77522527-BBLR-REVISI-I
description
Transcript of 77522527-BBLR-REVISI-I
1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATERNAL
TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI
RSUD TANGERANG PERIODE AGUSTUS – OKTOBER TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa
memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan
bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam
perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Kompas,2006).
Dewasa ini AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya, yaitu Singapura (3 per 1.000), Brunei Darussalam (8 per 1.000),
Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 per 1.000) dan Thailand (20 per 1.000).
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKB di
Indonesia yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan penyebab kematiannya
yaitu karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus
10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006).
Menurut Dr. Abdullah Cholil (2003), setiap tahun diperkirakan ada sejumlah
4.608.000 bayi dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya ternyata meninggal dunia
pada masa neonatal atau sebelum menginjak usia sebulan. Dengan kata lain setiap 5
menit satu bayi neonatal meninggal di Indonesia oleh berbagai sebab.
Menurut SKRT (2001), 29% kematian neonatal karena BBLR sehingga
sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa neonatal. BBLR dapat berakibat jangka panjang
terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan datang. Dampak dari bayi lahir
dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat, kecenderungan
memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi yang berat lahirnya
normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia
tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Adapun masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermia,
hipoglikemia, hiperbilirubinemia, infeksi dan gangguan minum
(G.Wiknjosastro,2008).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-
negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali
lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR
termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
3
kehidupannya dimasa depan . Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara
satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%. Hasil studi di 7 daerah
multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional
berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar
dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju
Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Ardiansyah,2010).
B. Rumusan masalah
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang. Secara
statistic menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih
dari 2500 gram. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%. Secara nasional berdasarkan
analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target
BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat
2010 yakni maksimal 7% (Ardiansyah,2010).
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Faktor-faktor yang berhubungan dengan maternal terhadap kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Tangerang tahun 2011.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan maternal terhadap
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Tangerang periode Agustus-
Oktober tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian BBLR di
RSUD Tangerang periode Agustus-Oktober tahun 2011
2) Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu terhadap
kejadian BBLR
3) Untuk mengetahui hubungan antara paritas terhadap kejadian
BBLR
4) Untuk mengetahui hubungan antara jarak persalinan terhadap
kejadian BBLR
5) Untuk mengetahui hubungan antara penyakit salama kehamilan
terhadap kejadian BBLR
6) Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dan suami
terhadap kejadian BBLR
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
masukan dalam penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan maternal terhadap kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
a. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman peneliti dalam mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan maternal terhadap kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
b. Penelitian ini merupakan pengalaman nyata
dalam penerapan teori yang didapat dalam
kegiatan pendidikan
2. Manfaat bagi Institusi
a. Untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam
melakukan penelitian
b. Untuk menambah referensi di perpustakaan Prodi
Kebidanan Harapan Kita
c. Sebagai bahan pembanding dengan penelitian lainnya
yang dilakukan mahasiswa
3. Manfaat bagi mahasiswa kebidanan Harapan Kita
a. Menambah wawasan pengetahuan terhadap faktor-
faktor yang berhubungan dengan maternal terhadap
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
untuk penatalaksanaan dalam upaya menurunkan angka
kejadian BBLR
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR)
karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah
dari semestinya sekalipun cukup umur, atau karena kombinasi keduanya
(manuaba,2008).
Menurut Gulardi H. Wiknjosastro (2008), Bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
B. PENYEBAB BBLR
1. Persalinan Kurang Bulan
Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Pada umumnya bayi
kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama
7
kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau ransangan yang
memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. bayi lahir kurang
bulan mempunyai organ tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup
diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang
sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapat penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa
gestasi yang kurang (premature).
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan,
2 kg adalah 35 derajat celsius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-
34 derajat celsius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat di
pertahankan.
b. Makanan bayi prematur
Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
Kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi
sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks
menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit,
tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,
sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan
di minumkan perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung.
Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai
mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum
sempuma. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan
sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
Factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm atau berat badan
lahir rendah adalah :
1) Factor ibu
• Gizi saat hamil yang kurang
• Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
• Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
• Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
9
pembuluh darah (perokok)
• Factor pekerjaan yang terlalu berat
2) Factor kehamilan
• Hamil dengan hidramnion
• Hamil ganda
• Perdarahan antepartum
• Komplikasi kehamilan: pre-eklamsia,eklamsia,ketuban pecah
dini
3) Factor janin
• Cacat bawaan
• Infeksi dalam rahim
4) Factor yang belum diketahui
Menurut Manuaba (2008), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
adalah sebagai berikut:
a. Berat kurang dari 2.500 gram
b. Panjang badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik- lemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50
kali per menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.
2. Bayi Lahir Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan ( janin tumbuh lambat atau retardasi
pertumbuhan intra uterim) dengan berat lahir < persentil ke 3 grafik pertumbuhan
janin ( Lubchenco).
Hal ini dapat disebaabkan oleh terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta,
kurang baiknya keadaan umum ibu atau gizi ibu, atau hambatan pertumbuhan yang
berasal dari bayinya sendiri. Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia
kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan pertumbuhan itu
dalam kandungan.
11
C. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Gangguan cairan dan elektrolit
• Hiperbilirubinemia
• Sindroma gawat nafas
• Paten duktus arteriosus
• Infeksi
• Perdarahan intraventrikuler
• Apnea of Prematurity
• Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
• Gangguan perkembangan
• Gangguan pertumbuhan
• Gangguan penglihatan (Retinopati)
• Gangguan pendengaran
• Penyakit paru kronis
• Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
• Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
D. Telaah Penelitian yang berhubungan dengan BBLR
1. Umur Ibu
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan bagi seorang ibu, sehingga
diperlukan kesiapan yang matang untuk menghadapinya termasuk kecukupan
umur ibu. Kuti (1994) dalam Srimalem (1998) mengatakan umur ibu yang
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
cenderung meningkatkan frekuensi komplikasi selama kehamilan dan
persalinan. Hasil penelitian terhadap 632 ibu hamil diperoleh kejadian BBLR
pada ibu hamil yang berusia 10-19 tahun dan 36-45 tahun menunjukkan
kejadian BBLR yang tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.
2. Paritas
Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama
kehamilan maupun melahirkan. Dalam studinya, Sorjoenoes (1993) dalam Srimalem
(1998), di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditemukan bahwa prevalensi kejadian
BBLR berfluktuatif dengan bertambahnya paritas yakni 46,79% untuk primipara,
30,43% untuk multipara dan 37,05% untuk grande multipara.
Berdasarkan penelitian Hanifa (2004) di RS Koja Jakarta Utara diketahui
bahwa kasus BBLR banyak terjadi pada primipara yaitu sebesar 62,4%, dibandingkan
dengan multipara (37,6%). Hal ini dikarenakan fungsi organ pada kahamilan
multipara lebih siap dalam menjaga kehamilan dan menerima kahadiran janin dalam
13
kandungan.
3. Penyakit selama kehamilan
Oesman Syarif (2004) dalam penelitiannya mengenai kejadian BBLR pada
Rumah Sakit di Kabupaten Serang dan Tangerang memperoleh hasil bahwa ibu hamil
dengan penyakit penyerta misalnya trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia
gravidarum, dan nefritis akut kemungkinan memiliki resiko terjadinya BBLR 6,8 kali
lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu hamil tanpa penyakit penyerta.
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Kategori Skala
1. BBLR Bayi yg lahir
dengan berat <
2500 gr tanpa
memandang
masa gestasi
Sumber
data
sekunder
Ceklist Ya : jika
BB <2500
gr
Tidak : jika
BB ≥2500
gr
Nomin
al
2. Umur ibu Jumlah tahun
atau lama waktu
yang dimiliki
oleh responden
sejak lahir
sampai terakhir
saat penelitian.
Sumber
data
sekunder
Ceklist Beresiko :
jika < 20
thn atau
>35 thn.
Tidak
beresiko :
jika 20-35
thn
Ordina
l
3. Paritas Jumlah anak
yang pernah
dilahirkan
Sumber
data
sekunder
Ceklist 1:primipara
0 :
multipara
Nominal
4. Jarak Rentang waktu Sumber Ceklist 1: <2 thn Or
15
persalinan dari kelahiran
sekarang
dengan
kelahiran
sebelumnya.
data
sekunder
0 : >2 thn dinal
5. Penyakit
selama
kehamilan
Gangguan
kesehatan yang
diderita
responden
selama
kehamilan
terakhir
sehingga
beresiko
terhadap
kejadian BBLR
(hipertensi,
jantung,
anemia, pre
eklampsia,
eklampsia,
penyakit
Sumber
data
sekunder
Ceklist 1 : ya
0 : tidak
Ordinal
infeksi)6. Pekerjaan Keterangan
tentang aktivitas
sehari-hari
Sumber
data
sekunder
Ceklist 1: bekerja
0:tidak
bekerja
Nominal
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Ada hubungan antara umur ibu terhadap kejadian BBLR
Ada hubungan antara paritas terhadap kejadian BBLR
Ada hubungan antara jarak persalinan terhadap kejadian BBLR
Ada hubungan antara penyakit selama kehamilan terhadap
kejadian BBLR
Ada hubungan antara pekerjaan ibu terhadap kejadian BBLR
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara
cross sectional, yaitu mengumpulkan data pada waktu bersamaan dengan tujuan
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan maternal terhadap kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Tangerang tahun 2011.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Tangerang yang dilaksanakan pada
tanggal
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, populasi bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono,
2009).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSUD Tangerang
periode Agustus-Oktober tahun 2011
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi ( jumlah dan karakteristik).
a. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus :
n = Z21-α/2 .P(1-P)
d2
Dimana :
n = besar sampel yang diinginkan
Z2 1-α/2 = nilai standar distribusi normal pada alpha tertentu ( α
=95%, Z2 1-α/2 = 1,96)
P = 7.5% (SDKI 2010)
d = nilai presisi(keakuratan) yang dikehendaki yaitu 5%
maka : n = Z21-α/2 .P(1-P)
d2
19
= (1,96)2 . (0,075)(1-0,075)
(0,05)2
= 3,8416 . 0,075 . 0,925
0,0025
= 106,60
= 107 sampel
b. Cara Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan metode simple random sampling yaitu
Sampling Acak Sederhana dimana sampel yang dipilih masing-masing
memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
D. Etika Penelitian
E. Alat Pengumpul Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, melalui hasil pencatatan data
(medical record) yang ada di RSUD Tangerang.
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data
a. Editing
b. Pengelompokan Data
c. Tabulasi Data
d. Perhitungan Presentasi
e. Penyajian Data
f. Analisa Data