9th Issue

84
1 AGUSTUS/SEPTEMBER 2010 DKI JAKARTA RP 27,500.- (LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-) SOCIAL BREW SARJANA OH SARJANA SANG PELAUT YANG HILANG DI DARATAN PERSON OF THE MONTH ARTWORK BUNCH H. BAYU AJI “KOMA” ANGGUN PRIAMBODO ONE ZHAN DEWA KETUT RAI YAVIZ BASALAMAH DOMESTIC EXCHANGE CARITA, KRAKATAU IN MY CLOSET SAYKOJI

description

Ras Muhamad

Transcript of 9th Issue

Page 1: 9th Issue

1

AGUSTUS/SEPTEMBER 2010DKI JAKARTA RP 27,500.-

(LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-)

SOCIAL BREW

SARJANA OH SARJANA

SANG PELAUT YANG HILANG DI

DARATAN

PERSON OF THE MONTH

ARTWORK BUNCH H. BAYU AJI

“KOMA” ANGGUN PRIAMBODO

ONE ZHAN DEWA KETUT RAI

YAVIZ BASALAMAH

DOMESTIC EXCHANGE

CARITA, KRAKATAU

IN MY CLOSET

SAYKOJI

Page 2: 9th Issue

2 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 3: 9th Issue

3

Page 4: 9th Issue

4 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

content

Page 5: 9th Issue

5

contributor

Rudy berani terjun menjadi fotografer profesional sejak lima tahun yang lalu. Dunia fotografi bu-kan hal baru dalam hidupnya, sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama Rudy sudah tertarik lalu berlanjut ketika kuliah ia baru memberanikan diri untuk memegang kamera dan mempelajari lebih dalam. Sederet nama seperti Juergen Teller, Patrick Demarchelier dan Mario Testino menjadi inspiratornya dalam berkarya. Kemahirannya di dunia fotografi bisa anda lihat pada rubrik ‘foto concept’ Far edisi ini yang terlihat sangat elegan. Selain menjadi fotografer Rudy sempat menjadi scriptwriter untuk suatu acara Televisi dan pernah menjadi graphic designer di sebuah Production House di Jakarta.

Keseharian wanita cantik ini sibuk bekerja di Zimmerman sebuah perusahaan fashion design, Australia. Nia memang memiliki minat yang besar mengenai berbagai hal yang berkaitan den-gan seni dan desain. Saat ini dia juga sedang mengambil study di Tafe jurusan fashion desain. Wanita yang kini tinggal di Sydney ini juga sedang menjadi freelancer sebagai fashion stylish. Untuk itu pada edisi kali ini FAR Magazine mempercayakan Nia untuk menggarap rubrik beauty shoot kali ini bersama empat temannya.

Berawal dari hobinya yang senang fotografi dan traveling, seorang Michael Novrianus berkarya di bidang pemotretan. Teknik-teknik fotografi pun ia dapatkan secara otodidak. Kali ini Sarjana Desain Grafis Universitas Tarumanegara tersebut bekerja sama dengan tim FAR Magazine dalam karya-karya fotografinya berjudul “Survivor”. Melalui karyanya itu, ia ingin menunjukkan passion-nya sebagai seorang fotografer muda. Bagi pembaca yang ingin berkoreponden, dapat dialamat-kan ke Taman Aries Blok E 21, No. 10, Jakarta Barat.

Noor Eva adalah seorang lulusan D3 Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), angkatan 1994. Dalam karyanya berjudul “Wonder Land” fotografer wanita yang berdomisili di Semarang ini ingin memperkenalkan sisi indah dari sebuah kepulauan bernama Indonesia. Dengan teknik penca-hayaan yang apik, hasil karya pun tampak colorfull, dengan nuansa fresh. Bidikannya kali ini ada-lah lingkungan alam di sekitar pedesaan, yang sebenarnya tampak biasa saja jika kita lihat sehari-hari , namun menjadi indah ketika seorang Noor Eva mengabadikan dalam kameranya.

Rudy Wicaksono

Nia Inggita Ragilputri and friends

Michael Novrianus

Noor Eva

Page 6: 9th Issue

6 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 7: 9th Issue

7

editor’s note

Page 8: 9th Issue

8 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 9: 9th Issue

9

rant

Kirimkan dokumentasi kamu tentang sesuatu yang unik dan memiliki nilai art. Kami tidak mem-batasi jenis kamera apapun. Kirimkan ke email [email protected] dengan SUBJECT : RANT. Cantumkan nama, lokasi, dan Judul dari hasil dokumentasi kamu.

RAHMAT NUGROHO (Noeg’rr) 081804275078 noegrr.multiply.com “GONE” SURABAYA

BHIMO BHIRAWA PUTRA “UNTITLED” BANDUNG

Page 10: 9th Issue

10 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

RAS MUHAMAD

person of the month

Ketika mendengar musik reggae mungkin yang terbesit adalah musik santai dengan penyanyi berambut gimbal yang dilengkapi gaya hidup “urakan”. Tapi pandangan anda akan sirna saat berbincang dengan pria

bernama lengkap Muhamad Egar alias Ras Muhamad. Di siang menuju sore perbincangan kami dimulai, Ras yang saat itu datang sendiri tanpa banyak basa-basi dengan sangat ramah ia mencoba berbagi mengenai jiwa reggae secara mendalam.

REBEL MUSICMusik reggae merupakan musik yang pertama kali muncul di Jamaika sekitar tahun 1960.Dan masa keemasan musik reggae ada sekitar tahun 1970-1980, menurut Ras masa yang istimewa dari musik reggae adalah pada masa sekitar tahun 1977 dimana saat ini menjadi pergerakan nasionalisme dan afrosentrisme terhadap kaum kulit hitam sangat tinggi terutama di daerah Jamaika. Dan revolusi hadir yang berimbas pada perkembangan musik reggae itu sendiri.

Musik reggae sendiri bisa dibilang sebagai ‘musik kenyataan’. Dimana musik ini memiliki alunan yang ringan tapi dengan lirik-lirik berisi soal kenyataan hidup yang dialami masyarakat. Permasalahan sosial

seperti kemiskinan, kelaparan, ketidakadilan menjadi tema besar dari reggae. Melalui musik reggae membahasakan kritikan dan meneriakkan kebenaran dengan cara yang ringan tapi berharap bisa melawan permasalahan tersebut dan maju dengan kehidupan yang lebih baik. ‘Rebel music’ musik yang berisikan pemberontakan atas kezaliman yang disalurkan secara positif ke dalam bait-bait lagu yang juga dibawakan oleh Ras Muhamad.

DUTA REGGAE INDONESIARas Muhamad hadir sebagai Duta Reggae Indonesia, ia mengakui pengangkatan atas dirinya tidak pernah melalui pelantikan khusus. “Saya tidak pernah dilantik secara resmi sebagai Duta Reggae Indonesia, tapi sebagai duta saya melihat pergerakan dengan misi sosial dan menyuarakan luka yang dirasakan oleh masyarakat menjadi tugas inti dari saya”, jelasnya. Kalau kita mau sedikit lebih mengerti menjadi duta bukan hanya sekedar jabatan semata. Tapi lebih dari itu visi dan misi yang ada harus dijalankan dan punya andil untuk mengajak orang lain untuk ikut berpartisipasi. Mungkin kira-kira ini yang menjadi salah satu tugas dari Ras Muhamad sebagai Duta Reggae Indonesia diusianya yang baru menginjak 28 tahun. Ras pun menjelaskan bahwa siapa pun itu selama dia mencintai reggae dan mau membawa musik reggae untuk lebih maju dan berkembang serta mau menjaga citra baik musik reggae itu sendiri bisa disebut sebagai duta reggae bukan hanya dirinya. Sehingga dengan adanya langkah dari Ras Muhamad akan hadir jejak-jejak baru yang memiliki tujuan yang sama untuk menjaga esensi dari musik reggae itu sendiri.

Selain misi sosial yang ia bawa, Ras juga mau meluruskan image dari musik reggae itu sendiri. Karena untuk saat ini kebanyakan masyarakat masih belum memahami secara mendalam apa itu musik reggae. “Ketika masuk di Indonesia reggae baru dilihat sebatas kulitnya saja belum sampai ke dalam, dan reggae hanya dilihat sebatas sebuah genre musik saja tidak lebih”, ungkap pria yang gemar menyantap makanan gudeg ini. Dengan pengetahuan yang setengah-setengah dari sebagian pecinta reggae berimbas kepada pro dan kontra yang harus dirasakan oleh Ras atas pengangkatan dirinya sebagai Duta Reggae Indonesia. Mereka yang kontra, karena menganggap Ras telah mengubah warna reggae yang dibawa oleh Bob Marley sang legenda reggae. “Memang tidak dipungkiri Bob Marley punya andil yang sangat besar dalam musik reggae. Hanya saja perjuangan Bob Marley setelah wafat di tahun 1981 telah diteruskan dan tentunya waktu mengubah dan memberikan perkembangan pada aliran dari reggae itu sendiri”, ujar Ras.

NEXT CHAPTER‘Soul’ dari sebuah karya khususnya lagu adalah kejujuran mengenai rasa yang kita rasakan itu termasuk berbagai emosi yang ada seperti senang, sedih, kecewa dan sebagainya. Ras Muhamad memang selalu ingin menyuarakan dan mengkritik apa yang ia tahu dan rasakan. Untuk itu pada album terbarunya ia akan membawa anda untuk lebih tahu mengenai akar dari musik reggae. “Conscious Roots Reggae” sebuah gerakan baru yang ada di album

Hadir untuk menyuarakan keadilan dan kedamaian dunia melalui Reggae

Page 11: 9th Issue

11

MUHAMAD

‘Next Chapter’ yang melihat sebuah warna reggae lebih revolusioner dan progresif. Album yang berisi 17 lagu ini yang ingin membawa para pecinta reggae untuk mengejar keterbelakangan, mendorong dan mengubah reggae menjadi sebuah pergerakan khususnya di Indonesia. “Equal Right & Justice” (Hak dan Keadilan setara bagi semua) yang diteriakkan oleh sang Reggae Revolusioner Alm. Peter Tosh yang membawa Ras Muhamad bersemangat untuk membuat albumnya yang ketiga ini.

Saat bertemu pertama kali dengan Ras Muhamad, dia memberikan cd terbarunya “Next Chapter” untuk saya. Keesokan harinya ketika ada waktu senggang saya coba untuk mendengarkan cd tersebut. ‘Bergoyang dan relaks’ ini jadi reaksi pertama yang keluar setelah saya mendengarkan beberapa lagu. Tapi ujung-ujungnya saya cukup banyak berfikir setelah menelaah setiap lirik yang ada di 17 lagu tersebut. Karena walaupun musik yang disuguhkan terdengar santai dan bikin saya semangat tapi ketika hadir lirik “Crisis, Crisis/ The world is in crisis/No love to be found, there’s so much blood shed over the town/The youth can’t get no food to eat/The youth can’t get no place to sleep/Do you really care?Do you ever share?”, sampai di telinga, lantas saya dibuat berfikir dan mengingatkan kepada saya masalah ini memang benar adanya. Kemudian saya juga jadi bertanya kepada diri sendiri apa saya sudah punya andil untuk membantu walaupun sedikit? Ini lirik yang terdapat di lagu yang berjudul ‘Crisis’.

Lalu lagu terus berdendang, hampir tidak pernah saya jenuh mendengarnya. Justru semakin penasaran kira-kira kritik apalagi yang ada di lagu selanjutnya. Lalu di track ke tujuh saya mendengar lagu berjudul “The System” untuk yang satu ini jauh lebih kritis walaupun alunan musiknya tetap membuat saya bergoyang. “Berlomba untuk menjadi raja/Demi hasrat kekuasaan dan selangit harta/Saling menyalahkan, tunjuk sana-sini/Garis tipis antar demokrasi dan anarki”, ini merupakan sedikit penggalan dari lirik ‘The System’. Sebenarnya lirik-lirik yang dibuat Ras sangat mudah dimengerti dan sangat masuk akal. Baru beberapa saat bisa dibilang ‘saya jatuh cinta’ dengan musik reggae khususnya lagu-lagu dari Ras Muhamad.Setiap lagu memang mewakili banyak hal yang Ras rasakan ‘Crisis’, The System’, dan ‘Make Way’ lagu-lagu ini lebih banyak mengkritik soal permasalahan sosial dan politik, Ras mengajak agar generasi muda tidak terjebak dalam modus politik yang kotor.

Kemudian lagu yang membahas mengenai akar dari sebuah kekerasan salah satunya berasal dari kemiskinan dan pendidikan yang dapat membentuk moral, mengenai hal ini terdapat di lagu yang berjudul ‘Wicked Again’ yang dibawakannya bersama Admiral P.Lalu di lagu ‘Dem a Sponsor’ dan ‘only JAH Know’ yang menyerukan bahwa perang dalam bentuk apapun pasti akan berimbas merugikan manusia. Selain itu Ras yang mengaku mencinta Indonesia 100%, juga turut mempersembahkan lagu untuk Indonesia berjudul ‘45’ yang berkolaborasi dengan delapan artis reggae Indonesia yang menyuarakan arti nasionalisme untuk dibagikan kepada generasi muda saat ini.

Setelah sebelumnya menyerang dengan kritikan, lanjut ke track sebelas di lagu ini Ras Muhammad berbicara soal cinta. Awalnya saya berfikir yang akan saya dengar dari lagu cinta yang satu ini akan sama dengan lagu-lagu cinta seperti kebanyakan. Biasanya tema pengkhianatan atau cinta mati antara lawan jenis sedang in yang saat ini. Justru sesuatu yang berbeda saya temui pada lagu ‘JAH is Love’,

Ras membahasakan secara tidak sama soal cinta, ia melihat dari berbagai aspek kehidupan. Dimana melalui lagu ini kita digiring untuk memikirkan kembali arti cinta yang lebih dalam. Kondisi industri musik di Indonesia yang dinilai Ras stagnan dan terlalu monoton disuarakan dalam lagu ‘Monster Industri’ dengan mengandeng grup hip-hop Batik Tribe. Di lagu ini membahas mengenai ‘musical juctice’ yang mana Ras bersama Batik Tribe melihat industri musik saat ini cenderung mendewakan uang, meminggirkan artis-artis independent dan mematikan estetika seni itu sendiri.

Banyak permasalahan yang diangkat dalam album ini terutama mengenai ‘Justice’ dan dari segi musik lebih menawarkan irama Dub Reggae dimana Ras dibantu oleh Wizzow dalam mixing dan pengarapan musiknya. ‘Next Chapter’ bergerak dengan “More Love, More Justice, More Music”.

Sensasi’ kata yang saat ini sedang booming di Indonesia. Ketika sebuah sensasi bisa

menaikkan pamor apakah anda beminat untuk melakukan sebuah sensasi?Kalau menurut saya sensasi punya dua sisi yang bisa ditanggapi secara posistif dan negatif. Tapi kalau mau melihat musik reggae itu sendiri sebenarnya bukan sebuah sensasi, reggae adalah sebuah bentuk dari pergerakan yang subkultur di dalam seni budaya. Dan musik reggae merupakan sebuah fenomena. Dan ketika di tahun 2004-2005 reggae sedang booming di Indonesia yang berawal dari Steven and The Coconut Trees yang naik dengan tembang ‘Welcome To My Paradise’. Dan saya sengaja hadir untuk menjaga monentum tersebut. Karena reggae sendiri sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu yang telah menjadi fenomena. Dan saya hadir bukan dengan sensasi hanya saja menjaga momentum agar pondasinya lebih kuat. Bagi saya karir yang naik turun bukan permasalahan yang besar, saya lebih menjaga dan mementingkan agar musik reggae itu sendiri menjadi kuat. Walaupun masyarakat awam tidak melihat reggae sebagai sesuatu yang wah tapi saya akan berjalan terus dengan musik ini. Sensasi selama itu diperlukan tidak ada masalah asalkan masih positif. Saya juga tidak mau mengambil bentuk sensasi yang negatif karena saya juga tidak mau citra dari musik reggae itu sendiri menjadi buruk.

Lalu bagaimana tanggapan anda dengan sensasi negatif yang justru ternyata berhasil untuk

melambungkan nama seseorang ?Sebenarnya itu kembali lagi kepada pandangan dari masyarakat itu sendiri, karena terkadang masyarakat justru lebih ingin mendengar hal yang negatif sementara yang positif tidak terlalu di ekspose. Itu semua kembali kepada mainset kita melihat sesuatu apakah itu bisa memberikan hal positif untuk kita atau tidak. Yang sangat disayangkan terkadang sebagian masyarakat lebih suka menghakimi sebuah permasalahan daripada mengambil hal yang positif dari masalah tersebut.

Inspirasi bisa hadir kapan dan dimana saja. Ketika menemukan inspirasi tersebut apa yang anda

lakukan?Kalau untuk proses mencari atau menemukan sebuah inspirasi memang bisa dimana saja dan waktunya pun tidak terprediksi, tapi saya selalu mengambil inspirasi dari banyak aspek kehidupan yang ada dan terjadi baik yang saya alami, saya lihat dan saya dengar. Terkadang dari percakapan seperti halnya yang saat ini kita lakukan bisa jadi memberikan inspirasi. Banyak hal yang bisa memberikan saya pelajaran soal kehidupan bisa sangat menginspirasi saya.

Page 12: 9th Issue

12 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Bagaimana untuk proses song writing itu sendiri?

Setelah mendapatkan ide biasanya langsung saya buat lirik yang cocok kemudian selanjutnya tinggal mencari melodi yang pas.

Apakah anda selalu membawa notes untuk menulis setiap inspirasi yang datang tiba-tiba?

Sebenarnya saat ini saya sedang dalam tahap belajar menulis syair tanpa proses mengetik ataupun mencatat. Jadi syair itu datang langsung terekam di kepala saat inspirasi itu datang. Berbeda dengan tiga tahun yang lalu biasanya kalau inspirasi itu datang saya bisa mengetiknya dalam di handphone atau terkadang saya rekam di dalam handphone. Tapi sekarang semuanya ada di kepala dan saya ingin membiasakan diri untuk itu. Karena menurut saya ini sebagai sebuah proses melatih diri untuk menulis syair dengan cara yang lebih cepat. Sebenarnya saya terinspirasi dari artis-artis luar, kalau kita melihat di Jamaika sendiri musik reggae sudah menjadi sebuah kultur dan lingkungan sekitarnya yang sangat

mendukung, mereka bernyanyi dimana pun dan kapan pun. Hal ini menjadikan mereka terbiasa secara cepat menciptakan lagu. Ini sangat positif karena menjadikan lebih produktif dalam menghasilkan sebuah karya seni khususnya musik reggae.

Secara kongkrit apa yang bisa mengugah anda untuk bergerak menciptakan karya baru?

Untuk karya saya di album terbaru ‘Next chapter’ lebih besar terinspirasi dan mengangkat tema-tema dari aspek kehidupan sosial-politik. Karena intisari dan esensi dari musik reggae sendiri merupakan ‘musik kenyataan’. Yang menyoroti berbagai macam dimensi kehidupan.

Apakah dalam musik reggae memiliki ritual khusus dalam bermusik ?

Kalau saya ritual sebelum manggung pasti doa bersama..haha, tidak ada yang aneh-aneh. Hal ini agar kita lebih kepada bersyukur karena kita masih diberi kesempatan untuk manggung dan menghibur masyarakat. Dan masih bisa menyampaikan sebuah

pesan bagi siapapun yang menyaksikan pertunjukan dari saya. Dan doa merupakan ritual yang paling penting bagi saya. Selain itu mungkin makan agar staminanya kuat ketika manggung tidak ada ritual aneh lainnya.

Jah’ apa yang bisa anda jelaskan dengan kata itu?Kata ‘Jah’ itu sendiri merupakan kata lain dari Tuhan.

Kata ini juga sebenarnya masih misterius kenapa menjadi ‘Jah’. Ini sebenarnya sebuah kebiasaan yang di pakai di Jamaika mereka sering menyebut ‘Jah bless you’ atau ‘Jah know you’ ini bukan dalam konteks religius tapi lebih kepada spiritual. Dan kata ‘Jah’ merupakan hanya sebuah bentuk penyebutan lain saja. Dalam album Next Chapter saya memiliki lagu yang berjudul ‘Jah is love’. Yang isinya mengenai cinta bukan hanya sekedar hubungan antara lawan jenis pria dan wanita.

Musik reggae sendiri merupakan musik yang menyuarakan sebuah kebebasan

dan pemberontakan dari ketidakadilan. Apakah

ada unsur pengalaman pribadi yang akhirnya menerjunkan anda untuk berontak melalui musik reggae?Sejak kecil saya memang sudah sangat peka ketika melihat ketidakadilan dan kawan-kawan terdekat saya saat itu ada yang hidup dalam kemiskinan. Kemudian saat ini saya sebagai musisi melihatnya bahwa ini merupakan tanggung jawab saya untuk menyampaikan rasa keresahan yang mereka alami. Dan menyampaikan melalui musik reggae dengan pesan bahwa masalah ini ada dan memang harus diperbaiki. Sebagai musisi reggae hal seperti ini tidak bisa saya abaikan karena reggae bukan hanya sekedar sebuah genre musik tapi memiliki misi dan visi yang lebih dalam dari itu. Saya harus bisa membela mereka yang tertindas. Mereka yang tidak bisa makan, tidak punya tempat tinggal, dan penderitaan lainnya yang harus saya bantu dengan berbagai macam pergerakan salah satunya melalui musik reggae.

Menelisik aliran musik reggae secara lebih dalam reggae hadir dengan 4 aliran lalu kenapa anda

memilih ‘dancehall’ sebagai aliran anda?Reggae sendiri memang punya 4 aliran yaitu: roots, dub, lovers rock, dan dancehall. Tapi saya sendiri memilih unsur musik reggae yang tradisional dengan perkembangan musik terkini yang banyak dikombinasikan dengan elemen-elemen digital tapi saat saya baru kembali ke Indonesia saya melihat ada sebuah patokan bahwa musik reggae adalah musiknya Bob Marley (Roots). Memang diakui Bob Marley punya andil yang besar dalam musik reggae tetapi sebenarnya masih banyak legend lain dari musik reggae itu sendiri. Dan sejak wafatnya Bob Marley di tahun 1981 reggae hingga saat ini mengalami banyak perkembangan, salah satunya ‘dancehall’ yang mau saya perkenalkan kepada

masyarakat Indonesia agar lebih berkembang dan terbuka dengan jenis reggae yang lain.

Lalu yang anda tahu era reggae setelah Bob Marley seperti apa?

Muncul Garnett Silk sekitar tahun 1994 dia masuk ke dunia ‘dancehall’ tetapi dengan spirit revival zaman emas dari reggae, lalu diteruskan lagi oleh Sizzla. Sementara aliran lain reggae yaitu ‘lovers rock’ sendiri merupakan antitesa dari aliran ‘roots’ hal ini terjadi karena ada semacam kebosanan dengan isu-isu politik dan revolusi. Dan muncul ‘lovers rock’ dengan lagu-lagu yang romantis. Pulau jamaika kalau ditelusuri lagi sebenarnya memiliki pengaruh musik secara global yang sangat besar. Karena seperti aliran ‘dub’ meng-influence berbagai macam musik yang saat ini banyak digandrungi seperti progresif, techno, rave, house, itu semua datangnya dari ‘dub reggae’. Sayangnya tidak banyak yang mengetahui hal itu.

Bagaimana awal mula anda tertarik dengan musik reggae?

Pada awalnya sebelum pindah ke Amerika sekitar tahun 1993 ketika saya baru duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) saya mendengarkan musik-musik dari berbagai genre seperti: alternatif, metal, rap, hip-hop, (Public Enemy, Niggaz Wit Attitudes). Lalu saat saya pindah ke Amerika, saya sempat mendengarkan lagu yang diputar oleh sepupu saya yaitu lagu reggae dan yang saya ingat artisnya bernama Buju Batton. Kesan pertama saya agak binggung dengan bahasa yang mereka gunakan. Lalu saya baru mulai mengenal musik reggae yang dibawakan Bob Marley saat saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 3. Kebetulan waktu itu pelajaran di kelas sedang membahas soal analisa soal musik dan pengaruhnya terhadap sosial dan Bob Marley dengan musik reggae

menjadi pembahasannya.

Kemudian kapan tepatnya anda memutuskan untuk fokus di musik reggae?

Saya baru fokus di musik reggae sekitar tahun 2002-2003 tepatnya saat saya kuliah. Ketika itu saya banyak bersosialisasi dengan orang-orang Caribbean dan orang Jamaika. Mereka sangat memberikan pengetahuan soal reggae dan mereka juga mendorong saya untuk membuat lagu reggae. Dan akhirnya pada tahun 2005 saya membuat demo album dengan judul ‘Declaration Of Truth’ yang terdiri dari 10 lagu. Dimana liriknya didominasi dengan bahasa inggris. Dari situ saya terus berkarya dan berkembang.

Ketika kembali berkarir di Indonesia apakah ada strategi khusus untuk dapat diterima oleh

penikmat musik?Tentunya saat berkarir di Indonesia lirik lagu yang saya ciptakan berubah memakai Bahasa Indonesia dengan tujuan agar lebih mudah dimengerti dan inti dari pesan yang saya sampaikan bisa langsung sampai secara jelas. Selain bahasa, aliran reggae yang saya bawakan adalah ‘dancehall’ karena jenis ini tidak jauh berbeda dengan genre musik RnB dan hip-hop yang pastinya sudah tidak asing lagi ditelinga sebagian masyarakat.

Bagaimana bila suatu saat lagu reggae anda di aransemen ulang ke genre yang berbeda,

dangdut misalnya?Haha..Tidak ada masalah lagu saya diaransemen ulang ke dalam bentuk genre apapun. Dan bila ternyata lagu saya lebih booming setelah diaransemen ulang juga bukan masalah bagi saya. Tapi yang pasti saya juga akan memilih siapa artis tersebut, tidak mau

THE UNUSUAL RAS Selama 10 tahun kini panjang rambut Ras sudah sedengkul | Anti minuman keras tapi belum bisa lepas dari rokok | Selama 7 tahun terakhir Ras telah menjadi vegetarian | Gemar menulis review mengenai cd lagu yang baru ia beli | Film favorit: L’Haine/Hate yang disutradarai oleh Mathieu Kassivitz | Kumis Ras hanya tumbuh di sebelah bagian saja secara alami | Sangat menghargai fans/penggemarnya | Konser amal untuk daerah Siantar pernah ia ikuti | Penyiar radio swasta yang dalam acara khusus ‘Jamaican Sound’ | Lulusan dari Borough Of Manhattan Community College jurusan Liberal Arts di Amerika Serikat | Ingin berkolaborasi dengan musisi bernama ‘Gentleman’

Page 13: 9th Issue

13

sembarangan. Lalu saya harus tahu latar belakangnya seperti apa dan kalau saya respect dengan karya-karyanya silahkan saja memakai lagu-lagu saya.

Selain Bob Marley, siapa lagi musisi reggae yang menginspirasi anda?

Saya sangat termotivasi oleh musisi bernama Sizzla. Karena dari dia saya belajar untuk lebih produktif. Hingga sampai saat ini dia telah menulis dan menghasilkan 70 album. Kemudian dalam 1 tahun dia bisa merilis 5 album dan dia orang yang sangat out spoken. Sizzla merupakan orang yang memiliki banyak pendapat dan kritik terhadap banyak hal. Sehingga walaupun karyanya banyak tidak bosan untuk mendengarnya. Selalu menghadirkan sesuatu yang baru dan sangat inovatif.

Hidup selama 12 tahun di Amerika hal apa yang bisa anda bawa untuk dibagikan di Indonesia?

Mengenai pandangan terhadap seni yang sangat jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. Kalau di Amerika musisi sangat idealis. Adanya keseimbangan antara musik yang komersil dengan yang indie sehingga bisa berkembang dan maju bersama. Sedangkan di Indonesia semua bentuk musik yang dilempar ke pasar dengan genre yang sama sehingga musik yang memiliki genre yang berbeda terkadang sulit mendapat tempat dan berkembang.

Musik Reggae yang selalu identik dengan Bob Marley bagaimana menurut anda?

Saya memang kurang setuju dan sedikit mengganggu sebenarnya. Karena begitu saya hadir dengan musik reggae yang berbeda dan sebagai Duta Reggae Indonesia banyak penggemar musik reggae yang kontrak dengan musik yang saya bawakan. Karena aliran ‘dancehall’ sendiri terdengar seperti RnB yang berbeda dengan musik yang selama ini mereka dengarkan khususnya musik yang dibawakan Bob Marley. Padahal musik reggae sendiri telah dan selalu mengalami perkembangan setelah era Bob Marley dan seharusnya masyarakat lebih mengetahui perkembangan itu.

Ketika berbicara soal minoritas menurut anda apakah reggae termasuk dalam musik

minoritas?

Reggae memang musik yang sangat segmented apalagi di Indonesia. Saya bisa bilang musik reggae

itu musik yang tersegmentasi didalam segmennya sendiri. Padahal sebenarnya musik reggae itu musik yang mudah dicerna. Dan sebenarnya banyak yang menyukai musik reggae dan cukup banyak komunitas reggae yang ada di Indonesia.

Apakah anda pernah terbesit untuk pindah genre musik?

Haha..Tidak! Saya memang sudah mencintai dunia reggae dan tidak berfikir untuk pindah ke genre musik yang lain, tapi untuk berkolaborasi dengan musisi lain dari genre yang berbeda saya sangat terbuka dan tidak jadi masalah. Beberapa kali saya pernah berkolaborasi dengan musisi yang berbeda genre musiknya dengan saya antara lain: Saykoji, Glen Fredly. Dan planning saya di 2011 akan membuat album kolaborasi dengan kawan saya dari Surabaya namanya Tiger.T yang musiknya akan lebih mudah dicerna dari album saya yang terbaru ‘Next Chapter’.

Bila menyebut kata ‘Legend’ menurut anda apa ?Menurut saya seseorang dikatakan telah menjadi

legenda bila telah berkarya, melakukan sebuah perbuatan dan memiliki ideologi yang kuat. Dan perbuatan tersebut sesuatu yang luar biasa, serta bisa membawa perubahan yang baik untuk orang lain. Dari segi musik yang bisa disebut legend menurut saya banyak diantaranya: Iwan Fals, Bob Marley, dan Sizzla.

Dari Bob Marley saya belajar untuk terus semangat dan profesional dalam berkarir. Selama 5 tahun dalam berjuang melawan sakit kanker yang diidapnya, Bob Marley tetap berkarya. Ia juga pernah manggung dengan peluru yang masih tertancap di dada dan tangannya. Ini sebuah kekuatan yang membuat saya belajar banyak hal. Lalu dari segi politik dan sejarah saya mengagumi pergerakan yang dilakukan oleh Che Guevara dan Bung Karno saya menyukai ideologi, ajaran, strategi, dan semangat mereka.

Dengan gaya/fashion anda saat ini apa yang bisa anda ceritakan?

Dalam kehidupan sehari-hari saya sudah begini mungkin juga terbawa dari dulu ketika tinggal di New York. Kalau menutup kepala ini merupakan segi kebudayaan dari Rastaman di Jamaika yang selalu menutup rambut yang dianggap sebagai mahkota yang berharga. Dan sebenarnya saya mau mewakili musisi reggae lain dengan ‘fashion statement’ kalau musisi reggae tidak selalu kumel dan berantakan. Dengan saya berpakaian rapi semoga bisa menggeser pemikiran itu. Dan bila suatu saat harus bertemu dengan orang-orang penting seperti Presiden atau pejabat negara lainnya saya sudah siap.

Arti keluarga seperti apa untuk anda?Masa kecil saya sangat sederhana karena kami

hidup sederhana, kedua orang tua saya selalu mengajarikan bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita miliki dan jangan pernah ingin berlebihan. Ibunda saya kadang bercerita bahwa masa kecil saya terkadang sulit dalam hal financial. Di mana ibu harus berjuang untuk membeli susu dan sembako.Yang saya ingat di masa kecil adalah saat kedua orang tua saya baru bisa mengkredit rumah. Kami tak memiliki aliran listrik. Kami hanya tergantung dengan lilin-lilin dan lampu petromak, satu kenangan yang saya ingat adalah mesin setrika kami bukanlah mesin tetapi alat setrika yang menggunakan air uap/air mendidih. Kadang saya mengenang pengalaman masa kecilku itu cukup “lucu”. Keluarga terutama orang tua adalah segalanya untuk saya. Karena mereka yang mendukung penuh apa yang saya lakukan. Mereka sangat menghargai apa yang menjadi pilihan hidup saya selama itu halal dan baik. Dan pesan yang selalu saya ingat mereka pernah berkata “Jangan pernah mengeluh karena setiap perjuangan pasti punya rintangan yang sangat besar”. Mereka kekuatan dan cinta buat saya.

Indonesia di mata anda?Saya bersyukur tinggal dan bisa bebas berkarya di

Indonesia. Negara kita terbilang aman tidak seperti di Jamaika yang masih penuh konflik dan gencatan senjata. Dan saya merasa tenang dan nyaman berada di Indonesia.

Pesan anda untuk generasi muda di Indonesia?Berikan dan sumbangkan kepada Tanah Air kita

Indonesia segenap kemampuan kita agar Indonesia bisa bangkit, lebih maju dan berkembang.

Perbincangan di salah satu rumah makan di Taman Ismail Marzuki mengantarkan saya untuk tahu lebih mendalam mengenai musik reggae itu seperti apa. Tidak hanya sebatas mendengar image yang sudah terlanjur melekat pada musik ini. Ras Muhamad sosoknya yang hangat yang sangat concern terhadap permasalahan sosial. Dan ia bukan hanya melihat musik reggae yang sejak lama berdampingan dengannya hanya sebatas sebuah genre tapi lebih dari itu ia masuk hingga ke akar tapi tidak untuk disimpannya sendiri tapi untuk dibagikan ke pecinta reggae lainnya khususnya Indonesia. Mari Bergerak !! (BW) foto: DOK. FAR MAGAZINE.

Page 14: 9th Issue

14 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

artwork bunch

Ia hadir dengan karya wayangnya yang memiliki bentuk dan filosofi berbeda dari biasanya. Bayu telah berkarya sejak tahun 2003, dimulai dengan seni lukis hingga kini namanya besar di dunia internasional berkat karya-karya wayang buatannya. Alumni dari Universitas Negeri Solo, Jawa Tengah ini membawa cerita “Rajakaya” yang ia ciptakan khusus untuk wayang-wayangnya. Rajakaya itu sendiri berarti he-wan ternak berkaki empat yang dianggap sebagai investasi atau patokan kekayaan oleh sebagian besar masyarakat, binatang ‘sapi’ dipilih oleh Bayu sebagai simbol yang dianggap pas untuk menggambarkan manusia itu sendiri. Dimana sapi sebagai hewan yang multifungsi dan selalu dinikmati oleh manusia namun sapi ini sendiri tidak pernah berontak. Ini berkaitan erat dalam mengkritisi sebuah ketidakseimbangan

SDM yang ada di Indonesia. Bayu memang selalu mengambil tema-tema sosial seperti kemiskinan, untuk karya wayangnya. Pada awalnya kertas karton dipilihnya untuk membuat beberapa wayangnya. Na-mun kini ia beralih menggunakan kulit kerbau untuk badan wayang dan tanduk kerbau untuk gapitnya. Dengan melalui tahap penggambaran di awal, ke-mudian pemotongan, perendaman, pengeringan, dan pewarnaan yang memakan waktu 2-3 minggu ini memang bukan sesuatu yang mudah dan mem-butuhkan ketelitan yang khusus. Nama bayu telah menggema baik di dalam maupun luar negeri teru-tama Jerman. Tidak hanya terampil untuk membuat wayang, ia juga berkarya pada desain grafis, lino cut, patung, video art, dan instalasi. (BW)

Page 15: 9th Issue

15

“Membuat graffiti itu sangat ampuh untuk mengusir stress di sela-sela kesibukan kerja saya sehari-hari. Dan konsep saya sebenarnya sederhana. Saya ingin menggabungkan graf-fiti yang nobene berasal dari barat dengan kultur Indonesia tempat di mana saya tinggal.” Demikian urai Meriken Lybia atau yang akrab dipanggil Kenly tentang karyanya, yang oleh beberapa rekannya disebut sebagai character graf-fiti. Kenly membuat karakter-karakter mitologi lokal seperti si buto ijo, cakil, rangda dan gatot kaca dengan style yang lebih menyenangkan dan mengemasnya dengan warna-warna menyengat nan eye catching khas anak muda, yang mengingatkan kita pada warna-warna electric pada dekade 80-an. Meski Kenly mengaku bukan orang yang terlalu nasionalis, tapi dia ingin ada yang bisa dia bawa ke luar sana melalui karya-karya graffitinya. “Paling tidak kalau saya di-interview oleh majalah luar negeri, saya bisa bangga memperkenal-kan sedikit kultur Indonesia dengan gambar yang saya buat.” ujarnya Kenly yang bulan April lalu baru saja mengikuti pa-meran bersama di Gardu House. Kenly juga memasukkan youth culture yang sedang happening di sekitarnya, seperti fixed gear, drum n bass music, lomography, dan sebagain-

ya. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa dalam skala tertentu, karyanya ini bisa menjadi sumber informasi bagi anak muda Jakarta dan sekitarnya tentang trend yang berlaku saat ini. Kenly mulai “turun ke jalan” sejak tahun 2003 dan mulai membuat karakter ini dari tahun 2008. “Saya membuat itu di mana-mana. Kalau ada spot yang enak pasti saya gambar. Biasanya saya keliling-keliling dulu mencari spot, baru nanti pas weekend saya gambar, soalnya kalau week days saya kerja sebagai art director di Crooz, jadi harus diatur waktu-nya biar bisa tetap produktif. Untuk itu saya sudah menja-tahkan paling tidak 2 kali dalam sebulan. Dan saya sebut ini weekend bombing.”Selain tembok-tembok kota, Kenly juga tidak membatasi diri dan banyak bereksperimen dengan media lain sepanjang itu masuk akal untuk bisa digambar, seperti kardus bekas, talenan dapur, sepatu, piringan hitam, kulkas bekas, kaleng bekas cat semprot, kaos dan lain sebagainya. “ (PH)

artwork bunch

Page 16: 9th Issue

16 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

artwork bunch

Orang mungkin menyebut karya Anggun Priambodo yang pernah tergabung dalam “The Jadugar” ini beraliran natural-realis. Karena ia sering menggunakan apa yang ada di sekitar kehidupan sehari-hari dalam pembuatan videonya, seperti mainan, boneka, dan gambar-gambar gedung. Namun, ia sendiri tidak ingin mengkotakkan hasil karyanya yang terbilang non-main-stream ini. Ia ingin bebas dalam berkarya. Cutting-image, stencil art, graffiti, penggabungan gambar dan video, serta stop-motion menjadi sesuatu yang khas dalam video klipnya. Dalam pembuatan sebuah video, ia lebih menekankan pada image apa yang cocok untuk digambarkan dalam video terse-but. Seperti dalam video klip Naif (Dia Adalah Pusaka), Anggun menggunakan cutting-image, yang membentuk sebuah ko-lase. Di mana pengambilan foto kelima personil Naif-nya dilakukan dengan teknik stop-motion. Dengan nuansa scene yang ceria, ia menggerak-gerakkan kolase tersebut seperti sebuah sandiwara boneka anak-anak yang bercerita tentang kelima anggota Naif yang sedang piknik ke taman kota. Sebuah sarana rekreasi masyarakat yang saat ini sudah jarang ditemui di tengah jajarang gedung-gedung tinggi.Dalam karya lainnya Anggun juga sering menggunakan teknik pengambilan gambar dengan angle-angle yang unik. Seperti terlihat dalam video klip Lain Band (Train Song), yang mendapat penghargaan MTV Video Music Award di tahun 2005. Video-video klip lain yang pernah ia buat dengan corak khasnya antara lain yaitu Bandempo (PDKT 6 Bulan) sebagai karya perta-manya, The Brandals (Lingkar Labirin), White Shoes & The Couples Company (Senandung Maaf, Roman Ketiga, dan Sunday Memory Lane), Teenage Death Star (Absolute Beginner Terror), dll. Selain video klip, ia juga memiliki beberapa karya video art yang terbilang unik. Seperti Sinema Elektronik, Senam Kesegaran Jasmani, Sexy Bear, Danse, dan Crash. (RAS)

www.anggunpriambodo.com

Page 17: 9th Issue

17

Dewa Ketut Rai merupakan pendiri Galeri Lukisan di Bali. Ia lah yang mempelopori Lukisan Batuan, sebagai produk seni yang khas dari galeri ini yang sudah berdiri sekitar em-pat generasi lamanya, yakni sejak 1834. Di mana dari jaman nenek moyang dulu mereka memang sudah melukis. Saat ini, jumlah para pelukis di galeri tersebut sudah terhitung banyak, mulai dari para penerus Dewa Ketut Rai, hingga para pelukis akademis yang telah lulus dari sekolah-sekolah seni. Dari sekian banyak lukisan, terdapat Lukisan Batuan karya Dewa Putu Gunung yang telah berumur ratusan taun.Keindahan Lukisan Batuan ini sendiri terletak pada detail-detailnya yang begitu diperhatikan. Oleh karena itu, tidak heran untuk satu buah lukisan berukuran 50-60 cm, bisa menghabiskan waktu hingga satu setengah bulan. Pembua-

tan Lukisan Batuan ini dimulai dengan menggambar sketsa dengan pensil; lalu dilukis dengan tinta cina, dengan warna dasar hitam-putih; baru setelah itu diwarnai dengan cat acrylic. Menurut pengelola galeri, sekarang ini baik pelukis maupun hasil lukisannya telah banyak, dan terdiri dari smua style. Mereka yang tamatan sekolah seni, biasanya membuat karya lukisan yang lebih modern dan kontemporer. Galeri ini pun tidak hanya didatangi oleh para wisatawan domestik, namun juga oleh para wisatawan asing. “Orang-orang yang ingin membeli lukisan yang betul-betul mempunyai nilai seni pasti datang ke galeri ini, ujarnya.” (RAS)

artwork bunch

Page 18: 9th Issue

18 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

artwork bunch

“Mengharapkan pujian sama dengan ‘bantet’ ide dan mengandalkan sebuah ciri khas terkadang justru mematikan kreativitas seorang seniman”, dari pernyataan ini bisa dilihat bahwa ia orang ingin terjun bebas dalam berkarya. Pria yang akrab One ini memang selalu mengeksplor dirinya dalam dunia seni khususnya seni lukis. Karya-karyanya memang tidak ada dalam bentuk yang sama, apalagi dengan media yang ia gunakan sangat bervariasi. Media bukan hanya patokan akan hasil sebuah karya, One membuktikannya. Crayon, pensil, akrilik, pastel apapun itu pernah ia guna dalam berkarya. Ia pernah melukis di pintu, gelas, kanvas, bahkan popok sekalipun. Ia juga pernah melukis di sebuah kios kaki lima yang terletak di Pasar Tradis-ional Blok A. Momen dinilai One sebagai salah satu hal penting ketika berkarya, jadi ketika inspirasi datang bukan lagi soal media yang digunakan tapi menuangkannya secara spontan itu yang membuat One berkarya pada banyak media. Berbicara soal style of art seorang One mengaku ia lebih mengarah pada sisi yang dark, surealis, shocking atau yang biasanya ia sebut “childish but scary machine”. Lingkungan, kebaikan, atau kejadian yang ia lihat secara langsung merupakan beberapa hal yang biasanya menjadi sebuah inspirasinya dalam berkarya. Beberapa karya juga merupakan interpretasi dari syair-syair lagu yang ia dengarkan serta sosok sejumlah artis seperti Bjork,. Joy Division ‘The Cure’ telah membawa namanya dikenal publik. Seniman besar yang turut membangkitkan semangatnya dalam berkarya diantaranya: Basquiat, Suwage, Picasso, Heridono, dan Clive Barker. “Terkadang tidak penting hasil akhirnya seperti apa ketika momennya tepat itu akan baik, lalu saya tidak terlalu mementingkan pujian yang lebih utama seberapa bisa khalayak menangkap dan terinspirasi dari karya-karya yang saya buat”, tegasnya. (BW)

www.onezhan.blogspot.com

Page 19: 9th Issue

19

Sejak kecil saya sudah hobi menggambar. Tetapi saya belajar banyak tentang seni lukis semasa saya bersekolah di Australian International Academy di Melbourne. Lalu saya melanjutkan kuliah di Billy Blue College of Design di Sydney tahun 2003. Saya mendapatkan dorongan yang kuat untuk melukis dari perasaan-perasaan, entah itu bahagia, sedih, marah atau bah-kan bosan, dan itu bisa datang dari film yang saya tonton atau dari lagu-lagu yang mengingatkan kepada pengalaman-pen-galaman saya di masa lalu. Media yang paling saya sukai adalah acrylic on canvas, tetapi kadang saya juga suka menggabungkannya dengan media lain seperti grain gels, markers dan manik-manik. Kalau style-nya sendiri menurut kurator saya Agus Koecink, dapat dikat-egorikan sebagai ekspresionisme dan dekoratif kontemporer. Sejak pertama kali saya melihat lukisan Pablo Picasso secara langsung di tahun 2006 di Art Gallery of New South Wales saya sudah sangat kagum dengan warna-warna dan goresan kuasnya. Menurut saya, Picasso memiliki ‘sense of symmetry’ yang luar biasa sekali, dan jika seorang seniman memiliki itu,

dia bisa menjadi seniman yang hebat! Selain Picasso, seka-rang saya juga mengagumi karya-karya dari Damien Hirst, Jeff Koons, Anish Kapoor dan Matthew Barney. Menurut saya, power adalah kekuatan yang didapatkan sese-orang ketika dia sudah memiliki kemampuan untuk mengerti dirinya secara utuh. Tidak semua seniman memiliki kemam-puan itu, tetapi bagi yang memilikinya, akan dapat ‘dirasakan’ saat kita melihat karyanya. Dan itu tidak mudah. Saya menga-lami banyak sekali transformasi mental semenjak saya belajar di Melbourne dan Sydney. Saya mengalami masa-masa mel-ancholy yang dipenuhi perasaan anak muda yang menggebu-gebu. Tetapi perasaan-perasaan itulah yang akhirnya mem-bantu saya untuk mengenal diri jauh lebih baik lagi. Dan sejak itu saya lebih percaya diri lagi dalam mencoba hal-hal baru saat melukis. (PH)

artwork bunch

Page 20: 9th Issue

20 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

nation on a missionFoto: Noor Eva

Page 21: 9th Issue

21

Page 22: 9th Issue

22 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 23: 9th Issue

23

Page 24: 9th Issue

24 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 25: 9th Issue

25

nation on a mission

Page 26: 9th Issue

26 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 27: 9th Issue

27

nation on a mission

Page 28: 9th Issue

28 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

nation on a missionFoto: Michael Novrianus

Page 29: 9th Issue

29

Page 30: 9th Issue

30 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

nation on a mission

Page 31: 9th Issue

31

nation on a mission

Page 32: 9th Issue

32 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

nation on a mission

Page 33: 9th Issue

33

Page 34: 9th Issue

34 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 35: 9th Issue

35

Ilustrasi seakan menjadi hal yang tidak terpisahkan dari seorang Mahendra Nazar. Di tengah kesibukannya dalam menulis skripsi dan mengurus bazaar kampus (Tuesday market), ia aktif di komunitas ilustrasi Maros, sebagai angkatan ke-2. Kegemaran menggambar sendiri diakuinya telah ada sejak kecil. Kegemarannya tersebut semakin digelutinya saat ia menginjak kelas 3 SD, di mana sang paman

berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan menggambarnya. Tak he-ran jika karya-karya ilustrasi yang ia buat dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil-nya. Seperti terlihat dalam karyanya yang berjudul “Mom, I wanna be a superhero.” Se-masa kecil, ia mengaku begitu tertarik pada superhero, dan hal itu ia tumpahkan pada karyanya yang banyak menampilkan warna-warna pastel dan terang. Selain itu, alam juga jadi inspirasi gambar ilustrasinya. Ia mengakui National Geography begitu ber-peran besar dalam proses pembuatan karakter ilustrasi yang merupakan perpaduan antara cat air dan marker. Beberapa karya-karya ilustrasinya pun ada yang berbentuk “penggabungan” dua unsur hewan, dan juga unsur-unsur hewan ke dalam bentuk manusia. Oleh karena itulah, karya-karya ilustrasinya ini bisa dibilang berada di antara aliran surealis dan realis. Tahun 2008 adalah pertama kali hasil karya ilustrasinya di-pamerkan di Ruru Gallery. James Jean, Jon Burgerman, Nicholas Di-genova adalah beberapa illustrator yang menjadi sumber referensinya. Termasuk juga Mike Minola, sang creator Hell Boy. Selain itu, ilustrator yang biasa dipanggil “Mahe” ini juga men-gaku bahwa sebuah karya perlu memiliki inspirasi yang unik. Ibarat masakan, inspirasi yang tertuang dalam content suatu karya ini bagaikan bumbu yang membuat karya tersebut menjadi nikmat untuk dikonsumsi. Interaksi sosial orang-perorang, persaha-batan, hubungan keluarga, dan peradaban adalah beberapa tema yang sering ia sam-paikan dalam berbagai gambar ilustrasinya. Tak jarang ia menumpahkan inspirasinya ini dalam bentuk novel grafik.Di balik itu semua, ia juga sebenarnya mempunyai ide untuk menjadikan karyanya tidak hanya dapat dilihat, tapi juga berbentuk suatu karakter yang dapat dipegang. Media kain pun kemudian dipilihnya sebagai bahan untuk mewujudkan karyanya tersebut dalam bentuk yang lebih real. Ia ingin membentuk gambar-gambar ilustras-inya menjadi sebuah boneka karakter yang unik. Seorang pembuat monster kapas (Cotton Monster) bernama Jennifer Strunge lantas ia sebut sebagai sumber inspirasi

atas idenya ini. Namun, ide yang muncul di tahun 2005 ini belum bisa terealisasi kar-ena terhambat kemampuannya menjahit. Baru pada tahun 2008 akhirnya ia bisa mewujudkan idenya, yakni setelah bertemu dengan temannya (seorang pengra-jin kertas) di komunitas Maros yang mengajarkannya teknik menjahit. Dengan media kain flannel, kapas, kancing, dan benang, ia membuat boneka-boneka karakter yang diimajinasikannya sebagai penduduk (Humblorians) yang hidup dalam sebuah universe bernama Humble Folk. Untuk proses pembuatan tiga sampai lima karakter boneka, mulai dari pembuatan pola di kain sampai pada penjahitannya ini ia membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Pada awalnya, ia memperuntukkan bonekanya ini hanya sebagai koleksi pribadi dan pameran.

Namun ternyata ada juga orang yang berniat membeli karyanya. Oleh ka-rena itulah ia memproduksi karyanya dalam jumlah yang lebih ba-

nyak, dan ia pasarkan di beberapa toko mainan di bilangan Ke-mang dengan harga berkisar dari Rp. 5.000 sampai Rp. 85.000.

Berbagai macam bonekanya ini pun memiliki beberapa seri, seperti seri “Unfinished Friend” yang terdiri dari boneka Arm-

less, Legless, dan Faceless. Di mana target pasarnya terdiri dari anak-anak umur 8-12 tahun, hingga dewasa umur 25-30 tahun. (RAS)

upcoming young

Page 36: 9th Issue

36 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 37: 9th Issue

37

heat n beat

Instruktur akting nomer satu Amerika Serikat, Margie Haber, beberapa waktu lalu, tepatnya dari tanggal 11-13 Juni 2010, mengadakan Workshop Akting Ekslusif di Hotel Borobudur Jakarta. “Mar-gie Haber’s Jakarta Exclusive Acting Workshop” diselenggarakan oleh Trojan Power Brand Activa-tion, bekerja sama dengan Wasita Film Indonesia. Reputasi Margie Haber saat ini memang telah diakui, di antaranya sebagai spesialis audisi teratas di Amerika Serikat, dan Pemenang Award 2009 Reader’s Choice Backstage – Workshop Favorite Audition. Margie Haber juga telah memiliki daftar klien cukup banyak, seperti: Brad Pitt, Halle Berry, Molly Sims, Vince Vaughn, Heater Locklear, Kelly Preston, Kristin Davis, Tom Arnold, Lisa Rinna, dan aktor-aktor terkenal lainnya.Dalam workshop-nya, ia justru mengajarkan aktor untuk berhenti berakting dan mulai menjalani akting layaknya seperti kehidupan nyata. “Do not act, just do like everyday human being. Live the life!” ujarnya. Pada saat diwawancara ia memberi contoh “akting” Johnny Depp, “He does not act like a pirate, but he believe that he’s a pirate!” Menurut Haber, “passion” adalah hal penting yang harus digali seorang aktor. Ia mengajarkan bagaimana untuk “tidak berpikir” atau dalam arti tidak mengkhawatirkan segala metode akting yang ada dalam menjalankan suatu peran. Kecintaannya terhadap dunia akting telah membuat seorang Margie Haber ingin terus membagi-kan ilmunya kepada insan-insan perfilman, termasuk Indonesia. “I also love teaching,” ujarnya. Di antara peserta workshop tiga hari tersebut tampak Didi Riyadi dan Raditya Dika. Penulis buku “Kambing Jantan” tersebut mengaku bahwa workshop akting itu penting diikuti guna memper-banyak referensinya di dunia perfilman.(RAS) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Acara malam Final Pemilihan Abang & None Jakarta 2010 telah usai digelar. Bertempat di Istora Senayan Jakarta pada tanggal 29 Juli yang lalu acara ini berlangsung dengan mengusung tema “Jakartaku Hijau, Budayaku Kemilau”. Sebelumnya para finalis telah melalui dan menjalani tahap karantina selama 12 hari. Kemudian para finalis Abang & None yang terdiri dari 36 finalis dari 5 wilayah kota dan 1 wilayah kabupaten DKI Jakarta akhirnya saling unjuk kemampuan dengan me-nampilkan sejumlah tarian khas Betawi dan menjawab dengan saling berpantun pada sesi tanya jawab pada malam final tersebut. Acara yang disiarkan secara langsung oleh Global TV pada pu-kul 20.00 ini mengandeng Indra Bekti dan Indy Barends sebagai MC dan turut dimeriahkan oleh penampilan sejumlah artis papan atas Indonesia diantaranya Sherina, Vidi Aldiano, Petra Sihomb-ing, RAN, dan The Changcuter yang melengkapi kesuksesan acara tersebut. Setelah melewati sesi tanya jawab dan penilaian sepanjang masa karantina, maka pada malam itu para dewan juri telah menetapkan pemenang Abang & None 2010 jatuh kepada Agatha Pradana , finalis dari Jakarta Pusat dan Poetri Monalia D, finalis dari Jakarta Pusat. “Keduanya dianggap paling memenuhi kri-teria sebagai Duta Wisata dan Budaya yang handal”, jelas Arie Budhiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Dengan adanya ajang ini Abang & None akan menjadi Duta Wisata & Budaya yang akan mempromosikan Jakarta, lalu sebagai Duta Anti Narkoba yang akan mendukung gerakan nasional anti narkoba untuk generasi muda hingga sebagai Duta Lalu Lintas. Pada malam itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berkesempatan untuk mengalungkan selem-pang kepada pemenang Abang & None 2010. Kedua pemenang Agatha Pradana dan Poetri Mo-nalia masing-masing mendapatkan hadiah satu buah mobil dan sejumlah hadiah menarik lainnya. Semoga Abang & None 2010 bisa turut andil memajukan dan melestarikan kota Jakarta.(BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Page 38: 9th Issue

38 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

heat‘n’beat

POND’S TEENS CONCERTJakarta, 29 Mei 2010 yang lalu POND’S Teens Concert (PTC) telah berhasil digelar. Bertempat di lapangan D Senayan acara ini berlangsung dengan sukses dan ber-hasil menjadi magnet para kawula muda khususnya yang berada di kota Jakarta. Acara ini sendiri terselenggara sebagai sebuah bentuk nyata dari Pond’s Facial Foam untuk memberikan wadah positif yang diperuntukkan untuk para remaja. Guna menyalurkan semua bakat dan kreativitas serta meningkatkan rasa ke-percayaan diri para remaja Indonesia. PTC dimeriahkan dengan penampilan dari ber-bagai artis Indonesia diantaranya : Nidji, Changcuters, D’masive, The S.I.G.I.T, Zigas, Kotak, dan Efek Rumah Kaca. Tidak hanya itu, penampilan memukau grup band yang berasal dari Amerika Serikat Dashboard Confessional turut menyukseskan acara PTC. Suara khas Chris Carraba yang diiringi kualitas musik yang baik sangat memuas-kan para pengunjung yang datang khusus pada hari itu. Malam itu Dashboard tampil memukau dengan menyanyikan beberapa lagu andalan mereka seperti Don’t wait, Stole, Good Fight dan masih banyak lagi. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

MALIRE

CINDERELLA BALLET

JAKARTA FASHION FESTIVAL ARCHIPELAGO SHOW

Bertempat di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 13 Juni 2010 ‘Malire’ hadir meramaikan ulang tahun kota Jakarta yang ke 483 serta Jakarta Anniversary Festival VIII 2010. Malire sendiri merupakan sebuah kelompok seni yang mengkolaborasikan banyak unsur musik di dalamnya. Berbagai jenis alat musik tradisional dari daerah Sunda dan Minangkabau seperti gendang dan talempong, kecapi disatu-kan dengan alat musik modern seperti biola, gitar, bas, keyboard yang menghasilkan karya musik yang sangat unik. Malire ini merupakan kelompok ensambel yang berasal dari Bandung Jawa Barat. Tiga orang yang memiliki peran penting untuk Malire diantaranya: Dedy S. Hadianda, Didi Wardi (alm), Dan Pepep. Bisa dibilang Malire menghadirkan karya musik yang jarang dijumpai saat ini, mungkin ini ter-cipta karena Malire sendiri ingin selalu mengeksplorasi musikalitas mereka. Dengan menampilkan alu-nan musik khas Indonesia dan kualitas yang baik, diharapkan Malire bisa membawa misi kebudayaan Indonesia untuk ke kanca Internasional. (BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINE

Cerita dongeng Cinderella memang selalu hadir pada set-iap generasi dan cerita mengenai seorang putri baik hati ini selalu saja memiliki tempat di hati setiap orang yang telah menyaksikannya. Dan cerita ini telah diwujudkan dalam ber-bagai bentuk yang beragam mulai dari kartun, film, hingga teater. Untuk kesempatan yang berbeda kali ini Ballet Sumber Cipta mengemas Cerita Cinderella dengan sangat indah dan menarik. Acara yang berlangsung selama dua hari pada tang-gal 26-27 Juni 2010 ini sangat menarik antusias masayarakat untuk menyaksikan terlebih anak-anak. Bertempat di Taman Ismail Marzuki tarian ballet ini sukses berkat asuhan dari Far-ida Oetoyo sebagai artistic director, kemudian Jurgen Otte sebagai koreografer dan beberapa penari ballet yang telah memiliki jam terbang yang cukup tinggi seperti: Adella Fauzi (kakak tiri), Ahmad Hilmi (pangeran), Anindya Febrina (putri Cinderella) Sita Kristiana (ibu) dan masih banyak lagi pemain penunjang lainnya yang merupakan anak didikan dari Ballet Sumber Cipta. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 90 menit ini berhasil memukau perhatian penonton selain penampilan yang prima juga ditunjang dengan kostum, musik dan penataan cahaya yang baik pula. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Pada kesempatan kali ini, ESMOD Fashion Festival telah dige-lar untuk ke 14 kalinya. Bertempat di Museum Nasional, Ja-karta acara student graduation day para siswa/I program studi 3 tahun kali ini mengambil tema yaitu “ARCHIPELAGO”. Den-gan terinspirasi dari keragaman serta kekayaan yang di miliki oleh kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Mer-auke yang di miliki Indonesia 38 sisiwa/I dari program Fash-ion Design dan Pattern Drafting serta 4 siswi dari program Fashion Business Retail berhasil menghadirkan karya-karya yang menakjubkan. Dengan mengacu pada originalitas, koleksi dari siswa/I terbagi menjadi 4 Sub-tema yaitu Cul-ture (berisi mengenai nilai warisan, kebebasan, keragaman), Architecture (mengandung konsep perlindungan, fungsion-alisasi, pembauran dan membangun), Origin (hadir dengan tema oksigen, anatomi, dan filosofi), serta Nature (membawa pada esensi jiwa kemurnian dan regenerasi). Fashion Festival menampilkan 210 outfit yang diperagakan oleh sekitar 210 model profesional yang terdiri dari women’s wear & men’s wear. Ini juga sebagai ajang dimulainya pengembangan terh-adap para siswa/I dari ESMOD sehingga nantinya bisa bekerja secara profeional dan tidak menutup kemungkinan dapat membesarkan nama di dunia internasional. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

FIxIE STUDIOKemacetan di Ibukota Jakarta yang akhir-akhir ini kian men-jadi parah memang sangat menganggu kenyamanan hampir semua pengguna jalan. Untuk mengantisipasinya selain ban-yak yang menggunakan motor, kini alat transportasi yang lebih simple dan ramah lingkungan seperti sepeda menjadi alternatif baru untuk para pengguna jalan. Dan sepeda pun menjadi trend baru gaya hidup masyarakat khususnya di Ja-karta. Sepeda jenis Fixie juga sedang digandrungi dengan bentuk dan modifikasi yang saat ini banyak variasinya. Untuk anda yang ingin memodifikasi sepeda fixie anda mungkin bisa mengunjungi situs yang satu ini. Di sini bisa menggam-bar desain sepeda impian anda sendiri. Anda bisa mengganti warna frame, saddle, wheels dan semua bagian menjadi se-suai keinginan anda. Lalu dapat menghitung inci gigi dan patch skid dengan menyesuaikan gigi dan ukuran plat FD. Situs ini memang cocok untuk anda yang membutuhkan ref-erensi untuk kreasi baru sepeda anda. Enjoy it! (BW)

Page 39: 9th Issue

39

heat‘n’beatPEMENTASAN TARI PUISI TUBUH II DAN PINTUJAKARNAVAL 2010

BICENTENNIAL SEMINAR

Bertempat di Galeri Salihara, Pasar minggu pementasan tari berjudul Puisi Tubuh II dan Pintu telah digelar pada tanggal 29-30 Juni 2010 yang lalu. Tarian kontempo-rer ini merupakan hasil karya dari Ali Sukri sebagai sang koreografer. Ide awal ter-ciptanya tari Puisi Tubuh II ini dari diakui Ali Sukri muncul saat ia menyadari bahwa ruang yang ada di dalam maupun di luar tubuh dari dirinya sendiri, baik disadari maupun tidak. Tubuh dinilai memiliki simbol yang kuat untuk memberikan dan mengantarkan sebuah pesan. Kemudian dengan tari Pintu sendiri. “Sebuah pintu, dalam pengertian sehari-hari bermakna sebagai ambang antara luar dan dalam, batas anatara ruang privat dan ruang sosial. Lalu, bagaimana jika ruang privat dan ruang sosial bertemu?untuk apa lagi sebuah pintu”, hal ini yang menjadi ide dari pementasan tari Pintu. Tarian indah ini berhasil dimainkan secara apik oleh Ali Sukri, Zulkani Alfian, M. Hiban Hasibuan, Robert Wandelta Putra, Fitria Airiansyah, dan Sarah Sulaiman. (BW) FOTO DOK. WITJAK GALERI SALIHARA

Acara yang merupakan kalender tahunan Pem-prov DKI Jakarta ini kembali digelar untuk mer-ayakan 483 tahun berdirinya kota Jakarta yang oleh Fatahillah semula dinamakan Jayakarta. Ditandai dengan penandatanganan perangko Jakarnaval oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo diikuti dengan membunyikan sirene dan pelepasan burung merpati dan balon warna-warni ke udara maka gelaran ini resmi dibuka. Se-

suai dengan tema “Kemilau Jakarta, Warna-warni Seni Budaya” maka selain pawai oleh berbagai komunitas motor besar, motor dan mobil antik dan mobil hias dari pihak swasta dan jajaran dinas serta Pemerintah Kotamadya dan Kabupaten pada Pemprov DKI, acara ini juga diikuti oleh perwakilan dari berbagai kelompok yang menampilkan unsur seni budaya dari daerah masing-masing di tanah air, seperti tari Baris dari Bali, Zapin Melayu, Reog Ponorogo, tari Lenso dari Maluku, Gondang Sembilan dan tari Tor-Tor Sumatra Utara, tari Piring dari Minangkabau, tari Gawai dan Burung Enggang dari Dayak, tari Dol Bengkulu, Yospan dari Papua, tari Giring-giring dari Kalimantan Tengah, kelompok Wayang Orang Bharata dan Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih yang legendaris, dan lain sebagainya. Rombongan pawai Jakarnaval ini akan menempuh rute mulai dari depan Gedung Balaikota DKI - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - dan berakhir di silang Monas. (PH)

Begitu banyak kontroversi antara mitos dan fakta yang berkembang di masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri seputar apa dan siapa Raden Saleh dan bagaimana posisinya dalam peta sejarah seni rupa Indonesia. Selama lebih dari 20 tahun ia tinggal, mengenyam pendidikan dan menjadi pelukis istana di berbagai kerajaan di Eropa dan menikmati kehidupan ala kaum borjuis membuatnya mendapat sorotan miring dari kalangan nasionalis di tanah air. Seminar internasional ini diadakan untuk mengungkap fakta yang sebenarnya berdasarkan catatan arsip dan berbagai sumber literatur tentang Raden Saleh yang hingga kini masih tersimpan rapi di “http://www.google.co.id/” Koninklijke Bibliotheek, sekaligus juga untuk memperingati 200 tahun kelahiran Raden Saleh Syarif Bustaman sang maestro seni lukis Indonesia, dies natalis IKJ yang ke-40 sebagai pihak penyelenggara, 112 tahun Rumah Sakit PGI Ci-kini sebagai tuan rumah dan 483 tahun kota Jakarta. Sekedar catatan, bahwa kompleks Rumah Sakit PGI Cikini semu-la merupakan rumah milik beliau yang luas tanahnya membentang hingga kompleks Taman Ismail Marzuki termasuk IKJ di dalamnya yang oleh beliau dulunya dijadikan sebagai kebun binatang dan kebun botani untuk menunjang pekerjaannya sebagai pelukis dan ilmuwan. Terungkap fakta bahwa selain sebagai pelukis, beliau juga mendapat tugas dari pihak kerajaan Belanda untuk meneliti dan menggambar berbagai keanekaragaman hayati daerah tropis yang ada di tanah air, dan beliau jugalah yang menjadi penyandang dana terbesar untuk pembangunan Museum Na-sional. Jadi dapat disimpulkan bahwa Raden Saleh Syarif Bustaman punya andil besar dalam membangun peradaban kota Jakarta sebagai sebuah ibukota negara kebanggan bangsa. (PH)

TRIOSCAPES

FIxER, PAMERAN RUANG ALTERNATIF DAN KELOMPOK SENI RUPA DI INDONESIA

Trio jazz yang dibentuk oleh Riza Arshad (Rhodes electric piano), Yance Manusama (electric bass, fret-less accoustic bass) dan Aksan Sjuman (drum) ini terpengaruh oleh musisi-musisi avant-garde 70’s early jazz rock yang juga merupakan roots dari funk, fusion dan RnB seperti Miles Davis, Bitches Brew, Herbie Hancock, Chick Corea, dan Frank Zappa, serta beberapa genre lainnya dalam dunia musik. Malam itu mereka tampil membawakan tak kurang dari sebelas nomor dari album pertama dan kedua mereka. Diawali dengan sebuah komposisi yang berjudul The Tree, dan dilanjutkan dengan Inner, Beyond Dark-ness, Distance Folks, Knowing Me dan Young and Brave yang didedikasikan untuk generasi muda jazz Indonesia. Meskipun musik yang mereka bawakan sedikit abstrak dan penuh improvisasi, Riza yang malam itu mengenakan pakaian ala kelas pekerja di China pada era revolusi kebudayaan plus topi ber-simbol bintang merah tampil dengan sangat mempesona dan komunikatif, diselingi dengan beberapa jokes ringan yang mampu memancing applause dan tawa penonton. Dilanjutkan dengan sebuah kom-posisi bertajuk Bird Herb yang diawali dengan permainan solo drum dari Aksan yang tampil atraktif dengan Tony Williams set drum, yang juga ditulis sebagai sebuah bentuk apresiasi terhadap Herbie Hancock. Lalu sebuah komposisi jazz yang murung dan gelap berjudul Forever Will Be dan Early Expec-tation yang upbeat dan bernuansa funk menjadi penutup yang manis dari penampilan mereka malam itu. (PH) FOTO DOK. WITJAK SALIHARA

Pada dekade terakhir ini ada kecenderungan dalam geliat praktik-praktik seni di tanah air untuk lebih mencairkan posisi seni dan seni-man di tengah masyarakatnya dengan kolaborasi dan interaksi yang lebih nyata, sehingga tercipta dialog yang lebih intim dan lebih intens dalam upaya edukasi, apresiasi dan pembentukan wacana. Klasifikasi seni rupa dan dikotomi seni tinggi dan seni rendah yang menjadi arus utama dengan bermacam infrastrukturnya di masa lalu dianggap tidak lagi relevan dalam konteks kekinian. Maka kemu-dian muncullah inisiatif dari para pelaku seni secara kolektif untuk membuat sebuah “ruang” alternatif dalam proses penciptaan seni yang menembus batas-batas yang pada masa lalu dianggap baku. Pameran yang dikuratori oleh Ade Darmawan dan Rifky Effendy ini menampilkan beberapa organisasi seni yang dikelola oleh seniman yang selama beberapa tahun terakhir telah berhasil bertahan dan berperan dalam perkembangan seni rupa kontemporer. Memamerkan karya seni rupa dengan berbagai eksplorasinya seperti lukisan, patung, seni grafis, instalasi, fotografi, komik, kaos, seni media baru, performance art, street art, seni rupa konseptual dan dokumentasi karya dan berbagai proyek seni dari masing-masing organisasi peserta yang berasal dari beberapa kota di Indonesia yaitu Sarueh dari Padangpanjang, Akademi Samali, Maros, Forum Lenteng, Ruang Rupa, Tembok Bomber, Atap Alis, Kampung Segart dan Serrum dari Jakarta, Asbestos, Video Lab dan Common Room dari Bandung, Gardu Unik dari Cirebon, Jatiwangi Art Factory dari Jatiwangi, Byar! dari Semarang, Performance Club, House of Natural Fiber dan Mess 56 dari Yogyakarta, Malang Meeting Point dari Malang, Ruang Akal dari Makassar dan Global Apple Work dari Surabaya. Bertindak sebagai MC yaitu Jimi Danger, dan dimeriahkan oleh beberapa penampil seperti DJ Asung Afisina Prijogi Dachman, DJ Milinka, Jalan Surabaya dan White Shoes and The Couples Company. (PH)

Page 40: 9th Issue

40 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

heat’n’beatExPLORARTION IKJ

BIENNALE INDONESIA ART AWARD 2010

ANIMAL BEHAVED CIRCUS FESTIVAL 2010

CUT COPY

Beberapa minggu yang lalu, Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) baru saja mengadakan sebuah acara bertemakan “ExPLORARTION: 40 Years Journey of FSR IKJ.” Dengan acara ini, FSR IKJ menampilkan perjalanan karya seni rupa sejak tahun 1970 hingga 2010. Seperti karya seni lukis bersejarah Popo Iskandar, Kaboel Suadi, dan G. Sidharta. Melalui keg-iatan pameran dan workshop yang diselenggarakan ini, FSR IKJ ingin melihat sekaligus menilai seperti apa kiprah para tokoh dan alumninya di masyarakat. Di mana saat ini terhitung telah ada sekitar 1.500 alumni yang mempunyai peranan strategis di bidang seni dan kemasyarakatan. Seperti misalnya di dunia Scenografi muncul nama Subarkah Hadisarjana (Make-up Artist untuk beberapa stasiun televisi). Melalui acara ini pula, FSR IKJ ingin menunjukkan bahwa mereka tetap mempertahankan keahlian menggambar manual dengan tangan sebagai suatu keunggulan sekaligus kekuatan yang dimiliknya. Nama Benny & Mice (ilustrator professional sebuah surat kabar), menunjukan bahwa para alumni FSR IKJ telah menyemarakkan industri kreatif yang sedang digencar-kan pemerintah sejak tahun 2009. Selain pameran, diluncurkan pula Buku 19 Tokoh FSR IKJ, yang berisi perjalanan FSR IKJ, beserta peran para tokoh di dalamnya sejak bernama LPKJ pada tahun 1970 hingga menjadi bentuknya seperti sekarang ini. Kegiatan “ExPLORARTION” yang digelar mulai tanggal 3-12 Juli 2010 juga dimeriahkan oleh penampilan band seperti Naif, Fable, Kebunku, Zeke Khaseli, Tika & The Dissident, dan The Authentics. (RAS)

Kurang lebih 1.300 karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi yang mencakup instalasi, lukisan, grafis dan objek dari seluruh Indonesia yang diseleksi telah menghasilkan 95 finalis dan tiga karya terbaik yaitu Wilman Syahnur dari Jogjakarta dengan karya yang berjudul “Membuat Obama dan Perdamaian yang Dibuat-buat” berupa patung Presiden Barrack Obama sedang naik becak, Erwin Windu Pranata dari Bandung dengan karya “The Good, The Bad, and The Restless” dan Tatang Ramadhan Bouqie dengan lukisan “Teater dari Saluran 99” dan diumumkan sekaligus dipamerkan di Galeri Nasional pada tanggal 17 Juni 2010 dengan tambahan pemberian penghargaan khusus (special mentioned) bagi karya seni grafis “Police Shoot Them” oleh Ariswan Adhitama dan instalasi dinding “Aman Suraman Smile” berbentuk deretan 12 helm yang dilukis dengan tehnik airbrush oleh MG. Pringgotono dari Jakarta. Pameran yang berlangsung pada 17 hingga 27 Juni ini dibuka oleh Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta Ibu Ir. Aurora Tambunan, MSi yang juga dihadiri oleh Ibu Miranda S Goeltom sebagai pimpinan Yayasan Seni Rupa Indonesia. Para pecinta seni dan sosialita juga tampak memadati ruang-ruang galeri pada saat pembukaan pameran ini.Meskipun yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaik adalah karya seni patung dan penghargaan khusus jatuh pada karya seni grafis dan instalasi, namun ada kecenderungan karya seni lukis dengan muatan sosial politik masih mendominasi. Dan sesuai dengan tema CONTEMPORANEITY, pameran ini seolah ingin mengingatkan kembali korelasi antara aspek historis dan aspek kekinian dalam membangun peradaban.

Seorang seniman muda bernama Made Wiguna Valasara telah menggelar pameran karya-karyanya yang diberi judul ‘Animal Be-haved’ yang berlangsung di MD Art Space, City Plaza Jakarta. Pada pameran ini pria yang akrab di sapa Valasara ini menampilkan sejumlah karya yang bervariasi mulai lukisan dan juga beberapa karya dalam bentuk instalasi. Pameran ini merupakan roadshow yang diadakan di dua tempat berbeda yaitu di Jakarta dan Band-ung. Pada acara pembukaan pemeran ini hadiri banyak pecinta seni dan diresmikan oleh Christian Rijanto seorang pengusaha muda. Kemudian menggandeng Suwarno Wisetrotomo sebagai kurator atas karya-karya indah dari Valasara. Pada karyanya kali ini pria kelulusan dari Institut Seni Rupa Indonesia (ISI) yang terletak di yogyakarta pada tahun 2009 silam ingin menyampaikan beber-apa pesan dan juga kritikan atas perilaku manusia saat ini. Dimana ia menilai bahwa watak manusia kadang sudah tidak berbudi dan kehilangan akal sehatnya dalam bertindak. Binatang juga bisa menjadi simbol lain dari sebuah keserakahan dan kesewenangan dari manusia. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Selama sepuluh hari penuh, Area Parkir Timur Senayan menjadi saksi atas pergelaran festival sirkus akbar yang mendapat predikat Pertama, Terbesar, dan Terlama di Asia Tenggara. Acara bertajuk “Indonesia Inter-national Circus Festival (IICF) Jakarta 2010: See the World Beautifully” ini diselenggarakan dalam rangka merayakan Ulang Tahun Ibukota Jakarta yang ke-483 sekaligus mendukung program Enjoy Jakarta. PT. Nant Adi Pariwara, selaku promotor, berkeinginan agar acara ini dapat memberi-kan alternatif rekreasi baru bagi penduduk Jakarta yang ingin mengisi waktu liburannya. Termasuk bagi 483 anak yatim, PT. Nant Adi Pariwara juga memberikan tiket gratis untuk mereka agar dapat menyaksikan pertunjukan sirkus ini.Festival Sirkus ini dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo, pada saat Gala Dinner, tanggal 1 Juli 2010. Gubernur me-muji pihak penyelenggara yang telah menunjukan tekad untuk mema-jukan kora Jakarta dengan event ini. Ia pun berharap event seperti IICF dapat diadakan setiap tahunnya. Tiga Tim Sirkus dari luar seperti Cirque Le Masque (Amerika Serikat), The New Shanghai Circus (China), dan Cyclown Circus (Eropa) pun didatang-kan unuk memeriahkan acara yang berlangsung dari tanggal 2-11 Juli 2010 ini. Selain penampilan khusus dari ketiga kelompok sirkus tadi, para pengunjung juga akan terhibur oleh penampilan band dan musisi papan atas Indonesia diantaranya seperti J-Rocks, The Dance Company, Naif, dan ALExA. Namun, di tengah berjalannya acara, 2 tenda sirkus sempat roboh. Hal tersebut dikarenakan kurang kuatnya konstruksi tiang penyangga tenda. Walaupun demikian, acara tetap berlangsung meriah, dengan dipindahkannya lokasi festival sirkus ke Balai Kartini. (RAS)

Cut Copy Back to Jakarta! Yup, band synthpop yang dimotori oleh Dan Whitford ini kembali ke Jakarta untuk memenuhi hasrat para pecinta musik elektro pop, pada tanggal 10 Juli 2010 kemarin di Bengkel Nightpark. “Return-ing Live” tersebut dilatarbelakangi oleh kesuksesan konser pertama mereka di Blowfish, Jakarta, yang telah menda-tangkan begitu banyak crowd synthpop dance. Dua band pop elekronik asal Jakarta, Agrikulture dan Rock ‘n Roll Mafia (RNRM), pun tampil sebagai opening act. ISMAYA, sebagai penyelenggara juga menggunakan konsep panggung yang unik, lighting yang canggih, guna mendukung performance Cut Copy da-lam memanjakan para penggemarnya. ISMAYA yakin penampilan kedua band asal Melbourne, Australia, kali ini ber-beda dari biasanya. (RAS) FOTO ISMAYA GROUP

Page 41: 9th Issue

41

heat’n’beatINDONESIAN DANCE FESTIVAL 2010

MALAM PUNCAK ICEMA 2010

PLUG AND PLAY

MTV ExIT

Indonesian Dance Fes-tival kem-bali digelar, pada tahun 2010 per-helatan ini telah me-masuki ta-

hun ke-10. Festival tari ini pada awalnya tercetus oleh para pengajar dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang diprakarsai oleh Dr Sal Murgiyanto, Sardono W Kusumo, Maria Darman-ingsih, Nungki Kusumastuti dan sederatan nama lain yang turut mengembangkan terciptanya IDF tersebut. Pada kali ini bertempat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta festival yang memboyong 6 negara yaitu Indonesia, Singapore, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Jerman dan juga Afrika Selatan. Dengan bertemakan “Powering the Future” festival tari ini berhasil menyedot perhatian dari masyarakat, digelar selama 4 hari berturut-turut 14-17 Juni setiap harinya gedung pertunjukan selalu dipadati antusias penonton. Pada malam pembukaan sendiri Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta turut hadir yang juga dihadiri oleh duta-duta besar negara sahabat. Festival tari kontemporer berkala interna-sional tersebut memang patut mendapat perhatian khusus serta dipertahankan kehadirannya karena mengingat dari ‘Indonesian Dance Festival’ ini telah melahirkan banyak ko-reografer muda terkemuka baik Indonesia seperti Eko Supri-yanto, Mugiyono Kasido dan lain-lain. Serta sebagai ajang kerjasama yang sekaligus mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lainnya. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE.

Minggu, 18 Juli 2010, The Epicentrum Walk Kuningan Jakarta menjadi saksi atas diselenggarakannya Indonesia Cutting Edge Music Awards 2010 (ICEMA 2010). Malam penghargaan bagi komunitas musik non-mainstream ini dihadiri baik oleh para musisi, kalangan industri rekaman, media massa, maupun para fans setia band dari musisi yang tampil. Soleh Solihun, dengan gayanya yang jenaka didaulat untuk mengumumkan satu demi satu band atau musisi solo favorit yang dipilih oleh publik di setiap kategorinya. Sejumlah band dan musisi pun tampil, menghingar-bingarkan acara pada malam itu. Pure Saturday, Burgerkill, dan aksi kolaborasi dari Tika & The Dissidents, The Trees & The Wild, dan Kunokini; Jiung, Gambang Kromong, Yacko, dan Gugun; The Upstairs dan Goodnight Electric; Souljah, Endah N Rhesa; Notturno, Anda, Leonardo, dan Mian Tiara; Efek Rumah Kaca dan Zeke Khaseli; serta The Flowers, Adrian Adioetomo, dan Indra Lesmana. Dari sekian banyak musisi yang mendapat penghargaan, Efek Rumah Kaca, Adhitia Sofyan, Maliq & D’Essentials, dan Superman Is Dead tercatat sebagai musisi dan band yang mendapat penghargaan lebih dari 1 kategori. Sedangkan untuk Kategori Best New Comer tercatat nama seperti Stereocase, Monkey to Millionaire, Angsa & Serigala, Murasaki, Waza, Stereo Con-spiracy, Windro Marietta & Friends, King of Panda, dan Lipstick Lipsing. Di penghujung acara, album “Kamar Gelap” Efek Rumah Kaca juga meraih penghargaan The Best Album. Penghargaan khusus lain-nya diberikan kepada PAS Band sebagai Inspiring Artist yang telah mempelopori lahirnya musik non-mainsteam, serta Fariz RM sebagai penerima Lifetime Achievement, yang dianggap telah ‘mendobrak’ musik Indonesia di zamannya dan tidak pernah berhenti berproses kreatif dengan musisi-musisi muda hingga kini. (RAS)

Bertempat di Lapangan D, Senayan Jakarta, Konser Tur terakhir MTV ExIT (End Exploitation and Trafficiking) berhasil diseleng-garakan. Ribuan orang memadati acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya praktek perdagangan manusia tersebut. Kampanye anti-perdagangan manusia ini terselenggara berkat kerjasama antara MTV ExIT, Pemerintah Kota tempat diselenggarakannya acara, USAID, dan AusAID, dan telah diadakan sebelumnya di Pontianak, Makassar, Surabaya, dan Medan. Saat ini praktek eksploitasi dan penyelundupan manusia memang sudah berada pada taraf mengkhawatirkan. Menurut data yang diperoleh, sekitar 2,5 juta orang diperdagangkan setiap tahunnya. Di mana se-bagian besar korbannya berasal dari Asia Pasifik. Duta MTV ExIT, Agnes Monica, mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada pada tawaran kerja di luar negeri den-gan gaji besar. Karena hal itu merupakan modus yang sering digunakan oleh para pelaku perdagangan manusia. “Jangan gampang terbuai penghasilan yang besar di luar negeri, tanya dan selidiki dulu asal-usul orang yang menawarkan” ujarnya di atas panggung. Direktur MTV ExIT, Simon Goff, mengatakan bahwa kekuatan dan pengaruh musik merupakan dorongan yang sangat besar untuk menciptakan perubahan. Untuk itu, ia berharap dengan diadakannya konser di seluruh Indonesia, informasi tentang praktek human trafficking akan tersebar luas, sehingga masyarakat bisa lebih waspada menanggapi makin maraknya kasus ini. Goff juga menghimbau agar anak-anak muda dapat mengenali dan kemudian mewaspadai ba-haya dari segala bentuk perdagangan manusia. Dengan for-mat acara live on-air setiap band/artis membawakan 1-2 buah lagu di satu segmen, untuk kemudian tampil lagi segmen ber-ikutnya. Panggung dan lighting pun di-setting dengan cukup apik. Hanya saja, karena seringnya pergantian pengisi acara di setiap segmen, kualitas sound pun sempat bermasalah. (RAS)

Rabu malam, Hard Rock Café Jakarta disesaki ratusan anak muda yang ingin menyaksikan band kesayangan mereka. Ya, hari itu Plug & Play kembali digelar. Acara yang rutin te-lah tujuh kali diadakan ini begitu ramai, hingga beberapa table pun terpaksa dikosongkan karena jaraknya yang san-gat dekat dengan kerumunan penonton. Pukul delapan malam, gebrakan perkusi Kunokini menjadi pengantar hingar-bingar acara yang menandai terbitnya majalah Trax ini. Penonton pun sempat tercengang-cengang ketika me-lihat penampilan Zeke Khaseli yang naik ke panggung den-gan kostum dan topeng yang unik serta lagu-lagunya yang nyeleneh seperti “Pipis di Celana.” Setelah menikmati “dunia lain” ala Zeke Khaseli, penonton yang sebagian besar fans

Endank Soekamti pun akhirnya dapat berjoget-ria ala ska dengan penampilan The Authentics. “Hei Rudi!” kemudian menjadi pembuka penampilan band yang berdiri di tahun 2005 ini. Yup! Band yang dimotori oleh Dawny, Dani, Arnold, Zendy, dan Cheky ini memang ingin menghadirkan ska dengan wajah baru, namun tanpa melupakan semangat Rude Boy-nya. Karena sudah mulai lelah berdiri sekitar satu jam, para penonton sempat terduduk manis menikmati penampilan dari Om Bagus, yang hadir dengan tembang-tembang rock yang dibalut dengan lirik yang kocak. Hingar-bingar mencapai pun-caknya ketika band punk asal Yogyakarta. Endank Soekamti, naik ke panggung. Diiringi yell-yell dari para fans sejatinya, band yang berjumlah tiga orang ini, menggebrak Hardrock Café malam itu dengan hits jagoannya, berjudul “Bau Mulut” dan “Penjantan Tambun.” Kerusuhan kecil sempat terjadi ketika band terakhir ini tampil, namun dapat segera teratasi. (RAS)

RADEN SALEH: ANAK BELANDA, MOOI INDIE & NASIONALISME

Sejauh ini, belum ada sebuah buku dalam edisi bahasa Indonesia yang membahas tentang Raden Saleh secara komprehensif. Menyadari keko-songan ini, Komunitas Bambu sebagai penerbit telah menggandeng tiga orang sejarawan yaitu Harsja W. Bachtiar, Peter B. R. Carey dan Ong-hokham yang masing-masing memberikan kontribusi sebuah tulisan dengan tema berbeda, sehingga buku ini bisa dihadirkan ke hadapan kita dalam rangka merayakan 200 tahun kelahiran Raden Saleh dan da-lam upaya menjernihkan kontroversi tentang jiwa kebangsaannya dan menyingkap tabir misteri apa dan siapa Raden Saleh dan kedudukan-nya dalam sejarah. Bergambar lukisan self portrait Raden Saleh karya Carl Johann Bachr (1801-1869) sebagai ilustrasi sampul muka dan lukisan Raden Saleh tentang penangkapan Pangeran Diponegoro yang merupakan masterpiece miliknya yang paling fenomenal sebagai ilus-trasi sampul belakang, maka buku setebal 200 halaman yang dibanderol dengan harga Rp 50.000,- pada saat peluncurannya ini merupakan buku yang wajib dibaca dan dikoleksi oleh para penikmat dan pemerhati seni

khususnya para pengagum Raden Saleh Syarif Bustaman, sang maestro, ilmuwan dan pembangun per-adaban. (PH)

Page 42: 9th Issue

42 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

heat’n’beat

Morfem adalah sebuah band rock asal Jakarta yang terbentuk pada 17 juli 2009. Relatif masih baru memang, atau meminjam istilah Jimi “Danger” Multhazam (Vocalist, Lyricist) masih

bayi dan sedang lucu-lucunya. Tapi jangan salah, karena oknum-oknum yang bertanggung jawab di balik eksistensi Morfem bukanlah terhitung orang-orang baru di scene indie rock lokal. Sebut saja Pandu Fathoni (Guitarist) dari The Porno, Bramasta Juan Sa-songko (Bassist) dari Just Another Rock Band, Freddie Alexander Warnerrin (Drummer) dari Nervous Break-down, dan Jimi sendiri sebelumnya adalah penabuh beduk Inggris di Bequiet dan sebagai frontman di The Upstairs. Simak perbincangan intim nan ekslusif antara FAR dan Morfem yang diwakili oleh Jimi be-berapa hari setelah rilisnya single kedua mereka “Pilih Sidang Atau Berdamai” setelah single pertama mere-ka yang berjudul “Gadis Suku Pedalaman” telah lebih dulu didistribusikan secara online dan bisa diunduh secara gratis di dunia maya.

Lagu “Pilih sidang Atau Berdamai” yang baru ka-lian rilis ini judulnya menggelitik sekali. Apa lagi setelah menyimak isi liriknya. Bisa ceritakan?JM: Sebenarnya ini adalah pengalaman teman yang juga merupakan pengalaman kolektif yang dibumbui rangkaian kalimat ala Jimi. Biar sedap dijadikan lagu. Kebetulan di Morfem ini memang saya (Jimi) yang mendapat porsi untuk penulisan lirik. Itu memang modal utama saya. Tapi memang saya rasa ini adalah pengalaman banyak orang. Dan inti dari pertanyaan-nya kan pasti mengarah ke situ. Alurnya mudah ter-baca. Pilih sidang atau berdamai? Sesederhana itu saja. Betul tidak?

Hahaha..., baiklah. Oh ya, kapan dan di mana Morfem terakhir main dan kapan dan di mana up-coming show-nya?JM: Terakhir kali Morfem main di acara dies natalis IKJ yang ke-40 di TIM tempo hari. Dan penampilan yang akan datang di Duck Dick Duke, MD Ground Zero Hall, Jaktim dan di FIB UI. Semuanya tanggal 31 Juli. Kebetulan untuk hari itu Morfem sedang lumayan padat jadwalnya.

Bisa ceritakan juga tentang sejarah singkat ter-bentuknya Morfem?JM: Lagi kangen distorsi awalnya. Dan kebetulan saya sebelumnya memang sudah kenal dengan anak-anak Morfem. Pandu sudah saya pantau sejak dulu sewak-tu dia masih bersama The Porno. Bram itu kawan saya untuk diskusi soal musik. Dan Freddie, saya pernah berkolaborasi dengan bandnya. Dan dia ini main-nya gila banget! Ya.., jadi bisa dikatakan bahwa se-mua personil Morfem sudah bukan orang asing lagi bagi saya, baik secara pribadi maupun dalam urusan musik. Dan ketika saya mengadakan pameran di Ru-ang Rupa beberapa waktu yang lalu, saya ajak Pandu untuk membuat cover version Velvet Underground. Lumayan sukses, dan respon audiens juga lumayan bagus. Tapi memang yang namanya jadi cover band itu tidaklah terlalu mengasyikkan. Akhirnya kami coba untuk membuat lagu sendiri, dan ternyata cu-kup menyenangkan juga. Maka jadilah Gadis Suku Pedalaman yang notabene merupakan single per-tama kami. Dan ternyata memang lebih mengasyik-kan kalau kami membawakan lagu kami sendiri. Yah, walaupun kami memang ngefans sekali dengan Vel-

ROCK YANG MENGALIR (DERAS) DAN BANGGA BERBAHASA IBU

heat n beat

Page 43: 9th Issue

43

heat’n’beatvet Underground, tapi tetap saja tidak asyik. Tidak bisa mencapai titik klimaks. Mungkin karena kami sudah terdidik untuk berkarya sejak dini.

Sejak awal, kalian memang sudah memakai nama Morfem? Atau ada nama lain? Bisa jelaskan arti dari nama Morfem?JM: Iya, sejak awal terbentuknya kami memang sudah memakai Morfem se-bagai nama band kami ini. Dan mor-fem itu adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Itu kalau dalam tata bahasa Indonesia. Coba anda bayangkan kalau Morfem itu adalah sebuah band. Dan anda arti-kan itu. Morfem adalah satuan bentuk band yang tidak bisa dipisahkan lagi dalam bentuk yang lebih kecil.

Wuuiiihhh..., terdengar sangat filo-sofis juga ya? Ada alasan khusus di

balik pemilihan Morfem sebagai nama band kalian?JM: Awalnya sih saya suka dengan gabungan huruf-hurufnya. Bagus buat keperluan grafis. Dan kebetulan juga filosofis. Hahahaha...

Di usianya yang terhitung masih bayi ini, sudah berapa lagu yang di-hasilkan oleh Morfem?JM: Ada 7 buah lagu termasuk single “Gadis Suku Pedalaman” dan “Pilih Sidang Atau Berdamai” yang nanti ren-cananya akan kami masukkan dalam e.p yang targetnya akan dirilis tahun ini juga. Lalu ada “Jalan Tikus” dan “Ti-dur Di Manapun Bermimpi Kapanpun”. Dan saya juga me-remake dua lagu lama milik saya semasa saya masih di Bequiet, yaitu “Who Stole My Bike” dan “Death Kitchen”. Proses take-nya sudah selesai, dan sekarang sedang di-mix-ing di studio. Kurang lebih prosesnya sudah mencapai kisaran 70%. Kami sudah menawarkan materi kami pada beberapa label. Tapi kalau ditolak, ya sudah, kami akan mengeluarkannya sendiri.

Konsep albumnya akan seperti apa nanti?JM: Ada beberapa lagu yang kami buat dalam format akustik. Idenya muncul ketika kita promo radio di Bandung. Ternyata lagu Morfem seru juga di-mainkan dalam format akustik.

Jadi di e.p-nya nanti Morfem tidak melulu main distorsi?JM: Ya, betul. Awalnya kami kepingin main folk dengan bumbu distorsi. Tapi kenyataannya di studio Pandu bermain seperti maniak. Sangat bising. Ya udah, saya ikuti saja alurnya. Tapi ketika kami mainkan dalam format akustik, akh-irnya muncul juga nuansa folknya (walau sedikit). Dan menurut saya, itu-lah konsepnya.

Seperti di band-band anda yang terdahulu, apakah nanti anda juga yang bakal mengerjakan artwork untuk covernya?

JM: Rencananya begitu. Saya mau eksplore sesuatu yang berbeda di Morfem, karena personil-personilnya lebih ekspresif dibandingkan dengan personil pada band-band saya yang sebelumnya. Nah, ciri inilah yang mau saya eksplorasi.

Mungkinkah dengan warna-warna panas yang kontras dan cenderung tabrakan dan garis-garis yang raw?JM: Anda mau mengarahkan pembi-caraan ini ke arah fashion sepertinya? Hahaha...

Hahaha..., karena secara visual anda ini memang benar-benar kampiun-nya. Bagaimana tanggapan anda?JM: Itu hanyalah naluri seni rupa belaka yang ada dalam diri saya. Hahaha...

Tapi menurut seorang Jimi, seberapa penting aspek visual itu? Terutama aspek visual di atas pentas.JM: Aspek visual itu penting, selama manusia masih punya mata. Terutama aspek visual di atas pentas. Karena penonton juga kan tidak buta. Selain

secara audio, penonton juga punya ekspektasi tentang aspek visual. Se-lain apa yang didengar, penonton juga mengharapkan ada sesuatu yang me-narik untuk dilihat. Karena menurut saya, main band itu merupakan sebuah paket pertunjukan, yang di dalamnya ada unsur-unsur musik, lirik, visual, sound system, hingga marketing yang merupakan seni tersendiri. Dan bagus-nya band-band sekarang lebih sadar akan segi marketing ini dibandingkan dengan band-band lawas pendahulu-nya.

Okelah kalau begitu. Dan dalam segi lirik, walaupun yang “Who Stole My Bike” itu menggunakan bahasa Ing-gris, tapi apakah anda memang leb-ih suka membuatnya dalam bahasa Indonesia?JM: Oke, “Who Stole My Bike”. Lagu itu dibuat pada era bequiet, dan waktu itu saya masih gagal membuat lirik dalam bahasa Indonesia. Beberapa personil juga merasa tidak nyaman membawa-kan lagu dalam bahasa Indonesia. Tapi di kemudian hari ada dua buah band yang menyadarkan saya betapa keren dan indahnya bahasa Indonesia ini yaitu Netral di album pertama sampai ketiga, dan Kebunku. Netral bisa me-masukkan tiap suku kata seenaknya. Absurd tapi enak di telinga. Dan set-elah saya kenal dengan Bagus, ternyata jaman itu kehidupan mereka memang sedang Psikedelia, maka pantas saja absurd. Hahahaha...

Efek halusinasi hasil dari proses kimiawi begitu mungkin?JM: Hush! Sudah jangan diperjelas! Ha-haha... Dan Kebunku merupakan band yang menurut saya bisa menyalurkan amarahnya secara positif ke dalam lirik lagu. Sayangnya setelah album ketiga dia jadi penyabar. Hilang sudah energinya. Mungkin karena faktor ke-luarnya Johan dan digantikan dengan frontman yang baru. Bagus Netral dan Johan Kebunku termasuk dalam daf-tar penulis lirik yang jenius versi saya, setelah Ebiet G. Ade, Dodo Zakaria dan Iwan Fals. Dan menurut saya bahasa Indonesia memang bisa menyampai-kan pesan secara lebih lugas. Kalau kita mau melihat di bumi mana kita berpi-jak, pakai saja Bahasa Ibu kita.

Ya, saya juga setuju. Harus bangga berbahasa ibu. Tapi seandainya nan-ti Morfem main di negeri tetangga, katakanlah yang paling dekat, Sin-gapura atau Australia, apakah Mor-fem akan tetap memakai bahasa In-donesia? Atau ada proses translasi? Atau membuat lagu lain dengan ba-hasa internasional?JM: Hajar saja! Mereka mengundang kita berarti mereka memang sudah tahu materi dan karakter kita. Mung-kin pada bagian repertoar kami pakai bahasa Inggris, untuk komunikasi den-gan audiens. Tapi pas masuk lagu, kami tetap pakai bahasa Indonesia.

Kalau dari segi musikal, pengaruh-nya datang dari mana saja?JM: : Jadi di Morfem ini pengaruhnya berbeda-beda. Saya sudah pasti Punk Rock dan Folk. Bram lebih ke Modern Rock yang harmonis, atau seperti Beat-les itu lah. Pandu sedang dilanda de-mam Noise Rock, basic-nya kalau tidak Post Punk, ya Weezer dan Nirvana lah. Anak ini paling lebar range musikali-tasnya. Freddie setahu saya seleranya Hard Core dan US 90’s indie rock. Ya sudah, dipadu-padankan saja semuan-ya. Lumayan nyentrik output-nya, tapi pada akhirnya roots-nya tetap rock.

Terus bagaimana Morfem sendiri menyebut output-nya? Rock yang mengalirkah? Atau ada istilah lain?JM: Saya sendiri juga bingung. Kami tunggu saja biar teman-teman war-tawan yang kasih nama. Kalau emang keren kita akan pakai. Hahahaha...

Tapi menurut saya ini menarik, kar-ena lirik-lirik lagu Morfem tidak me-lulu bicara soal tema-tema standar seputar tetekbengek urusan percin-taan seperti band-band kebanya-kan. Kontennya tergolong ajaib, tapi tetap ajib. Misalnya tentang polisi nakal, atau seorang teman yang menghilang setelah hijrah ke pulau seberang. Menurut anda?JM: Sebenarnya kita sering melalui momen-momen ajaib setiap hari. Tapi mungkin kita tidak pernah sadar akan hal itu. Nah, kebetulan saya dikasih “rasa” untuk menangkap kejadian ajaib sehari hari oleh “boss” semesta alam. Syukur alhamdulillah saya dianugerahi kepekaan itu.

Bagaimana visi Morfem di masa yang akan datang?JM: Saya akan menjadikan Morfem sebagai band yang santai tapi efektif. Dengan kata lain, mengena pada sasa-ran tanpa menghabiskan energi secara berlebihan dan tetap tidak menggang-gu personil lain dengan aktivitas band masing-masing.

Seandainya nanti, katakanlah, Mor-fem diundang main di acara Ditlan-tas, bagaimana tuh Jim?JM: Tergantung deal-nya dulu berapa. Kalau deal-nya bagus, kami bungkus. Yah biasa lah..., tawar menawar harga pas tancap gas. Hahahaha...(PH) Foto :Agung Hartamurti Wirawan

heat n beat

Page 44: 9th Issue

44 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Photography RUDY WICAKSONOStylist RANI TACHRIL

Make up and Hair FERRY & BUNLAY Model CHANTAL / fame

SARAH AURORA / JIM

Wardrobe by 7171 LALA & GAYATHERESIA LAW RADEN SIRAIT

Page 45: 9th Issue

45

Page 46: 9th Issue

46 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Wardrobe by 7171 LALA & GAYA

Page 47: 9th Issue

47

Page 48: 9th Issue

48 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Wardrobe by 7171 LALA & GAYA

Page 49: 9th Issue

49

Wardrobe by THERESIA LAW

Page 50: 9th Issue

50 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

THIS PAGEScarf Stylists ownTop ; Samsoe & Samsoe

Wardrobe by RADEN SIRAIT

Page 51: 9th Issue

51

Page 52: 9th Issue

52 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 53: 9th Issue

53

Page 54: 9th Issue

54 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

THIS PAGEDress ; GantUnder dress stylists ownSocks ; Keyna ArangurentShoes ; BiancoGloves ; Gant

Page 55: 9th Issue

55

Page 56: 9th Issue

56 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Photography FERRY LIE ADITYA M PRADHANA Stylist NIA INGGITA RAGILPUTRI

Make up and Hair DANIELLE SADLER Model STEPHANIE ERLITA ARIFINWardrobe by ALANNAH HILL LUCETTE

Page 57: 9th Issue

57

Page 58: 9th Issue

58 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 59: 9th Issue

59

Page 60: 9th Issue

60 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 61: 9th Issue

61

Page 62: 9th Issue

62 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 63: 9th Issue

63

Page 64: 9th Issue

64 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

CLASSIC BLACK AND WHITE DRESS, STATEMENT HAND - MADE CLUTCH, STUDED SKULL BAG, FLOWER PAT TERN DRESS AND BLACK T - SHIRT TO COMPLETE THE RELAX YET READY TO GO OUT LOOK .

1. WNM ClotheS R p. 85,000 | 2 . Ms. Jones “Audrey ” R p. 320,000 | 3 . CocoMomo “Ol i fant ” R p. 89,900 | 4 .Geul is “Gladi-ator R ing” R p. 125,000 | 5 . Ms. Jones “S at in D ress” R p. 228,000 | 6 . Naima “Mar y Jane Maroon” R p. 450,000 | 7 . B adha “D on’t Turn Your B ack O n Black ” R p. 2 ,500,000.

lucky no 7

Page 65: 9th Issue

65

1. SOE HOE “Ciggy Case” R p. 179,999 | 2 . SOE HOE Pants R p. 459,000 | 3 . SOE HOE Sweater R p. 389,999 | 4 .WNM Clothes R p. 85,000 | 5 . Provotoko “RI B lack Polo” R p. 95,000 | 6 .Provotoko “GreenIndo” R p. 85,000 | 7 . SOE HOE Agenda R p. 299,999.

Page 66: 9th Issue

66 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

WHO SAID YOU C AN’ T WEAR PRET T Y SKIRT AND NECKLACE WITH SKULL STUDED ROCK BAG?

1. Honey or Tarog “Nav y Blue”, Abac us R p. 430,000 | 2 .Eight “B eige shoes”, Abac us R p.345,000 | 3 .Geul is R p. 255,000 | 4 .CocoMomo “ Vlee Passpor t Wal let ”, Abac us R p. 525,000 & “Purple B lue” R p 215,000 | 5 . Provotoko “ White Tshir t ” R p. 60,000 & “KomNaarIndonesie!” R p. 85,000 | 6 . Geul is Ski r t R p. 275,000 | 7 . B adha “Skul l B lack D iamond” R p. 3 ,500,000 & “Gummy ” R p, 2 ,500,000.

lucky no 7

Page 67: 9th Issue

67

lucky no 7

SPEND THE SUMMER WITH HAND MADE CLUTCH, PURPLE LOUVRE, AND COLOURFUL ITEMS. MAKE SUMMER MORE THAN JUST A NORMAL SUMMER.

1. Geul is “S elendang Mayang” R p. 265,000 | 2 .Geul is “Flower R ing” R p.120,000 & “Flower Pin” R p 110,000 | 3 .Geul is Purple Louvre R p. 285,000 | 4 . House of Jealoux y “Hot Pink ”, Abac us R p. 330,000 | 5 . Venom Hair Pin, Abac us R p. 265,000 | 6 . Geul is D ress R p. 295,000 | 7 . CocoMomo “Peacock Maxi Pochette, Abac us ” R p. 699,000.

Page 68: 9th Issue

68 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

social brew

Kata ini tampaknya begitu sakral bagi sebagian orang. Sarjana. Sebuah titel yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penempuh studi di perguruan ting-gi. Seperti layaknya anak bupati yang sedang bekunjung ke daerah terpencil, seorang sarjana akan dipandang berilmu dan berakhlak baik di masyarakat. Seorang sarjana diharapkan akan mampu memberikan sumbangsih, paling

tidak, bagi kampung di mana ia tinggal.Namun, fakta yang ada saat ini menunjukan bahwa sarjana tidak lagi dipandang seba-gai seorang yang berilmu tinggi. Jangankan memberikan sumbangsih terhadap kam-pungnya, untuk survive dalam hidupnya pun menjadi suatu hal yang sulit untuk diraih. Tuntutan untuk segera bekerja merupakan beban yang harus dipikul seorang sarjana. Dengan titel yang didapatkannya, ia diharuskan untuk bisa “ini-itu” agar tidak tergerus dalam bursa lowongan kerja yang mengedepankan profesionalitas.Fenomena pengangguran terdidik pun akhirnya menjadi suatu hal yang tak dapat terhindarkan. Minimnya lapangan pekerjaan, termasuk juga terfokusnya lowongan pekerjaan hanya pada program studi tertentu menjadi salah satu faktor penyebab be-gitu banyak sarjana yang akhirnya terpinggirkan dari bursa kerja yang ada.Titel sarjana pun akhirnya dipandang sebagai sesuatu yang dilematis. Di satu sisi, masyarakat saat ini tidak jarang yang mempersepsikan bahwa sebenarnya titel tidak-lah penting untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, di sisi lain, para pemuda/i tam-pak berlomba-lomba untuk mendapatkan titel demi pencarian sebuah pekerjaan. Ya, mereka hanya berharap titel dapat menjadi jaminan bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut mereka pendidikan dan pengetahuan yang mereka dapatkan han-ya sekedar formalitas belaka dalam pengejaran sebuah titel. Ironis memang. Padahal,kebutuhan dunia kerja tidak hanya sebatas titel saja, bahkan tidak pula hanya pada kecakapan akademis yang diterima selama masa kuliah. Apa yang dinamakan dengan soft skill kemudian menjadi penting untuk didalami bagi para calon sarjana, dan bahkan yang telah memiliki titel sarjana sekalipun. Karena tanpa adanya soft skill atau keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja, para lulusan perguruan tinggi pun akan dengan mudah tersingkir dari persaingan bursa kerja yang begitu ketat. Den-

“Melalui pendidikan formal, seseorang akan mempunyai landasan berpikir yang kuat untuk melihat peluang-peluang bisnis yang ada,” M Riza Widyarsa

Page 69: 9th Issue

69

social brewgan hanya bermodal titel pula, mereka juga akhirnya tidak dapat mengembangkan diri secara maksimal guna memenuhi kebutuhan dunia kerja.Apalagi jika mengingat bahwa saat ini paradigma para penempuh studi di perguruan tinggi telah bergeser. Mereka menjunjung tinggi prinsip ke-praktisan, di mana apa yang mereka kejar hanyalah kelulusan atau gelar belaka. Setelah meninggalkan bangku kuliah pun mereka hadir dengan kemam-puan pas-pasan. Kemampuan dalam bidang atau jurusan yang ditekuninya semasa kuliah juga hanya mereka dapat “seadanya,” tanpa adanya eksperimen atau paling tidak kreativitas berpikir atas bidang yang ditekuninya.

MASALAH MENTALSarah, seorang lulusan universitas negeri di Jawa Ba-rat, mengatakan masalah mental saat ini merupakan hambatan utama bagi para sarjana untuk mendapat-kan pekerjaan. Menurutnya, para lulusan perguruan tinggi rata-rata merasa bahwa mereka telah terdidik, dan memiliki harapan yang begitu besar untuk dapat bekerja. Di samping juga tidak jarang yang merasa bahwa mencari kerja dengan jaminan titel itu gam-pang. Padahal persaingan begitu ketat, di mana seorang sarjana mesti memiliki nilai lebih tertentu yang dapat ditawarkan kepada perusahaan tempat ia melamar pekerjaan. Mereka pun hanya menunggu panggilan tiba, tanpa terus berusaha mencari peluang lain demi perkembangan kariernya, dan pada akhirnya pen-gangguran menjadi profesi yang tak dapat mereka tolak. Selain masalah mental, masih menurut Sarah, masalah etos kerja setidaknya juga menjadi penghambat para sarjana dalam perintisan kariernya. Rata-rata para lulusan perguruan tinggi saat ini sudah jenuh lebih dahulu memikirkan rutinitas kerja dari pagi hingga sore hari. Dengan pendidikan formal dan titel yang mereka peroleh, mereka pun berharap mendapat pekerjaan yang “layak,” dalam arti sebuah pekerjaan yang enak, tidak perlu bersimbah peluh. Ya! Ini adalah sebuah fakta. Bahkan hal ini penulis alami ketika bertemu seorang teman lama yang sam-pai sekarang masih menganggur. Ia bertanya kepada penulis, “Mau dong, kerjaan yang ngga ngeluarin keringat.” Saat itu pun penulis hanya bisa meringis dalam hati. Bagaimana ia ingin survive dalam hidup, jika pengorbanan setetes keringat saja tidak mau ia curahkan?Data Bappenas, seperti dilansir Kompas.com pada tanggal 18 Februari 2010, memperlihatkan bahwa dari 21,2 juta masyarakat Indonesia dalam daftar angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta atau sekitar 22,2 persennya adalah pengangguran. Dari jumlah terse-but, lulusan diploma dan universitas mendominasi dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Laporan ini menunjukan bahwa para lulusan perguruan tinggi justru menjadi penyumbang terbesar angka pen-gangguran di Indonesia. Hal tersebut tentu merupakan kenyataan yang memi-lukan. Kenyataan yang menyiratkan bahwa penem-puhan studi seorang mahasiswa demi mendapatkan pekerjaan yang layak –atau paling tidak bisa lebih tinggi dari mereka yang tidak mengenyam bangku perguruan tinggi ternyata sia-sia, dan berujung pada meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Sarah juga mengatakan bahwa saat ini tak dapat dipungkiri, jika tidak terserapnya sebagian besar para lulusan perguruan tinggi juga dipengaruhi selera atau prioritas perusahaan terhadap almamater ter-tentu. Bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa almamater tertentu, dalam arti yang telah punya nama atau yang berstatus negeri, lebih diutamakan untuk diterima bekerja daripada almamater yang ter-bilang kurang top atau baru.

Fenomena ini tentu merupakan diskriminasi secara tidak langsung bagi para lulusan dari universitas baru atau yang kurang top. Sarah pun sebenarnya menyesalkan hal ini masih terjadi hingga sekarang, karena bukan tidak mungkin mereka – para lulusan universitas gurem – mempunyai kemampuan kerja yang sama atau bahkan lebih dari mereka, para lulu-san dari almamater terkemuka. Oleh karena itu, akan menjadi tantangan yang berat bagi mereka lulusan universitas gurem, karena benar-benar harus me-nawarkan sesuatu yang bernilai lebih – seperti skill dan kemampuan lain yang ia tekuni, agar dapat sur-vive pada ketatnya bursa lowongan kerja.

SKILL VS PENDIDIKANKenyataan tersebut kemudian memunculkan opini publik bahwa untuk mendapatkan pekerjaan, skill lebih diutamakan ketimbang pendidikan formal. Mengenai hal ini, Sarah berpendapat, walau ba-gaimana pun pendidikan tetap menjadi hal yang penting dalam perjalanan karier seseorang. Ia men-contohkan dengan menganalogikan seorang yang bergerak di bidang pemasaran/marketing. Seseorang yang hanya bermodalkan skill dalam me-masarkan suatu produk tentu akan sangat berbeda dengan seseorang yang juga mengenyam pendidi-kan formal. Seorang Marketing yang memiliki latar belakang pendidikan formal akan lebih mempunyai kaidah-kaidah serta prinsip pemasaran yang lebih rapi dan elegan, ketimbang marketing yang hanya bermodalkan skill. Oleh sebab itu, ia berpendapat pendidikan formal dan skill harus dijalani secara ber-samaan, jika ingin menghasilkan individu yang siap bersaing secara ketat di dunia kerja. Hal yang sama juga dibenarkan oleh M. Riza Widyarsa, seorang dosen dari sebuah universitas di bilangan Ja-karta Selatan. Menurutnya, skill dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Memang ada beberapa aspek da-lam pekerjaan yang lebih memerlukan skill daripada pendidikan formal. “Seperti dalam berbisnis, kadang kita diharuskan untuk mempunyai feeling bisnis atau kejelian dalam melihat pangsa pasar mana yang bisa dijalankan. Dan itu seringkali bisa diasah melalui pengalaman. Akan tetapi, bagi saya pendidikan formal tetap perlu, karena pendidikan formal dapat membuat manusia mempunyai daya analisa yang lebih baik,” ujarnya. “Melalui pendidikan formal, seseorang akan mem-punyai landasan berpikir yang kuat untuk melihat peluang-peluang bisnis yang ada,” imbuhnya.

PROBLEM SISTEMATIKRiza mengatakan bahwa fenomena pengangguran terdidik sekarang ini sudah berada pada tahap yang mengkhawatirkan. Pernah tercatat lebih dari 500 ribu orang pengangguran terdidik, berasal dari tingka-tan D1 sampai S2. Euforia kelulusan yang baru saja dirayakan seorang sarjana ternyata hanya keceriaan sementara, ketika ia sudah berhadapan pada tuntu-tan karier di mana ribuan bahkan ratusan ribu orang berdesakan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Riza, apa yang menjadi penyebab muncul-nya fenomena pengangguran terdidik ini, terdiri dari berbagai faktor yang saling berkaitan. Dari sektor pendidikan, ia melihat bahwa penyebab utama mem-bludaknya pengangguran terdidik adalah kurangnya kemampuan dalam berwirausaha. Saat ini telah ban-yak universitas yang mendidik para mahasiswanya untuk memiliki kemampuan dan kecakapan yang dibutuhkan baik perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Tetapi, ketatnya persaingan di dunia kerja tentu mengharuskan setiap sarjana memiliki alternatif men-genai jalur karier yang dapat ditempuhnya. Sehingga ia tidak hanya berpotensi dalam mencari lowongan pekerjaan, tapi juga dapat membuka lapangan kerja

baru, paling tidak untuk dirinya sendiri. Oleh karena itulah, pembekalan kemampuan berwirausaha ini penting untuk selalu ditingkatkan. Disamping itu, Riza menambahkan bahwa dukungan pemerintah terutama dalam menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif demi terciptanya pel-uang-peluang usaha juga begitu diperlukan Karena tanpa adanya peran pemerintah, pembukaan usaha baru juga akan menjadi hal yang sulit untuk direal-isasikan. Selain juga, seringkali mereka terhambat masalah modal, yang seharusnya dapat di-support oleh pemerintah, terutama dari Kementerian UKKM. Sudah menjadi keharusan bagi para pihak yang terkait untuk segera memperbaiki sistem yang ada, bila tidak ingin fenomena pengangguran terdidik ini terus-menerus terjadi, dan bahkan semakin mening-kat. “Jadi kita sebagai pendidik mempunyai tugas un-tuk memperbaiki sektor pendidikan kita, tapi kemu-dian di sisi lain para ekonom juga mempunyai tugas untuk memperbaiki sektor ekonomi Indonesia. Jadi itu harus berjalan bersama-sama, tidak bisa satu-satu. Itu yang paling tepat,” kata Riza.Kemampuan berwirausaha yang dimiliki seorang sar-jana ini juga memerlukan kreatifitas dalam arti dapat membuka lapangan kerja baru yang belum pernah ada. Seperti 25 tahun yang lalu, jasa konsultan poli-tik kalaupun ada jumlahnya masih terbatas. Namun, dengan lahirnya era reformasi sekarang ini, jasa konsultan politik pun semakin laku, karena sejalan dengan perkembangan demokrasi yang ditunjuk-kan dengan diselenggarakannya Pemilu, dari tingkat Eksekutif maupun Legislatif, dari tingkat pemerintah pusat sampai ke daerah. “Dulu siapa yang berpikir kalau jasa konsultan politk itu menguntungkan?” ujar Riza. Terbukanya jasa kon-sultan politik memungkinkan terserapnya lulusan FISIP yang dahulu dianggap sebagai “jurusan kering” mendapat tempat di dunia kerja. Di negara maju, dengan banyaknya lembaga kajian, para lulusan dari jurusan kering pun banyak yang dibutuhkan. Kuncinya, ia mengingatkan, perlu kre-atifitas dalam penempuhan jalan karier. Pemikiran-pemikiran yang tergolong “Out of the Box” juga perlu untuk dilatih, agar seorang sarjana dapat keluar dari kekangan pikiran yang menyebabkan terhambatnya karier mereka. (RAS)

Page 70: 9th Issue

70 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Menyusuri lagi jalan-jalan yang dulu kerap kami lalui bersama, seperti me-nyusun kembali kepingan-kepingan peristiwa untuk menjadi sebuah puz-zle manis yang bernama “kenangan”.

Aku masih ingat betul letak rumahnya, meskipun di sana sini banyak yang telah berubah. Rumahnya me-mang tak jauh dari gedung sekolah kami di bilangan Sunter Agung, Tanjung Priok Jakarta Utara. Dahulu, sering kali selepas pelajaran olah raga atau saat turun main tiba, kami anak-anak SD inpres dengan uang saku terbatas ini berlarian sambil bersenda gurau ke sana untuk sekedar mendinginkan kerongkongan dengan air kulkas gratis. Ibu Nurhasanah atau yang akrab dipanggil Ibu Nung sambil melayani pembeli di warung gado-gado di muka rumahnya biasanya akan berkicau panjang pendek pada bocah-bocah berkeringat dan bau matahari ini agar jangan ribut dan jangan berebut. Beliau adalah ibunda dari Yadin Muhyidin, kawan sekolahku sejak SD hingga SMP yang juga menjadi korban penghilangan orang pada peristiwa 14 Mei di Jakarta dua belas tahun yang lalu. Sebuah rentang waktu yang terbilang cukup pan-jang, tapi seperti baru kemarin sore rasanya.Yadin merupakan anak kedua dari tiga bersaudara buah pernikahan Bapak Umar dan Ibu Nurhasanah yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya, yang menjadi tumpuan harapan bapak dan emaknya

agar kelak dapat menjadi tulang punggung dan mengangkat derajat keluarga. Selepas SMP kami berpisah, dan bersama beberapa orang kawan, Yadin masuk sekolah pelayaran dan kemudian melanjutkan ke akademi maritim untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang nakhoda kapal. Hal yang lazim, mengingat daerah tempat tinggal kami memang dekat dengan pelabuhan Tanjung Priok.Siang itu aku datang kembali ke rumahnya setelah sekian belas tahun. Ibu Nung baru pulang sehabis menjenguk tetangganya di rumah sakit. Sambil beris-tirahat, beliau memandangi potret Yadin berseragam kelasi yang terpajang di dinding triplex rumahnya. Dengan mata menerawang Ibu Nung menuturkan bahwa sebenarnya pada waktu itu Yadin sudah ikut berlayar bersama kakak iparnya ke Singapura. Seta-hun kemudian ia kembali ke tanah air untuk melan-jutkan pendidikan pelautnya dan mengikuti ujian un-tuk menaikkan jenjang pangkatnya di kapal. Selesai ujian, Yadin diajak lagi oleh kakak iparnya untuk kem-bali berlayar. Yadin menerima ajakan tersebut, dan diputuskan bahwa Ibu Nung lah yang akan ke kam-pus Yadin untuk mengambilkan ijasah pelautnya dan nanti akan dikirimkan ke kantor maskapai pelayaran tempat Yadin bekerja di Negeri Singa itu. Namun en-tah mengapa Yadin berubah pikiran. Ia membatalkan rencana semula dan tetap berada di Jakarta, karena dia ingin mengambil sendiri ijasah pelautnya.

Kemudian, di hari itu pecahlah amuk massa di be-berapa titik di ibukota dan sekitarnya, termasuk di wilayah sekitar tempat tinggal Yadin. Ibu Nung sebel-umnya sudah mewanti-wanti agar Yadin jangan ikut-ikutan seperti itu. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rupanya Tuhan sudah pu-nya rencana lain untuknya. Hari itu Ibu Nung diminta untuk membantu memasak di rumah tetangganya yang akan menggelar hajatan. Maka lepaslah penga-wasan beliau terhadap Yadin. Pukul sebelas siang Ya-din terbangun dari tidurnya karena suara riuh orang lalu lalang di muka rumahnya sambil membawa barang-barang jarahan. Terdorong oleh rasa penasa-ran dan ajakan teman-teman dan para tetangganya, diapun pergi ke luar untuk menonton amuk massa tersebut.

Selepas maghrib di sekitar lokasi amuk massa dilaku-kan sweeping oleh petugas berseragam. Didahului oleh beberapa tembakan peringatan, massa yang kocar-kacir satu persatu berhasil diciduk dan dinaik-kan ke atas truk milik petugas, termasuk juga Yadin.Kedua orang tuanya mulai khawatir, karena selepas bedug isya hingga tengah malam dia tak kunjung pulang. Keesokan harinya, Pak Umar pergi ke polsek setempat untuk mencari keberadaan putranya. Na-mun petugas polsek mengatakan bahwa memang benar Yadin dibawa ke situ, tapi sudah dipulangkan.

Page 71: 9th Issue

71

social brewItu terbukti karena ada nama Yadin tertulis pada daftar orang-orang yang dibawa ke situ. Tapi yang menimbulkan pertanyaan adalah, mengapa Yadin tidak kembali ke rumahnya? Padahal jarak kantor polsek tidaklah seberapa jauh dan bisa ditempuh walau meski berjalan kaki. Karena pada saat itu akses jalan banyak yang ditutup sehingga menyebabkan arus lalu lintas kendaraan menjadi lumpuh.Menurut keterangan keluarga dan teman-te-mannya, Yadin bukanlah seorang aktivis. Yadin hanyalah seorang warga masyarakat biasa yang menikmati euforia aksi massa pada tanggal 14 Mei 1998 yang secara kebetulan berada di tem-pat dan waktu yang salah. Teh Tetty, kakak perem-puannya yang hari itu ada di rumah mengatakan bahwa Yadin cuma pulang sebentar untuk shalat dzuhur dan istirahat sejenak, setelah itu dia pergi lagi dengan mengenakan kaus putih dan celana pendek berwarna hijau. Dan sejak hari itu hingga hari ini, Yadin menghilang, dan tidak kembali lagi.Banyak tempat sudah didatangi, banyak juga instansi sudah disambangi, namun keberadaan Yadin hingga kini masih tetap menjadi misteri. Memikirkan putranya yang menghilang tanpa ada kejelasan kabar berita menyebabkan bukan hanya kesehatan fisik Pak Umar dan Ibu Nung saja yang terganggu, tapi juga aspek pskologisnya. Kedua orang tua Yadin ini dilanda depresi berat.Setiap bulan Mei, bulan di mana Yadin menghil-ang, ibu Nung pasti jatuh sakit. Bahkan pernah tiga kali dirawat inap, dan terakhir kali ia sempat sebelas hari koma di rumah sakit karena kadar gula darahnya melonjak drastis. Pernah juga pada suatu hari Ibu Nung histeris dan mengamuk di rumahnya. Alih-alih dikira sudah tidak waras, Ibu Nung dibawa ke RS Jiwa Grogol oleh Teh Tetty. Namun oleh para aktivis KONTRAS, Ibu Nung dijemput pulang dan dibawa ke psikiater untuk melakukan terapi.Pernah juga Ibu Nung mendatangi lokasi di mana Yadin menghilang. Beliau berada di sana hingga pukul 2 dinihari sehingga membuat orang-orang di sekitar situ menjadi heran dan bertanya-tanya, namun beliau hanya berdiri terpaku dengan tatapan kosong sambil sesekali bercerita dengan suara perlahan tentang putranya yang hilang di tempat tersebut. Oleh petugas hansip yang malam itu kebagian tugas jaga, akhirnya Ibu Nung diantarkan pulang ke rumahnya.Atau sering kali, oleh Ibu Nung, kawan-kawan sepermainan Yadin atau anak-anak tanggung di sekitar rumahnya disuruh mengantarnya men-jemput Yadin dengan membonceng sepeda mo-tor. Tapi mereka sudah maklum dengan keadaan Ibu Nung dan menuruti saja permintaan beliau. Akhirnya Ibu Nung hanya dibonceng berkeliling-keliling di sekitar kawasan PRJ Kemayoran sambil dibujuk-bujuk agar bersedia kembali diantar pu-lang.Pernah juga rumah Ibu Nung didatangi oleh seseorang yang mengaku sebagai “orang pintar” yang mengetahui keberadaan Yadin. Orang itu kerap meminta sejumlah rupiah kepada keluarga Ibu Nung dengan alasan untuk biaya mencari Ya-din, yang lama kelamaan membuat keluarga Ibu Nung kesal dan tak lagi meminta jasa orang itu. Di tengah kesusahan, masih ada saja orang-orang yang memanfaatkan situasi demi mencari keun-tungan pribadi.Demikian pula halnya dengan Pak Umar. Pernah pada saat mengantar barang ke luar kota dengan mobil perusahaan, secara tiba-tiba beliau mengh-entikan mobilnya di tepi jalan tol. Keneknya sempat dibuat bingung, apalagi ketika mer-

eka dihampiri oleh mobil patroli lalu lintas yang membuatnya semakin panik. Pak Umar hanya ter-diam mematung tanpa berkata sepatah katapun, meskipun berulangkali ditanyai oleh petugas polantas. Rupanya Pak Umar habis melihat mobil truk tentara yang membuatnya teringat akan na-sib anaknya yang hilang. Pernah juga pada suatu siang Pak Umar tam-pak berlari ke luar rumah sambil berteriak-teriak memanggil-manggil nama Yadin. Tiang listrik yang berada di depan rumahnya dipeluk sambil menangis, membuat orang-orang yang sedang makan gado-gado di warung Ibu Nung men-jadi terharu dan ikut trenyuh. Pak Umar dilanda depresi berat dan selang 4 tahun setelah peris-tiwa hilangnya Yadin, Pak Umar yang berprofesi sebagai pengemudi mobil angkutan barang itu dipanggil oleh Sang Pencipta setelah sebelumnya sakit-sakitan karena menanggung beban pikiran akan raibnya putra satu-satunya yang menjadi tumpuan harapannya. Maka semakin beratlah beban yang harus ditanggung oleh Ibu Nung.

KEADILAN YANG SEADIL - ADILNYABeliau tidak mempermasalahkan bagaimana anaknya diposisikan. Apakah sebagai pahlawan, sebagai martir, atau sebagai korban. Yang jelas, sejak peristiwa dua belas tahun lalu itu anaknya belum kembali hingga sekarang. Namun Ibu Nung tetap optimis bahwa pada suatu hari nanti kasus ini akan terungkap sejelas-jelasnya, meskipun se-lalu “terbentur tembok” di setiap instansi. Sudah berkali-kali republik ini berganti pucuk pimpinan, namun tetap saja kasus ini tidak mendapat tang-gapan yang menggembirakan bahkan seperti dipeti-eskan. “Sakit hati saya memikirkan itu. Tapi saya ya-kin Allah tidak tuli. Allah tidak buta. Allah Maha Mengetahui segalanya. Semuanya kepunyaan

Allah. Dua belas tahun sudah saya terus menanti dan menanti dalam ketidakpastian akan nasib anak saya tercinta. Saya hanya bisa berdoa dan terus berdoa tanpa kenal lelah dan putus asa. Se-mua itu sudah rencana Allah. Hanya kepada-Nya kita bisa menuntut keadilan yang seadil-adilnya.” Demikian tutur Ibu Nung dengan mantap dan penuh keyakinan.“Dulu waktu masih hidup, Cak Munir (aktivis KONTRAS) juga sering datang ke sini, sekedar menghibur dan menguatkan hati saya dengan mengatakan bahwa Yadin akan kembali dan ka-sus ini akan terungkap. Saya sebagai ibunya cuma ingin kejelasan tentang nasib anak saya. Kalau memang dia masih ditahan, tolong tunjukkan pada saya di mana tempatnya. Dan kalau me-mang dia sudah tidak ada, tolong tunjukkan pada saya di mana kuburnya. Dan apapun yang ter-jadi, saya sudah ikhlaskan semua. Lelah rasanya jiwa raga ini dua belas tahun menanti dan terus menanti dalam ketidakpastian akan nasib anak saya tercinta. Dia adalah permata hati saya, pelita

hidup saya. Namun jauh dalam hati kecil saya merasa bahwa anak saya masih ada. Itulah yang membuat saya tetap kuat bertahan hingga seka-rang.” Demikian Ibu Nung menuturkan kepadaku sambil mengusap air matanya. Pada saat wawan-cara ini berlangsung, Ibu Nung baru kembali dari kongres orang hilang yang berlangsung di kawasan Puncak selama 8 hari. “Bertemu dengan orang-orang yang senasib dengan saya membuat saya sedikit terhibur. Membuat saya merasa tidak sendiri menerima cobaan ini. Banyak orang di Indonesia dan dari berbagai belahan dunia lain seperti Kashmir, Bolivia, Philipina, Thailand, Timor Leste, Myanmar, Argentina, dan negara-negara lain yang bernasib sama seperti saya, bahkan jauh lebih menyedihkan.”

KONVENSI INTERNASIONAL30 Agustus setiap tahunnya didedikasikan seba-gai Hari Internasional untuk Penghilangan Orang Secara Paksa. Dan sidang Komisi HAM PBB pada 29 Juni 2006 di Jenewa sudah mengesahkan In-ternational Convention for the Protection of all Persons from Enforced Disappearances (Konvensi Internasional untuk Perlindungan Semua Orang dari Penghilangan Paksa) yang pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “Tidak seorangpun boleh dikenakan penghilangan paksa” dan ayat 2 yang berbunyi “Tidak ada situasi luar biasa apapun, apakah keadaan atau ancaman perang, ketidak-stabilan politik internal atau keadaan darurat publik lainnya, yang dapat dijadikan sebagai pembenaran untuk penghilangan paksa”. Dan In-donesia sebagai anggota PBB seharusnya sudah meratifikasi konvensi internasional ini.Menurut data yang berhasil dihimpun oleh KON-TRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tin-dak Kekerasan) selama kurun 1997/1998 tercatat ada 23 orang telah dihilangkan. Dari jumlah itu,

1 orang ditemukan meninggal, 9 orang dilepas-kan, dan 13 lainnya termasuk Yadin hingga hari ini masih belum diketahui keberadaannya. Sungguh ironis. Ketika kami para mahasiswa tengah bersorak sorai di gedung parlemen me-nikmati euforia tumbangnya rezim terdahulu yang mengkebiri kemerdekaan warganegara dalam menyuarakan pendapat, pada saat yang sama nun entah di mana mungkin Yadin ten-gah dikurung atau bahkan disiksa dan dirampas haknya sebagai manusia merdeka. Dan ada be-gitu banyak korban penghilangan paksa seperti Yadin di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kita berharap agar tidak ada lagi Yadin-Yadin yang lain di masa yang akan datang. Semoga. (PH)

"Ketika kami para mahasiswa tengah bersorak sorai di gedung parlemen menikmati euforia tumbangnya rezim terdahulu yang mengkebiri kemerdekaan warganegara dalam menyuara-kan pendapat, pada saat yang sama nun entah di mana mungkin Yadin tengah dikurung atau bahkan disiksa dan dirampas haknya sebagai manusia merdeka."

Page 72: 9th Issue

72 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Empat tahun belakangan namanya mulai hilir mudik di kanca permusikan Indonesia. Lagu-lagunya yang nge-hits sering diputar baik di radio maupun televisi. Ia hadir den-gan warna lain yang memberikan pilihan baru untuk para penikmat musik di Indone-sia. Kini era baru dari genre musik rap kembali muncul dan dikembangkan secara apik oleh Ignatius Rosoinaya Penyami alias Igor ‘Saykoji’. Awal kemunculannya dengan lagu

“So What Gitu Loh” pada tahun 2006 ternyata bisa menarik perhatian banyak kalangan. Den-gan menawarkan lirik-lirik yang ceria Saykoji terus berkarya dengan menghadirkan sejumlah lagu-lagu yang booming di pasaran. Kemudian Igor hadir merilis album ke dua dengan single “Jomblo”. Lalu dengan single berjudul “Online” yang dikeluarkan pada tahun 2009 Saykoji telah berada pada puncak karirnya, dimana lagu ini dan Igor sendiri mendapat kesempatan untuk menjadi ambasador dari sebuah produk telepon selular. Dan pada edisi ini Igor mau berbagi kepada Far Magazine tentang kehidupannya hingga barang-barang yang menunjang penampi-lannya saat ini.

Kesibukan anda saat ini?Sekarang saya sedang disibukkan dengan pro-mo single terbaru dari Saykoji yang berjudul “ Narsis”. Dan sedang dalam tahap pembuatan video klipnya, mudah-mudahan dalam waktu dekat video klipnya sudah bisa dinikmatin masyarakat.

Ada apa dengan “Narsis”?Menurut saya narsis itu hal yang umum saat ini. Dan sebenarnya kalau narsis dengan sehat atau dilakukan dalam jumlah porsi yang benar bisa menimbulkan hal baik seperti percaya diri yang bisa membantu dalam pekerjaan dan juga bersosialisasi.

Datangnya sebuah inspirasi ketika mencipta-kan sebuah lagu biasanya dari mana saja?Sejak awal biasanya lirik-lirik dari lagu Saykoji sangat ekspresif. Biasanya peristiwa sehari-hari serta pengalaman orang-orang sekitar dan diri sendiri biasanya banyak menjadi ide awal terciptanya sebuah lagu. Seperti di lagu “Pen-gen Kurus” itu dari pengalaman pribadi. Dan berharap juga lagu dari Saykoji bisa mewakili apa yang dirasakan para pendengar. Selain itu

tema-tema dari lagu yang diciptakan Saykoji akan terus berkaitan dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Karya yang baik itu seperti apa?Menurut saya setiap orang punya defi-nisi mengenai karya yang dinilai baik itu berbeda-beda. Saya sendiri menilai sebuah karya dianggap baik selama karya itu khususnya lagu bisa menginspirasi orang-orang yang mendengarnya dan mempu-nya dampak yang positif untuk orang lain.

Apa yang biasanya membuat anda happy?Saya happy kalau mendapat jam tidur yang cukup, bangun pagi di hari yang cerah dan pastinya ‘dapur’ ngebul terus.

Siapa yang bisa membangkitkan semangat anda?Keluarga, anak dan istri saya. Mereka yang menjadi sumber semangat dan penghibur ketika letih. Dan mereka juga yang menjadi tujuan saya bekerja keras demi membahagia-kan mereka.

in my closet

Page 73: 9th Issue

73

Pesan anda untuk Indonesia?Indonesia siap menjadi Negara yang besar dan he-bat. Bila saja masyarakat berfikir positif walaupun terkadang keadaan Indonesia mengecewakan

tapi bila kita hanya sekedar menuntut tanpa ber-buat sesuatu maka Indonesia tidak akan berkem-

bang. Mengenai fashion apakah anda termasuk orang yang fashionable?Saya sebenarnya tidak terlalu mementingkan fashion, tapi ketika berpakaian apapun bentuknya saya selalu memilih yang nyaman dikenakan.

Biasanya jenis pakaian seperti apa yang membuat anda nyaman?Saya paling nyaman memakai pakaian dengan bahan kaos, tapi selain kaos biasanya saya juga suka memakai jaket.

Untuk penampilan saat manggung aksesoris apa yang biasanya anda kenakan?Saat manggung biasanya saya suka menggunakan topi, kacamata, dan kalung.

Kalau kebanyakan rapper identik memakai bling-bling, bagaimana dengan anda?Ciri khas fashion dari rapper biasanya menggunakan ba-ju-baju yang gombrong dan aksesorisnya berupa bling-bling. Tapi kalau saya sendiri punya style sendiri, baju gombrong dan kalung dengan bandul dari hardisk. Di hardisk itu juga bisa dilihat berwarna Merah-Putih se-bagai lambang bendera Indonesia.(BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINEF

Page 74: 9th Issue

74 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

hotspot

Butik Soe.Hoe khusus hadir secara istimewa untuk memenuhi beragam jiwa fashionable yang saat ini bergejolak pada kawula muda di Indonesia. Nama Soe.Hoe sendri

merupakan penggalan dari nama sang pemilik Soetjipto Hoeijaja atau yang akrab disapa Nono. Pria asal Makasar ini juga sebagai perancang dari barang-barang yang terdapat di butik ini. Butik yang terletak di Level One yang merupakan new lifestyle area tepatnya di East Mall Grand Indonesia lantai 1.

Soe.HoeDi dalam butik ini sendiri dari tiga buah label terdiri dari Soe.Hoe yang memproduksi berbagai jenis tas unik untuk pria dan wanita. Untuk ukuran tas, Soe.Hoe menawarkan beragam ukuran dan bentuk. Namun bahan yang digunakan untuk saat ini sebatas kulit asli ataupun sintetis yang berkualitas unggulan bahkan untuk menjaga mutu bahan sintetis yang dipakai biasanya merupakan bahan import dari Thailand dan China. Pengerjaannya juga tidak sembarangan karena dibuat oleh pengrajin yang berpengalaman tinggi. Dan untuk produk Soe.Hoe semua proses pembuatan tasnya dilakukan di Pulau Dewata Bali. Tas buatan asli dari Indonesia ini selalu menampilkan sesuatu yang berbeda dan dalam jangka waktu tiga bulan sekali selalu mengeluarkan koleksi terbarunya yang tidak kalah bagus dengan produk luar.

No’omBila anda para pria fashionable yang saat ini mulai jenuh dengan bentuk pakaian yang monoton tempat ini bisa menjadi pilihan baru untuk anda. Untuk saat ini No’om memang hanya memproduksi pakaian khusus untuk pria.

Dengan menggunakan pakaian dari No’om anda bisa menjadi trendsetter saat ini. Karena hampir semua pakaian di sini dirancang khusus dan tidak diproduksi dalam jumlah banyak alias tidak pasaran. Selain pengerjaannya yang secara detail produk No’om ini juga selalu memberikan aksen-aksen berbeda yang menarik dan tidak biasa. Untuk pilihan warna pria No’om terbilang cukup bervariatif seperti hitam, putih, abu-abu, pink, biru dan juga merah dengan beragam bentuk dari kemeja, kaos, blazer, celana pendek dan panjang.

DeliciousKhusus untuk label ini menyediakan produk berupa aksesoris dan stationary. Untuk aksesoris menyediakan barang-barang seperti kalung, cincin, dasi, dan kalung yang diproduksi sendiri. Kemudian untuk stationary mulai dari tempat kartu nama, agenda, tempat kunci mobil, korek api dan tempat menyimpan rokok dengan ukuran, warna dan bentuk yang sangat bervariasi yang elegan bisa anda beli ditempat ini.

Semua barang-barang yang diproduksi di Soe.Hoe selalu bertemakan chic, precious, and exclusive. Butik dengan luas sekitar 43 meter persegi ini didesain khusus dengan memadukan warna merah menyala dengan hijau olive yang teduh. Selain itu bahan dari kayu-kayuan dipilih untuk dibuat instalasi yang modern dan sophisticated. Dengan hadirnya butik Soe.Hoe diharapkan bisa menjadi sebuah pilihan alternative anda dalam bergaya serta dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau bisa memberikan warna baru untuk dunia fashion di Indoensia. (BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINE

Page 75: 9th Issue

75

www. soe-hoe.com

Page 76: 9th Issue

76 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

cerita dari CaritaBila ada hal yang bisa mewakili kepenatan yang anda rasakan mungkin padatnya rutinitas, kemacetan, polusi udara. Menjadi 3 hal yang membuat hari-hari

anda terasa begitu berat dan dilanda stress yang bisa membuat drop kondisi tubuh dan juga merubah mood anda. Liburan! Kata ini bukan sesuatu yang as-ing tapi istimewa bagi siapapun yang sangat membutuhkannya. Dari beragam problema hidup yang harus diselesaikan satu persatu tidak ada salahnya anda memberikan hadiah berupa liburan untuk me-refresh kondisi agar kembali siap menjalani rutinitas yang telah menanti di depan mata. Pada kesempatan kali ini tim dari FAR magazine memiliki keberuntungan bisa meluangkan waktu untuk liburan bersama. Karena kepenatan juga pernah

mampir kepada kami, padatnya pekerjaan serta deadline memang selalu menguras pikiran dan juga menimbulkan tingkat stress yang cukup tinggi. Ketika merencana-kan liburan bersama lantas pertanyaan yang timbul adalah “kita mau liburan kemana?”. Dimana pun itu selagi bisa memberikan suasana yang berbeda dari Jakarta, lalu memberikan ketenangan dan bisa menambah inspirasi baru menjadi pertimbangan kami untuk memilih tujuan berlibur. Birunya air, suara ombak, semilir angin, pasir putih, cottage yang nyaman rasanya bisa melengkapi persyaratan untuk melepas penat yang ada. Dan kami memutuskan untuk berlibur ke Carita-Anyer selama dua hari. Ya..dua hari memang bukan waktu yang lama tapi sebuah kurun waktu yang kami harap cukup pas untuk membangun energi baru dan setidaknya mengurangi sedikit kepenatan yang ada.Selain kondisi fisik yang harus dipersiapkan sebelum pergi berlibur. Perlengkapan yang tidak kalah penting untuk anda siapkan antara lain: pakaian ganti, obat-obatan, makanan kecil, sunblock, sunglasses hingga baju dan kacamata renang jangan sampai ketinggalan

Tim FAR magazine memutuskan untuk berangkat pada hari Jumat malam. Mengingat jalanan di Jakarta akan tersendat di hari itu, sehingga kami mengantisipasinya dengan berangkat sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah me-nempuh perjalan panjang yang cu-kup melelahkan sekitar 4 jam, akhirnya kami pun tiba di Carita-Anyer. Ketika mulai memasuki daerah tersebut de-bur ombak sudah mulai menyapa ke-datangan kami. Bau laut yang jauh dari kata polusi pun tercium asing. Sesampainya di resort kami memutus-kan untuk beristirahat dan di keesokan harinya baru memulai pertualang kami di pantai Carita-Anyer. Pagi menyapa! Kami pun terbangun tidak sama seperti hari-hari biasanya. Karena letak resort yang sangat dekat dengan bibir pantai pagi pertama kami di Carita terasa begitu melegakan. Ketika membuka pintu dan jendela hangatnya sinar matahari, hembusan angin pantai serta air laut yang biru dengan sempurna menyapa kami.Laut dan pasir putih seperti memang-gil untuk kami segera terjun bebas dan basah bersama. Suasana yang tenang dan memang jauh dari kiruk pikuk perkotaan. Lalu hari itu kami memutus-

kan untuk berpetualang menyeberangi lautan menuju Gunung Krakatau. Bila anda berkesempatan berlibur ke tempat ini mungkin anda juga bisa mencoba berpetualang untuk mampir ke pulau-pulau yang terdapat disekitar Carita. Dengan menggunakan perahu tradis-ional dengan tujuan Gunung Kraka-tau anda bisa menggeluarkan uang sebesar Rp.2.000.000,- (pulang-pergi). Kapasitas kapal tradisional atau biasa disebut kapal nelayan ini bisa men-capai sebanyak 10 orang dan dengan biaya itu anda juga mendapatkan satu kali jatah untuk makan siang.Perjalanan biasanya ditempuh kurang lebih 3-4 jam untuk bisa sampai ke Gunung Krakatau. Selain kapal kayu, tempat ini juga menyediakan long boat. Untuk perjalanan dengan meng-gunakan long boat waktu yang dibu-tuhkan untuk sampai ke tempat tujuan Gunung Krakatau memang jauh lebih cepat kurang lebih hanya 2 jam. Untuk biaya bila menggunakan long boat be-sar sekitar Rp.2.700.000,- dan long boat kecil Rp. 2.300.000 (pulang-pergi) dan juga sudah termasuk makan siang.

Setelah cukup lama menyeberangi lau-tan selama 3 jam, kami pun sampai di Gunung Krakatau. Setibanya di sana kami berkumpul bersama untuk ma-kan siang dan mengumpulkan tenaga baru untuk serentetan kegiatan yang akan kami lakukan di tempat ini. Set-elah lahap dengan menu nasi goreng lezat di siang itu kami pun bergegas untuk membasahkan diri di laut. Sua-sana yang jauh berbeda dari Carita kami temui di tempat yang satu ini. Hanya terdapat banyak pepohonan, pasir berwarna hitam dan di sini kami memutuskan untuk melakukan snor-kling. Siang itu cuaca cukup bersahabat, ma-tahari tidak terlalu tegas. Setelah puas dengan berada di air, sore itu kami memutuskan untuk kembali ke Carita-Anyer agar tidak terlalu malam set-ibanya lagi di resort. Sebagai catatan, bagi anda yang juga ingin melakukan snorkling, naik gunung atau kegiatan apapun saat di Gunung Krakatau pas-tikan fisik anda dalam keadaan yang fit karena ini akan cukup banyak mengu-ras tenaga anda.

PANTAI

GUNUNG KRAKATAU

domestic exchange

Page 77: 9th Issue

77

Lalu di hari berikutnya yang juga merupakan hari terakhir kami berlibur di Carita-Anyer. Kami memutuskan untuk menikmati suasana pantai bersama. Di hari libur khususnya Sabtu dan Minggu suasana di pantai memang cukup ramai. Di sini tidak hanya bisa melihat pemandangan yang indah tapi anda juga bisa mencoba water sport yang bisa anda nikmati untuk melengkapi serunya liburan anda.Bermain air dengan mencoba permainan banana boat yang akan membawa anda melupakan beban yang selama ini meng-ganjal. Satu buah banan boat bisa untuk menampung sekitar 6 orang dangan biaya Rp. 25.000,- (per-orang). Lalu bila anda ingin permainan yag lebih ekstrim mungkin jet ski bisa jadi pilihannya. Dengan waktu 15 menit anda akan dikenakan biaya sebesar Rp. 150.000,- utuk satu buah jet ski. Kemudian mencoba canoe di pagi ataupun sore hari juga bisa membuat anda lebih tenang. Untuk fasilitas canoe sendiri dikenai biaya Rp. 30.000,- (per-orang). Di sini juga menyediakan penyewaan papan surfing dan pelampung. Tidak hanya water sport yang bisa meramaikan liburan anda. Sejumlah pedagang pakaian khas pantai juga tersedia di sepa-njang bibir pantai. Di tempat ini juga banyak penduduk lokal yang menjual jasa untuk membuat temporary tattoo, dan jasa pijat sekaligus lulur juga menjadi mata pencaharian sebagian penduduk khususnya ibu-ibu yang tinggal di sekitar Carita-Anyer. Setelah puas mencoba aneka permainan di pantai. Lalu kami lebih suka menikmati suasana nyaman di resort tempat kami menginap. Karena di tempat ini semua fasilitas yang kami butuhkan sudah tersedia.

Ketika rencana berlibur telah ada dan menetapkan Anyer sebagai tujuan anda melepas penat. Ba-gaimana dengan tempat penginapan? Jika anda masih binggung memilih tempat penginapan yang cocok mungkin tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan yang menyenangkan.Resort ini terletak cukup dekat dengan bibir pantai sehingga debur ombak, segarnya udara, dan indahnya biru lautan akan langsung terpampang di depan mata anda. Suasana yang bisa anda nikmati tidak hanya pantai dan pemandangan yang indah tapi sederetan fasilitas yang disediakan memang khusus untuk memenuhi kebutuhan anda.

Krakatau Surf Carita memiliki 7 buah cottages yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penun-jang. Beberapa fasilitas yang bisa anda nikamati diantaranya:1. Dengan 2 (bed rooms) Rp. 600.000++ (weekdays) Rp. 900.000++ (weekends)2. Dengan 4 (bed rooms) Rp. 950.000++ (weekdays) Rp. 1.250.000++ (weekends)3. Dengan 2 (floor) + 2 (bed rooms) + (living room) + (dining room) + (pantry) Rp. 1000.000++ (weekdays) Rp. 1.900.000++ (weekends)4. Biaya untuk extra bed Rp. 70.000++5. Selain itu di setiap cottages tersedia AC, TV, tempat tidur, hot & fresh water dispenser.6. Dan di tengah-tengah resort terdapat kolam renang besar yang bisa dinikmati secara gratis bagi setiap pengunjung yang menginap di Krakatau Surf Carita. Krakatau Surf Carita juga menyediakan water sport activities diantaranya: 1. Jet ski 2. Banana boat 3. Speed boat Tidak hanya itu kami pun berkesempatan menyicipi “Sea Food Barbeque” yang terdiri dari udang, ikan dan cumi yang semuanya masih fresh dan dimasak dengan bumbu yang dapat menggoyang lidah anda. Hanya dengan Rp.196.000,-net/pack anda bisa menikmati makanan lezat ini dengan suasana yang nyaman di pinggir kolam renang.

Setelah puas menikmati serangkaian kegiatan di liburan kami, rasanya ada yang kurang bila kita tidak membelikan oleh-oleh khas dari Carita-Anyer. Searah dengan jalan pulang kami menemukan pasar tradisional yang letaknya berseberangan dengan objek wisata Karang Bolong. Tempat ini memang khusus menjual beraneka macam barang sebagai buah tangan. Mulai dari buah-buahan segar, hingga kerajinan tangan yang diolah oleh para penduduk setempat dari hasil sampah bi-natang laut seperti keong, kerang, bintang laut, dan lain-lain. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp.5.000,- sampai Rp. 100.000,- untuk berbagai macam oleh-oleh untuk dibawakan untuk orang-orang yang anda dicintai. (BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINE

Resort : Jl.Raya Pantai Carita Km.13 ,Labuan Banten tlp. (62-253)803848 fax. (62-253)803851Marketing Office : Jl. KH. Wahid Hasyim No.92, Menteng, Jakarta Pusat 10340 tlp. (62-21) 3144717, 31937478 fax. (62-21)3150294

WATER SPORT

KRAKATAU SURF CARITA

PASAR TRADISIONAL

Page 78: 9th Issue

78 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 79: 9th Issue

79

event

Mengulang sukses gelaran di tahun sebelumnya, Dance Republic kembali dis-elenggarakan pada 19 Juni 2010 lalu di Pantai Karnaval Ancol oleh Front Media sebagai promotor dan didukung penuh oleh LA Menthol Lights dengan meng-gandeng beberapa party organizer ternama seperti Javabass, Future 10, Adroitz, 45 Division, Original Naro, Advark Lab, Microchip dan Spinach. Enam stage den-gan nuansa berbeda dihadirkan secara serentak untuk mengajak ribuan partygo-ers melantai dalam racikan house dan progressive oleh Spinach All Star dengan line up DJ Riri, Bone, Adhe, Tiara Eve, dan tentu saja Rene Amesz asal Rotterdam. Berikutnya ada Turn On Plastic’s Stage oleh DJ Hogi, Dipha, Anton, Downey, Ditto dan Major Lazer Sound System oleh Diplo dan Switch dengan “Pon da Floor” yang menghentak. Masuk agak ke dalam ada Latenight Session’s Stage oleh DJ Jhu-deth, Taufan, Ade F, Remy Irwan, Mamit, Indra 7, dan Spirit Catcher dari Belgia. I Love House menampilkan DJ Dimdok, Joyo, Double Dee, AUDIO LEGEND kolabo-

rasi DJ Naro dan Tompi dan Chocolate Puma dari Belanda dengan hits “I Wanna Be U” dan “A Star Is Born” yang langsung disambut dengan histeris oleh crowd. Tidak ketinggalan Phunktion’s Stage yang menyajikan drum ‘n bass oleh Dub Youth, Celcius, DMZ, Random, Bima dan Jerome dengan MC Q, Ditter, DRWE, Giri dan DFMC. Tata visual berupa biosampler sebagai ambience oleh VJ Motion Ninja, The Globalport, Hammer & Mace, Spastic Lunatic, Mocco dan Alter Ego serta street art oleh Sakit Kuning Collectivo membuat venue menjadi berbeda dan lebih menarik. And last but not least, Dance Republic’s Stage sebagai main arena dengan balutan tata cahaya dan tata suara berkualitas internasional yang menampilkan DJ Romi dan Dade, Deny, Roni Joni, Bhokero, Ali, Bimo, Debon, Morena, Alice Norin, Inner-light, Ready, LTN dan innovative trance trio Above and Beyond merupakan area yang paling dipadati oleh para penggembira yang tak henti bergoyang hingga pagi menjelang. (PH)

Page 80: 9th Issue

80 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Kecantikan saat ini memang tengah menjadi isu yang ‘panas’ dikalangan wan-ita Indonesia. Kini hampir semua wanita berlomba-lomba untuk hadir den-gan kecantikan yang juga ditunjang dengan pribadi yang menarik, smart,

dan dinamis. Eksplorasi dalam bergaya mulai dari pakaian hingga pada penggu-naan make up tentu menjadi hal yang turut diperhatikan.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, POND’S facial foam hadir dengan formula baru. Dengan mengeluarkan POND’S Pure White produk baru yang diciptakan khusus untuk memahami kebutuhan wanita Indonesia yang aktif dan dinamis. Untuk itu pada tanggal 10 Juli 2010 yang lalu diadakan POND’S Pure White Festival dengan serangkaian acara menarik yang juga sekaligus menjadi ajang peluncuran POND’S Pure White baru. Produk terbaru dari POND’S yang satu ini mengandung ‘Activat-ed Carbon’ terbukti dapata mengangkat semua kotoran yang terdapat pada wajah secara maksimal dan mendalam yang dapat menghasilkan kulit wajah yang tam-pak lebih cerah dan bersih.

Produk ini sebelumnya telah lebih dahulu diluncurkan pertama kali di kawasan Asia yaitu di China dan Thailand yang mendapatkan respon sangat baik. Arief Tjakraamidjaja selaku Brand Manager dari POND’S mengatakan “Sejak diluncur-kan di China pada April 2009 produk POND’S Pure White langsung sukses menem-bus pasar dalam waktu 3 bulan. Kemudian perwakilan dari Unilever Pesearch and Development team, Lestri Fajrinia mengatakan, “ POND’S Pure White merupakan pembersih wajah yang khusus diciptakan sesuai dengan jenis kulit wanita Asia. Activated Carbon telah teruji keamanannya karena bahan ini selain lazim diguna-kan untuk membersihkan udara, juga banyak dipakai pada produk penyulingan air minum dan produk yang mampu menangkal racun yang dapat dikonsumsi manusia. Activated Carbon yang terkandung di dalam POND’S Pure White terbuat

dari bubuk-bubuk arang bambu terbaik yang secara spesifik digunakan untuk produk kecantikan. Selain berfungsi untuk mengangkat kotoran , karena ben-tuknya Activated Carbon juga berfungsi juga bekerja sebagai scrub”.

PONDS memang selalu hadir untuk mengerti dan memanjakan wanita Indonesia. Untuk itu pada acara launcing PONDS Pure White yang diadakan di Epicentrum Walk, Rasuna Kuningan pada pukul 10.00-22.00 diadakan secara besar-besaran. Menampilkan sejumlah artis papan atas seperti Afgan, Ello, Maliq & D’Essentials dan juga Alexa sebagai hiburan pada malam itu. Tidak hanya menampilkan hiburan yang menyedot perhatian semua pengunjung, tetapi serangkaian talk show menarik yang membahas secara lebih mendalam mengenai produk PONDS Pure White itu sendiri serta membagikan sejumlah pengetahuan lain un-tuk menunjang kecantikan mulai dari beautiful skin, make up & hair do dan talk show dengan Fira Basuki, Adi Adrian dan Agni Pratistha. Lalu talk show mengenai fashion dan beautiful skin dengan pembicara Trisna Adiwibowo, Stella Rissa dan Atiqah Hasiholan. Dan talk show terakhir yang membahas beautiful skin dengan perpaduan food & fitness dengan Petty Fatimah, Bara Pattiradjawane, dan Maria Agnes sebagai narasumber.

event

CELEBRATING THEBREAKTHROUGH INBEAUTY

Page 81: 9th Issue

81

Activated Carbon

Testimonial ATIQAHHASIHOLAN

Menurut saya, acara POND’S Pure White Festival sangat positif, selain itu juga seru karena tidak hanya hiburan tapi edukasi mengenai kecanti-kan, fashion, dan kesehatan juga ada di sini. Saya termasuk orang yang sangat memperhatikan penampilan terlebih soal kecantikan wajah dan sangat excited dengan produk terbaru dari POND’S yang satu ini. Baru-

baru ini di wajah saya banyak jerawat kecil dan setelah konsultasi ke dokter ternyata ini disebabkan sisa make up yang tidak terangkat. Dengan formula activated carbon yang dimiliki POND’S Pure White yang dapat mengangkat kotoran hingga yang paling dalam semoga masalah jerawat saya bisa segera teratasi.

ELLO

Belakangan ini POND’S selalu hadir dengan serangkaian acara yang menarik. Yang lebih menyenangkan lagi karena

walaupun POND’S merupakan produk kecantikan tapi tetap mendukung kehadiran musisi Indonesia. saya sangat bang-ga bisa turut tampil dalam mengisi parade musik yang ada

dalam acara ini. Apalagi dengan kemasan terbaru dari POND’S Pure White yang berwarna hitam tampilan yang

sangat berbeda dari sebelumnya dan membuat saya tertarik untuk memakainya.

AFGAN

Wah, saya senang sekali bisa ikut berada di sini menjadi bagian dalam acara ini. Karena acara ini sangat seru dengan pengisi acara yang juga bagus tentunya. POND’S Pure White yang hadir dengan kemasan baru berwarna hitam lain dari

biasanya menurut saya ini sebuah terobosan baru. Bagi saya wanita yang cantik adalah wanita yang menjadi dirinya sendiri dan menjaga kecantikannya.

New POND’S Pure White den-gan Activated Carbon me-mang telah terbukti dapat

menyerap dan mengangkat semua kotoran yang terdapat pada wajah sehingga mengurangi kekusaman yang menjadikan kulit wajah tam-pak lebih cerah dan bersih.

Activated Carbon adalah inovasi terbaru untuk membersihkan wajah

secara lebih mendalam.

Untuk itu PONDS Pure White hadir dengan kandungan Activated Carbon di dalamnya.

Karena dengan Activated Carbon dapat berfungsi untuk:

mengangkat kotoran yang terdapat di dalam pori-pori kulit.Membersihkan sisa-sisa make up secara maksimalMenjadikan kulit tampak lebih cerah dan bersihMemberikan sensasi rasa segar yang didapatkan setelah mencuci mukaMudah digunakan kapan dan dimana saja (efisien)Menurut pakar yang ahli dalam bidang kesehatan kulit Dermatologis, Dr. Shannaz Nadia Yusharyahya. SpKK. MHA menjelaskan bahwa Ac-tivated Carbon adalah bahan yang aman digunakan untuk kulit dan memang terbukti dapat mengangkat kotoran pada wajah yang tidak dapat terangkat oleh susu pembersih dan penyegar atau milk & toner.

Dr. Nadia juga berpesan bahwa membersihkan wajah bagi perem-puan setiap hari sebelum tidur sangatlah penting untuk memastikan tidak ada make up yang tersisa.

Acara PONDS Pure White Festival yang mengusung tema “Celebrating the Breakthrough in Beauty” telah berhasil dikemas secara apik selain menampilkan talk show, parade musik dari musisi-musisi ternama. Ac-ara ini juga menampilkan pagelaran fashion show Underwater Beauty Showcase yang menampilkan sederetan selebritis cantik Indonesia seperti Agni Pratistha, Atiqah Hasiholan, Cathy Sharon, Indah Kalalo, Maria Agnes, Marissa Nasution, Pevita Pearce, Rebecca Reijman, Tika Putri dan Velove Vexia. Turut memeriahkan suasana juga terdapat fashion show yang berte-makan Hitam-Putih dari Adesagi Kierana. Dan Bazaar yang diisi den-gan banyak booth yang yang menawarkan sejumlah produk menarik mulai dari pakaian, aksesoris, sepatu, tas, mini exhibition, hingga ke makanan dan minuman pun tersedia. Bagi anda wanita yang aktif temukan solusi untuk kebersi-han wajah yang maksimal dengan memakai POND’S Pure White yang mengandung Activated Carbon yang telah terbukti dapat menyerap kotoran yang ada di wajah dan sisa-sisa make up dengan cepat, prak-tis dan dengan hasil kulit wajah yang cerah dan bersinar.

ANGGA – MALIQ & D’ESSENTIALS

POND’S selalu hadir pasti sesuai dan mengerti dengan keinginan wanita. Tapi suasana yang diciptakan selalu ber-beda mulai dari setting hingga para pengisi acaranya sangat bagus. Point yang lebih baik lagi setiap acara POND’S selalu memberikan bukan hanya pengalaman yang baru tapi

juga pengetahuan untuk semua yang hadir. Maliq & D’essentials sendiri un-tuk tampil di acara POND’S Pure White ini mempersiapkan secara khusus baik dari lagu hingga ke fashion yang kita gunakan. FAJAR – ALEXA

Acaranya seru, konsepnya juga seru apalagi untuk fahion show dengan menampilkan konsep “Underwater Beauty Showcase” itu ‘gokil’ dan sangat elegan. Alexa sendiri untuk tampil di acara ini sengaja memberikan penampilan yang terbaik dari kami dengan konsep kolaborasi dengan Mike Mohede dan juga grup wanita Maskara karena POND’S juga selalu memberikan yang terbaik juga untuk kita. Dengan ke-

masan terbaru dari POND’S Pure White yang berwarna hitam saya jadi tertarik memakainya dan setelah saya coba memang rasanya lebih bersih karena kandungan Activated Carbon yang berfungsi dengan baik mengangkat semua kotoran pada wajah.

MARIA AGNES

Menurut saya POND’S selalu menghadirkan produk-produk yang bagus, fresh, dengan event-event yang sangat seru. Untuk produk POND’S Pure White dengan Activat-ed Carbon sangat masuk akal dan telah melalui uji coba dan memang juga telah menjadi konsumsi International. Sehingga membuat saya tidak ragu lagi untuk mencoba

menggunakan POND’S Pure White agar kulit wajah saya bisa terlihat lebih bersih dan cerah. Saya juga merasa sangat senang bisa berpartisipasi dalam rangkaian acara POND’S ini karena bisa berbagi ilmu dalam acara talk show dan berharap bisa membantu wanita Indonesia untuk tampil lebih cantik. TIKA PUTRI

Great, amazing, dan inspiratif baik dari produk terbaru POND’S Pure White sampai ke acara yang digelar. Sebagai artis yang selalu menggunakan make up sehari-hari rasanya produk POND’S Pure White dengan kandungan Activated Carbon bisa menjadi solusi untuk pembersih wajah saya karena

sangat praktis dan dapat mengangkat semua kotoran pada wajah dan sisa make up tanpa tersisa. Dalam acara ini turut menampilkan sejumlah wanita cantik sesuai dengan POND’S yang merupakan solusi untuk wanita yang ingin tampil dengan wajah yang lebih cerah dan cantik.

“ POND’S Pure White denganActivated Carbon untuk kulit tampak

lebih cerah dan bersih “

Page 82: 9th Issue

82 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

street shout

Kabar gembira bagi para anak muda penggila belanja. Grand Indonesia kini telah meluncurkan sebuah area baru seluas 2.700 m2 bernama Level One, yang terletak di East Mall Lantai 1. Uniknya, Level One ini dikhususkan untuk local brand yang yang sebelumnya telah melalui proses seleksi yang sangat ketat oleh pihak manajemen Grand Indone-sia. Sesuai sasaran pasar, maka acara peluncuran Level One ini juga turut diramaikan dengan pe-nampilan antara lain oleh grup band yang sedang hype di kalangan anak muda yaitu The Trees and The Wild, White Shoes and The Couple Company serta DJ Diva. Para pengunjung yang didominasi kaum muda yang hadir malam itupun tidak mau ketinggalan untuk tampil mempesona dengan gaya khas anak muda. (PH)

ESMOD Fashion Festival yang merupakan kalender tahunan sebagai puncak berakhirnya masa studi para siswa ESMOD ini kembali digelar untuk ke-14 kalinya pada 24 Juni 2010 di Museum Nasional In-donesia yang diikuti oleh 42 siswa dengan tema ”Ar-chipelago” yang terinspirasi dari Indonesia sebagai negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Busana siap pakai (ready-to-wear) dan haute couture menghiasi koleksi akhir tahun siswa sekolah mode ESMOD Jakarta kali ini. (PH)

82 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010

Page 83: 9th Issue

83

stocklist

subscribe

ACCESSORIES

SOE HOEGrand Indonesia Shopping Town Level One East MallJl. M. H. Thamrin No. 1Jakarta 10310www. soe-hoe.com

ABACUS Grand Indonesia Shopping Town Level One East MallJl. M. H. Thamrin No. 1Jakarta 10310021 268 36 362

BADHAby Rinrin marinka & Rivai Sutisna 0817 899 466 0816923 659

BOUTIQUE & DESIGNER

GEULIS Grand Indonesia Shopping Town Level One East MallJl. M. H. Thamrin No. 1Jakarta 10310

Komplek Green Ville Blok O No. 21

Jakarta Barat11510021 9615 [email protected]

MS. JONES Fx Lifestyle x’enterMazee Level 6Area mz#09 WNMwww.wnmcloth.blogspot.com@WNMcloth PROVOTOKO Jl. Kemang Timur No. 56 Jakarta Selatan021 7155 [email protected]

1717by Lala dan GayaBoutique: Pejaten Village upper ground floorWorkshop: Jl. Lido DIII no.6 Puri Cinere, Jakarta021-33790211 / 085624567717

RADEN SIRAIT“Kebaya for The World”Plaza Semanggi# L1/42 First floor

021 255 36 400

The Catwalk#1B-17 Mall Kelapa Gading 51st Floor021 458 539 64

0818 082 80370

THERESIA LAW0819 3286 1808

HAIR & MAKE UP

BUNLAY 0815 9910482

FERRY0813 854 71166

LOCATION

GRAND HYATT JAKARTAJl. M. H. Thamrin Kav. 28 - 30Jakarta 10350021 390 1234Fax. 021 390 [email protected]

BLUE PHOTOGRAPHYJl. Bungur no 12, Kemang Utara021-7191835

PHOTOGRAPHER

RUDY WICAKSONOmint studio08161820222

RUMAH KREATIF PEJATEN 17Jl. Pejaten Raya Kav. 17Jakarta SelatanTelp. 0838 888 1717

Untuk kalian yang ingin memberi kesan atau pesan, kritik atau saran bisa dikirim ke [email protected]

Untuk pemasangan iklan di FAR magazine dapat menghubungi 021-3161072 dengan Aditya Gerhard atau mengirim email ke [email protected]

Page 84: 9th Issue

84 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2010