41723189-BAB-I

39
 HUBUNGAN ANTARA PROGRAM ³KIJANG INNOVAGANZA´ DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Promosi Penjualan ³Kijang Innovaganza´ dengan Keputusan Pembelian Konsumen Auto2000cabang Asia-Afrika Bandung Diajukan sebagai Syarat untuk Menempuh Sidang Skripsi Disusun Oleh: Andi Sandrio Nurdin K1C050215 Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor 2010

Transcript of 41723189-BAB-I

Page 1: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 1/39

 

HUBUNGAN ANTARA PROGRAM ³KIJANG INNOVAGANZA´

DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Promosi Penjualan

³Kijang Innovaganza´ dengan Keputusan Pembelian Konsumen

Auto2000cabang Asia-Afrika Bandung

Diajukan sebagai Syarat untuk Menempuh Sidang Skripsi

Disusun Oleh:

Andi Sandrio Nurdin

K1C050215

Manajemen Komunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

Jatinangor

2010

Page 2: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 2/39

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis adalah permasalahan klasik yang selalu menjadi

tantangan bagi setiap perusahaan dalam lingkungan pemasaran. Persaingan yang

terus bertumbuh semakin hebatnya setiap tahun menuntut perusahaan untuk selalu

meningkatkan kinerjanya agar tetap  survive. Perusahaan tidak hanya dituntut

untuk menghasilkan produk yang competitive sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen, tetapi juga dituntut untuk dapat berkomunikasi secara

efektif dengan pihak-pihak terkait. Salah satu tugas di bidang pemasaran yang

tidak kalah penting dengan bidang-bidang lainnya adalah bagaimana perusahaan

dapat menentukan bauran komunikasi pemasaran.

Bauran komunikasi pemasaran terdiri atasenam cara komunikasi utama,

yaitu: iklan (advertising ), promosi penjualan ( sales promotion), acara khusus dan

 pengalaman (event and exhibition),hubungan masyarakat dan pemberitaan ( public

relation and publicity), pemasaran langsung (direct marketing ), dan penjualan

  personal (  personal selling ) (Kotler& Keller, 2008b:204). Dari keenam bauran

komunikasi pemasaran tersebut, promosi penjualan merupakan salah satu unsur 

utama dalam kampanye pemasaran yang memegang peranan taktis.Jika iklan

menawarkan alasan kepada konsumen untuk membeli, maka promosi penjualan

menawarkan insentif bagi konsumen untuk membeli sehingga dapat menarik 

tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat dari konsumen.

Page 3: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 3/39

 

Di dalam pasar yang kompetitif, promosi penjualan dapat menjadi alat

yang sangat efektif terutama dalam meyakinkan peritel untuk mendistribusikan

suatu produk atau mempengaruhi konsumen untuk memilih produk tersebut

dibandingkan produk kompetitor. Promosi penjualan juga sering digunakan untuk 

  produk yang telah memasuki tahap pertumbuhan( growth)dan kedewasaan

(maturity) dari siklus hidup produk.Promosi penjualan cenderung bekerja dengan

lebih baik ketika digunakan untuk mendorong produk yang dapat langsung

dikenali pada poin pembelian, dibandingkan produk yang mahal dan memerlukan

demonstrasi.

Promosi penjualan telah bertumbuh secara pesat dalam beberapa tahun

terakhir. Terdapat beberapa alasan mengapa terjadi pertumbuhan yang dramatis

  bagi promosi penjualan. Pertama, konsumen telah menerima promosi penjualan

sebagai bagian dari kriteria keputusan pembelian mereka. Kedua, peningkatan

tendensi (kecenderungan) bisnis untuk berfokus pada hasil jangka pendek telah

memacu pertumbuhan promosi penjualan, yang notabene dapat meningkatkan

 penjualan dengan cepat. Ketiga, kemunculan teknologi komputer memungkinkan

  pemanufaktur untuk mendapatkan umpan balik dengan lebih cepat dari hasil

  promosi. Keempat, peningkatan ukuran dan kekuatan para peritel telah

mendorong penggunaan promosi penjualan. (http://www.answers.com/topic/sales-

 promotion-2).

Promosi penjualan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin

dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut: promosi konsumen

(customer promotion), promosi perdagangan (trade promotion), promosi tenaga

  penjualan (  sales-force promotion), dan promosi bisnis (business promotion)

Page 4: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 4/39

 

(Tjiptono, 2008:229). Promosi penjualan yang berorientasi konsumen merupakan

  bagian dari senjata manajer merek saat berupaya mempengaruhi perilaku yang

diinginkan dari para pelanggan sekarang maupun pelanggan prospektif. Alat

 promosi konsumen antara lain: sampling , kupon, premium, price off , paket bonus,

rabat/refund , kontes dan undian, serta program kontinuitas. (Shimp, 2004b:187).

Kontes dan undian merupakan salah satu alat promosi yang kerap

digunakan oleh perusahaan dalam membangkitkan minat konsumen untuk 

membeli suatu produk. Kontes dan undian menawarkan kepada konsumen

kesempatan untuk memenangkan uang tunai, barang, atau hadiah perjalanan. Pada

undian ( sweepstakes), para pemenang ditentukan murni atas dasar kesempatan.

Sedangkan pada kontes, konsumen harus memecahkan masalah kontes dan

diminta untuk menyerahkan bukti pembelian.

Komunikasi pemasaran, khususnya promosi penjualan, memiliki tujuan

utama yaitu agar konsumen melakukan pembelian. Dalam proses pembelian,

konsumen melewati rangkaian proses psikologis yang kompleks. Terdapat tiga

faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen yaitu: konsumen individual,

lingkungan, dan stimuli pemasaran. (Sutisna, 2001:6).

Berbicara mengenai pembuatan keputusan pembelian oleh konsumen,

tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan tingkat keterlibatan konsumen (consumer 

involvement ). Mowen (1995) dalam Sutisna (2001:11) mengemukakan bahwa

tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh

kepentingan personal yang dirasakan yang diakibatkan oleh stimulus. Seseorang

merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh penting atau

tidaknya pengambilan keputusan pembelian produk. Oleh karena itu, bisa

Page 5: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 5/39

 

dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi (high

involvement ) dalam pembelian produk, dan juga ada konsumen yang mempunyai

keterlibatan yang rendah (low involvement ) atas pembelian suatu produk.

Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana hubungan antara

  program Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000

cabang Asia-Afrika Bandung. Program Kijang Innovaganza adalah promosi

  penjualan berjenis undian yang ditujukan bagi konsumen yang melakukan

 pembelian mobil Kijang Innova pada periode Januari hingga April 2010. Dalam

  program ini, konsumen diberikan kesempatan untuk memenangkan dua unit

Fortuner per bulan atau satu unit Kijang Innova per minggu.

Kijang Innova adalah mobil yang diposisikan sebagai kendaraan untuk 

keluarga. Positioning tersebut dinilai cocok dengan karakteristik orang Indonesia

yang suka berkumpul bersama kerabat. Dengan slogan ³Memang Tiada Duanya´,

  pada tahun 2009, Kijang Innova tercatat dalam daftar ke-3 dari 10 kendaraan

terlaris di Indonesia dengan penjualan mencapai 36.386 ribu unit.

(http://www.antaranews.com/berita/1270554659/toyota-upayakan-kijang-innova-

lebih-murah).

Pembelian mobil adalah proses yang bersifat high involvement  karena

selain sangat penting bagi konsumen, produk ini juga berpotensi menimbulkan

resiko yang tinggi bagi konsumen. Keputusan pembelian akan melewati proses

yang sangat hati-hati dan penuh pertimbangan karena konsumen mempertaruhkan

uang yang sangat besar untuk produk ini. Di sisi lain, program Kijang

Innovaganza menawarkan insentif yang lebih bersifat tambahan atau pelengkap

 bagi konsumen dalam proses pembelian, dimana alat promosi ini berperan dalam

Page 6: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 6/39

 

low involvement decision. Penelitian ini mencoba mengungkap sejauh mana

hubungan promosi penjualan berjenis undian dalam keputusan pembelian

konsumen, khususnya untuk produk yang membutuhkan keterlibatan konsumen

yang tinggi (high involvement ).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan masalah dengan tujuan untuk mengarahkan permasalahan yang akan

diteliti. Rumusan masalah tersebut adalah:

³Bagaimanakah signifikansi hubungan antara program Kijang Innovaganza

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika

 Bandung?´ 

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, peneliti

mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus. Identifikasi

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Bagaimanakah signifikansi hubungan antara besarnya insentif program

Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000

cabang Asia-Afrika Bandung?

2.  Bagaimanakah signifikansi hubungan antara kondisi partisipasi program

Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000

cabang Asia-Afrika Bandung?

Page 7: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 7/39

 

3.  Bagaimanakah signifikansi hubungan antara lamanya promosi program

Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000

cabang Asia-Afrika Bandung?

4.  Bagaimanakah signifikansi hubungan antara distribusi promosi program

Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000

cabang Asia-Afrika Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan identifikasi masalah di

atas, maka peneliti memiliki tujuan dalam melakukan penelitian ini, yaitu untuk 

mengetahui signifikansi hubungan antara:

1.  Besarnya insentif program Kijang Innovaganza dengan keputusan

 pembelian konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

2.  Kondisi partisipasi program Kijang Innovaganza dengan keputusan

 pembelian konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

3.  Lamanya promosi program Kijang Innovaganza dengan keputusan

 pembelian konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

4.  Distribusi promosi program Kijang Innovaganza dengan keputusan

 pembelian konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1  Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian Ilmu

Komunikasi, khususnya dalam bidang Komunikasi Pemasaran, mengenai peran

Page 8: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 8/39

 

  promosi penjualan dalam keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah bidang

Komunikasi Pemasaran serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

  penambahan wawasan berpikir atau sebagai literatur dalam menyusun dan

membuat karya tulis ilmiah lain di masa yang akan datang.

1.5.2  Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa informasi

kuantitatif tentang manfaat promosi penjualan berjenis undian dalam

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Auto2000, sehingga perusahaan

dapat merancang program yang lebih tepat sasaran di masa yang akan datang.

1.6 Kerangka Pemikiran

1.6.1  Kerangka Teoritis

Penelitian ini mengambil dasar pemikiran dari E 

laboration Likelihood 

Theory (ELT) atau  E laboration Likelihood Model  (ELM) yang dikembangkan

oleh ahli psikologi sosial Richard Petty dan John Cacioppo. ELM adalah sebuah

teori persuasi karena teori ini mencoba untuk memprediksi kapan serta bagaimana

individu akan dan tidak akan terbujuk oleh pesan (Littlejohn & Foss, 2005:72).

Kemungkinan elaborasi (elaboration likelihood ) adalah suatu

kemungkinan bahwa individu akan mengevaluasi informasi secara kritis.

Kemungkinan elaborasi bergantung pada cara seseorang mengolah pesan. Ada

dua rute untuk pengolahan informasi ± rute sentral dan periferal. Elaborasi atau

Page 9: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 9/39

 

 berpikir secara kritis terjadi pada rute sentral, sementara ketiadaan berpikir secara

kritis terjadi pada rute periferal.

Ketika individu mengolah informasi melalui rute sentral, ia memikirkan

argumen secara aktif dan menanggapinya dengan hati-hati. Jika individu tersebut

  berubah, maka hal tersebut mengarahkannya pada perubahan yang relatif kekal,

yang mungkin memengaruhi bagaimana ia berperilaku sebenarnya. Ketika

individu mengolah informasi melalui rute periferal, ia akan sangat kurang kritis.

Perubahan apa pun yang terjadi, mungkin hanya sementara dan kurang

  berpengaruh pada bagaimana dia bertindak. Akan tetapi, karena kecenderungan

elaborasi adalah sebuah variabel, individu mungkin akan menggunakan kedua rute

tersebut sampai taraf tertentu, bergantung pada seberapa besar keterkaitan

 personal isu tersebut terhadap individu.

Jumlah pikiran kritis yang diterapkan pada sebuah argumen bergantung

  pada dua faktor ± motivasi dan kemampuan individu. Ketika seseorang sangat

termotivasi, mungkin ia akan menggunakan pengolahan rute sentral dan ketika

motivasinya rendah, pengolahan yang diambil lebih cenderung pada rute periferal.

Motivasi sedikitnya terdiri atas tiga hal yaitu keterlibatan atau relevansi personal

dengan topik, perbedaan pendapat, dan kecenderungan pribadi individu terhadap

cara berpikir kritis (Littlejohn & Foss, 2005:72-73). Tidak masalah seberapa

termotivasinya individu, tetapi ia tidak dapat menggunakan pengolahan sentral

kecuali ia juga mengetahui tentang isu tersebut.

Page 10: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 10/39

 

Gambar 1.1 T he Elaboration Likelihood Model 

Sumber: Petty dan Cacioppo dalam Griffin (2003:199)

Menurut Kotler dan Keller (2008a:245), pembentukan atau perubahan

sikap pada rute sentral mencakup banyak pemikiran dan didasarkan pada

  pertimbangan rasional yang tekun tentang informasi produk yang paling penting.

Sedangkan pembentukan atau perubahan sikap pada rute periferal mencakup jauh

lebih sedikit pemikiran dan merupakan konsekuensi dari asosiasi merek dengan

  petunjuk sekeliling yang positif atau negatif. Yang bisa menjadi contoh-contoh

  petunjuk periferal bagi konsumen adalah dukungan selebriti, sumber yang

terpercaya, atau objek apa pun yang menimbulkan perasaan positif.

Page 11: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 11/39

 

10

Penelitian ini memfokuskan pada pembuktian aspek pengolahan pesan

melalui rute periferal dengan promosi penjualan sebagai variabelnya.Promosi

  penjualan merupakan pesan persuasif yang tergolong dalam petunjuk periferal

(  peripheral cue) karena tidak mengandung informasi utama dari suatu produk.

Promosi penjualan adalah informasi yang lebih bersifat tambahan atau pelengkap

yang diyakini dapat menyentuh sisi emosional konsumen sehingga terdorong

untuk membuat keputusan pembelian.

1.6.2  Kerangka Konseptual

Promosi Penjualan

Menurut Kotler dan Keller dalam buku   Manajemen Pemasaran 

(2008b:204), promosi penjualan adalah berbagai jenis insentif jangka pendek 

untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. Sedangkan

Tjiptono (2008:229) mendefinisikan promosi penjualan sebagai bentuk persuasi

langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk 

merangsang pembelian produk dengan segera serta meningkatkan jumlah barang

yang dibeli pelanggan.

Promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen

untuk memicu transaksi (pedagang besar dan ritel) dan konsumen untuk membeli

suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya.

(Shimp, 2004b:111).Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik 

  pelanggan baru, mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru,

mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi

Page 12: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 12/39

 

11

  pesaing, meningkatkanimpulse buying  (pembelian tanpa rencana sebelumnya),

atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer.

Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, di antaranya adalah

komunikasi, insentif, dan undangan. Sifat komunikasi mengandung arti bahwa

  promosi penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang

memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat insentif yaitu memberikan

keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Sedangkan sifat

undangan adalah mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. Secara

keseluruhan, teknik promosi penjualan merupakan taktik pemasaran yang

 berdampak pada jangka pendek. (Tjiptono, 2008:229).

Tjiptono (2008:229) membagi promosi penjualan atas empat kelompok 

sasaran, antara lain:

1.  C ustomer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 

merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli.

2. 

Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 

mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan

importir untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor.  

3.  S ales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 

memotivasi armada penjual. 

4.   Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 

memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan

  pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada

 pelanggan lama, dan mendidik pelanggan. 

Page 13: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 13/39

 

12 

Alat promosi konsumen utama terdiri atas:  sampling , kupon, premium,

 price-off , paket bonus, rabat/refund , kontes dan undian, dan program kontinuitas

(Shimp, 2004b:187). Kontes dan undian menawarkan kepada konsumen

kesempatan untuk memenangkan uang tunai, barang, atau hadiah

 perjalanan.Undian ( sweepstakes) meminta konsumen menyerahkan nama mereka

ke dalam penarikan undian (Kotler & Keller, 2008b:269).

Kotler dan Keller (2008b:272) menjabarkan faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam promosi penjualan, yaitu:

1.  Besarnya insentif , jumlah minimum tertentu diperlukan apabila promosi

 penjualan ingin berhasil.

2.  Kondisi partisipasi, insentif mungkin ditawarkan kepada setiap orang

atau kepada kelompok yang dipilih.

3.  Lamanya promosi, menurut seorang peneliti, frekuensi optimal dari

  promosi adalah sekitar tiga minggu per kuartal, dan lama optimal adalah

sepanjang siklus pembelian rata-rata.

4.  Sarana distribusi, kupon potongan harga dapat didistribusikan di

kemasan, di toko, melalui surat, atau dalam iklan.

5.  Waktu promosi, manajer promosi harus menentukan kapan waktu yang

tepat untuk melaksanakan promosi.

Dalam penelitian ini, variabel bebas (Variabel X) adalah promosi

 penjualan berjenis undian. Sedangkan sub variabel bebas diturunkan dari faktor-

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam promosi penjualan di atas. Setelah

dimodifikasi oleh penulis, terdapat empat sub variabel bebas, yakni: besarnya

insentif, kondisi partisipasi, lamanya promosi, dan distribusi promosi.

Page 14: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 14/39

 

13 

Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan dapat didefinisikan secara ringkas sebagai suatu pemilihan

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain bila seseorang

dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia

memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat suatu keputusan.

(Prasetijo & Ihalauw, 2005: 226)

Pembuatan keputusan pembelian dapat diklasifikasikan berdasarkan

tingkat keterlibatan konsumen (consumer involvement ). Mowen (1995) dalam

Sutisna (2001:11) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam

suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang

diakibatkan oleh stimulus. Seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu

 produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan

keputusan pembelian produk. Bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang

mempunyai keterlibatan tinggi (high involvement ) dalam pembelian suatu produk,

dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah (low

involvement ) atas pembelian suatu produk.

Assael (1992) mengidentifikasi kapan konsumen mempunyai keterlibatan

tinggi terhadap suatu produk sebagai berikut: 1) Apakah produk itu penting bagi

konsumen; 2) Apakah produk itu secara terus-menerus menarik bagi konsumen;

3) Apakah produk membawa atau menimbulkan risiko; 4) Mempunyai daya tarik 

emosional; dan 5) Apakah produk-produk itu bisa diidentifikasikan pada norma-

norma kelompok. (Sutisna, 2001:12).

Page 15: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 15/39

 

14 

Kotler dan Keller (2008a:235-245) memaparkan Model Lima Tahap

 proses keputusan pembelian, sebagai berikut:

1.  Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli

mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan

oleh rangsangan internal atau eksternal.

2.  Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

3.  Evaluasi alternatif . Konsumen mengolah informasi merek yang bersaing

dan membuat penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana

yang digunakan oleh konsumen dalam semua situasi pembelian.

4.  Keputusan Pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen

membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan

 pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang

 paling disukai.

5. 

Perilaku pasca pembelian. Setelah pembelian, konsumen mungkin

mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang

mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek 

lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung

keputusannya.

Dalam penelitian ini, keputusan pembelian konsumen merupakan variabel

tak bebas (Variabel Y) yang mendapatkan stimuli dari promosi penjualan berjenis

undian. Model Lima Tahap proses pengambilan keputusan di atas merupakan

indikator dari keputusan pembelian.

Page 16: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 16/39

 

15 

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam proses pembelian, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan

konsumen. Pertama adalah konsumen individual. Kedua adalah lingkungan yang

mempengaruhi konsumen. Ketiga adalah stimuli pemasaran atau juga disebut

strategi pemasaran (Sutisna, 2001:6). Sedangkan Kotler dan Keller (2008a:214)

 berpendapat bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya,

sosial, dan pribadi. Dalam penelitian ini, ketiga faktor tersebut dijadikan sebagai

variabel antara (Variabel Z), berikut penjabarannya:

a.  Faktor Budaya

Kelas budaya, sub-budaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku

 pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan

dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa sub-budaya

( sub-culture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi

yang lebih spesifik untuk anggota mereka.

b. 

Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial

dan status yang mempengaruhi perilaku pembelian. Kelompok referensi

(reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai

 pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

 perilaku orang tersebut. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga

merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan

seseorang. Setiap peran menyandang status.

Page 17: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 17/39

 

16 

c.  Faktor Pribadi

Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembelian;

  pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya

hidup dan nilai.

Page 18: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 18/39

 

17 

1.6.3  Kerangka Penelitian

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian

Sumber: Littlejohn dan Foss (2005:72-73), Kotler dan Keller (2008b:272),

dan modifikasi penulis.

Fenomena:

Hubungan Antara Promosi

Penjualan dengan KeputusanPembelian Konsumen

Teori:

Elaboration Likelihood

Model

Rumusan Masalah:

Bagaimanakah signifikansi hubungan antara program

Kijang Innovaganzadengan keputusan pembelian konsumen

Auto2000 Cabang Asia-Afrika Bandung?

Sub Variabel X: 

y  X1: Besarnya insentif 

y  X2: Kondisi partisipasi

y  X3: Lamanya promosi

y  X4: Distribusi promosi

Asumsi Teori:

Teori Kemungkinan Elaborasi menjelaskan tentang cara seseorang dalam

mengevaluasi informasi yang diterimanya. Kemungkinan elaborasi adalah

suatu kemungkinan seseorang akan mengevaluasi informasi secara kritis.

Terdapat dua rute dalam pemrosesan informasi yaitu rute sentral dan rute

  periferal. Elaborasi atau berpikir secara kritis terjadi pada rute sentral,

sementara ketiadaan berpikir secara kritis terjadi pada rute periferal.

(Littlejohn & Foss, 2005: 72)

Variabel XProgram Kijang

Innovaganza

Variabel YKeputusan

Pembelian

Konsumen

Variabel ZFaktor yang

Mempengaruhi

Perilaku Konsumen

Sub Variabel Z: 

y  Z1: Faktor Budaya

y  Z2: Faktor Sosial

y  Z3: Faktor Pribadi

Page 19: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 19/39

 

18 

1.7 Hipotesis Penelitian

1.7.1  Hipotesis Mayor

Dari kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat hipotesis umum dalam

 penelitian ini sebagai berikut:

HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara program Kijang Innovaganza

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara program Kijang Innovaganza dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000.

1.7.2  Hipotesis Minor

Dari hipotesis utama di atas, maka dapat diturunkan beberapa sub

hipotesis sebagai berikut:

1.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif 

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000.

2.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000.

3.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000.

Page 20: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 20/39

 

19 

4.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000.

1.7.3  Hipotesis Mayor dengan Variabel Kontrol

Apabila hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat lemah, maka

akan diadakan uji variabel dengan melibatkan variabel antara, dengan hipotesis

umumnya:

HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara program Kijang Innovaganza

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara program Kijang Innovaganza dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol dengan

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

1.7.4  Hipotesis Minor dengan Variabel Kontrol

Berikut adalah sub hipotesis yang menggunakan variabel kontrol:

1.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif 

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor budaya.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor budaya.

Page 21: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 21/39

 

20

2.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif 

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor sosial.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor sosial.

3.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif 

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor pribadi.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara besarnya insentif dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor pribadi.

4.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor budaya.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor budaya.

5.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor sosial.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor sosial.

Page 22: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 22/39

 

21

6.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor pribadi.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kondisi partisipasi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor pribadi.

7.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor budaya.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor budaya.

8.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor sosial.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor sosial.

9.  HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor pribadi.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor pribadi.

Page 23: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 23/39

 

22 

10. HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor budaya.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor budaya.

11. HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor sosial.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor sosial.

12. HO : Tidak ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi

dengan keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun

dikontrol dengan faktor pribadi.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara distribusi promosi dengan

keputusan pembelian konsumen Auto2000 meskipun dikontrol

dengan faktor pribadi.

1.8 Operasionalisasi Variabel

1.8.1  Definisi Operasional

Berikut adalah definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini:

Variabel Bebas (X): Program Kijang Innovaganza, adalah promosi

  penjualan berjenis undian, dimana konsumen diminta untuk menyerahkan nama

Page 24: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 24/39

 

23 

mereka ke dalam penarikan undian dan berkesempatan untuk memenangkan

hadiah berupa barang. Program ini ditujukan bagi konsumen yang melakukan

  pembelian mobil Kijang Innova pada periode Januari hingga April 2010 dengan

hadiah berupa Fortuner dan Kijang Innova. Pengundian dilakukan setiap periode

satu bulan. Kupon undian yang belum berhasil menang pada suatu periode akan

diikutsertakan kembali pada periode pengundian berikutnya.

y  Sub variabel bebas 1 (X1): Besarnya insentif, yaitu besarnya tambahan

atas manfaat dasar berupa hadiah yang ditawarkan kepada konsumen

dalam program undian Kijang Innovaganza. Hadiah tersebut adalah dua

unit Fortuner yang diundi per bulan dan satu unit Kijang Innova yang

diundi per minggu. Indikator sub variabel bebas 1 adalah sebagai berikut:

       Jenis hadiah

       Banyaknya hadiah

y  Sub variabel bebas 2 (X2): Kondisi partisipasi, yaitu batasan atau syarat

yang ditetapkan bagi peserta yang bisa mengikuti program undian Kijang

Innovaganza.Setiap pembelian satu unit Kijang Innova akan mendapatkan

satu set kupon undian.Indikator sub variabel bebas 2 adalah:

       Batasan peserta

y  Sub variabel bebas 3 (X3): Lamanya promosi, adalah durasi waktu yang

diberikan kepada konsumen untuk bisa mengikuti program undian Kijang

Innovaganza. Program ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari Januari

hingga April 2010.Indikator sub variabel bebas 3 adalah:

       Durasi program

Page 25: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 25/39

 

24 

y  Sub variabel bebas 4 (X4): Distribusi, adalah skala pelaksanaan program

Kijang Innovaganza. Program undian ini berlaku secara nasional. Indikator 

sub variabel bebas 4 adalah:

       Skala program

Variabel Antara (Z): Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

 baik dari diri pribadi konsumen maupun dari lingkungan yang mengitarinya.

y  Sub variabel antara 1 (Z1): Faktor budaya, yaitu determinan dasar 

keinginan dan perilaku seseorang. Dapat berupa nilai, keyakinan, aturan

atau norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat.Indikator sub

variabel antara 1 adalah:

       Pengaruh budaya

y  Sub variabel antara 2 (Z2): Faktor sosial, yaitu aspek-aspek lingkungan

sosial yang memberikan kontribusi dalam keputusan pembelian

konsumen.Indikator sub variabel antara 2 adalah:

       Pengaruh kelompok referensi

       Pengaruh keluarga

       Pengaruh status

y  Sub variabel antara 3 (Z3): Faktor pribadi, yaitu karakteristik pribadi

yang mempengaruhi sikap dan keyakinan konsumen terhadap alternatif 

 produk.Indikator sub variabel antara 3 adalah:

       Usia

       Pekerjaan

Page 26: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 26/39

 

25 

Variabel Tak Bebas (Y): Keputusan pembelian konsumen, adalah proses

dan kegiatan ketika konsumen mencari, memilih, membeli, menggunakan,

mengevaluasi dan membuang produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka. Indikator variabel Y adalah sebagai berikut:

       Pengenalan masalah

       Pencarian informasi

       Evaluasi alternatif 

       Keputusan pembelian

       Perilaku pasca pembelian

1.8.2  Skala dan Alat Pengukuran

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:93).

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk 

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa

kata-kata antara lain: ³Sangat setuju´, ³Setuju´, ³Ragu-ragu´, ³Tidak Setuju´,

hingga ³Sangat Tidak Setuju´, yang masing-masing memiliki skor 5 sampai 1

dengan format jawaban yang disesuaikan dengan materi pernyataan (Sugiyono,

2008:93-94). Dalam hal ini, semakin tinggi nilai skor suatu indikator, maka akan

semakin dekat indikator tersebut dengan fakta yang ada.

Page 27: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 27/39

 

26 

1.8.3  Kerangka Operasional

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dipaparkan, di bawah ini

adalah variabel-variabel yang dioperasionalisisakan dalam penelitian ini:

a.  Variabel Bebas (X): Program Kijang Innovaganza

Sub Variabel X1: Besarnya insentif 

Indikator: - Jenis hadiah

- Banyaknya hadiah

Sub Variabel X2: Kondisi partisipasi

Indikator: Batasan peserta

Sub Variabel X3: Lamanya promosi

Indikator: Durasi program

Sub Variabel X4: Distribusi promosi

Indikator: Skala program

b. 

Variabel Antara (Z): Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Sub Variabel Z1: Faktor budaya

Indikator: Pengaruh budaya

Sub Variabel Z2: Faktor sosial

Indikator: - Pengaruh kelompok refensi

- Pengaruh keluarga

- Pengaruh status

Sub Variabel Z3: Faktor pribadi

Indikator: - Usia

- Pekerjaan

Page 28: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 28/39

 

27 

c.  Variabel Tak Bebas (Y): Keputusan pembelian konsumen

Indikator: - Pengenalan masalah

- Pencarian informasi

- Evaluasi alternatif 

- Keputusan pembelian

- Perilaku pasca pembelian

TABEL 1.1

Matriks Penelitian

Variabel X: Program Kijang Innovaganza

Sub Variabel Indikator Pernyataan Penelitian Skala

BesarnyaInsentif 

1. Jenis hadiah

2. Banyaknya

hadiah.

1. Hadiah berupa Fortuner yang ditawarkandalam promo Innovaganza menarik minat

Anda untuk membeli mobil Kijang Innova.

2. Hadiah berupa Kijang Innova yang

ditawarkan dalam promo Innovaganza

menarikminat Anda untuk membeli mobil

Kijang Innova.

3. Anda merasa diuntungkan dengan

 pengundian dua unit Fortuner yang dilakukan

setiap bulan selama masa promosi.

4. Anda merasa diuntungkan dengan

 pengundian satu unit Kijang Innova yang

dilakukan setiap minggu selama masa

 promosi.

Ordinal

Kondisi

Partisipasi

Batasan peserta 5. Promo Innovaganza yang hanya ditujukan

 bagi pembeli Kijang Innova membuat Anda

merasa kesempatan untuk menang semakin

 besar.

Ordinal

LamanyaPromosi

Durasi program 6. Lamanya masa promosi Innovaganzaselama 4 bulan dinilai sudah tepat. Ordinal

Distribusi

Promosi

Skala program 7. Pengundian promo Innovaganza secara

nasional dinilai sudah tepat. Ordinal

Page 29: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 29/39

 

28 

Variabel Z: Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sub Variabel Indikator Pernyataan Penelitian Skala

Faktor budaya Pengaruh budaya 8. Kebiasaan untuk berkumpul bersama

kerabat menjadi salah satu pertimbangan

Anda untuk membeli Kijang Innova.Ordinal

Faktor sosial 1. Pengaruh

kelompok refensi

2. Pengaruh keluarga

3. Pengaruh status

9. Anda membeli Kijang Innova karena

melihat teman-teman Anda banyak juga

yang menggunakan mobil tersebut.

10. Keluarga turut mempengaruhi Anda

dalam pembelian mobil Kijang Innova.

11. Mobil Kijang Innova mencerminkan

kemapanan Anda di mata masyarakat.

Ordinal

Faktor pribadi 1. Usia

2. Pekerjaan

12. Mobil Kijang Innova hanya cocok untuk 

kalangan usia separuh baya saja.

13. Anda membeli Kijang Innova karenasesuai dengan kebutuhan dalam pekerjaan

Anda sekarang.

Ordinal

Variabel Y: Keputusan Pembelian Konsumen

Sub Variabel Indikator Pernyataan Penelitian Skala

1. Pengenalan

masalah

2. Pencarian

informasi

3. Evaluasi alternatif 

4. Keputusan

 pembelian

5. Perilaku pasca

 pembelian

14. Promo Innovaganza semakin membuat

Anda tertarik untuk membeli Kijang Innova.

15.Setelah mendengar tentang promo

Innovaganza, Anda tertarik untuk mencari

informasi lebih lanjut tentang program

tersebut.

16. Anda membandingkan beberapa merek 

mobil yang sejenis dalam proses pembelian.

17. Anda membeli Kijang Innova karena

tertarik untuk memenangkan hadiah yang

ditawarkan dalam program Innovaganza.

18. Anda memberikan rekomendasi kepada

teman Anda untuk membeli Kijang Innova

karena adanya program Innovaganza.

Ordinal

Page 30: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 30/39

 

29 

1.9 Metodologi Penelitian

1.9.1  Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian survei yang bersifat

eksplanatif. Penelitian Survei adalah penelitian yg mengambil sampel dari satu

 populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok 

(Singarimbun, 2006:3).

Metode yang digunakan adalah metode korelasional yang bertujuan

meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor 

lain. Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan antara variabel, maka digunakan uji statistik 

korelasi product moment sehingga dapat diketahui hubungan antara variabel bebas

dan tidak bebas. Untuk menghitung derajat hubungan dua variabel dengan

menggunakan variabel ketiga sebagai kontrol, digunakan perhitungan dengan

menggunakan analisis korelasi parsial. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari

hubungan antara program Kijang Innovaganza dengan keputusan pembelian

konsumen Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

1.9.2  Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data

  primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh

  peneliti perorangan maupun organisasi. Sumber data primer adalah sebagai

 berikut:

a.  Kuesioner, yaitu data-data yang diperoleh dengan dasar jawaban yang

diberikan oleh responden. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner 

Page 31: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 31/39

 

30

  berstruktur (kuesioner tertutup), yaitu daftar pertanyaan ditulis dengan

  jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti, yang akan diberikan kepada

responden untuk kemudian diisi.

 b.  Wawancara, yaitu pembicaraan tatap muka yang ditujukan untuk 

mengungkapkan data yang berkaitan dengan masalah. Dalam

 pengumpulan data penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara berupa

  pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian

terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya dengan karyawan

Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung.

Peneliti juga membutuhkan data sekunder sebagai pendukung penelitian

ini. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek 

  penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari studi pustaka. Studi pustaka

adalah kegiatan mempelajari buku-buku, artikel, maupun literatur guna

memperoleh pengertian, pendapat, dan teori-teori yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

1.9.3  Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1.9.3.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen/alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Karena peneliti menggunakan kuesioner di

dalam mengumpulkan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus

mengukur apa yang ingin diukurnya. (Singarimbun dan Effendy, 1995: 124).

Page 32: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 32/39

 

31

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (construct validity) yaitu sejauh mana alat ukur yang dikembangkan

mampu mengemukakan seluruh aspek yang membangun kerangka dari konsep-

konsep yang diteliti.

Konstruk adalah konsep yang sudah ditetapkan dimensinya dan sudah

ditetapkan batasannya, merupakan penjabaran yang lebih konkrit dari suatu

konsep. Dengan mengetahui penjabaran tersebut, peneliti dapat menyusun tolok 

ukur operasional konsep tersebut(Singarimbun dan Effendy, 1989: 125). Untuk 

menguji konstruk tersebut dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

1.  Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

2.  Melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden.

3.  Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4.  Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total

dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. 

Oleh karena penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka data

  penelitian ini diintervalkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan pada rumus

korelasi Product Moment .

Cara menghitung koefisien korelasi   Product Moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

   

  

 

 

Dimana:

= koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

n = jumlah sampel

X = variabel bebas

Page 33: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 33/39

 

32 

Y = variabel tak bebas

Jika nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 maka item-item tersebut

dinyatakan valid.

1.9.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang

mampu memberikan hasil yang terpercaya (reliabel). Tinggi rendahnya reliabilitas

secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik  C ronbachs¶s

 Alpha () dengan rumus sebagai berikut:

 Dimana:

= koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

K = banyaknya belahan tes

Si = varian total

Sx = jumlah varian butir 

Setelah didapatkan nilai korelasional, lalu nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai r kritis yang diambil besarnya 0,7. Jika nilai reliabilitas lebih dari

0,70 atau mendekati nilai 1,00, maka tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran

semakin tinggi.

Page 34: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 34/39

 

33 

1.9.4  Teknik Analisis Data

1.9.4.1 Analisis Deskriptif 

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data

yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat

kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Teknik ini memaparkan

  jawaban responden dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase jawaban

responden yang diperoleh dengan rumus:

 

Dimana:

P = persentase jawaban responden

f = frekuensi jawaban responden

n = jumlah responden keseluruhan

1.9.4.2 Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk riset eksplanatif yang bertujuan

menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel digunakan analisis korelasi. Melalui analisis statistik 

inferensial, akan diperoleh nilai koefisien korelasi dan signifikan atau tidaknya

hipotesis.

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan

melalui instrumen kuesioner dijadikan data interval melalui Metode Succesive

Interval (MSI). Maksud transformasi ini adalah agar dapat mengoperasikan data

variabel secara aritmatik sehingga data dari hasil pengukuran variabel dianalisa

dengan menggunakan metode statistik parametrik.

Page 35: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 35/39

 

34 

Adapun langkah-langkah kerja Metode Succesive Interval adalah sebagai

 berikut (Harun, 1994:25):

1.  Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap

item kuesioner.

2.  Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi.

3.  Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga

diperoleh nilai proporsi kumulatif.

4.  Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi

kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

5.  Menentukan nilai density untuk setiap nilai Z.

6.  Menghitung SV (S cale Value).

SV (S cale Value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif 

terbesar), diubah menjadi sama dengan 1 (=1). Mentranformasikan nilai skala

dengan menggunakan rumus:

 Korelasi Pearson

Teknik analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah

Koefisien Korelasi Pearson (  Product Moment C oefficient of  C orrelation). Ini

adalah ukuran asosiasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya

dalam skala interval. Apabila antara 2 buah variabel X dan Y yang masing-masing

mempunyai skala pengukuran sekurang-kurangnya interval dan hubungannya

merupakan hubungan linier, maka keeratan hubungan antara kedua variabel itu

Page 36: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 36/39

 

35 

disebut korelasi Pearson yang diberi simbol r  xy untuk sampel dan  p xy untuk 

 populasi. Rumusnya adalah sebagai berikut:

          

Koefisien korelasi terletak antara -1 dan 1 atau -1 rxy 1.

       rxy 1, menunjukkan hubungan linier positif sempurna antara X dan Y,

dalam arti makin besar harga X makin besar pula harga Y, atau makin

kecil harga X makin kecil pula harga Y.

       rxy -1, menunjukkan hubungan linier negatif sempurna antara X dan Y,

dalam arti makin besar harga X makin kecil harga Y, atau semakin kecil

harga X maka makin besar harga Y.

       rxy = 0, menunjukkan tidak ada hubungan linier antara X dan Y.

Kemudian untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel

  bebas dengan variabel terikat, maka tingkat keeratan korelasinya dapat diukur 

dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi berdasarkan

Guildford¶s  E mpirical Rule, yang merupakan ukuran penentuan keeratan

hubungan untuk korelasi r Pearson.

Tabel 1.2

G uilford¶s Empirical Rule

Besarnya Nilai r Kategori Hubungan

< 0,20 Rendah sekali

0,20 ± 0,40 Rendah tetapi pasti

0,40 ± 0,70 Cukup berarti

0,70 ± 0,90 Tinggi, kuat

> 0,90 Sangat tinggi, kuat sekali,

dapat diandalkan

Sumber: Rakhmat (2009:29)

Page 37: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 37/39

 

36 

Korelasi Parsial

Untuk menghitung derajat hubungan dua variabel dengan menggunakan

variabel ketiga sebagai kontrol, digunakan perhitungan dengan menggunakan

analisis korelasi parsial menggunakan rumus:

 

Pengujian Koefisien Korelasi

Korelasi Pearson 

 

 

Korelasi Parsial  

 

 

Kriteria uji: Terima Ho apabila ±t tabel < t hitung < t tabel.

1.9.5  Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan

diduga (Singarimbun, 1995:152). Sampel adalah bagian dari populasi yang akan

dipelajari dan diamati untuk diteliti (Rakhmat, 2000:78). Sampel dimaksudkan

untuk menggambarkan karakteristik dari suatu populasi, maka butuh perhatian

yang seksama dalam menentukan teknik sampling agar didapat hasil representatif.

Page 38: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 38/39

 

37 

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Auto2000 cabang Asia-

Afrika Bandung yang melakukan pembelian mobil Kijang Innova selama periode

 program Kijang Innovaganza, yaitu dari bulan Januari hingga April 2010. Adapun

 jumlah populasinya adalah 66 orang.

Penentuan jumlah sampel digunakan rumus Yamane:

 

(Yamane, 1967: 99 dalam Rakhmat, 2009:82) 

Dimana:

n = jumlah sampel

 N = ukuran populasi

d = presisi yang ditetapkan

Pada penelitian ini presisi yang ditetapkan adalah 10% dengan tingkat

kepercayaan 90%. Berdasarkan rumusan perhitungan di atas, maka diperoleh

ukuran sampel sebanyak 40 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah S imple Random

S ampling , yaitu dengan mengambil anggota sampel dari populasi secara acak 

tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu (Sugiyono, 2008:82).

1.10  Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak bisa dikatakan sebagai penelitian yang ideal. Hal ini

disebabkan apa yang didapatkan dari teori bisa sangat berbeda dengan hasil yang

ditemukan di lapangan. Sehingga teori harus disesuaikan dengan fakta yang

ditemukan di lapangan agar penelitian ini bisa berjalan dengan baik.

Page 39: 41723189-BAB-I

5/12/2018 41723189-BAB-I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/41723189-bab-i 39/39

 

38 

1.11  Lokasi DanWaktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Auto2000 cabang Asia-Afrika Bandung yang

 berlokasi di Jalan Asia-Afrika 125, Bandung. Sementara itu waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian ini sekitar tiga bulan dari Juli - September 2010, dengan

 jadwal sebagai berikut:

Bulan Kegiatan

Juli 2010   Pengerjaan Bab I

  Pengurusan izin penelitian ke Auto2000 cabang Asia-

Afrika Bandung

  Uji validitas dan reliabilitas

Agustus 2010   Pengerjaan Bab I

  Pengerjaan Bab II  Pengerjaan Bab III  Penyebaran kuesioner ke responden

September 2010   Pengolahan data

  Pengerjaan Bab IV

  Pengerjaan Bab V