61023-5-568247665692

18

Click here to load reader

Transcript of 61023-5-568247665692

Page 1: 61023-5-568247665692

METODE PENELITIAN I

DESAIN PENELITIAN

Setelah memutuskan apa yang hendak kita teliti, pertanyaan selanjutnya adalah

bagaimana kita akan melaksanan penelitian tersebut? Prosedur apa yang akan kita

gunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian kita? Apa yang harus dan

yang tidak seharusnya kita lakukan dalam prosesnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut

berkaitan dengan desain penelitian.

DEFINISI DESAIN PENELITIAN

Penentuan desain penelitian sangat tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri.

Apakah desain penelitian itu ? Menjelaskan arti desain dapat melalui sebuah analogi.

Seorang arsitek mendesai sebuah bangunan, misalnya berupa rumah dalam bentuk

sebuah gambar. Dalam mendesain, arsitek mempertimbangkan setiap

keputusannya dalam detail-detail rancangan rumah tersebut. Proses ini berlanjut

samapi menghasilkan gambar yang lengkap. Gambar yang lengkap ini yang akan

dipakai untuk memulai pembangunan rumah. Melalui gambar ini pula arsitek dapat

memperbaiki rancangan rumah jika terjadi kesalahan-kesalaan desain atau

memperbaikinya untuk perbaikan ke arah yang lebih baik. Mendesain berarti

melakukan perencaan sehingga desain merupakan suatu proses dalam rangka

pengambilan keputusan sebelum pekerjaan tiba waktunya untuk dilaksanakan.

Desain adalah suatu proses antisipasi agar kondisi sesuatau dapat terkendali.

Berikut adalah pendapat para ahli tentang arti desain penelitian :

Menurut Kerlinger (1986) Desain penelitian merupakan suatu rencana, struktur dan

strategi dalam penelitian untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan atau masalah

penelitian. Rencana tersebut adalah untuk melengkapi skema atau program dalam

penelitian, yang mencakup kerangka tentang apa yang akan dilakukan peneliti

mulai dari formulasi hipotesis dan implikasi operasionalnya hingga akhir analisis

data.

Desain penelitian adalah suatu acuan atau rencana detail bagaimana suatu

penelitian dilaksanakan, mengoperasionalkan variabel supaya dapat diukur,

1

Page 2: 61023-5-568247665692

memilih sampel penelitian, mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai

dasar untuk menguji hipotesis dan menganalisa hasil (Thyer, dalam Kumar, 1996)

Suatu desain penelitian adalah rencana prosedural yang dipakai peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian secara valid, objektif, akurat dan ekonomis data dikumpulkann, diukur

dan dianalisis.

FUNGSI DESAIN PENELITIAN

Terdapat dua fungsi penelitian yaitu :

a. Mengidentifikasi dan mengembangkan prosedur dan pengaturan logistik yang

dibutuhkan untuk melakukan sebuah penelitian,

b. Menekankan pentingnya kualitas dari prosedur untuk memastikan validitas,

objektivitas, dan akurasinya. Oleh sebab itu, melalui penelitian kita:

Membuat konsep sebuah rencana operasional untuk menjalankan berbagai

prosedur dan tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian.

Memastikan bahwa prosedur tersebut telah memadai untuk memperoleh

jawaban yang valid, obejektif dan akurat.

Beberapa contoh penjelasan dari fungsi di poin ke dua, misalnya, kita ingin meneliti

efektivitas konseling pernikahan terhadap pemecahan masalah rumah tangga klien, yaitu

sejauh mana layanan konseling mampu memecahkan masalah rumah tangga para klien.

Dalam meneliti hubungan ini, ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi DV

(pemecahan masalah rumah tangga klien).

IVnya adalah jenis layanan konseling

Variabel ekstra dapat meliputi: perubahan kondisi

ekonomi, perubahan status pekerjaan, kelahiran anak, tekanan dari kerabat atau teman,

keterlibatan dalam hubungan lain, dll.

Dan adanya chance atau variabel random, yaitu

variabel lain yang tidak teridentifikasi dan bersifat acak yang dapat berasosiasi dengan

responden dan atau instrument penelitian.

Variabel ekstra sama halnya dengan chance variable, dapat mempengaruhi DV baik

secara positif dan negative. Secara positif yaitu menambah efek pada asumsi pengaruh IV

terhadap DV. Sedangkan secara negative dimana keberadaan variabel-variabel lain tersebut

mengurangi efek pada asumsi pengaruh IV terhadap DV. Kita ambil contoh perubahan

kondisi ekonomi dalam keluarga, ini dapat mempengaruhi secara positif maupun negatif.

Peningkatan atau perbaikan ekonomi rumah tangga mungkin dapat membantu terpecahnya

2

Page 3: 61023-5-568247665692

beberapa masalah, sedangkan penurunan tingkat ekonomi dapat menambah masalah

dalam rumah tangga.

Saat mengukur perubahan total akan mencakup kombinasi efek dari tiga komponen

(IV, variabel ekstra, chance variable, dan sulit untuk mengisolasi efek masing-masing

variabel. Karena tujuan peneliti adalah untuk menentukan perubahan yang disebabkan oleh

IV, maka penelitian haruslah didesain sedemikian rupa sehingga IV memiliki kesempatan

maksimal untuk memberikan efeknya terhadap DV, dimana efek variabel ekstra dan chance

variable diminimalisir. Ini yang disebut Kerlinger sebagai prinsip ‘maxmincon’.

Salah satu pertanyaan penting adalah bagaimana kita meminimalisir efek variabel

ekstra dan chance variable? Mungkin kita tidak dapat meminimalisir, tetapi kita dapat

mengkuantifikasikannya. Tujuan utama penelitian yang menggunakan kelompok kontrol

adalah untuk mengukur perubahan yang merupakan hasil dari variabel ekstra. Sedangkan

efek dari chance variables sering diasumsikan tidak ada atau dapat diabaikan.

Variasi chance berasal dari dua sumber, yaitu: responden dan instrument penelitian.

Diasumsikan bahwa beberapa responden mempengaruhi efek terhadap DV secara positif,

dan beberapa secara negative. Kita ambil contoh, jika dalam suatu penelitian beberapa

responden memiliki sikap positif yang ekstrem terhadap suatu isu, menjadi bias secara

positif, demikian sebaliknya responden yang memiliki sikap negative ekstrem akan menjadi

bias secara negative. Dengan demikian, para responden yang sama-sama ekstrem ini akan

saling menggagalkan sehingga efeknya akan menjadi nol. Maka dalam setiap penelitian,

chance variance biasanya diabaikan atau dianggap tidak ada. Namun, jika dalam populasi

penelitian sebagian besar individu memiliki bias (sebagian besar positif atau sebagian besar

negative), maka akan ada systematic error dalam temuan. Begitu pula bila instrument

penelitian tidak reliable, dimana alat penelitian tidak mengukur secara tepat apa yang

seharusnya diukur, maka akan terjadi systematic bias.

Dalam ilmu fisik, peneliti dapat mengkontrol variabel ekstra karena eksperimen

dilakukan dalam seting laboratorium. Sebaliknya, dalam penelitian social, laboratoriumnya

adalah masyarakat atau komunitas, dimana peneliti tidak memiliki control terhadapnya.

Karena itu, pilihan terbaik adalah dengan mengkuantifikasi dampak variabel ekstra tersebut

dengan menggunakan kelompok kontrol. Ada dua metode yang digunakan untuk

memastikan bahwa variabel ekstra memiliki efek yang sama terhadap kelompok control dan

kelompok eksperimen dan dua metode untuk mengeliminasi variabel ekstra:

1. Memastikan bahwa variabel ekstra memiliki dampak yang

serupa pada kelompok control dan eksperimen. Dengan demikian dapat diasumsikan

bahwa kedua kelompok comparable, yaitu dengan:

3

Page 4: 61023-5-568247665692

a. Randomisasi – memastikan bahwa kedua kelompok dapat dibandingkan, pada

sejauh mana variabel ekstra mempengaruhi DV secara sama pada kedua

kelompok.

b. Matching – memastikan bahwa kedua kelompok masing-masing memiliki individu

yang karakteristiknya sama.

2. Mengeliminasi variable ekstra. Terkadang mungkin

dilakukan eliminasi variable ekstra atau mengikutsertakannya dalam desain penelitian.

Hal ini biasa dilakukan bila variable ekstra sudah jelas-jelas diketahui bukti efeknya

dimana adanya korelasi positif variable ekstra dengan DV. Bila kita ingin mengisolasi

dampak variable ekstra secara terpisah ada dua metode yang bisa digunakan:

- Mengikutsertakan variabel dalam desain penelitian. Misalnya dengan

menggunakan two-by two factorial design pada penelitian dampak layanan

kesehatan ibu terhadap kematian anak pada suatu populasi. Diasumsikan bahwa

status nutrisi anak memiliki dampak yang jelas-jelas pada tingkat kematian bayi.

Untuk meneliti dampak layanan kesehatan itu sendiri menggunakan desain seperti

berikut:

kesehatan ibu

ya tidak

ya

suplemennutrisi

tidak

- Mengeliminasi variabel. Misalkan kita ingin meneliti dampak program pendidikan

kesehatan terhadap keyakinan tentang penyebab dan penanganan penyakit

tertentu pada orang Jawa dan Papua yang tinggal pada suatu komunitas tertentu.

Karena sikap dan keyakinan jelas-jelas bervariasi antar budaya, dalam penelitian

ini perbedaan budaya dapat dieliminasi dengan memilih dan meneliti populasi

secara terpisah atau mengkonstruk kelompok culture-specific pada saat analisis.

4

Kesehatan ibu suplemen nutrisi

+ suplemen nutrisi

Kesehatan ibu kontrol

Page 5: 61023-5-568247665692

MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN

A. Berdasarkan Jumlah Partisipan

Berdasarkan jumlah kontak dengan populasi penelitian, desain dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok :

Desain Penelitian Cross Sectional (one shot study)

Studi cross sectional adalah desain yang paling banyak digunakan dalam ilmu sosial.

Bertujuan untuk mengetahui prevalensi (keterjadian) situasi fenomena, sikap, masalah

atau isu. Penelitian pada desain ini dilakukan hanya sekali kontak pada sampel cross-

sectional yang telah ditentukan. Penelitian cross sectional merupakan desain yang

sangat sederhana, yaitu memutuskan apa yang ingin dicari tahu, mengidentifikasi

populasi penelitian, pilih sample (jika diperlukan), dan menghubungi responden untuk

mengetahui informasi yang diperlukan. Contoh desain cross sectional adalah topik

berikut :

• Sikap penelitian terhadap pertambangan uranium di Australia

• Kejadian kasus positif HIV di Australia

• Alasan untuk tunawisma dikalangan kaum muda

• Kepuasan konsumen dengan produk

• Sikap mahasiswa terhadap fasilitas yang tersedia diperpustakaan mereka.

Kerugian terbesar dari desain jenis ini adalah tidak dapat mengukur perubahan.

Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah (before-and-after)

Desain ini digunakan untuk mengukur perubahan dalam situasi fenomena, isu atau

sikap. untuk mengukur dampak / efektivitas program. Perubahan diukur dengan

membandingkan perbedaan dalam fenomena / variable pada sebelum dan sesudah

observasi.

Contoh topik :

• Efektivitas layanan konseling perkawinan

• Dampak pendidikan seks pada prilaku seksual dikalangan anak – anak sekolah

• Dampak dana tambahan pada kualitas pengajaran di perguruan tinggi

• Dampak pelayanan kesehatan anak dan ibu pada tingkat kematian bayi

• Pengaruh iklan terhadap penjualan produk

Kelemahan desain studi sebelum dan sesudah ini adalah:

5

Page 6: 61023-5-568247665692

- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pelaksanaannya dibandingkan dengan

jenis desain cross sectional.

- Dengan adanya selang waktu ada kemungkinan bahwa orang yang berpartisipasi

dalam pre-test keluar daerah / menarik diri dari hasil eksperimen untuk alasan lain.

- Perubahan yang terukur adalah perubahan total, dimana kita tidak dapat

menentukan apakah IV atau variabel ekstra yang mempengaruhi perubahan DV.

Juga tidak dimungkinkan pengkuantifikasian kontribusi variabel ekstra dan IV secara

terpisah.

- Dalam studi yang menyangkut populasi penelitian yang sangat muda (misalnya bayi

atau balita) perubahan perkembangan terjadi dengan relative cepat dan sangat

signifikan, sehingga perubahan pada populasi studi disebabkan oleh kematangan,

hal ini dikenal sebagai maturation effect.

- Terkadang instrument penelitian itu sendiri mengedukasi responden, sehingga

mempengaruhi respon mereka dan akhirnya mempengaruhi DV. Ini dikenal dengan

reactive effect.

- Kerugian lain dalam penggunaan instrument dua kali pada responden yang sama

adalah kemungkinan perubahan sikap responden ke arah yang lebih netral

(mendekati mean) apabila mereka menilai sikap mereka sebelumnya sangat

ekstrem baik di sisi positif atau negatif. Ini yang dikenal dengan regression effect.

Desain Penelitian Longitudinal

Studi longitudinal berguna untuk menentukan pola perubahan berkaitan dengan

perubahan waktu. Bila dalam studi before and after, perubahan hanya dapat terlihat

seberapa besar telah terjadinya, pada desain longitudinal ini perubahan dapat ditentukan

bagaimana pola atau trend nya. Pengumpulan informasi factual dilakukan secara

berkelanjutan. Populasi penelitian dikunjungi beberapa kali, secara berkala, biasanya

dalam jangka panjang

Kelemahan studi longitudinal :

Responden bisa mengalami conditioning effect dimana, responden yang sama sering

dihubungi, mereka mulai mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan menanggapi

pertanyaan tanpa berpikir, atau mereka mungkin kehilangan minat dalam penelitian.

Keuntungan studi longitudinal :

6

Page 7: 61023-5-568247665692

Memungkinkan peneliti untuk mengukur pola perubahan dan memperoleh informasi

yang factual yang membutuhkan pengumpulan data secara teratur dan berkelanjutan.

B. Berdasarkan Kerangka Waktu ( Reference Period )

Penelitian berdasarkan perspektif kategori ini dibagi menjadi :

Retrospektif

Penelitian untuk mencari tahu mengenai fenomena, situasi, peristiwa yang

terjadi di masa lalu. Biasanya dilakukan menggunakan data-data yang ada pada

masa itu ataupun responden-responden yang dipanggil kembali.

Contoh topik-topik yang sesuai dengan studi retrospektif :

- kondisi kehidupan suku aborigin di Australia pada awal abad 20

- sejarah perpindahan penduduk di Eropa Timur antara tahun 1915&1945

Prospektif

Mengacu pada prevalansi dari fenomena, situasi,masalah yang terjadi di masa

depan dan berupaya membangun kemungkinan-kemungkinan yang terjadi

Retrospektif-Prospektif

Studi yang memfokuskan pada fenomena atau masalah-masalah masa lalu

untuk diaplikasikan ke masa depan. Suatu penelitian dikategorikan dalam jenis

ini ketika kita mengukur dampak intervensi tanpa menggunakan kelompok

control. Pada kenyataannya sebagian besar desain before-and-after bila

dilakukan tanpa kelompok kontrol termasuk dalam kategori ini.

C. Berdasarkan Sifat Penelitian

Terdiri dari :

1. Penelitian eksperimental

2. Penelitian non-eksperimental

3. Penelitian kuasi/semi eksperimental

Untuk dapat memahami perbedaan diantara ketiga jenis tersebut, mari kita lihat

contoh sebagai berikut. Misalnya anda ingin menguji dampak dari metode pengajaran

khusus pada tingkat pemahaman siswa, efektivitas dari sebuah program seperti tes

random breath pada tingkat kecelakaan di jalan, atau kegunaan obat seperti AZT dalam

menangani pasien pengidap HIV positif. Bayangkan saja apabila situasi yang serupa

7

Page 8: 61023-5-568247665692

terjadi pada lingkungan Anda baik lingkungan akademis atau perusahaan. Situasi

tersebut akan dipersepsikan bahwa adanya hubungan sebab akibat. Terdapat dua cara

untuk mempelajari kedua hubungan tersebut, di antaranya ialah :

1. Peneliti (atau orang lain) memperkenalkan intervensi yang diasumsikan sebagai

“penyebab” dari sebuah perubahan, untuk kemudian diberikan waktu yang cukup,

setelah itu barulah hasilnya dilihat hingga menghasilkan efek sebagai akibat dari

suatu perubahan.

2. Peneliti mengamati fenomena dan mencoba untuk menentukan apa yang menjadi

penyebab. Peneliti memulai penelitiannya dengan mencari “efek” atau “akibat” untuk

kemudian ditelusuri “penyebab”nya.

Dalam penelitian ini jika peneliti memulai penelitiannya seperti pada point pertama, maka

penelitian tersebut diklasifikasikan sebagai penelitian eksperimental, sebaliknya jika

peneliti memulai penelitiannya dengan mencari akibat untuk menemukan penyebabnya,

maka penelitian tsb adalah penelitian non-eksperimental. Pada penelitian eksperimental

IV bisa diobservasi, diperkenalkan, dikontrol atau dimanipulasi oleh peneliti ataupun

orang lain, sedangkan pada penelitian non-eksperimental, hal tersebut tidak dapat terjadi

sebagai penyebab yang telah terjadi. Sedangkan rancangan kuasi atau semi

eksperimental, sebagian dari penelitian mungkin sifatnya non eksperimental dan

sebagian lagi bersifat eksperimental.

Salah satu masalah terbesar dalam desain perbandingan adalah kurangnya ketentuan

atau kepastian dimana kelompok yang berbeda sebenarnya sebanding dalam segala hal

kecuali treatmennya. Proses randomisasi didesain untuk menyakinkan bahwa

kelompok-kelompok tersebut sebanding. Dalam random design, populasi penelitian

ataupun treatment untuk eksperimental tidak ditentukan sebelumnya melainkan

ditugaskan secara acak. Random assignment dalam eksperimen berarti bahwa

beberapa elemen dari populasi penelitian memiliki kesamaan dan independence change

menjadi bagian dari sebuah eksperimen dan atau kelompok control. Penting untuk

menjadi catatan bahwa konsep randomisasi dapat diaplikasikan kepada beberapa

desain eksperimental yang kita bahas.

a) Jenis-jenis penelitian eksperimental

Begitu banyak jenis-jenis dari desain eksperimental, berikut adalah beberapa desain

yang biasa digunakan baik dalam ilmu sosial, kemanusiaan, kesehatan masyarakat,

8

Page 9: 61023-5-568247665692

pendidikan, etimologi, kerja sosial dan lain-lain. Desain-desain ini telah dikategorikan

sebagai berikut :

The after-only design

Dalam studi ini, peneliti mengetahui bahwa populasi sedang atau telah sedang di expose

pada sebuah intervensi dan berkeinginan untuk mempelajari dampak pada populasi

tersebut. Dalam desain ini, informasi dari base-line (pre test atau sebelum observasi)

tidak dilakukan, sehingga tidak mungkin dilakukan perbandingan untuk melihat

perubahan. Biasanya kondisi sebelum diberikannya perlakuan tertentu sudah dapat

diketahui sebelumnya. DV diukur hanya setelah diberikannya intervensi atau perlakuan

tertentu. Dalam rancangan yang demikian ini, suatu kelompok dikenakan perlakuan

tertentu, lalu setelah itu dilakukan pengukuran terhadap DV.

The before-and-after design

Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok sampel. Pertama-tama dilakukan

pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan

pengukuran untuk kedua kalinya. Pada desain penelitian ini perubahan sebelum dan

setelah pemberian perlakuan tertentu tidak dapat secara otomatis diatribusikan

sepenuhnya pada perlakuan yang diberikan. Untuk mengatasi hal ini, kelompok control

biasanya digunakan.

The control design

Dalam rancangan ini sekelompok subyek yang diambil dari populasi tertentu

dikelompokkan secara random menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variable perlakuan tertentu dalam

jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama.

Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variable perlakuan. Penting untuk

9

Treatment Study

population znPost Test (T2)

( collecting data)

Treatment Study

population Post Test (T2)

(collecting data )Pre Test (T1)

( collecting data )

Page 10: 61023-5-568247665692

diingat bahwa tujuan utama kelompok control adalah untuk mengkuantifikasi dampak

dari variabel ekstra.

Experimental group

(DV’e) (DV’’e)

Control group

(DV’c) (DV’’c)

dimana perbedaan antara kelompok control dan eksperimen adalah:

(DV’’e-DV’e) – (DV’’c-DV’c)

The double control design

Walaupun control group design dapat membantu peneliti mengkuantifikasikan efek yang

dapat diatribusikan pada extraneous variable, namun hal tersebut tidak dapat dipisahkan

dari efek luar lainnya. Ketika peneliti membutuhkan identifikasi dan pemisahan efek-efek

tersebut, maka perlu dilakukan double-control design. Peneliti memiliki dua kelompok

bukan satu. untuk menghitung, misalnya reactive effect suatu instrumen, peneliti tidak

termasuk salah satu kelompok kontrol dari pengamatan sebelumnya. Efek bersih dari

intervensi program dapat dihitung dengan cara yang sama seperti untuk desain

kelompok kontrol seperti yang dijelaskan sebelumnya.

DV’e DV’’e

DV’c1 DV’’c1

10

Study

population

Study

population

Study

population

Study

population

TREATMENT

TREATMENT

Study

population

Study

population

Study

population

Study

population

Study

population

Study

population

TREATMENT

TREATMENT

TREATMENT

Impact of the

treatment

Reactive

effect

Page 11: 61023-5-568247665692

DV’c2 DV’’c2

The comparative design

Rancangan ini membandingkan dua atau lebih kelompok populasi dengan metode yang

berbeda namun studi populasi memiliki ciri karateristik yang sama untuk

membandingkan efektifitas metode yang diberikan.

Contoh: membandingkan nilai siswa pada mata pelajaran tertentu dengan beberapa

metode pengajaran.

The matched control experiment design

Perbandingan kelompok biasanya dibentuk berdasarkan perbandingan keseluruhan

mereka terhadap karakteristik populasi yang relevan dalam studi seperti status sosial-

ekonomi, prevelance dari kondisi tertentu, atau tingkat masalah dalam populasi

penelitian. Dalam studi kecocokan, pembagian kelompok ditentukan secara perorangan.

Dua orang dari populasi penelitian yang hampir identik dengan karakteristik yang dipilih

dan atau kondisi, seperti usia, jenis kelamin, atau jenis penyakit, yang dicocokan dan

kemudian masing-masing dialokasikan pada kelompok yang berbeda. Dalam kasus ini

eksperimen “matched control”, ketika dua group dibentuk, peneliti memutuskan untuk

menentukan secara random mana yang akan dijadikan kelompok control dan mana yang

akan dijadikan kelompok eksperimen.

11

Study population (X)

Study population (Z)

Study population (Y)

Study population (X)

Study population (Z)

Study population (Y)

Teaching modelA

Teaching model B

Teaching modelC

Page 12: 61023-5-568247665692

The placebo design

Keyakinan pasien bahwa dia menerima pengobatan dapat memainkan peran penting

dalam pemulihan dirinya dari penyakit bahkan jika pengobatan tidak efektif. Sebuah

desain plasebo mencoba untuk menentukan sejauh mana efek psikologis ini terjadi.

desain plasebo melibatkan dua atau tiga kelompok, tergantung pada apakah peneliti

ingin memiliki kelompok kontrol atau tidak. Kelompok pertama dan kelompok dua

menerima placebo treatment, sementara kelompok ketiga tidak menerima apapun.

(treatment+placebo+var.ekstra)

(placebo, var.ekstra)

(var.ekstra)

D. Penelitian Lain

Trend Studies

Jika anda ingin memetakan perubaha selama periode tertentu, trend study adalah

salah satu metode yang sesuai, analisis trend memungkingkan anda untuk mencari

tahu apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan yang akan datang pada

sebuah group populasi. Trend studies sangat berguna dalam meramalkan sebuah

trendi yang sedang naik daun saat ini maupun yang lalu.

Cohort Studies

Cohort studies berdasarkan keberadaan karateristik pada umumnya seperti tahun

kelahiran, lulusan, atau pernikahan. Misalnya anda ingin mempelajari pola pekerjaan

pada sejumlah akuntan yang lulus di sebuah universitas pada tahun 1957. Untuk

mempelajari jenjang karir akuntan, anda akan menghubungi semua yang lulus pada

tahun 1957, untuk dapat mencari tahu sejarah pekerjaan mereka.

Panel Studies

Trend, kohort dan panel studi serupa kecuali bahwa studi panel adalah longitudinal

dan prospektif sifatnya dan mengumpulkan informasi dapat dikumpulkan secara

12

Experimental

group

Controlgroup

Placebo group

Experimental group

Control Group

Placebogroup

Treatment

Placebo

Control

Page 13: 61023-5-568247665692

cross-sectional dan titik pengamatan dapat retropectively consctructed, sedangkan

dalam studi panel observasi yang dibuat selama periode waktu dan bersifat

prospektif.

Blind Studies

Dalam studi ini, populasi penelitian tidak mengetahui apakah dirinya mendapatkan

perlakuan yang asli atau tidak. Tujuan utamanya adalah studi buta yaitu isolasi efek

placebo. Efek psikologis pada proses pemulihan dari pasien yang tidak mengetahui

bahwa dirinya sedang ditreatment.

Double Blind studies

Hampir sama dengan blind studies, namun dalam penelitian dan pasien ini peneliti

tidak mengetahui adanya perlakuan untuk menghindari bias.

Case Studies

Metode ini adalah sebuah pendekatan untuk mempelajari fenomena sosial melalui

analisa yang lengkap. Semua data yang berhubungan dengan kasus ini dikumpulkan

dan diorganisir, metode ini menyediakan sebuah kesempatan untuk analisa secara

intensif dari detail yang specific.

13