Makalah Pengelasan SMAW

18
INSPEKSI LAS “Shield Metal Arc Welding” Oleh Kelompok 2 : Kelas E 1. Ian Bimatara 4214105003 2. Mirza Otto Senna 4214105009 3. Muhammad Farid W. 4214105013 4. Rendy Alfisyahrial 4214105021 5.Muh. Fauzan 4214106008 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan

description

Makalah Pengelasan SMAW

Transcript of Makalah Pengelasan SMAW

 

INSPEKSI LAS“Shield Metal Arc Welding”

Oleh Kelompok 2 :Kelas E

1. Ian Bimatara 42141050032. Mirza Otto Senna 42141050093. Muhammad Farid W. 42141050134. Rendy Alfisyahrial 42141050215. Muh. Fauzan 4214106008

Jurusan Teknik Sistem PerkapalanFakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi

pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material),Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah dan teknologi pengelasan maju dengan pesatnya. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang  penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia,Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern,dalam  pengelasan ada beberapa tipe atau cara seperti SMAW,GMAW,SAW,FRICTION WELDING,dan LAER WELDING,GMAW

SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput dan sudah banyak yang menggunakan sistem  pengelasan SMAW karena pengelasan ini sangat mudah dan epektif.

1.2 Batasan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan dalam makalah ini tidak menjadi luas, maka makalah ini akan membahas dan dibataii oleh “Pengelasan SMAW”. 1.3 Tujuan Memahami prinsip kerja dari las SMAW (Shileded Metal Arc Welding) dan fungsi bagian- bagian dari perlatan las SMAW serta keselamatan kerja las SMAW dengan benar dan aman

Pengelasan SMAW Page 1

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGELASAN SMAW Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang umumnya di sebut las

listrik merupakan suatu proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda, panas tersebut di timbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ). Di dalam pengelasan SMAW terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput itu mencair,sehingga ketika proses ini berjalan tidak di perlukan tekanan / pressure gas inert untuk membuang oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung gelembung di dalam hasil pengelasan. Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk suatu panas yang dapat mencapai 3000 C,sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair.

Sumber tegangan yang digunakan ada dua macam yaitu listrik AC ( Arus bolak balik ) dan listrik DC ( Arus searah ), dimana arus DC dibedakan atas straight polarity (polaritas langsung) dan reverse polarity (polaritas terbalik). Untuk mesin las.nya sendiri terbagi atas dua jenis yaitu constantcurrent (arus tetap) dan cinstant voltage (tegangan tetap) dimana pada setiap pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur yang membesar akan menurunkan arus dan menaikan tegangan serta  pada busur yang memendek akan meningkatkan arus dn menurunkan tegangan

Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik sebaiknya memperhatikan hal- hal dibawah ini: 1. Pilih elektroda yang akan digunakan secara tepat. 2. Jenis arus juga usahakan yang tepat. 3. Jenis polaritas yang sesuai untuk arus DC. 4. Untuk membentuk busur arus yang pendek,lakukan pengelasan secara mantap

dan teratur. 5. Arah pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair.

Untuk menghasilkan busur yang baik dan konstan,tukang las harus menjaga jarak ujung elektroda dan permukaan material dasar tetap sama.Adapun jarak yang paling baik adalah sama dengan diameter elektroda yang dipakai.

2.2 PERALATAN DAN PRINSIP KERJANYA. Perlengkapan yang diperlukan untuk proses pengelasan SMAW adalah peralatan

yang  paling sederhana dibandingkan dengan proses pengelasan listrik yang lainnya. Adapun  perlengkapan las SMAW adalah : transformator DC/AC, elektroda, kabel massa, kabel elektroda, connectors, palu cipping, sikat kawat dan alat perlindungan diri yang sesuai Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok,

a. alat utama  b. alat bantu dan c. alat keselamatan kerja

Alat utama las SMAW yaitu : a. Kabel tenaga  b. Trafo las (generator) c. Kabel massa

Pengelasan SMAW Page 2

d. Kabel elektroda e. Pemegang elektroda f. Penjepit massa

Alat batu las SMAW antara lain : a. Meja las  b. Palu terak c. Palu konde d. Gerinda tangan e. Mistar baja f. Sikat baja g. Ragum h. Kikir i. Penjepit benda kerja

Alat keselamatan kerja las antara lain : a. Helm las (topeng las)  b. Kaca las hitam c. Kaca las putih d. Apron (pelindung dada) e. Baju kerja f. Sarung tangan g. Sepatu kulit kapasitas 2ton h. Masker

   

Pengelasan SMAW Page 3

2.3 Sumber Tegangan (power source)Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las DC, mesin

las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo juga ada yang dilengkapi dengan rectifier atau diode (perubah arus bolak balik menjadi arus searah) biasanya menggunakan motor penggerak baik mesin diesel, motor bensin dan motor listrik,saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai beberapa kelebihan dari pada mesin las AC yaitu busur stabil dan polaritas dapat diatur.

2.4 Kabel masa dan kabel elektoda (ground cable and electrode cable) Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari mesin

las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan kabel elektroda ini harus cukup besar untuk mengalirkan arus listrik, apabila kurang besar akan menimbulkan panas  pada kabel dan merusak isolasi kabel yang akhirnya membahayakan pengelasan. Sesuai dengan peraturan, kabel di antara mesin dan tempat kerja sebaiknya sependek mungkin. Menggunakan satu kabel (tanpa sambungan) jika jaraknya kurang dari 35 kaki. Jika memakai lebih dari satu kabel, sambungannya harus baik dengan menggunakan lock-type cable connectors . Sambungan kabel minimal 10 kaki menjauhi operator 

2.5 Pemegang elektroda dan klem masa (ho lde r and c la im masa ).Pemegang elektrode berguna untuk mengalirkan arus listrik dari kabel elektrode

ke elektrode serta sebagai pegangan elektrode sehingga tukang las tidak merasa panas pada saat mengelas. Klem masa berguna untuk menghubungan kabel masa dari mesin las dengan material biasanya klem masa mempunyai per untuk penjepitnya. Klem ini sangat penting karena apabila klem longgar arus yang dihasilkan tidak stabil sehingga pengelasan tidak dapat berjalan dengan baik

2.6 Palu las dan sikat kawat (ch ipp ing hammer and w i r e b ru sh )  Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada logam Ias

(weld metal ) dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah lasan. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. Jangan membersihkan terak las sewaktu terak las masih  panas/merah. Sikat kawat dipergunakan untuk :

a. membersihkan benda kerja yang akan dilas  b. membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

2.7 Karakteristik Listrik (E l e c t r i c a l C h a r a c t e r i s t i c )Sumber arus listrik dinyatakan dalam arus AC atau DC. Jika DC, polaritasnya

juga harus ditentukan. Untuk menentukan sumber arus listrik apa dan polaritas yang mana yang dipakai  perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

2.8 Arus DC (d i rec t cu r ren t ) Aliran : Continue pada satu arah, jadi busur nyala steady. Voltage drop : Sensitif terhadap panjang kabel, kabel sependek mungkin. Current : Dapat dipakai untuk arus kecil dengan diameter elektrode kecil. Elektrode : Semua jenis elektrode dapat dipakai. Arc Starting : Lebih mudah, terutama untuk arus kecil. Pole : Dapat dipertukarkan.   Arc bow : Sensitif terhahap bagian-bagian pada ujung-ujung, sudut- sudut atau

bagian yang banyak lekuk-lekuknya.

Pengelasan SMAW Page 4

2.9 Arus AC (A l t e r n a t i n g C u r r e n t ) Voltage drop : Panjang kabel tidak banyak pengaruhnya. Current : Kurang cocok untuk low current Elektrode : Tidak semua jenis elektrode dapat dipakai Arc Starting : Lebih Sulit terutama untuk diameter elektrode kecil. Pole : Tidak dapat dipertukarkan. Arc bow : Tidak merupakan masalah

2.10 Polaritas LurusApabila material dasar atau material yang akan dilas disambung kan dengan

kutup positip (+) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup negatip ( - ) pada mesin las DC maka cara ini disebut pengelasan polaritas lurus atau  DCSP (Direct Current Straight Polarity), ada  juga yang menyebutkan DCEN. Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3 panas  berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik digunakan  pada pengelasan yang lambat serta manik las yang sempit dan untuk pelat yang tebal.

2.11 Polaritas Balik Dengan proses pengelasan cara ini material dasar disambungkan dengan kutup

negatip ( - ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup positip ( + ) dari mesin las DC, dan disebut DCRP ( Direct Current Reversed Polarity) ada juga yang menyebutkan DCEP. Busur listrik  bergerak dari material dasar ke elektrode dan tumbukan elektron berada di elektrode yang  berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar. Cara ini akan menghasilkan pencairan elektrode lebih banyak sehingga hasil las mempunyai penetrasi dangkal, serta baik digunakan pada pengelasan pelat tipis dengan manik las yang lebar.

2.12 Elektroda (electrode)Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang berfungsi

sebagai  pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS ( American Welding Society ) elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai berikut E xxxx (x) . Dua digit yang pertama atau tiga digit menunjukan kuat tarik hasil las tiga digit menunjukan kuat tarik lebih dari 100.000 psi sedangkan dua digit menunjukan kuat tarik hasil lasan kurang dari 100.000 psi.

Sebagai contoh elektrode E 6013 mempunyai kuat tarik 60.000 psi (42 Kg/mm2 ). Sedangkan angka digit ketiga atau keempat bagi yang kuat tariknya lebih besar 100.000 psi (70 Kg/mm2) digit selanjutnya menujukan posisi pengelasan, apabila angkanya 1 berarti untuk segala posisi.pengelasan, angka 2 berarti las datar atau horizonta l dan angka 3 menunjukan untuk pengelasan datar saja. Digit yang terakhir menunjukan jenis dari campuran kimia dari lapisan elektrode . 2.13 Penyalaan Busur

Pengelasan SMAW Page 5

Ada dua metode dasar yang dipergunakan untuk memulai pnyalaan busur yaitu metode menggores (striking) dan metode memuku (tapping). Penyalaan busur dimulai dengan dengan adanya hubungan pendek antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja.

Pada metode striking elektroda disentukan ke permukaan benda kerja dengan menggores yang gerakannya mirip seperti penyalaan korek api. Begitu elektroda menyentuh  permukaan kerja menggasilkan busur yang tidak stabil, oleh karena itu harus dijaga jarak antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sama dengan diameter elektroda yang dipakai.

Pada metode mengetuk elektroda di posisi vertikal tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Penyalaan busur dimulai dengan mengetuk atau melambungkannya di atas permukaan benda kerja, begitu elektroda menyentuh permukaan kerja menggasilkan busur yang tidak stabil, oleh karena itu harus dijaga jarak antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sama dengan diameter elektroda yang dipakai.

Jika penarikan elektroda untuk membuat jarak antara elektroda dan benda kerja terlambat maka cairan logam akan cepat membeku sehingga elektroda lengket pada benda kerja. Apabila elektroda sulit dilepas dari benda kerja maka segera matikan mesin dan lepaskan elektroda dari benda kerja. Jangan pernah lepaskan helm atau topeng las selama ada kemungkinan elektroda bisa menghasilkan busur

Pengelasan SMAW Page 6

2.14 Diameter elektrodaDiameter elektroda yang dipakai dalam pengelasan SMAW sangat

mempengaruhi besar kecilnya amper yang dipakai. Hal tersebut berhubungan dengan laju peleburan atau laju  penimbunan (fusion rate/deposition rate) dan kedalaman penetrasi (penetration). Biasanya  pada elektrode yang akan dipakai sudah direkomendasikan batasan besarnya amper, posisi  pengelasan dan polaritas yang dipakai.

Hubungan diameter elektroda terhadap arus listrik dan tebal plat yang diijinkan

2.15 Amper Penggunaan amper selama proses pengelasan sangat bergantung pada besar

kecilnya diamter elektroda yang dipakai. Perusahaan pembuat elektroda sudah menetapkan besar kecilnya amper yang dipakai, informasi besarnya amper yang dipakai biasanya ditemukan  pada bungkus elektroda. Misalnya, amaper yang dianjurkan untuk elektroda tertentu adalah 90-100 ampere, pada  pelaksanaan latihan biasanya akan menetapkan besarnya amper di pertengahan antara kedua  batas tersebut, yaitu di 95 ampere. Sesudah mulai mengelas, pengeturan amper kembali dilakukan sampai hasilnya baik. Amper yang terlalu besar dapat mengakibatkan : a. Elektroda terlalu panas, dapat merusak kestabilan fluks

Pengelasan SMAW Page 7

b. Lebar cairan las terlalu besar c. Perlindungan cairan las tidak maksimal, dapat mengakibatkan logam lasan

berpori ( porosity) d. Besar kumungkinannya terjadi  undercut e. Terak ( slag ) sukar dibersihkan

Amper yang terlalu kecil dapat mengakibatkan: a. Penyalaan busur sulit dan lenket-lengket  b. Peleburan terputus-putus akibat dari busur yang tidak stabil. c. Peleburan base metal dan elektrode jelek dan terjadi slag incluision

2.16 Kecepatan pengelasan (welding speed )Kecepatann pengelasan adalah laju dari elektroda pada waktu proses

pengelasan. Kecepatan maksimum mengelas sangat bergantung pada ketrampilan juru las (welder ), posisi,  jenis elektroda dan bentuk sambungan. Biasanya, kalau kecepatan pengelasan terlalu cepat, logam lasan menjadi dingin terlalu cepat, menyebabkan bentuk deposit las menjadi kecil dengan puncak yang runcing. Sebaliknya, jika kecepatan perjalanan terlalu lambat, deposit las bertumpuk-tumpuk menjadi terlalu tinggi dan lebar. Kecepatan yang sesuai adalah bila menghasilkan deposit las baik, dengan tinggi maksimal sama dengan diameter elektoda dan lebar tiga kali diameter elektroda.

Gambar . Bentuk-bentuk deposit las dan penyebabnya.

2.17 Sudut elektroda (Elec t rode ang l e )Sudut elektroda adalah sudut posisi/kedudukan elektroda terhadap benda kerja

pada saat pengelasan. Perubahan sudut elektroda yang sangat ekstrim mempengaruhi bentuk deposit las, oleh karena itu sudut elektroda sangat penting dalam proses pengelasan. Sudut elektroda terdiri atas dua posisi, yaitu sudut kerja (work angle) dan sudut arah pengelasan (travel angle).

Pengelasan SMAW Page 8

Sudut kerja adalah sudut yang terbentuk dari garis horisontal tegak lurus terhadap arah pengelasan. Sudut arah pengelasan adalah sudut pada arah pengelasan terhadap garis vertikal dan mungkin berubah dari 15 hingga 30 derajat

Di bawah ini adalah aplikasi dari pengelasan SMAW : Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las.

.

Pengelasan SMAW Page 9

BAB IIIKESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN SMAW adalah proses las busur paling sederhana dan paling serba guna. Karena

sederhana dan mudah dalam mengangkut peralatan dan perlengkapannya, membuat proses SMAW ini mempunyai aplikasi luas mulai dari refinery piping hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai. SMAW  bisa dilakukan pada berbagai posisi atau lokasi yang bisa dijangkau dengan sebatang elektroda. Proses SMAW digunakan untuk mengelas berbagai macam logam ferrous dan non ferrous, termasuk baja carbon dan baja paduan rendah, stainless steel, paduan-paduan nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga.  

Pengelasan SMAW Page 10

DAFTAR PUSTAKA

 WWW.PENGELASAN SMAW.COM 2. LAS-LISTRIK.blogspot.COM / 2009 / 03 /Pengertian – las.html 3. Teknik fabrikasi.blogspot.com 4. Navale engineeringblogspot.com. / 2013 / Las SMAW

Pengelasan SMAW Page 11