96256710 Makalah Kode Etik

13

Click here to load reader

Transcript of 96256710 Makalah Kode Etik

Page 1: 96256710 Makalah Kode Etik

Kode Etik   Sanitarian

Ajuly 28, 2009 environmental sanitation

pabila kita telah memilih Sanitrarian sebagai sebuah profesi, maka sebagai seorang sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus senantiasa dilandasi oleh kode etik serta harus selalu menjujung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus selalu berpedoman pada standar kompetensi. Sedangkan standar kompetensi itu sendiri harus senantiasa terus dilengkapi dengan perangkat-perangkat keprofesian yang lain.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:

373/Menkes/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian, berikut merupakan Kode Etik Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.

 

A. KEWAJIBAN UMUM

1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.

2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.

3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang sanitarian tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.

Page 2: 96256710 Makalah Kode Etik

5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

6. Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu proses analisis secara komprehensif.

7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan manusia, serta kelestarian lingkungan.

8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam Menangani masalah klien atau masyarakat.

9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.

10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

B. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP KLIEN / MASYARAKAT

1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.

2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara tuntas dan

keseluruhan.4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas pelayanan yang

diberikannya.5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian

pelayanan.

C. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI

1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari penyelesaian masalah.

2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.

D. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup bersih dan sehat supaya dapat bekerja dengan baik.

Page 3: 96256710 Makalah Kode Etik

2. Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan bidang-bidang lain yang terkait.

http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/kode-etik-sanitarian/

31 mei 2010 pukul 20:11

Standard Profesi Sanitarian Indonesia

1:35 AM | Posted by Stay Public Health | Edit Post

Standard Profesi Sanitarian Sudah Dituangkan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 373/Menkes/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian. Pada tahun 2005 standard ini sebetulnya juga telah ditetapkan oleh Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dengan surat ketetapan nomor 03/MUNAS/V/2005.

Penetapan standar ini antara lain dilatar belakangi oleh kenyataan, bahwa tenaga Sanitarian /

kesehatan lingkungan harus siap bersaing dengan tuntutan perkembangan era globalisasi,

khususnya pada aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sanitarian Indonesia memang harus mampu berinteraksi

bahkan bersaing dengan Sanitarian dari negara lain, hal

ini memang sebuah keniscayaan.

Kita sudah sering melihat ketertinggalan dunia medis

kita (bahkan) dari negara tetangga sesama Asean. Kita

sudah amat bersusah payah meredam serbuan industri

rumah sakit global yang mulai merambah pelayanan

dasar kita. Dan sementara itu kita masih sangat sibuk

merumuskan metode pelayanan publik yang membumi,

ditengah cibiran sebagian besar masyarakat pengguna terhadap mutu pelayanan (belum

berbicara teknologi) pada institusi pelayanan kesehatan kita.

Secara prinisip sebetulnya tujuan penetapan standard profesi sanitarian ini adalah sebagai

pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai

tenaga kesehatan di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan tugas, fungsi dan

kewenangannya.

Page 4: 96256710 Makalah Kode Etik

Sanitarian di Indonesia sudah diberikan batasan sebagai tenaga profesional di bidang

kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air,

udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum,

tempat kerja, industri, transportasi dan matra. Sementara kualifikasi pendidikan yang

dipersyaratkan adalah lulusan Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH), Akademi

Kontrolir Kesehatan (AKK), Akademi Penilik Kesehatan (APK), Akademi Penilik Kesehatan

Teknologi Sanitasi (APK-TS), Pendidikan Ahli Madya Kesehatan Lingkungan (PAM-KL),

atau lulusan Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan Pendidikan Kesehatan Lingkungan.

Standard Kompetensi tenaga Sanitarian di Indonesia tersebut antara lain sebagai berikut :

Peran Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan

Sebagai pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan, Sanitarian mempunyai 4 (Empat)

fungsi, antara lain :

1. Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan secara tepat

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.

3. Menginformasikan hasil pemeriksaan/pengukuran.

4. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap standar baku mutu sanitasi

bersih.

Peran Sebagai Pengelola Kesehatan Lingkungan.

Sebagai pengelola kesehatan lingkungan, sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi.

1. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan

lingkungan

2. Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan manusia.

3. Merancang dan merekayasa Penanggulangan masalah Lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan manusia.

4. Mengorganisir Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan.

5. Mengevaluasi hasil Penanggulangan.

Page 5: 96256710 Makalah Kode Etik

Peran Sebagai Pengajar, Pelatih dan Pemberdayaan Masyarakat.

Sebagai pengajar, pelatih dan pemberdayaan masyarakat, sanitarian mempunyai 5

(lima) fungsi.

1. Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan

lingkungan.

2. Menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan lingkungan yang

perlu diintervensi.

3. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

kesehatan lingkungan.

4. Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang

tidak sesuai dengan kaidah kesehatan.

5. Mengevaluasi hasil intervensi

Peran Sebagai Peneliti Kesehatan Lingkungan.

Sebagai peneliti, sanitarian mempunyai 2 (dua) fungsi.

1. Menentukan masalah kesehatan lingkungan.

2. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat.

http://staypublichealth.blogspot.com/2009/07/standard-profesi-sanitarian-indonesia_26.html

Page 6: 96256710 Makalah Kode Etik

Agenda 31 Maret 2009

Kompetensi Tenaga Kesehatan Lingkungan  

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang

dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas

tugas dibidang tertentu (SK Mendiknas, 045/U/2000). Bagi institusi pendidikan

(pengembangan kurikulum), Bagi pengguna (misalnya industri, pabrik, dinas kesehatan,

dinas lingkungan hidup kabupaten dll), Bagi mahasiswa, Bagi Depdiknas( kriteria

standarisasi akreditasi), Program adaptasi LN Elemen elemen komptensi kesehatan

lingkungan yang diperlukan adalah:

Landasan kepribadian yng kuat

penguasaan ilmu dan ketrampilan

kemampuan berkarya

sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan

ketrampilan yang di kuasai

pemahaman kaidah kehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya

 §  Pendidikan KL, pola nya adalah:

minimum pendidikan sarjana S1 plus pendidikan profesi (seperti dokter atau psikolog

atau insinyur, rata rata di dahului sarjana teknik sarjana kedokteran, sarjana

psikologi), maka profesi kesling di dahului dengan sarjana kesehatan lingkungan.

Profesinya adalah : Spesialis Kesehatan Lingkungan, atau kalau mau disebut juga

sebagai Sanitarian. Dan di usulkan ada jenis kategori profesi ahli : Manajemen Risiko

nama nya, Ahli Risiko Lingkungan yang bisa bekerja di Dinas Lingkungan,

Perencanaan lingkungan, kesling dll. sarjana S1 non profesi, tetapi daapt berperan di

bidang lain, misal KLH. Sarjana S1 non profesi, tetapi berminat kepada kebijakan &

Page 7: 96256710 Makalah Kode Etik

manajemen bidang KL. Sarjana S1 yang tidak mengambil jalur profesi, tetapi

melanjutkan ke S2-S3 (sebagai ilmuwan) harus bisa dimungkinkan

 §  Kesehatan Lingkungan sebagai profesi, harus bisa mandiri harus bisa mencari uang

dengan profesinya seperti praktek dokter, praktek psikologi, bagaimana dengan profesi

sanitarian? Profesi Kesehatan Lingkungan, apakah bisa seperti NURSE, perawat,

bidan?, harus percaya diri dengan profesinya, harus dapat bekerja sesuai dengan latar

belakang pendidikannya, bukan bekerja di bidang lain (harus bisa menemukan jati diri). Yang

harus dibenahi: kompetensi KL

 Gambaran Kebutuhan

Berkaitan dengan globalisasi serta pasar bebas, terdapat tuntutan pasar mengenai

produk dan jasa yang ramah lingkungan. Oleh karena itu  pengembangan produk yang ramah

lingkungan memerlukan tenaga ahli KL yang profesional untuk mengatasi masalah

lingkungan dan kesehatan. Ketidakmampuan tenaga ahli kesehatan lingkungan mendukung

produksi tenaga ahli, memungkinkan datangnya tenaga ahli kesehatan lingkungan asing ke

Indonesia. Kedua memberikan peluang pendidikan asing masuk di Indonesia

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Program Studi Kesehatan Lingkungan bermaksud

untuk menyediakan lulusan perguruan tinggi yang memiliki kemampuan untuk berkompetisi

dengan para tenaga ahli yang datang dari luar negeri. Selain memiliki kemampuan dan

keahlian yang kompetitif, para lulusan ini diharapkan lebih peka dan lebih memahami

permasalahan kesehatan lingkungan di Indonesia. Sehingga akan mampu berperan aktif

sebagai tenaga profesional dalam pembangunan di Indonesia, khususnya dalam bidang

kesehatan lingkungan.

Sementara itu, berbagai permsalahan di dalam negeri cenderung meningkat.

Pembangunan wilayah yang diselenggarakan oleh Kabupaten dan Kota, memerlukan tenaga

tenaga yang memiliki keahlian Tata Laksana Risiko Lingkungan.

Besarnya kebutuhan akan tenaga professional bidang kesehatan lingkungan dapat

dilihat dari masih banyaknya posisi-posisi ahli kesehatan lingkungan yang harus diisi pada

berbagai institusi dan organisasi, baik pemerintah maupun swasta, antara lain sebagai berikut:

Page 8: 96256710 Makalah Kode Etik

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), tenaga ahli kesehatan lingkungan yang

profesional serta peka terhadap masalah sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai

isyu pencemaran lingkungan akibat aktivitas industri di berbagai wilayah di

Indonesia.

Ikatan Pengusaha Pembasmi Hama Indonesia (IPHAMI), tenaga ahli kesehatan

lingkungan yang profesional serta peka terhadap masalah sangat dibutuhkan untuk

mengatasi berbagai isyu risiko penggunaan obat anti hama bagi kesehatan manusia.

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), tenaga ahli kesehatan lingkungan yang

profesional serta peka terhadap masalah sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai

isyu pencemaran lingkungan dan dampak kesehatan masyarakat akibat aktivitas

pertambangan.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), tenaga

kesehatan lingkungan yang profesional sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai

permasalahan keamanan makanan dan isyu makanan sehat.

Palang Merah Indonesia (PMI) dan Palang Merah Internasional (Red Cross, ICRC),

tenaga kesehatan lingkungan yang profesional dan peka terhadap masalah, sangat

dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah sanitasi lingkungan di lokasi bencana

untuk mencegah timbulnya Outbreak penyakit menular seperti ISPA, diare, malaria

dan DHF, dll.

Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan, yang tersebar di seluruh wilayah di

Indonesia, dari tingkat propinsi hingga tingkat desa. Tenaga ahli kesehatan

lingkungan yang profesional serta peka terhadap masalah sangat dibutuhkan untuk

mengatasi berbagai isyu kesehatan lingkungan yang bersifat local spesific dan sangat

beragam di berbagai wilayah di Indonesia

Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Dengan semakin kompleksnya

masalah kesehatan lingkungan yang ditemui pada daerah pemukiman penduduk, maka

tingkat kebutuhan akan tenaga kesehatan lingkungan yang kritis dan kreatif semakin

tinggi.

Page 9: 96256710 Makalah Kode Etik

Kantor Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Pengendali Lingkungan Daerah

(Bapedalda). Sejalan dengan semakin giatnya pembangunan dan pengembangan

industri-industri di Indonesia, maka KLH dan Bapedalda harus diisi oleh tenaga-

tenaga ahli kesehatan lingkungan yang kritis, tangguh, dan independen untuk

mengendalikan dampak negatif pembangunan, serta mengarahkan kepada

pembangunan yang berwawasan lingkungan.

LSM lingkungan.

Kasus kasus persengketaan lingkungan yang memerlukan bantuan professional bidang

hukum lingkungan

Tenaga Konsultan Mandiri - yang memberi pelayanan kepada klien, mulai dari

persengkataan lingkungan, bahan berbahaya, audit kesehatan masyarakat (audit

kesehatan lingkungan), analisis risiko kesehatan lingkungan, pengukuran lingkungan

kerja (industrial hyigine)

Sektor informal - small and medium enterprises.

Laboratorium kesehatan dan lingkungan, seperti Balai Teknik Kesehatan Lingkungan

Dep Kes, maupun laboratorium swasta.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), di mana KKP merupakan sebuah institusi yang

mengawasi dan mengendalikan masuknya penyakit-penyakit maupun vektor penyakit

yang terbawa dari luar wilayah Indonesia melalui transportasi laut maupun udara.

Pada beberapa tahun belakangan ini terbukti bahwa KKP memegang peranan amat

penting dalam mencegah masuknya penyakit-penyakit berbahaya dari wilayah

Indonesia, seperti SARS, Avian disease, Penyakit Kuku dan Mulut, dan beberapa

penyakit lainnya. Dengan semakin ramainya transportasi melalui gerbang-gerbang

pelabuhan di berbagai wilayah Indonesia, maka semakin besar pula kebutuhan akan

tenaga kesehatan lingkungan yang profesional untuk ditempatkan di KKP.

HSE (Health, Safety, and Environment) pada berbagai industri dan pertambangan.

Lembaga audit lingkungan

Page 10: 96256710 Makalah Kode Etik

Komisi AMDAL

Perguruan tinggi (ilmu kesehatan dan lingkungan)

http://www.fkm.undip.ac.id/?p=agenda_mod&j=lihat&id=bagian

31 juli 2010 Pukul 20:20