9-15-MUCHLIS

7
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 B - 9 PENERAPAN MEDIA E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ASESMEN SUB MATERI PENELAAHAN SOAL, PENSKORAN, PENAFSIRAN HASIL TES DAN REMEDIAL TEACHING Muchlis Jurusan Kimia FMIPA Unesa Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jumlah mahasiswa yang berpendapat selama proses pembelajaran, hasil belajar mahasiswa dan respon mahasiswa pada mata kuliah Asesmen sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching melalui penerapan media e-learning yang ada pada situs e-learning Unesa. Sasaran penelitian adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah Asesmen yaitu kelas A Angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Kimia. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal Tahun Akademik 2011/2012. Perangkat perkuliahan terdiri atas GBRP, SAP, dan media e-learning. Instrumen penelitian terdiri atas Lembar cheklist untuk mahasiswa yang berpendapat, lembar tes hasil belajar dan lembar respon mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan pada pertemuan pertama ada 25 (50%) dan pada pertemuan kedua 32 (64%) mahasiswa yang berpendapat (bertanya, menjawab dan menyanggah). Berdasarkan tes hasil belajar mahasiswa untuk sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching, tercatat mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 38%, A- sebanyak 8%, B+ sebanyak 14%, B sebanyak 4%, B- sebanyak 4%, C+ sebanyak 0%, C sebanyak 12%, D sebanyak 4% dan E sebanyak 16%. Nilai ini bukan sebagai penentu kelulusan mahasiswa untuk mata kuliah asesmen, karena masih banyak komponen lain yang harus diperhitungkan. Adapun respon mahasiswa menunjukkan respon positif. Kata kunci: mata kuliah asesmen, e-learning, dan hasil belajar mahasiswa. PENDAHULUAN Jurusan Kimia FMIPA Unesa terdiri dari dua program studi yaitu Pendidikan Kimia dan Kimia. Salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah asesmen. Dosen pengampu mata kuliah asesmen ini merupakan tim terdiri atas empat dosen. Setiap dosen berkewajiban melakukan empat kali tatap muka sehingga total ada 16 kali tatap muka. Penulis sebagai anggota tim pengampu mata kuliah asesmen, mendapat tugas membahas sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching. Berdasarkan pengamatan, hasil belajar mahasiswa sub materi di atas kurang memuaskan. Hasil belajar 30 mahasiswa kelas A angkatan 2009 tercatat 6,6% mendapat nilai A, 16,7% mendapat nilai A-, 10% mendapat nilai B+, 10% mendapat nilai B, 20% mendapat nilai B-, 20% mendapat nilai D dan 16,7% mendapat nilai E. Dengan demikian masih ada 36,7% mahasiswa yang tidak lulus (nilai D dan E). Sementara hanya 6,6% yang mendapat nilai A. Hasil ini tentu tidak diinginkan, mengingat peranan asesmen begitu vital bagi mahasiswa ketika menyelesaikan skripsi. Asesmen juga tidak bisa lepas dari aktivitas mereka ketika menjadi

Transcript of 9-15-MUCHLIS

Page 1: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 9

PENERAPAN MEDIA E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ASESMEN SUB MATERI PENELAAHAN SOAL, PENSKORAN,

PENAFSIRAN HASIL TES DAN REMEDIAL TEACHING

Muchlis Jurusan Kimia FMIPA Unesa

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jumlah mahasiswa yang berpendapat selama proses pembelajaran, hasil belajar mahasiswa dan respon mahasiswa pada mata kuliah Asesmen sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching melalui penerapan media e-learning yang ada pada situs e-learning Unesa. Sasaran penelitian adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah Asesmen yaitu kelas A Angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Kimia. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal Tahun Akademik 2011/2012. Perangkat perkuliahan terdiri atas GBRP, SAP, dan media e-learning. Instrumen penelitian terdiri atas Lembar cheklist untuk mahasiswa yang berpendapat, lembar tes hasil belajar dan lembar respon mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan pada pertemuan pertama ada 25 (50%) dan pada pertemuan kedua 32 (64%) mahasiswa yang berpendapat (bertanya, menjawab dan menyanggah). Berdasarkan tes hasil belajar mahasiswa untuk sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching, tercatat mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 38%, A- sebanyak 8%, B+ sebanyak 14%, B sebanyak 4%, B- sebanyak 4%, C+ sebanyak 0%, C sebanyak 12%, D sebanyak 4% dan E sebanyak 16%. Nilai ini bukan sebagai penentu kelulusan mahasiswa untuk mata kuliah asesmen, karena masih banyak komponen lain yang harus diperhitungkan. Adapun respon mahasiswa menunjukkan respon positif. Kata kunci: mata kuliah asesmen, e-learning, dan hasil belajar mahasiswa. PENDAHULUAN Jurusan Kimia FMIPA Unesa terdiri dari dua program studi yaitu Pendidikan Kimia dan Kimia. Salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah asesmen. Dosen pengampu mata kuliah asesmen ini merupakan tim terdiri atas empat dosen. Setiap dosen berkewajiban melakukan empat kali tatap muka sehingga total ada 16 kali tatap muka. Penulis sebagai anggota tim pengampu mata kuliah asesmen, mendapat tugas membahas sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching.

Berdasarkan pengamatan, hasil belajar mahasiswa sub materi di atas kurang memuaskan. Hasil belajar 30 mahasiswa kelas A angkatan 2009 tercatat 6,6% mendapat nilai A, 16,7% mendapat nilai A-, 10% mendapat nilai B+, 10% mendapat nilai B, 20% mendapat nilai B-, 20% mendapat nilai D dan 16,7% mendapat nilai E. Dengan demikian masih ada 36,7% mahasiswa yang tidak lulus (nilai D dan E). Sementara hanya 6,6% yang mendapat nilai A. Hasil ini tentu tidak diinginkan, mengingat peranan asesmen begitu vital bagi mahasiswa ketika menyelesaikan skripsi. Asesmen juga tidak bisa lepas dari aktivitas mereka ketika menjadi

Page 2: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 10

guru. Kurang bagusnya hasil belajar mahasiswa di atas, berdasarkan pengamatan disebabkan oleh kurang termotivasinya mahasiswa untuk membaca materi perkuliahan. Rendahnya motivasi membaca ini disebabkan tidak ada tugas-tugas yang sifatnya merangsang untuk membaca dan juga karena kurang bervariasinya kegiatan perkuliahan. Seiring dengan makin lengkapnya fasilitas internet di Unesa, termasuk e-learning, pimpinan Unesa berharap para dosen memanfaatkan fasilitas ini untuk menunjang perkuliahan. Penerapan e-learning sebagai media perkuliahan sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching, diharapkan dapat memberikan variasi pada perkuliahan sub materi tersebut. Bervariasinya perkuliahan pada sub materi ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hal ini senada dengan apa yang telah ditulis oleh Sadiman, dkk (2003) bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Masih menurut Sadiman, Arif dkk (2003) secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut: (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif oleh anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: (a) menimbulkan

semangat belajar, (b) meningkatkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

E-learning (electronic learning) adalah pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lainlain (Lende, 2004 dalam Huda, 2011). Sebagai media perkuliahan, e-learning memiliki beberapa manfaat. Menurut Ahmed (2008) manfaat e-learning adalah: 1) Lebih mudah mendapatkan

materi atau info. Jika kita menggunakan sistem pembelajaran berbasis e-learning, kita akan lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita cari, tunggu sebentar, kita langsung dapat materinya.

2) Bisa mendapatkan materi yang lebih banyak Kita bisa mendapatkan banyak sekali materi, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa mencari materi yang berasal dari luar negeri yang tentunya akan menambah wawasan bagi kita dan juga bisa untuk meningkatkan hasil belajar kita.

3) Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan tenaga Jika ada tugas, kita bisa mencari bahan yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus ke sana ke mari untuk mendapatkan bahan yang kita butuhkan. Tinggal duduk di depan komputer atau laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu, susun tugasnya dan selesai!!!

4) Dapat berinteraksi langsung dengan siapapun Seorang mahasiswa bisa saja

Page 3: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 11

bertanya pada temannya materi apa yang diajarkan hari ini atau tugas apa yang diberikan, jika hari itu dia tidak bisa berangkat karena suatu alasan. Dia juga bisa bertanya langsung pada dosennya apa materi yang diajarkan tadi atau tugas apa yang diberikannya. Dalam berinteraksi, dia bisa menggunakan media tulisan. Dia mengetik apa yang akan dibicarakan atau ditanyakan kemudian dikirim ke alamat yang dituju. Dia juga bisa berinteraksi langsung, bisa bertatap muka dan berbicara langsung dengan orang yang diajak bicara. Karena kemajuan teknologi, sekarang hal itu bisa terjadi dengan alat yang bernama webcam.

5) Bisa tahu materi atau tugas lebih awal Mahasiswa bisa melihat jadwal atau tugas yang diberikan oleh dosennya yang sudah di upload. Jadi, mahasiswa sudah tahu apa yang akan dilakukan hari ini dan dapat mempersiapkannya lebih awal.

METODE PENELITIAN Penelitian ini mengikuti

rancangan “one shot case study” dengan sasaran mahasiswa program studi pendidikan kimia angkatan 2010 kelas A pada tahun akademik 2011/2012 semester gasal. Mahasiswa sasaran berjumlah 50 orang. Perlakuan yang dikenakan kepada sasaran adalah penerapan e-learning pada perkuliahan asesmen sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching. Setting pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi kelas. Tahap-

tahap perkuliahan mengikuti model dikusi menurut Jacobsen (2009) yang meliputi (1) Menyampaikan Tujuan dan Mengatur Setting, (2) Mengarahkan Diskusi, (3) Menyelenggarakan Diskusi, (4) Mengakhiri Diskusi dan (5) Melakukan Tanya Jawab. Media e-learning digunakan pada tahap (1) dan (2).

Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebelum pertemuan pertama, ada kegiatan memberi pengarahan tentang (1) sekilas pengertian, pemanfaatan, dan aplikasi e-learning dari situs e-learning Unesa, (2) memberikan password untuk bisa mengakses sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching, dan (3) Ujicoba interaksi dengan e-learning sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching. Pertemuan pertama menerapkan diskusi kelas untuk sub materi Penelaahan Soal dan Penskoran dengan media e-learning. Pertemuan kedua menerapkan diskusi kelas untuk sub materi Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching dengan media e-learning. Pada setiap pertemuan dicatat jumlah mahasiswayang berpendapat. Setelah pertemuan kedua, mahasiswa mengerjakan tes hasil belajar untuk sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching serta mengisi angket respon mahasiswa. Perangkat perkuliahan terdiri atas GBRP, SAP, dan media e-learning yang telah di-upload pada situs e-learning Unesa. Mahasiswa yang membuka e-learning sub materi tersebut harus menggunakan password yang telah diberitahukan dosen. Hal ini dilakukan untuk

Page 4: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 12

mengindari masuknya user dari pihak lain selain mahasiswa pemrogram mata kuliah asesmen. Selain perangkat perkuliahan juga disiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar cheklist untuk mahasiswa yang berpendapat (bertanya, menjawab dan menyanggah), lembar penilaian hasil belajar dan lembar respon mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa dinyatakan dengan skor 0-100 yang kemudian dikonversi ke bentuk A (skor 85-100), A- (skor 80- <85), B+ (skor 75- <80), B (skor 70- <75), B- (skor 65- <70), C+ (skor 60- <65), C (skor 55- <60), D (skor 40- <55), dan E (skor 0- <40). Selanjutnya dihitung persentase mahasiswa yang memperoleh nilai A, A-, B+, B, B-, C+, C, D dan E. Namun demikian nilai ini belum bisa dijadikan kelulusan mata kuliah asesmen, karena masih banyak komponen lain yang harus diperhitungkan. Adapun respon mahasiswa dinyatakan dalam persentase. Selanjutnya penafsiran respon mahasiswa mengikuti tabel berikut: Tabel 1. Kriteria Respon Mahasiswa

Persentase Kriteria 0-20%

21-40% 41-60% 61-80% 81-100%

Sangat lemah Lemah Cukup Kuat

Sangat kuat (Riduwan, 2008)

Berdasarkan kriteria tersebut

respon mahasiswa dikatakan positif jika persentase ≥ 61% (Riduwan, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pertemuan pertama, para mahasiswa diberi pengarahan tentang pengertian, pemanfaatan dan aplikasi e-learning melalui situs e-learning Unesa. Pengertian dan pemanfaatan e-learning disampaikan lewat tayangan slide powerpoint. Aplikasi e-learning mencakup tahapan (1) buka situs elearning.unesa.ac.id, (2) pilih Course Categories Fakultas MIPA, (3) pilih sub categories S-1 Pendidikan Kimia, (4) pilih courses Asesmen, (5) masukkan username dan password, (6) tekan login. Kegiatan pengarahan ini berjalan cukup lancar. Mahasiswa dalam menggunakan jaringan internet, ada yang menggunakan modem dan ada yang menggunakan hotspot “kimia-mhs@MIPA.” Pada pertemuan pertama, dosen menyampaikan secara singkat tujuan perkuliahan pada pertemuan tersebut. Mahasiswa secara individu diminta mengerjakan quiz ‘pilihan ganda dan menjodohkan’ di situs elearning Unesa. Mahasiswa langsung mengerjakan di situs tersebut. Mahasiswa dapat mendownload sub-sub materi asesmen yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan quiz. Setelah selesai mengerjakan, dosen melihat skor melalui situs tersebut. Hasil pekerjaan mahasiswa diberi skor antara 0-10. Rata-rata skor mahasiswa adalah 7,14. Pada tahap mengarahkan diskusi, dosen meminta mahasiswa mengerjakan quiz ‘essay’ melalui situs elearning Unesa. Jawaban di tulis di kertas untuk persiapan diskusi. Setelah selesai mengerjakan, mahasiswa diajak mendiskusikan jawaban quiz (tahap menyelenggarakan diskusi). Pada tahap ini, ada beberapa pertanyaan

Page 5: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 13

yang cukup mendapatkan variasi jawaban mahasiswa misalnya “Mary di kelas X-A memiliki skor 65 dan jika di dihitung peringkat persentilnya adalah 80. Andi di kelas X-B memiliki skor 65 dan jika dihitung peringkat persentilnya adalah 70. Kelas manakah yang lebih bagus? Mengapa?” Tercatat 25 dari 50 mahasiswa berpendapat dalam diskusi ini. Selanjutnya mahasiswa merangkum hasil diskusi dan diakhiri dengan refleksi. Berdasarkan refleksi, ada usulan agar dosen menambah contoh soal-jawab di sub materi asesmen. Pada pertemuan kedua, dosen menyampaikan secara singkat tujuan perkuliahan pada pertemuan tersebut. Mahasiswa secara individu diminta mengerjakan quiz ‘pilihan ganda’ di situs elearning Unesa. Mahasiswa langsung mengerjakan di situs tersebut. Setelah selesai mengerjakan, dosen melihat skor melalui situs tersebut. Hasil pekerjaan mahasiswa diberi skor antara 0-10. Rata-rata skor mahasiswa adalah 8,57. Pada tahap

mengarahkan diskusi, dosen meminta mahasiswa mengerjakan quiz ‘essay’ melalui situs elearning Unesa. Jawaban di tulis di kertas untuk persiapan diskusi. Setelah selesai mengerjakan, mahasiswa diajak mendiskusikan jawaban quiz (tahap menyelenggarakan diskusi). Pada tahap ini, ada beberapa pertanyaan yang cukup mendapatkan variasi jawaban mahasiswa misalnya “Bagaimana penskoran siswa yang mengalami remedial teaching?” Tercatat 32 dari 50 mahasiswa berpendapat dalam diskusi ini. Bahkan ada beberapa mahasiswa berpendapat lebih dari satu kali. Selanjutnya mahasiswa merangkum hasil diskusi dan diakhiri dengan refleksi. Setelah pertemuan kedua, mahasiswa diberi tes hasil belajar untuk sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching. Tes berbentuk uraian, terdiri dari 6 soal. Hasil pekerjaan mahasiswa dikoreksi dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Persentase Nilai Mahasiswa sub materi Penelaahan Soal, Penskoran,

Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching No. Rentang Skor Nilai Jumlah Persentase (%) 1. 85 – 100 A 19 38 2. 80 - <85 A- 4 8 3. 75 - <80 B+ 7 14 4. 70 - <75 B 2 4 5. 65 - <70 B- 2 4 6. 60 - <65 C+ 0 0 7. 55 - <60 C 6 12 8. 40 - <55 D 2 4 9. 0 - <40 E 8 16

JUMLAH 100 Berdasarkan tabel 2 di atas, tampak ada peningkatan cukup bagus dari

tahun sebelumnya (angkatan 2009). Jika pada tahun sebelumnya, untuk

Page 6: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 14

sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching, nilai A hanya 6,6% maka sekarang menjadi 38% dan nilai B+ yang pada tahun lalu sebesar 10% sekarang menjadi 14%. Sementara itu, pada tahun sebelumnya mahasiswa yang mendapat nilai D dan E berjumlah 36,7% maka sekarang menurun menjadi 20%. Fakta ini menunjukkan bahwa dengan e-learning, mahasiswa menjadi termotivasi untuk membaca dan mengerjakan tugas tepat waktu. Mahasiswa termotivasi membaca karena harus segera menyelesaikan tugas. Tugas harus diselesaikan tepat waktu karena di dalam situs tersebut dibatasi waktunya, baik hari maupun jamnya. Dengan demikian tepat apa yang disampaikan oleh Sadiman, Arif dkk (2003) bahwa media dapat menimbulkan semangat belajar.

Demikian pula seperti apa yang ditulis oleh Ahmed (2008) bahwa salah satu manfaat e-learning adalah pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan tenaga. Keberhasilan penerapan e-learning ini bukan hanya ditunjukkan makin meningkatnya nilai mahasiswa, tetapi juga respon positif mahasiswa. Secara lebih jelas rekapitulasi respon mahasiswa tertera dalam tabel 3.

Berdasarkan tabel 3 tampak bahwa respon mahasiswa adalah kuat dan sangat kuat. Persentase respon mahasiswa untuk tiap uraian adalah lebih dari 61% sehingga respon mahasiswa pada penerapan e-learning sub materi Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching dikatakan positif.

Tabel 3. Rekapitulasi Respon Mahasiswa pada Penerapan e-Learning Sub Materi

Penelaahan Soal, Penskoran, Penafsiran Hasil Tes dan Remedial Teaching

No. Uraian Persentase (%) Kategori 1. Dorongan dosen kepada mahasiswa

untuk bertanya 80 Kuat

2. Keberhasilan dosen dalam memotivasi mahasiswa untuk bertanya

76 Kuat

3. Kejelasan menerangkan materi perkuliahan

74 Kuat

4. Jawaban dosen atas pertanyaan mahasiswa

86 Sangat kuat

5. Pemberian umpan balik selama proses pembelajaran

80 Kuat

DAFTAR PUSTAKA Ahmed. 2008. Manfaat e-learning

Bagi Pembelajaran. Mycoolworld_ahmedblog.blogspot.com/2008/07/manfaat e-learning-bagi-

pembelajaran.html. Diakses tanggal 7 Februari 2012.

Huda, Antok Saivul. 2011. Pengertian e-learning. Elearning.Unesa.ac.id/myblog/antok-saivul-huda/pengertian elearning.

Page 7: 9-15-MUCHLIS

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

B - 15

Diakses tanggal 7 Februari 2012

Jacobsen, David.A, Eggen, Paul dan Kauchak, Donald. 2009. Methods for teaching. Alih bahasa oleh Achmad Fawaid dan Khoirul anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arif, dkk. 2003. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Tim. 2011, Buku Pedoman. Universitas Negeri Surabaya. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Teknik. 2011-2012.