56580078-isi

82
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk menentukan beberapa pola penyakit yang terjadi dalam kelompok populasi disebut epidemiologi. Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang dapat menghubungkan para praktisi (dokter atau dokter gigi), spesialis, peneliti, dan para akademisi. Yang merupakan studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan penyakit. Tolak ukur pertama dalam studi epidemiologi adalah pengamatan secara terencana dan teratur atau observasi sistematik pada manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Epdemiologi tidak sekedar observasi dan deduksi (pengambil kesimpulan). Meskipun epidemiologi merupakan ilmu pengetahuan yang masih baru, tetapi banyak ditemukan dalam ilmu kedokteran, biologi, statistik dan ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Bahkan pada tahun-tahun 1

Transcript of 56580078-isi

Page 1: 56580078-isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk menentukan

beberapa pola penyakit yang terjadi dalam kelompok populasi disebut

epidemiologi. Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang dapat menghubungkan

para praktisi (dokter atau dokter gigi), spesialis, peneliti, dan para akademisi.

Yang merupakan studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan

penyakit. Tolak ukur pertama dalam studi epidemiologi adalah pengamatan secara

terencana dan teratur atau observasi sistematik pada manusia dalam hubungan

dengan lingkungannya.

Epdemiologi tidak sekedar observasi dan deduksi (pengambil

kesimpulan). Meskipun epidemiologi merupakan ilmu pengetahuan yang masih

baru, tetapi banyak ditemukan dalam ilmu kedokteran, biologi, statistik dan ilmu-

ilmu pengetahuan sosial. Bahkan pada tahun-tahun belakangan ini kemajuan

dalam ilmu pengetahuan komputer telah mendorong kemampuan epidemiologi.

Dalam profesi kedokteran gigi saat ini, arti epidemiologi di satu pihak

berarti dalam menghubungkan hasil-hasil penemuan studi-studi yang dapat dibaca

dalam majalah ilmiah dengan apa yang ditemukan dalam majalah ilmiah dengan

apa yang ditemukan dalam observasi para praktisi dalam praktek privatnya. Di

lain pihak, epidemiologi berarti dalam mencatat perubahan-perubahan angka

karies di antara pasien-pasien muda setelah adanya pengumuman mengenai

flouridasi suplai air minum bagi masyarakat. Selain itu dalam pengembangan

1

Page 2: 56580078-isi

program preventif, epidemiologi menunjukkan keberhasilan dengan menurunnya

penyakit gigi di antara mereka yang mengikuti cara hidup sehari-hari yang telah

ditentukan.

Epidemiologi gigi berguna dalam menentukan kebutuhan masyarakat

akan perawatan penyakit gigi. Penyakit gigi sangat bervariasi dari benua ke benua

yang lain, bahkan dari masyarakat satu ke masyarakat lain. Epidemiologi

digunakan untuk menggambarkan pola-pola penyakit dalam masyarakat. Hal ini

sangat penting bagi dokter gigi yang menangani perencanaan program pelayanan

kesehatan gigi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan epidemiologi,

2. Apa manfaat, ruang lingkup serta komponen epidemiologi?

3. Apa saja macam-macam penelitian epidemiologi yang digunakan di

bidang kedokteran gigi pada khususnya?

4. Bagaimana langkah-langkah yang digunakan pada penelitian

epidemiologi?

5. Bagaimana hubungan konsep sehat-sakit dengan epidemiologi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari epidemiologi,

2. Untuk mengetahui manfaat, ruang lingkup serta komponen dari

epidemiologi..

3. Untuk mengetahui macam-macam pembagian penelitian epidemiologi

yang digunakan di kedokteran gigi.

2

Page 3: 56580078-isi

4. Untuk mengetahui dan dapat mengaplikasikan langkah-langkah penelitian

yang digunakan pada epidemiologi pada masyarakat.

5. Untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan konsep sehat sakit terhadap

epidemiologi.

3

Page 4: 56580078-isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Pengetahuan Ilmu

Kesehatan masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadapa

keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat.

Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif.

Karena itu epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode

pendekatan yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan

masalah kesehatan (Bustan, 1997).

Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu

mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari perkataan

Yunani, dimana epi=upon, pada atau tentang, demos= people,penduduk ,

logia=knowledge, ilmu. Namun epidemiologi ini tentu sesuai dengan sejarah

kelahirannya dimana epidemiologi memberikan perhatian tentang penyakit yang

mengenai penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada dewasa itu

hingga akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemic (penyakit yang

mengenai penduduk secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang

epidemic yang banyak menelan korban kematian dan begitulah nama

epidemiologi tidak bisa dilepaskan dengan epidemiologi itu sendiri (Bustan,

1997).

Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi

penyakit dan bagaimana berbagai factor menjadi factor penyebab penyakit

tersebut. Untuk mengungkapakan dan menjawab masalah trsebut, epidemiologi

4

Page 5: 56580078-isi

melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi

dalam beberapa jenis (Bustan, 1997).

Penelitian epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok :

Penelitian Observasional / survei

Penelitian Eksperimental / intervensi

Menurut cara analisisnya dibedakan :

Penelitian diskriptif

Penelitian analitik

• Penelitian Cross Sectional

• Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)

• Penelitian Kohort

Umumnya epidemiologi dapat dibagi atas tiga jenis utama yakni

Epidemiologi Deskriptif, Epidemiologi Analitis dan Epidemiologi Eksperimental.

Apa yang dimaksud dengan masing-masing jenis epidemiologi itu dapat

dituliskan sebagai berikut. Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan definisi

epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau

masalah kesehatan masyarakat.

Di sini dipelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu masalah

kesehatan dalam masyarakat, keterangan tentang frekuensi dan distribusi suatu

penyakit atau masalah kesehatan menunjukkan tentang besarnya masalah it dalam

masyarakat. Hasil pekerja Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab

pertanyaan mengenai factor who (siapa), where (di mana) dan when (kapan)

(Bustan, 1997).

5

Page 6: 56580078-isi

Epidemiologi deskriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui

adanya masalah kesehatan dari segi epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang

terkena dan di mana serta kapan terjadinya masalah itu. Epidemiologi Analitis

berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis factor-faktor

(determinan) masalah kesehatan. Disini diharapkan epidemiologi mampu

menjawab pertanyaan kenapa (why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu.

Epidemiologi Eksperimental, salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai

pembuktian bahwa suatu factor sebagia penyebab terjadinya factor luaran

(penyakit), maka perlu diuji factor kebenarannya dengna percobaan atau

eksperimen. Bentuk eksperimental lain yang sering dilakukan adalah berkaitan

dengan pengaruh intervensi penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan tentang

Aids dan dilihata pakah intervensi ini sebgai komponen eksperimen menyebabkan

meningkatnya pengetahuan subjek penelitian (Bustan, 1997).

Ketiga jenis ini tidak bisa dibedakan satu sama lainnya saling berkaitan

dan mempunyai peranan masing-masing sesuai masalah yang dihadapi. Secara

umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah

epidemiologi dimulai dengna epidemiologi deskriptif, selalu diperdalam dengan

Epidemiologi Analisis, dan disusul dengan melakukan Epidemiologi

Eksperimental (Bustan, 1997)

6

Page 7: 56580078-isi

Bagan penelitian epiddemiologi

7

EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Frekuensi

dilakukan dua hal

pokok yaitu :

- menemukan masalah

kesehatan

- mengukur masalah

kesehatan

Penyebaran

dikelompokan

menurut :

- ciri-ciri manusia

- tempat

- waktu

Faktor Yang

Mempengaruhi

Disusun langkah-

langkah berupa :

- merumuskan

hipotesa

- menguji hipotesa

- menarik kesimpulan

Epidemiologi

Diskriptif

Epidemiologi

Analitik

Page 8: 56580078-isi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mapping

8

Penelitian Epidemiologi

Ruang Lingkup KomponenMacam-macam

EksperimentalObservasi

deskriptif analisis

Tujuan

Penelitian Cross Sectional

Penelitian Kasus Kontrol

Penelitian Kohort

Page 9: 56580078-isi

3.2 Ilmu Epidemiologi

3.2.1 Pengertian Epidemiologi Menurut Asal Kata

Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang

terdiri dari 3 kata dasar yaitu:

-epi yang berarti “permukaan, di atas, menimpa”

Misalnya dalam istilah medis epidermis, yang berarti di ats “permukaan

tubuh (kulit).” Kata dasarnya

Demo berarti”orang, populasi, manusia,”

Misalnya dalam istilah demografi, yaitu studi tentang data statistic

kependudukan. Akhirannya

-ologi berarti “ilmu tentang.”

Dengan demikian, istilah epidemiologi dapat diartikan kata-perkata

memiliki arti “sesuatu yang menimpa manusia” (Timmreck, 2004)

Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini epidemiologi adalah:

“Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi penyebaran) serta

determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta

determinannya (faktor – faktor yang mempengaruhinya).

Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan

pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga

saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja,

melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit

jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah

menjangkau hal tersebut.

9

Page 10: 56580078-isi

3.2.2 Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli

Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa

mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi

dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar

epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :

1. Greenwood ( 1934 )

Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala

macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.

Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang

mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.

2. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )

Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada

populasi manusia.

3. Gary D. Friedman ( 1974 )

Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.

4. Hirsch ( 1883 )

Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis –

jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi

dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.

5. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn

Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and

injuries in groups of people and with the factors which influence their

distribution.

10

Page 11: 56580078-isi

6. Robert H. Fletcher ( 1991 )

Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan

determinan penyakit dalam populasi.

7. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn

Epidemiology is the description and explanation of the differences in

accurence of events of medical concern in subgroup of population, where

the population has been subdivided according to some characteristic

believed to influence of the event.

8. Lilienfeld ( 1977 )

Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang

berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu

tingkat kesehatan populasi.

3.2.3 Kegunaan / Manfaat Epidemiologi

Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan

diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :

1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan

Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan (Planning) dari pelayanan

kesehatan, Pemantauan (Monitoring) dan Penilaian (Evaluation) suatu upaya

kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat

dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan

rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah

tercapai atau tidak (Penilaian).

2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan

11

Page 12: 56580078-isi

Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun

langkah – langkah penangulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan

ataupun yang bersifat pengobatan.

3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit

Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.

Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat

Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit (Natural History of Disease).

Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam

menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut

dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit

sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan.

Manfaat/peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah

suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan

penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan

diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah

diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.

4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan

Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran

masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah

kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari

keterangan menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu. Perpaduan ciri

ini pada akhirnya menghasilkan 4 (empat) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu :

12

Page 13: 56580078-isi

a. Epidemi adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya

penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang

singkat berada dalam frekwensi yang meningkat.

b. Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya

penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang

singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya

telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.

c. Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya

penyakit) yang frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama.

d. Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya

penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah

menurut perubahan waktu.

3.2.4 Komponen Epidemiologi

Komponen epidemiologi yaitu :

Frekuensi masalah kesehatan.

Distribusi masalah kesehatan.

Determinan masalah kesehatan.

1. Frekuensi masalah kesehatan

Ada 2 pokok yang harus dilakukan yaitu menemukan masalah kesehatan dan

mengukur masalah kesehatan.

2. Distribusi masalah kesehatan

13

Page 14: 56580078-isi

Distribusi ini dikelompokkan berdasarkan yaitu ciri manusia (seperti usia, jenis

kelamin, dan ras), tempat contohnya letak geografis dan waktu.

3. Determinan masalah kesehatan

Ada 3 langkah pokok yang harus dilakukan yaitu merumuskan hipotesa tentang

penyebab suatu masalah kesehatan, menguji hipotesa, dan menarik kesimpulan.

3.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan:

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan:

1. Menjelaskan frekuensi

2. Menjelaskan penyebaran

3. Menjelaskan penyebab itu sendiri

a. Frekuensi

Frekuensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah

kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/ masyarakat. Untuk dapat

mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat,ada 2 hal yang harus

dilakukan :

Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud

Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut

b. Distribusi

Yang dimaksud/ penyebaran masalah kesehatan adalah menunjuk kepada

pengelompolan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan

tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :

Menurut ciri manusia

14

Page 15: 56580078-isi

Menurut tempat

Menurut waktu

Menurut ciri manusia

Ras

Etnik

Gender / jenis kelamin

Umur

Menurut Tempat

Letak geografi

Wilayah

Tempat/kondisi

Menurut waktu

Tahun,bulan,dll

Musim

c. Determinan

Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu

penyakit/masalah kesehatan baik yang menjelaskan frekuensi, penyebaran

ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan Ïtų sendiri.

Dalam hal ini 3 langkah yang lazim dilakukan, yaitu :

Merumuskan hipotesis tentang penyebab yang dimaksud

Melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesis yang telah disusun

Menarik kesimpulan

15

Page 16: 56580078-isi

3.2.5 Ruang Lingkup Epidemiologi

Subyek dan Obyek epidemiologi

Masalah kesehatan :penyakit infeksi/ menular penyakit non menular

Masalah kesehatan lain :

program Keluarga Berencana atau KB

program perbaikan lingkungan pemukiman

program pengadaan dan sarana pelayanan kesehatan

Sasaran : populasi manusia

Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan.

Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan

pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan

kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut di atas

meliputi “6E” yakni:

a. Etiologi

Berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam

mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Misalnya : etiologi dari malaria adalah parasit plasmodium.

b. Efikasi

Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh

dari adanya intervensi kesehatan. Misalnya : efikasi pemberian faksin

malaria adalah 40%.

c. Efektifitas

16

Page 17: 56580078-isi

Dimaksudkan besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu

tindakan (pengetahuan atau intervensi ) dan besarnya perbedaan dari suatu

tindakan yang satu dengan yang lainnya.

d. Efisiensi

Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat

diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan.

e. Evaluasi

Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau

program kesehatan masyarakat.

f. Edukasi

Intervensi sebuah peningkatan pengetahuan tentang kesehatan

masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.

3.3 Epidemiologi Observasi

Adalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap

fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya

intervensi atau perlakuan dari peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun

analitik kedalaman analisis mekanisme sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil

yang didapat berupa dugaan-dugaan saja.

3.3.1 Epidemiologi Deskriptif

3.3.1.1 Definisi 

Epidemiologi desriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan

jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel

orang, tempat dan waktu. Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika

tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan

17

Page 18: 56580078-isi

faktor yang berhubungan dengan penyakit. Penelitian ini merupakan usaha untuk

menggambarkan status kesehatan masyarakat, hasilnya disajikan dalam bentuk

data yang diperoleh dari suatu observasi. Penelitian deskriptif tidak memiliki

kemampuan untuk menunjukkan adanya hubungan antara paparan dan kejadian.

Penelitian ini biasanya hanya menggambarkan pola-pola kejadian yang ditinjau

dari aspek karakter manusia, misalnya jenis kelamin, umur, status dan sebagainya.

Contoh penelitian deskriptif:

Studi kasus

Survey

Routline data

Prevalence survey

Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi

deskriptif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan :

Siapa yang terkena?

Bilamana hal tersebut terjadi?

Bagaimana terjadinya?

Dimana kejadian tersebut?

Berapa jumlah orang yang terkena?

Bagaimana penyebarannya?

Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?

3.3.1.2 Tujuan

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :

1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga

dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.

2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai

kelompok.

18

Page 19: 56580078-isi

3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan

terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

3.3.1.3 Ciri-Ciri Epidemiologi Deskriptif

Ciri-ciri epidemiologi deskriptif ialah:

1. bertujuan untuk menggambarkan

2. tidak terdapat kelompok pembanding

3. hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan atau semacam

asumsi

4. hasil penelitiannya berupa hipotesis

5. merupakan studi pendahuluan untuk studi yang lebih mendalam (analitik)

3.3.1.4 Ciri – Ciri Manusia yang Mempengaruhi Penyebaran Masalah Kesehatan

Epidemiologi deskriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui

adanya masalah kesehatan dalam masyarakat dengan menjelaskan factor Manusia

(Who), Waktu (When) dan Tempat (Where).

Dalam kehidupan sehari – hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan

tertentu yang ternyata banyak diderita oleh kelompok umur tertentu saja, oleh

jenis kelamin tertentu saja atau oleh suku bangsa tertentu saja.

Penemuan yang seperti ini menjelaskan bahwa penyebaran suatu masalah

kesehatan atau penyakit ternyata dipengaruhi oleh ciri – ciri yang dimiliki oleh

manusia yang terserang masalah kesehatan tersebut. Dengan diketahuinya

penyebaran masalah kesehatan menurut ciri – ciri manusia ini, akan dapat

diketahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi dan keterangan yang

19

Page 20: 56580078-isi

diperoleh akan dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang

dimaksud.

Dalam epidemiologi, ciri – ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran

masalah kesehatan ini dapat dibedakan atas beberapa macam karakteristik yang

diantaranya adalah :

• Umur - Jenis Kelamin - Golongan Ethnik - Status Gizi - Kehamilan - Paritas,

• Status Sosial Ekonomi Keluarga - Status Perkawinan - Pekerjaan - Pendidikan

• Besarnya Keluarga - Struktur Keluarga, dll.

Umur

Umur adalah variable yang sangat penting dan selalu diperhatikan

dalam penyelidikan – penyelidikan epidemiologi karena :

a) . Ada kaitannya dengan Daya Tahan Tubuh.

Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat daripada

daya tahan bayi atau anak – anak.

b) . Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan

Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi

ancaman penyakit lebih besar daripada anak – anak.

c) . Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup

Dibandingkan dengan anak – anak, maka orang dewasa lebih besar

kemungkinan terpapar dengan berbagai sumber masalah kesehatan atau

penyakit.

20

Page 21: 56580078-isi

Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat

mempunyai pengaruh / kemaknaan yang berhubungan dengan :

1) Perbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur ;

2) Perbedaan dalam proses Pathogenesis ;

3) Perbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit tertentu.

Golongan Etnik

Penyebaran masalah kesehatan juga tergantung dari golongan etnik yang

miliki. Yang dimaksud golongan etnik adalah : Sekelompok manusia dalam suatu

populasi yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetis yang sama.

Golongan Etnik dibedakan atas :

a) . Ras (Race)

Pengelompokan menurut Ras, lebih didasarkan pada Warna Kulit dan

Bentuk Tubuh.

Dikenal 3 Ras utama :

1) Caucasoid (Kulit Putih)

2) Negroid (Kulit Hitam)

3) Mongoloid (Kulit Kuning/Sawo Matang)

Adanya penyakit tertentu yang secara genetik berhubungan erat dengan

Ras, yaitu Sickle cell Anemia.

b) . Etnik / Suku Bangsa (Tribe)

Pengelompokan dalam Suku Bangsa didasarkan pada tempat tinggal, adat

– istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial – ekonomi ataupun susunan

makanannya. tinggal, adat – istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial –

21

Page 22: 56580078-isi

ekonomi ataupun susunan makanannya. Contohnya adalah perbedaan

pengalaman penyakit Malaria ataupun Filaria bagi penduduk Jawa dan

Irian Jaya.

Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit atau kematian mungkin

disebabkan oleh perbedaan tempat

Status Perkawinan

Yang dimaksud dengan status perkawinan disini adalah persekutuan

antara dua jenis kelamin yang berbeda dalam bentuk keluarga yang diakui secara

sah oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku baik sipil maupun agama.

Ditinjau dari sudut pandang epidemiologi, status perkawinan ini ternyata

mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan, karena : pola perilaku kalangan

yang belum menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara

umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu :

1) Pengaruh Terhadap Pola Penyakit

Pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang belum

menikah berbeda dengan pola penyakit yang ditemukan pada kelompok

orang yang sudah menikah.

Misalnya Penyakit Kelamin yang ternyata lebih banyak

ditemukan pada kelompok orang yang belum pernah menikah. Hal yang

sama juga ditemukan pada penyakit akibat kecelakaan yang lebih banyak

terjadi pada kelompok orang yang belum menikah.

2) Pengaruh Terhadap Resiko Terkena Penyakit

22

Page 23: 56580078-isi

Resiko terkena penyakit TB Paru misalnya, akan lebih besar

terjadi pada istri atau suami yang pasangannya menderita penyakit TBC

Paru.

3) Pengaruh Terhadap Penatalaksanaan - Penanggulangan Penyakit

Pada kelompok orang yang belum menikah yang menderita

penyakit akan mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan

mereka yang telah berkeluarga karena memang kurangnya anggota

keluarga yang turut membantu mengatasi penyakit.

Pekerjaan

Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan sudah sejak lama

diketahui dan saat ini menjadi perhatian utama ahli kesehatan khusus dan derajat

keterpaparan serta sifat pekerjaan.

1) Adanya Faktor – faktor lingkunan yang langsung dapat menimbulkan

kesakitan, antara lain bahan-bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda –

benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan, dsb.

2) Situasi pekerjaan yang penuh dengan Stress, yang merupakan faktor

penyebab terjadinya Hypertensi.

3) Karena ruangan tempat kerja yang terlalu sempit, sehingga

memungkinkan proses penularan penyakit antar pekerja. dsb

Strutur Keluarga

Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar, karena besarnya

tanggungan secara relatif, mungkin harus tinggal berdesak – desakan dalam rumah

23

Page 24: 56580078-isi

yang luasnya terbatas sehingga memudahkan penularan penyakit. Dan karena

besarnya tanggungan keluarga, mungkin pula tidak dapat membeli cukup

makanan yang bernilai gizi baik atau tidak dapat memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang tersedia, dsb.

Status Sosial—Ekonomi

Dalam kehidupan sehari–hari, sering ditemukan beberapa masalah

kesehatan tertentu misalnya penyakit infeksi dan gangguan gizi yang lebih banyak

diderita oleh masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah dan

sebaliknya beberapa penyakit kardiovaskuler lebih banyak dijumpai pada

penderita dengan status sosial ekonomi tinggi.

Tempat

Penyebaran masalah kesehatan menurut terjadinya masalah kesehatan

tersebut amat penting, karena dari keterangan yang diperoleh akan dapat

diketahui:

1. Jumlah dan Jenis Masalah Kesehatan yang Ditemukan Suatu Daerah.

2. Hal – Hal Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Di

Suatu Daerah.

3. Keterangan Tentang Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Kesehatan Di Suatu

Daerah.

a) . Keadaan Geografis

Berupa : letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, sinar matahari, angin,

kelembaban udara, suhu udara, daerah pegunungan, pantai, daratan.

(Lingkungan Fisis, Kemis dan Biologis )

24

Page 25: 56580078-isi

b) . Keadaan Demografis

Perbedaan keadaan penduduk (Demografi) sangat menentukan perbedaan

penyebab penyakit menurut tempat. Keadan Demografis yang dimasud

dapat berupa : Jumlah dan Kepadatan Penduduk, Konstitusi genetis an

etnis, variasi kultural, dsb.

c) . Keadaan Pelayanan Kesehatan

Dalam hal ini, menyangkut Jumlah dan Cakupan Pelayanan Kesehatan,

Mutu Layanan Kesehatan yang dselenggarakan serta Program Higiene dan

Sanitasi.

Luas Daerah

Berdasarkan luasnya daerah yang terserang suatu masalah kesehatan,

penyebaan menurut karakteristik Tempat ini secara umum dapat dibedaan menjadi

5 macam, yaitu :

1. Penyebaran pada Satu Wilayah (Setempat / Lokal )

Disini masalah kesehatan hanya ditemukan pada satu wilayah saja.

Batasan wilayah yang dimaksudkan tergantung dari sistem pemerintahan

yang dianut, misalnya pada satu kelurahan saja, satu kecamatan saja dsb.

Pembagian menurut wilayah yang sering digunakan adalah Desa dan Kota,

karena masing – masing mempunyai ciri tersendiri yang khas sehingga

mempunyai gambaran penyakit yang berbeda – beda.

2. Penyebaran Beberapa Wilayah

25

Page 26: 56580078-isi

Pengertian penyebaran beberapa wilayah juga tergantung dari sistem

pemerintahan yang dianut, misalnya beberapa kelurahan, beberapa

kecamatan dsb.

3. Penyebaran Satu Negara (Nasional)

Pada penyebaran Satu Negara, masalah kesehatan tersebut ditemukan di

semua wilayah yang ada dalam negara tersebut. Tergantung dari keadaan

geografis dan luasnya suatu negara, masalah yang ditimbulkannya akan

berbeda pula.

4.Penyebaran Beberapa Negara (Regional)

Masalah kesehatan juga dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk

tidaknya suatu penyakit ke suatu negara, dipengaruhi oleh faktor – faktor :

a) . Kedaaan geografis suatu negara,

Dalam arti apakah ditemukan keadaan – keadaan geografis tertentu

yang menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit atau tidak di negara

tersebut.

b) . Hubungan komunikasi yang dimiliki,

Dalam arti, apakah letak negara tersebut berdekatan dengan negara

yang terjangkit penyakit, bagaiman sistem transportasi antar negara,

bagaimana hubungan antar penduduk, apakah negara tersebut terbuka

untuk penduduk yang berkunjung dan menetap, dsb.

c) . Peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Hal ini berkaitan dengan peraturan yang berkaitan dengan bidang

kesehatan.

26

Page 27: 56580078-isi

5. Penyebaran Banyak Negara (Internasional).

Di sini masalah kesehatan telah ditemukan di banyak negara, yang pada

era sekarang ini dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi

sangat mungkin terjadi.

Penyebaran Menurut Karakteristik Waktu.

Manfaat mempelajari penyebaran masalah kesehatan menurut Waktu adalah untuk

mengetahui :

1. Kecepatan Perjalanan Penyakit

Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat,

hal ini berarti perjalanan penyakit tersebut berlangsung dengan cepat.

2. Lama Terjangkitnya Suatu Penyakit.

Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat diketahui dari penyebaran

penyakit menurut waktu, yaitu dengan memanfaatkan keterangan tentang

waktu terjangkitnya penyakit dan keterangan tentang hilangnya penyakit

tersebut.

Faktor – faktor yang mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan

menurut waktu antara lain :

1. Sifat Penyakit Yang Ditemukan

Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit penyakit yang ditemukan, yang

dibedakan atas :

a) . Potogenesiti / Patogenitas

Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada penjamu

sehingga timbul penyakit (Disease Stimulus)

27

Page 28: 56580078-isi

b) . Virulensi

Ukuran keganasan penyakit atau derjat kerusakan yang ditimbulkan oleh

bibit penyakit.

c) . Antigenesiti / Antigenitas

Kemampuan bibit penyakit untuk merangsang timbulnya mekanisme

pertahanan tubuh (pembentukan Antigen) pada diri penjamu.

d) . Infektiviti / Infektifitas

Kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi dan menyesuaikan diri,

bertempat tinggal dan berkembang biak dalam diri penjamu.

2. Keadaan Tempat Terjangkitnya Penyakit

Untuk penyakit infeksi, keadaan yang paling penting adalah menyangkut ada

tidaknya reservoir bibit penyakit Environmental Reservoir.

3. Keadaan Penduduk

Sama halnya dengan penyebaran menurut tempat, maka penyebaran masalah

kesehatan menurut waktu ini juga dipengaruhi oleh keadaan penduduk, baik

yang menyangkut ciri – ciri manusianya ataupun yang menyangkut jumlah dan

penyebaran penduduk.

4. Keadaan Pelayanan Kesehatan Yang Tersedia

Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu masalah

kesehatan dapat dicegah, sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat

diperpendek.

28

Page 29: 56580078-isi

Penyebaran masalah kesehatan menurut Waktu, dapat dibedakan menjadi 4

macam, yaitu :

1. Penyebaran Satu Saat

Beberapa keadaan khusus yang ditemukan pada penyebaran penyakit pada Satu

Saat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) . Point – Source Epidemic

Disebut juga Common Source Epidemic yaitu : Suatu keadaan wabah yang

ditandai oleh :

Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat,

Masa inkubasi yang pendek

Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal

Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat

Contoh : Peristiwa keracunan makanan.

Muncul hanya pada waktu tertentu saja

b) . Contagious Diseases Epidemic Disebut juga Propagated Epidemic, adalah :

Suatu keadaan wabah yg ditandai oleh : Masa inkubasi yang panjang,

Episode penyakit me

Waktu munculnya penyakit tidak jelas,

Hilangnya penyakit dalam waktu yang lama

Merupakan peristiwa majemuk

Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan,

Contoh : Wabah penyakit menular.

29

Page 30: 56580078-isi

2. Penyebaran Satu Kurun Waktu

Yaitu Perhitungan penyebaran masalah kesehatan yg dilakukan pd satu kurun

waktu tertentu atau disebut Clustering Menurut Waktu. Digunakan untuk

mencari Penyebab Penyakit.

3. Penyebaran Siklis

Disebut penyebaran secara siklis bila Frekuensi suatu masalah kesehatan naik

atau turun menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu

(minggu, bulan, tahun); menurut keadaan cuaca tertentu (musim hujan, musim

panas); menurut peristiwa tertentu (musim panen, paceklik).

4. Penyebaran Sekular

Disebut penyebaran secara sekular apabila perubahan yang terjadi berlangsung

dalam waktu yang cukup lama, Misalnya lebih dari 10 tahun.

3.3.2 Epidemiologi Analitik

Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk mencari faktor-faktor

penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi dari data

dan informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:

1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.

2. Memprediksikan kejadian penyakit

3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian

penyakit.

30

Page 31: 56580078-isi

Penelitian analitik adalah bentuk penelitian epidemiologi yang paling

sering digunakan dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat

terjadinya penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya.

3.3.2.1 Macam-macam Epidemiologi Analitik

Macam-macam epidemiologi analitik meliputi:

Kasus control

Cross Sectional

Kohort

1. Penelitian Kasus Kontrol

Penelitian kasus control atau disebut juga penelitian case control relative

sederhana dan murah untuk dikerjakan dan kini semakin sering diterapkan dalam

mencari sebab-sebab dari penyakit, terutama penyakit-penyakit yang jarang

ditemukan. Kasus-kasus tersebut meliputi orang-orang yang mengidap sebuah

penyakit (atau variable outcome lainnya) yang sedang diamati dan sebuah

kelompok control yang sesuai (pembanding atau kelompok acuan) dari oaring-

orang yang tidak mengidap penyakit atau variable outcome. Kemudian

dibandingkan ada tidaknya faktor yang diperkirakan sebagai penyebab penyakit

tersebut kemudian di antara kasus-kasus dan control. Data yang menyangkut lebih

dari satu titik waktu tertentu kemudian dikumpulkan. Dalam hal ini, penelitian

kasus control disebut sebagai penelitian lintas-bagian. Penelitian-penelitian kasus

control disebut sebagai penelitian-penelitian retrospektif, karena para peneliti

melihat ke belakang, yaitu dari penyakitnya kemudian mencari kemungkinan-

kemungkinan yang menjadi penyebabnya. Hal itu dapat membingungkan, karena

31

Page 32: 56580078-isi

istilah-istilah retrospektif dan prospektif itu kini semakin sering digunakan untuk

menggambarkan waktu pengumpulan data dalam kaitannya dengan saat sekarang.

Dalam hal ini, sebuah penelitian kasus control dapat saja bersifat retrospektif,

yaitu bila semua data berasal dari masa-masa lalu, atau bersifat prospektif bila

pengumpulan data berlangsung secara berkesinmabungan seiring dengan

berjalannya waktu.

Sesudah penelitian kasus control dimulai dengan pemilihan kasus-kasus,

yang seyogyanya mencerminkan sebuah kasus-kasus yang berasal dari sebuah

populasi tertentu. Tugas yang paling sulit adalah dalam memilih kontrol-kontrol

untuk memperkirakan prevalensi paparan yang ada di dalam populasi yang

menjadi asal kasus-kasus penyakit tersebut. Lebih jauh, pemilihan kontrol dan

kasus itu tidak boleh dipengaruhi oleh status pemaparannya, yang seyogyanya

ditentukan dengan cara yang sama untuk keduanya. Kasus dan kontrol tidak selalu

mencakup subyek dari populasi umum; dalam kenyataan, mereka dapat dibatasi

dalam sub kelompok yang lebih khusus, misalnya orang-orang tua, laki-laki atau

para wanita.

Subyek-subyek yang berperan sebagai kontrol seyogyanya terdiri atas

orang-orang yang dipastikan akan dipilih sebagai kasus-kasus penelitian bila

mereka menderita penyakit. Idealnya, penelitian kasus kontrol itu menggunakan

kasus-kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan

faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup,

meskipun banyak sekali penelitia acapkali dikerjakan dengan menggunakan data

32

Page 33: 56580078-isi

prevalensi (sebagai contoh, penelitian kasus-kasus kontrol tentang kelainan-

kelainan congenital).

Satu aspek yang penting tentang penelitian kasus kontrol adalah penentuan

awal dan durasi (lama) paparan untuk kasus dan kontrol-kontrol tersebut. Pada

rancangan penelit5ian kasus kontrol, status paparan dari kasus-kasus tersebut

selalu ditentukan sesuadah penyakit tersebut berkembang (dana retrospektif) dan

selalu dengan menggunakan pertanyaan langsung terhadap orang yang terkena

penyakit, terhadap seseorang anggota keluarganya, atau terhadap seorang

temannya. Jawaban-jawaban yang b erasal dari pemberi informasi tersebut dapat

saja dipengaruhi oleh pengetahuannya tentang hipotesis yang sedang diteliti atau

pengalaman sakiytnya itu sendiri. Kadang-kadang paparan itu ditentukan dengan

menggunakan pengukuran-pengukuran biokimia (sebagai contoh adalah timah

yang berada di dalam darah atau cadmium yang berada di dalam urine) yang dapat

dipengaruhi oleh penyakit. Masalah ini dapat dicegah bila data paparan yang

akurat dapat diperoleh dari sebuah pencatatan yang sudah mapan (sebagai contoh

adalah data pencatatan kepegawaian di dalam industry tertentu) atau bila

penelitian kaasus kontrol tersebut dikerjakan secara prospektif, maka data tentang

paparannya dikumpulkan sebelum penyakit berkembang. Salah satu rancangan

penelitian untuk tipe ini adalah penelitian kasus kontrol yang dicangkokkan atau

“the nested case-control study”.

Contoh klasik tentang penelitian kasus kontrola dalah penemuan tentang

adanya hubungan antara thalidomide dan kecacatan-kecacatan anggota badan tang

tidak bisa terjadi pada anak-anak yang lahir di Republik Federasi Jerman pada

33

Page 34: 56580078-isi

tahun 1959 dan 1960; penelitian itu dilakukan pada tahun 1961, dengan

membandingkan antara anak-anak yang menyandang cacat tersebut terhadap

anak-anak yang normal (Mellin dan Katzenstein, 1962). Di antara 46 orang ibu

yang mempunyai bayi dengan kelainan-kelainan yang tipikal, ternyata 41 orang di

antaranya pernah meminum thalidomide di antara bulan ke empat dan kesembilan

dari kehamilannya, sementara tidak ada satupun dari 300 ibu-ibu yang dijadikan

kontrol, dengan anak-anak yang normal itu pernah meminum obat pada masa-

masa tersebut.

Dalam penelitian kasus kontrol, hubungan antara paparan dan penyakit

diperkirakan dengan menghitung rasio odds (odds ratio atau OR), yang

merupakan rasio odds dari paparan di antara kasus-kasus terhadap odds yang

mewakili paparan di antara kontrol-kontrol. Rasio odds amat mirip dengan

besarnya rasio resiko, terutama bila penyakitnya amat jarang ditemui.

Kelebihan Studi Case-Control :

1. Tidak mahal untuk dilaksanakan.

2. Mempermudah akses ke lebih banyak subjek karena studi menggunakan data

dan identifikasi kasus yang kemudian dibandingkan dengan kontrol yang

memiliki karakteristik serupa.

3. Membutuhkan subjek yang lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol yang

memiliki karakteristik serupa.

4. Bermanfaat dalam studi faktor etiologis pada penyakit yang tidak biasa atau

langka karena hanya sedikit kasus yang diperlukan.

5. Memungkinkan perolehan hasil yang cukup cepat karena data siap tersedia.

34

Page 35: 56580078-isi

6. Bermanfaat karena lebih dari satu faktor resiko dapat diidentifikasi di saat

yang bersamaan dalam perangkat data yang sama.

7. Bermanfaat dalam studi penyakit yang disebabakan oleh obat-obatan jika

pengobatan diduga sebagai penyebab efek samping atau reaksi merugikan

yang segera dilihat.

Kelemahan Studi Case-Control :

1. Informasi yang dibutuhkan untuk studi mungkin tidak siap tersedia.

2. Informasi yang dibutuhkan untuk studi mungkin tidak dicatat dengan akurat.

3. Jika teknik wawancara yang dipakai, responden mungkin tidak ingat dengan

informasi atau fakta lama.

4. Jika dipakai teknik survei/wawancara, responden mungkin tidak ingat dengan

informasi atau fakta lama, atau pencacatan mungkin dilakukan dengan tidak

tepat.

5. Jika dipakai teknik survei/wawancara, responden mungkin memberikan

jawaban yang subjektif atau bias.

6. Pasien dan dokter mungkin tidak ingat pada peristiwa atau keadaan masa lalu

atau mungkin mengingatnya dengan cara yang berbeda.

7. Responden mungkin menambah-nambahkan kejadian untuk melengkapi

cerita atau memberikan penekanan lebih kepada peristiwa tertentu di masa

lalu.

8. Pada penyakit serius atau kasus berat beberapa penyakit, individu yang

terjangkit memiliki peluang lebih besar untuk memberikan bias yang kuat.

9. Bias dapat terjadi pada studi kontrol.

35

Page 36: 56580078-isi

10. Keberadaan bias dalam kontrol dapat terjadi akibat kontrol yang diseleksi dari

rekam medis .

11. Penyajian yang kurang baik atau keliru dapat terjadi akibat proses seleksi

kasus dan kontrol tidak dilakukan dengan cermat.

12. Sifat atau perilaku pribadi dapat memperberat masalah yang berkontribusi

pada penyakit, kondisi, ketidakmampuan, atau kematian.

2. Penelitian Survei/Studi Cross-Sectional

Studi cross-sectional merupakan suatu gambaran penyakit, kesehatan,

medis, dan fenomena psikososial yang terjadi pada satu kurun waktu. Dari sudut

pandang praktis, satu kurun waktu dapat berlangsung beberapa menit sampai

maksimal dua atau tiga bulan.

Pelaksaanaan studi cross-sectional layaknya penggunaan kamera untuk

mengambil gambar tidak bergerak tentang kesehatan, mental, dan sosial,

lingkungan atau masalah atau peristiwa lain dalam populasi, yang berarti

menetapkan data pada kurun waktu tertentu. Temuan studi longitudinal lebih sulit

dilakukan karena harus mengikuti perkembangan suatu kelompok dalam populasi

selama beberapa waktu. Studi cross-sectional dapat mengumpulkan informasi

yang sama, yaitu dengan menetapkan sampel populasi yang menyerupai sampel

studi longitudinal. Peneliti mengumpulkan data dari populasi sampel sekaligus

pada waktu yang bersamaan. Studi longitudinal memberikan informasi yang lebih

baik dan data yang akurat dalam banyak hal karena studi ini, mengikuti

perkembangan waktu sesungguhnya dari suatu fenomena yang terjadi selama

beberapa waktu, dengan memperhitungkan perubahan individu yang dapat terjadi.

36

Page 37: 56580078-isi

Studi cross-sectional terbatas pada data yang dikumpulkan dalam kurun waktu

tertentu.

Pengembangan hubungan studi cross-sectional. Ada tidaknya suatu

variabel dikaji melalui studi cross-sectional. Setiap individu dalam kelompok

studi atau sampel penelitian yang mewakili populasi ditunjukkan dalam studi

cross-sectional pada kurun waktu tertentu dan temuannya mewakili kurun waktu

tersebut. Hubungan antara beberapa variabel tertentu dan keberadaan faktor

kesehatan, penyakit, kondisi, atau kejadian maupun keragaman derajata kondisi

dapat diteliti dan dikaji. Hubungan, asosiasi, dan korelasi yang sama dapat dikaji

dan dianalisis dalam subkelompok atau dalam berbagai kelompok usia. Implikasi

epidemiologi dari studi cross-sectional adalah bahwa hubungan ada tidaknya suatu

penyakit atau penyebab penyakit dapat dikaji. Implikasi epdemiologi lain adalah

bahwa hubungan antara subjek terjangkit terhadap subjek tidak terjangkit, atau

variabel yang terlibat sebagai penyebab penyakit juga dapat dipelajari.

Beberapa populasi yang mungkin digunakan untuk studi epidemiologi

mungkin didasarkan pada etnik, ras, kemungkinan terkena penyakit, angka

prevalensi yang tinggi dalam populasi lebih sering terkena penyakit daripada

kelompok lain, atau alasan lain yang berhubungan.

Agar studi cross-sectional dapat berjalan dengan efektif dan valid, semua

subjek harus memiliki peluang yang sama untuk mewakili populasi yang diteliti.

Semua anggota kelompok studi populasi harus memiliki peluang yang sama untuk

terpilih dan mengisi formulir survei. Dengan melakukan pengambilan sampel

37

Page 38: 56580078-isi

secara tepat dan objektif, semua anggota populasi dapat memperoleh peluang

sama untuk berpartisipasi dalam studi.

Salah satu teknik yang paling umum untuk melakukan studi cross-

sectional adalah melalui penggunaan metodologi survei. Banyak metode survei

yang digunakan untuk melakukan studi epidemiologi. Metode survei merupakan

metode penelitian yang paling banyak digunakan dalam desain penelitian yang

kompleks atau juga dapat berbentuk kuesioner sederhana satu halaman yang

terdiri daru satu variabel atau kondisi dalam populasi studi.

Kelebihan Studi Cross-Sectioanal;

1. Merupakan pengumpulan data sekali dalam satu kurun waktu tertentu

(wawancara/pemeriksaan/survei)

2. Lebih murah dan lebih praktis untuk dilaksanakan.

3. Memberikan banyak informasi dan data yang terbukti bermanfaat untuk

perencanaan pelayanan kesehatan dan program medis.

4. Memberikan gambaran sekilas tentang populasi studi, memperlihatkan

distribusi relatif dari kondisi, penyakit, dan cedera, dan ketidakmampuan

dalam kelompok dan populasi.

5. Memberikan keterkaitan antar-antribut penyakit dan kondisi dalam kelompok

atau populasi.

6. Bermanfaat untuk memprediksi penyebaran penyakit tertentu, seperti kolera,

di masa depan dalam populasi.

38

Page 39: 56580078-isi

7. Memiliki satu kelebihan pokok, yaitu bahwa studi didasarkan pada sampel

populasi utama dan tidak tergantung pada individu yang mengajukan diri

untuk mendapatkan perlakuan medis.

Kelemahan Studi Cross-Sectioanal :

1. Tidak dapat memperlihatkan hubungan sebab-akibat yang kuat jika jumlah

sampel sedikit.

2. Hanya mewakili individu yang mengisi kuesioner, mengikuti survei, dan

berpatisipasi dalam studi.

3. Seperti yang dipakai dalam studi penyakit, hanya mewakili orang yang akan

disurvei dan/atau terjangkit penyakit.

4. Jika digunakan sebagai suatu prevalensi dari pengkajian penyakit, tidak

terlalu efektif jika angka kasus penyakit sangat kecil.

5. Kondisi atau penyakit kambuhan atau variasi musiman penyakit itu tidak

mewakili dengan baik dalam studi cross-sectional karena saat studi lakukan,

kondisi berada dalam keadaan tetap atau tidak aktif atau puncaknya.

6. Seperti kebanyakan studi, studi ini tidak berguna jika dipakai untuk

memprediksi kejadian kondisi atau penyakit di masa mendatang.

7. Lebih efektif pada penyakit kronis dan kondisi yang berkaitan dengan

perilaku, serta kurang efektif pada penyakit menular dengan masa inkubasi

dan durasi singkat.

8. Menunjukkan persentase tinggi suatu kondisi atau penyakit yang durasinya

panjang, sekaligus berpotensi untuk tidak memperlihatkan atau mempunyai

efek yang terbatas dari suatu penyakit dalam serangkaian kasus insidensi.

39

Page 40: 56580078-isi

3. Penelitian Study Kohort

Penelitian kohor disebut juga penelitian insiden atau penelitian prospektif.

Kelebihan utama penelitian ini adalah metodenya yang memungkinkan

mengamati bagaimana suatu factor keterpaparan berlangsung hingga

memungkinkan terjadinya efek (penyakit).

Penelitian dimulai dengan memilih sampel kelompok sehat dari suatu

populasi. Merreka yang sehat ini akan diobservasi terhadap ada tidaknya

keterpaparan dalam suatu waktu tertentu. Setelah 5 tahun observasi, misalnya,

dihitunglah beberapa yang jatuh sakit dan beberapa yang masih sehat. Hasilnya

memberikan nilai perhitungan assosiasi yang disebut Relative Risk (Resiko

Relatif) yang mempunyai nilai netral sebesar 1. Arti RR adalah tidak ada

hubungan jika nilainya 1, sma halnya dengan nilai nol untuk Odds ratio dari suatu

penelitian kasus control.

Studi kohort adalah metode epidemiologi untuk mengidentifikasi suatu

populasi studi menurut usia atau dengan mengunakan cara atay sifat atau

pengelompakan individu lain demi tujuan penelitian.

Analisis kohort mengkaji morbiditas, mortalitas dan factor-faktor resiko

terkait berdasarkan usia subkelompok atau jika populaisnya lebih besar,

berdasarkan pengelompokan subjek. Periode waktu, pengujian ulang, evaluasi

ulang, dan kegiatan lanjutan dikaji saat kelompok individu menjalani waktu, usia

dan kehidupannya. Begitu studi kohort selesai, data harus dianalisis dengan

menggunakan rata-rata, rasio, dan tabel yang kemudian disusun dan

dipresentasikan. Data morbiditas dan mortalitas perlu dianalisis dan ditabulasi

40

Page 41: 56580078-isi

berdasarkan kelompok usia dan kohort, saat mereka menjalani rentang waktu dan

kehidupan. Populasi studi mungkin bersifat sementara dan menjadi subjek analisis

hanya jika mereka ada dalam populasi studi.

Efek kohort, juga disebut ssebagai efek generasi, adalah perubahan dan

variasi pada status penyakit atau kesehatan suatu populasi studi ketika kelompok

studi tersebut bergerak seiring perjalanan waktu. Setiap pajanan atau pengaruh

dari efek lingkungan terhadap perubahan social yang dapat mempengaruhi hasil

studi sebagaimana factor tersebut, berarti juga dapat mempengaruhi status

kesehatan subjek sebagai suatu kohort. Karena setiap kohort menua, menjalani

fase demi fase kehidupannya, dan terpajan pada perubahan dalam hidupnya, efek

seperti itu akan terlihat pada setiap orang dalam kohort dan akan berdampak pada

hasil studi.

Insidensi kohort sebenarnya hanya penerapan konsep insidensi pada

kelompok dan subkelompok kohort serta pada populasi srudi. Karena kasus baru

penyakit muncul pada anggota sekelompok kohort dalam kuurun waktu tertentu,

status kesehatan kelompok menjadi terpengaruh di sepanjang waktu pelaksanaan

studi. Angka insidensi dapat mempengaruhi hasil studi kohort, sehingga kasus

baru harus ditabulasi dan dianalisis karena berlangsung dalam kohort tersebut.

Angka insidensi untuk subkelompok kohort dan untuk populasi studi secara

keseluruhan dapat dihitung. Hasil akhirnya adalah insidensi kohort.

Studi Kohort pada Epidemiologi Kesehatan Kerja. Menurut Mausner dkk.,

studi kohort prospektif historis adalah metode yang umum digunakan dalam

epidemiologi kesehatan kerja. Selain itu, kohort (kelompok) pekerja sering

41

Page 42: 56580078-isi

digunakan dalam studi mortalitas karena laporan kematian lebih mudah diperoleh

dan lebih dapat dipercaya daripada laporan medis yang hanya menyajikan

penyakit dan kondisi terkait.

Variabel Penggangu pada Studi Kohort. Menurut Kelsey, variabel

penggangu dapat berpengaruh pada studi kohort. Dalam desain studi apapun,

setiap factor yang dapat menyebabkan perubahan atau berpengaruh terhadap hasil

harus diperhitungkan. Jika variabel penggangu tidak diperhitungkan, kesimpulan

atau informasi yang kelitu dapat diperoleh dan disajikan dalam laporan.

Pengkajian terhadap factor resiko atau derajat pemajanan dilakukan untuk

menentukan efeknya terhadap status kesehatan atau tahapan penyakit.

Kelebihan penelitian kohort:

1. Studi kohor merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insendensi

dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.

2. Dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya assosiasi antara factor resiko

dan penyakit.

3. Memberikan keterangan yang lengkap mengenai factor resiko yang

dialami oleh individu dan riwayat alamiah perjalanan penyakit.

4. Dapat sangat mereduksi bias informasi. Tidak akan terjadi masalah recall

atau memori.

5. Masalah etika lebih sedikit dibandingkan dengan studi eksperimental.

6. Dapat dipakai langsung untuk mengukur incidence rate dari penyakit dan

resiko relative dari factor resiko yang sedang diteliti.

42

Page 43: 56580078-isi

7. Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh orang yang buakn ahli

epidemiologi.

8. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, maka studi

kohot memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah

kesehatan yang semakin meningkat.

Kekurangan Penelitian Kohort:

1. Memerlukan ukuran sampel yang besar, terutama untuk jenis penyakit

yang sedikit dijumpai di masyarakat. Hendaklah dihindari dengan memilih

kasus yang sering terjadi, atau penyakit yang tidak kompleks.

2. Memerlukan waktu follow up yang cukup lama. Untuk itu perlu dipilih

penyakit-penyakit yang mempunyai masa inkubasi singkat.

3.4 Epidemiologi Eksperimental

Studi ekperimental bukan studi epidemiologi sejati, setidaknya dari sudut

pandang tradisional, tetapi desain penelitiannya terencana dan bersifat klinis.

Dalam desain penelitian ekperimental, peneliti menentukan atau menetapkan

persyaratan studi atau ekperimen. Peneliti mengontrol atau menetapkan hubungan

(asosiasi) sebab akibat, atau mengontrol atau karakteristik atau variabel yang

kemudian diperbandingkan secara statistik. Kontrol, metode pengambilan sampel,

dan pengkajian statistik probabilitas juga dilakukan. Statistik inferensial paling

sering digunakan dalam analisis studi klinis atau studi eksperimental. Uji

komunitas (community trial) (menggunakan data nonacak) dan uji klinis (clinical

trial) (menggunakan data acak merupakan desain yang paling banyak digunakan

dalam epidemiologi.

43

Page 44: 56580078-isi

3.4.1 Desain Studi

Rencana inti dalam penyelenggarakan penelitian desain eksperimental

adalah untuk menetapkan suatu kelompok percobaan atau perlakuan untuk

mengindentifikasi kelompok kedua yang tidak dikenai perlakuan atau eksperimen

dan digunakan sebagai pembanding. Kelompok yang tidak diterima perlakuan

disebut kelompok kontrol. Karakteristik kelompok kontrol harus semirip mungkin

dengan karakteristik kelompok percobaan. Jika memungkinkan, setiap individu

ditempatkan secara acak pada masing-masing kelompok, baik kelompok kontrol

pada masing-masing kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok

percobaan. Selain itu, kondisi, proses, lingkungan, pajanan terhadap pengaruh

luar, dsb, pada kedua kelompok harus dijaga agar benar-benar sama. Satu-satunya

faktor yang harus dibedakan pada kedua kelompok itu adalah bahwa perlakuan

hanya diberikan pada kelompok percobaan ganda, studi buta, dan perlakuan

nonrandominisasi, dan kelompok kontrol.

Teknik pengambilan sampel yang tepat, sebagaimana dibahas, harus

digunakan dalam desain eksperimental seperti dalam setiap penelitian lainnya.

Teknik pengambilan sampel yang efektif harus diterapkan pada kedua kelompok,

kelompok kontrol dan dan kelompok percobaan. Dalam beberapa uji klinis,

pengambilan sampel tidak direncanakan sebelumnya karena sifat dimiliki

penelitian dan subjek, misalnya dalam percobaan obat-obatan atau teknik bedah

tertentu.

44

Page 45: 56580078-isi

Dua konsep pokok yang digunakan dalam penelitian eksperimental

adalah ;

Variabel terikat (dependen) faktor atau kondisi yang terjadi dalam

kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Variabel terikat tidak

menyebabkan perubahan dalam kelompok percobaan. Jika ada intervensi,

perlakuan, atau perubahan yang terjadi dalam kelompok percobaan,

kejadian itu harus diidentifikasi.

Variabel bebas adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam

kelompok percobaan dan tidak diberikan pada kelompok kontrol. Agen

perlakuan atau agen pengubah termasuk variabel bebas. Jika kelompok

percobaan diberikan suatu perlakuan, misalnya vaksin, obat, atau

intervensi lain dan kemudian perubahan terjadi, faktor yang

menyebabkan perubahan itu disebut variabel bebas.

Dalam penelitian eksperimental, hubungan sebab akibat dapat dengan

mudah diamati. Jika tidak ada perubahan, fenomena sebab-akibat akan tampak.

Perubahan terjadi dalam kelompok percobaan sedangkan dalam kelompok kontrol

tidak terjadi perubahan. Dengan demikian, ditarik kesimpulan bahwa perlakuan

(variabel bebas) itulah yang menyebabkan perubahan.

3.4.2 Desain Eksperimental di Bidang Epidemiologi

Penelitian eksperimental digunakan dalam penelitian empiris dasar pada

populasi yang kecil. Di bidang perawatan kesehatan medis/kesehatan, desain

ekperimental digunakan dalam pengujian obat-obatan, vaksin, prosedur perlakuan,

dan teknik perlakuan pasien, yang semuanya dilaksanakan dalam skala kecil,

45

Page 46: 56580078-isi

sering kali terhadap hewan percobaan atau kelompok studi percobaan kecil.

Umumnya, tidak etis apabila ekperimen seperti itu dilakukan pada populasi besar

karena resiko dan hasilnya kemungkinan tidak baik. Dengan demikian,

sekelompok kecil relawan, terkadang terdiri dari atas penderita penyakit yang

tidak dapat disembuhkan, digunakan sebagai sampel dan mereka diberitahu

mengenai bahaya dan resiko yang akan dihadapi.

Aktivitas penelitian yang penting ini membantu memajukan

pengetahuan. Banyak penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap seseorang

atau kelompok atau populasi besar.

Beberapa ukuran kontrol yang berguna di bidang kesehatan masyarakat

dan epidemiologi merupakan hasil langsung penelitian eksperimental biomedis.

Kebanyakan vaksin terbentuk dengan menggunakan uji eksperimental dan uji

klinis, dan dari sisi ini,desain eksperiemental sangat penting untuk bidang

epidemiologi.

Dalam penelitian ekperimental, salah satu dari hal pertama yang tampak

berbeda adalah bahwa proses penelitian, prosedur, input, dan hasil berada di

bawah pengendalian langusng peneliti. Desain eksperimental menunjukkan

kesamaan dengan desain studi propektif dan longitudinal karena studi tersebut

mengamati subjek selama beberapa waktu (biasanya dalam periode yang cukup

singkat) dan melibatkan pengkajian lanjutan. Ciri yang paling menonjol adalah

bahwa penelitia (penulis sengaja tidak menamakannya sebagai ahli epidemiologi)

memanipulasi subjek atau melakukan beberapa bentuk intervensi, perlakuan dan

perubahan. dalam studi epidemiologi observasi, tidak dilakukan manipulasi atau

46

Page 47: 56580078-isi

perubahan satupun sehingga yang diamati dan dipelajari dan diamati hanyalah

peritiwa yang sudah terjadi.

(Bagan Tingkatan kelompok Penelitian Eksperimental)

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,

diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang

menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan 

yang perlu dilakukan di masa yang akan datang, yang jelas tujuannya. Langkah-

langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama dengan alur pikir

siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah :

47

Page 48: 56580078-isi

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas

3. Menetapkan tujuan

4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik

5. Menyusun rencana operasional

3.5.1 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif

Secara umum langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian deskriftif

ini tidak berbeda dengan metode-metode penelitian yang lain, yakni :

1. Memilih masalah yang akan diteliti

2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masala, kemudian berdasarkan

masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi

dan teori-teori sebagai dasar menyusun kerangka konsep penelitian.

3. Membuat asumsi atau angapan-anggapan yang menjadi dasar perumusan

hipotesis penelitian.

4. Merumuskan hipotesis penelitian

5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.

6. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data.

7. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan digunakan.

8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data yang akan digunakan.

9. Melakukan pengolahan dan analisis data (menguji hipotesis)

10. Menarik kesimpulan atau generalisasi.

11. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian.

48

Page 49: 56580078-isi

3.5.2 Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional

Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional yaitu:

1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang

akan diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap

efek.

2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.

3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.

4. Tahap pengumpilan data.

Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.

Bentuk instrumen pengukuran :

- Form kuesioner.

- Form observasi klinik.

- Form observasi non klinik.

5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.

Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis

diskriptif.

3.5.3 Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol

Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :

1. Hasil studi Cross Sectional.

2. Observasi / pengamatan lapang / klinik.

3. Data sekunder.

4. Kasus-kasus akut / epidemi

Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol

49

Page 50: 56580078-isi

1. Merumuskan Hipotesa

2. Menetapkan populasi penelitian.

3. Menetapkan teknik dan besar sampel.

4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data

sekunder.

5. Analisis data

3.5.4 Langkah-langkah Penelitian Kohort

1. Merumuskan Hipotesa

2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel.

3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko

sampai terjadi suatu efek.

Bentuk instrumen pengukuran :

- Form kuesioner.

- Form observasi klinik.

- Form observasi non klinik.

4. Analisis data

3.6 Konsep Sehat-Sakit Hubungannya dengan Epidemiologi

3.6.1 Sehat

Definisi “sehat” menurut WHO, 1948: Sehat adalah keadaan baik yang

lengkap secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari

penyakit atau kecacatan

Sehat adalah suatu keadaan yang seimbang antara bentuk tubuh dan fungsi

tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya

(Parkins’,1938)

50

Page 51: 56580078-isi

Sehat adalah suatu keadaan kesejahteraan sempurna fisik, mental dan

sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO,

1974 dan UU Pokok Kesehatan No 9 tahun 1960)

Sehat adalah keadaan dan kualitas organ yang berfungsi secara wajar

dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO,

1957).

Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya

tidak mempunyai keluhan dan tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau

kelainan (White, 1977)

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi

(UU Kesehatan No. 23 tahun 1992)

3.6.2 Sakit dan Penyakit

Disamping definisi sehat , dikenal pula istilah penyakit, diantara pengertiannya

adalah

Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk

bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbulah

gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ, atau sistem tubuh

(Gold Medical-Dictionary)

Keadaan yang tidak menyenangkan menimpa seseorang sehingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,

rohani, maupun social (Parkins, 1937)

Suatu kondisi dimana tidak ada keserasian antara lingkungan dan individu

( Reverlly)

Keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata yang

normal (New Webster Dictionary )

Penyakit adalah suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur

atau terganggu perjalananya

Penyakit bukan hanya merupakan kelainan yang dapat dilihat dari luar,

tetapi juga suatu gangguan keteraturan fungsi-fungsi dalam tubuh

51

Page 52: 56580078-isi

3.6.3 Hubungan

Untuk dapat mengetahui seseorang mengalami keadaan sakit atau sehat

maka sangat perlu memahami definisi dari kedua istilah tersebut sedangkan dalam

epidemiologi, manusia adalah sebagai subjek dan objek. Dan memang segala

sesuatu yang menimpa manusia dibahas dalam epidemiologi. Oleh karena itu agar

dapat melakukan penelitian epidemiologi dengan baik dan benar sehingga tujuan

epidemiologi dapat tercapai serta manfaatnya benar-benar dapat dirasakan seorang

peneliti harus dapat memahami konsep sehat-sakit.

52

Page 53: 56580078-isi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi

penyebaran) serta determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang /

masyarakat serta determinannya (faktor – faktor yang mempengaruhinya).

Manfaat dari epidemiologi antara lain : a. Dapat menerangkan keadaan suatu

masalah kesehatan; b. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan;

c. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit; d. Membantu

pekerjaan administrasi kesehatan.

Ruang lingkup dari epidemiologi meliputi a. Etiologi; b. Efikasi; c. Efektifitas;

d. Efisiensi; e. Evaluasi; f. Edukasi.

Komponen-komponen dari epidemiologi antara lain : a. Frekuensi masalah

kesehatan; b. Distribusi masalah kesehatan; c.Determinan masalah kesehatan.

Macam-macam penelitian epidemiologi antara lain : a. Epidemiologi

Deskriptif; b. Epidemiologi Observasi; c. Epidemiologi Analitik; d.

Epidemiologi Eksperimental.

Langkah-langkah pada penelitian epidemiologi terdiri atas : a. Analisis situasi;

b. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik; c. Menyusun

rencana operasional; c. Menetapkan tujuan; d. Identifikasi masalah dan

menetapkan prioritas.

Hubungan konsep sehat-sakit dengan epidemiologi berfungsi untuk dapat

mengetahui seseorang mengalami keadaan sakit atau sehat, manusia adalah

sebagai subjek dan objek dalam ilmu epidemiologi.

53

Page 54: 56580078-isi

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1988, Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Bustan, M.N. 1997. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta

54

Page 55: 56580078-isi

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Setyawan, Ig. Dodiet Aditya. 2008. Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan

Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta. Surakarta

Kjellstrom, T. 1997. Dasar-dasar Epidemiologi Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Dewanto, H. 2004. Aspek-aspek Epidemiologi Maloklusi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar, Edisi 2. Jakarta:

EGC

Website :

http://epid-infokes.blogspot.com/2007_08_05_archive.html

http://adityasetyawan.wordpress.com/2008/08/22/pengantar-epidemiologi/

http://vandir1986.blogspot.com/2008/11/pengertian-epidemiologi.html

http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf

55