808 1985-1-sp

35
1 MAKALAH KOLOKIUM Nama Pemrasaran/NIM : Muhammad Habibi Karamallah/I34100034 Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pembahas 1 : Mutmainna/I34100063 Dosen Pembimbing/NIP : Dr. Sofyan Sjaf/19781003 200912 1 003 Judul Rencana Penelitian : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi Pedesaan Tanggal dan Waktu : 25 Maret 2014, 09.00-09.50 WIB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setelah runtuhnya Rezim Orde Baru, masyarakat Indonesia sangat mengharapkan adanya perubahan pemerintahan dan demokrasi yang lebih baik. Sistem pemerintah yang sebelumnya menganut paham otoriatiran kini telah berubah dengan paham pemerintahan yang lebih demokratif dan delegatif 1 . Timbulnya peran dari partisipasi masyarakat kini dapat dirasakan dalam beberapa kegiatan politik. Salah satunya adalah penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2 . Pemilihan umum yang dilakukan oleh rakyat dapat digambarkan sebagai bentuk wujud kedaulatan rakyat guna menghasilkan suatu sistem pemerintahan negara yang demokratis serta berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan pendapat Woods dalam Dasuki (2013) yang menyatakan bahwa, “prinsip pemerintahan yang baik harus meliputi keterlibatan masa rakyat dalam proses demokratisalsi, akuntabilitas, dan transparansi didalamnya”. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan pemerintahan harus dimulai berdasarkan keinginan, kebutuhan serta partisipasi dari masyarakat. Tidak hanya di tingkat nasional, saat ini pemilihan umum juga digunakan sebagai bentuk demokrasi di tingkat daerah. Salah satunya adalah pemilihan umum yang dilakukan di desa. Dalam membentuk suatu pemerintahan desa, pemerintah daerah melaksanakan peilihan umum guna mencari sosok pemimpin di tingkat desa, yakni kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia dalam masa jabatan selama enam tahun. Kepala desa memiliki wewenang dalam menetapkan peraturan desa. Salah satu tugas kepala desa adalah membentuk struktur organisasi desa untuk melayani segala bentuk kebutuhan masyarakat. Kepala desa juga berperan dalam mengatur pemerintahan desa yang terdiri atas perangkat desa dan sekretaris desa yang diisi oleh pegawai negeri sipil yang telah memenuhi persyaratan. Perangkat desa memiliki tugas dalam melayani masyarakat, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai suatu bentuk organisasi birokrasi dalam melayani masyarakat, pemerintahan desa harus memperhatikan segala bentuk praktik birokrasi yang diterapkan agar masyarakat mampu mendapatkan pelayanan yang maksimal. Praktik birokrasi desa saat ini kerap dihubungkan dengan proses pengurusan surat atau dokumen yang terkesan sangat berbelit-belit, tidak ramah, tidak adil, tidak transparan, dan sebagainya. Menurut Weber dalam Martini (2012), birokrasi harus diciptakan sebagai ”sebuah oganisasi yang terstruktur, kuat dan memiliki sistem kerja yang terorganisir dengan baik”. Birokrasi terciplta karena adanya hubungan kebutuhan antara masyarakat dan negara. Dengan demikian, organisasi birokrasi desa dalam hal pelayanan publik merupakan sutu kegiatan hubungan timbal balik di antara pemberi pelayanan (aparatur desa) dan pengguna layanan (masyarakat). 1 Munculnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah menunjukan adanya perubahan sistem kepemimpinan yang otoriter menjadi lebih delegatif. Undang-Undang tersebut mengalami perubahan yang dimana perubahan tersebut ditetapkan kedalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

Transcript of 808 1985-1-sp

Page 1: 808 1985-1-sp

1

MAKALAH KOLOKIUM

Nama Pemrasaran/NIM : Muhammad Habibi Karamallah/I34100034Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatPembahas 1 : Mutmainna/I34100063Dosen Pembimbing/NIP : Dr. Sofyan Sjaf/19781003 200912 1 003Judul Rencana Penelitian : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi

PedesaanTanggal dan Waktu : 25 Maret 2014, 09.00-09.50 WIB

1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Setelah runtuhnya Rezim Orde Baru, masyarakat Indonesia sangat mengharapkan adanya perubahan pemerintahan dan demokrasi yang lebih baik. Sistem pemerintah yang sebelumnya menganut paham otoriatiran kini telah berubah dengan paham pemerintahan yang lebih demokratif dan delegatif1. Timbulnya peran dari partisipasi masyarakat kini dapat dirasakan dalam beberapa kegiatan politik. Salah satunya adalah penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu)2. Pemilihan umum yang dilakukan oleh rakyat dapat digambarkan sebagai bentuk wujud kedaulatan rakyat guna menghasilkan suatu sistem pemerintahan negara yang demokratis serta berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan pendapat Woods dalam Dasuki (2013) yang menyatakan bahwa, “prinsip pemerintahan yang baik harus meliputi keterlibatan masa rakyat dalam proses demokratisalsi, akuntabilitas, dan transparansi didalamnya”. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan pemerintahan harus dimulai berdasarkan keinginan, kebutuhan serta partisipasi dari masyarakat.

Tidak hanya di tingkat nasional, saat ini pemilihan umum juga digunakan sebagai bentuk demokrasi di tingkat daerah. Salah satunya adalah pemilihan umum yang dilakukan di desa. Dalam membentuk suatu pemerintahan desa, pemerintah daerah melaksanakan peilihan umum guna mencari sosok pemimpin di tingkat desa, yakni kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia dalam masa jabatan selama enam tahun. Kepala desa memiliki wewenang dalam menetapkan peraturan desa. Salah satu tugas kepala desa adalah membentuk struktur organisasi desa untuk melayani segala bentuk kebutuhan masyarakat. Kepala desa juga berperan dalam mengatur pemerintahan desa yang terdiri atas perangkat desa dan sekretaris desa yang diisi oleh pegawai negeri sipil yang telah memenuhi persyaratan. Perangkat desa memiliki tugas dalam melayani masyarakat, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai suatu bentuk organisasi birokrasi dalam melayani masyarakat, pemerintahan desa harus memperhatikan segala bentuk praktik birokrasi yang diterapkan agar masyarakat mampu mendapatkan pelayanan yang maksimal.

Praktik birokrasi desa saat ini kerap dihubungkan dengan proses pengurusan surat atau dokumen yang terkesan sangat berbelit-belit, tidak ramah, tidak adil, tidak transparan, dan sebagainya. Menurut Weber dalam Martini (2012), birokrasi harus diciptakan sebagai ”sebuah oganisasi yang terstruktur, kuat dan memiliki sistem kerja yang terorganisir dengan baik”. Birokrasi terciplta karena adanya hubungan kebutuhan antara masyarakat dan negara. Dengan demikian, organisasi birokrasi desa dalam hal pelayanan publik merupakan sutu kegiatan hubungan timbal balik di antara pemberi pelayanan (aparatur desa) dan pengguna layanan (masyarakat).

1Munculnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah menunjukan adanya perubahan sistem kepemimpinan yang otoriter menjadi lebih delegatif. Undang-Undang tersebut mengalami perubahan yang dimana perubahan tersebut ditetapkan kedalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

Page 2: 808 1985-1-sp

2

Berdasarkan penelitian Soeharto & Sugiharto (2012) di Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, terdapat beberapa bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Pelayanan publik tersebut terdiri dari pelayanan dalam bidang administrasi kependudukan, pelayanan administratif, pelayanan kebersihan dan pelayanan pemberian fasilitas pemakaman. Segala bentuk pelayanan tersebut merupakan segala macam kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat desa pada umumnya.

Segala bentuk praktik pelayanan publik tersebut tidak lepas dari adanya kontrol seorang pemimpin yang dalam kondisi ini dipimpin oleh kepala desa yang memiliki kuasa penuh atas jalannya birokrasi desa. Gaya kepemimpinan kepala desa memiliki peran penting dalam meningkatan kualitas kinerja aparatur desa. Penempatan posisi dan jabatan aparatur juga harus desa sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Agar mampu menggerakan pegawai dalam mencapai tujuan pemimpin, Menurut Bass dalam Anchok D. (2012), kepemimpinan terbagi kedalam dua gaya yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transaksional bercirikan tentang adanya transaksi diantara yang dipimpin dengan yang memimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan transformaslional bercirikan memanusiakan pegawainya yang dimana gaya kepemimpinan ini mampu memunculkan potensi insani bagi para pegawainya. Kedua gaya kepemimpinan tersebut sangat mengambarkan adanya perpaduan antara keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seorang pemimpin terhadap kemampuan pegawainya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan seorang kepala desa sangatlah berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang dapat dinilai dari mobilitas pelaksanaan praktik birokrasi pelayanan publik yang dilakukannya terhadap masyarakat.

Desa Situ Udik merupakan desa yang berada di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Tepatnya di Kecamatan Cibungbulang bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang. Jumlah penduduk Desa Situ Udik pada tahun 2013 mencapai 14.500 jiwa. Dengan melihat potensi yang ada, Desa Situ Udik ke depannya bila dikelola dengan baik akan menjadi desa yang berkembang baik pertanian, perikanan maupun industri kecil dan menengah. Salah satu yang menjadi produk unggulan yaitu peternakan sapi. Desa Situ Udik merupakan desa dengan Tipe Desa Persawahan, yaitu tipe desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian sawah, baik yang berpengairan teknis, dan non teknis. Mata pencaharian penduduknya mayoritasnya adalah petani dan buruh tani.

Desa Situ Udik merupakan Desa Terbaik Se-Jawa Barat pada tahun 2009. Prestasi terakhir yang diraih oleh Kepala Desa Situ Udik yaitu Bapak Enduh Nuhudawi yang diberi gelar oleh Presiden Republik Indonesia sebagai kepala desa terbaik Se-Indonesia pada 18 Desember 2013 lalu. Hal tersebut menjadi relevan terhadap penelitian pengaruh gaya kepemimpinan beliau terhadap praktik birokrasi Desa Situ Udik.

1.2. MASALAH PENELITIAN

Kepemimpinan kepala desa sangat memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan maju-mundurnya aktivitas organisasi pedesaan. Pengaruh tersebut dapat dilihat berdasarkan penentuan aparatur desa hingga proses pembentukan hirarki dan garis perintah organisasi tersebut. Selain hal tersebut, dalam mepengaruhi anggota untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh kepala desa, kepala desa memiliki gaya kepemimpinan yang diterapkan berdasarkan kepada norma dan institusi nilai tertentu sesuai dengan kondisi didalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sangat penting untuk peneliti Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang ?

Prestasi yang diraih Desa Situ Udik tidak terlepas dari adanya pengaruh kepemimpinan kepala desa yang diterapkan kepada seluruh anggota pegawai aparatur desa. Dimulai dari pemilihan aparatur desa serta jabatan hingga penggajian pegawai sangat melalui sejumlah kualifikasi yang dittentukan oleh kepala desa. Begitu pula dengan bentuk batasan birokrasi pegawai. Merujuk kepada teori birokrasi Weber (1948), terdapat sepuluh batasan birokrasi yang dianggap ideal dalam menjalani organisasi birokrasi. Oleh karena itu sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui Sejauh mana batasan birokrasi yang telah diterapkan oleh Kepala Desa Situ Udik kepada pegawai terhadap pelayanan publik masyarakat desa ?

Page 3: 808 1985-1-sp

3

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penulisan studi pustaka dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi Desa” ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Desa Situ Udik berdasarkan hasil-hasil penelitian.

2. Mengetahui sejauh mana batasan birokrasi yang telah diterapkan oleh Kepala Desa Situ Udik kepada pegawai terhadap pelayanan publik masyarakat desa melalui hasil penelitian.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang berminat maupun yang terkait dalam hal kepemimpinan, khususnya kepada :

1. Peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis gaya kepemimpinan serta mampu mempelajari secara ilmiah fenomena yang terjadi. Sedangkan untuk Civitas Akademika dapat memperoleh koleksi terbaru penelitian yang akan memperkaya perkembagan pengetahuan kepemimpinan.

2. Kalangan non akademisi, seperti LSM atau perusahaan dapat bermanfaat menjadi bahan pertimbangan dan data untuk mengetahui situasi kepemimpinan Desa Situ Udik sesuai dengan kepentingannya masing-masing dalam menunjang efekifitas.

3. Masyarakat, dapat memperoleh pengetahuan serta gambaran mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala desa. Pihak pemerintah juga dapat memperoleh informasi mengenai situasi kepemimpinan desa situ udik dalam menentukan arah kebijakan dan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

2. PENDEKATAN TEORETIS

2.1. TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi atau memberikan contoh kepada anggotanya agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tujuannya. Tujuan tersebut bisa diperoleh berdasarkan hasil pemikiran bersama maupun hasil pemikiran dari seorang pemimpin itu sendiri. Sesuai dengan pendapat RA Argawal dalam Sukanto Rekso Hadiprojo (1999) bahwa kepemimpinan merupakan seni mempengaruhi orang lain, mengarahkan kemauan mereka, kemampuan dan usaha-usaha untuk mencapai tujuan pimpinan. Selain itu Wexley dan Yukl dalam Runtu (2013) menyatakan lebih jelas bahwa kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga dalam melaksanakan tugasnya atau merubah tingkah laku mereka. Kepemimpinan adalah suatu seni atau proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok.

Kepemimpinan yang efektif juga harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memberikan pengarahan kepada anggotanya. Hal ini dikarenakan pemimpin yang efektif akan selalu mengupayakan berbagai bentuk cara agar arahannya dapat mampu didengar dan dilaksanakan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitiannya Kepemimpinan tanpa adanya pengarahan maka hubungan antara tujuan seseorang (pribadi) dengan tujuan organisasi akan menjadi renggang. Tujuan organisasi juga membutuhkan adanya bentuk kebersamaan dalam menjalankan segala bentuk atribut kegiatannya. Oleh sebab itu seorang pemimpin haruslah membuka adanya aktivitas kerjasama di lingkungan organisasi.

Dalam mncapai tujuan organisasi, seorang pemimpin juga tidak diperkenankan untuk menggunakan gaya kepemimpinan yang memaksa. Oleh karena dapat diambil kesimpulan bahwa

Page 4: 808 1985-1-sp

4

kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan memberikan pengarahan kepada anggota untuk menjalankan tugasnya guna mencapai tujuan organisasi dengan membentuk suatu budaya bekerjasama.

Gaya Kepemimpinan

Dalam praktik kepemipinan, seorag pemimpin memiliki beberapa cara dalam memberi pengaruh terhadap anggotanya agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Cara-cara tersebut mampu menggambarkan gaya kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi setiap anggotanya. Seorang pemimpin harus mampu dan piawai dalam menerapkan gaya kepemimpinan di berbagai situasi. salah satu ciri pemimpin di era modern seperti saat ini, seorang pemimpin dituntut untuk mampu menerapkan berbagai macam gaya kepemimpinan di berbagai situasi dan kondisi yang dinamis. Hal tersebut mengingat beragamnya bentuk aktivitas organisasi serta dimensi manusia yang heterogen. Seperti pernyataan Soetarto dalam Alex S Nitisemito dalam Anchok (2012) mengatakan bahwa: “maju mundurnya organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi”. Seorang pemimpin harus mampu dan piawai dalam menerapkan gaya kepemimpinan di berbagai situasi. salah satu ciri pemimpin di era modern seperti saat ini, seorang pemimpin dituntut untuk mampu menerapkan berbagai macam gaya kepemimpinan di berbagai situasi dan kondisi yang dinamis. Hal tersebut mengingat beragamnya bentuk aktivitas organisasi serta dimensi manusia yang heterogen.

Menurut Bass dikutip anchok (2012) juga membagi jenis kepemimpinan kedalam dua gaya, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Bila dikaitkan dengan pendapat Hickman, gaya kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan bergaya manager dan gaya kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan bergaya leader.

a. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Merupakan aya kepemimpinan yang ditandai dengan adanya transaksi antara pemimpin dengan anggotanya, seperti :

• Menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dikerjakan

• Meminta anggota untuk mematuhi segala bentuk aturan dan standar kerja

• Mengatur kesepakatan kontraktual, dmana pemimpin membuat perjanjian mengenai target kerja bagi angotanya

• Mengawasi kinerja anggota dalam bekerja untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan efektif. Baik secara aktif (active management by exception) maupun secara pasif (passive managent by exception)

• Memperhatikan apa yang sudah disepakati oleh organisasi tentang apa yang harus dilakukan

• Memotivasi anggota dengan memberikan hadiah (reward) agar mau bekerja

• Menjamin agar hadiah terbagi secara adil

b. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Merupakan gaya kepemimpinan yang bercirikan dengan timbulnyan sifat memanusiakan pengikutnya, memperlakukan pengikutnya sebagai manusia cerdas dan terhormat agar mampu mmunculkan potensi insaniah secara maksimal. Secara lebih rinci, ciri-ciri gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat sebagai berikut:

Pengauh yang diidealkan (idealied influence)

Terdapat sifat-sifat keteladanan yang dikagumi oleh seorang pemimpin terhadap pengikutnya, seperti meberikan contoh bagaimana dia berperilaku dalam melayani orang lain serta wujud-wjud sifat keteladanan melalui perilaku dan ucapan.

Stimulasi intelektual (intellectual stimulation)

Page 5: 808 1985-1-sp

5

Pemimpin mengajak pengikutnya dalam mencari cara baru dalam mengerjakan sesuatu hal. Pemimpin lebih fokus terhadap pemberian apresiasi pada setiap gagasan, sekecil apapun bentuk gagasan itu. Dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan anggoana, pemimpin memanfaatkan kesalahan tersebut sebagai media pembelajaran.

Motivasi yang Inspirasional (Inspirasional motivation)

Merupakan sifat pemimpin yang memberikan inspirasi dalam bekerja, mengajak karyawan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. Pemimpin memberikan pandangan bahwa bekera bukan hanya saana untuk mencapai tujuan, akan tetapi sebagai wahana untuk menemukan keermaknaan dalam hidup.

Dengan melihat pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu bentuk proses mepengaruhi anggota guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan berdasarkan kepada norma dan institusi nilai tertentu sesuai dengan kondisi di dalam organisasi tersebut. Berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan, maka dapat ditentukan bahwa haya kepemimpinan terbagi kedalam dua bentuk, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Dalam hal kinerja anggota, gaya kepemimpinan transformasional dianggap mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh anggotanya. Berbeda dengan gaya kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan ini kurang handal dalam meningkatkan kemampuan dan potensi anggota. Hal ini karena pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional masih berorientasi kerja jangka pendek dan hanya menerima tugas berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Konsep Birokrasi

Perilaku birokrasi merupakan pencerminan sebagian budaya politik suatu negara, bahkan mungkin merupakan aspek budaya politik terpenting, karena perilaku birokrasi sangat mempengaruhi seluruh dimensi kehidupan politik lainnya dalam masyarakat. Secara umum birorasi menurut kamus umum Bahasa Indonesia “biro” diartikan kantor dan istilah birokrasi diartikan sebagai Pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat. Cara kerja atau susunan pekerjaan yang serba lambat, serba menurut aturan, kebiasaan, dan banyak liku-likunya. Negara Indonesia sebagai bentuk organisasi pemerintahan, birokrasi bisa didefinisikan sebagai keseluruhan organisasi pemerintah, yang menjalankan tugas-tugas negara dalam berbagai unit organisasi pemerintah dibawah Departemen dan Lembaga-lembaga Non Departemen, baik di tingkat pusat maupun di daerah seperti di tingkat Propinsi, Kabupaten, dan Kecamatan, bahkan pada tingkat Kelurahan dan Desa.

Yahya Muhaimin dalam Martini (2012), mengartikan birokrasi sebagai “Keseluruhan aparat pemerintah, sipil maupun militer yang melakukan tugas membantu pemerintah dan menerima gaji dari pemerintah karena statusnya itu”. Sedangkan menurut pandangan Karl Marx Birokrasi adalah alat kelas yang berkuasa, yaitu kaum borjuis dan kapitalis untuk mengeksploitasi kaum proletar. Birokrasi adalah parasit yang eksistensinya menempel pada kelas yang berkuasa dan dipergunakan untuk menhisap kelas proletar.

Pemikiran Weber dalam Martini (2012), tentang birokrasi, diawali dengan pemahaman Weber tentang sifat-sifat manusia dan pengaruhnya bagi kehidupan manusia itu sendiri. Pemikiran pertama Weber dikenal dengan “ SOCIAL ACTION ”. Social action menyatakan bahwa semua aktifitas manusia digerakkan oleh maksud-maksud tertentu, oleh karena itu maksud dan motivasi di belakang ak tifitas itu harus dimengerti. Pemikiran kedua Weber tentang birokrasi adalah adanya anggapan bahwa semua aktifitas dalam kehidupan manusia adalah berkelompok (membentuk sebuah organisasi). Oleh karena itu harus berdasar pada aturan-aturan yang jelas, sebab sebuah Negara pasti berdasar atas hukum. Dan setiap anggota organisasi itu harus mematuhi hukum yang diberlakukan (otoritas legal). tahapan ketiga pemikiran Weber adalah pemikiran bahwa dalam sebuah organisasi terdapat dalil-dalil (aturan-aturan) yang harus dipatuhi oleh orang-orang (sebagai anggota organisasi) tersebut, yaitu :

Page 6: 808 1985-1-sp

6

a. Pertama, para staf administrasi secara pribadi adalah bebas, mereka hanya menjalankan tugas apabila diberikan tanggung jawab dan wewenang oleh peraturan.

b. Kedua, terdapat hirarki jabatan yang jelas

c. Ketiga, fungsi-fungsi dalam masing-masing jabatan itu diperinci dengan jelas (job description).

d. Keempat, para pejabat birokrasi diangkat atas dasar kontrak (ada periodesasi dan evaluasi masa jabatan)

e. Kelima, para pegawai/pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesional (merit sistem)

f. Keenam, para pejabat digaji dengan uang dan diberi pensiun sesuai kedudukan mereka dalam hirarki.

g. Ketujuh, pekerjaan pejabat adalah pekerjaan utama dan satu-satunya

h. Kedelapan, ada struktur karir yang memungkinkan kenaikan pangkat baik melalui senioritas, prestasi, atau penilaian lain sesuai kebutuhan atasan.

i. Kesembilan, pejabat tidak dapat mengambil kedudukannya sebagai milik pribadi (begitupun sumber-sumber yang melekat pada jabatannya itu, yaitu fasilitas,anggaran, dan wewenang).

j. Kesepuluh, pejabat tunduk pada suatu pengendalian yang dipersatukan oleh sistem yang disipliner.

Dalam kaitannya dengan pemerintahan, birokrasi sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya kehidupan masyarakat dan sebuah negara. Hal ini disebabkan karena birokrasi merupakan mesin dari sebuah negara. Untuk melihat hubungan birokrasi di antara negara dengan masyarakat dapat dilihat melalui bagan dibawah ini:

Gambar 1. Hubungan Antara Negara dan Birokrasi Rakyat

Berikut merupakan fungsi-fungsi negara yang dilaksanakan oleh birokrasi di Indonesia, yaitu:

a. Fungsi pertahanan-keamanan dilaksanakan oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan, ABRI, dan Intelijen

b. Fungsi ketertiban dilaksanakan oleh Kepolisian

c. Fungsi Keadilan dilaksanakan oleh Departemen Kehakiman, dan Kejaksanaan

Negara

Masyarakat

Kontrak Sosial

PejabatRule of The Game(Aturan main)

Birokrasi

Norma dan TradisiPenyelenggara Administrasi

Kenegaraan

Page 7: 808 1985-1-sp

7

d. Fungsi Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Departemen Pemukiman dan Perhubungan

e. Fungsi kesejahteraan dilaksanakan oleh Departemen Sosial, Koperasi, Kesehatan, Pendidikan, dan Perdagangan.

f. Fungsi Pemeliharaan SDA dan lingkungan dilaksanakan oleh Departemen Pertanian, Kehutanan, Pertambangan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, setiap aparatur birokrasi memiliki peran yang penting dalam menentukan seluruh kehidupan warga negara sejak dilahirkan (akte kelahiran), ketika menikah (permohonan Kartu Keluarga), hingga kematian (Permohonan surat kematian). Dapat kita tarik kesimpulan bahwa birokrasi merupakan segala bentuk Pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai yang dipilih berdasarkan kemampuan dan keahlian di bidangnya, yang terstruktur, dalam sistem hirarki yang jelas, dan dilakukan secara tertulis sesuai dengan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi.birokrasi tidak terlepas dari adanya peran masyarakat dan negara.

Pelayanan Publik

Pelayanan merupakan salah satu bentuk tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien, penumpang dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani karena adanya satu bentuk interaksi. Bentuk interaksi yang berlangsung diantara kedua pihak yang melayani dan yang dilayani sangat mempengaruhi kepuasan terhadap bentuk-bentuk pelayan. Pelayanan publik merupakan serangkaian bentuk pelaksaaan kepentingan umum yang bergerak dibidang jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan serta tanggung jawab pelayanan publik dikerjakan oleh Instansi Pemerintah baik di tingkat pusat, daerah, maupun di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pelayanan publik pada masyarakat pada umumnya dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu:

a. Pelayanan dalam bidang administrasi kependudukan

merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pembuatan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), proses surat pindah datang serta pembuatan akta kelahiran.

b. Pelayanan dalam bidang kebersihan

Merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat yang bergerak dibidang kebersihan dan pengelolaan lingkungan.

c. Pelayanan dalam bidang fasilitas pemakaman

Merupakan bentuk pelayanan publik yang bergerak dibidang pemakaman baik dalam bentuk administrasi maupun prosesi pemakaman.

Berdasarkan keputusan MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003 kegiatan pelayanan umum atau publik terdiri dari tiga bentuk pelayanan yaitu :

a. Pelayanan administratif

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.

Page 8: 808 1985-1-sp

8

b. Pelayanan barang

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

c. Pelayanan jasa

Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, seperti pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

Oleh karena itu, pelayanan publik yang baik sangat berpengaruh dalam menjaga loyalitas pihak yang dilayani, demikian pula halnya dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada para masyarakat dalam memenuhi kebutuhan administrasi. bila masyarakat merasa tidak mendapat pelayanan yang memuaskan maka masyarakat akan mencari daerah lain yang lebih kompetitif untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pelayanan publik merupakan sebuah bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang atau jasa yang pelaksanaannya diatur oleh pemerintah berdasarkan perundang-undangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. dengan melihat uraian di atas maka jenis-jenis kegiatan pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan tiga bentuk pelayanan, yaitu pelayanan administratif, pelayanan jasa, dan pelayanan barang.

2.2. KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala desa dalam menentukan maju-mundurnya aktivitas dalam organisasi. Dalam proses mempengaruhi pegawai dalam mencapai tujuan, gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dapat dikategorikan kedalam dua bentuk, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transaksional bercirikan dengan adanya transaksi antara pemimpin dan anggota. Sedangkan gaya kepemimpinan transformasional bercirikan bahwa dalam memberikan arahan seorang pemimpin memiliki sikap memanusiakan anggota. Masing-masing dari kedua bentuk gaya kepemimpinan tersebut memiliki kriterianya serta perbedaannya masing-masing dalam menjalankan aktivitas organisasi. Selain berpengaruh dalam menjalankan kegiatan organisasi, gaya kepemimpinan juga berpengaruh terhadap maju mundurnya praktik birokrasi yang dijalankan oleh pegawai. Hal ini juga tergantung pada bagaimana seorang pemimpin memberikan arahan terhadap pegawai sesuai dengan kemampuan dan keahlian dibidangnya dengan membentuk batasan-batasan birokrasi tertentu.

Terdapat beberapa batasan-batasan birokrasi yang dapat diterapkan oleh pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan teori birokrasi Weber (1948) dalam Martini R. (2012), terdapat beberapa aspek batasan birokrasi yang harus dimiliki oleh pegawai, seperti pemberian tanggung jawab, hirarki jabatan, fungsi jabatan, kontrak kerja, seleksi pegawai, sistem penggajian dan struktur karir (kenaikan pangkat). Batasan-batasan birokrasi yang telah ditentukan oleh pemimpin diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerja pegawai dalam bentuk pelaksanaan praktik-praktik birokrasi yang dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan publik. Berdasarkan keputusan MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003, pelayanan publik terbagi kedalam tiga aspek pelayanan yang sekaligus dijadikan indikator kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan oleh pegawai pemerintah terhadap penerima layanan, yaitu pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan barang, dan pelayanan jasa.

Pelayanan administrasi kependudukan merupakan bentuk pelayanan publik yang bergerak dalam proses pembuatan berbagaimacam kebutuhan administrasi masyarakat desa, seperti Kartu Tanda Pendudukan (KTP), Akte Kelahiran, Akte Kematian, surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya. Berbeda dengan pelayanan barang, pelayanan ini bergerak dalam bidang pengadaan jenis barang yang digunakan oleh publik, seperti pengadaan jaringan telepon, pengadaan tenaga listrik, dan sebagainya. Bentuk pelayanan jasa dapat dinilai dari bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, seperti penyelenggaraan pendidikan,

Page 9: 808 1985-1-sp

9

pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, dan sebagainya. Bentuk-bentuk pelayanan publik tersebut kerap diselenggarakan oleh instansi pemerintah desa hampir diseluruh wilayah Indonesia. Segala bentuk rangkaian aktivitas pelayanan publik yang dilakukan oleh pegawai merupakan bentuk kewajiban yang telah diatur oleh pemerintah berdasarkan perundang-undangan dalam melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai pihak yang melayani masyarakat, aparatur desa harus mampu menjalankan segala aspek bidang pelayanan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana peran gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala desa mampu memberikan dorongan moril kepada pegawainya.

Gambar 2. Kerangka Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Praktik Birokrasi Desa

2.3. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Gaya kepemimpinan transformasional mampu menentuan birokrasi pegawai lebih baik dibandingkan dengan gaya kempemimpinan transaksional.

2. Semakin terstruktur birokrasi yang diterapkan oleh pemimpin, maka semakin baik pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pegawai desa terhadap masyarakat

Birokrasi• Pembagian Kerja

• Hirarki Jabatan

• Rincian Fungsi Jabatan

• Sistem Kontrak Kerja

• Seleksi Pegawai

• Penggajian/Honor

• Struktur Karir (kenaikan

pangkat)

PELAYANAN PUBLIK

Administrasi Kependudukan• Pembuatan KTP

• Akte Kelahiran

• Akte Kematian

• Surat Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB)

• Surat Sertifikasi Tanah

Kebersihan• Pengelolaan sampah

• Pengadaan Air Bersih

Jasa• Penyelenggaraan

pendidikan

• Pemeliharaan Kesehatan

• Penyelenggaraan Sarana

Transportasi

Keterangan: : Garis Pengaruh : Garis Hubungan (Tidak Di Uji

Statistik)

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya Kepemimpinan

Transformasional

Page 10: 808 1985-1-sp

10

2.4. DEFINISI OPERASIONAL

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur variabel. Masing-masing variabel diberi batasan terlebih dahulu agar dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah yang digunakan adalah:

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Merupakan salah satu bentuk cara yang dilakukan oleh pemipin dalam mempengaruhi anggota yang ditandai dengan adanya transaksi di antara pemimpin dengan anggotanya. Gaya kepemimpinan transaksional ditandai dengan :1. Penjelasan Kontrak Pegawai

Pemimpin menjelaskan kepada yang dipimpin tentang hal-hal yang harus dilakukan terhadap pegawai yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai deskripsi tugas. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Nominal, yaitu:

• Ya (skor 2)• Tidak (Skor 1)

Indikator yang digunakan untuk mengukur penjelasan kontrak pegawai adalah• Terdapat pembagian tugas yang sesuai dengan pengalaman kerja pegawai • Terdapat rincian tugas yang jelas kepada pegawai sesuai dengan jabatan yang telah

diberikan• Pembagian tugas dilakukan secara bertahap dari tugas ringan hingga tugas yang berat• Terdapat pembagian tugas sesuai dengan struktur kepegawaian yang telah ditentukan

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka Penjelasan kontrak kerja yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 6 ≤ x ≤ 8• Sedang : skor 3 ≤ x ≤ 5• Rendah : skor 0 < x ≤ 2

2. Aturan dan Standar Kerja

Pemimpin memiliki peran dalam mengingatkan kepatuhan kepada peraturan kerja serta standar hasil kerja yang harus dipenuhi pegawai. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Nominal, yaitu:

• Ya (skor 2)• Tidak (Skor 1)

Indikator yang digunakan untuk mengukur Aturan dan standar kerja adalah

• Kepala desa menetapkan aturan kerja telah yang disepakati oleh pegawai

• Kepala desa memberikan standar kerja yang harus dipenuhi pegawai

• Kepala desa memeriksa pencapaian kerja yang telah dilakukan pegawai

• Pegawai akan menerima hukuman jika tidak melaksanakan tugas

• Hukuman yang diberikan kepala desa sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai

Page 11: 808 1985-1-sp

11

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka Aturan dan standar kerja yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 7 ≤ x ≤ 10• Sedang : skor 4 ≤ x ≤ 7• Rendah : skor 1 < x ≤ 4

3. Kesepakatan kontraktualPemimpin membuat perjanjian dengan pegawai kalau target kerja harus dilaksanakan dengan baik. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:

• Sangat sesuai (skor 5) • Sesuai (skor 4)• Ragu-ragu (skor 3)• Tidak sesuai (skor 2)• Sangat tidak sesuai (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur Kesepakatan kontraktual pegawai adalah: • Kepala desa menentukan target kerja terhadap anda secara terperinci• Target kerja yang diberikan kepala desa sesuai dengan sasaran dan tujuan pekerjaan

anda• Kepala desa memberikan perjanjian durasi kerja kepada pegawai setiap harinya• Durasi kerja yang diberikan kepala desa pegawai tepat pada waktunya

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka kesepakatan kontraktual yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 14 ≤ x ≤ 20• Sedang : skor 7 ≤ x ≤ 13• Rendah : skor 0 < x ≤ 6

4. Pengawasan dan Evaluasi Kerja:Pemimpin mengawasi pegawai dalam bekerja agar pegawai bekerja secara efektif. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:

• Sangat sesuai (skor 5) • Sesuai (skor 4)• Ragu-ragu (skor 3)• Tidak sesuai (skor 2)• Sangat tidak sesuai (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur pengawasan dan evaluasi pegawai adalah:• Kepala desa melakukan sistem pengawasan kerja kepada pegawai • Kepala desa terlibat langsung dalam mengawasi pegawai di lokasi kerja • Kepala desa melakukan pengawasan berdasarkan adanya laporan kesalahan yang

dilakukan pegawai• Kepala desa melakukan kegiatan evaluasi kerja pegawai secara berkala dalam periode

tertentu• Berdasarkan hasil evaluasi, kepala desa memberikan contoh kepada pegawai agar

pekerjaannya sesuai dengan ketentuan dan target kerja• Evaluasi yang dilakukan hanya berdasarkan kepada ketentuan target kerja yang telah

ditentukan• Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan mampu meningkatkan efektifitas kinerja pegawai

Page 12: 808 1985-1-sp

12

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pengawasan dan evaluasi kerja yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 24 ≤ x ≤ 35• Sedang : skor 12 ≤ x ≤ 23• Rendah : skor 0 < x ≤ 11

5. Memotivasi Pegawai dengan Pemberian Hadiah (Gaji) Secara AdilPemimpin memberikan motivasi kepada anggota berupa motivasi ekstrinsik, seperti gaji, bonus, dan kenaikan jabatan agar kinerja pegawai terus meningkat. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu :

• Sangat sesuai (skor 5) • Sesuai (skor 4)• Ragu-ragu (skor 3)• Tidak sesuai (skor 2)• Sangat tidak sesuai (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur bagaimana kepala desa memotivasi pegawai dengan pemeberian hadiah (gaji) secara adil adalah :

• Kepala desa memberikan hadiah (Gaji) kepada pegawai secaara tepat waktu• Kepala desa menjanjikan bonus hadiah kepada pegawai jika menyelesaikan suatu tugas

atau sasaran tertentu• Pemberian gaji berdasarkan standar batas minimum nominal yang telah ditentukan • Pemberian gaji yang dilakukan secara adil kepada seluruh pegawai • Pemberian gaji diberikan berdasarkan kinerja yang telah dilakukan pegawai• Kepala desa menerapkan sistem kenaikan pangkat atau promosi jabatan kepada pegawai• Sistem penggajian yang diterapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka sikap memotivasi pegawai dengan pemberian hadiah (gaji) secara adil yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 24 ≤ x ≤ 35• Sedang : skor 12 ≤ x ≤ 23• Rendah : skor 0 < x ≤ 11

Berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan secara keseluruhan, maka variabel gaya kepemimpinan transaksional yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 72 ≤ x ≤ 108• Sedang : skor 36 ≤ x ≤ 72• Rendah : skor 0 < x ≤ 36

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang bercirikan dengan timbulnyan sifat memanusiakan pengikutnya, memperlakukan pengikutnya sebagai manusia cerdas dan terhormat agar mampu memunculkan potensi insaniah secara maksimal. Secara lebih rinci, ciri-ciri gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat sebagai berikut:1. Pengaruh yang Diidealkan

Merupakan sikap keteladanan yang ditunjukkan oleh pemimpin yang dikagumi oleh anggotanya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Nominal, yaitu :

• Ya (skor 2)

Page 13: 808 1985-1-sp

13

• Tidak (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur pengaruh yang diidealkan adalah:• Kepala desa memberikan contoh yang baik dalam memperlakukan pegawai ketika bekerja• Kepala desa lebih mengutamakan kepentingan pegawai dibandingkan kepentingan pribadi• Kepala desa mau bersama-sama dengan pegawai dalam menanggung resiko dari

keputusan yang diambil pegawai• Kepala desa menunjukkan sikap keteladanan dengan bertutur kata yang baik serta

menjunjung tinggi etika dan moral berdasarkan nilai-nilai organisasi• Kepala desa menunjukkan sikap rela berkorban dengan mengambil resiko pribadi untuk

kepentingan bersama• Kepala desa memberikan harapan kerja yang tinggi agar kinerja pegawai lebih baik

daripada dirinya• Kepala desa memiliki sikap rendah hati dengan menunjukkan sikap bahwa dirinya

merupakan bagian dari pegawai• kepala desa menunjukkan sikap berani dalam bertindak jika terdapat suatu kesalahan

yang dilakukan oleh pegawai

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pengaruh yang diidealkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 12 ≤ x ≤ 16• Sedang : skor 6 ≤ x ≤ 11• Rendah : skor 0 < x ≤ 5

2. Stimulasi intelektual Merupakan suatu kondisi dimana pemimpin mengajak anggota untuk mempertanyakan suatu asumsi dalam mengerjakan sesuatu hal. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Nominal, yaitu :

• Ya (skor 2)• Tidak (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur stimulasi intelektual pemimpin adalah:• Kepala desa tidak mengkritik dan menilai gagasan yang dilontarkan pegawai dengan baik• Kepala desa memberikan apresiasi terhadap setiap gagasan pegawai sekecil apapun

gagasan tersebut Memberikan apresiasi gagasan • Kepala desa mengajak pegawai dalam berolah pikir dalam memecahkan suatu

permasalahan kerja• Kepala desa mengajak pegawai dalam memikirkan cara baru dalam mengerjakan suatu hal • Kepala desa memberikan fasilitas pendukung kerja agar anggota senang dengan hal-hal

baru• Kesalahan yang dilakukan oleh pegawai dimanfaatkan oleh kepala desa sebagai media

pembelajaran bersama• Jika terdapat kesalahan yang dilakukan pegawai, kepala desa mengajak pegawai dalam

memikirkan kembali gagasan/tindakan yang lebih baik

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka stimulasi intelektual yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 10 ≤ x ≤ 14• Sedang : skor 6 ≤ x ≤ 9• Rendah : skor 0 < x ≤ 5

3. Kepedulian secara perorangan

Page 14: 808 1985-1-sp

14

Pemimpin memperhatikan kebutuhan anggota dan membantu anggota agar mereka dapat maju dan berkembang seperti dirinya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu :

• Sangat sesuai (skor 5) • Sesuai (skor 4)• Ragu-ragu (skor 3)• Tidak sesuai (skor 2)• Sangat tidak sesuai (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur kepedulian secara perorangan yang dilakukan oleh pemimpin adalah:

• Kepala desa menunjukkan rasa simpati pada permasalahan yang dimiliki anggota• Pegawai diperlakukan dengan penuh rasa hormat sesuai dengan karakternya masing-

masing• Kelebihan dan kekurangan masing-masing pegawai diketahui oleh kepala desa• kekurangan yang dimiliki pegawai mampu dikembangkan oleh kepala desa agar pegawai

dapat berkontribusi lebih baik• Jika terdapat pegawai yang merasa terabaikan dan kurang diperhatikan, maka kepala desa

memberikan perhatian secara pribadi kepadanya• Kepala desa menunjukkan rasa hormat kepada pegawai dengan memberikan apresiasi

ketika telah melakukan tugas dengan baik

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka kepedulian secara perorangan yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 20 ≤ x ≤ 30• Sedang : skor 10 ≤ x ≤ 20• Rendah : skor 0 < x ≤ 10

4. Motivasi yang InspirasionalPemimpin memberikan inspirasi dalam bekerja dan mengajak anggota untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu :

• Sangat sesuai (skor 5) • Sesuai (skor 4)• Ragu-ragu (skor 3)• Tidak sesuai (skor 2)• Sangat tidak sesuai (skor 1)

Indikator yang digunakan dalam mengukur motivasi inspirasional yang dilakukan oleh pemimpin adalah:

• kepala desa memberikan motivasi kepada pegawai agar mencapai hasil kerja yang maksimal

• Kepala desa menginspirasi pegawai agar mampu mencapai tujuan bersama untuk masa yang akan datang

• Kepala desa menumbuhkan rasa bangga atas pekerjaan yang dilakukan pegawai dan tujuan organisasi tempat dia bekerja

• Kepala desa menggunakan kata-kata yang membangkitkan semangat bekerja pegawai• Kepala desa memberikan contoh mengenai apa yang diharapkan dalam bekerja dan

pentingnya bekerjasama• Kepala desa membuat pegawai merasa bangga terhadap tim kerjanya dengan memberikan

apresiasi terhadap kontribusi yang telah diberikan oleh dirinya dan tim kerjanya

Page 15: 808 1985-1-sp

15

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka motivasi inspirasional yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 20 ≤ x ≤ 30• Sedang : skor 10 ≤ x ≤ 20• Rendah : skor 0 < x ≤ 10

Berdasarkan total kumulatif jumlah indikator yang digunakan secara keseluruhan, maka variabel gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 60 ≤ x ≤ 90• Sedang : skor 30 ≤ x ≤ 60• Rendah : skor 0 < x ≤ 30

Birokrasi

Menurut Peter M. Blau dan W. Meyer (1956) birokrasi merupakan tipe organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif dengan cara mengkoordinasi secara sistematis teratur pekerjaan dari banyak anggota organisasi. Menurut Weber (1948) birokrasi harus memiliki beberapa batasan birokrasi yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi birokrasi, yaitu:

1. Pembagian Kerja

Merupakan kondisi dimana Pegawai menjalankan tugas apabila diberikan tanggung jawab, wewenang, dan peraturan. Pemeberian tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan pegawai. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat Menerima (skor 4)• Menerima (skor 3)• Kurang menerima (skor 2)• Tidak menerima (skor 1)

2. Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pemberian Pembagian Kerja yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 11 ≤ x ≤ 16• Sedang : skor 6 ≤ x ≤ 10• Rendah : skor 0 < x ≤ 5

Indikator yang digunakan dalam mengukurpemeberian tanggung jawab adalah:- Pegawai menerima aturan kerja yang telah ditetapkan kepala desa Terdapat Aturan

kerja - Pihak yang menetapkan peraturan kepada pegawai- Pihak yang memiliki peran dalam pemberian tanggung jawab kepada pegawai- Terdapat hukuman kepada pegawai jika tidak mengerjakan aturan dan tanggung jawab

yang diberikan

3. Hirarki jabatanMerupakan kondisi dimana kepala desa mengatur pegawai baik secara tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan tingkatan atau jabatannya masing-masing. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat Menentukan (skor 4)• Menentukan (skor 3)• Kurang Menentukan (skor 2)

Page 16: 808 1985-1-sp

16

• Tidak Menentukan (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka hirarki jabatan yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 11 ≤ x ≤ 16• Sedang : skor 6 ≤ x ≤ 10• Rendah : skor 0 < x ≤ 5

Indikator yang digunakan dalam mengukurpemeberian tanggung jawab adalah:- Kepala desa memiliki kuasa penuh dalam menentukan hirarki organisasi kepegawaian- Kepala desa memberikan kejelasan garis perintah yang terhadap pegawai - Aplikasi pelaksanaan garis perintah yang telah di bentuk- Kepala Desa membentuk struktur organisasi berdasarkan dengan tingkatan jenis posisi

yang tersedia

4. Rincian Fungsi Jabatan Kepala desa mampu memberikan rincian tugas kepada para pegawai berdasarkan dengan posisi dan jabatannya masing-masing agar mampu meningkatkan kinerja pegawai. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat Lengkap (skor 4)• Lengkap (skor 3)• Kurang Lengkap (skor 2)• Tidak Lengkap (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka rincian fungsi jabatan yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 11 ≤ x ≤ 16• Sedang : skor 6 ≤ x ≤ 10• Rendah : skor 0 < x ≤ 5

Indikator yang digunakan dalam mengukur pemeberian tanggung jawab adalah: - Kepala desa memberikan rincian tugas kepada anda pegawai sebeleum bekerja - Dalam bekerja, hanya kepala desa yang memberikan tugas kepada pegawai dalam bekerja- Dalam memperjelas kinerja pegawai, kepala desa melakukan pembagain posisi jabatan

secara merata

5. Sistem kontrak kerjaMerupakan sistem ikatan waktu yang di terapkan oleh kepala desa agar kinerja pegawai dapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat Jelas (skor 4)• Jelas (skor 3)• Kurang Jelas (skor 2)• Tidak Jelas (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka sistem kontrak kerja yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 7 ≤ x ≤ 10• Sedang : skor 4 ≤ x ≤ 6• Rendah : skor 0 < x ≤ 3

Page 17: 808 1985-1-sp

17

Indikator yang digunakan dalam mengukur sistem kontrak kerja adalah: - Kepala desa telah menentukan periodeisasi kerja kepada pegawai dalam melaksanakan

tugas- Kepala desa melakukan evaluasi kinerja berdasarkan masa jabatan pegawai dalam kurun

waktu tertentu

6. Seleksi pegawaiMerupakan kegiatan yang digunakan kepala desa dalam memperoleh pegawai yang dibutuhkan olehnya berdasarkan kualifikasi tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat menerapkan (skor 4)• Menerapkan (skor 3)• Kurang Menerapkan (skor 2)• Tidak Menerapkan (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka seleksi pegawai yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 7 ≤ x ≤ 10• Sedang : skor 4 ≤ x ≤ 6• Rendah : skor 0 < x ≤ 3

Indikator yang digunakan dalam mengukur seleksi pegawai adalah- Dalam menentukan pegawai, kepala desa melakukan penyeleksian terhadap calon

pegawai- Dalam menentukan pegawai, kepala desa mempertimbangkan beberapa syarat kualifikasi

tertentu

7. PenggajianMerupakan bentuk pembayaran upah kepada pegawai sebagai bentuk apresiasi atas kinerja yang telah diberikan oleh pegawai. Kegiatan ini sangan barmanfaat dalam membangun etos kerja pegawai. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat sesuai (skor 4)• Sesuai (skor 3)• Kurang sesuai (skor 2)• Tidak sesuai (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka penggajian yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Tinggi : skor 8 ≤ x ≤ 12• Sedang : skor 4 ≤ x ≤ 7• Rendah : skor 0 < x ≤ 3

Indikator yang digunakan dalam penggajian pegawai adalah:- Gaji yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan kinerja yang telah diberikan- Pemberian gaji kepada pegawai dilaksanakan sesuai dengan periode yang telah di

tentukan- Pembayaran gaji yang anda terima pegawai adalah berbentuk uang

8. Struktur karir (kenaikan pangkat)

Page 18: 808 1985-1-sp

18

Merupakan suatu bentuk sistem yang dilakukan kepala desa dalam memberikan motivasi kepada pegawai dalam bentuk Kenaikan pangkat. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat menerapkan (skor 4)• menerapkan (skor 3)• Terkadang (skor 2)• Tidak menerapkan (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka struktur karir yang diterapkan kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 7 ≤ x ≤ 10• Sedang : skor 4 ≤ x ≤ 6• Rendah : skor 0 < x ≤ 3

Indikator yang digunakan dalam penggajian pegawai adalah:- Kepala desa menerapkan sistem kenaikan pangkat kepada pegawai - Kepala desa kerap menetapkan beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

menaikkan pangkat pegawai

Berdasarkan total kumulatif jumlah indikator yang digunakan secara keseluruhan, maka variabel birokrasi yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Birokrasi tinggi, skor 72 - 100

• Birokrasi Sedang skor 36 - 71

• Birokrasi rendah, skor 0 - 35

Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna layanan. kegiatan pelayanan umum atau publik terdiri dari tiga bentuk pelayanan yaitu :

1. Pelayanan administratif Sebuah bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh pegawai desa yang melayani masyarakat dalam pembuatan administrasi kependudukan, sperti KTP, Akte, sertifikat rumah dan sebagainya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat Baik (skor 4)• Baik (skor 3)• Kurang Baik (skor 2)• Tidak Baik (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pelayanan administratif yang diterapkan pegawai desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 20 ≤ x ≤ 28• Sedang : skor 12 ≤ x ≤ 19• Rendah : skor 0 < x ≤ 11

Indikator yang digunakan dalam mengukur pelayanan administratif adalah:

- pegawai desa memberikan arahan prosedur yang baik kepada masyarakat dalam memenuhi admisnistrasi kependudukan

Page 19: 808 1985-1-sp

19

- pegawai desa memberikan pelayanan administratif yang baik dengan menunjukkan sikap sopan dan ramah terhadap masyarakat

- kebersihan fasilitas kantor pelayanan desa

- Penilaian masyarakat terhadap pelayanan publik yang dilakukan pegawai desa kepada masyarakat

- Sejauh mana ketepatan waktu pembuatan KTP dan Akte kelahiran yang dilakukan oleh pegawai desa terhadap masyarakat

- Sejauh mana kemudahan yang diberikan pemerintah desa kepada masyarakat dalam memperoleh surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

- Masyarakat mudah mengurus proses sertifikasi kepemilikan atau penguasaan Tanah

2. Pelayanan Kebersihan

Mereupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah desa dalam menyediakan berbagai fasilitas, seperti Pengelolaan Sampah dan Pengadaan Air bersih. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:• Sangat sesuai (skor 4)• sesuai (skor 3)• Kurang sesuai (skor 2)• Tidak sesuai (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pelayanan kebersihan yang diterapkan pegawai desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 12 ≤ x ≤ 16• Sedang : skor 7 ≤ x ≤ 11• Rendah : skor 0 < x ≤ 6

Indikator yang digunakan dalam mengukur pelayanan kebersihan adalah :

- Pemerintah desa mnyediakan sistem pembuangan dan pengelolaan sampah kepada masyarakat

- pemerintah desa membangun pengadaan instalasi air bersih untuk kebutuhan warga (MCK, dsb)

- masyarakat mudah dalam mengakses kebutuhan air bersih sehari-hari

3. Pelayanan jasa

Merupakan bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah desa yang melputi pelayanan dibidang Pendidikan, Pemeliharaan Kesehatan, dan Perbaikan sarana jalan serta transportasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:

• Sangat mudah (skor 4)• Mudah (skor 3)• Kurang mudah (skor 2)• Tidak mudah (skor 1)

Jika diklasifikasikan berdasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka pelayanan jasa yang diterapkan pegawai desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:• Tinggi : skor 20 ≤ x ≤ 28• Sedang : skor 12 ≤ x ≤ 19• Rendah : skor 0 < x ≤ 11

Page 20: 808 1985-1-sp

20

Indikator yang digunakan dalam mengukur pelayanan jasa adalah :

- Pemerintah desa memberikan kemudahan kepada masyarakat desa dalam memperoleh pendidikan bagi anak-anaknya

- Pemerintah desa meberikan kualitas infrastruktur pendidikan yang baik di desa

- jika terdapat anggota keluarga yang sakit, masyarakat sangat mudah mengakses lokasi kesehatan

- Pemerintah desa memberikan fasilitas kesehatan desa dengan bersih dan nyaman

- Kondisi infrastruktur jalan desa saat ini

- Pemerintah desa memberikan sikap yang baik dalam memperhatikan kondisi sarana jalan desa

- masyarakat mudah mengakses sarana transportasi untuk keluar-masuk desa

Berdasarkan total kumulatif jumlah indikator yang digunakan secara keseluruhan, maka variabel pelayanan publik yang diterapkan oleh kepala desa dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

• Pelayanan Publik tinggi, skor 45 - 72

• Pelayanan Publik Sedang skor 25 - 48

• Pelayanan Publik Rendah, skor 0 - 24

3. PENDEKATAN LAPANGAN

3.1. LOKASI DAN WAKTU

Penelitian ini dilakukan di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive (sengaja). Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh, Desa Situ Gede merupakan Desa Terbaik Se-Jawa Barat pada tahun 2009. Prestasi terakhir yang diraih oleh Kepala Desa Situ Udik yaitu Bapak Enduh Nuhudawi yang diberi gelar oleh Presiden Republik Indonesia sebagai kepala desa terbaik Se-Indonesia pada 18 Desember 2013 lalu. Hal tersebut menjadi relevan terhadap penelitian pengaruh gaya kepemimpinan beliau terhadap praktik birokrasi Desa Situ Udik. Penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2014. Adapun rencana kegiatan penelitian dapat dilihat melalui tabel kegiatan penelitian:

Tabel 1. Rencana Kegiatan Penelitian Tahun 2014Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

Penyusunan proposal skripsiKolokiumUji Coba Kuesioner PenelitianPerbaikan proposal penelitianPengambilan data lapanganPengolahan data dan analisis dataPenulisan draft skripsi

Page 21: 808 1985-1-sp

21

Uji PetikSidang skripsiPerbaikan skripsi

3.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Alat ukur yang digunakan dalam mengumpulkan data kuantitatif adalah kuesioner, sedangkan data kualitatif dari responden diperoleh melalui pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam. Hasil dari pengamatan dan wawancara di lapangan dituangkan dalam catatan harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi tertulis di kantor desa, data-data dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data mengenai fokus penelitian seperti profil desa, masyarakat, struktur organisasi desa, dan birokrasi desa. Data sekunder berupa literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti buku-buku mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, dan literatur-literatur lainnya yang terkait.

Informan adalah orang yang termasuk dalam kegiatan ini yang memberikan keterangan mengenai informasi ataupun data disekitar lingkungannya yang berhubungan dengan penelitian ini. Populasi dalam penelitian teriri dari dua macam, yaitu pegawai desa sebagai pihak yang menerima pengaruh gaya kepemimpinan kepala desa dan menjadi pihak yang menjalani birokrasi desa dalam melayani masyarakat. Populasi kedua adalah masyarakat Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan responden di wilayah ini dilakukan secara acak (simple random sampling). Karakteristik dari responden yang akan diteliti merupakan populasi masyarakat Desa dan pegawai Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang wilayah Kepemimpinan kepala desa yang bersangkutan. Unit analisis adalah Individu yang terdiri dari dua macam unit, yaitu aparatur Desa Situ Udik dan masyarakat Desa Situ Udik. adapun jumlah sampel untuk masyarakat dan aparatur desa berjumlah 60 responden.

Gambar 3. Metode Pengambilan Sampel

3.3. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data Kuantitatif yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Selanjutnya, untuk untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap praktik birokrasi desa, seluruh data dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan uji regresi. Pengujian data menggunakan aplikasi program komputer SPSS versi 18 for windows. Data kualitatif digunakan sebagai data pendukung yang akan diolah dan dianalisis dengan konten analisis. Seluruh hasil penelitian dituliskan dalam rancangan skripsi (Lampiran 5).

DAFTAR PUSTAKA

POPULASI

Simple Random Sampling

PEGAWAI DESA

MASYARAKAT DESA

30 PEGAWAI

30 ORANG

Simple Random Sampling

Page 22: 808 1985-1-sp

22

Ardiansyah. 2012. Analisis Gaya Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) Sebagai Model Kepemimpinan Di Era Modern. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 1 November 2013]. 4 (2): 197-204. Dapat diunduh dari: http://kopertis11.net/jurnal/sosial/Vol.4%20No.2% 20Juni %202012/Ardiansyah%20editan.pdf

Anchok D. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta [ID]. Penerbit Erlangga. 248 hal

Arifin Z. 2013. Hubungan Kepemimpinan Lurah Dengan Penyelenggaraan Pembangunan Fisik Di Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran Kota Samarinda. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 29 November 2013]. 1 (2): 453-464. Dapat diunduh dari: http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wp content/uploads/2013/05/Jurnal% 20Skripsi%20(05-29-13-04-17-27).pdf

Benardi KJ, Ernawati. 2010. Analisis Perbedaan Kinerja Perangkat Kelurahan dan Perangkat Desa Ditinjau Dari Gaya KepemimpinanKomunikasi dan Lingkungan Kerja. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 27 september 2013]. 4 (1): 9-19. Dapat diunduh dari:http://ejournal.unisri.ac.id/index.php/Manajemen/ article/ download/84/57

Cahliana C. 2008. Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap KinerjaPelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Bogor. [Skripsi]. [Internet]. [dikutip 8 desember 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12345 6789/1500/A08cca.pdf?sequence=5

Dasuki S.M. Pemerintah yang Baik dan Bersih Berawal Dari Desa. [Internet]. [dikutip 20september 2013]. Dapat diunduh dari: http://www.harapanrakyat.com/2013/03/pemerintahan-yang-baik-dan-bersih-berawal-dari-desa/

Herman M. 2013. Kepemimpinan Lurah Di Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 27 november 2013]. 1 (2): 129-134. Dapat diunduh dari: http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/05/Jurnal%20Skripsi%20(0529- 13-04-17-27).pdf

Martini R. 2012. Buku Ajar Birokrasi dan Politik. Semarang [ID]. UPT UNDIP Press Semarang. [Internet]. [dikutip 27 september 2013]. Dapat diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/38849/1/BIROKRASI_DAN POLITIK.pdf

Mulyadi D. 2003. Analisis Perilaku Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Di Kabupaten Bogor. [Tesis]. [Cetak]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Randita R. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Dalam Organisasi Pemerintahan Kelurahan. [Skripsi]. [Cetak]. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999. No 3839. Seretariat Negara. Jakarta.

[UU] Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4721

[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Lembaran Negara RI Tahun 2004, No 125. Seretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2003. KepMENPAN No. 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta.

Runtu JG. 2013. Gaya Kepemimpinan Camat Dalam Peningkatan Pelayanan Publik Di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 27 september 2013]. 5 (1): 1-14. Dapat diunduh dari: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/ article/view/1490

Singarimbun, effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta [ID]: Pustaka LP3ES

Soeharto, Sugiharto M. 2013. Pelayanan Publik Aparat Pemerintah Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Terhadap Kepentingan Warga Asli Dan Warga Perumahan. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 30 november 2013]. 3 (1): 65-74. Dapat diunduh dari: http://e.pascasarjanauwp.com/files/6a7a8131e 067e511aa4a48e74d28953d.pdf

Sukanto Reksohadiprojo. 1999. Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Prilaku. BPFE-UGM Yogyakarta. [Internet]. [dikutip 2 november 2013]. Dapat diunduh dari:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114984&val=5260

Page 23: 808 1985-1-sp

23

Wijaya R, Yuliani F. 2013. Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Di Kelurahan Kulim. [Jurnal]. [Internet]. [dikutip 20 november 2013]. Dapat diunduh dari: http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/ 3294/1/Jurnal.pdf

Page 24: 808 1985-1-sp

DESA SITU ILIR CIBUNGBULANG

DESA KARACAKLEUWILIANG

DESA CIMAYANG PAMIJAHAN

DESA PASAREAN PAMIJAHAN

1

Lampiran 1. Peta Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

TELAH DITATA PADA TAHUN : 2008 PETA DESA SITU UDIK(SUDAH DITATA OLEH PEMDA)

KETERANGAN :SKALA : 1.50.000BATAS DESA :UTARA : DESA SITU ILIRTIMUR: DESA CIMAYANG (KEC PAMIJAHAN)BARAT : DESA KARACAK (KEC LEUWI LIANG)SELATAN: DESA PASAREAN (KEC PAMIJAHAN)

1. PERKAMPUNGAN2. PERKEBUNAN/HUTAN3. SEKOLAHAN4. PUSKESMAS5. BATAS DESA6. IRIGASI7. KWT8. GOR9. LAPANGAN BOLA PUTSAL10. JALAN RAYA KABUPATEN11. JALAN DESA12. KALI BESAR13. KALI KECIL14. PESAWAHAN15. KAWASAN PETERNAKAN SAPI

PERAH16. PETERNAKAN KAMBING17. KAWASAN PERIKANAN18. PETERNAKAN KELINCI

Page 25: 808 1985-1-sp

2

Lampiran 2. Kuesioner

INSTITUT PERTANIAN BOGORFAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRAKTIK BIROKRASI PEDESAAN

Saya, Muhammad Habibi Karamallah, mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan, saya meminta kesediaan Saudara/Saudari/Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan keadaan yang sebenar-benarnya. Jawaban Saudara/Saudari/Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian ini. Terima kasih.

Petunjuk :• Berilah centang (√) pada kolom yang telah disediakan• Untuk kolom yang di dalamnya terdapat titik-titik, maka isilah sesuai dengan informasi

yang ditanya

Page 26: 808 1985-1-sp

3

Identitas Karakteristik Responden1 No Responden :2 Nama : ………………………………………………..............3 Umur : ……. Tahun4 Jenis kelamin : ………………………………………………………....5 Agama : ………………………………………………………....6 Alamat : ………………………………………………………....7 No tlp8 Pendidikan : (1) Tidak Tamat SD

(2) Tamat SD(3) Tamat SLTP/SMP(4) Tamat SLTA/SMA(5) Perguruan Tinggi(6) Lainnya :………………………………………..

9 Pekerjaan : ……………………………………………………….

10 Anggota kelembagaan : Formal InformalPemerintah Desa Majelis TaklimBPD Arisan KeluargaKetua RT/RW

Lainnya….

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang anda pilihKeterangan : (YA) Jika pertanyaan benar , (TIDAK) Jika pertanyaan salah

No Indikator Skala

Penjelasan Tugas Pegawai YA TIDAK

1 Apakah pembagian tugas yang dilakukan kepala desa berdasarkan pengalaman kerja pegawai?

2 Apakah kepala desa memberikan rincian kerja kepada pegawai sesuai dengan jabatan yang telah diberikan?

3 Apakah pembagian tugas dilakukan secara bertahap dari tugas ringan hingga tugas yang berat ?

4 Apakah pembagian tugas yang diberikan sesuai dengan struktur kepegawaian?

Aturan dan Standar Kerja YA TIDAK

5 Apakah kepala desa menetapkan aturan kerja yang telah disepakati oleh pegawai?

6 Apakah kepala desa memberikan standar kerja yang harus dipenuhi pegawai?

7 Apakah kepala desa memeriksa pencapaian kerja yang telah dilakukan pegawai?

8 Apakah pegawai menerima hukuman jika tidak melaksanakan tugas?

9 Apakah hukuman yang diberikan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai?

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang anda pilihKeterangan : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), (R) Ragu-ragu, Tidak Sesuai (TS),

Sangat Tidak Sesuai (STS)

No Indikator Skala

Kesepakatan Kontraktual SS S R TS STS

10 Kepala desa menentukan target kerja terhadap anda

11 Target kerja yang diberikan kepala desa sesuai dengan sasaran dan tujuan pekerjaan anda

12 Kepala desa memberikan perjanjian durasi kerja kepada anda setiap harinya

13 Durasi kerja yang diberikan kepala desa kepada anda tepat pada waktunya

Pengawasan dan Evaluasi Kerja SS S R TS STS

14 Kepala desa melakukan sistem pengawasan kerja kepada pegawai

15 Kepala desa terlibat langsung dalam mengawasi pegawai di lokasi kerja

16 Kepala desa melakukan pengawasan ketika adanya laporan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai

17 Kepala desa melakukan kegiatan evaluasi kerja pegawai secara berkala dalam periode tertentu

18 Berdasarkan hasil evaluasi, kepala desa memberikan contoh kepada pegawai agar pekerjaannya sesuai dengan ketentuan dan target kerja

19 Evaluasi yang dilakukan hanya berdasarkan kepada ketentuan target kerja yang telah ditentukan

20 Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALPetunjuk : Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang anda pilih

Keterangan : (YA) Jika pertanyaan benar , (TIDAK) Jika pertanyaan salahNo Indikator SkalaPengaruh yang Diidealkan YA TIDAK28 Apakah kepala desa memberikan contoh yang baik dalam

memperlakukan pegawai ketika bekerja?29 Apakah kepala desa lebih mengutamakan kepentingan

pegawai dibandingkan kepentingan pribadi?30 Apakah kepala desa mau bersama-sama dengan pegawai

dalam menanggung resiko dari keputusan yang diambil pegawai?

31 Apakah kepala desa menunjukkan sikap keteladanan dengan bertutur kata yang baik serta menjunjung tinggi etika dan moral berdasarkan nilai-nilai organisasi ?

32 Apakah kepala desa menunjukkan sikap rela berkorban dengan mengambil resiko pribadi untuk kepentingan bersama?

33 Apakah kepala desa memberikan harapan kerja yang tinggi agar kinerja pegawai lebih baik daripada dirinya?

34 Apakah kepala desa memiliki sikap rendah hati dengan menunjukkan sikap bahwa dirinya merupakan bagian dari pegawai?

35 Apakah kepala desa menunjukkan sikap berani dalam bertindak jika terdapat suatu kesalahan yang dilakukan oleh pegawai ?

Stimulasi Intelektual YA TIDAK36 Apakah kepala desa tidak mengkritik dan menilai gagasan

yang dilontarkan pegawai dengan baik?37 Apakah kepala desa memberikan apresiasi terhadap setiap

gagasan pegawai sekecil apapun gagasan tersebut?38 Apakah kepala desa mengajak pegawai dalam berolah pikir

dalam memecahkan suatu permasalahan kerja?39 Apakah kepala desa mengajak pegawai dalam memikirkan

cara baru dalam mengerjakan suatu hal ?40 Apakah kepala desa memberikan fasilitas pendukung kerja

agar anggota senang dengan hal-hal baru ?41 Apakah kesalahan yang dilakukan oleh pegawai

dimanfaatkan oleh kepala desa sebagai media pembelajaran bersama ?

42 Jika terdapat kesalahan yang dilakukan pegawai, apakah kepala desa mengajak pegawai dalam memikirkan kembali gagasan/tindakan yang lebih baik?

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang anda pilihKeterangan : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), (R) Ragu-ragu, Tidak Sesuai (TS),

Sangat Tidak Sesuai (STS)Kepedulian Secara Perorangan SS S R TS STS43 kepala desa menunjukkan rasa simpati pada

permasalahan yang and miliki44 Pegawai diperlakukan dengan penuh rasa hormat

sesuai dengan karakternya masing-masing 45 Kelebihan dan kekurangan masing-masing pegawai

diketahui oleh kepala desa 46 kekurangan yang dimiliki pegawai mampu

dikembangkan oleh kepala desa agar pegawai dapat berkontribusi lebih baik

47 Jika terdapat pegawai yang merasa terabaikan dan kurang diperhatikan, maka kepala desa memberikan perhatian secara pribadi kepadanya

48 Kepala desa menunjukkan rasa hormat kepada pegawai dengan memberikan apresiasi ketika telah melakukan tugas dengan baik

Motivasi yang Inspirasional SS S R TS STS49 Kepala desa memberikan motivasi kepada pegawai

agar mencapai hasil kerja yang maksimal50 Kepala desa menginspirasi anda agar mampu

Page 27: 808 1985-1-sp

4

BIROKRASI

Page 28: 808 1985-1-sp

5

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang anda pilihPembagian KerjaNo Pertanyaan Keterangan

55

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, anda menerima aturan kerja yang telah ditetapkan kepala desa? A. Sangat menerima C. Kurang MenerimaB. Menerima D. Tidak menerima

56

Dalam menuntun kerja pegawai, siapakah pihak yang menetapkan peraturan kepada anda ? A.Kepala Desa C. Diri SendiriB.Antar pegawai D. Tidak Ada

57

Siapakah orang yang memiliki peran dalam pemberian tanggung jawab kepada anda ?A. Kepala Desa C. Menentukan SendiriB. Antar Pegawai D. Tidak Ada

58

Apakah kepala desa memberikan hukuman kepada anda jika tidak mengerjakan aturan dan tanggung jawab yang diberikan ? A.Selalu C. Kadang-kadangB.Sering D. Tidak pernah

Hirarki Jabatan

59

Kepala desa memiliki kuasa penuh dalam menentukan hirarki organisasi kepegawaianA. Sangat menentukan C. Kurang menentukanB. Ditentukan bersama D. Tidak menentukan

60Kepala desa memberikan garis perintah yang :A. Sangat Jelas C. Kurang JelasB. Jelas D. Tidak Jelas

61Garis perintah yang telah terbentuk dilaksanakan dengan : A. Sangat Baik C. Kurang BaikB. Baik D. Tidak Baik

62

Kepala Desa membentuk struktur organisasi berdasarkan dengan tingkatan jenis posisi yang tersedia:A. Sangat Sesuai C. Kurang sesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

Rincian Fungsi Jabatan

63

Sebelum bekerja, kepala desa memberikan rincian tugas kepada anda dengan rinci :A. Sangat sesuai C. Kurang SesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

64

Apakah hanya kepala desa yang memberikan tugas kepada anda dalam bekerja ?A. Selalu C. TerkadangB. Sering D. Tidak Pernah

65

Dalam memperjelas kinerja pegawai, kepala desa melakukan pembagain posisi jabatan secara merata ?A. Sangat sesuai C. Kurang SesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

Sistem Kontrak Kerja66 Kepala desa telah menentukan periodeisasi kerja kepada anda dalam bekerja

secara:A. Sangat jelas C. Kurang Jelas

Page 29: 808 1985-1-sp

6

B. Jelas D. Tidak Jelas

67

Apakah kepala desa melakukan evaluasi kinerja berdasarkan masa jabatan pegawai dalam kurun waktu:A. Satu Bulan dua kali C. Setengah Tahun Sekali B. Sebulan Sekali D. Satu Tahun Sekali

Seleksi Pegawai

68

Dalam menentukan pegawai, apakah kepala desa melakukan penyeleksian terhadap calon pegawai ?A. Sangat Menerapkan C. Kurang menerapkanB. Menerapkan D. Tidak Menerapkan

69

Dalam menentukan pegawai, kepala desa mempertimbangkan beberapa syarat kualifikasi (seperti pengalaman kerja, umur, pendidikan, dsb) ?A. Sangat Menerapkan C. Kurang menerapkanB. Menerapkan D. Tidak Menerapkan

Penggajian/Honor

70

Gaji yang diberikan kepada anda sesuai dengan kinerja yang telah anda berikan ?A. Sangat Sesuai C. Kurang SesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

71

Pemberian gaji kepada pegawai dilaksanakan sesuai dengan periode yang telah di tentukan ?A. Sangat Sesuai C. Kurang SesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

72Pembayaran gaji yang anda terima pegawai adalah berbentuk uang :A. Selalu C. Terkadang B. Sering D.Tidak pernah

Struktur Karir

73

Kepala desa melakukan sistem kenaikan pangkat kepada pegawai dalam periode tertentu? A. Sangat menerapkan C. Terkadang B. Menerapkan D. Tidak Menerapkan

74

Pertimbangan seperti apa yang kerap dilakukan kepala desa dalam menaikkan pangkat pegawai ?A. Senioritass C. Prestasi IndividuB. Kinerja pegawai D. Semua Benar

Page 30: 808 1985-1-sp

1

PELAYANAN PUBLIKPetunjuk : Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang anda pilih

Pelayanan AdministratifNo Pertanyaan Keterangan

1

Apakah pegawai desa memberikan arahan prosedur yang baik kepada masyarakat dalam memenuhi admisnistrasi kependudukan ?A. Sangat Baik C. Kurang BaikB. Baik D. Tidak Baik

2

Apakah pegawai desa memberikan pelayanan administratif yang baik dengan menunjukkan sikap sopan dan ramah terhadap anda?A. Sangat Baik C. Kurang BaikB. Baik D. Tidak Baik

3Bagaimana kondisi kebersihan fasilitas kantor desa ?A. Sangat Bersih C. Kurang BersihB. Bersih D. Tidak Bersih

4

Sejauh mana ketepatan waktu proses pembuatan administrasi (KTP, KK, Akte, sertifikat lahan, IMB) yang dilakukan oleh pegawai desa terhadap masyarakat ? A. Selalu Tepat Waktu C. Kadang-kadang Tepat WaktuB. Sering Tepat Waktu D. Tidak Tepat Waktu

5

Apakah anda mudah mengakses informasi mengenai segala bentuk pelayanan yang diberikan pegawai desa ?A. Sangat Mudah C. Kurang MudahB. Mudah D. Tidak Mudah

6

Sejauh mana kemudahan yang diberikan pemerintah desa kepada masyarakat dalam memperoleh surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) A.Sangat Mudah C. Kurang mudahB.Mudah D. Tidak mudah

7

Apakah masyarakat mudah mengurus proses sertifikasi kepemilikan atau penguasaan tanah ?A. Sangat Mudah C. Kurang MudahB. Mudah D. Tidak mmudah

Pelayanan Kebersihan

8

Apakah pemerintah desa menyediakan sistem pembuangan dan pengelolaan sampah kepada masyarakat secara terpadu ?A. Sangat Menyediakan C. Kurang MenyediakanB. Menyediakan D. Tidak Menyediakan

9

Apakah pemerintah desa memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan desa ?A. Sangat Peduli C. Kurang PeduliB. Peduli D. Tidak Peduli

10

Apakah pemerintah desa membangun pengadaan instalasi air bersih (contohnya MCK) ?A. Sangat sesuai C. Kurang sesuaiB. Sesuai D. Tidak sesuai

11Apakah masyarakat mudah dalam mengakses kebutuhan air bersih sehari-hari ? A. Sangat sesuai C. Kurang SesuaiB. Sesuai D. Tidak Sesuai

Pelayanan Jasa

12

Apakah pemerintah desa memberikan kemudahan kepada Bapak/ibu serta seluruh warga desa dalam memperoleh pendidikan bagi anak ?A. Sangat Mudah C. Kurang mudahB. Mudah D. Tidak mudah

Page 31: 808 1985-1-sp

2

13Bagaimana kualitas infrastruktur pendidikan yang tersedia di desa ?A. Sangat Baik C. Kurang BaikB. Baik D. Tidak Baik

14

Ketika terdapat anggota keluarga yang sakit, keluarga anda sangat mudah mengakses lokasi kesehatan ? A. Sangat Mudah C. Kurang mudahB. Mudah D. Tidak mudah

15Apakah kondisi fasilitas kesehatan desa bersih dan nyaman ?A. Sangat Setuju C. Kurang SetujuB. Setuju D. Tidak Setuju

16

Bagaimana sikap pemerintah desa dalam mengatasi kondisi sarana jalan desa dan jalan raya desa yang rusak ? A. Sangat Cepat C. Kurang CepatB. Cepat D. Tidak Cepat

17 Bagaimana kondisi infrastruktur jalan desa saat ini ?A. Sangat Baik C. Kurang baikB. Baik D. Tidak baik

18Bagaimana akses sarana transportasi di desa ?A. Sangat Mudah C. Kurang MudahB. Mudah D. Tidak Mudah

Page 32: 808 1985-1-sp

1

Lampiran 3. Pertanyaan Mendalam

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi Pedesaan

Tujuan : Menggali informasi tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala

Desa Situ Udik dan Penempatan Birokrasi Pegawai

Informan : Pegawai/Aparatur Desa

Hari/tanggal wawancara :

Lokasi wawancara :

Nama dan umur informan :

Jabatan :

Pertanyaan Penelitian

Gaya Kepemimpinan Transaksional1. Bagaimana cara kepala desa memberikan tugas kepada anda ?2. Apakah saja yang dipertimbangkan kepala desa dalam memberikan tugas kepada pegawai?3. Apa saja targetan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai dalam kurun waktu satu

hari?4. Bagaimana kepala desa memeriksa pencapaian kerja pegawai ?5. Dalam bertugas, bagaimana kepala desa mengawasi kinerja pegawai, secara langsung atau

tidak langsung? 6. Adakah hukuman yang diberikan kepala desa jika terdapat pegawai yang tidak melaksanakan

tugas?7. Dalam kurun waktu berapa lama kepala desa melakukan evaluasi kerja?8. Langkah apa saja yang dilakukan kepala desa setelah kegiatan evaluasi telah dilaksanakan ?9. Siapa saja pihak yang mengevaluasi kinerja pegawai selain kepala desa?10. Apakah kepala desa memberikan gaji/upah kepada pegawai berdasarkan standar tertentu

(UMR, dsb)? 11. Apakah kepala desa memberikan sistem kenaikan pangkat (promosi jabatan) kepada

pegawai? 12. Apakah sistem Penggajian yang diberikan mampu meningkatkan semangat bekerja anda

Gaya Kepemimpinan Transformasional1. Dalam bekerja, bagaimana kepala desa memberikan contoh keteladanan yang baik dalam

memperlakukan pegawai? Seperti apa contohnya?2. Apakah kepala desa lebih mengutamakan kepentingan pegawai dibandingkan kepentingan

pribadi? seperti apa contohnya?3. Apakah kepala desa menunjukkan sikap rela berkorban dan memberikan harapan kerja yang

tinggi agar kinerja pegawai lebih baik daripada dirinya ?4. Apakah kepala desa menunjukkan sikap berani dalam bertindak jika terdapat suatu kesalahan

yang dilakukan oleh pegawai ?5. Bagaimana cara kepala desa dalam untuk pegawai dalam berolah pikir dalam memecahkan

suatu permasalahan kerja6. Bagaimana sikap kepala desa dalam menilai gagasan yang disampaikan pegawai?7. Bagaimana sikap kepala desa Jika terdapat kesalahan yang dilakukan pegawai? apakah

kepala desa mengajak pegawai dalam memikirkan kembali gagasan/tindakan yang lebih baik?8. Bagaimana sikap yang diambil oleh kepala desa jika terdapat pegawai yang merasa

terabaikan dan kurang diperhatikan?

Page 33: 808 1985-1-sp

2

9. Bagaimana bentuk sikap Kepala desa dalam menunjukkan rasa hormat kepada pegawai ketika telah melakukan tugas dengan baik?

10. Seperti apa bentuk motivasi yang diberikan kepala desa dalam meningkatkan kinerja pegawai?

11. Bagaimana cara kepala desa dalam membentuk kekompakan pegawai dalam bekerja ?

Birokrasi Pegawai1. Apakah Kepala desa memiliki kuasa penuh dalam menentukan seluruh bentuk aturan, tugas

dan hirarki organisasi ?2. Adakah pihak lain selain kepala desa yang memberikan tugas kepada anda dalam bekerja?3. Bagaimana cara melakukan pembagain posisi jabatan secara merata ?4. Separti apa cara yang diterapkan kepala desa dalam menentukan penyeleksian calon

pegawai?5. Apa saja bentuk pertimbangan yang kerap dilakukan kepala desa dalam memilih dan

menempatkan posisi pegawai ?

Page 34: 808 1985-1-sp

1

Lampiran 4. Pertanyaan Mendalam

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi Pedesaan

Tujuan : Menggali Informasi Penilaian Masyarakat Desa Situ Udik Terhadap Pelayanan

Publik di Desa Situ Udik

Informan : Masyarakat Desa

Hari/tanggal wawancara :

Lokasi wawancara :

Nama dan umur informan :

Jabatan :

Pertanyaan Penelitian

Pelayanan Publik

1. Bagaimana kinerja pegawai/aparatur desa menurut anda ?2. Bagaimana sikap pegawai desa dalam memberikan pelayanan dan arahan prosedur

pembuatan administrasi kependudukan ?3. Apakah proses pembuatan administrasi berlangsung cepat ?4. Bagaimana sikap kepedulian pemerintah desa terhadap kebersihan lingkungan desa?5. Bagaimana keberlangsungan sistem pembuangan dan pengelolaan sampah yang dilakukan

oleh pemerintah desa kepada masyarakat secara?6. Bagaimana cara pemerintah desa dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga?7. Di sektor pendidikan, apakah anak-anak Bapak/ibu mampu mengakses pendidikan dengan

mudah?8. Apakah pemerintah desa mengajak masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak?9. Bagaimana sistem pemeliharaan infrastruktur jalan desa yang diterapkan oleh pemerintah

desa?10. Bagaimana bentuk kepedulian pemerintah desa terhadap kondisi jalan di desa?

Page 35: 808 1985-1-sp

1

Lampiran 5. Rancangan Skripsi 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1.2. Masalah Penelitian1.3. Tujuan Penelitian1.4. Kegunaan Penelitian

2. PENDEKATAN TEORETIS2.1. Tinjauan Pustaka2.2. Kerangka Pemikiran2.3. Hipotesis2.4. Definisi Operasional

3. PENDEKATAN LAPANGAN3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data3.3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN4.1. Kondisi Geografis4.2. Kondisi Ekonomi4.3. Kondisi Sosial

5. GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA SITU UDIK5.1. Kegiatan yang Mencerminkan Gaya Kepemimpinan Transaksional5.2. Kegiatan yang Mencerminkan Gaya kepemimpinan Transformasional5.3. Gaya kepemimpinan yang Dominan Diterapkan Kepala Desa Situ Udik5.4. Ikhtisar

6. PENETAPAN BIROKRASI PEGAWAI DESA6.1. Pembagian Kerja6.2. Hirarki Jabatan6.3. Rincian Fungsi Jabatan 6.4. Sistem Kontrak Kerja6.5. Seleksi Pegawai6.6. Penggajian/Honor6.7. Struktur Karir (kenaikan pangkat)

7. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP BIROKRASI 7.1. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Pembagian Kerja Pegawai7.2. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hirarki Jabatan7.3. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Rincian Fungsi Jabatan7.4. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kontrak Kerja7.5. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Seleksi Pegawai7.6. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Penggajian/Honor7.7. Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Terhadap Struktur Karir (Kenaikan Pangkat)

8. PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH DESA8.1. Penilaian Masyarakat Terhadap Pelayanan Administrasi Kependudukan8.2. Penilaian Masyarakat Terhadap Pelayanan Kebersihan8.3. Penilaian Masyarakat Terhadap Pelayanan Jasa

9. PENUTUP9.1. Kesimpulan9.2. Saran

10. DAFTAR PUSTAKA11. LAMPIRAN12. RIWAYAT HIDUP