94013-3-413916161491

13
MODUL AJAR MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI ( 3 SKS) PROGRAM KHUSUS KELAS KARYAWAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA NAMA DOSEN : A. SULHARDI, M.Si POKOK PEMBAHASAN MINGGU KE 3 PRINSIP KOMUNIKASI Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu : Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari lambang atau simbol ini adalah adanya kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya kesepakatan tersebut maka simbol tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi. Sebagai contoh ketika kita datang di daerah Temanggung dan pada salah satu warganya ada yang meninggal maka tidak mungkin anda memasang bendera merah untuk melambangkan adanya kematian karena lambang yang disepakati disana adalah bendera putih. Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dengan objek dapat direpresentasikan oleh ikon danindeks, akan tetapi ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah kemiripan sebagaimana ketika anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan maka foto yang tertempel pada kartu tersebut adalah ikon anda. Akhir-akhir ini lambang itu sering Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘12 1

Transcript of 94013-3-413916161491

Page 1: 94013-3-413916161491

MODUL AJAR MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI ( 3 SKS)PROGRAM KHUSUS KELAS KARYAWANFAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANANAMA DOSEN : A. SULHARDI, M.Si

POKOK PEMBAHASAN MINGGU KE 3

PRINSIP KOMUNIKASI

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian

yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar.

Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry

A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy  Mulyana,

Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi

yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada

suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang

digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok

orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang

maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari lambang atau simbol ini adalah adanya

kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya kesepakatan tersebut maka simbol

tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi. Sebagai contoh ketika kita

datang di daerah Temanggung dan pada salah satu warganya ada yang meninggal

maka tidak mungkin anda memasang bendera merah untuk melambangkan adanya

kematian karena lambang yang disepakati disana adalah bendera putih.

Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dengan objek

dapat direpresentasikan oleh ikon danindeks, akan tetapi ikon  dan indeks  tidak

memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah kemiripan sebagaimana ketika

anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan maka foto yang tertempel pada kartu

tersebut adalah ikon anda. Akhir-akhir ini lambang itu sering dipertukarkan dalam

penggunaannya, sebagai contoh Romeo dan Juliet / Rama dan Shinta merupakan

lambang “cinta yang abadi”. Sedangkan indeks muncul berdasarkan hubungan antara

sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi, sebagai contoh ketika matahari

terbenam maka merupakan indeks bahwa waktu shalat maghrib telah masuk, akan

tetapi bagi sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang mistik maka

ketika matahari terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin dan setan lainnya

sehingga para orang tua melarang anak-anak kecil untuk keluar rumah maka waktu

terbenamnya matahari merupakan lambang karena sudah disepakati oleh masyarakat

tersebut. Mungkin implikasi terbesar dari prinsip bahwa komunikasi itu adalah hal yang

tidak terelakkan adalah bahwa kita perlu sebisa mungkin belajar mengontrol,

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 1

Page 2: 94013-3-413916161491

menggunakan seefektif mungkin segala macam aspek perilaku kita karena segala

sesuatu mengenai diri kita itu kita komunikasikan baik kita sadari atau tidak sadari. Tidak

hanya kata-kata yang kita ucapkan tetapi juga cara kita berpakaian, cara kita berjalan,

cara kita mengeluh, cara kita berterima kasih, cara kita melakukan kontak mata atau

menghindari kontak mata mengkomunikasikan semuanya. Jika kita berharap untuk

sebisa mungkin memahami orang lain, kita perlu memperhatikan pesan dan makna yang

tidak secara jelas dikirimkan oleh mereka seperti pesan yang terkirim dari baju, gerakan

tubuh, kontak mata bahkan diam.

lambang adalah adanya kesepakatan, maka apapun bentuknya dapat dijadikan

sebagai lambang, baik berupa kata-kata, isyarat anggota tubuh, hewan, tumbuhan dan

sebagainya. Sebagai contoh bahwa kenapa buah yang berduri itu disebut durian, atau

hewan yang berkokok itu disebut ayam, penyebutan tersebut tentunya karena orang

bersepakat. Apabila orang bersepakat bahwa buah durian itu disebut buah gawat maka

orang akan menyebutnya buah gawat, demikian pula bila hewan yang berkokok itu disebut

meriam tentunya semua orang akan menyebutnya meriam.

Contoh kasus yang diungkapkan oleh Deddy Mulyana, MA, Ph.D. adalah bahwa

pembeli pakaian bekas di Pa-Mal (Kebon Kelapa Mal), Bandung, tahu bahwa label L, S, M,

dan XL pada pada pakaian berarti Large (besar), small (kecil), Medium (sedang), dan Extra

Large (extra besar). Tapi para pembeli dan penjual itu bersepakat memplesetkan keempat

label itu menjadi Logor (longgar), Sereg (sempit), Mahi (cukup), dan extra logor (extra

longgar). Banyak orang suka dengan lambang-lambang tertentu, sebagai contoh bahwa

orang yang suka belanja di mal adalah ciri daripada masyarakat modern, memakai celana

jin adalah lambang dari kemajuan, padahal di negeri barat sebelum tahun tujuh puluhan

celana jin hanya dipakai para buruh pabrik.

A. Lambang Tidak Mempunya Makna

Persoalan Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna. Yang memberikan makna

pada sebuah lambang itu adalah pikiran kita, bahkan kata-kata itupun merupakan

pemaknaan dari pikiran kita. Tentu akan menjadi hal yang sulit apabila suatu perkataan

tidak dimaknai dengan makna yang sama, maka hal ini akan menjadikan miss

comunication Sebagai contoh bahwa seorang jendral mendapatkan laporan dari seorang

komandan bahwa salah satu prajuritnya tidak becus dalam melaksanakan tugas. Maka 

jendral tadi mengatakan “beri dia pelajaran”,dengan secepat kilat komandan tadi

memberikan berbagai hukuman atas kesalahan prajurit tersebut, padahal yang

dimaksud“beri dia pelajaran” adalah memberikan trik-trik agar dapat melaksanakan

tugas dengan baik. Pada masyarakat jawa mereka percaya bahwa malam Selasa Kliwon

dan Jum’at Kliwon hari yang melambangkan pada keangkeran dan kekeramatan,

padahal dua hari tersebut tidaklah bermakna apa-apa pada masyarakat modern atau

masyarakat yang lainnya. Kita juga masih teringat bahwa ketika menjelang masuk tahun

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 2

Page 3: 94013-3-413916161491

2000 masyarakat dunia komputer disibukkan dengan istilah Y2K bug yang akan

mengakibatkan bencana pada semua perangkat yang dioperasikan dengan sistem

komputer, akan tetapi setelah masuk tahun 2000 tersebut ternyata lambang Y2K bug

tersebut tidak cukup berarti. Ada hal yang menarik dari lambang ini, bahwa antara yang

dilambangkan dengan lambang tersebut tidak ada hubungan secara alami tetapi

kebanyakan orang menganggap ada hubungan antara keduanya. Sebagai misal ketika

seorang santri berpidato dengan gaya Zainuddin MZ maka dengan keberhasilan ia

menirukan gaya tersebut maka teman-temannya senantiasa memanggilnya Zainuddin

MZ walaupun ia tidak lagi sedang berpidato.

b. Lambang itu bervariasi

Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan berubah dari konteks

waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat lain dan dari satu budaya

ke budaya lain.

Lambang kekayan pada masyarakat jawa tahun tujuh puluhan adalah dengan rumah

gedhong (tembok) karena pada waktu itu rumah biasa dibuat dari bambu atau papan,

lambang tersebut tentunya tidak berlaku lagi pada zaman sekarang karena kebanyakan

masyarakat sudah mampu untuk hanya membuat rumah gedhong.

Ketika kepala dijadikan suatu anggota tubuh yang paling terhormat dan sakral bagi

masyarakat Indonesia, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Arab karena anggota yang

paling sakral bagi mereka adalah pantat.

 3. Komunikasi Mempunyai Dimensi Hubungan

Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan

menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana

hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.

Dimensi isi disandi secara verbal sedangkan dimensi hubungan disandi secara non

verbal. Sebagai contoh kalimat“Makan..tuh” dengan nada lembut bermakna perintah

untuk makan sedangkan apabila menggunakan intonasi tinggi maka bermakna larangan

memakannya. Ketika seseorang tahu bahwa temannya sedang makan iapun tetap

menyapa dengan kalimat“makan…?” hal itu bermakna menyapa agar tidak dikatakan

sebagai orang yang judes atau cuek.

4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 3

Page 4: 94013-3-413916161491

Komunikasi dilakukan dari berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak

disengaja sama sekali hingga komunikasi yg benar-benar direncanakan dan disadari.

Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali

tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk

ditafsirkan orang lain. Kita lebih banyak mengeluarkan pesan non verbal yang tdk

sengaja dibanding verbal. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan

atau tidak menafsirkan tindakan kita. Kadang komunikasi sengaja dibuat tidak sengaja.

Misalnya ketika kita menguap sebenarnya menguap lebih pada proses fisik yang terjadi

tanpa kita inginkan karena kita mengantuk, tetapi misalnya ketika kita sudah bosan

berda di kelas dan merasa bahwa materi yang diberikan dosen tidak menarik maka

mahasiswa akan menguap berkali kali hingga dosen menyadarinya dan segera

mengakhiri perkuliahan.

Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan

sadar serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika

berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita bercakap-cakap

dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan berbeda cara berkomunikasi kita

dibanding ketika kita bercakap-cakap dengan teman yang sudah biasa bergaul sehari-

hari. Akan tetapi kita juga akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang lebih tinggi

dengan teman sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan berita yang sangat

menarik bagi kita.

Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsi-asumsi

orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagai contoh ketika

seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya dengan sering menggaruk-garuk

kepalanya maka kita akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut kurang siap, walaupun

mahasiswa tersebut tidak demikian. Untuk membuktikan bahwa niat atau kesengajaan

bukan syarat mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari contoh kasus sebagai berikut ;

Ketika anak muda yang belum tahu tata krama Yogya-Solo berjalan di depan orang yang

lebih tua pada masyarakat Yogyakarta dan Solo klasik dan ia tidak membungkukkan

badan maka dia akan dicap sebagai anak yang tidak punya tata krama walaupun anak

itu tidak sengaja.

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 4

Page 5: 94013-3-413916161491

5. KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan

psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang

menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai

konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang

yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan

adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta

komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana komunikasi.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi 

Ketika individu berkomunikasi mereka meramalkan efek komunikasi mereka. Dengan

kata lain komunikasi juga terikat aturan atau tata krama. Kita dapat memprediksi perilaku

komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya, misalnya kita tahu bagaimana

tatakrama dalam berbahasa ketika berbicara dengan orang tua atau dosen kita.

Komunikasi terikat oleh aturan atau etika. Prediksi tidak selalu disadari dan sering

berlangsung cepat. Hingga derajat tertentu keteraturan perilaku manusia bisa diprediksi.

7. KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK

Setiap individu adalah suatu system yang hidup ( a living system ). Komunikasi juga

menyangkut suatu system dari unsure-unsurnya. Setidaknya dua system dasar beroprasi

dalam transaksi komunikasi itu : system internal dan eksternal. Sistem internal iti adalah

seluruh system nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam

komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam eberbagai lingkungan sosialnya.

Istilah lain yang identik dengan system internal ini adalah kerangka rujukan (frame of

reference), bidang pengalaman (field of experience), struktur cognitive (cognitive structure),

pola pikir (thinking patterns), keadaan internal (internal states), atau sikap (attitude).

Pendeknya system internal ini mengandung semua unsure yang membentuk individu yang

unik, termasuk cirri-ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama,

bahasa, motif keinginan, cita2, dan semaua pengalaman masalalunya, yang pada dsarnya

tersembunyi. Kita haya dapat menduganya lewat kata yang ia ucapkan dan atau perilaku

yang ia tunjukan. Setiap individu adalah system intermal.

Sistem Eksternal terdiri dari unsure-usnur dalam lingkungan di luar individu, termasuk

kata-kat ayng ia pilih utk berbicara, isyarakat fisik peserta, dan temperature ruangan. Elemen-

elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 5

Page 6: 94013-3-413916161491

transasks komunikasi. Akan tetapi karena masing2 orang mempunyai system nternal yang

berbeda, maka setiap orang tdidak akan memiliki bidak perceptual yang sama, meskipun

mereka duduk di ruang yang sama, kursi yang sama, menghadapai situasi yang sama.

Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara system internal dan system eksternal

tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun persepsi kita atas

lingkungan kita juga mempengaruhi cara berperilaku. Lingkungan di mana para peserta

komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu system yang lebih besar.

8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan

para pesertanya (pihak yang melakukan komunikasi). Adanya latar belakang yang sama

diantara para pelaku komunikasi membuat suatu situasi komunikasi lebih berpotensi

untuk mencapai keefektifan. Kenyataannya, tidak pernah ada individu yang sama persis.

Bahkan anak yang kembar identik dan dibesarkan di tempat yang sama-pun tidak akan

mempunyai state of mind yang sama persis. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu

seperti umur, suku, bahasa, tingkat pendidikan akan mendorong suatu proses komunikasi

berlangsung lebih efektif.

9. KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL

Meskipun terdapat banyak modal komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya

komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar

komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank

Dance, Kincaid, dan Schramm yang mereka sebut model komunikasi antarrmanusia yang

membusat, dan Tubbs. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut :

1. Orang-roang yang berkomunikasi dianggap setara

2. Proses Komunikasi berjalan timbale balik (dua arah)

3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.

4. Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.

Meskipun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsut proses

komunikasi sebenrnya tidak terpola secara kaku. Pada dasarnya, unsure tersebut tidak

berdada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helical atau tatanan lainnya.

Unsur2 proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin

pula, setidaknya sebagaian, dalam suatu atatnan yang acak. Oleh karena itu, sifat

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 6

Page 7: 94013-3-413916161491

nonsekuensial alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses

komunikasi.

10 . KOMUNIIKASI BERSIFAT PROSESUAL DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL

Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang

sinambung (continues). Komunikasi sebagai proses ini dapat dianalogikan dengan apa

yang dikatakan Heraclitus enam abag sebelum Masehi bahwa: “Seorang manusia tidak

akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali”. Komunikasi terjadi sekali waktu

dan kemudian mwnjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi, para peserta

komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat

komunikasi verbal maupun nonverbal. Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi

sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran

diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa

tsb, dengan menonjolkan komponen2 atau aspek2 yang penting. Implikasi dari

komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta

komunikasi berubah (dari sekeedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan

dunia dan perilakunya). Implosot dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah

proses penyadian (encoding) dan penyadian balik (decoding). Para peserta komunikasi

merupakan sumber informasi, dan masing2 memberi serta menerima epsan secara

serentak. Kedudanya pada saat yang sama saling mempengaruhi.Padnangan yang

dinamis dan transaksional member penekanan bahwa anda mengalami perubahan

sebagai hasil terjadinya komunikasi. Perspektif transalksional member penekanan pada

dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya

menjadi saling bergantung dan komunikasn mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan

konteks peristiwanya.

11. KOMUNIKASI BERSIFAT IRRESVERSIBLE

Sekali anda mengirimkan suatu pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan

tersebut bagi khalayyak apalagi menghilangkan efek persantersebut sama sekali. Sifat

irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu

berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati2 untuk

menyampaikan suatu pesan kepad aorang lain, sebab yaitu tadi, efeknya tidak bisa

ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha meralatnya, apalagi bila penyampaian

pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya Dalam kkomunikasi massa, sekali wartawan

menyiarkan suatu berita yang tanpa disengaja mecemarkan nama baik seseorang

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 7

Page 8: 94013-3-413916161491

12. KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH

Bayak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun

komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan

atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tsb mungkin berkaitan dengan masalah

structural. Agar komunikasi efektif, kendala structural ini juga harus diatasi..

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM FILM“The Gods Must Be Crazy”

Sebuah komunikasi terjadi atau berlangsung dalam sebuah situasi atau kontek

tertentu. Sehingga akan dihadapkan kepada aspek-aspek dari situasi dimana

berlangsungnya komunikasi tersebut. Aspek pisik yang merupakan tempat terjadinya

komunikasi, aspek psikologi yang merupakan kondisi dari pelaku komunikasi, aspek

sosial yang membentuk karakter komunikasi, dan aspek waktu yang menjelaskan

kapan terjadinya komunikasi sangat mempengaruhi proses komunikasi.

Dalam film itu digambarkan dua situasi dan kondisi yang berbeda dimana disitu

terjadi interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan

kelompok dengan kelompok.

Xi digambarkan  salah seorang dari suku Bushman yang tinggal disuatu

pedalaman terpencil di Afrika yang tidak mengenal kondisi dunia modern diluar sana.

Dia dihadapkan  pada situasi dan kondisi yang berbeda dari sebelumnya.

Bagaimana ketika Xi dan komunitasnya mendapatkan sebuah benda (botol) yang

dilemparkan seorang pilot yang terbang melintasi daerah pemukimannya. Mereka

interpretasikan botol itu sebagai kiriman dari Tuhan. Disanalah terjadi sebuah bentuk

dari prinsip komunikasi yaitu komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

Prediksi mereka mengenai botol itu terjadi perubahan, yang sebelumnya mereka

anggap botol itu sebagai anugrah dari Tuhan, berubah menjadi sesuatu yang mereka

anggap sebagai sumber masalah yang menyebabkan konflik. Ini

menunjukan komunikasi bersifat dinamis.

Persepsi yang merupakan inti dari komunikasi mengalami kekeliruan dan

kekagagalan ketika Xi dihadapkan pada komunitas yang berbeda. Dua pelaku

komunikasi yang mempunyai latar belakang sosial dan budaya sangat

mempengaruhi efektifitas komunikasi. Cerita Xi yang memanah seekor kambing

yang sedang dikembala merupakan bentuk dari  kegagalan dalam berkomunikasi.

Hal ini dikarenakan diantara kedua pelaku komunikasi mempunyai paradigma yang

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 8

Page 9: 94013-3-413916161491

berbeda yang menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Paradigma Xi yang

behavioristik menganggap apa yang dilakukannya adalah hal yang positif disalah

persepsikan oleh pengembala kambing itu yang menyebabkan Xi masuk penjara. 

Maka, semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi.

Prinsip komunikasi lainnya adalah bahwa komunikasi bukan panasia untuk

menyelesaikan masalah. Gambaran ini bisa dilihat ketika proses terjadinya sidang.

Disana hakim menghadirkan sorang penerjemah untuk menerjamahkan bahasa Xi.

Bahasa yang merupakan bentuk atau model dari komunikasi verbal pun mengalami

kegagalan dalam proses efektifitas komunikasi. Bagaimana ketika penerjemah

mengalami kesulitan dalam menerjemahkan suatu perbuatan yang salah kedalam

bahasa Bushman.  Karena suku Bushman tidak mengenal hal-hal yang salah,

mereka menganggap semua yang dilakukannya bernilai positif. Hal ini membuktikan

bahwa bahasa memiliki keterbatasan, keterbatasan dalam jumlah kata yang menjadi

objek, bahasa yang ambigu dan kontektual, bias budaya, dan pencampuran fakta,

penafsiran dan penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘12 9