69697450-Laporan-Resmi-Sintesis-Dibenzilaseton.pdf

20
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA II SINTESIS DIBENZALASETON ( K-II-12 ) Disusun oleh: Nama : Silky Amanda Yuniar NIM : 09/284148/PA/12818 Kelompok : 30 Asisten : Salmah Aminati Hari / tanggal : Selasa / 14 Maret 2011 LABORATORIUM KIMIA ORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

Transcript of 69697450-Laporan-Resmi-Sintesis-Dibenzilaseton.pdf

  • LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA II

    SINTESIS DIBENZALASETON

    ( K-II-12 )

    Disusun oleh:

    Nama : Silky Amanda Yuniar

    NIM : 09/284148/PA/12818

    Kelompok : 30

    Asisten : Salmah Aminati

    Hari / tanggal : Selasa / 14 Maret 2011

    LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

    JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2011

  • CO

    H H3C

    C

    O

    CH3

    C

    C

    (E)

    H

    H

    C

    O

    CH3

    benzalaseton

    +

    Benzaldehyde aseton

    C

    O

    H H3C

    C

    O

    CH3

    C

    C

    (E)

    H

    H

    C

    O

    CH3

    benzalaseton

    +

    Benzaldehyde aseton

    Abstract

    Aldol condensation using benzaldehyde and acetone was tested in syntesize of

    dibenzylacetone on base condition using catalyst OH from Pottasium hydroxide.

    Benzaldehyde has no Hidrogen , thats why it cant form enolat ionic and dimerisated

    in the aldol condensation. But because acetone has a Hidrogen , the reaction og cross

    aldol condensation could be happen. A cross aldol condensation would be very

    important if theres just one carbonyl compound that had a hidrogen . The reaction

    should be like this:

    Intisari

    Kondensasi aldol dengan menggunakan benzaldehida dan aseton dalam sintesis

    dibenzalaseton. Kondensasi aldol ini dilakukan dalam suasana basa dengan

    menggunakan katalis OH dari Kalium hidroksida. Benzaldehida yang tidak mempunyai

    hidrogen tidak dapat membentuk ion enolat dan tidak dapat berdimerisasi dalam suatu

    kondensasi aldol. Namun karena aseton memiliki hidrogen , maka dapat terjadi reaksi

    kondensasi aldol silang. Suatu kondensasi aldol silang sangat berguna bila hanya satu

    senyawa karbonil yang memiliki hidrogen . Seperti reaksi yang terjadi berikut:

  • PRAKTIKUM KIMIA II (K2 12)

    SINTESIS DIBENZALASETON

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    1. Memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain

    2. Mempelajari reaksi aldol kondensasi

    II. LANDASAN TEORI

    Reaktivitas Hidrogen Alfa

    Ikatan antara karbon-hidrogen biasanya stabil dan nonpolar serta tidak bersifat

    asam. Tapi dengan adanya gugus karbonil terjadilah hidrogen alfa yang sifatnya

    asam.

    H3C C

    O

    CH3

    Aseton

    pKa = 20

    H3C C

    O

    H2C C

    O

    O C2H5

    etil asetoasetat

    pKa = 11

    Penyebab hidrogen alfa terhadap gugus karbonil bersifat asam ada dua.

    Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif

    sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehingga

    ikatan C-H menjadi dilemahkan.

    C

    O

    CH2 C

    O

    Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bila

    proton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-

    oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ion

    enolat dan mendorong pembentukannya.

    terhadap C=O terhadap C=O

  • OCHH3C

    + OH-

    O

    CHH2C

    CH

    O

    H2C + H2O

    struktur resonansiuntuk ion enolat

    O

    CHH3C

    + OH-

    O

    CHH2C

    CH

    O

    H2C + H2O

    struktur resonansiuntuk ion enolat

    O

    CHH3C

    + OH-

    O

    CHH2C

    CH

    O

    H2C + H2O

    struktur resonansiuntuk ion enolat

    O

    CHH3C

    + OH-

    O

    CHH2C

    CH

    O

    H2C + H2O

    struktur resonansiuntuk ion enolat

    HC C

    O

    CH

    C

    O

    (Fessenden, 1986)

    Kondensasi Aldol

    Apabila suatu aldehida diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat

    yang terjadi dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.

    Hasilnya adalah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain.

    2 H3C CH

    O

    Asetaldehida

    -OH

    H3C CH

    OH

    CH2CH

    Odari satu aldehida

    Reaksi ini disebut reaksi kondensasi aldol. Kata aldol diturunkan dari

    aldehida dan alkohol. Reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau

    lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya

    suatu molekul kecil (seperti air).

    Jika asetaldehida diolah dengan larutan NaOH dalam air, akan terbentuk ion

    enolat dalam konsentrasi rendah. Reaksi ini reversibel pada saat ion enolat bereaksi,

    akan terbentuk lagi yang baru.

    Ion enolat bereaksi dengan suatu molekul aldehida lain dengan cara mengadisi

    pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion alkoksida, yang kemudian merebut

    sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan aldol produk itu.

  • CO

    H3C H

    C

    O

    H2C H

    +

    H3C

    CH

    O

    CH2

    C

    O

    H

    suatu ion alkoksida

    H2O

    H3C

    CH

    OH

    CH2

    C

    O

    H

    OH-+

    hidrogen

    3-Hydroxy-butyraldehyde

    Dalam suatu kondensasi aldol, dapat dihasilkan dua tipe produk: (1) aldehida

    atau keton -hidroksi, dan (2) aldehida atau keton tak jenuh-,.

    C

    H

    CCH

    CH3

    O

    dari propanal

    dari benzaldehida

    Rekristalisasi

    Rekristalisasi adalah proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni

    atau kristal yang lebih murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari

    suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi oleh sejumlah

    senyawa yang terjadi selama reaksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan

    kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada

    perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa

    ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai.

    Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut

    daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada

    senyawa yang dimurnikan.

    Pada dasarnya proses rekristalisasi adalah:

    - Melarutkan senyawa yang akan dimurnikan kedalam pelarut yang sesuai pada

    atau dekat titik didihnya.

    - Menyaring larutan panas dari molekul atau partikel tidak larut.

    - Biarkan larutan panas menjadi dingin hingga terbentuk kristal

    - Memisahkan kristal dari larutan berair.

  • Beberapa persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dalam proses rekristalisasi,

    antara lain:

    - Memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dan zat

    pengotor.

    - Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal

    - Mudah dipisahkan dari kristal

    - Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal

    Kristal yang terjadi dikeringkan dan ditentukan kemurniannya dengan penentuan

    titik lebur, kromatografi atau metode spektroskopi.

    Langkah penentuan pelarut dalam rekristalisasi merupakan langkah penentu

    keberhasilan pemisahan. Jika senyawa larut dalam keadaan panas maka penyaringan

    harus dilakukan dalam keadaan panas. Senyawa organik sering mengandung

    senyawa berwarna. Senyawa tersebut dapat dimurnikan dengan penambahan karbon

    aktif penghilang warna seperti norit, arang aktif, zeolit, dll. ( Petunjuk Praktikum

    Kimia Organik Dasar I )

    Benzaldehid (C6H5CHO)

    Benzaldehid (ArCHO) merupakan suatu aldehid (-COH) dengan gugus

    karbonnya adalah gugus benzena aromatik (Ar/aril). Pada gugus karbonil terdiri dari

    sebuah atom karbon sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oleh sebuah ikatan sigma

    dan sebuah ikatan pi. Ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang

    dengan sudut ikatan kira-kira 120 disekitar karbon sp2. Ikatan pi yang

    menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatanikatan sigma

    tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma,

    dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih

    elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri.

    Sedangkan gugus aromatik/benzena (Ar) bersifat non polar. Kekuatan non polar dari

    benzaldehid lebih besar daripada kepolarannya. Oleh sebab itu sifat dari benzaldehid

    ini secara keseluruhan adalah non polar tetapi dapat larut dalam air, kelarutannya

    sebesar 3,3 gram/L. Semua sifat-sifat struktural ini, misalnya saja kedataran, ikatan

    pi, polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan

  • H3C

    C

    O

    CH3

    aseton

    hidrogen alfahidrogen alfa

    gugus karbonil. Gugus aldehid dari benzaldehid ini akan membentuk ikatan

    hidrogen dengan pelarut yang memiliki gugus N ataupun O, atau dalam larutan

    benzaldehid itu sendiri. Sehingga titik didihnya sangat tinggi, yaitu sekitar 179 C

    dan titik lebur sebesar -26 C, dengan berat jenis 1,04 gram/mL.

    Aseton (CH3COCH3)

    Aseton merupakan cairan tidak berwarna, yang memiliki bau seperti buah-

    buahan, sangat volatil. Merupakan pelarut organik yang baik, yang memiliki titik

    didih 56,5oC , titik lebur -95

    oC, san berat molekul 58,08 g/mol, sedangkan berat

    jenisnya adalah 0,79 g/cm3. Aseton ini sedikit larut dalam air, karena dalam

    strukturnya memiliki gugus karbonil yang merupakan letak kepolaran dari molekul

    tersebut, namun apabila dilihat secara total senyawa ini termasuk senyawa non polar.

    Aseton merupakan salah satu jenis metil keton yang memiliki hidrogen alfa, yang

    merupakan salah satu syarat agar reaksi haloform ini terjadi.

    (Wertheim, 1956)

    C

    O

    H

    benzaldehid

    C

    O

    Hplanar

    C

    O

    H

    C

    O

    H

    ikatan hidrogen

  • III. ALAT DAN BAHAN

    1. Alat

    Peralatan yang digunakan dalam praktikum Sintesis Dibenzalaseton ini adalah 1

    set alat redistilasi, peralatan gelas, corong, pengaduk gelas, pipet tetes, gelas arloji,

    pipa kapiler, kertas saring, penyaring buchner, oven, dan alat penentu titik lebur.

    2. Skema Alat

    Skema Alat Distilasi

    Penyaring Buchner

    3. Bahan

    Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan etanol teknis,

    benzaldehida, KOH, aseton, Na2SO4 anhidrous, batu didih, dan es batu.

  • IV. PROSEDUR KERJA

    Praktikum K2 12 Sintesis Dibenzalaseton ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu

    redistilasi etanol teknis dan kondensasi aldol campuran.

    Tahap pertama, redistilasi etanol teknis diawali dengan dipasangnya alat

    redistilasi dengan benar. Kemudian 150 mL etanol teknis dan 2 buah batu didih

    dimasukkan ke dalam labu leher tiga 250 mL. Setelah itu etanol teknis tersebut

    didistilasi selama 30 menit atau hingga etanol dalam labu leher tiga habis. Lalu

    setelah habis, distilat yang diperoleh ditambahkan dengan Na2SO4 anhidrous

    secukupnya. Kemudian etanol hasil redistilasi disaring.

    Tahap kedua, kondensasi aldol campuran. Benzaldehida 2 mL, 10 mL etanol

    teknis hasil redistilasi, 6.5 mL KOH 2 M, dicampurkan ke dalam erlenmeyer.

    Kemudian 1 mL aseton dicampurkan ke dalam erlenmeyer dengan cara di teteskan.

    Setelah semua aseton dicampurkan, erlenmeyer segera di tutup dan campuran

    dikocok. Pengocokan di lakukan selama 15 menit secara kontinu. Setelah 15 menit

    pengocokan, campuran didiamkan selama 15 menit. Jika sudah 15 menit, campuran

    di saring dengan menggunakan penyaring buchner dan pelarut etanol sebanyak 10

    mL. Sementara campuran di saring, 10 mL etanol dipanaskan untuk rendaman kristal

    yang terbentuk setelah penyaringan pertama. Setelah di rendam dengan etanol

    hangat, hasil rendaman di masukkan ke dalam penangas es yang sudah disiapkan

    selama 5 menit. Jika sudah 5 menit, campuran tersebut disaring lagi dengan

    penyaring buchner dan 12.5 mL etanol. Hasil penyaringan yang berbentuk kristal di

    oven hingga kering. Setelah kering, kristal tersebut di timbang dan di ukur titik

    leburnya.

    V. HASIL PERCOBAAN

    Dibenzalaseton

    a. Berat : 1.34 g

    b. Warna : Kuning

    c. Bau : Karakteristik

    d. Titik Lebur : 106 1080C

    e. Rendemen :

    f. Kemurnian :

  • VI. PEMBAHASAN

    Praktikum kimia organik yang berjudul Sintesis Dibenzalaseton ini memiliki tujuan

    untuk memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain dan

    mempelajari reaksi aldol kondensasi.

    Reaksi kondensasi aldol melibatkan dua reagen, yaitu aldehida (benzaldehida) dan

    keton (aseton). Benzaldehida merupakan aldehida dengan gugus benzil, sedangkan

    Aseton merupakan keton yang mempunyai hidrogen alfa.

    C

    H

    O

    Benzaldehida

    H3C C

    O

    CH3

    Aseton

    Reaksi kondensasi aldol dilakukan dengan dicampurkannya benzaldehida, aseton,

    KOH, dan etanol teknis hasil redistilasi. Etanol teknis yang digunakan disini harus di

    redistilasi terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan airnya. Redistilasi dilakukan

    dengan mendidihkan etanol teknis dalam alat destilasi biasa, namun setelah menguap

    dikondensasi kembali menjadi fasa cairnya tanpa H2O. Setelah diredistilasi, etanol tenis

    tersebut diberikan Na2SO4 anhidrous secukupnya untuk mengikat air yang masih

    terkandung di dalamnya. Etanol teknis hasil redistilasi ini juga digunakan sebagai

    pelarut dalam sintesis dibenzalaseton dari benzaldehida dan aseton dengan kondensasi

    aldol.

    Pada saat aseton ditambahkan ke campuran benzaldehida, etanol dan KOH dalam

    erlenmeyer, aseton ditambahkan secara bertetes-tetes agar reaksi yang terjadi itu

    bertahap. Karena jika aseton dituang begitu saja, dikhawatirkan produk yang terjadi

    tidak seperti yang diharapkan. Saat aseton diteteskan, terbentuk gumpalan pada

    campuran dalam erlenmeyer. Gumpalan tersebut kemudian larut dalam campuran

    tersebut setelah dikocok selama kurang lebih 15 menit. Kemungkinan reaksi yang

    terjadi sehingga gumpalan tersebut muncul adalah sebagai berikut:

  • H3C

    C

    O

    CH3

    O

    CH3C CH2

    OH

    OH-

    H

    O

    CH3C CH2

    OH2

    O

    CH3C CH2 C

    O

    H

    +

    CH

    O

    H2C C

    CH3

    O

    HO H

    HO H_

    CH

    OH

    CH C

    CH3

    OH2O

    CH

    HC C

    CH3

    O

    HO H

    OH

    _

    _

    benzalaseton

    aseton

    C

    O

    H H3C

    C

    O

    CH3

    C

    C

    (E)

    H

    H

    C

    O

    CH3

    benzalaseton

    +

    Benzaldehyde aseton

    H2C

    C

    O

    H3C OH

    CH2

    C

    O

    H3C

    H CH2

    C

    O

    H3C H2O

    Seperti teori pembentukan enolat dari asetaldehida jika diolah dengan larutan NaOH

    dalam air, akan terbentuk ion enolat dalam konsentrasi rendah. Reaksi ini reversibel

    pada saat ion enolat bereaksi, akan terbentuk lagi yang baru. Pada praktikum ini, aseton

    yang bereaksi dengan kalium hidroksida membentuk ion enolat aseton dan air. Jadi

    KOH disini berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi dengan membentuk ion

    enolat dengan dengan gugus karbonil. Campuran dikocok secara kontinyu selama 15

    menit agar senyawa dalam campuran homogen. Selain itu, pengocokan dilakukan agar

    tumbukan antar molekul yang terjadi semakin cepat dan semakin lebih mudah terjadi.

    Selama pengocokan, terbentuk padatan kuning yang ada di dasar tabung erlenmeyer.

    Reaksi yang terjadi saat pengocokan adalah:

  • CC

    (E)

    H

    H

    C

    O

    CH3

    benzalaseton

    C

    O

    H

    + CH

    C

    (E) C

    C

    O

    CH

    (E)

    dibenzalaseton

    H H

    Benzaldehyde

    Ini adalah tahap pertama dari mekanisme reaksi pembentukan dibenzalaseton. Suatu

    aldehida tanpa hidrogen (benzaldehid) tidak dapat membentuk ion enolat sehingga

    tidak dapat berdimerisasi dalam suatu kondensasi aldol. Namun jika aldehida itu

    dicampur dengan senyawa yang memiliki hidrogen alfa (aseton), maka kondensasi

    antara keduanya dapat terjadi. Reaksi ini disebut kondensasi aldol silang (cross aldol

    condensation). Dalam keadaan murni aseton berbentuk keto, tetapi dengan adanya basa

    kuat seperti KOH, bentuk enol akan dengan cepat bereaksi untuk membentuk ion

    enolat. Ion enoat ini sangat reaktif dan bertindak sebagai nukleofil lewat atom C negatif

    (karbanion). Karbanion ini akan menyerang atom C karbonil dari benzaldehid (tidak

    memiliki H ) yang bermuatan parsial positif, dan dengan dibantu oleh air akan terjadi

    suatu transfer proton dan terbentuklah benzalaseton dan ion hidroksi.

    Tahap kedua dari mekanisme reaksi sintesis dibenzalaseton ini adalah sebagai

    berikut:

    Pada tahap kedua ini terjadi suatu kondensasi antara benzaldehid dengan

    benzalaseton dari tahap sebelumnya. Mekanismenya hampir sama dengan tahap satu,

    yang membedakan adalah H disini diperoleh dari benzalaseton, sehingga enol yang

    terbentuk adalah dari benzalaseton pula. Mula-mula benzalaseton diserang oleh

    nukleofil (OH-) pada C karbonilnya, kemudian struktur tersebut mengalami

    tautomerisasi menjadi bentuk enol dengan adanya transfer/serah terima proton. Pada

    struktur enol, ini ion enolat dari benzalaseton menjadi suatu nukleofil dengan atom C

    alfa negatif (karbanion) sebagai gugus reaktifnya. Ion enolat dari benzalaseton ini yang

    kemudian menyerang atom C karbonil dari benzaldehida sehingga membentuk

    dibenzalaseton. Dalam pembentukan ini terjadi transfer air, yang mula-mula dibutuhkan

    air untuk penstabil muatan, tetapi pada akhir reaksi juga akan dihasilkan air dan ion

    hiroksida (yang berasal dari KOH). Yang berarti disini KOH bersifat sebagai katalis.

  • CH

    HC C

    CH3

    Obenzalaseton

    OHCH

    HC C CH2

    O

    OH H CH

    HC C CH2

    O

    OH2

    HO H

    CH

    HC C

    CH2

    O

    CH

    HC C

    CH

    O

    C

    O

    H

    +

    CH

    OHO H

    _

    +H

    CH

    HC C

    CH

    O

    CH

    OHH2O

    CH

    C

    C

    C

    O

    CH

    dibenzalaseton

    + H2O + OH-

    +

    H H

    C

    O

    H H3C

    C

    O

    CH3

    2 CH

    aseton

    +

    benzaldehida

    CH

    C

    O

    CH

    CH

    + 2H2O

    dibenzalaseton

    Reaksi total pembentukan dibenzalaseton dari benzaldehida dan aseton dengan

    kondensasi aldol adalah:

    Pada saat pengocokan, terjadi reaksi eksotermis sehingga setelah pengocokan selesai,

    campuran dalam tabung erlenmeyer didiamkan selama 15 menit untuk mendinginkan

    sistemnya. Setelah dingin, campuran direkristalisasi dengan etanol dan disaring dengan

    menggunakan penyaring buchner. Digunakan etanol dan bukan air sebagai pelarut disini

    karena prinsip kerja rekristalisasi adalah berdasarkan kelarutan dan kepolaran senyawa

    yang akan dimurnikan (dibenzalaseton) dengan pelarutnya (etanol). Jika kristal tidak

    terbentuk selama penyaringan berlangsung, tabung erlenmeyer dikerok bagian

    dindingnya dengan pengaduk gelas untuk membersihkan sisa-sisa dibenzalaseton yang

    mungkin tertinggal. Setelah penyaringan selesai, kristal yang terbentuk kemudian

  • direndam dengan etanol hangat agar kristal dibenzalaseton yang masih mengandung

    pengotor dapat terlarut. Digunakan pelarut etanol yang dipanaskan terlebih dahulu

    karena kelarutan suatu senyawa dipengaruhi pula oleh temperaturnya. Jika dalam

    kondisi temperatur rendah, etanol hanya bisa melarutkan sedikit dibenzalaseton, maka

    mungkin dengan menggunakan etanol hangat, kelarutan dibenzalaseton dalam pelarut

    pun meningkat.

    Proses rekristalisasi dipercepat dengan menggunakan penangas es. Setelah

    dimasukkan dalam penangas es selama kurang lebih 5 menit, campuran disaring dengan

    penyaring buchner menggunakan etanol dingin sebanyak 12,5 mL. Kristal yang

    didapatkan dari penyaringan kemudian di oven hingga kering untuk menghilangkan

    cairan yang masih terkandung didalamnya kira-kira 15 menit. Setelah kering, kristal

    berwarna kuning tersebut ditimbang dan diukur titik leburnya.

    Hasil kristal dibenzalaseton yang diperoleh dari praktikum ini adalah 1,34 g. Dan

    hasil pengukuran titik leburnya adalah 106-1080C. Hasil rendemen yang diperoleh

    adalah 58,36 % dan tingkat kemurnian dibenzalaseton adalah 96,36 %. Rendemen yang

    diperoleh tidak maksimal karena pada saat pengocokan digunakan pengocokan manual

    oleh praktikan, dan sering tidak kontinyu seperti yang diinstruksikan sehingga hasil

    campuran yang diperoleh mungkin belum cukup homogen. Selain itu pada saat proses

    rekristalisasi dengan menggunakan etanol hangat, kemungkinan besar faktor panas

    tidaknya etanol yang digunakan pada saat praktikum mempengaruhi kelarutan

    dibenzalaseton yang akan direkristalisasi.

  • VII. KESIMPULAN

    1. Reaksi adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain adalah apabila

    suatu aldehida diolah dengan basa seperti KOH dalam air, ion enolat yang terjadi

    dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.

    2. Dibenzalaseton dapat disintesis dari benzaldehida dan aseton dengan kondensasi

    aldol silang dalam kondisi basa.

    VIII. DAFTAR PUSTAKA

    Chang, Raymond, 2005, Chemistry, 8th

    edition, McGraw-Hill company, Singapore

    Fessenden, Ralph J., Fessenden, Joan S., 1986, Organic Chemistry, 3rd

    edition,

    Brooks/Cole Publishing Company, United States of America

    Wertheim, E., Jeskey, Harold, 1956, Introductory Organic Chemistry, 3rd edition,

    McGraw-Hill Book Company Inc., New York

    www.chemdat.info

    www.chem-is-try.org

    Yogyakarta, 22 Maret 2011

    Asisten, Praktikan,

    Salmah Aminati Silky Amanda Yuniar

    LAMPIRAN

    1. Laporan Sementara

    2. MSDS: Benzaldehida dan Aseton

    3. Jawaban soal

    4. Perhitungan

  • MSDS

    1. Benzaldehida

    Rumus Molekul: C6H5CHO

    Berat Molekul: 106,13 gr/mol

    Bentuk dan warna: Cairan berwarna kekuningan dengan bau seperti almond

    Titik lebur: -560C

    Titik Didih: 1790C

    Tekanan Uap: 1 mm Hg at 260C

    Massa Jenis (g cm-3): 1.04

    Titik Nyala: 630C

    2. Aseton

    Rumus Molekul: (CH3)2CO

    Berat Molekul: 58,08 gr/mol

    Bentuk dan warna: Cairan tidak berwarna (bening) yang mudah terbakar dan

    berbau seperti mint

    Titik lebur: -950C

    Titik Didih: 56,50C

    Massa Jenis (g cm-3): 0,79

  • H3C

    C

    O

    CH3

    O

    CH3C CH2

    OH

    OH-

    H

    O

    CH3C CH2

    OH2

    O

    CH3C CH2 C

    O

    H

    +

    CH

    O

    H2C C

    CH3

    O

    HO H

    HO H_

    CH

    OH

    CH C

    CH3

    OH2O

    CH

    HC C

    CH3

    O

    HO H

    OH

    _

    _

    benzalaseton

    aseton

    Jawaban Soal

    1. Nama IUPAC dari Dibenzalaseton adalah:

    1,5-diphenyl-1,4-pentadien-3-one

    2. Prosedur pembuatan:

    a. Benzalaseton, C6H5CH=CHCOCH3

    b. Benzalasetophenon, C6H5CH=CHCOC6H5

    H3C

    C

    O

    C6H5

    O

    CC6H5 CH2

    OH

    OH-

    H

    O

    CC6H5 CH2

    OH2

    O

    CC6H5 CH2 C

    O

    H

    +

    CH

    O

    H2C C

    C6H5

    O

    HO H

    HO H_

    CH

    OH

    CH C

    C6H5

    OH2O

    CH

    HC C

    C6H5

    O

    HO H

    OH

    _

    _

    benzalasetofenon

    asetofenon

  • CC

    (E)

    H

    H

    C

    O

    CH3

    benzalaseton

    C

    O

    H

    + CH

    C

    (E) C

    C

    O

    CH

    (E)

    dibenzalaseton

    H H

    Benzaldehyde

    CH

    HC C

    CH3

    Obenzalaseton

    OHCH

    HC C CH2

    O

    OH H CH

    HC C CH2

    O

    OH2

    HO H

    CH

    HC C

    CH2

    O

    CH

    HC C

    CH

    O

    C

    O

    H

    +

    CH

    OHO H

    _

    +H

    CH

    HC C

    CH

    O

    CH

    OHH2O

    CH

    C

    C

    C

    O

    CH

    dibenzalaseton

    + H2O + OH-

    +

    H H

    3. Mekanisme pembentukan dibenzalaseton dari benzalaseton dan benzaldehida:

    ,

  • PERHITUNGAN

    Compound MW Amount Needed mp bp Density

    Benzaldehid 106.13 2 mL -56oC 179oC 1.04

    Aseton 58.08 1 mL -95oC 56.5oC 0.79

    KOH 2M 6.5 mL

    Na2SO4 anhidrous Secukupnya

    Etanol teknis

    hasil redistilasi

    10 mL -114 oC 78 oC 0.789

    Dibenzalaseton 234.30

    Mol aseton

    Volume aseton : 1 mL

    Masa jenis : 0,79 gr/mL

    Berat Aseton : masa jenis volume aseton

    : 0,79 gr/mL 1 mL

    : 0,79 gr

    Mol Aseton

    Mol Benzaldehid

    Volume benzaldehid : 2 mL

    Masa Jenis : 1,04 gr/mL

    Massa Benzaldehid : massa jenis volume benzaldehid

    : 1,04 gr/mL 2 mL

    : 2,08 gr

  • Mol Benzaldehid

    Benzaldehida Aseton Dibenzalaseton

    m

    r

    0,0196 mol

    0,0196 mol

    0,0136 mol

    0,0098 mol

    0,0098 mol

    0,0098mol

    S - 0,0038 mol 0,0098 mol 0,0098mol

    Massa dibenzalaseton teoritis

    Massa dibenzalaseton yang diperoleh dalam praktikum

    % yield dibenzalaseton

    PERHITUNGAN TINGKAT KEMURNIAN DIBENZALASETON

    Titik lebur dibenzalaseton eksperimen : 106

    Titik lebur dibenzalaseton teoritis : 110

    Tingkat Kemurnian dibenzalaseton yang diperoleh eksperimen adalah:

    CH

    O

    C

    O

    H3C CH32 + CH CH C

    O

    CH CH + 2 H2O