85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

download 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

of 15

Transcript of 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    1/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. S

    Umur : 43 Tahun

    Jenis kelamin : Laki - laki

    Pekerjaan : TNI

    Alamat : Depok

    No RM : 14-74-99

    Tanggal masuk RS : 7 Maret 2012

    II. ANAMNESA

    (Diperoleh secara autoanamnesa dengan pasien tgl 7 Maret 2012)

    Keluhan Utama :

    Hasil SGOT dan SGPT masih 12x lipat lebih tinggi dari normal.

    Keluhan Tambahan:

    Mudah merasa lelah dalam aktivitas keseharian sejak 2 bulan belakangan.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke Poliklinik Penyakit Dalam RS MRM dengan membawa hasil

    laboratorium SGOT dan SGPT. Pasien datang untuk kontrol karena 1 bulan

    sebelumnya pasien dirawat dengan keluhan bola mata yang terlihat kuning.

    Menurut pengakuan pasien dalam dua bulan belakangan ini pasien seringkali

    merasa lelah dalam melakukan aktivitas keseharian. Pasien juga mengeluh mual,

    muntah dan napsu makan yang menurun dalam 1 minggu terakhir. Pasien tidak

    mengetahui dengan pasti sejak kapan bola matanya terlihat kekuningan, namun pasien

    mengeluh BAK berwarna coklat seperti air teh.

    Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-obatan dalam waktu lama maupun

    obat warung sebelumnya. Menurut pasien selama ini pasien tidak mengkonsumsi

    minuman beralkohol.

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    2/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    2

    Riwayat penyakit dahulu :

    - Riwayat sakit kuning : disangkal

    - Riwayat tranfusi darah : disangkal

    - Riwayat minum alkohol : disangkal

    - Riwayat penyakit hati : disangkal

    Riwayat penyakit keluarga :

    - Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dan tidak pernah

    menderita sakit kuning.

    III. PEMERIKSAAN FISIK TANDA VITAL

    Tekanan darah : 120/70mmHg

    Nadi : 84 x / menit

    Suhu : 3 7,1C

    Pernafasan : 20 x / menit

    UMUMKeadaan umum : Tampak sakit ringan

    Kesadaran : Compos mentis

    KULIT

    Warna : Sawo matang

    Suhu Raba : Hangat

    KEPALA

    Bentuk : Normocephal

    Rambut : Rambut lurus, hitam, tidak mudah dicabut.

    Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-)

    MATA

    Exopthalmus/Enopthalmus : Dalam batas normalTekanan Bola Mata : TIO dbn

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    3/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    3

    Kelopak : Tidak ada kelainan

    Konjungtiva : Conjungtiva Anemis -/-, hiperemis -/-

    Sclera : Sklera Ikterik +/+, Hiperemis -/-

    Kornea : Jernih pada kedua mata kanan dan kiri

    Pupil : Isokor,d 3mm; refleks cahaya +/+

    TELINGA

    Lubang : Lubang telinga lapang, Simetris, tidak tampak kelainan

    Cairan : Cairan (-/-)

    Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-/-)

    MULUT

    Bibir : Merah

    Gigi Geligi : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Gusi : dalam batas normal

    Faring : tidak hiperemis

    Lidah : Lidah tidak kotor.

    LEHER

    KGB : Pembesaran KGB (-)

    Kelj. Gondok : Tidak ada pembesaran

    Trakea : Letak ditengah, tidak ada deviasi.

    Tekanan Vena : Tidak ada peningkatan

    DADABentuk : Datar, Simetris, tidak ada kelainan

    Buah Dada : Tidak ada kelainan

    JANTUNG

    Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

    Palpasi : Iktus kordis teraba.

    Perkusi : Batas atas : Sela iga 2 garis parasternal kiri.Batas kanan : Sela iga 4 garis mid sternal kanan.

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    4/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    4

    Batas kiri : Sela iga 5 garis Midklavicula kiri.

    Auskultasi : Bunyi jantung I II murni reguler, murmur (-),

    gallop (-).

    PARU

    Inspeksi : Pergerakan hemitoraks kiri dan kanan simetris dalam keadaan statis

    dan dinamis

    Palpasi : Fremitus Taktil dan Vokal sama pada paru kanan dan kiri

    Perkusi : Perkusi sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri

    Auskultasi : Suara nafas vesikular pada lapang paru kanan dan kiri, rhonki -/-,

    wheezing -/-.

    ABDOMEN

    Inspeksi : Perut datar, simetris, sikatriks (-), spider nevi (-)

    Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Nyeri tekan pada kuadran kanan atas

    Perkusi : Tympani, Nyeri ketuk (-), Shifting dullness (-)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Hepar : Teraba membesar 2 jari di bawah arcus costaeLien : Tidak teraba pembesaran

    EXTREMITAS

    Superior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, eritema palmaris-/-

    Inferior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium (6 Maret 2012)

    Bilirubin total 9,06 mg/dl N= 1 mg/dl

    Direk 6,12 mg/dl N= 0,25 mg/dl

    Indirek 2,94 mg/dl N= 0,75 mg/dl

    SGOT 464 U/L N= 37 U/L

    SGPT 540 U/L N= 42 U/L

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    5/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    5

    USG Abdomen : (8 Maret 2012)

    Hepar : Hepatomegali lobus kanan dengan gambaran diffuse -

    parenchymataous liver disiase

    Kandung empedu, pankreasa, lien : Normal

    Ginjal kanan dan kiri normal : Normal

    Vesica urinaria dan Glandula prostat : Normal

    V. DIAGNOSA KERJA

    Hepatitis akut susp Hepatitis A

    VI. DIAGNOSA BANDING

    Hepatitis B

    VII. TERAPI

    Curcuma 3 x 1 tab

    VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Plan :

    1. Pemeriksaan fungsi hati :

    a. Bilirubin Total, Bilirubin indirek, Bilirubin direk

    b. SGOT/SGPT

    2. Pemeriksaan imunoserologis :

    a.

    IgG dan IgM anti HAV b. IgM anti HBc dan HBs Ag

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    6/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Diagnosa kerja pada kasus ini berdasarkan penemuan sebagai berikut :

    A. Anamnesa

    1. Mudah merasa lelah dalam aktivitas keseharian sejak 2 bulan belakangan.

    2. Pasien membawa hasil SGOT/SGPT ynag hasilnya > 12x dari normal

    3. Sekitar 1 bulan SMRS pasien dirawat di RS. MRS dengan keluhan bola mata

    berwarna kekuningan dan BAK berwarna coklat seperti teh

    4. Pasien menyangkal minum obat-obatan dalam jangka lama

    5. Pasien menyangkal minum alkohol

    B. Pemeriksaan fisik

    1. Sklera : ikterik

    2. Abdomen : Nyeri tekan pada kuadran kanan atas

    Hepar teraba membesar 2 jari di bawah arcus costae

    C. Pemeriksaan Penunjang1. Kimia Darah : SGOT 464 u/L (peningkatan > 12 x nilai normal tertinggi)

    SGPT 540 u/L ( peningkatan > 12 x nilai normal tertinggi)

    2. USG Abdomen : Hepatomegali lobus kanan dengan gambaran diffuse -

    parenchymataous liver disiase

    Pada penderita terdapat keluhan kapan bola matanya terlihat kekuningan, BAK berwarna

    coklat seperti air teh, yang disebabkan:

    1. Warna mata yang kuning terjadi karena adanya bilirubin tak terkonjugasi (B )

    yang meningkat dan larut dalam mukosa di sklera mata (dinding sel tersusun

    atas lemak) atau kadar biirubin terkonjugasi (B ) yang berlebih sehingga

    akhirnya keluar dari pembuluh darah masuk ke ekstrasel (jaringan ikat dan

    jaringan longgar mata).

    2. Sedangkan warna urin seperti air teh (merah kecoklatan) bisa karena adanya

    peningkatan bilirubin dan urobilinogen. Adanya bilirubin menunjukkan

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    7/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    7

    kerusakan (sumbatan) pada saluran kanalikuli biliaris sehingga bilirubin tak

    bisa keluar, yang akhirnya mengalir masuk ke pembuluh darah menuju ginjal.

    Adanya urobilinogen dalam urin menunjukkan urin normal tapi karena

    kadarnya yang meningkat sehingga terjadi oksidasi berlebih yang akhirnya

    urin menjadi merah kecoklatan.

    Pada pasien ini diperlukan pemeriksaan penunjang berupa:

    a. pemeriksaan laboratorium:

    1. Bilirubin direk dan indirek

    Bilirubin merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak

    penting. Namun merupakan petunjuk penyakit hati dan saluran empedu yang

    penting, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang

    berkontak dengannya.

    2. SGOT dan SGPT

    Enzim SGOT dan SGPT terdapat dalam sel-sel alat tubuh yang sumber

    utamanya adalah sel hati. Kenaikan enzim ini disebabkan oleh karena enzim

    yang bocor dari sel. Pembuatan SGOT di mitokondria, sedangkan SGPT di

    sito sel. Pada hepatitis peradangan terjadi sel-sel hepar terutama sitoplasmasehingga SGPT yang diproduksi di sito sel meningkat menyebabkan SGOT/

    SGPT > normal (Normalnya : SGOT/AST

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    8/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    8

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    HEPATITIS AKUT

    Hepatitis Virus Akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.

    Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus

    yaitu: virus hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Merupakan urutan pertama dari berbagai

    penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung

    jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis

    anikterik, tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan penyebab

    utama viremia yang persisten. Di indonesia berdasarkan data yang berasal dari Rumah

    sakit, Hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang

    dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3%. 1

    A. HEPATITIS VIRUS A

    1. DEFINISI HEPATITIS A

    Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali

    menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya

    melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang

    terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. 1

    2. CIRI-CIRI KHAS VIRUS HEPATITIS A :

    HAV merupakan anggota famili pikornaviradae. HAV merupakan partikel bulat

    berukuran 27-28 nm dengan bentuk simetri kubik, tidak mempunyai selubung serta tahan

    terhadap panas dan asam. Partikel ini mempunyai genom RNA beruntai tunggal ( single

    stranded ) dan linear dengan ukuran 7,5 kb, sehingga cukup jelas virus ini menjadi genus

    pikornavirus yang baru, Heparnavirus. Pada manusia terdiri atas satu serotipe, tiga atau

    lebih genotipe, mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal, mengandung tiga

    atau empat polipeptida virion di kapsomer, replikasi di sitoplasama hepatosit yang

    terinfeksi. 2

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    9/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    9

    pathmicro.med.sc.edu/virol/hepatitis-virus.htm

    3. SIKLUS HIDUP VIRUS HEPATITIS A :

    HAV mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan antiserum

    hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada tinja penderita

    diawal masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus, memungkinkan pemekatan

    dan terlihatnya partikel virus melalui pembentukan agregat antigenantibodi. Asai

    serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase-padat dan

    pelekatan imun, telah memungkinkan deteksi HAV didalam tinja, homogenate hati, dan

    empedu, serta pengukuran antibody spesifik di dalam serum. 3

    4. SIFAT-SIFAT UMUM VIRUS HEPATITIS A :

    Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 oC selama 20 menit), dengan

    dididihkan dalam air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra violet (1 menit pada 1,1

    watt), dengan panas kering (180 oC selama 1 jam), selama 3 hari pada 37 oC atau dengan

    khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Resistensi relative hepatitis virus A terhadap cara-

    cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan-tindakan pencegahan istimewa

    dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya

    5. MASA INKUBASI

    Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 4 sampai 6 minggu. Pengidap ini

    dapat menular sampai 2 minggu sebelum gejala muncul. Antibodi terhadap hepatitis A

    akan timbul saat gejala muncul. Penyakit biasanya berlangsung selama sekitar 4 bulan

    setelah pejanan. Tidak terbentuk ( carrier ), dimana individu tetap menular selama periode

    waktu tertentu setelah penyakit akut mereda, dan tidak terjadi stadium fulminan setelah

    penyakit akut. 4

    http://pathmicro.med.sc.edu/virol/hepatitis-virus.htmhttp://pathmicro.med.sc.edu/virol/hepatitis-virus.htm
  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    10/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    10

    6. GEJALA KLINIS

    Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimtomatik

    tanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan

    kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu:

    Fase inkubasi Fase prodormal (pra ikterik)

    Dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai menunjukan

    tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut pra ikterik karena ikterik belum muncul.

    Individu akan angat infeksius pada fase ini. Antibodi terhadap terhadap virus

    biasanya belum dijumpai.Fase ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh:

    malese umum, rasa lelah, gejala infeksi saluran napas atas, mialgia, dan anoreksia.

    Demam derajat rendah umumnya juga bisa terjadi pada hepatitis A. Nyeri

    abdomen biasanya ringan dan biasanya menetap di kuadran kanan atas atau

    epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan

    kolesistitis. 2,5

    Fase ikterik

    Ikterik muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat muncul bersamaan dengan

    munculnya gejala. Dan dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih. Dapat timbulmanifestasi lain seperti: memburuknya semua gejala pada fase prodormal,

    pembesaran dan nyeri hati, splenomegali, dan mungkin gatal (pruritus) di kulit. 2,5

    Fase konvalesen (penyembuhan). 2,5

    Diawali dengan menghilangnya ikterik dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan

    abnormalitas fungsi hati tetap ada. Munculnya perasaan sudah lebih sehat,

    kembalinya napsu makan. Keadaan akut biasanya akan mebaik dalam 2-3 minggu.

    Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9minggu. 2,5

    7. DIAGNOSIS

    Untuk memastikan seseorang mengidap VHA, dilakukan tes darah yang

    menunjukkan positif terhadap antibodi virus tersebut. Antibodi IgM menunjukkan infeksi

    baru (atau vaksin) dan antibodi IgG menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi yang

    sukses. Tes lebih tepat bila kadar ALT (serum alanine aminitransferase) dan AST

    (asparaten aminotransferase) menunjukkan angka di atas normal. 2,3

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    11/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    11

    virology-online.com/viruses/HepatitisA

    8. PENANGANAN DAN PENGOBATAN HEPATITIS A

    Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

    munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk

    tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat

    untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti pengobatan dengan

    paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, pemberian vitamin untuk meningkatkan

    daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan

    muntah. 1

    9. TINDAKAN PENCEGAHAN

    Timbulnya hepatitis dalam barak-barak atau panti perawatan sering merupakan

    petunjuk sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya langsung

    ditunjukkan pada pencegahan terkontaminasinya makanan, air, atau sumber-sumber

    lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan setelah buang iar besar atau

    sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali pakai., dan pemakaian

    disinfektan natrium hipoklorit 0,5% sangat penting dalam mencegah penyebaran HAV

    selama fase akut penyakit. Tindakan konservatif yang berlebihan, seperti penggunaan

    jubah, masker, dan sarung tangan, biasanya tidak perlu, kecuali jika hendaknya

    mengadakan kontak langsung dengan tinja atau benda-benda yang terkontaminasi tinja. 3

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    12/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    12

    Dapat juga dilakukan pencegahan dengan pemberia imunoprofilaksis yaitu: 2

    Imunoprofilksis sebelum paparan

    a. Vaksin HAV yang dilemahkano Efektivitas tunggi (angka proteksi 94-100%)o Sangat imunogenik (hampir 100% pada subyek sehat)o Ab protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90% subyek o Aman, toleransi baik o Efektifitas proteksi selam 20-50 tahumo Efek samping utam adalah nyeri di tempat suntiakan

    b. Dosis dan jadwal vaksin HAV

    o >19 tahun : 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) interval 6-12 bulano >2 tahun : 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa) 0,1, dan 6-12 bulan atau 2

    dosis HAVRIX (720 Unit Elisa) 0, 6-12 bulan

    c. Indikasi vaksinasio Pengunjung ke daerah resiko tinggio Homoseksual dan biseksualo Anak pada daerah dengan kejadian HAV tinggi

    o Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik o Pekerja laboratorium ynag menangani HAVo Pramusajio Pekerja pada bagian pembuangan air

    Imunoprofilksis paska paparano Keberhasilan HAV pada pasca paparan belum jelaso Keberhasilan imunoglobilin sudah nyata akan tetapi tidak sempurnao Osis dan pemberian jadwal imunoglobulin:

    - Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid segera setelah paparan

    - Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan

    - Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan infeksi

    HAV akut

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    13/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    13

    B. HEPATITIS VIRUS B

    1. DEFINISI HEPATITIS B

    Hepatitis B merupakan virus DNA. Virus hepatitis ini memiliki protein

    permukaan yang dikenal sebagai hepatitis B surface antigen (HbsAg). Konsentrasi

    HbsAg ini dapat mencapai 500g/mL darah 109 partikel per milimeter persegi. Dari

    HbsAg ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis bergantung kepada jenis gen

    didalamnya, dan di setiap geografis memiliki dominasi gen yang berbeda-beda. Asia

    di dominasi oleh genotip B dan C. Kemampuan infeksi, produksi, perusakan hati

    bergantung pada jenis genotip ini. Genotip B berhubungan dengan progresifitas yang

    hebat dari kerusakan hati, dengan gejala yang timbul sering terlambat, dan

    berhubungan dengan timbulnya kanker hati. Dari pemeriksaan lain ditemukan bahwa

    hepatitis B memiliki antibodi HbeAg di dalam inti selnya, sehigga apabila pasien

    dengan HbsAg positif disertai dengan HbeAg positif memiliki kemampuan infeksi

    dan menularkan melalui darah (tranfusi darah , ibu-bayi yang dikandung) lebih dari

    90%. Dalam perjalanan penyakit hepatitis B HbeAg akan menurun sejalan dengan

    perbaikan dari penyakit tersebut, tetapi apabila dalam 3 bulan tetap positif berarti

    terjadi suatu infeksi kronis yang dapat menuju ke arah keganasan.

    Penderita dengan HBV akan memiliki kadar HbsAg dalam serum yang

    meningkat sejalan dengan perjalanan penyakit, dan akan menurun setelah 1 2 bulan

    dari akhir gejala, dan hilang dalam 6 bulan. Setelah HbsAg menghilang akan timbul

    antibodinya (anti-HBs) yang akan bertahan dalam tubuh selamanya yang berfungsi

    untuk mencegah infeksi hepatitis B kembali. Antibodi lain yang dihasilkan tubuh

    akibat infeksi hepatitis B adalah anti-HBc, memiliki fungsi yang sama dengan

    antibodi hepatitis lainnya tetapi apabila ditemukan dalam pemeriksaan tidak

    memberikan makna yang cukup kuat adanya infeksi virus hepatitis. Pada proses

    infeksi akut hepatitis B akan timbul juga immunoglobulin yaitu IgM anti-HBc dalam

    serum, dan apabila terjadi infeksi kronis akan timbul IgG anti-HBc. Pada penderita

    hepatitis B, 1 5% memiliki angka HbsAg yang rendah untuk dapat terukur, sehingga

    pemeriksaan IgM anti-HBc dapat digunakan. Pemeriksaan serum HbeAg dapat

    memperkirakan tingkat replikasi dan virulensi virus hepatitis B. Infeksi hepatitis B

    dapat terjadi di luar hati yaitu pada kelenjar getah bening, sumsum tulang, sel-sel

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    14/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    14

    limfosit, limpa dan pankreas. Kepentingan kondisi ini adalah bahwa tubuh memiliki

    cadangan hepatitis B walaupun penderita sudah dilakukan transplantasi jantung.

    Pada awalnya Hepatitis B diperkirakan penyebaran melalui produk darah, tetapi

    setelah dilakukan berbagai penelitian, penyebaran darah tidak terlalu efektif,

    penyebaran yang paling efektif hepatitis B adalah melalui hubungan seksual dan ibu-

    bayi yang dikandungnya.

    2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Pemeriksaan enzim hati yaitu SGOT dan SGPT, akan terjadi peningkatan yang

    bervariasi selama masa sebelum dan sesudah timbul gejala klinis. Peningkatan kadar

    enzim ini tidak berhubungan jumlah kerusakan dari sel hati. Puncak peningkatan

    bervariasi antara 500 5000 IU, dan biasanya terjadi pada saat timbul gejala kuning,

    dan menurun sejalan dengan perbaikan penyakit. Kuning yang terlihat pada kulit atau

    bagian putih mata apabila kadar bilirubin lebih dari 2,5 mg/dL. Kadar bilirubin sendiri

    sebenarnya terdiri atas penjumlahan bilirubin direk dan indirek. Kadar bilirubin > 20

    mg/dL merupakan petanda adanya infeksi hepar yang berat. Pada pasien dengan

    gangguan komponen darah, terjadi pemecahan sel darah yang hebat sehingga terjadi

    peningkatan kadar bilirubin > 30 mg/dL, tetapi hal ini tidak berhubungan dengan

    prognosis yang buruk. Peningkatan kadar gamma globulin bisa terjadi pada infeksi

    akut hepatitis.

    3. DIAGNOSIS

    Diagnosis hepatitis B ditegakkan melalui pemeriksaan HbsAg, tetapi

    terkadang kadarnya terlalu rendah untuk dapat dideteksi sehingga memerlukan

    pemeriksaan IgM anti-HBc. Kadar HbsAg tidak berhubungan dengan berat dari

    penyakit, bahkan terdapat hubungan terbalik antara kadar HbsAg dan kerusakan

    hati. Pertanda lain yang penting untuk infeksi hepatitis B ini adalah HbeAg.

    Pemeriksaan yang lebih baik lagi adalah HBV DNA yang merupakan indikasi adanya

    replikasi hepatitis B. Marker ini penting untuk follow up penderita dengan hepatitis B

    dengan terapi kemoterapi antivirus (interferon atau lamivudine). Terdapat hubungan

    antara peningkatan titer ini dengan derajat kerusakan hati.

  • 7/30/2019 85288283 Case Dr Andi Hepatitis A

    15/15

    Presentasi Kasus

    Imu Penyakit Dalam

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Di unduh dari : http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.html.

    Diakses tanggal : 8 Maret 2012

    2. Sanityoso A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi IV. Hepatitis Viral Akut.

    Jakrta Pusat: Interna Publishing . 2006.

    3. Di unduh dari : http://www.kesehatan123.com/799/hepatitis-a. Diakses tanggal : 8

    Maret 2012

    4. J. Crowin E. Buku Saku Patofisiologi. Hepatitis Virus. Jakarta: EGC. 2001.

    5. Di unduh dari : http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-

    078114104.pdf. Diakses tanggal : 8 Maret 2012

    http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.htmlhttp://www.kesehatan123.com/799/hepatitis-ahttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-078114104.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-078114104.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-078114104.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-078114104.pdfhttp://www.kesehatan123.com/799/hepatitis-ahttp://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.html