96594156 Copy of Metode Geolistrik

18
Metode Geolistrik Resistivitas 4 Januari 2011 Posted by tri susanto setiawan in Geofisika. trackback 3 Votes Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur. Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti

Transcript of 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Page 1: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Metode Geolistrik Resistivitas 4 Januari 2011

Posted by tri susanto setiawan in Geofisika.

trackback

3 Votes

Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam

dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari batuan sangat sensitif

terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu

dengan menganggap bumi sebagai suatu resistor.

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode

geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara

mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas

umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini

yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial

yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda

potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.

Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik dengan

frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah

elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang

tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi

yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini

sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti

Page 2: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam

menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode resistivitas dibedakan menjadi dua yaitu mapping

dan sounding. Metode geolistrik resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang

bertujuan mempelajari variasi rasistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh

karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi elektrode yang tetap untuk semua titik datum

di permukaan bumi. Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari

variasi resistivitas lapisan bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran

pada satu titik ukur dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak

elektrode tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian

membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman lapisan yang

terdeteksi.

Resistivitas Semu (Apparent Resistivity)

Pada prinsipnya, pengukuran metode resistivitas dilakukan dengan mengalirkan arus melalui

elektrode C1 dan C2 dan pengukuran beda potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa

bumi homogen isotropis, maka tahanan jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis yang

sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektrode. Namun, pada kenyataannya bumi tersusun

atas lapisan-lapisan dengan resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur

merupakan pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga resistivitas yang diukur seolah-olah

merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja. Sehingga resistivitas yang terukur adalah

resistivitas semu ( ), yang besarnya ditentukan dengan

dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi elektrode yang

digunakan. Nili K sendiri bisa dihitung dengan persamaan

Konfigurasi Elektrode

Terdapat banyak aturan penempatan elektrode (konfigurasi elektrode) yang digunakan dalam

metode resistivitas. Beberapa konfigurasi elektrode pada penerapan metode resistivitas

diantaranya adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi Dipole-

dipole.

Konfigurasi Wenner

Page 3: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Pada konfigurasi Wenner, elektrode arus dan elektrode potensial diletakkan seperti pada gambar

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1=

P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.

Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datum harus membentuk satu garis.

Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap titik datum yang

diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode diperbesar

secara bertahap, mulai dari harga a kecil sampai harga a besar, untuk satu titik sounding. Batas

pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif

dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi

elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati.

Dari gambar, dapat diperoleh besarnya Faktor Geometri untuk Konfigurasi Wenner adalah

sehingga pada konfigurasi Wenner berlaku hubungan

Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger.

Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan

pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran

dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi

Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar daripada jarak

Page 4: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

antar elektrode potensial).

Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Dipole-dipole

Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan adalah

Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan satu

elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. Sedangkan elektrode yang lain

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1

terhadap lintasan pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu

elektrode arus dan dua elektrode potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar

lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga untuk

penelitian skala laboratorium yang mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole.

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran dilakukan

dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap,

kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode

potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di

lintasan itu.

Page 6: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

GEOLISTRIK

Metode Geolistrik

Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912.

Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis

lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct

Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan

2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.

Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus

lapisan batuan lebih dalam.

Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam

tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan penggunakan multimeter

yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari

pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka

tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis

batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.

Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama

dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni),

maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan

jari-jari AB/2.

Page 7: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Cara Kerja Metode Geolistrik

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang menggunakan 4 buah elektroda

yang terletak dalamsatu garis lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda

arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.

Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan

listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan jenis semu (‘Apparent Resistivity’). Disebut

tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari

banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.

Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-

X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data

geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah

permukaan.

Kegunaan Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m

sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang

merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan

akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah

Page 8: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga

ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.

Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras

resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui

perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan.

Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah

permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.

Konfigurasi

Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya

terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik

pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi

mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis

batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metoda

favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan

dengan biaya survei yang relatif murah.

Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang

dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat

dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini

akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang dapat

mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada

lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung pada

jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar arus listrik,

pagar kawat yang terhubung ke tanah dsbnya.

‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada lapisan batuan

disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan

tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda juga akan menyebabkan

ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi

bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak elektroda AB yang panjang dan jarak MN

yang relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang

pada hasil pengukuran tegangan listrik pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar.

Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan pengaliran arus

listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan kedudukan awal dari multimeter

dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik

yang benar-benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang

mempunyai fasilitas seperti ini hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.

Konfigurasi Wenner

Page 9: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Konfigurasi Wenner

Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda

MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan

elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih

kecil.

Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan

yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi

Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non homogenitas batuan, sehingga hasil

perhitungan menjadi kurang akurat.

Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN

secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak

AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya

tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Konfigurasi Schlumberger

Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN

adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur

multimeter yang mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu yang

bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain

diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.

Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi

adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai

resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.

Page 10: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif besar

hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN

terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah

demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.

Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak MN

berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila

mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat

besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN

tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.

Parameter yang diukur :

1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)

2. Arus (I)

3. Beda Potensial (∆ V)

Parameter yang dihitung :

1. Tahanan jenis (R)

2. Faktor geometrik (K)

3. Tahanan jenis semu (ρ )

Cara intepretasi Schlumberger adalah dengan metode penyamaan kuva (kurva matching). Ada 3

(tiga) macam kurva yang perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode

penyamaan kurva, yaitu :

Kurva Baku

Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q

Kurva Lapangan

Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum masing-

masing kurva lapangannya.

Page 11: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya variasi 3 lapisan dengan ρ1 >

ρ2 < ρ3.

Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 <

ρ3.

Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 > ρ3.

Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam : ρ1 > ρ2 > ρ3

Kurva-Kurva Bantu Dalam Metode Penyamaan Kurva Schlumberger

Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik, kertas double log, marker OHP.

Plot nilai AB/2 vs ρ pada mika plastik diatas double log. AB/2 sebagai absis dan ρ

sebagai ordinat.

Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secara smooth (tidak selalu harus melalui

titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat penyebaran titik-titiknya secara keseluruhan).

Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan kurva lapangan.

Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai P1 merupakan kedudukan :

d1’,ρ1’ (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)

d1’ = kedalaman lapisan perama = sebagai absis

ρ1 = tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat

Page 12: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva Bantu pertama yang telah

ditentukan. Tarik garis putus-putus sesuai dengan harga ρ1/ρ2 pada kurva Bantu tersebut.

Garis putus-putus sebagai kurva Bantu ini merupakan tempat kedudukan P2.

Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva lapangan berikutnya

sedemikian sehingga kurva baku pertama melalui pusat kurva baku. Tentukan nilai ρ3/ρ2

serta plot titik P2. (catatan : posisi sumbu-sumbunya harus sejajar dengan sumbu-sumbu

pada kurva Bantu)

Dari P2 dapat ditentukan d2’, ρ2’

Titik pusat P3, koordinat d3’, ρ3’ dan nilai kurva Bantu selanjutnya dapat dicari dengan

jalan yang sama.

Koreksi Kedalaman

Untuk titik-titik pusat (Pn) yang terletak pada kurva bantu tipe H, tidak perlu dikoreksi.

Titik P pada kurva Bantu tipe A, K dan Q perlu dikoreksi.

Titik P1 apapun kurvanya tidak perlu dikoreksi.

Contoh Kurva Bantu

Titik P1, tidak perlu dikoreksi

Titik P2, tidak perlu dikoreksi karena terletakpada kurva Bantu tipe H

Titik P3 dan P4, perlu dikoreks nilai d (kedalaman), karena terletak pada kurva Bantu selain tipe

H.

Page 13: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Cara Koreksi Kedalaman

Untuk titik P3 :

Letakkan/impitkan kembali mika plastik diatas kurva Bantu tipe A (dengan nilai ρ4/ρ3 = 10)

dengan pusat P2. baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik P3 (nilai absis dari kurva Bantu

tersebut ditandai dengan garis putus-putus). Kemudian dapat dicari ketebalan lapisan ke-3

dengan rumus :

H3 = n.d2

Sehingga kedalaman lapisan ke-3 dapat dihitung dengan rumus:

D3 = h3 + d2

Demikian juga untuk titik P4, dan seterusnya.

Jadi, dari hasil penyamaan kurva (curve matching) akan diperoleh data sebagai berikut :

1. Koordinat Pn = (dn’, ρn)

2. Kn = ρn+1/ρn

3. Jenis Kurva Bantu

4. Nilai Koreksi Kedalaman (n)

Setelah diperoleh nilai-nilai ρ dan d, kemudian dibuat penampang tegaknya (berupa kolom)

sesuai harga d-nya (menggunakan skala). Selanjutnya dilakukan pendugaan unt interpretasi

litologi penyusun pada masing-masing lapisan berdasarkan nilai ρ.

Penafsiran litologi ini akan semakin mendekati kebenaran apabila kita memiliki data bawah

permukaan seperti data dari sumur. Jika tidak ada sumur, maka kita sebaiknya mengetahui

geologi regional daerah penelitian tersebut atau data yang diperoleh dari pengamatan geologi

daerah sekitar (untuk mengetahui variasi litologi).

Tabel Nilai Resistivitas

Rock Resitivitas

Common rocks

Topsoil

Loose sand

Gravel

Clay

Common rocks

50–100

500–5000

100–600

1–100

Page 14: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Weathered bedrock

Sandstone

Limestone

Greenstone

Gabbro

Granite

Basalt

Graphitic schist

Slates

Quartzite

Ore minerals

Pyrite (ores)

Pyrrhotite

Chalcopyrite

Galena

Sphalerite

Magnetite

Cassiterite

Hematite

100–1000

200–8000

500–10 000

500–200 000

100–500 000

200–100 000

200–100 000

10–500

500–500 000

500–800 000

Ore mineral

0.01–100

0.001–0.01

0.005–0.1

0.001–100

0.01–1 000 000

0.01–1000

0.001–10 000

1000–1 000 000

Page 15: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Resistivities of common rocks and ore minerals (ohm-metres) Milsom After Palacky, 1987

Page 16: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

Nov 2009

Metode geolistrik/resistivity dalam eksplorasi emas

Posted by eff.amin

Emas merupakan salah satu bahan galian logam yang bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun

sisi penggunaan. Logam ini juga merupakan logam pertama yang ditambang karena sering

dijumpai dalam bentuk logam murni. Bahan galian ini sering dikelompokkan ke dalam logam

mulia (precious metal). Penggunaan emas telah dimulai lebih dari 5000 tahun yang lalu oleh

bangsa Mesir. Emas digunakan untuk uang logam dan merupakan suatu standar untuk sistem

keuangan di beberapa negara. Di samping itu emas juga digunakan secara besar-besaran pada

industri barang perhiasan.

Ada tiga hal penting dalam membahas pembentukan emas, yaitu

1. suatu reservoar yang mengandung emas meskipun dalam kadar yang tidak begitu besar

2. larutan airpanas yang dapat membawa emas ke tempat penjebakan

3. tempat penjebakan

Emas dapat dijumpai dalam jumlah cukup besar pada inti bumi dan batuan-batuan yang

berukuran halus, seperti lempung hitam. Dua hal ini merupakan reservoar potensial dari logam

emas ini

Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Sehingga emas dapat

diambil dari mineral pengikatnya melalui amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan

Page 17: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

sianida (biasanya NaCN) dengan karbon aktif. Di antara kedua metode ini, metode amalgamasi

paling mudah dilakukan dan tentunya dengan biaya yang relatif rendah. Hanya dengan modal air

raksa dan alat pembakar, emas dengan mudah dapat diambil dari pengikatnya. Metode ini

umumnya dipakai oleh penduduk lokal untuk mengambil emas dari batuan pembawanya

Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal atau disebut zona alterasi

hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona dimana air yang berasal dari

magma atau disebut air magmatik bergerak naik kepermukaan bumi. Celah dari hasil aktivitas

Gunungapi menyebabkan air magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan bumi. Saat air

magmatik yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak dengan air

meteorik yang menyebabkan larutan ion tio kompleks, ion sulfida, dan ion klorida yang

membawa emas terendapkan. Air meteorik biasanya menempati zona-zona retakan-retakan

batuan beku yang mengalami proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik. Seiring

dengan makin bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-

retakan tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari logam-logam yang mengandung ion-ion

kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi yang potensial mengandung emas dapat

diidentifikasi dengan melihat lapisan pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun atas

batuan intrusif misalnya granit atau diorit.

Respon emas terhadap IP dan resistivity sangat beragam dan cukup sulit diidentifikasi dimana

tidak setiap vein atau retakan bekas hidrotermal mengandung emas. Berdasarkan hasil IP dan

resistivity atau magnetotelurik suatu vein dapat diidentifikasi mengandung emas dengan melihat

pada nilai true_R atau tahanan sebenarnya yang sangat kecil, namun perlu diperhatikan bahwa

tidak setiap nilai resistivity yang rendah dari suatu vein dipengaruhi oleh emas karena selain

emas juga ikut terendapkan mineral pirit dan tembaga yang juga memiliki nilai tahanan jenis

yang rendah.

Korelasi data IP dan resistivity dengan data geokimia suatu zona alterasi sangat penting dimana

melalui data geokimia kita dapat menentukan mineral apakah yang dominan mengontrol

rendahnya nilai resistivitas apakah emas, tembaga, atau pirit. Sehingga kita dapat mengetahui

mineral apa yang dominan terendapkan pada suatu vein.

Berdasarkan hasil dari IP dan resistivity sebaiknya dikorelasikan lagi dengan data bor lokasi

penelitian. Korelasi ini sangat penting karena metode geolistrik (IP dan resistivity) adalah proses

awal atau suatu proses perabaan yang merupakan dugaan sementara. Korelasi dari data bor tadi

akan meminimalkan error yang ada.

Dalam proses analisis geolistrik sebaiknya berhati-hati dengan water table yang akan

menurunkan nilai resistivitas apalagi jika daerah tersebut merupakan suatu zona basah seperti

adanya sungai dalam zona argilic nilai resistivitas akan bernilai rendah hal ini akan disebabkan

karena adanya ion-ion yang terikat dalam zona alterasi argilic.

Sumber :

1. http://warmada.blogspot.com/2007/08/emas-diburu-dan-memburu.html

Page 18: 96594156 Copy of Metode Geolistrik

2. http://alvathea.wordpress.com/discussion/

http://geoexplore-energy.blogspot.com/2009/11/metode-geolistrikresistivity-dalam.html