7 syafiq mekanisme karbohidrat
-
Upload
ira-vini-gloria-franky -
Category
Documents
-
view
233 -
download
7
description
Transcript of 7 syafiq mekanisme karbohidrat
Mekanisme Karbohidrat dan Lemak serta Asupan Gizi
Muhammad Syafiq Bin Md Sohaimi
102013499
Kelompok D2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondensi: Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: [email protected]
Abstrak
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik iaitu katabolisme (yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi) dan anabolisme (yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari
molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh). Pada setiap arah metabolisme, reaksi
kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-
jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada
jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut
metabolomika.
Kata kunci: metabolisme, katabolisme, anabolisme, metabolomika
Abstract
Metabolism is all the chemical reactions that occur in organisms, including those that occur
at the cellular level. In general, the metabolism has a two-way path namely catabolism of
organic chemical reactions (reactions that break down molecules of organic compounds for
energy) and anabolism (stringing reactions of organic compounds of certain molecules, to be
absorbed by the body cells). In every direction metabolism, chemical reactions involve a
number of substrates that react with the enzyme -catalysed reaction degree - level in order to
produce an intermediate compound, which is the substrate on the ladder next reaction.
Overall chemical reactant involved in a reaction called metabolome level. All of these were
studied in a branch of biology called metabolomics.
Keywords: metabolism, catabolism, anabolism, metabolomics
1
PENDAHULUAN
Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-khasiat kesehatan
yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka kini konsep makan
sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan kesehatan yang
optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan membuat harapan
hidup menjadi lebih panjang.
Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan
keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan
mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu,
menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk
mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari
makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan
menjadi lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan
secukupnya dan makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran
tubuh badan sehat dan seimbang.
PEMBAHASAN SKENARIO
Skenario
Seorang perempuan umur 45 tahun bertubuh gemuk, datang ke Puskesmas dengan keluhan
akhir-akhir ini sering kencing terutama pada malam hari sehingga tidurnya terganggu. Oleh
dokter diminta periksa kadar gula darah dan urin. Hasilnya adalah peningkatan kadar gula
darah di atas normal dan ada glukosa dalam urin. Dokter menyarankan untuk mengurangi
berat badan dengan mengurangi makan karbohidrat. Pasien bertanya apa hubungan gemuk
dengan gula dalam darah naik? Diterangkan bahwa yang mengatur kadar gula darah terutama
hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Rumusan Masalah
Perempuan umur 45 tahun dengan keluhan sering kencing terutama pada malam hari dan
kadar gula darah di atas normal
2
Analisis Masalah
3
Sering kencing terutama pada malam hari dan kadar gula
darah di atas normal
Metabolisme KH dan lemakHormon yang berperan
Organ endokrin yang terkait
Faktor yang mempengaruhi kadar glukosa dalam darah
Genetik
Asupan gizi
ISI PEMBAHASAN
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama energi kepada manusia. Ia dapat diperolehi melalui
pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan, gula tebu (sukrosa) dan gula susu (laktosa).
Metabolisme karbohidrat sangat bergantung kepada glukosa. Metabolisme karbohidrat akan
bermula dari jalur glikolisis.
Glikolisis turut dikenali dengan nama Embden Meyerhof Pathway, di mana glukosa akan di
katabolimse. Glikolisis dapat dijalankan dalam keadaan anaerobic dan dibantuk oleh enzim-
enzim di sitoplasma. Prosesnya dimulai dengan glukosa akan di fosforilasi oleh enzim
hexokinase (di jaringan) atau glukokinase (di hepar) menjadi glukosa 6 fosfat, di mana ATP
menjadi sumber fosfat. Glukosa-6-fosfat mula dibentuk kepada isomernya, fruktosa–6 fosfat
oleh enzim fosfoglukosa isomerase. Fruktosa-6-fosfat seterusnya di ubah kepada fruktosa 1, 6
bifosfat oleh enzim fosfofruktokinase. reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat.
Fruktosa-1,6-bisfosfat pula akan dipecah kepada dua molekul intermediate, di mana setiap
satunya mempunyai 3 atom C. Reaksi ini dibantu oleh enzim aldolase. Oleh kerana cuma
gliseraldehid-3P sahaja yang dapat digunakan oleh enzim seterusnya, maka DHAP turut
ditukar bentuknya kepada 3GP oleh enzim isomerase. G3P seterusnya dioksidasikan menjadi
1, 3 bisfosfogliserat oleh enzim G3P dehidrogenase yang bergantung kepada NAD.atom
hydrogen yang lepas akan berikatan dengan NAD dan membentuk NADH. Dalam reaksi ini,
terbentuk 3 NADH. Enzim fosfogliserat kinase seterusnya menukarkan 1, 3 bisfosfogleserat
kepada 3 fosfogliserat. Di reaksi ini, ATP mula terbentuk kerana fosfat yang dilepaskan
sudah berpindah ke ADP. 3 fosfogliserat pula ditukar bentuknya ke 2 fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase. Enzim enolase akan mengkatalisis proses dehidrasi 2 fosfogliserat,lalu
mementuk senyawa fosfoenolpiruvat. Akhirnya fosfoenolpiruvat akan membebaskan gugus
fosforilnya menggunakan enzim piruvat kinase, lalu membentuk piruvat dan ATP.6 Hasil dari
glikolisis akan membentuk 2 NADH dan 2 ATP. Produk akhir daripada glikolisis adalah
piruvat. sebelum memasuki siklus asam sitrat, Piruvat akan dioksidasikan menjadi asetil KoA
oleh enzim piruvat dehidrogenase. Proses ini mereduksi NAD kepada NADH. Asetil KoA ini
kemudian akan dibawa untuk memasuki siklus asam sitrat yang juga berlaku di mitokondria.1
4
Siklus ini dinamakan siklus asam sitrat karena reaksi antara asetil KoA dan asam oksaloasetat
menghasilkan asam sitrat sebagai produknya. Asetil KoA merupakan senyawa yang terdiri
atas 2 atom karbon. Apabila bereaksi dengan oksaloasetat yang mempunyai 4 atom karbon,
terbentuklah asam sitrat dengan 6 atom karbon. Asam sitrat seterusnya ditukar kepada
isomernya, asam isositrat oleh enzim akonitase. Di sini, asam isositrat membebaskan molekul
karbon dioksida, NAD pun tereduksi kepada NADH. Produk daripada reaksi ini adalah asam
α-ketoglutarat.2-4
Asam α-ketoglutarat ini seterusnya membebaskan lagi gugus karbon dioksida dan
sekali lagi NAD tereduksi menjadi NADH. Sisa molekul tadi akan bergabung dengan
koenzim A oleh ikatan yang tidak stabil, lalu membentuk senyawa suksinil KoA. Koenzim A
tadi kemudiannya digantikan oleh gugus fosfat yang dipindahkan dari GDP, dan seterusnya
terbentuklah GTP yang akan berlanjutan menjadi ADP dan ATP. Sisa suksinil KoA tadi kini
sudah menjadi asam suksinat. Di sini pula, atom hidrogen dipindahkan ke FAD, lalu
membentuk FADH2. Produk baru yang terbentuk adalah asam fumarat. Molekul H2O di
tambahkan ke dalam substrat ini, lalu membentuk asam malat. Setelah itu, asam malat pula
dioksidasi dan ia mereduksi NAD kepada NADH+ lalu kembali membentuk asam
oksaloasetat. Asam oksaloasetat ini akan kembali bereaksi dengan asetil KoA yang lain, dan
siklus asam sitrat akan terus berlanjutan.3,4 Bagi setiap siklus asam sitrat,setiap satu senyawa
asetil KoA akan menghasilkan 3 NADH+, 1 ATP dan 1 FADH. 1 NADH akan menghasilkan
3 ATP, manakala 1 FADH akan menghasilkan 2 ATP. Maka,total ATP yang terbentuk untuk
satu siklus asam sitrat adalah 12 ATP. Oleh kerana 1 molekul glukosa menghasilkan 2 asetil
koA dan setiap satunya memberikan 12 ATP, maka,setiap glukosa akan membentuk 24 ATP
di siklus asam sitrat. Glikolisis dan siklus asam sitrat merupakan asas kepada pembakaran
tenaga. Namun, metabolismw karbohidrat juga dapat berlaku dalam jalur glikogenesis,
glikogenolisis, dan glukoneogenesis.2, 3
Glikogenesis
Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
5
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa-1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini.
Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal
sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai
pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap
melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul
glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
6
7. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang
pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih
lanjut 1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu
terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis
Glikogenolisis2
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan
16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
7
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam
siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
Metabolisme Lipid
Lemak atau lipid penting kepada tubuh manusia sebagai sumber energi, komponen
membrane sel, sebagai bahan baku hormon, surfaktan,dan insulator suhu dan listrik. Lipid
netral merupakan sumber energy utama kepada lipid yang diperolehi oleh tubuh manusia.
Lipid netral yang dimaksudkan adalah trigliserid. Hasil akhir daripada pencernaan lipid
adalah asam lemak dan glycerol,dan karena glycerol larut air, maka ia memasuki sirkulasi
portal menuju ke hati. Asam lemak dan monogliserida yang tidak larut air pula akan diangkut
oleh misel dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Di sinilah, kilomikron yaitu kelompok
trigliserida dibentuk dan ditransportasi ke hati dan jaringan adiposa. Apabila berada di hati
dan jaringan adipose, kilomikron tadi akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dan
kembali dibentuk menjadi simpanan trigliserida. Apabila energi dibutuhkan, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak yang bebas dan ditransportasikan ke jaringan oleh albumin.
Proses pemecahan tadi dikenal sebagai lipolisis. Asam lemak juga dapat dioksidasi dan
produknya adalah asetil KoA yang turut dapat digunakan dalam siklus asam sitrat bagi
menghasilkan tenaga. Proses oksidasi ini dikenali sebagai oksidasi beta. Jika kebutuhan
energy sudah dipenuhi, asetil KoA akan kembali menjadi asam lemak dan disimpan sebagai
trigliserida.3
Mekanisme Kerja Insulin dan Glukagon4
8
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hati, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin
memegang peranan penting dalam metabolism karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan
keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormone ini. Fungsi kedua
hormone ini salik bertolak belakang. Secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah
sebaliknya glucagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon terjadi bila
kadar gula rendahn dan asam amino darah meningkat. Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon akan meransang glikogenolisis dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot
serta meningkatkan glukoneogenesis.
Gambar 1: Mekanisme Kerja Hormone Glukagon dan Insulin
Pankreas5
9
Gambar 2: Organ Pankreas
a. Bagian Eksokrin
Pancreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, tubuloasinosa kompleks.
Asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid
yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini,
terdapat jaringan ikat halus mengandung pembuluh darah, pembuluh limf, saraf dan saluran
keluar.
Sebuah asinus pancreas terdiri dari sel-sel zimogen (penghasil protein). Ductus ekskretorius
meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di
dalam lumennya. Produksi sekresi asini dikeluarkan melalui ductus interkalaris (intralobular)
yang kemudian berlanjut sebagai ductus interlobular.
b. Bagian Endokrin
10
Bagian endokrin pancreas, yaitu pulau langerhans, tersebar di seluruh pancreas dan tampak
sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan banyak pembuluh darah.
Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan
sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.
Dengan cara pulasan khusus dapat dibedakan menjadi:
1. Sel A = penghasil glukagon
Terletak di tepi pulau.
Mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm.
Batas inti kadang tidak teratur.
2. Sel B = penghasil insulin
Terletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau.
Mengandung kristaloid romboid atau poligonal di tengah.
Mitokondria kecil bundar dan banyak.
3. Sel D = penghasil somatostatin
Terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A.
Mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.
4. Sel C
Terlihat pucat, umumnya tidak bergranula dan terletak di tengah di antara sel B.
Fungsinya tidak diketahui.
Asupan Gizi6
11
Kita harus mengamalkan diet yang seimbang sehari-hari. Makanan yang diambil harus
memenuhi syarat-syarat tersebut;
Memberikan nutrient lengkap
Memenuhi cita rasa
Bervariasi
Tampak menarik dan bersih
Tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan
Memberikan kepuasan tanpa mengurangi harga diri.
Makanan yang diambil juga harus menurut kebutuhan gizi bagi tubuh kita. Kebutuhan gizi
amat dipengaruhi oleh tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin, pertumbuhan, hamil
atau tidak, aktivitas sehari-hari dan juga penyakit serta genetika. Menu dinilai secara
kuantitatif dan kualitatif. Secara kualitatif, makanan digolongkan sehingga terbentuknya
pyramid makanan dan Standar 4 Sehat 5 Sempurna. Secara kuantitatif pula, daftar analisis
bahan makanan dan daftar bahan makanan penukar dihitung.
Bagi pasien yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus, diet, kegiatan fisik dan
pengambilan obat amat penting untuk jangka hidup yang lama.
12
Tabel 1. Rekomendasi untuk pasien Diabetes Mellitus.8
Nutrien Rekomendasi
Energi BMI harus dipertahankan pada nilai 22
Karbohidrat Harus mengambil karbohidrat yang menyediakan 50-55% energy
Makanan serat tinggi, 30g per hari
25g sukrosa dan fruktosa per hari
Lemak Harus mengambil makanan berlemak yang menyediakan 30-35% energy
Mengambil bahan makanan Lemak jenuh menyediakan energy melebihi
10% dan tidak jenuh sebanyak 10-15%.
Protein Mengambil makanan berprotein yang menyediakan 10-15% energy
Garam Bagi tekanan darah normal, diambil <6g per hari
Bagi hipertensi, diambil <3g per hari
KESIMPULAN
Sering kencing terutama pada malam hari adalah indikator perempuan tersebut mengalami
polyuria. Peningkatan kadar gula darah diatas normal dan ada glukosa dalam urin
berkemungkinan disebabkan kegagalan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan
terjadinya glukosuria. Disarankan oleh dokter untuk mengurangi makan karbohidrat sebagai
langkah kompensasi kepada permasalahan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lauralee Sherwood. Human physiology from cells to system. 7th edition. Canada:
Brooks/Cole Cengage Learning; 2010. H.764-97.
13
2. Vander et.al. Human physiology – the mechanism of body function. 8 th ed. USA:
The McGraw-Hill Companies; 2001. H.681-3.
3. Ganong WF. Review of medical physiology. 20th ed. USA: The McGraw-
Hill. ;2009. H.6-9
4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s Illustrated biochemistry. 27 th
Ed. Mc Graw Hill; 2006.p.132-253.
5. Anthony LM. Junquiera’s basic histology text & atlas. 12 th edition. Singapore: Mc
Graw Hill; 2010. H.87-93.
6. Prof. Dr. Achmad Djaeni Sediaoetama. Sistem Ilmu Gizi. Ilmu Gizi . Jakarta.
Penerbit Dian Rakyat. Edisi 5; 2010. p.505-6.
14