94013-3-413916161491
-
Upload
agus-hendra-jaya -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
Transcript of 94013-3-413916161491
MODUL AJAR MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI ( 3 SKS)PROGRAM KHUSUS KELAS KARYAWANFAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANANAMA DOSEN : A. SULHARDI, M.Si
POKOK PEMBAHASAN MINGGU KE 3
PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian
yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar.
Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry
A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana,
Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi
yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada
suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok
orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang
maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari lambang atau simbol ini adalah adanya
kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya kesepakatan tersebut maka simbol
tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi. Sebagai contoh ketika kita
datang di daerah Temanggung dan pada salah satu warganya ada yang meninggal
maka tidak mungkin anda memasang bendera merah untuk melambangkan adanya
kematian karena lambang yang disepakati disana adalah bendera putih.
Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dengan objek
dapat direpresentasikan oleh ikon danindeks, akan tetapi ikon dan indeks tidak
memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah kemiripan sebagaimana ketika
anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan maka foto yang tertempel pada kartu
tersebut adalah ikon anda. Akhir-akhir ini lambang itu sering dipertukarkan dalam
penggunaannya, sebagai contoh Romeo dan Juliet / Rama dan Shinta merupakan
lambang “cinta yang abadi”. Sedangkan indeks muncul berdasarkan hubungan antara
sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi, sebagai contoh ketika matahari
terbenam maka merupakan indeks bahwa waktu shalat maghrib telah masuk, akan
tetapi bagi sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang mistik maka
ketika matahari terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin dan setan lainnya
sehingga para orang tua melarang anak-anak kecil untuk keluar rumah maka waktu
terbenamnya matahari merupakan lambang karena sudah disepakati oleh masyarakat
tersebut. Mungkin implikasi terbesar dari prinsip bahwa komunikasi itu adalah hal yang
tidak terelakkan adalah bahwa kita perlu sebisa mungkin belajar mengontrol,
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 1
menggunakan seefektif mungkin segala macam aspek perilaku kita karena segala
sesuatu mengenai diri kita itu kita komunikasikan baik kita sadari atau tidak sadari. Tidak
hanya kata-kata yang kita ucapkan tetapi juga cara kita berpakaian, cara kita berjalan,
cara kita mengeluh, cara kita berterima kasih, cara kita melakukan kontak mata atau
menghindari kontak mata mengkomunikasikan semuanya. Jika kita berharap untuk
sebisa mungkin memahami orang lain, kita perlu memperhatikan pesan dan makna yang
tidak secara jelas dikirimkan oleh mereka seperti pesan yang terkirim dari baju, gerakan
tubuh, kontak mata bahkan diam.
lambang adalah adanya kesepakatan, maka apapun bentuknya dapat dijadikan
sebagai lambang, baik berupa kata-kata, isyarat anggota tubuh, hewan, tumbuhan dan
sebagainya. Sebagai contoh bahwa kenapa buah yang berduri itu disebut durian, atau
hewan yang berkokok itu disebut ayam, penyebutan tersebut tentunya karena orang
bersepakat. Apabila orang bersepakat bahwa buah durian itu disebut buah gawat maka
orang akan menyebutnya buah gawat, demikian pula bila hewan yang berkokok itu disebut
meriam tentunya semua orang akan menyebutnya meriam.
Contoh kasus yang diungkapkan oleh Deddy Mulyana, MA, Ph.D. adalah bahwa
pembeli pakaian bekas di Pa-Mal (Kebon Kelapa Mal), Bandung, tahu bahwa label L, S, M,
dan XL pada pada pakaian berarti Large (besar), small (kecil), Medium (sedang), dan Extra
Large (extra besar). Tapi para pembeli dan penjual itu bersepakat memplesetkan keempat
label itu menjadi Logor (longgar), Sereg (sempit), Mahi (cukup), dan extra logor (extra
longgar). Banyak orang suka dengan lambang-lambang tertentu, sebagai contoh bahwa
orang yang suka belanja di mal adalah ciri daripada masyarakat modern, memakai celana
jin adalah lambang dari kemajuan, padahal di negeri barat sebelum tahun tujuh puluhan
celana jin hanya dipakai para buruh pabrik.
A. Lambang Tidak Mempunya Makna
Persoalan Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna. Yang memberikan makna
pada sebuah lambang itu adalah pikiran kita, bahkan kata-kata itupun merupakan
pemaknaan dari pikiran kita. Tentu akan menjadi hal yang sulit apabila suatu perkataan
tidak dimaknai dengan makna yang sama, maka hal ini akan menjadikan miss
comunication Sebagai contoh bahwa seorang jendral mendapatkan laporan dari seorang
komandan bahwa salah satu prajuritnya tidak becus dalam melaksanakan tugas. Maka
jendral tadi mengatakan “beri dia pelajaran”,dengan secepat kilat komandan tadi
memberikan berbagai hukuman atas kesalahan prajurit tersebut, padahal yang
dimaksud“beri dia pelajaran” adalah memberikan trik-trik agar dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Pada masyarakat jawa mereka percaya bahwa malam Selasa Kliwon
dan Jum’at Kliwon hari yang melambangkan pada keangkeran dan kekeramatan,
padahal dua hari tersebut tidaklah bermakna apa-apa pada masyarakat modern atau
masyarakat yang lainnya. Kita juga masih teringat bahwa ketika menjelang masuk tahun
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 2
2000 masyarakat dunia komputer disibukkan dengan istilah Y2K bug yang akan
mengakibatkan bencana pada semua perangkat yang dioperasikan dengan sistem
komputer, akan tetapi setelah masuk tahun 2000 tersebut ternyata lambang Y2K bug
tersebut tidak cukup berarti. Ada hal yang menarik dari lambang ini, bahwa antara yang
dilambangkan dengan lambang tersebut tidak ada hubungan secara alami tetapi
kebanyakan orang menganggap ada hubungan antara keduanya. Sebagai misal ketika
seorang santri berpidato dengan gaya Zainuddin MZ maka dengan keberhasilan ia
menirukan gaya tersebut maka teman-temannya senantiasa memanggilnya Zainuddin
MZ walaupun ia tidak lagi sedang berpidato.
b. Lambang itu bervariasi
Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan berubah dari konteks
waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat lain dan dari satu budaya
ke budaya lain.
Lambang kekayan pada masyarakat jawa tahun tujuh puluhan adalah dengan rumah
gedhong (tembok) karena pada waktu itu rumah biasa dibuat dari bambu atau papan,
lambang tersebut tentunya tidak berlaku lagi pada zaman sekarang karena kebanyakan
masyarakat sudah mampu untuk hanya membuat rumah gedhong.
Ketika kepala dijadikan suatu anggota tubuh yang paling terhormat dan sakral bagi
masyarakat Indonesia, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Arab karena anggota yang
paling sakral bagi mereka adalah pantat.
3. Komunikasi Mempunyai Dimensi Hubungan
Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana
hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Dimensi isi disandi secara verbal sedangkan dimensi hubungan disandi secara non
verbal. Sebagai contoh kalimat“Makan..tuh” dengan nada lembut bermakna perintah
untuk makan sedangkan apabila menggunakan intonasi tinggi maka bermakna larangan
memakannya. Ketika seseorang tahu bahwa temannya sedang makan iapun tetap
menyapa dengan kalimat“makan…?” hal itu bermakna menyapa agar tidak dikatakan
sebagai orang yang judes atau cuek.
4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 3
Komunikasi dilakukan dari berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak
disengaja sama sekali hingga komunikasi yg benar-benar direncanakan dan disadari.
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali
tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk
ditafsirkan orang lain. Kita lebih banyak mengeluarkan pesan non verbal yang tdk
sengaja dibanding verbal. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan
atau tidak menafsirkan tindakan kita. Kadang komunikasi sengaja dibuat tidak sengaja.
Misalnya ketika kita menguap sebenarnya menguap lebih pada proses fisik yang terjadi
tanpa kita inginkan karena kita mengantuk, tetapi misalnya ketika kita sudah bosan
berda di kelas dan merasa bahwa materi yang diberikan dosen tidak menarik maka
mahasiswa akan menguap berkali kali hingga dosen menyadarinya dan segera
mengakhiri perkuliahan.
Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan
sadar serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika
berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita bercakap-cakap
dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan berbeda cara berkomunikasi kita
dibanding ketika kita bercakap-cakap dengan teman yang sudah biasa bergaul sehari-
hari. Akan tetapi kita juga akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang lebih tinggi
dengan teman sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan berita yang sangat
menarik bagi kita.
Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsi-asumsi
orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagai contoh ketika
seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya dengan sering menggaruk-garuk
kepalanya maka kita akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut kurang siap, walaupun
mahasiswa tersebut tidak demikian. Untuk membuktikan bahwa niat atau kesengajaan
bukan syarat mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari contoh kasus sebagai berikut ;
Ketika anak muda yang belum tahu tata krama Yogya-Solo berjalan di depan orang yang
lebih tua pada masyarakat Yogyakarta dan Solo klasik dan ia tidak membungkukkan
badan maka dia akan dicap sebagai anak yang tidak punya tata krama walaupun anak
itu tidak sengaja.
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 4
5. KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan
psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang
menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai
konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang
yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan
adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta
komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana komunikasi.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Ketika individu berkomunikasi mereka meramalkan efek komunikasi mereka. Dengan
kata lain komunikasi juga terikat aturan atau tata krama. Kita dapat memprediksi perilaku
komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya, misalnya kita tahu bagaimana
tatakrama dalam berbahasa ketika berbicara dengan orang tua atau dosen kita.
Komunikasi terikat oleh aturan atau etika. Prediksi tidak selalu disadari dan sering
berlangsung cepat. Hingga derajat tertentu keteraturan perilaku manusia bisa diprediksi.
7. KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK
Setiap individu adalah suatu system yang hidup ( a living system ). Komunikasi juga
menyangkut suatu system dari unsure-unsurnya. Setidaknya dua system dasar beroprasi
dalam transaksi komunikasi itu : system internal dan eksternal. Sistem internal iti adalah
seluruh system nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam
komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam eberbagai lingkungan sosialnya.
Istilah lain yang identik dengan system internal ini adalah kerangka rujukan (frame of
reference), bidang pengalaman (field of experience), struktur cognitive (cognitive structure),
pola pikir (thinking patterns), keadaan internal (internal states), atau sikap (attitude).
Pendeknya system internal ini mengandung semua unsure yang membentuk individu yang
unik, termasuk cirri-ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama,
bahasa, motif keinginan, cita2, dan semaua pengalaman masalalunya, yang pada dsarnya
tersembunyi. Kita haya dapat menduganya lewat kata yang ia ucapkan dan atau perilaku
yang ia tunjukan. Setiap individu adalah system intermal.
Sistem Eksternal terdiri dari unsure-usnur dalam lingkungan di luar individu, termasuk
kata-kat ayng ia pilih utk berbicara, isyarakat fisik peserta, dan temperature ruangan. Elemen-
elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 5
transasks komunikasi. Akan tetapi karena masing2 orang mempunyai system nternal yang
berbeda, maka setiap orang tdidak akan memiliki bidak perceptual yang sama, meskipun
mereka duduk di ruang yang sama, kursi yang sama, menghadapai situasi yang sama.
Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara system internal dan system eksternal
tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun persepsi kita atas
lingkungan kita juga mempengaruhi cara berperilaku. Lingkungan di mana para peserta
komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu system yang lebih besar.
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan
para pesertanya (pihak yang melakukan komunikasi). Adanya latar belakang yang sama
diantara para pelaku komunikasi membuat suatu situasi komunikasi lebih berpotensi
untuk mencapai keefektifan. Kenyataannya, tidak pernah ada individu yang sama persis.
Bahkan anak yang kembar identik dan dibesarkan di tempat yang sama-pun tidak akan
mempunyai state of mind yang sama persis. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu
seperti umur, suku, bahasa, tingkat pendidikan akan mendorong suatu proses komunikasi
berlangsung lebih efektif.
9. KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL
Meskipun terdapat banyak modal komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya
komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar
komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank
Dance, Kincaid, dan Schramm yang mereka sebut model komunikasi antarrmanusia yang
membusat, dan Tubbs. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut :
1. Orang-roang yang berkomunikasi dianggap setara
2. Proses Komunikasi berjalan timbale balik (dua arah)
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.
Meskipun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsut proses
komunikasi sebenrnya tidak terpola secara kaku. Pada dasarnya, unsure tersebut tidak
berdada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helical atau tatanan lainnya.
Unsur2 proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin
pula, setidaknya sebagaian, dalam suatu atatnan yang acak. Oleh karena itu, sifat
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 6
nonsekuensial alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses
komunikasi.
10 . KOMUNIIKASI BERSIFAT PROSESUAL DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL
Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang
sinambung (continues). Komunikasi sebagai proses ini dapat dianalogikan dengan apa
yang dikatakan Heraclitus enam abag sebelum Masehi bahwa: “Seorang manusia tidak
akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali”. Komunikasi terjadi sekali waktu
dan kemudian mwnjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi, para peserta
komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat
komunikasi verbal maupun nonverbal. Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi
sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran
diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa
tsb, dengan menonjolkan komponen2 atau aspek2 yang penting. Implikasi dari
komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta
komunikasi berubah (dari sekeedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan
dunia dan perilakunya). Implosot dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah
proses penyadian (encoding) dan penyadian balik (decoding). Para peserta komunikasi
merupakan sumber informasi, dan masing2 memberi serta menerima epsan secara
serentak. Kedudanya pada saat yang sama saling mempengaruhi.Padnangan yang
dinamis dan transaksional member penekanan bahwa anda mengalami perubahan
sebagai hasil terjadinya komunikasi. Perspektif transalksional member penekanan pada
dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya
menjadi saling bergantung dan komunikasn mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan
konteks peristiwanya.
11. KOMUNIKASI BERSIFAT IRRESVERSIBLE
Sekali anda mengirimkan suatu pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan
tersebut bagi khalayyak apalagi menghilangkan efek persantersebut sama sekali. Sifat
irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu
berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati2 untuk
menyampaikan suatu pesan kepad aorang lain, sebab yaitu tadi, efeknya tidak bisa
ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha meralatnya, apalagi bila penyampaian
pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya Dalam kkomunikasi massa, sekali wartawan
menyiarkan suatu berita yang tanpa disengaja mecemarkan nama baik seseorang
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 7
12. KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH
Bayak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun
komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan
atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tsb mungkin berkaitan dengan masalah
structural. Agar komunikasi efektif, kendala structural ini juga harus diatasi..
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM FILM“The Gods Must Be Crazy”
Sebuah komunikasi terjadi atau berlangsung dalam sebuah situasi atau kontek
tertentu. Sehingga akan dihadapkan kepada aspek-aspek dari situasi dimana
berlangsungnya komunikasi tersebut. Aspek pisik yang merupakan tempat terjadinya
komunikasi, aspek psikologi yang merupakan kondisi dari pelaku komunikasi, aspek
sosial yang membentuk karakter komunikasi, dan aspek waktu yang menjelaskan
kapan terjadinya komunikasi sangat mempengaruhi proses komunikasi.
Dalam film itu digambarkan dua situasi dan kondisi yang berbeda dimana disitu
terjadi interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok.
Xi digambarkan salah seorang dari suku Bushman yang tinggal disuatu
pedalaman terpencil di Afrika yang tidak mengenal kondisi dunia modern diluar sana.
Dia dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dari sebelumnya.
Bagaimana ketika Xi dan komunitasnya mendapatkan sebuah benda (botol) yang
dilemparkan seorang pilot yang terbang melintasi daerah pemukimannya. Mereka
interpretasikan botol itu sebagai kiriman dari Tuhan. Disanalah terjadi sebuah bentuk
dari prinsip komunikasi yaitu komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Prediksi mereka mengenai botol itu terjadi perubahan, yang sebelumnya mereka
anggap botol itu sebagai anugrah dari Tuhan, berubah menjadi sesuatu yang mereka
anggap sebagai sumber masalah yang menyebabkan konflik. Ini
menunjukan komunikasi bersifat dinamis.
Persepsi yang merupakan inti dari komunikasi mengalami kekeliruan dan
kekagagalan ketika Xi dihadapkan pada komunitas yang berbeda. Dua pelaku
komunikasi yang mempunyai latar belakang sosial dan budaya sangat
mempengaruhi efektifitas komunikasi. Cerita Xi yang memanah seekor kambing
yang sedang dikembala merupakan bentuk dari kegagalan dalam berkomunikasi.
Hal ini dikarenakan diantara kedua pelaku komunikasi mempunyai paradigma yang
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 8
berbeda yang menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Paradigma Xi yang
behavioristik menganggap apa yang dilakukannya adalah hal yang positif disalah
persepsikan oleh pengembala kambing itu yang menyebabkan Xi masuk penjara.
Maka, semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi.
Prinsip komunikasi lainnya adalah bahwa komunikasi bukan panasia untuk
menyelesaikan masalah. Gambaran ini bisa dilihat ketika proses terjadinya sidang.
Disana hakim menghadirkan sorang penerjemah untuk menerjamahkan bahasa Xi.
Bahasa yang merupakan bentuk atau model dari komunikasi verbal pun mengalami
kegagalan dalam proses efektifitas komunikasi. Bagaimana ketika penerjemah
mengalami kesulitan dalam menerjemahkan suatu perbuatan yang salah kedalam
bahasa Bushman. Karena suku Bushman tidak mengenal hal-hal yang salah,
mereka menganggap semua yang dilakukannya bernilai positif. Hal ini membuktikan
bahwa bahasa memiliki keterbatasan, keterbatasan dalam jumlah kata yang menjadi
objek, bahasa yang ambigu dan kontektual, bias budaya, dan pencampuran fakta,
penafsiran dan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Ilmu KomunikasiA Sulhardi H S.Sos.M.Si
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 9