatan parasit sediaan darah dinyatakan dalam :

(+) : SD Negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LP)

(++) : SD Positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LP)

(+++) : SD Positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LP)

(++++) : SD Positif 3 (ditemukan 1-19 parasit dalam 1 LP)

(+++++) : SD Positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LP)

d. Pengobatan malaria ringan / tanpa komplikasi :Jenis obat

Nama Obat Dosis / hari Sediaan / Kemasan

Klorokuin Untuk 3 hari = 25 mg/kgBB Tablet 250 mg berisi 150 mg

Hari 1 dan 2 : 10mg/kgBB klorokuin basa

Hari 3 : 5mg/kgBB Injeksi berisi 100 mg basa/ml

(1 ampul = 1 ml)

Kina Oral :30 mg/kgBB dibagi dalam 3xTablet berisi 200 mg kina basa dan

pemberian Injeksi berisi 250 mg kina

Parenteral : 10mg/kgBB/8jam(im/iv)

dihidrolHCL/ml, (ampul berisi 2ml)

Sulfadoksin + Primetanin Sulfadoksin = 25 mg/kgBB Tablet Sulfadoksin 500 mg dan

(SP) Primetamin = 1,25 mg/kgBB Primetamin 25 mg

Primakuin 0,75 mg/kgBB (2-3 tablet) Tablet berisi 15 mg basa

0,25 mg/kgBB (1 tablet)

Keterangan :

1. Klorokuin dan primakuin dan SP diberikan dalam dosis tunggal/per hari pada jam yang sama2. Klorokuin tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong3. Primakuin dan SP tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan bayi umur < 1 tahun4. Selain minum obat, pada penderita juga diterangkan efek samping obat (telinga berdenging, tuli,

pusing, mual, dan diminta dating kembali 3 hari setelah pengobatan)5. Dosis lethal, klorokuin >30 mg/kgBB/hari, primakuin >4 gram/kgBB/hari6. Dosis toksis, klorokuin = 25-30 mg/kgBB/hari, primakuin 1-4 gram/kgBB/hari

16

Page 17: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

7. Kina diberikan 3 kali sehari (bukan dosis tunggal)

Jenis dan Dosis Pengobatan

Pengobatan malaria klinisDiberikan pada penderita malaria klinis tanpa laboratorium

Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11 bl

1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

1 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4*

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3*

2 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4*

3 Klorokuin ¼ ½ 1 1½ 2

*Klorokuin 4 tablet, Primakuin3 tablet, diberikan bila berat badan penderita > 50 kgBila dalam waktu 2 – 3 hari penderita masih demam, maka Klorokuin diganti dengan Kina selama 7 hari dan Primakuin 1 hari.

Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11 bl 1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

1 Kina # 3 x ¼3 x ½

3 x 1 3 x 2

Primakuin - ¾1 ½ 2 2-3

2 Kina # 3 x ¼3 x ½

3 x 1 3 x 2

#Kina diberikan pada bayi < 1 tahun dengan dosis 10mg/umur dalam bulan per hari selam 7 hari.Misalanya : bayi umur 6 bula, dosis obat =6 x 10 mg =60 mg. Dosis obat =3 x 20 mg/hari selama 7 hari.

Pengobatan radikalPengobatan radikal diberikan kepada penderita positif malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

17

Page 18: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

(i) Malaria FalciparumBila dapat pemeriksaan laboratorium sediaan darah ditemukan plasmodium falciparum, maka dosis dan lama pemberian obat Klorokuin menurut umur sbb :

Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11 bl

1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

1 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4*

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3*

2 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4*

3 Klorokuin ¼ ½ 1 1½ 2

*Klorokuin 4 tablet, Pramakuin 3 tablet, diberikan bila berat badan penderita > 50 kg.Bila pada hari ke 3 penderita dating kembali, perlu diperiksa SD dan bila jumlah parasit sama atau meningkat, diberikan pengobatan alternative dengan SP.

Pengobatan Malaria Falciparum dengan SP dosis tunggal (SP) ditambah Pramakuin 1 hari (P) dosis menurut kelompok umur :

Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11 bl

1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

SP - ¾ 1½ 2 3

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3*

Bila pada hari ke3 penderita datang kembali, perlu diberikan SD dan bila jumlah parasit sama atau meningkat, diberikan pengobatan alternative dengan SP.

Pengobatan Malaria Falciparum dengan SP dosis tunggal (SP) ditambah Primakuin 1 hari (p) dosis menurut kelompok umur :

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

18

Page 19: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Dosis Tanggal

0-11 bl

1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

SP - ¾ 1½ 2 3

Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3*

Bila penderita datang dengan disertai gejala malaria berat / dengan komplikasi, maka penderita harus dirawat dan ditanggulangi secara malaria berta.Bila jumlah parasit menurun dan penderita masih timbul gejala klinis, maka diberikan obat simtomatisdan penderita diminte datang lagi pada hari ke 7 untuk diperiksa SD. Bila hasilnya masih positif, diberikan obat alternative SP;bila negative tetapi masih ada gejala klinis maka diberikan obat simtomatik.Bila masih positif, maka diberikan kina 7 hari + Primakuin 1 hari.

(ii) Malaria Tertianan (vivax) / ovaleDengan Klorokuin 3 hari dan Primakuin 5 hari, dosis sesuai kelompok umur :

Hari

Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11 bl

1-4 th

5-9 th

10-14 th

> 15th

1 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

2 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

3 Klorokuin - ½ 1 1½ 2

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

4 s/d 5 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

Bila 2 – 3 hari setelah menyelesaikan pengobatan dengan Klorokuin 3 hari ditambah Primakuin 5 hari, penderita masih panas atau menderita sakit, maka pengobatan dilanjutkan dengan pemberian Klorokuin 3 hari ditambah Primakuin 14 hari.

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tanggal

0-11

1-4

5-9

10-14

>

19

Page 20: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

bl th th th 15th

1 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

2 Klorokuin ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

3 Klorokuin ¼ ½ 1 1½ 2

Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

4 s/d 5 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

(iii) Malaria Berat / dengan komplikasiDitemukan Plasmodium falciparum dalam bentuk aseksual pada pemeriksaan darah tepi disertai salah satu gejala dibawah ini :

- Malaria serebal. Dapat terjadi koma yang dalam, koma dapat kembali ormal dalam waktu yang sangat singkat. Penurunan kesadaran dapat pula oleh hipoglikemia, gangguan elektrolit, dan hiperleukimia.

- Anemia berat dengan Hb < 5% dan hematokrit <15% pada kepadatan parasit 10.000/mikro liter. Bila anemianya hipokrom dan mikrositik, harus dikesampingkan anemia defisiensi besi dan Talasemia.

- Produksi urin < 400cc/24jam pada orang dewasa atau 12ml/kgbb/24jam pada anak-anak setelah dehidrasi dan kreatinin > 3g%.

- Edema paru, dapat terjadi akibat oder hidraso atau ARDS.- Hipoglikemia (gula darah <40mg%)- Gagal sirkulasi (syok), ialah hipotensi dengan tekanan darah sistolik < 50 mmHg pada

anak atau < 70 mmHg pada orang dewasa, disertai keringat dingin, nadi kecil dan cepat.

- Perdarahan spontan pada gusi, hidung dan saluran gastro intestinal disertai dengan atau kelainan laboratorium dan adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

- Kejang-kejang berulang lebih dari 2x dalam waktu 24 jam.- Asidosis, pH darah < 7.25 atau plasma bikarbonat < 15mmol/liter.- Makroskopis hemoglobinuria.- Beberapa gejala yang juga termasuk malaria berat menurut presentaso darah ialah:

Penurunan kesadaran lebih ringan dari koma. Kelemahan yang sangat seperti tidak bisa duduk atau berjalan tanpa kelainan

neurologik. Hiperpasitemia (>5%)

20

Page 21: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Hiperbilirubinemia (bilirubin > 3%) Hipertermia dengan suhu >40% derajat Celcius

Penatalaksanaan Malaria Berat:

- Anamnesisi Adanya gejala malaria ringan disertai dengan gejala malaria berat/dengan

komplikasi ialah: Mulainya gangguan kesadaran dan beberapa lama gangguan

kesadaran(>30menit bermakna) Kejang beberapa kali Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran Mata kuning dan tubuh kuning Adanya perdarahan hidung, gusi, atau saluran pencernaan. Jumlah urine berkurang(oliguria) Muntah terus menerus Makan dan minum penderita Warna urine seperti teh tua Kelemahan umum ( tidak bisa duduk/berdiri) Nafas cepat/sesak nafas.

Riwayat berpergian/ tinggal di daerah endemik malaria Riwayat pernah mendapat pengobatan malaria Riwayat pernah menderita malaria.

Pemeriksaan fisik

Suhu badan > 40 derajat Celsius Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan < 50 mmHg pada anak-

anak. Nadi cepat dan lemah/kecil Frekuensi nafas > 35x/menit pada orang dewasa atau > 40x/menit pada balita atau >

50x/menit pada umur < 1 tahun.

Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas berkurang, lidah kering, produksi urine berkurang)

Tanda-tanda anemia berat ( konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat, dan lain-lain)

Pembesaran limpa dan atau hepar. Adanya ronkhi pada kedua paru. Penurunan derajat kesadaran ( dengan Glasgow Coma Scale) Gagal ginjal, ditandai dengan oliguria sampai anuria) Terlihat mata kuning Tanda-tanda perdarahan di kulit (ptekiae, purpura, hematom)

21

Page 22: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi, fisiologik)

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan parasit aseksual dan menghitung jumlah parasit aseksual. Bila SD negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 kali

Pemeriksaan darah untuk Hb, lekosit, dan hitung jumlah lekosit, trombosit, dan hematokrit.

Pemeriksaan urine untuk berat jenis dan urinalisis urine.

Diagnostik banding:

Radang otak Stroke (gangguan cerebro vaskuler) Hepatitis Leptospirosis Tifoid encephalitis Sepsis gagal Gagal ginjal

Tindakan umum

Persiapan penderita berat malaria berat untuk dirujuk ke rumah sakit Perbaiki keadaan umum penderita ( beri cairan dan perawatan umum) Ukur suhu, nadi, nafas, tekanan darah setiap 30 menit. Jaga jalan nafas dan mulut untuk menghindari terjadinya asfiksia bila diperlukan beri

oksigen (O2) Lakukan pemeriksaan SD tebal Bila hipotensi, tidurkan dalam posisi Tredelenburg dan awasi tensi terus menerus,

warna kulit dan suhu laporkan ke dokter segera Kasus dirujuk ke rumah sakit bila kondisi memburuk.

Pemberian obat anti malaria

Sebelum penderita dirujuk ke rumah sakit dilakukan pengobatan sbb:

Kina HCL ( 1ampul berisi 500mg/2cc)

Satu ampul kina dilarutkan dalam 500ml dekstrose 5% diberikan selama 8jam diulang dengan cairan yang sama setiap 8jam. Dosis untuk anak-anak Kina HCl 10mg/kgbb ( 1 ampul kina HCl berisi 500mg/2cc) dalam 5-10 ml/kgbb dekstran 5% selama 8jam dan diulang 8jam

22

Page 23: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

berikutnya. Jika penderita sudah sadar dan dapat minum obat, maka kina diberikan per oral dengan dosis 10mg/kgbb setiap pemberian(3x sehari)

Bila tidak dapat dilakukan infus, kina HCl dapat diberikan secara intra muskuler tiap 8jam pada dosis yang sama dengan infus.

Tindakan terhadap komplikasi organ

Malaria serebral

Gangguan kesadaran pada malaria cerebral disebabkan gangguan metabolisme di otak. Pada malaria serebral dapat terjadi kejang secara berulang-ulang.Tindakan terhadap kejang ialah pemberian Phenobarbital(luminal) 100mg i.m. 1kali, Diazepam 10-20mg i.m./i.v.

Hipoglikemia (gula darah < 40mg %)

Sering terjadi pada pemberian kina (setelah 3jam), hiperparasitemia malaria berat pada kehamilan hiperparasitemia dan malaria berat pada gangguan fungsi hati. Tindakan : Bolus dekstrosa 50-100cc glukosa 40% ( 1ml/kgbb) i.v., kemudian glukosa 10% per infus.

Monitor kadar gula darah setiap 4-6 jam karena mungkin timbul lagi hipoglikemia.

Syok(Algid malaria)

Bila syok terjadi pada malaria berat (malaria algid) penderita segera dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Gagal ginjal

Paling sering terjadi gagal ginjal ekstra renal. Bila ada tanda gagal ginjal pada malaria berat, segera rujuk ke rumah sakit terdekat.

Perdarahan

Biasanya terjadi akibat thrombositopenia berat ditandai manifestasi perdarahan pada kulit berupa ptekiae, purpura, hematom, atau perdarahan pada hidung, gusi, dan saluran pencernaan. Tindakan: berikan vitamin K 10mg intravena, lalu dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Edema paru:

Edema paru pada malaria terjadi bukan karena gangguan fungsi jantung, tetapi karena: overdehidrasi atau karena ARDS ( Adult Respiratory Distress Syndrome), maka bila ada tanda edema paru, penderita segera dirujuk, sebelum dirujuk lakukan tindakan berikut:

Akibat over hidrosis:

23

Page 24: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Pembatasan pemberian cairan Pemberian furosemid 40mg i.v. bila perlu diulang 1jam lagi. Monitoring produksi urine.

Akibat ARDS : pemberian oksigen

Ikterus

Manifestasi ikterus pada malaria berat sering dijumpai di Asia dan di Indonesia, yang mempunyai prognosis jelek.

Tindakan: Penderita segera dirujuk, bila ditemukan adanya tanda perdarahan diberi vitamin K 10mg i.v.

Anemia

Anemia berat (Hb <5mg %) memberatkan oksigenisasi otak dan jantung terlebih pada keadaan hiperparasitemia. Bila ada tanda anemia berat, penderita segera dirujuk.

Asidosis

Terjadi pada tahap akhir pada malaria berat yang ditandai dengan peningkatan respirasi (cepat dan dalam), penurunan pH darah, dan penurunan bikarbonat. Tindakan: penderita segera dirujuk, sebelumnya dilakukan pemberian larutan bikarbonas.

Alir Penatalaksaan Kasus Malaria Berat / Dengan Komplikasi di Puskesmas

24

Kasus Malaria Berat/ Dengan Komplikasi

Dengan komplikasi

Kejang-kejangHipoglikemiaSyokGagal ginjalPerdarahanEdema paruIkterikAnemiaKoma

Pengobatan malaria

Quiline injeksi 10mg/kgbb dalam infus D-55% atau Kina injeksi im selama 8jam

Kesadaran

Sadar dan dapat makan dan minum

Tidak sadar atau tidak dapat makan dan minum

Page 25: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Alir Pengobatan Malaria di Puskesmas

25

Lihat penatalaksanaan komplikasi pada kasus malaria berat

Tablet quiline 10mg/kgbb sampai hari ke 7

Malaria klinis berat/komplikasi

1.Gangguan kesadaran2.Panas tinggi (>40)3.Kejang umum berulang4.Dehidrasi ringan/berat5.muntah terus menerus6. anemia berat7. ikterik8. sesak nafasFrek>35/menit dewasaFrek>40/menit anak10. Hematuria11.Oliguria12. Asidosis13. Malaria dengan syok

Malaria klinis ringan tanpa komplikasi

Gejala umum:1. Demam2. Menggigil3. Berkeringat

Sering diikuti:4. Mual-muntah5. Sakit kepala

Gejala spesifik daerah:6. Nyeri pada otot7. Diare

Riwayat penderita:8. 1-2 minggu ke daerah

malaria

Ada dokter Tidak ada dokter

Kina perinfus (10mg/kgbb per 8jam)

Kina i.m. (10mg/kgbb per 8jam)

Klo + P1 Kn7 + P1

Pem SD

Falcifarum Vivax/ovale

SP1 + P1 Klo + P5

Page 26: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Keterangan gambar:

1. Klo=Klorokuin, P=Primakuin

2. Pem SD=Pemeriksaan Sediaan Darah tebal

3. Bila 2-3 hari tidak sembuh dari pengobatan awal diberikan pengobatan lanjutan/alternatif

4. Klorokuin tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong

5. Primakuin dan SP tidak boleh diberikan pada bayi < 1tahun dan bumil.

6. Bila ada salah satu dari gejala malaria berat/komplikasi di atas, harus dirujuk

7. SP1 + P1 diberikan pada penderita malaria klinis apabila tablet kina tidak tersedia.

Tatalaksana pada waktu KLB Malaria

Bila ada KLB malaria tindakan yang dilakukan ialah sbb:

a. Pengobatan masal (Mass Drug Administrian = MDA) dengan pengobatan klorokuin selama 3hari dan primakuin dosis tunggal.

b. Penyemprotan rumah dengan insektisida dengan cakupan rumah yang disemprot >90%

c. Pengobatan penderita malaria klinis dengan pemberian klorokuin selama 3 hari dilaksanakan 2minggu setelah MDA dan diulang setiap 2minggu sampai penyemprotan selesai.

d. Meniadakan tempat-tempat perindukan nyamuk (breeding places)

e. Penyuluhan kesehatan masyarakat

f. Meningkatkan kualitas penemuan penderita dengan Sistem Kewaspadaan Dini(SKD)

Tindakan Internasional

a. Semua alat angkut darat, laut, dan udara bebas nyamuk.

26

Kn7 + P1 Klo + P5

Rujuk ke RS/Pukesmas Perawatan

Page 27: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

b. Termasuk disease under surveillence by WHO

1.4 Filaria

Pengenalan

Gejala dini Filaria ditandai dengan gejala akut seperti demam yang berulang, limfangitis, limfadenitis yang dapat berlanjut menjadi abses, limfadema, hidrokele, dan gejala kronis seperti elefentiasis pada ekstrimitas atas dan bawah, skrotum dan vulv, payudara pada wanita. Pasien menjadi kurang tenag, sehingga produktivitas kerja menurun sampai menjadi cacat.

Agen Penyebab

Penyebab penyakit Filaria di Indonesia ada 3 macam ialah:

Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, dan ketiganya termasuk golongan nematoda. Cacing-cacing filaria ini ditularkan oleh nyamuk vektor dari golongan Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes, dan Armigeres yang jumlahnya ada 23jenis.

Penyebaran

Penyakit Filaria terdapat di negara beriklim tropik dan sub tropik seperti Amerika Latin, Afrika, Asia dan Kepulauan Pasific. Penyakit ini banyak terdapat baik di perkitaan maupun di pedesaan, terutama yang sanitasinya kurang baik sehingga memungkinkan nyamuk berkembang biak. Penyakit Filaria menyebabkan kelemahan tenaga kerja dan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja.

Sumber penularan(Reservoir)

Sebagai sumber penularan penyakit Filaria ialah manusia (pasien)yang dalam darahnya mikrofilaria. Di Malaysia, Kalimantan, dan Sumatera bertindak selaku sumber penularan selain pasien ialah kucing dan kera/primata.

Cara Penularan

Cara penularan dari pasien ke orang lain ialah melalui gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva infektif.

Masa Tunas

Masa tunas penyakit Filaria dimulai dengan reaksi alergi sekitar sebulan setelah terjadinya infeksinya. Untuk B. malayi mikfofilaria baru ada di dalam darah setelah 2-3 bulan, sedangkan untuk W. bancrofti setelah 8-12 bulan sejak infeksi terjadi.

Masa Penularan

27

Page 28: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Penularan Filaria terus terjadi selama 5 tahun atau lebih lama. Masa tunas ekstrinsik pada nyamuk berlangsung selama 10 hari.

Kekebalan dan kerentanan

Penyakit Filaria dapat menyerang semua orang, semua golongan umur dari bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Di suatu daerah endemik tidak semua orang terkena infeksi menjadi sakit. Pendatang baru ke daerah endemik (misalnya transmigran) akan lebih banyak terinfeksi dengan gejala lebih berat, sedangkan pada pemeriksaan darah lebih sedikit mengandung mikrofilaria.

Infeksi berulang menyebabkan manifestasi penyakit berat seperti sampai terjadinya elefantiasis.

Tatalaksana kasus Filaria

Pencegahan

1. Pemberantasa sarang nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kas nyamuk, tidur menggunakan kelambu, menggunakan repelen, mengizinkan rumah disemprot dengan insektisida residual.

2. Penyuluhan tentang cara penularan penyakit dan cara memberantas nyamuk.

3. Perbaikan perumahan dan sanitasi lingkungan.

Tatalaksana pasien, kontak, dan lingkungan

Pasien Filariasis dicegah jangan sampai digigit nyamuk, karena nyamuk ini akan menularkan pada orang lain. Pasien diobati dengan Dietilkarbamazin(DEC). Orang yang kontak tidak perlu dilakukan, kecuali bila orang ini di gigit nyamuk. Diadakan penyuluhan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan.

Tatakaksana waktu KLB Filatria

1. Penyuluhan kesehatan.

2. Pemberantasan vektor

3. Pengobatan massal dengan Dietilkarbamazin citrat(DEC).

Tindakan internasional

Tidak ada tindakan internasional yang khusus.

28

Page 29: PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

29