62317353-Makalah-Pengelasan

download 62317353-Makalah-Pengelasan

of 12

Transcript of 62317353-Makalah-Pengelasan

  • I. Pengertian Pengelasan

    Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian atau lebih dengan

    menggunakan energi panas. Sementara itu definisi pengelasan menurut DIN

    (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau

    logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dalam proses

    penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler

    material).

    Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu

    antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah,

    teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik

    penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis

    pengelasan.

    Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya

    pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang

    penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang

    lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan

    konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.

    Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas

    ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan

    konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi

    las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.

    1

  • II. Macam-macam Pengelasan

    Ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan tiga:

    Mekanik

    Listrik

    Kimia

    Sedangkan menurut cara pengelasan, dibedakan menjadi dua bagian besar:

    Pengelasan tekanan (Pressure Welding)

    Pengelasan Cair

    A. Fusion Welding

    Fusion welding adalah proses penyambungan logam dengan cara mencairkan logam

    yang tersambung.

    Jenis-jenis Fusion Welding:

    1. Oxyacetylene Welding

    2. Electric Arc Welding

    3. Shield Gas Arc Welding

    - TIG

    - MIG

    - MAG

    - Submerged Welding

    4. Resistance Welding

    - Spot Welding

    - Seam Welding

    2

  • - Upset Welding

    - Flash Welding

    - Electro Slag Welding

    - Electro Gas Welding

    5. Electron Beam Welding

    6. Laser Beam Welding

    7. Plasma Welding

    Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan

    menggunakan panas dari busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi

    (filler metal) dipakai jika perlu. Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam

    pembuatan aluminium dan besi.

    Sumber arusnya bisa DC maupun AC dengan menggunakan DC/AC. Proses

    Carbon Arc Welding bisa dipakai secara manual ataupun otomatis. Pendinginannya

    tergantung besarnya arus. Bila penggunaan arus di atas 200 Ampere digunakan Water

    Cooled. Dan sebaliknya bila di bawah 200 Ampere digunakan Air Cooled.

    3

  • B. Coated Electrode Welding

    Cara pengelasan dimana elektrodanya dibungkus dengan fluks merupakan

    pengembangan lebih lanjut dari pengelasan dengan elektroda logam tanpa pelindung

    (Bare Metal Electrode). Dengan elektroda logam tanpa pelindung, busur sulit

    dikontrol dan mengalami pendinginan terlalu cepat sehingga 02 dan N2 dari atmosfer

    diubah menjadi Oksida dan Nitrida, akibatnya sambungan menjadi rapuh dan lemah.

    Prinsip Las Elektroda Terbungkus adalah busur listrik yang terjadi antara

    elektroda dan logam induk mengakibatkan logam induk dan ujung elektroda mencair

    dan kemudian membeku bersama-sama. Lapisan (Pembungkus) Elektroda terbakar

    bersama dengan meleburnya elektroda menghasilkan gas pelindung sekeliling busur.

    dengan oksigen (O2). hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang tinggi dan

    umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, and hard surfacing.

    Acetylene dihasilkan dari percampuran CAC2 (Kalsium Karbida) dengan air.

    CAC2 dihasilkan dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur

    (CAO) dalam dapur api yang memancarkan bunga api listrik.

    Fungsi Fluks:

    1. Melindungi logam cair dari lingkungan udara

    2. Menghasilkan gas pelindung

    3. Menstabilkan busur

    4. Sumber unsur paduan (V, Zr, Cs, Mn).

    4

  • C. Submerged Arc Welding

    Dalam pengelasan busur rendam otomatis, busur dan material yang

    diumpankan untuk pengelasan tidak diperlukan seorang operator yang ahli.

    Pengelasan otomatis ini pertama kali diusulkan oleh Bernardos dan N. Slavianoff.

    Dan Las Busur Rendam dipraktekkan pertama kali oleh D. Dulchesky.

    Las busur rendam adalah pengelasan dimana logam cair tertutup dengan fluks

    yang diatur melalui suatu penampung fluks dan logam pengisi yang berupa kawat

    pejal diumpankan secara terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listriknya

    terendam dalam fluks.

    Karena dalam pengelasan ini, busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat

    sukar untuk mengatur jatuhnya ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan

    kawat elektroda yang besar maka sangat sukar untuk memegang alat pembakar

    dengan tangan tepat pada tempatnya. Karena kedua hal tersebut maka pengelasan

    selalu dilaksanakan secara otomatis penuh. Mesin Las ini dapat menggunakan sumber

    listrik AC yang lamban dan DC dengan tegangan tetap bila menggunakan listrik AC

    Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat

    diubah-ubah untuk mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan

    sumber listrik DC dengan tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap

    dan biasanya menggunakan polaritas balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC

    kadang-kadang digunakan untuk mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau

    untuk pengelasan dengan elektroda lebih dari satu.

    Keuntungan Las Busur Rendam:

    5

  • 1. Kualitas las baik

    2. Penetrasi cukup

    3. Bahan las hemat

    4. Tidak perlu operator tampil

    5. Dapat memakai arus yang tinggi

    Kerugian Las Busur Rendam:

    1. Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan

    2. Posisi pengelasan hanya horisontal

    3. Penggunaan sangat terbatas

    6

  • D. Tungsten Inert Gas

    Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari

    pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang. Prinsip: panas dari busur terjadi

    diantara elektrode Tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi ke

    logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He).

    Las ini memakai elekroda Tungsten yang mempunyai titik lebur yang sangat

    tinggi (3260 C) dan gas pelindungnya Argon/Helium. Sebenarnya masih ada gas

    lainnya, seperti Xenon. Tetapi karena sulit didapat maka jarang digunakan. Dalam

    penggunaannya Tungsten tidak ikut mencair karena Tungsten tahan panas melebihi

    dari logam pengisi. Karena elektrodanya tidak ikut mencair maka disebut juga

    elektroda tidak terumpan. Dibandingkan dengan Carbon Arc Welding, tungsten

    memiliki beberapa keunggulan. Pada umumnya Tungsten Arc Welding hampir sama

    dengan Carbon Arc Welding.

    Persamaannya:

    Sumber arusnya sama (Power Supply/Welding Circuit)

    Memakai Elektroda kawat

    Dikhususkan Hanya untuk las

    Perbedaannya:

    Carbon Arc Welding memakai fluks (Coating), TIG memakai gas pelindung.

    Elektroda pada Carbon Arc Welding ikut mencair sebagai logam pengisi, TIG

    elektrodanya tidak ikut mencair.

    Carbon Arc Welding tidak perlu filler metal, TIG diperlukan filler metal.

    7

  • E.Oxyacetylene Welding

    Suatu pengelasan dengan menggunakan nyala api yang diperoleh dari

    pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan oksigen (O2). Hasil pembakaran ini akan

    menghasilkan suhu yang tinggi, dan umumnya digunakan untuk cutting, brazing,

    metalling, dan hard surfacing.

    Acetylene dihasilkan dari percampuran CaC2 (Kalsium Karbida) dengan air.

    CaC2 dihasilkan dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur

    (CaO) dalam dapur api yang memancarkan bunga api listrik.

    CaO + 3C CaC2 + CO

    CaC2 + H2O C2H2 + Ca(OH)2

    Setelah CaC2 dileburkan, Karbida didinginkan, dihancurkan dan dimasukkan

    dalam keadaan kering ke dalam wadah yang hampa udara. Dimana wadah yang

    hampa udara ini merupakan salah satu bagian dari generator Acetylene.

    Dalam generator tersebut, Karbida yang telah dihancurkan diletakkan dalam

    wadah yang hampa udara yang terletak di atas tangki besar yang berisi air. Kemudian

    sedikit demi sedikit Karbida ini dijatuhkan ke dalam air. Carbon yang terkandung

    dalam CaC2 melepaskan diri dan kemudian bergabung dengan Hidrogen membentuk

    C2H2 yang berupa gelembung-gelembung gas, pada akhirnya akan menguap menjadi

    gas dan meninggalkan endapan Ca(H)2.

    Acetylene tidak berwarna, tidak berbau dan lebih ringan daripada udara. Tapi

    yang ada di pasaran sudah dicampur degnan belerang dan Phofor sehingga berbau.

    Gas Acetylene tidak stabil di atas tekanan 30 psig (1435 F). Di atas batas-batas

    8

  • tersebut bisa menimbulkan ledakan. Karena ketidakstabilan dari Acetylene ini, maka

    tidak boleh digunakan di atas tekanan 15 psig atau dikenai kejutan listrik, panas yang

    berlebihan dan perlakuan yang keras.

    Untuk mengatasi hal ini, kalau gas ini akan disimpan dalam botol baja dengan

    tekanan di atas 2 atm maka harus dilarutkan lebih dahulu dalam Aceton cair. Aceton

    ini digunakan untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil.

    Caranya dengan melapisi dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan

    diakhiri dengan penambahan Aceton cair. Aceton ini digunakan untuk menyerap gas

    Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya dengan melapisi dinding botol

    penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan penambahan Aceton

    cair. Pemakaian gas dari silinder tidak boleh lebih dari 1/7kapasitas total silinder.

    Jenis nyala api dapat dibagi tiga jenis:

    Netral (C2H2 : O2 = 1:1)

    Karburasi (C2h2 > O2)

    Oksidasi (C2H2 < O2)

    Temperatur nyala api bisa mencapai 3000 C.

    9

  • F. Electric Arc Welding

    Prinsip : Penggunaan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listril

    terjadi karena adanya loncatan elektron dari elektrode melalui udara ke benda kerja.

    Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi

    elektron dan ion positif. Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc)

    Menurut Bernados (1885) bahwa busur yang terjadi di antara katoda Karbon dan

    anoda logam dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan 2

    buah logam.

    Las Busur Listrik dapat dibagi menjadi:

    Las Elektroda Karbon

    Las Elektroda Terbungkus

    Las Busur Rendam

    Las Busur CO2

    Las TIG

    Las MIG

    Las Busur dengan elektroda berisi fluks

    Panas dari busur disebabkan oleh elektron yang bergerak dari katoda menumbuk

    anoda. Konversi energinya:

    W = E * I * T

    Di mana:

    W = Energi Panas

    10

  • E = Tegangan, Volt

    I = Arus, Ampere

    T = Waktu, Detik

    Pada saat pengelasan, benda kerja menjadi panas sehingga mudah terjadi

    reaksi dengan Oksigen (Udara). Untuk mencegahnya digunakan pelindung berbentuk

    fluks atau gas pelindung. Posisi pengelasan terdiri dari : Flat (F), Vertikal (V),

    Horisontal (H) dan Overhead.

    11

  • G. Carbon Arc Welding

    Carbon Arc Welding mungkin adalah proses las listrik yang dikembangkan

    pertama kali menurut catatan, eksperimen las listrik pertama kali dilakukan pada

    tahun 1881, ketika Auguste de Meritens (Perancis) menggunakan busur karbon

    sebagai sumber pengelasan dengan aki sebagai sumber listriknya. Dalam

    eksperimennya, dia menghubungkan benda kerja dengan kutb positif. Walaupun

    kurang efisien, proses ini berhasil menyatukan timah dengan timah.

    Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan

    menggunakan panas dari busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi

    (filler metal) dipakau jika perlu. Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam

    pembuatan aluminium dan besi. Sumber arusnya bisa DC maupun Ac. Dengan

    menggunakan DC/AC, proses Carbon Arc Welding bisa dipakai secara manual

    ataupun otomatis. Pendinginannya tergantung besarnya arus, bila penggunaan arus di

    atas 200 Ampere digunakan Water Cooled. Dan sebaliknya bila di bawah 200 Ampere

    digunakan Air cooled.

    12