45261280-fraktur

75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak. Fraktur yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang radius distal,dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah diafisis yang terjadi sering sebagai faktur type green- stick. Daerah metafisis pada anak relatif masih lemah sehingga fraktur banyak terjadi pada daerah ini, selebihnya dapat mengenai suprakondiler humeri (transkondiler humeri) diafisis femur dan klavikula, sedangkan yang lainnya jarang. Fraktur pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa. Selain itu proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis. Ada perbedaan yang mendasar antara fraktur pada anak dengan fraktur pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan fisiologi tulang. Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis 1

Transcript of 45261280-fraktur

Page 1: 45261280-fraktur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak. Fraktur

yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang

radius distal,dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah diafisis yang terjadi sering

sebagai faktur type green-stick. Daerah metafisis pada anak relatif masih lemah

sehingga fraktur banyak terjadi pada daerah ini, selebihnya dapat mengenai

suprakondiler humeri (transkondiler humeri) diafisis femur dan klavikula, sedangkan

yang lainnya jarang.

Fraktur pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses

penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat

baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi

tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa. Selain itu proses

penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis.

Ada perbedaan yang mendasar antara fraktur pada anak dengan fraktur pada

orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan fisiologi tulang.

Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis sebagai daerah

pertumbuhan kongenital. Lempeng epifisis ini akan menghilang pada dewasa,

sehingga epifisis dan metafisis ini akan menyatu pada saat itulah pertumbuhan

memanjang tulang akan berhenti.

Tulang panjang terdiri atas epifisis, metafisis dan diafisis. Epifisis merupakan

bagian paling atas dari tulang panjang, metafisis merupakan bagian yang lebih lebar

dari ujung tulang panjang yang berdekatan dengan diskus epifisialis,, sedangkan

diafisis merupakan bagian tulang panjang yang di bentuk dari pusat osifikasi primer.

Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang

mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses

pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai

arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah yang menentukan

1

Page 2: 45261280-fraktur

berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah. Pada anak,

terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Periosteum

sangat tebal dan kuat dimana pada proses bone helding akan menghasilkan kalus

yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Anak 2

2. Mengetahui apa yang dimaksud tentang fraktur anak.

3. Mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan pada anak yang

mengalami fraktur

4. Melatih mahasiswa keperawatan untuk dapat berpikir kritis.

2

Page 3: 45261280-fraktur

BAB II

PEMBAHASAN FRAKTUR

2.1 Definisi

Terdapat beberapa pengertian tentang fraktur antara lain adalah kerusakan

kontinuitas tulang, tulang rawan, epifisis atau tulang rawan sendi yang biasanya

dengan melibatkan kerusakan vascular dan jaringan sekitarnya yang ditandai dengan

nyeri, pembengkakan, dan tenderness.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan

luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya. (Smelter&Bare,2002).

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

(Price, 1995). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur

akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti

osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Barret dan Bryant, 1990).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,

pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges,

2000). Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh rudapaksa.

2.2 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis fraktur antara lain adalah didapatkan adanya riwayat

trauma,hilangnya fungsi, tanda-tanda inflamasi yang berupa nyeri akut dan berat,

pembengkakan lokal, merah akibat perubahan warna, dan panas pada daerah tulang

yang patah. Selain itu ditandai juga dengan deformitas, dapat berupa angulasi, rotasi,

atau pemendekan, serta krepitasi. Apabila fraktur terjadi pada ekstremitas atau

persendian, maka akan ditemui keterbatasan LGS (lingkup gerak sendi).

Pseudoartrosis dan gerakan abnormal.

Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur, sehingga

perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan

3

Page 4: 45261280-fraktur

diagnosis adalah pemeriksaan X-foto,yang harus dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu

anterior-posterior dan lateral. Dengan pemeriksaan X-foto ini dapat dilihat ada

tidaknya patah tulang, luas, dan keadaan fragmen tulang. Pemeriksaan ini juga

berguna untuk mengikuti proses penyembuhan tulang.

Diagnosis fraktur sendiri bergantung pada gejala, tanda fisik dan pemeriksaan

sinar-x pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut.

Bila berdasarkan pengamatan klinis diduga ada fraktur, maka perlakukanlah sebagai

fraktur sampai terbukti lain.

2.3 Pembagian Fraktur

Fraktur berdasarkan derajat atau luas garis fraktur terbagi atas: complete,

dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian (fragmen) atau lebih, serta

incomplete (parsial). Fraktur parsial terbagi lagi menjadi:

1. Fissure/Crack/Hairline – tulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di

tempat, biasa terjadi pada tulang pipih

2. Greenstick Fracture – biasa terjadi pada anak-anak dan pada os radius, ulna,

clavicula, dan costae

3. Buckle Fracture – fraktur di mana korteksnya melipat ke dalam

Berdasarkan garis patah/konfigurasi tulang dibagi menjadi.

1. Transversal – garis patah tulang melintang sumbu tulang (80-100o dari sumbu

tulang)

2. Oblik – garis patah tulang melintang sumbu tulang (<80o atau >100o dari

sumbu tulang)

3. Longitudinal – garis patah mengikuti sumbu tulang

4. Spiral – garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih

5. Comminuted – terdapat 2 atau lebih garis fraktur

Berdasarkan hubungan antar fragmen fraktur:

a. Undisplace – fragmen tulang fraktur masih terdapat pada tempat anatomisnya

b. Displace – fragmen tulang fraktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas:

- Shifted Sideways – menggeser ke samping tapi dekat

4

Page 5: 45261280-fraktur

- Angulated – membentuk sudut tertentu

- Rotated – memutar

- Distracted – saling menjauh karena ada interposisi

- Overriding – garis fraktur tumpang tindih

- Impacted – satu fragmen masuk ke fragmen yang lain

Gambar 1. Tipe Fraktur menurut garis frakturnya

Secara umum, berdasarkan ada tidaknya hubungan antara tulang yang fraktur

dengan dunia luar, fraktur juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu fraktur tertutup dan

fraktur terbuka. Tertutup (simple) dan terbuka (gabungan) adalah istilah yang sering

dipakai untuk menjelaskan fraktur. Fraktur tertutup atau simple adalah fraktur

dengan kulit yang tidak tembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak

tercemar oleh lingkungan.

Secara teknik, fraktur terbuka atau gabungan adalah fraktur dengan kulit

ekstremitas yang terlibat telah ditembus. Konsep penting yang harus diperhatikan

adalah apakah terjadi kontaminasi oleh lingkungan pada tempat terjadinya fraktur

tersebut. Fragmen fraktur dapat menembus kulit pada saat terjadinya cedera,

terkontaminasi, kemudian kembali hampir pada posisinya semula. Pada keadaan

semacam ini maka operasi untuk irigasi, debridement, dan pemberian antibiotika

secara intravena mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya osteomielitis. Pada

5

Page 6: 45261280-fraktur

umumnya, operasi irigasi dan debridement pada fraktur terbuka harus dilakukan

dalam waktu 6 jam setelah terjadinya cedera untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

2. 4 Penyembuhan Fraktur

Jka satu tulang sudah patah, jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum

terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk

pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi di dalamnya

dengan sel-sel pembentuk tulang primitive (osteogenik) berdiferensiasi menjadi

kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat, yang merangsang

deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini

terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen satunya, dan

menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen (penyembuhan fraktur) terus berlanjut

dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas

menyebrangi lokasi fraktur. Penyatuan tulang provisional ini akan menjalani

transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus

tulang akan mengalami remodeling untuk mengambil bentuk tulang yang utuh seperti

bentuk osteoblas tulang baru dan osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak

dan tulang sementara (Gbr. 68-6).

6

Page 7: 45261280-fraktur

Potensial Penyembuhan Fraktur Pada Anak-Anak

Fraktur pada anak-anak biasanya sembuh secara cepat dan baik. Pelindung

periosteal aktif di sekitar tubulus tulang pada anak-anak masih kuat. Karena di daerah

ini jarang terjadi fraktur secara lengkap, maka fragmen fraktur cenderung

dipertahankan dalam posisi yang dapat diterima setelah fraktur. Tulang anak-anak

memiliki potensial yang besar untuk koreksi remodeling. Sehingga, deformitas

angular pascareduksi dapat diterima dengan keyakinan bahwa tulang yang matur akan

tetap lurus tanpa terdapad bekas cedera. Selain itu, ekstremitas pernah cedera

cenderung akan tumbuh lebih cepat daripada yang normal. Aposisi bayonet seringkali

lebih baik untuk eduksi tanpa end-on-end dalam mencapai panjang ekstrimitas

dewasa yang sesuai. Walaupun deformitas angular sembuh dengan cepat, tapi tidak

ada kecenderungan bagi deformitas rotasional untuk sembuh secara spontan. Posisi

rotasional yang normal selama penyembuhan harus dipertahankan.

Kebanyakan fraktur pada anak-anak diterapi secara tepat dengan gips atau

traksi. Hanya beberapa fraktur pada anak-anak yang sembuh optimal bila diterapi

secara bedah. Salah satu contoh adalah fraktur pada kondilus lateral humerus yang

meluas ke sendi dan dapat melibatkan cedera lempeng pertumbuhan epifisial.

Kegagalan untuk menurunkan kembali fragmen secara benar ke posisi anatomic yang

normal dapat menyebabkan reduksi fungsi siku dan menahan pertumbuhan

ekstremitas, sehingga dapat berakibat dalam perkembangan deformitas seluruhnya

dengan meningkatnya maturitas. Fraktur kaput radius dan tulang panggul pada anak-

anak seringkali juga membutuhkan penanganan bedah. Secara umum, fraktur yang

meluas ke dalam sendi atau melewati lempeng pertumbuhanlah yang paling

membutuhkan pembedahan.

Growth Plate pada anak

Growth plate atau fisis adalah lempeng kartilago yang terletak di antar epifisis

(pusat penulangan sekunder) dan metafisis. Ini penting bagi pertumbuhan tulang

panjang agar terjadi. Bagian ini juga menjadi satu titik kelemahan dari semua struktur

tulang terhadap trauma mekanik.

7

Page 8: 45261280-fraktur

Fisis, secara histologik terdiri dari 4 lapisan, yaitu :

a. Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan

merupakan tempan penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan digunakan

nantinya.

b. Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh

menjadi lempeng. Sel-sel tersebut disebut seperi tumpukan lempeng. Pada area

ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang sebelumnya disimpan untuk

perjalanan mereka ke metafisis.

c. Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah

menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami

kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi letak terlemah secara

mekanis.

d. Calcified zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam

kalsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-

cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis.

Sifat penyembuhan patah tulang pada anak antara lain adalah sering dahan hihjau,

pertumbuhan cepat, penanganan tertutup memuaskan, traksi kulit efektif, jarang

ditemukan kekakuan sendi.

2.5 Etiologi Fraktur

Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Trauma Langsung : Kecelakaan lalu lintas

Trauma tidak langsung: Jatuh dari ketinggian dengan berdiri atau duduk

sehingga terjadi fraktur tulang belakang

Proses penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis).

Menurut Oswari E (1993), fraktur terjadi karena adanya :

Kekerasan langsung Terkena pada bagian langsung trauma.

Kekerasan tidak langsung Terkena bukan padabagian yang terkena trauma.

Kekerasan akibat tarikan otot

8

Page 9: 45261280-fraktur

Sedangkan MenurutBarbaraCLong(1996), fraktur terjadi karena adanya :

Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)

Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)

Patah karena letih

2.6 Patofisiologi

9

Perubahan jaringan sekitar

Pergeseran fragmen tulang

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan fungsi tulang

deformitas

Cedera fisik

Perubahan proses keluarga

Fraktur

Reaksi peradangan

Pembengkakan interstitium /udem

Tekanan pada

pembuluh darah

Kolaps

Hipoksia jaringan

Kematian saraf

Resiko cedera

pergeseran fargmen tulang

nyeri

Discontinuitas tulang

Laserasi kulit akibat

pemakaiain gips

Gangguan integritas

kulit

Trauma tidak langsung Kondisi PatologisKondisi Patologis

Page 10: 45261280-fraktur

2.7 Penatalaksanaan Fraktur

A. Penatalaksanaan secara Umum

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan

sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada

masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu

tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di

RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi

semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan

lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk

mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada

jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.

B. Penatalaksanaan Kedaruratan

Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari

adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila dicurigai

adanya fraktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara sebelum pasien

dipindahkan.

Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum

dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat

patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan

tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih

lanjut.

Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan

menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang

memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen

tulang. Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan

bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang

panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai

bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang

10

Page 11: 45261280-fraktur

cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau lengan

bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera harus dikaji

untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer.

Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk

mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan sekali-kali melakukan

reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah

bidai sesuai yang diterangkan di atas.

Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pakaian

dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi

cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. Ektremitas sebisa

mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

1. Pembalutan

Tujuan Membalut atau perban

Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu, dan kuman

Menopang yang cedera

Menahan dalam suatu sikap tertentu

Menekan

Menarik

Bahan untuk Perban

Bahan yang diperlukan untuk membalut antara lain salep, bubuk luka, plester,

bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tisue, bahan tidak menyerap (kertas

khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas), dsb.

Persendian

Jenis-Jenis Pembalutan

a. Perban Segitiga (Mitela)

Perban segitiga dibuat dari kain belacu atau kain muslim. Perbannya dibuat

segitiga samakaki yang puncaknya bersudut 900. panjang dasar segitiga kira-kira 125

11

Page 12: 45261280-fraktur

cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah terlebih dahulu kain segiempat

dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau diguntung pada garis diagonalnya.

Ukuran kain segitiga tadi dapat pula lebih kecil dari ukuran di atas, misalnya

saputangan yang dilipat pada garis diagonal akan membentuk kain segitiga juga. Kain

segitiga amat berguna karena dapat dilipat bermacam-macam bentuk sesuai dengan

kebutuhan dan bentuk badan yang memerlukan.

b. Balut segitiga untuk bahu

Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang kira-kira 25

cm. Kedua ujung yang baru dibuat, dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat di

belakang. Dasar segitiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup. Lalu

kedua ujung dasar segitiga dililitkan ke lengan dan diikat.

c. Balut segitiga untuk dada

Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm.ikatlah kedua

ujung puncak itu secara longgar di belakang leher, sehingga dasar segitiga berada di

depan dada. Lipatlah dasar segitiga beberapa kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung

dasar tadi di ikat di punggung. Demikian pula dapat kita pasang perban segitiga pada

sisi dada.

12

Page 13: 45261280-fraktur

d. Balut segitiga untuk pantat

Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua

ujuung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa lingkaran pada

dasar segitiga, lalu kedua ujungnya di ikatkan melingkar di pinggang.

e. Balut segitiga untuk tangan

Bila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segitiga. Letakkan

dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga dililitkan ke pungung

tangan, sehingga seluruh jari-jari tertutup. Lalu kedua ujung dasar segitiga dililitkan

beberapa kali pada pergelangan tangan dan diikat. Bila segitiga terlalu besar buatlah

beberapa kali lipatan pada dasar segitiga.

Demikian pula caranya bila hendak membalut segitiga pada kaki. Perban pada

anggota badan berbentuk bulat panjang.

a. Perban Pada Anggota Badan Berbentuk Bulat Panjang

membalut biasa (dolabra currens)

1. mulailah membalut dari distal (jauh dari jantung) mengarah ke

proksimal (ke arah jantung). Cara ini adalah ascendens (naik).

2. Membalut cara dolabra reversa dapat pula dimulai dari proksimal lalu

turun ke distal. Cara ini disebut descendens (turun), namun prinsip

membalutnya tetap sama.

3. Mula-mula perban dililitkanpada anggota gerak (misalnya lengan

atas).

13

Page 14: 45261280-fraktur

4. Lalu secara perlahan-lahan balutan digerakkan ke atas,

sampai seluruh bagian yang luka tertutup. Tentu saja

balutan digerakkan ke atas, sampai seluruh bagian yang

luka tertutup. Tentu saja luka atau koreng harus diobati

terlebih dahuludan ditutup dengan kassa steril, sebelum

dibalut.

5. Balutan terakhir dililitkan beberapa kali di tempat yang

sama, lalu dilekatkan dengan plester atau dibelah dua

ujungnya lalu diikat.

Membalut pucuk rebung (dolabra reversa)

1. Kita ambil saja contoh lengan atas.Buatlah lilitan

perban pada distal lengan atas, lalu berangsur-angsur lilitan itu bergerak

ke arah proksimal.

2. Setiap satu lilitan, perbannya dilipat (reversa) lalu

dililitkan kembali pada lengan.

3. Lipatan kedua diletakkan di atas lipatan pertama. Akhir

lipatan dilekatkan dengan plester.

Membalut anggota gerak berbentuk kerucut

Lengan bawah dan tungkai bawah berbentuk kerucut, harus dibalut :

- cara membalut pucuk rebung (dolabra reversa)

- cara balutan spiral (dolabra repens).

14

Page 15: 45261280-fraktur

Cara balutan spiral (dolabra repens)

1. Perban dililitkan kencang dan lilitan perban itu

mengikuti lengan bawah, sehingga tetap melekat erat

pada anggota gerak. Akan ada bagian kulit yang tidak

tertutup.

2. Setelah sampai ke ujung anggota yang diperban. Untuk

menutup bagian yang terbuka, putarlah kembali perban

ke arah mulainya balutan.

Membalut persendian

Untuk membalut persendian dipakai:

- cara balut silang (spica)

- cara balut penyu (testudo)

membalut silang (spica)

membalut silang dipakai pada pergelangan tangan

(spica manus) atau pergelangan kaki (spika pedis).

Cara melakukan balutan spika manus dan spika pedis

kurang lebih sama. Oleh karena itu, yang akan

diterangkan hanya spiral manus saja.

Cara Membuat Silang Pergelangan Tangan (Spica Manus Descendens)

15

Page 16: 45261280-fraktur

1. Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan

tangan, lalu arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak

tangan.

2. Masukkan lilitan di antara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada

punggung tangan menuju pergelangan tangan.

3. Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil menggeser perban

sedikit demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut. Ujung

perban akir diletakkan dengan sepotong plester.

Cara balut silang pada pergelangan tangan (Spica Manus Ascendens)

1. Pergelangan tangan dapat pula dibuat silang mulai dari distal (dari jari-

jari) ke proksimal (ke pergelangan tangan).

2. Balutkanlah perban beberapa kali pada keempat jari tangan (tidak

termasuk ibu jari). Mulailah dari ujung jari-jari, lalu sambil membalut

geserkan perban ke arah proksimal (ke pangkal jari-jari).

3. Sesampainya perban pada pangkal jari-jari, arahkan perban ke punggung

tangan terus ke pangkal ibu jari. Putar di pangkal telapak tangan menuju

punggung tangan, terus ke sela jari telunjuk dan ibu jari.

4. Lilitkan lagi pada punggung tangan dan pangkal ibu jari, sambil digeser

sedikit ke arah pergelangan tangan, sehingga lewat lagi pada pangkal

pergelangan tangan menuju ke sela ibu jari dan jari telunjuk. Pekerjaan itu

diulangi terus sambil seluruh punggung tangan terbalut. Akhirnya lilitkan

beberpa kali perban pada pergelangan tangan,lalu ujung perban di plester.

16

Page 17: 45261280-fraktur

Membalut Silang Sendi Pergelangan dan Ibu Jari (Spica Pollicis Descendens)

1. Balutkan perban beberapa kali pada pergelangan

tangan. Melalui punggung tangan menuju ke ibu

jari, lilitkan satu kali. Arah selanjutnya adalah ke

pergelangan tangan dan kembali lagi ke ibu jari.

Lilitkan lagi satu kali. Teruskan dengan setiap

kali lilitan digeser sedikit sehingga seluruh ibu

jari terbalut.

2. Lilitkan perban terakhir pada pergelangan tangan

dilekatkan dengan plester.

Membalut sendi pergelangan tangan dan seluruh ibu jari (Spica Pollicis

Ascendens)

1. Lekatakan perban dari pangkal ke puncak ibu jari,

lalu ke pangkal ibu jari-jari sisi lain hingga

beberapa lapis.

2. Kemudian lilitkan perban mengelilingi ibu jari

beberapa kali, sambil di geser sedikit demi sedikit

ke arah proksimal.

3. Setelah setengah ibu jari terbalut, perban kita

arahkan ke punggung tangan, lalu telapak tangan,

dan kembali melilit ibu jari. Teruskan sampai

seluruh ibu jari terbalut.

4. Akhirnya perban dilillitkan beberapa di pergelangan tangan dan

ujungnya dilekatkan dengan plester.

Membalut sendi siku dan lutut

17

Page 18: 45261280-fraktur

Untuk membuat sendi siku dan lutut dipakai cara balut penyu atau

testudo. Balut sendi testudo ada dua variasi yaitu testudo reversa dan testudo

inversa. Sebagai contoh membalut sendi siku, maka membalut sendi lutut

sama saja caranya.

Membalut Sendi Siku Cara Penyu Keluar (Testudo Cubiti Reversa)

1. bengkokkan sedikit sikku yang akan dibalut

2. balutka perban beberapa kali pada pertengahan siku

3. arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal (lengan atas) dan ke distal

(lengan bawah)

4. lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan ke lengan bawah berulang-

ulang sampai seluruh sendi siku terbalut.

5. ujung lilitan perban terakhir dilekatkan dengan plester.

Membalut sendi siku cara penyu nasuk (Testudo Cubiti Inversa)

1. balutlah perban beberapa kali pada lengan atas.

2. lilitan selanjutnya dilakukan bergantian pada lengan bawah dan lengan

atas sambil sedikit demi sedikit digeser ke arah sendi

3. sebelum mengakhiri lilitan perban, lilitkanlah beberapa kali di tengah-

tengah siku, kemudian letakkanlah ujung perban dengan plester atau buat

simpul.

18

Page 19: 45261280-fraktur

Membuat sendi pergelangan kaki secara balut silang (Spica Pedia

Descendens)

1. balutkanlah perban beberapa kali pada pergelangan kaki.

2. dari pinggir lateral (luar) kaki, perban melalui punggung kaki menuju ke

mata kaki medial (dalam).

3. lilitkanlah perban ke belakang pergelangan kaki menuju ke mata kaki

(luar) kemudian peban diarahkan ke punggung kaki lagi.

4. lalu putarlah perban ke telapak kaki. Selanjutnya, diulangi cara

pembalutan tadi dengan menggeser sedikit demi sedikit ke arah proksimal,

sehingga seluruh sendi terbalut.

2 Pembidaian

Definisi

Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang

mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun

fleksibel sebagai fixator/imobilisator.

Jenis

a. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara

- Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit

- Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya

19

Page 20: 45261280-fraktur

- Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan

kerusakan yang lebih berat

- Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan

teknik dasar pembidaian

b. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif

- Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)

- Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi

- Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips,

dll)

- Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

Beberapa macam jenis bidai :

a. Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain

yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan

sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan

yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai

vakum.

b. Bidai traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya

dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah

tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha

c. Bidai improvisasi.

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk

penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan

kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan

lain-lain.

d. Gendongan/Belat dan bebat.

20

Page 21: 45261280-fraktur

Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela

(kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk

menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.

Tujuan Pembidaian

a. Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan

mencegah kerusakan lebih lanjut

b. Mempertahankan posisi yang nyaman

c. Mempermudah transportasi korban

d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera

e. Mempercepat penyembuhan

Indikasi Pembidaian

Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan :

Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup

Adanya kecurigaan terjadinya fraktur

Dislokasi persendian

Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh

ditemukan :

Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi “krek”.

Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami

angulasi abnormal

Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera

Posisi ekstremitas yang abnormal, memar, bengkak, perubahan bentuk

Nyeri gerak aktif dan pasif

Nyeri sumbu

Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas

yang mengalami cedera (Krepitasi)

21

Page 22: 45261280-fraktur

Fungsiolesa

Perdarahan bisa ada atau tidak

Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera

Kram otot di sekitar lokasi cedera

Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka

perlakukanlah pasien seperti orang yang mengalami fraktur.

Kontra Indikasi Pembidaian

Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan

dan sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Jika terdapat gangguan sirkulasi dan

atau gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, jika ada resiko

memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak

perlu dilakukan.

Komplikasi Pembidaian

Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut

bisa ditimbulkan oleh tindakan pembidaian

Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh

ujung fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi

lainnya pada bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.

Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat

Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita

menunggu terlalu lama selama proses pembidaian.

Prosedur Dasar Pembidaian

Mempersiapkan penderita

Penanganan kegawatan (Basic Life Support)

Menenangkan penderita. Jelaskanlah bahwa akan memberikan

pertolongan kepada penderita.

Pemeriksaan untuk mencari tanda fraktur atau dislokasi.

22

Page 23: 45261280-fraktur

Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada penderita tentang prosedur

tindakan yang akan dilakukan.

Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau

memindahkan korban sampai daerah yang patah tulang distabilkan kecuali

jika keadaan mendesak (korban berada pada lokasi yang berbahaya, bagi

korban dan atau penolong)

Sebaiknya guntinglah bagian pakaian di sekitar area fraktur. Jika

diperlukan, kainnya dapat dimanfaatkan untuk proses pembidaian.

Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan. Bersihkan

luka dengan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan kasa steril.

Jika luka tersebut mendekati lokasi fraktur, maka sebaiknya dianggap

bahwa telah terjadi patah tulang terbuka. Balutlah luka terbuka atau

fragmen tulang yang menyembul dengan bahan yang se-steril mungkin

Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk

menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal

Tindakan meluruskan ekstremitas yang mengalami deformitas yang berat

sebaiknya hanya dilakukan jika ditemukan adanya gangguan denyut nadi

atau sensasi raba sebelum dilakukannya pembidaian. Proses pelurusan ini

harus hati-hati agar tidak makin memperberat cedera.

Periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur

Periksa nadi di daerah distal dari fraktur, normal, melemah, ataukah

bahkan mungkin menghilang.

Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekanlah kuku jari pada ekstremitas

yang cedera dan ekstremitas kontralateral secara bersamaan. Lepaskan

tekanan secara bersamaan. Periksalah apakah pengembalian warna

kemerahan terjadi bersamaan ataukah terjadi keterlambatan pada

ekstremitas yang mengalami fraktur.

Jika ditemukan gangguan sirkulasi, maka penderita harus langsung dibawa

ke rumah sakit secepatnya.

23

Page 24: 45261280-fraktur

Jika pada bagian ekstremitas yang cedera mengalami edema, maka

sebaiknya perhiasan yang dipakai pada lokasi itu dilepaskan, setalah anda

menjelaskan pada penderita.

Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang esensial.

Jangan pernah menyentuh tulang yang tampak keluar, jangan pernah pula

mencoba untuk membersihkannya. Manipulasi terhadap fraktur terbuka

tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah.

Persiapan alat

Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah dipersiapkan, namun

juga bisa dibuat sendiri dari berbagai bahan sederhana, misalnya ranting

pohon, papan kayu, dll. Panjang bidai harus melebihi panjang tulang dan

sendi yang akan dibidai.

Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya

dibungkus/dibalut terlebih dahulu dengan bahan yang lebih lembut (kain,

kassa, dll)

Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaian bisa

berasal dari pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan untuk

membalut ini harus bisa membalut dengan sempurna mengelilingi

extremitas yang dibidai untuk mengamankan bidai yang digunakan,

namun tidak boleh terlalu ketat yang bisa menghambat sirkulasi.

Pelaksanaan pembidaian

Prinsip umum dalam tindakan pembidaian

Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah

fraktur). Sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan

di atas patah tulang. Sebagai contoh, jika tungkai bawah mengalami

fraktur, maka bidai harus bisa mengimobilisasi pergelangan kaki maupun

lutut.

24

Page 25: 45261280-fraktur

Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur

maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai

memaksakan gerakan. Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka

pembidaian dilakukan apa adanya. Pada trauma sekitar sendi, pembidaian

harus mencakup tulang di bagian proksimal dan distal.

Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu

dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan

tarikan terdapat tahanan yang kuat, krepitasi, atau pasien merasakan

peningkatan rasa nyeri, jangan mencoba untuk melakukan traksi. Jika anda

telah berhasil melakukan traksi, jangan melepaskan tarikan sebelum

ekstremitas yang mengalami fraktur telah terfiksasi dengan baik, karena

kedua ujung tulang yang terpisah dapat menyebabkan tambahan kerusakan

jaringan dan beresiko untuk mencederai saraf atau pembuluh darah.

Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai

terutama pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang

sekaligus untuk mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai.

Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di

bagian yang luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada

bidai, yakni pada beberapa titik yang berada pada posisi :

a. superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur

b. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama

c. inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur

d. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga (point c)

Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga

mengganggu sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa

pemasangan bidai telah mampu mencegah pergerakan atau peregangan

pada bagian yang cedera.

Pastikan bahwa ujung bidai tidak menekan ketiak atau pantat

Harus selalu diingat bahwa improvisasi seringkali diperlukan dalam

tindakan pembidaian. Sebagai contoh, jika tidak ditemukan bahan yang

25

Page 26: 45261280-fraktur

sesuai untuk membidai, cedera pada tungkai bawah seringkali dapat

dilindungi dengan merekatkan tungkai yang cedera pada tungkai yang

tidak terluka. Demikian pula bisa diterapkan pada fraktur jari, dengan

merekatkan pada jari disebelahnya sebagai perlindungan sementara.

Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus

dengan perban elastis. Harus diberikan perhatian khusus untuk

melepaskan kantong es secara berkala untuk mencegah “cold injury” pada

jaringan lunak. Secara umum, es tidak boleh ditempelkan secara terus

menerus lebih dari 10 menit. Ekstremitas yang mengalami cedera

sebaiknya sedikit ditinggikan posisinya untuk meminimalisasi

pembengkakan.

26

Page 27: 45261280-fraktur

C. Penatalaksanaan Fraktur pada Anak

Fraktur klavikula

Klavikula adalah daerah tulang tersering yang mengalami fraktur. Letak

tersering adalah di antara 1/3 tengah dan lateral. Fraktur klavikula dapat

sebagai akibat dari cidera lahir pada neonatus. Diagnosis dengan mudah

dibuat dengan evaluasi fisik dan radiologis. Pasien akan menderita nyeri pada

pergerakan bahu dan leher. Pembengkakan local dan krepitus dapat tampak.

Cidera neurovaskuler jarang terjadi. Radiografi klavikula AP biasanya cukup

untuk diagnosis. Fraktur klavikula pada neonatus biasanya tidak memerlukan

terapi lebih lanjut. Kalus yang teraba dapat dideteksi beberapa minggu

kemudian. Pada anak-anak yang lebih tua, imobilisasi bahu (dengan balutan

seperti kain gendongan atau yang mampu menyandang/memfiksasi bagian

lengan bawah dalam posisi horizontal melawan batang tubuh) sebaiknya

digunakan untuk mengangkat ekstremitas atas untuk mengurangi tarikan ke

bawah pada klavikula distal. Kalus yang dapat dipalpasi dapat dideteksi

27

Page 28: 45261280-fraktur

beberapa minggu yang kemudian akan remodel dalam 6-12 bulan. Fraktur

klavikula biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu.

Fraktur proksimal humerus

Biasanya akibat jatuh ke belakang dalam lengan yang ekstensi. Cidera

neurovaskular jarang. Akan tetapi, kerusakan saraf aksila harus dicurigai jika

pasien merasakan fungsi deltoid yang tidak normal dan parestesia atau

anesthesia sepanjang aspek bahu lateral. Penatalaksanaan dengan

immobilisasi lengan dengan “sling-and swathe” (balutan papan elastis yang

memfiksasi humerus melawan tubuh) selama 3-4 minggu. Karena potensi

remodelling yang signifikan pada daerah ini, deformitas dalam derajat tertentu

masih dapat diterima. Fraktur dengan angulasi yang ekstrim (lebih dari 900)

dapat memerlukan reduksi dengan operasi.

Fraktur suprakondiler humerus

Fraktur suprakondiler (metafisis humerus distal daerah proksimal dari siku)

adalah fraktur siku yang paling sering pada anak-anak. Terjadi sering pada

usia antara 3 -10 tahun. Pasien akan menahan lengan dalam pronasi dan

menolak untuk fleksi karena nyerinya. Cidera neurovascular sering terjadi

pada displacement yang berat. Karena mengalir a.brachialis maka cidera

sebaiknya ditangani sebagai emergensi akut. Pembengkakan, jika berat, dapat

menghambat aliran arteri atau vena. Pemeriksaan neurovascular yang cermat

diperlukan. Compartment syndrome pada lengan bawah volar dapat terjadi

dalam 12-24 jam. Volkmann’s contracture karena iskemia intrakompartemen

dapat mengikuti. Pin sering digunakan untuk memfiksasi fraktur setelah

reduksi terbuka atau tertutup. Fraktur suprakondiler yang umumnya tanpa

gangguan neurovaskular dapat dibidai dengan posisi siku fleksi 900, dan

lengan bawah dibidai dalam pronasi atau posisi netral.

Fraktur kondilus lateral

Fraktur kondilus lateral adalah akibat jatuh dimana kaput radialis pindah ke

kapitelum humerus. Fraktur gunting oblik permukaan sendi lateral sering

terjadi. Biasanya disertai pembengkakan yang berat meskipun fraktur tampak

28

Page 29: 45261280-fraktur

kecil pada X-ray. Risiko tinggi malunion dan nonunion pada fraktur ini tinggi.

Karena growth plate dan permukaan sendi displaced, reduksi terbuka dan

fiksasi dengan pin perkutaneus mungkin diperlukan. Gips tanpa pinning

mungkin cukup memuaskan untuk fraktur non-displaced.

Fraktur kaput radialis

Fraktur kaput radialis sering didiagnosis secara klinis karena biasanya sulit

untuk terlihat dengan X-ray. Patsien mengalami nyeri yang berat tersering

dengan supinasi atau pronasi sedangkan nyeri yang ringan biasanya dengan

fleksi atau ekstensi siku. Leher radius dapat mengalami angulasi hingga 70-

800. Angulasi 450 atau kurang biasanya akan remodel secara spontan.

Manipulasi tertutup diperlukan pada angulasi yang lebih besar.

Fraktur buckle atau torus

Fraktur ini pada metafisis radius distal adalah sering. Biasanya akibat jatuh

dengan bersandar dengan pergelangan tangan dalam dorsofleksi. Fraktur

adalah impaksi dan terdapat pembengkakan jaringan lunak yang ringan atau

perdarahan. Biasanya terdapat fraktur ulna distal yang berhubungan dengan

fraktur distal radius ini. Penatalaksanaan dengan short-arm cast (gips lengan

pendek). Fracture biasanya sembuh dalam 3-4 minggu.

D. Penatalaksanaan khusus pada fraktur terbuka

Fraktur terbuka merupakan suaru keadaan darurat yang memerlukan

penanganan yang terstandar untuk mengurangi risiko infeksi. Selain mencegah

infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota

gerak.

Beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka adalah :

1. Obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan.

2. Adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat

menyebabkan kematian.

3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah

operasi.

29

Page 30: 45261280-fraktur

4. Segera dilakukan debridemen dan dan irigasi yang baik.

5. Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya.

6. Stabilisasi fraktur.

7. Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari.

8. Rehabilitasi anggota gerak yang terkena.

Sedangkan tahap-tahap pengobatan fraktur terbuka adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan luka.

2. Dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologis secara mekanis

untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.

3. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen).

4. Semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah tempat

pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit,

jaringan subkutaneus, lemak, fasia, otot, dan fragmen-fragmen yang lepas.

5. Penutupan kulit.

6. Pemberian antibakteri.

7. Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. Antibiotik diberikan

dalam dosis yang besar sebelum, pada saat, dan sesudah tindakan operasi.

8. Pencegahan tetanus.

9. Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus.

Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian

toksoid. Tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus

imunoglobulin.

10. Pengobatan fraktur itu sendiri.

3. Prinsip Penanganan Fraktur

Prinsip-prinsip tindakan/penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan

pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi :

30

Page 31: 45261280-fraktur

a. Reduksi, yaitu : restorasi fragmen fraktur sehingga didapati posisi yang dapat

diterima.

Reduksi fraktur (setting tulang) berarti mengembalikan fragmen tulang pada

kesejajarannya dan posisi anatomis normal.

Sasarannya adalah untuk memperbaiki fragmen-fragmen fraktur pada posisi

anatomik normalnya.

Metode untuk reduksi adalah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi

terbuka. Metode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsip

yang mendasarinya tetap sama. Biasanya dokter melakukan reduksi fraktur

sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya

akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus,

reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mengalami

penyembuhan.

Metode reduksi :

1. Reduksi tertutup

Pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan

fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan

“Manipulasi dan Traksi manual”. Sebelum reduksi dan imobilisasi, pasien harus

dimintakan persetujuan tindakan, analgetik sesuai ketentuan dan bila diperlukan

diberi anestesia. Ektremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara

gips, bidai atau alat lain dipasang oleh dokter. Alat imobilisasi akan menjaga

reduksi dan menstabilkan ektremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar-x harus

dilakukan untuk mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang

benar.

2.Reduksi terbuka

Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan

bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat,

31

Page 32: 45261280-fraktur

sekrup, palt, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahan kan

fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.

3. Traksi

Traksi adalah Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. Traksi

digunakan untuk meminimalkan spasme otot ; untuk mereduksi, mensejajarkan,

dan mengimobilisasi fraktur ; untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah

ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan

arah dan besaran yang diinginka untuk mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor

yang mengganggu keefekktifan tarikan traksi harus dihilangkan (Smeltzer & Bare,

2001 ).

Keuntungan pemakaian traksi

1. Menurunkan nyeri spasme

2. Mengoreksi dan mencegah deformitas

3. Mengimobilisasi sendi yang sakit

Kerugian pemakaian traksi

1. Perawatan RS lebih lama

2. Mobilisasi terbatas

3. Penggunaan alat-alat lebih banyak.

Beban traksi

2. Dewasa = 5 - 7 Kg

3. Anak = 1/13 x BB (Barbara, 1998).

Indikasi

1. Traksi rusell digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia

2. Traksi buck, indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk

mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan

diperbaiki lebih lanjut

32

Page 33: 45261280-fraktur

3. Traksi Dunlop merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan

pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertical diberikan pada lengan

bawah dalm posisi flexsi.

4. Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami

patah tulang paha

5. Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada

korpus pemoralis orang dewasa

6. Traksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 thn sampai

dewasa muda (Barbara, 1998).

Tujuan Pemasangan

Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot, untuk mereduksi,

mensejajarkan, dan mengimobilisasi fraktur, untuk mengurangi deformitas, untuk

menambah ruang diantara dua permukaan antara patahan tulang. Traksi harus

diberikan dengan arah dan besaran yang diinginkan untuk mendapatkan efek

terapeutik, tetapi kadang-kadang traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari

satu untuk mendapatkan garis tarikan yang diinginkan (Barbara, 1998).

Jenis- Jenis Traksi

1. Traksi kulit

Traksi kulit digunakan untuk mengontrol sepasme kulit dan memberikan

imobilisasi . Traksi kulit apendikuler ( hanya pada ektermitas digunakan pada orang

dewasa) termasuk “ traksi ektensi Buck, traksi russell, dan traksi Dunlop”.

a. Traksi buck

Ektensi buck ( unilateral/ bilateral ) adalah bentuk traksi kulit dimana tarikan

diberikan pada satu bidang bila hanya imobilisasi parsial atau temporer yang

diinginkan. Digunakan untuk memberikan rasa nyaman setelah cidera

pinggulsebelum dilakukan fiksasi bedah (Smeltzer & Bare, 2001). Traksi buck

merupakan traksi kulit yang paling sederhana, dan paling tepat bila dipasang untuk

anak muda dalam jangka waktu yang pendek. Indikasi yang paling sering untuk jenis

33

Page 34: 45261280-fraktur

traksi ini adalah untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut

tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut (Wilson, 1995). Mula- mula selapis

tebal semen kulit, tingtura benzoid atau pelekat elastis dipasang pada kulit penderita

dibawah lutut. Kemudian disebelah distal dibawah lutut diberi stoking tubular yang

digulung, kemudian plester diberikan pada bagian medikal dan lateral dari stoking

tersebut lalu stoking tersebut dibungkus lagi dengan perban elastis. Ujung plester

traksi pada pergelangan kaki di hubungkan dengan blok penyebar guna mencegah

penekanan pada maleoli. Seutas tambang yang diikat ketengah blok penyebar tersebut

kemudian dijulurkan melalui kerekan pada kaki tempat tidur. Jarang dibutuhkan berat

lebih dari 5 lb. penggunaan traksi kulit ini dapat menimbulkan banyak komplikasi.

Ban perban elastis yang melingkar dapat mengganggu sirkulasi yang menuju kekaki

penderita, yang sebelumnya sudah menderita penyakit vaskular. Alergi kulit terhadap

plester juga dapat menumbuhkan masalah. Kalau tidak dirawat dengan baik mungkin

akan menimbulkan ulserasi akibat tekanan pada maleolus. Traksi berlebih dapat

merusak kulit yang rapuh pada orang yang berusia lanjut. Bahkan untuk peenderita

dewasa lebih disukai traksi pin rangka, terutama bila perawatan harus dilakukan

selama beberapa hari.

b. Traksi Russell

Dapat digunakan pada fraktur plato tibia, menyokong lutut yang fleksi pada

penggantung dan memberikan gaya tarik horizontal melalui pita traksi balutan elastis

ketungkai bawah. Bila perlu, tungkai dapat disangga dengan bantal agar lutut benar-

benar fleksi dan menghindari tekanan pada tumit (Smeltzer & Bare, 2001). Masalah

34

Page 35: 45261280-fraktur

yang paling sering dilihat pada traksi Russell adalah bergesernya penderita kebagian

kaki ketempat tidur,sehingga kerekan bagian distal saling berbenturan dan beban

turun kelantai. Mungkin perlu ditempatkan blok-blok dibawah kaki tempat tidur

sehingga dapat memperoleh bantuan dari gaya tarik bumi (Wilson, 1995). Walaupun

traksi rangka seimbang dapat digunakan untuk menangani hampir semua fraktur

femur, reduksi untuk fraktur panggul mungkin lebih sering diperoleh dengan

memakai traksi Russell dalam keadaan ini paha disokong oleh beban. Traksi

longitudinal diberikan dengan menempatkan pin dengan posisi tranversal melalui

tibia dan fibula diatas lutut. Efek dari rancangan ini adalah memberikan kekuatan

traksi ( berasal dari gaya tarik vertikal beban paha dan gaya tarik horizontal dari

kedua tali pada kaki ) yang segaris dengan tulang yang cidera dengan kekuatan yang

sesuai. Jenis traksi paling sering digunakan untuk memberi rasa nyaman pada pasien

yang menderita fraktur panggul selama evaluasi sebelum operasi dan selama

persiapan pembedahan. Meskipun traksi Russell dapat digunakan sebagai tindakan

keperawatan yang utama dan penting untuk patah tulang panggul pada penderita

tertentu tetapi pada penderita usia lanjut dan lemah biasanya tidak dapat mengatasi

bahya yang akan timbul karena berbaring terlalu lama ditempat tidur seperti

dekubitus, pneumonia, dan tromboplebitis.

c. Traksi Dunlop

Adalah traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan pada lengan

bawah dalam posisi fleksi.

35

Page 36: 45261280-fraktur

d. Traksi kulit Bryant

Traksi ini sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah

tulang paha. Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak yang berat

badannya lebih dari 30 kg. kalau batas ini dilampaui maka kulit dapat mengalami

kerusakan berat.

2. Traksi skelet

Traksi skelet dipasang langsung pada tulang. Metode traksi ini digunakan

paling sering untuk menangani fraktur femur, tibia, humerus dan tulang leher.

Kadang- kadang skelet traksi bersifat seimbang yang menyokong ekstermitas yang

terkena, memungkinkan gerakan pasien sampai batas- batas tertentu dan

memungkinkan kemandirian pasien maupun asuh keperawatan sementara traksi yang

36

Page 37: 45261280-fraktur

efektif tetap dipertahankan yang termasuk skelet traksi adalah sebagai berikut

(Smeltzer & Bare,2001).

a. Traksi rangka seimbang

Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada

korpus femoralis organ dewasa. Sekilas pandangan traksi ini tampak komplek, tetapi

sesunguhnya hanyalah satu pin rangka yang ditempatkan tramversal melalui femur

distal atau tibia proksimal. Dipasang pancang traksi dan tali traksi utama dipasang

pada pancang tersebut. Ektermitas pasien ditempatkan dengan posisi panggul dan

lutut membentuk sekitar 35° , kerekan primer disesuaikan sedemikian sehingga garis

ketegangan koaksial dengan sumbu longitudinal femur yang mengalami fraktur.

Beban yang cukup berat dipasang sedemikian rupa mencapai panjang normalnya.

Paha penderita disokong oleh alat parson yang dipasang pada bidai tomas alat parson

dan ektermitas itu sendiri dijulurkan dengan tali, kerekan dan beban yang sesuai

sehingga kaki tergantung bebas diudara. Dengan demikian pemeliharaan penderita

ditempat tidur sangat mudah. Bentuk traksi ini sangat berguna sekali untuk merawat

berbagai jenis fraktur femur. Seluruh bidai dapat diadduksi atau diabduksi untuk

memperbaiki deformitas angular pada bidang medle lateral fleksi panggul dan lutut

lebih besar atau lebih kecil memungkinkan perbaikan lateral posisi dan angulasi alat

banyak memiliki keuntungan antara lain traksi elefasi keaksial. Longitudinal pada

tulang panjang yang patah, ektermitas yang cidera mudah dijangkau untuk

pemeriksaan ulang status neuro vascular, dan untuk merawat luka lokal serta

mempermudah perawatan oleh perawat. Seperti bentuk traksi yang mempergunakan

pin rangka, pasien sebaiknya diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya

peradangan atau infeksi sepanjang pin, geseran atau pin yang kendor dan pin telah

tertarik dari tulang (Wilson, 1995).

37

Page 38: 45261280-fraktur

b. Traksi 90-90

Traksi 90-90 sangat berguna untuk merawat anak- anak usia 3 tahun sampai

dewasa muda. kontrol terhadap fragmen – fragmen pada fraktur tulang femur hamper

selalu memuaskan dengan traksi 90-90 penderita masih dapat bergerak dengan cukup

bebas diatas tempat tidur (Wilson, 1995).

Prinsip pemasangan traksi

Traksi harus dipasang dengan arah lebih dari satu untuk mendapatkan garis tarikan

yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi

terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tersebut dikenal sebagai vektor gaya.

Resultanta adalah gaya tarikan yang sebenarnya terletak di tempat diantara kedua

garis tarikan tersebut. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar X, dan

mungkin diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat

yang digunakan harus diganti untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan.

Traksi lurus atau langsung memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan

bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi ektensi buck dan traksi pelvis

merupakan contoh traksi lurus. Traksi suspensi seimbang memberikan dukungan

pada ektermitas yang sakit diatas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi

38

Page 39: 45261280-fraktur

pasien sampai batas tertentu yanpa terputus garis tarikan. Tarikan dapat dilakukan

pada kulit ( traksi kulit ) atau langsung kesekelet tubuh (traksi skelet). Cara

pemasangan ditentukan oleh tujuan traksi . Traksi dapat dipasang dengan tangan

(traksi manual). Ini merupakan traksi yang sangat sementara yang bisa digunakan

pada saat pemasangan gips, harus dipikirkan adanya kontraksi. Pada setiap

pemasangan traksi, harus dipikirkan adanya kontraksi adalah gaya yang bekerja

dengan arah yang berlawanan ( hukum Newton III mengenai gerak, menyebutkan

bahwa bila ada aksi maka akan terjadi reaksi dengan besar yang sama namun arahnya

yang berlawanan ) umumnya berat badan pasien dan pengaturan posisi tempat tidur

mampu memberikan kontraksi.

Walaupun hanya traksi untuk ektermitas bawah yang dijelaskan secara terinci, tetapi

semua prinsip-prinsip ini berlaku untuk mengatasi patah tulang pada ektermitas atas.

Imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan densitas tulang

dengan agak cepat, terapi fisik harus dimulai segera agar dapat mengurangi keadaan

ini.misalnya, seorang dengan patah tulang femur diharuskan memakai kruk untuk

waktu yang lama. Rencana latihan untuk mempertahankan pergerakan ektermitas

atas, dan untuk meningkatkan kekuatannya harus dimulai segera setelah cedera

terjadinya (Wilson, 1995).

Prinsip traksi efektif :

Kontraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif

Traksi harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif.

Traksi kulit pelvis dan serviks sering digunakan untuk mengurangi spasme otot

dan biasanya diberikan sebagai traksi intermiten. Traksi skelet tidak boleh

terputus. Pemberat tidak boleh diambil kecuali bila traksi dimaksudkan

intermiten. Setiap faktor yang dapat mengurangi tarikan atau mengubah garis

resultanta tarikan harus dihilangkan. Tubuh pasien harus dalam keadaan sejajar

dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang. Tali tidak boleh macet.

Pemberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau

lantai. Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau kaki

39

Page 40: 45261280-fraktur

tempat tidur. Selalu dikontrol dengan sinar roentgen ( Brunner & suddarth,

2001).

Imobilisasi

Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau

dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi

penyatuan.

Sasarannya adalah mempertahankan reduksi di tempatnya sampai terjadi

penyembuhan.

Metode untuk mempertahankan imobilisasi adalah dengan alat-alat

“eksternal” (bebat, brace, case, pen dalam plester, fiksator eksterna, traksi,

balutan) dan alat-alat “internal” (nail, lempeng, sekrup, kawat, batang, dll)

E. Penatalaksanaan Fraktur dengan Pemasangan Gips

Panjang gips spalk untuk lengan bawah (fraktura atebrachi) bila terjadi pada

sepertiga distal (dekat pergelangan tangan) adalah dari siku sampai ke ujung

metacarpal (pangkal jari-jari). Bila terjadi patah lebih proksimal, misalnya pada

pertengahan atau sepertiga proksimal (dekat siku) maka panjang gips spalk adalah

dari pangkal jari sampai ke lengan atas kira-kira dua jari di bawah lipatan ketiak.

Lengan harus ditekuk sampai 90o dengan telapak tangan agak diputar ke dalam

(supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah. Agar pasien tidak

merasa sakit sewaktu mengukur panjang gips spalk (bidai) ukurlah anggota gerak

yang tidak patah.

Pada patah tulang tungkai bawah (fraktura tibia dan fibula), gips spalk dan

sirkuler harus dipasang mulai ujung jari sampai 2-3 cm di bawah sendi paha. Posisi

kaki dan tungkai bawah dibuat 90o sedangkan persendian lutut agak ditekuk membuat

sudut kira-kira membuat sudut 170o. Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkular

dipasang mulai dari ujung jari sampai kira-kira 2-3 cm di bawah sendi lutut saja.

Setelah diketahu panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan

letakkan di meja sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas cukup

40

Page 41: 45261280-fraktur

dibuat 6 lapis sedangkan untuk tungkai dibuat 8-10 lapis. Setelah lapisan gips spalk

dibuat basahkan lalu letakkan ke anggota gerak untuk digips. Sebelum digips tentu

saja anggota yang patah harus direposisi, baik dari luar maupun dari dalam melalui

operasi. Setelah direposisi, dilapisi dengan kain trikot atau kapas berlemak, setelah

dipasang gips spalk dibalut dengan perban kasa. Cara membalut adalah balut pucuk

rebung (dolabra reversa). Sebaiknya mulai membalut dari daerah yang patah. Pada

cedera persendian dibalut dengan cara balut silang (spika).

41

Page 42: 45261280-fraktur

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

3.1.1 Pengkajian Awal

Riwayat kejadian, cedera sebelumnya, pengalaman dengan tenaga kesehatan.

Observasi adanya manifestasi fraktur :

Tanda-tanda cedera

Pembengkakan umum

Nyeri atau nyeri tekan

Penurunan penggunaan fungsional dari bagian yang sakit (pada anak kecil

yang menolak untuk berjalan atau menggerakkan ekstremitas atas sangat

dicurigai terjadi fraktur)

Memar

Kaku otot yang parah

Krepitasi (sensasi memarut pada sisi fraktur)

Kaji lokasi fraktur : obserfasi adanya deformitas, instruksikan anak untuk

menunjukan area yang nyeri

Kaji sirkulasi dan sensasi distal pada sisi fraktur, bantu dalam prosedur

diagnostic dan tes. Misalnya radiografi dan tomografi.

3.1.2 Pengkajian terhadap ekstremitas yang di gips

Pantau status kardiovaskuler

Pantau nadi perifer

Pucatkan kulit ekstrimitas pada bagian distal dari fraktur untuk memastikan

sirkulasi yang adekuat pada bagian tersebut.

42

Page 43: 45261280-fraktur

Perhatikan keketatan gips, gips harus memungkinkan insersi jari diantara kulit

ekstremitas dengan gips setelah gips kering.

Kaji adanya peningkatan hal-hal berikut:

Nyeri

Bengkak

Rasa dingin

Sianosis(pucat)

Kaji gerakan dan sensasi jari tangan atau jari kaki

Minta anak untuk menggerakan jari tangan atau jari kaki

Observasi adanya gerakan spontan pada anak yang tidak mampu berespon

terhadap perintah

Laporkan dengan segera tanda-tanda ancaman kerusakan sirkulasi

Instruksikan anak untuk melaporkan adanya rada kebas atau kesemutan.

Periksa suhu (gips plester)

Reaksi kimia dalam proses pengeringan gips, yang meningkatkan panas.

Evaporasi air

Inspeksi kulit untuk adanya iritasi atau area tekan

Inspeksi bagian dalam gips untuk adanya benda-benda yang terkadang

dimasukan oleh anak yang masih kecil.

Observasi adanya tanda-tanda infeksi

Periksa adanya drainase cium gips untuk adanya bau menyengat

Periksa gips untuk adanya bercak panas yang menunjukan infeksi di bawah

gips

Waspadai adanya peningkatan suhu, lethargi dan ketidak nyamanan.

Observasi kerusakan pernafasan (gips spika)

Kaji ekspansi dada anak

Observasi frekuensi pernafasan

Observasi warna dan prilaku

Kaji adanya bukti-bukti perdarahan (reduksi bedah terbuka)

Batasi area perdarahan, kaji adanya peningkatan perdarahan

43

Page 44: 45261280-fraktur

Kaji kebutuhan terhadap obat nyeri

Diagnosa Keperawatan :

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan adanya gips, pembengkakan jaringan,

kemungkinan kerusakan saraf.

Intervensi :

1. Tinggikan ekstremitas yang digips untuk menurunkan pembengkakan, karena

peninggian ekstremitas meningkatkan aliran balik vena

2. Tempatkan gips kaki di atas bantal, pastikan bahwa gips tersebut tertopang

dengan baik dan tidak ada tekanan di atas tumit

3. Tinggikan lengan di atas bantal atau topang dengan sling stockinet digantung

dari ujung infuse intravena baik di tempat tidur maupun selama ambulasi,

sling lengan segitiga adekuat untuk elevasi dan topangan yang lebih sedikit

4. Kaji bagian gips yang terpajan untuk mengetahui adanya nyeri, bengkak,

perubahan warna (cyanosis atau pucat), pulsasi, hangat, dan kemampuan

untuk bergerak

Nyeri berhubungan dengan cedera fisik

Intervensi :

1. Batasi aktivitas yang melelahkan untuk mencegah nyeri

2. Beri posisi yang nyaman, gunakan bantal untuk menyokong area dependen

3. Hilangkan rasa gatal di bawah gips dengan udara dingin yang ditiupkan dari

spuit Asepto, fan, atau pengering rambut (dengan pengesetan dingin atau

rendah), atau menggaruk atau menggosok ekstremitas yang tidak sakit

4. Hindari menggunakan bedak atau lotion di bawah gips, karena substansi ini

mempunyai kecenderungan untuk menggumpal dan menimbulkan iritasi.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gips.

Intervensi :

44

Page 45: 45261280-fraktur

1. Pastikan bahwa semua tepi gips halus dan bebas dari proyeksi pengiritasi,

kikir dan atau lapisi tepi gips bila perlu

2. Jangan membiarkan anak-anak memasukkan sesuatu ke dalam gips untuk

mencegah trauma kulit

3. Jaga agar benda-benda kecil yang dapat dimasukkan ke dalam gips tetap jauh

dari jangkauan anak kecil

4. Waspadai anak yang lebih besar untuk tidak memasukkan benda-benda ke

dalam gips, jelaskan mengapa hal ini penting untuk mendorong kepatuhan

5. Jaga agar kulit yang terpajan tetap bersih dan bebas dari iritan.

6. Lindungi gips selama mandi, kecuali jika gips sintetik tahan terhadap air,

karena kulit dapat teriritasi akibat adanya air di dalam gips

7. Setelah gips dilepas rendam dan basuh kulit dengan perlahan karena gips akan

mengeras dengan kulit terdeskuamasi dan sekresi sebasea

8. Waspadai anak dan keluarga untuk tidak memaksakan menyingkirkan gips

tersebut karena gosokan keras dapat menyebabkan ekskoriasi dan perdarahan

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal

Intervensi :

1. Dorong untuk ambulasi sesegera mungkin untuk meningkatkan mobilitas

2. Sokong lengan yang di gips dengan ambin atau / mitela atau sling

3. Ajarkan penggunaan alat mobilisasi seperti kruk untuk kaki yang di gips (alat

berjalan digunakan bila diperbolehkan untuk menopang beban berat badan)

4. Dorong anak dengan alat ambulasi untuk berambulasi segera setelah kondisi

umumnya memungkinkan

5. Dorong aktifitas bermain dan penglihan untuk melatih otot yang tidak sakit

6. Dorong anak untuk menggunakan sendi-sendi di atas dan di bawah gips untuk

mempertahankan fleksibilitas dan fungsi sendi

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita cedera fisik

Intervensi :

45

Page 46: 45261280-fraktur

1. Pajankan gips plester pada udara sampai kering

2. Jaga agar ekstremitas yang di gips ditinggikan di atas bantal atau penopang

yang serupa untuk hari pertama, atau sesuai petunjuk professional kesehatan

3. Angkat dan topang gips yang basah hanya dengan telapak tangan, untuk

menghindari penekanan karena jari

4. Observasi ekstremitas (jari tangan atau jari kaki) untuk adanya bukti

pembengkakan atau perubahan warna (lebih gelap atau lebih terang dari

ekstremitas yang lainnya) dan menghubungi professional kesehatan bila

terjadi hal-hal tersebut

5. Periksa dengan sering gerakan dan sensasi ekstremitas yang terlihat

6. Ikuti instruksi professional kesehatan yang berkaitan dengan pembatasan

aktifitas

7. Batasi aktifitas keras selama beberapa hari pertama. Sertakan dalam aktifitas

tenang tetapi orong penggunaan otot-otot.

8. Gerakkan sendi di atas dan di bawah gips pada ekstremitas yang sakit.

9. Latihan khusus untuk anak harus didemonstrasikan oleh staf rumah sakit, dan

juga harus diberikan dalam bentuk salinan tertulis pada orangtua.

10. Dorong istirahat yang sering selama beberapa hari, jaga agar ekstrimitas yang

cedera tetap ditinggikan saat beristirahat.

11. Hindari membiarkan ekstremitas yang sakit tergantung selama periode lebih

dari 30 menit.

12. Jaga agar ekstremitas atas yang cedera tetap ditinggikan (misalnya dengan

mitela) saat berdiri.

13. Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk dan hindari berdiri selama lebih dari

30 menit.

14. Jangan membiarkan anak memasukkan apapun ke dalam gips.

15. Jaga agar benda-benda kecil yang dapat dimasukka ke dalam gips tetap jauh

dari jangkauan anak.

16. Gatal dapat dihilangkan dengan kompres es, visualisasi kulit pada tepi gips,

dan memberikan obat sesuai yang dianjurkan oleh praktisi.

46

Page 47: 45261280-fraktur

17. Jaga agar jalur ambulasi tetap bersih.

18. Singkirkan maenan, barang-barang berserakkan yang berbahaya, binatang,

peliharaan, atau barang-barang lain yang dapat membuat anak tersandung.

19. Gunakan kruk dengan tepat bila terjadi fraktur pada ekstremitas bawah.

20. Kruk harus tepat ukurannya, berikan ujung karet yang halus untuk mencegah

tergelincir, dan berikan bantalan yang baik pada aksila.

21. Instruksikan anak dan orangtua untuk tidak menempatkan gips di dalam air

(misalnya bak mandi, pancuran, kolam renang).

22. Bila pasien mengalami inkontinensia, lindungi gips dengan plester tahan air

dan plastic.

47

Page 48: 45261280-fraktur

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan

luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya. (Smelter&Bare,2002). Fraktur adalah patah tulang, biasanya

disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 1995).

Fraktur pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses

penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat

baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi

tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa.

Fraktur dapat dibagi berdasarkan derajat atau luas garis fraktur, garis

patah/konfigurasi tulang, hubungan antar fragmen fraktur. Kebanyakan fraktur pada

anak-anak diterapi secara tepat dengan gips atau traksi. Hanya beberapa fraktur pada

anak-anak yang sembuh optimal bila diterapi secara bedah.

Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan

sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak.

Pembidaian yang memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan

lunak oleh fragmen tulang. Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih

(steril) untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam.

Prinsip-prinsip tindakan/penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan

pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi : reduksi,

4.2 Saran

48

Page 49: 45261280-fraktur

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

49