65763007-bedah-gingivektomi.doc

35
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Bedah periodontal termasuk dalam tahap koreksi pada terapi periodontal, karena dilakukan koreksi deformitas jaringan periodontal. Bedah periodontal merupakan istilah umum untuk setiap tindakan bedah periodontal termasuk gigi, gingiva, tulang alveolar maupun perlekatannya. Bedah periodontal ini bertujuan untuk memperbaiki segala kelainan maupun kerusakan jaringan sebagai akibat dari penyakit periodontal dan untuk mengembalikan bentuk serta fungsi dari jaringan periodontal sehingga normal kembali. Perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk problem estetik yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, dan ternyata penampakan klinis gingiva sangat menunjang penampilan estetik seseorang. Problem estetik gingiva yang biasa dikeluhkan pasien antara lain pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak bagus, papila yang hilang, dan terbukanya permukaan akar. (Reddy, 2003). Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan gingivektomi, yaitu eksisi jaringan gingiva 1

Transcript of 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Page 1: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bedah periodontal termasuk dalam tahap koreksi pada terapi

periodontal, karena dilakukan koreksi deformitas jaringan periodontal.

Bedah periodontal merupakan istilah umum untuk setiap tindakan

bedah periodontal termasuk gigi, gingiva, tulang alveolar maupun

perlekatannya. Bedah periodontal ini bertujuan untuk memperbaiki

segala kelainan maupun kerusakan jaringan sebagai akibat dari

penyakit periodontal dan untuk mengembalikan bentuk serta fungsi

dari jaringan periodontal sehingga normal kembali.

Perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk

problem estetik yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, dan ternyata

penampakan klinis gingiva sangat menunjang penampilan estetik

seseorang. Problem estetik gingiva yang biasa dikeluhkan pasien

antara lain pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak bagus,

papila yang hilang, dan terbukanya permukaan akar. (Reddy, 2003).

Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan gingivektomi,

yaitu eksisi jaringan gingiva yang berlebih untuk menciptakan margin

gingiva yang baru. Gingivektomi dilakukan apabila gingivitis tidak

berhasil dirawat dengan perawatan biasa dan prosedur oral hygiene,

atau pada kasus hiperplasi gingiva (Harty dan Ogston, 1995).

Penggunaan alat ortodontik cekat dapat menimbulkan beberapa

masalah, khususnya masalah kesehatan rongga mulut. Alat ini

dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada

alat lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu lebih sulit

dipertahankan selama perawatan dengan alat ini (Fooster, 1993).

1

Page 2: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

B. Permasalahan

Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke Klinik

Periodonsia RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gusi membesar

setelah beberapa saat menjalani perawatan ortodontik cekat.

C. Tujuan perawatan

Tujuan perawatan yang dilakukan :

1. Mengkoreksi kelainan pada gingiva sehingga dapat

menghilangkan gangguan pada perawatan ortodontik.

2. Memperbaiki estetis pasien sehingga dapat memungkinkan untuk

mendapat jaringan gingiva yang lebih sehat.

3. Menambah efisiensi pembersihan gigi sehingga mengurangi

akumulasi plak dan kalkulus.

4. Membuang dinding poket, menghilangkan kalkulus dengan

sempurna sebagai faktor penyebab gingivitis sehingga akan

tercipta kondisi yang memungkinkan proses penyembuhan

gingiva dan kembalinya kontur gingiva sesuai bentuk anatomis

dan fisiologis.

2

Page 3: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembesaran gingiva

Gingiva merupakan salah satu jaringan periodontal yang

terlihat dari luar. Gingiva sehat mempunyai ciri berwarna coral pink,

tekstur stipling, berbentuk tajam seperti kerah baju dan konsistensi

kenyal (Newman dkk, 1996).

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang

paling luas penyebarannya pada manusia (Manson dan Eley, 1993).

Salah satu penyakit periodontal yang sering dijumpai adalah

pembesaran gingiva. Pembesaran gingiva ditandai dengan

penambahan ukuran gingival dan dapat menimbulkan efek negatif

berupa gangguan fungsi.

Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi

pertumbuhan yang berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus

dapat juga disebut hiperplasi gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai

pada penyakit gingiva. Pembesaran gingiva dapat menimbulkan

ketidaknyamanan, terutama jika sudah mempengaruhi fungsi bicara

dan mastikasi, dapat menimbulkan halitosis, dan mengganggu estetik.

Pembesaran gingiva

Menurut Carranza (1990) pembesaran gingiva dapat

diklasifikasikan berdasarkan faktor etiologinya:

3

Page 4: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

1. Pembesaran gingiva karena inflamasi

- inflamasi kronis

- inflamasi akut

2. Pembesaran gingiva hiperplastik non inflamasi (gingival hiperplasi)

- Hiperplasi gingiva karena obat-obatan (Phenytoin, cyclosporin,

nifedipine, dilitiazem)

3. Pembesaran gingiva hiperplastik idiopatik

4. Pembesaran gingiva kombinasi

5. Pembesaran gingiva kondisional

- Pembesaran gingiva karena hormon

- Pembesaran gingiva karena leukimia

- Pembesaran gingiva berhubungan dengan defisiensi vitamin c

- Pembesaran gingiva nonspesifik (granuloma pyogenicum)

6. Pembesaran gingiva neoplastik (tumor gingiva)

- Tumor jinak gingiva

- Tumor maligna gingiva

7. Pembesaran gingiva yang bersifat developmental

Berdasarkan lokasi dan distribusi pembesaran gingiva

dibedakan:

Terlokalisasi : terbatas pada gingiva cekat pada satu gigi atau lebih

General: melibatkan seluruh gingiva pada rongga mulut

Marginal: terjadi pada gingiva tepi

Papilary: terjadi pada papila interdental

Diskret: pembesaran yang terisolasi (seperti tumor)

Pembesaran gingiva merupakan suatu manifestasi umum

penyakit gingiva (penyakit periodontal). Penyakit yang menyebabkan

kondisi gingiva enlargement dapat bersifat inflamasi atau non

inflamasi dan kombinasi keduanya. Tanda klinis pembesaran gingiva

karena proses inflamasi, secara umum menampakkan adanya

perubahan pada kontur gingiva menjadi membengkak di daerah

interdental dan margin gingiva, sehingga tampak membulat tumpul

4

Page 5: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

dengan warna memerah. Tekstur gingiva menjadi halus dan licin

mengkilat dengan konsistensi lunak, edema, fibrotik, biasanya disertai

tendensi perdarahan, terbentuknya poket bisa juga tampak adanya

eksudat inflamasi. Pada kondisi akut dan akut eksaserbasi biasanya

terdapat rasa sakit, sedangkan pada kondisi kronis tidak tampak.

Tanda klinis pembesaran gingiva noninflamasi, misalnya

pembesaran karena obat-obatan (phenytoin, cyclosporin, nifedipine,

diltiazem) memiliki kesamaan tanda klinis yaitu adanya pembesaran

menyeluruh pada interdental dan margin yang menyebabkan terjadinya

poket gingiva, gingiva tampak keras, fibrotik, merah muda pucat,

kenyal, sedikit tendensi perdarahan dan mempunyai permukaan yang

menonjol (Carranza. 1990).

Faktor-faktor yang menyebabkan enlargement gingiva

diklasifikasikan menjadi dua

1. Faktor lokal (ekstrinsik)

a. Faktor iritasi

b. Faktor fungsional (maloklusi, malposisi gigi, mouth breathing,

dll)

2. Faktor sistemik (intrinsik)

antara lain: endokrin obat-obatan, psikologis, penyakit metabolik.

Tanda-tanda klinis yang tampak pada enlargement gingiva adalah

sebagai berikut:

1. Pembengkakan secara general pada margin dan interdental gingiva

terutama pada daerah anterior.

2. Jaringan yang membengkak tampak keras, fibrotik, pucat, dan

kenyal.

3. Tendensi perdarahan gingiva tanpa rasa sakit.

4. Pada keadaan yang parah gingiva hampir menutupi seluruh gigi

dan pembengkakan menempati vestibulum, stipling tidak tampak

(Carranza. 1990).

5

Page 6: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

B. Gingivektomi

Gingivektomi adalah prosedur bedah periodontal yang

bertujuan menghilangkan poket gingiva pada penyakit radang

periodontal untuk menciptakan suatu gingiva normal baik fungsi,

kesehatan, dan estetika. (Goldman dan Cohen, 1980). Sedangkan

menurut Harty dan Ogston (1995) gingivektomi adalah eksisi jaringan

gingiva yang berlebih untuk menciptakan gingiva margin yang baru.

Gingivektomi dilakukan apabila gingivitis tidak berhasil dirawat

dengan perawatan biasa dan prosedur oral hygiene, atau pada kasus

hiperplasi gingiva.

Gingivektomi dapat dilakukan dengan scalpel, elektrode, laser,

maupun kimia namun metode yang paling dianjurkan adalah operasi

dengan scalpel (Carranza, 2006).

Manson and Eley (1993) menyatakan bahwa indikasi

gingivektomi adalah:

1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang

tetap ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan

mulut yang cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur

gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang

adekuat.

2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket

‘sesungguhnya’ dangkal namun terlihat pembesaran dan

deformitas gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva

merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan cara

perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang

memuaskan.

3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana

terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.

4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.

5. Flap perikoronal.

6

Page 7: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Sedangkan kontraindikasi gingivektomi menurut Fedi, dkk (2004)

adalah:

1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal

dari pertautan mukogingiva.

2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa

alveolar.

3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan

dibedah.

4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.

5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.

6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia

(sehingga jika gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari

mukosa alveolar).

Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai dengan

poket marker, jaringan gingiva kemundian dieksisi dengan sudut 45o

kemudian gingiva dibentuk sesuai kontur gingiva normal.

Gingivektomi selalu diikuti dengan gingivoplasti untuk mendapatkan

kontur dan bentuk ketajaman tepi gingiva yang normal baik anatomis

maupun fisiologis (Suproyo, 2005).

Menurut Fedi, dkk (2004) teknik gingivektomi adalah:

1. Melakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik blok

atau infiltrasi.

7

Page 8: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Anestesi lokal

2. Mengukur kedalaman poket di daerah operasi menggunakan

probe terkalibrasi. Kedalaman ini ditandai dengan menusuk dinding

luar jaringan gingiva dengan poket marker untuk membuat titik-titik

perdarahan. Apabila keseluruhan daerah operasi telah diukur dan

ditandai dengan lengkap, titik-titik perdarahan tersebut akan

membentuk ragangan (outline) insisi yang harus dilakukan.

menandai dasar poket dengan pocket marker

3. Membuat eksisi (insisi miring ke luar) awal sedikit lebih ke

apikal dari titik-titik tersebut dengan pisau bermata lebar seperti

Kirkland No. 15/16. Insisi dibevel pada sudut kurang lebih 45

derajat terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau lebih ke

bawah dari ujung apikal perlekatan epitel. Apabila gingiva cukup

tebal, bevel sebaiknya diperpanjang untuk menghilangkan bahu atau

plato. Kadang-kadang, akses sangat terbatas atau sulit dicapai

sehingga bevel yang cukup tidak dapat dibuat pada insisi awal. Pada

keadaan ini, bevel dapat diperbaiki nantinya, menggunakan pisau

bermata lebar untuk mengerok atau bur intan kasar.

8

Page 9: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

(a) Garis Insisi (b) Pisau Kirkland

4. Mengeksisi jaringan di daerah interproksimal menggunakan

pisau bermata kecil seperti pisau Orban No. 1/2 . Perhatikan bahwa

sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengan sudut mata pisau yang

lebar ketika melakukan insisi awal.

Pisau Orban

5. Jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang.

(a) Pengambilan jaringan (b) Jaringan yang telah dieksisi

6. Membersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar

dengan skaling dan root planing. Pada tahap ini, pembuangan dinding

jaringan lunak poket periodontal membuat permukaan akar lebih

9

Page 10: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

mudah dicapai dan memperluas lapang pandang operator

dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan permukaan akar

pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur bedah.

Skaling dan root planing

7. Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan

dengan bur intan atau pisau bermata lebar untuk mengerok jaringan.

8. Merapikan sobekan jaringan dengan gunting atau nipper.

9. Membilas daerah bedah dengan air steril atau larutan saline

steril untuk membersihkan pertikel-partikel yang tersisa.

10. Menekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi

dengan air steril atau larutan saline steril selama 2-3 menit, untuk

menghentikan perdarahan.

11. Memasang dresing periodontal, mula-mula yang berukuran

kecil, bersudut di daerah interproksimal, menggunakan instrumen

plastik. Selanjutnya, pasang gulungan-gulungan yang lebih panjang di

bagian fasial, lingual, dan palatal serta hubungkan dengan dresing yang

telah terpasang di daerah interproksimal. Seluruh daerah luka ditutup

dengan dresing tanpa mengganggu oklusi atau daerah perlekatan otot.

Kesalahan yang sering terjadi adalah dressing yang dipasang terlalu

lebar sehingga terasa mengganggu.

10

Page 11: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Pemasangan periodontal dressing

12. Mengganti dresing dan membuang debris pada daerah luka

setiap minggu sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah

dibersihkan oleh pasien. Epitel akan menutupi luka dengan kecepatan

0,5 mm per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal dari epitel, 24

jam setelah operasi.

Penyembuhan luka

13. Setelah dressing terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan

pasien untuk melakukan pengendalian plak dengan baik.

Dressing dilepas dan gigi dipoles

11

Page 12: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Penampakan klinis gingiva pasca gingivektomi

Setelah seluruh prosedur gingivektomi dilaksanakan, pasien

perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan

pascaoperasi, yaitu:

1. Menghindari makan atau minum selama satu jam.

2. Dilarang minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam.

Dilarang berkumur-kumur satu hari setelah operasi.

3. Dilarang makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan

mengunyah makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.

4. Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi hilang.

Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.

5. Menggunakan larutan kumur saline hangat setelah satu hari.

Menggunakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam

hari bila tidak dapat mengontrol plak secara mekanis. Larutan ini

dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asal

tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Menghindari teh,

kopi, dan rokok bila menggunakan larutan kumur klorheksidin

untuk mengurangi stain.

6. Apabila terjadi perdarahan, dresing ditekan selama 15 menit

dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan;

dilarang berkumur.

7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.

Pembedahan menyebabkan terputusnya kontinuitas sel-sel dan

jaringan tubuh. Penyembuhan adalah fase respons inflamasi yang

12

Page 13: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

menyebabkan terbentuknya hubungan anatomi dan fisiologis yang baru

di antara elemen-elemen tubuh yang rusak. Secara umum,

penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan

jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan

maturasi (Fedi dkk, 2004). Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14

hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan

epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut yang

baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini (Manson dan Eley,

2003).

C. Alat ortodontik

Alat ortodontik adalah alat yang digunakan untuk

mengaplikasikan daya pada gigi dan struktur pendukungnya sehingga

dapat mengubah hubungan antar gigi dan struktur tulang

pendukungnya (Harty dan Ogston, 1995).

Alat ortodontk dapat dibedakan menjadi 2, yaitu alat ortodontik

lepasan dan alat ortodontik cekat. Penggunaan alat ortodontik cekat

dapat menimbulkan beberapa masalah, khususnya masalah kesehatan

rongga mulut. Alat ini dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit

dibersihkan daripada alat lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu

lebih sulit dipertahankan selama perawatan dengan alat ini. Selain itu,

alat ortodontik cekat juga bisa menghasilkan gerakan gigi yang

merugikan. Karena alat ini dicekatkan pada gigi-gigi, tekanan yang

terlalu besar tidak akan menyebabkan pesawat terungkit tetapi justru

dapat merusak struktur pendukung gigi (Fooster, 1993).

13

Page 14: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

III. LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien

No. Kartu : 0-00251

Nama : Gunawan Prayogo

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : -

Alamat :Jl. Tirtodipuran No 53, Mantrijeron, Mantrijeron,

Yogyakarta 55143

Telpon : 085629155384

B. Pemeriksaan Subyektif

Keluhan utama :

Pasien mengeluhkan gusinya membesar.

Riwayat perjalanan penyakit:

Keluhan tersebut dirasakan beberapa saat setelah perawatan ortodontik

dimulai.

Riwayat kesehatan oral:

Pasien melakukan perawatan ortodontik cekat sejak tahun 2004 (kurang lebih

4 tahun yang lalu).

Riwayat kesehatan keluarga:

Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.

Ibu : Hipertensi.

Riwayat kehidupan pribadi/sosial :

Pasien tinggal di rumah.

Riwayat kesehatan umum :

Pasien pernah di rawat jalan karena menderita gejala tifus.

Peninjauan sistem tubuh (Review of systems)

Endokrin

Gastrointestinal

T.A.K

maag

14

Page 15: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Hematopoetik

Kardiovascular

Muskuloskeletal

Neurologik

Respirasi

Urogenital

T.A.K

T.A.K

T.A.K

T.A.K

T.A.K

T.A.K

C. Pemeriksaan Obyektif

Keadaan Umum

Jasmani : Sehat

Rohani : Kooperatif dan komunikatif

Vital sign : Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

Respirasi : 20 x/ menit

Suhu : afebris

Berat badan : 40 kg

Tinggi badan : 160 cm

Lokal

EO : Muka : simetris, tidak ada kelainan

Pipi : simetris, tidak ada kelainan

Bibir : simetris, tidak ada kelainan

Limfonodi : simetris, tidak ada kelainan

IO : Terdapat pembesaran gingiva pada regio 6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

sebelah labial sehingga membentuk false pocket.

Gingiva : warna : coral pink

tekstur : non stippling

konsistensi : kenyal

bentuk : membulat 6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

15

Page 16: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

BOP : -

resesi : -

poket : + 6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

6 5 3 2 1 1 2 3 5 6

D. Diagnosa

Pembesaran gingiva kronik akibat pemakaian alat ortodontik cekat.

E. Prognosis

Baik, karena usia pasien masih muda, kesehatan yang baik, sikap pasien yang

kooperatif dan komunikatif.

F. Rencana Perawatan

1. Initial therapy yaitu DHE, scaling dan polishing. Bertujuan untuk

meredakan penyakit gingivitis yang terjadi, terutama yang disebabkan

karena faktor lokal yaitu deposit keras maupun lunak yang melekat pada

permukaan gigi. Tindakan ini dilakukan karena penyebab utama penyakit

periodontal adalah bakteri plak.

2. Corrective therapy, pada tahap ini dilakukan

Gingivektomi diikuti dengan gingivoplasti yang bertujuan untuk

menghilangkan poket gingival, mengembalikan fungsi anatomis dan

fisiologis gingiva serta mengendalikan plak yang merupakan faktor utama

terjadinya pembesaran gingiva.

3. Maintenance phase, pada fase ini dilakukan kontrol untuk memeriksa

perubahan kondisi gingiva pasca bedah gingivektomi.

16

Page 17: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

IV. JALANNYA PERAWATAN

Tanggal operasi: 18 Januari 2008

A. Alat

1. Cytojet

2. Ultra Sonic Scaler

3. Pinset

4. Kaca Mulut

5. Plat Kaca

6. Spatula

7. Kuret

8. Saliva ejector

9. Water syringe

B. Bahan

1. Larutan anestesi

2. Kapas

3. Kasa steril

4. Iod

5. Larutan irigasi steril

6. Gliserin

7. Periodontal dressing

C. Jalannya operasi

1. Olesi area operasi ( 1 2 ) dengan larutan iod kemudian dilakukan

anestesi lokal dengan teknik infiltrasi pada area tersebut.

2. Marking pocket depth menggunakan alat yang disebut poket

marker. Dalamnya poket ditandai dengan jalan memasukkan alat

tersebut diantara dinding poket paralel aksis gigi. Ujung yang

tumpul masuk kedalam poket dan ujung yang tajam diluar

gingiva, kemudian ditekankan pada gingiva maka tercipta titik-

17

Page 18: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

titik pendarahan (bleeding point). Bleeding point tersebut akan

membentuk ragangan (outline) eksisi yang harus dilakukan.

3. Membuat eksisi (insisi miring ke luar) awal sedikit lebih ke

apikal dari titik-titik tersebut dengan pisau bermata lebar (pisau

Kirkland). Insisi dibevel pada sudut kurang lebih 45 derajat

terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau lebih ke bawah

dari ujung apikal perlekatan epitel (dasar poket).

4. Mengeksisi jaringan di daerah interproksimal menggunakan pisau

bermata kecil (pisau Orban). Sudut mata pisau tersebut kira-kira

sama dengan sudut mata pisau Kirkland ketika melakukan insisi

awal. Kemudian jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang

5. Membersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar

dengan skaling dan root planing.

6. Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan

pisau orban.

7. Merapikan sobekan jaringan dengan gunting/kuret.

8. Membilas daerah bedah dengan air steril untuk membersihkan

pertikel-partikel yang tersisa.

9. Menekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi

dengan air steril untuk menghentikan perdarahan.

10. Selanjutnya luka ditutup dengan periodontal pack agar

penyembuhan jaringan gingiva optimal. Pengadukan periodontal

pack menggunakan glass plate dan spatula dengan perbandingan

pasta:cairan = 1:1, campuran tersebut diambil dengan tangan

yang telah dibasahi gliserin agar tidak lengket. Periodontal pack

dibuat seperti gulungan kemudian dipasangkan denan ditekan-

tekan baik pada bagian fasial maupun palatal gingiva yang

dieksisi. Pemasangan periodontal pack diatur sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu oklusi.

11. Pemberian resep

R/ Amoxilin mg 500 caps. No. X

18

Page 19: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

S.t.d.d caps. I

R/ Danalgin mg 250 caps No. V

S.p.r.n. caps. I

12. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulutnya

dengan tetap menyikat gigi namun dengan hati-hati.

13. Kontrol 1 minggu dan 2 minggu setelah operasi untuk melihat

proses perkembangan penyembuhan lukanya.

Eksisi gingiva Pemasangan periodontal pack

19

Page 20: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

sebelum gingivektomi beberapa saat setelah gingivektomi

6 hari setelah gingivektomi

B. Pembahasan

Pasien datang dengan keluhan gusi membesar pada hampir semua regio.

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan diketahui bahwa pasien sedang

menjalani perawatan ortodonsi cekat. Perawatan ortodonsi cekat dimulai sejak

tahun 2004. Namun dalam perkembangannya gusi pasien menjadi membesar,

namun pasien tidak ingat sejak kapan pembesaran gingiva tersebut terjadi.

Pengaruh kondisi sistemik pada kasus ini dapat disingkirkan karena dari

anamnesis tidak didapat riwayat penyakit sistemik maupun penggunaan obat-

obatan jenis tertentu.

20

Page 21: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Gambaran gusi membesar pada pasien diduga berkaitan dengan

perawatan ortodontik cekat yang sedang dijalaninya. Foster (1993)

menyebutkan bahwa penggunaan alat ortodontik cekat dapat menimbulkan

beberapa masalah, khususnya masalah kesehatan rongga mulut. Alat ini

dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada alat

lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu lebih sulit dipertahankan selama

perawatan dengan alat ini. Selain itu, alat ortodontik cekat juga bisa

menghasilkan gerakan gigi yang merugikan. Karena alat ini dicekatkan pada

gigi-gigi, tekanan yang terlalu besar tidak akan menyebabkan pesawat

terungkit tetapi justru dapat merusak struktur pendukung gigi. Hal tersebut

akan meningkatkan akumulasi plak dan pembentukan kalkulus subgingiva.

Dalam jangka waktu yang lama, kedua iritan lokal tersebut akan menginduksi

terjadinya gingivitis kronis dan pembesaran gingiva. Hal ini akan semakin

diperparah apabila pasien tidak melakukan kontrol perawatan ortodontik cekat

dan kontrol plak secara teratur.

Beberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada margin

gingiva yang dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup dengan periodontal

pack atau dressing dengan tujuan : melindungi luka dari iritasi, menjaga agar

daerah luka tetap dalam kondisi bersih, mengontrol perdarahan, dan

mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan. Periodontal pack

dapat mempercepat proses penyembuhan dan memberikan kenyamanan pasca

operasi pada pasien (Manson dan Eley, 2003).

Pasien diberi resep obat amoxicillin dan danalgin serta obat kumur

(bactidol). Amoxicillin merupakan antibiotik yang diperlukan untuk

mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi bakteri setelah operasi.

Amoxicillin diminum 3 kali sehari sampai habis. Sedangkan danalgin

merupakan analgetik untuk mengurangi rasa sakit pasien pasca operasi. Obat

ini diminum hanya pada saat pasien merasa sakit. Obat kumur berguna untuk

mengontrol plak sehingga akan menjaga daerah operasi tetap bersih untuk

membantu proses penyembuhan.

21

Page 22: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

Enam hari pasca operasi, periodontal pack sebelah labial dibuka.

Periodontal pack sebelah palatal sudah terlepas lebih dulu. Gingiva tampak

masih berwarna kemerah-merahan dan sudah menunjukkan mulainya proses

reepitelisasi. Menurut Fedi (2004) proses penyembuhan meliputi

pembentukan bekuan darah, pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi,

pembentukan kolagen, regenerasi dan maturasi. Sel akan menutupi luka dalam

waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan

perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. (Manson dan Eley,

2003). Untuk tetap menjaga kebersihan daerah operasi dan mengoptimalkan

proses penyembuhan, pasien kembali dipasang periodontal pack dan akan

dibuka seminggu kemudian.

22

Page 23: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

VI. KESIMPULAN

1. Pembesaran gingiva pada kasus ini merupakan inflamasi kronis yang disebabkan

oleh akumulasi plak dan kalkulus serta kurangnya kontrol perawatan selama

penggunaan alat orthodontik cekat.

2. Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan memperbaiki kondisi kebersihan

mulut, eliminasi faktor predisposisi lokal (deposit dan kalkulus), dan

gingivektomi untuk rekonturing gingiva.

3. Hasil operasi memuaskan pasien, sesuai dengan rencana perawatan dan prognosis

yang telah direncanakan, terlihat bahwa bentuk dan warna gingiva sesuai dengan

bentuk dan warna gingiva yang normal.

23

Page 24: 65763007-bedah-gingivektomi.doc

V. DAFTAR PUSTAKA

Carranza, F. A., 1990, Glickman’s Clinical Periodontology, 7th Ed., W.B. Saunders Company, Philadelphia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo, h. 909

Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta

Foster, T.D., 1993, Buku Ajar Ortodonsi, EGC, Jakarta

Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, h.139, 219

Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates, Jakarta.

Newman, M.G., Takei, H.H., Carranza, F.A, 1996, Carranza’s Clinical Periodontology, 9th ed., Saunders Comp., Phildelphia.

Reddy, M.S., 2003, Achieving Gingival Esthetics, J Am Dent Assoc,134 (3) : 295 – 304. http://jada.ada.org/cgi/content/full/134/3/295

Wolf, H.F., Rateitschak, K.H. dan Hassell, T.M., 2005, Color Atlas of Dental Medicine: Periodontology, Thieme Stutgart, New York

24