4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV -...

20
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Variabel dalam Penelitian Dibawah ini merupakan statistik deskriptif persamaan dalam penelitian : Tabel IV-1 Statistik Deskriptif Variabel-Varibel dalam Penelitian Mean Maksimum Minimum Standar Deviasi Tingkat Pengangguran 8.978 9.384 8.364 0.231 Inflasi 9.122 57.883 -0.595 10.252 Tingkat Kesenjangan Output 0.099 14.297 -7.921 3.324 Pertumbuhan Investasi 5.017 30.656 -53.706 12.960 Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar 14.348 59.252 4.613 9.384 PDB tanpa sektor minyak 4.592 25.768 -19.358 5.511 Pertumbuhan sub sektor industri pengolahan 4.772 28.812 -18.596 6.859 Pertumbuhan jumlah uang beredar riil 5.225 19.320 -18.490 6.641 Pertumbuhan Ekonomi 4.591 25.764 -19.357 5.511 Variabel tingkat pengangguran dalam penelitian ini memiliki nilai rata rata sebesar 8.978 dan nilai maksimum sebesar 9.384, sementara nilai minimum dan standar deviasi nya 8.364 dan 0.231. Variabel inflasi memiliki nilai rata rata sebesar 9.122 dan nilai standar deviasi sebesar 10.252 sementara nilai maksimum dan minimum sebesar 57.883 dan -0.595. Variabel tingkat kesenjangan output memiliki nilai rata rata sebesar 0.099 dan nilai standar deviasi sebesar 3.324

Transcript of 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV -...

Page 1: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Variabel – Variabel dalam Penelitian

Dibawah ini merupakan statistik deskriptif persamaan dalam penelitian :

Tabel IV-1 Statistik Deskriptif Variabel-Varibel dalam Penelitian

Mean Maksimum Minimum Standar

Deviasi

Tingkat Pengangguran 8.978 9.384 8.364 0.231

Inflasi 9.122 57.883 -0.595 10.252

Tingkat Kesenjangan Output 0.099 14.297 -7.921 3.324

Pertumbuhan Investasi 5.017 30.656 -53.706 12.960

Pertumbuhan Jumlah Uang

Beredar 14.348 59.252 4.613 9.384

PDB tanpa sektor minyak 4.592 25.768 -19.358 5.511

Pertumbuhan sub sektor

industri pengolahan 4.772 28.812 -18.596 6.859

Pertumbuhan jumlah uang

beredar riil 5.225 19.320 -18.490 6.641

Pertumbuhan Ekonomi 4.591 25.764 -19.357 5.511

Variabel tingkat pengangguran dalam penelitian ini memiliki nilai rata –

rata sebesar 8.978 dan nilai maksimum sebesar 9.384, sementara nilai minimum

dan standar deviasi nya 8.364 dan 0.231. Variabel inflasi memiliki nilai rata – rata

sebesar 9.122 dan nilai standar deviasi sebesar 10.252 sementara nilai maksimum

dan minimum sebesar 57.883 dan -0.595. Variabel tingkat kesenjangan output

memiliki nilai rata – rata sebesar 0.099 dan nilai standar deviasi sebesar 3.324

Page 2: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

38

sementara nilai maksimum dan minimum sebesar 14.297 dan -7.921. Variabel

pertumbuhan investasi memiliki nilai rata – rata sebesar 5.017 dan standar deviasi

sebesar 12.960 sementara nilai maksimum dan minimumnya sebesar 30.656 dan -

53.706. Variabel pertumbuhan jumlah uang beredar memiliki nilai rata – rata

sebesar 14.348 dan standar deviasi sebesar 9.384 sementara nilai maksimum dan

minimum sebesar 0.59.252 dan 4.613. Variabel PDB tanpa sektor minyak memiliki

nilai rata – rata sebesar 4.592 dan standar deviasi sebesar 5.511 sementara nilai

maksimum dan minimumnya sebesar 25.767 dan -19.357. Variabel pertumbuhan

sub sektor industri pengolahan memiliki nilai rata – rata sebesar 4.772 dan standar

deviasi sebesar 6.859 sementara nilai maksimum dan minimumnya sebesar 28.812

dan -18.596. Variabel pertumbuhan jumlah uang beredar riil memiliki nilai rata –

rata sebesar 5.225 dan standar deviasi sebesar 6.641 sementara nilai maksimum dan

minimumnya sebesar 19.320 dan -18.490. Variabel pertumbuhan ekonomi

memiliki nilai rata – rata sebesar 4.591 dan standar deviasi sebesar 5.511 sementara

nilai maksimum dan minimumnya sebesar 25.764 dan -19.357.

4.2 Uji Masalah Endogenitas

Uji Endogenitas dilakukan untuk menguji bilamana satu atau lebih variabel

penjelas di satu atau lebih persamaan dijelaskan oleh variabel lain dalam persamaan

yang sama atau dalam persamaan lainnya. Di dalam persamaan (1) variabel-

variabel yang diduga bersifat endogen adalah variabel investasi dan inflasi

sementara di dalam persamaan (3) variabel yang diduga bersifat endogen adalah

variabel investasi dan untuk persamaan (4) variabel yang diduga bersifat endogen

Page 3: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

39

adalah variabel pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dilakukan estimasi reduced

form variabel tingkat pengangguran, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan investasi

terhadap seluruh variabel eksogen dalam penelitian. Di bawah ini merupakan

persamaan reduced form dalam penelitian :

Reduced Form :

ln(𝑈𝑡) = Π0 + Π1 [ln(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃)] + Π2 ln(𝑈𝑡−1) + Π3𝑅𝐾𝑃06 + Π4∆ ln(𝑀2𝑡) +

Π5 ∆ln(𝑌𝑡 − 𝑂𝑉𝑡)+ Π6 ∆ ln(𝑀𝑡) + Π7 ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) + Π8∆ ln(𝑃𝑡−1) + Π9∆ ln(𝑌𝑡−1) +

𝑢1𝑡 (1)

∆ ln(𝑃𝑡) = Π0 +Π1 [ln(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃)] + Π2 ln(𝑈𝑡−1) + Π3𝑅𝐾𝑃06 + Π4∆ ln(𝑀2𝑡) +

Π5 ∆ln(𝑌𝑡 − 𝑂𝑉𝑡) + Π6∆ ln(𝑀𝑡) + Π7 ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) + Π8∆ ln(𝑃𝑡−1) + Π9∆ ln(𝑌𝑡−1) +

𝑢2𝑡 (2)

∆ ln(𝐼𝑡) = Π0 +Π1 [ln(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃)] + Π2 ln(𝑈𝑡−1) + Π3𝑅𝐾𝑃06 + Π4∆ ln(𝑀2𝑡) +

Π5 ∆ln(𝑌𝑡 − 𝑂𝑉𝑡) + Π6∆ ln(𝑀𝑡) + Π7 ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) + Π8∆ ln(𝑃𝑡−1) + Π9∆ ln(𝑌𝑡−1) +

𝑢3𝑡 (3)

∆ ln(𝑌𝑡) = Π0 +Π1 [ln(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃)] + Π2 ln(𝑈𝑡−1) + Π3𝑅𝐾𝑃06 + Π4∆ ln(𝑀2𝑡) +

Π5 ∆ln(𝑌𝑡 − 𝑂𝑉𝑡) + Π6∆ ln(𝑀𝑡) + Π7 ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) + Π8∆ ln(𝑃𝑡−1) + Π9∆ ln(𝑌𝑡−1) +

𝑢4𝑡 (4)

Setelah melakukan estimasi reduced form, maka akan didapatkan hasil

estimasi untuk fitted dan residual dari tiap variabel dependen. Setelah itu model

persamaan 1 sampai 4 di-regress kembali dengan mengganti variabel dependen

menjadi nilai fitted tiap variabel dan menambahkan residual di persamaan yang

diduga memiliki masalah simultanitas. Hasil dari estimasi tersebut digunakan untuk

membuktikan adanya masalah endogenitas atau tidak di dalam model. Masalah

Page 4: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

40

endogenitas dalam penelitian ini akan diuji melalui uji masalah simultan dan uji

eksogenitas.

Uji Masalah Simultan :

l n(𝑈𝑡) = 𝛽10 + 𝛽11∆l n(𝑃𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) + 𝛽12 [l n(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃) +

𝛽13∆l n(𝐼𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) + 𝛽14l n(𝑈𝑡−1) + 𝛽15 𝑅𝐾𝑃06 + �̂�2𝑡 + �̂�3𝑡 (5)

Uji Masalah Eksogenitas :

l n(𝑈𝑡) = 𝛽10 + 𝛽11∆l n(𝑃𝑡) + 𝛽12 [l n(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡𝑃) + 𝛽13∆l n(𝐼𝑡) + 𝛽14l n(𝑈𝑡−1) +

𝛽15 𝑅𝐾𝑃06 + 𝛽16∆l n(𝑃𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) + 𝛽17∆l n(𝐼𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) (6)

Page 5: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

41

Uji Simultanitas dan Eksogenitas dalam Persamaan Pengangguran

(Persamaan 1)

Tingkat Pengangguran Uji Masalah

Simultan

Uji Masalah

Eksogenitas

c 1.348 0.846**

(0.433) (0.336)

Inflasi - 0.000

(0.002)

Tingkat Kesenjangan Output -0.003 -0.002

(0.002) (0.002)

Pertumbuhan Investasi - -0.000

(0.000)

Pengangguran periode sebelumnya 0.854*** 0.908***

(0.048) (0.039)

Kebijakan RKP 2006 -0.104*** -0.113***

(0.014) (0.014)

Fitted Inflasi 0.003*** 0.004

(0.001) (0.001)

Fitted Investasi 0.000 0.003

(0.001) (0.002)

�̂�2𝑡 Inflasi 1.36*

- (7.70)

�̂�3𝑡 Investasi -0.00**

- (0.001)

F stat uji Wald:

0.007

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi

1%,5%,10%; ( ) standard error

Dalam menguji masalah endogenitas di persamaan pertama, penelitian ini

menggunakan uji masalah simultan dan eksogenitas, dari hasil estimasi 2 (dua)

persamaan di atas untuk menguji masalah simultanitas dan eksogenitas dapat

diketahui bahwa inflasi dan investasi memiliki masalah simultan di dalam

persamaan tingkat pengangguran (Persamaan 1). Hal ini dapat dilihat dari residual

inflasi (�̂�2𝑡) dan pertumbuhan investasi (�̂�3𝑡) yang signifikan dalam kolom masalah

simultan karena jika nilai probabilitas koefisien residual variabel endogen lebih

Page 6: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

42

kecil dibandingkan tingkat signifikansi 1% maka terdapat masalah simultan namun

jika probabilitas lebih besar dibandingkan tingkat signifikansinya maka tidak

terdapat masalah simultan. Sementara dengan menggunakan uji masalah

eksogenitas (uji wald) diketahui bahwa nilai probabilitas F-statistik uji wald pada

persamaan tingkat pengangguran sebesar 0.007% yang berarti signifikan sehingga

Ho ditolak yang artinya tidak terdapat masalah eksogenitas dalam model.

Uji Masalah Simultan :

∆ln(𝑌𝑡) = 𝛽30 + 𝛽31∆(𝑀) + 𝛽32 ∆ln(𝐼𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) + 𝛽33 ∆ln(𝑀2𝑡/

𝑃𝑡) + 𝛽34∆ ln(𝑃𝑡−1) + �̂�3𝑡 (7)

Uji Masalah Eksogenitas :

∆ln(𝑌𝑡) = 𝛽30 + 𝛽31∆(𝑀) + 𝛽32 ∆ln(𝐼𝑡) + 𝛽33 ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) + 𝛽34∆ ln(𝑃𝑡−1)

+ 𝛽32 ∆ln(𝐼𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) (8)

Page 7: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

43

Uji Simultanitas dan Eksogenitas dalam Persamaan Pertumbuhan Ekonomi

(Persamaan 3)

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Berdasarkan hasil estimasi uji simultanitas di atas, diketahui bahwa

pertumbuhan investasi tidak memiliki masalah simultan di dalam persamaan

pertumbuhan ekonomi (Persamaan 3). Hal ini dapat i dilihati dari residual

pertumbuhan investasi (�̂�3𝑡) yang tidaki signifikan dalam kolom masalah simultan

sementara dengan menggunakan uji masalah eksogenitas (uji wald) diketahui

bahwa nilai probabilitas F-statistik Uji wald pada persamaan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0.000% yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikan 1% sehingga Ho

ditolak yang artinya tidak terdapat masalah eksogenitas dalam model.

Pertumbuhan Ekonomi Uji Masalah

Simultan

Uji Masalah

Eksogenitas

c 1.686*** 1.650***

(0.573) (0.570)

Pertumbuhan Sub Sektor Industri

Pengolahan

0.150** 0.146**

(0.061) (0.061)

Pertumbuhan Investasi - 0.056

(0.053)

Pertumbuhan jumlah uang

beredar riil

0.144*** 0.118**

(0.053) (0.058)

Inflasi periode sebelumnya -0.008 0.004

(0.033) (0.034)

Fitted investasi 0.320*** 0.274***

(0.038) (0.058)

�̂�3𝑡 Investasi 0.005

(0.06)

Wald Statistik: 0.000

Page 8: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

44

Uji Masalah Simultan :

∆ ln(𝐼𝑡) = 𝛽40 + 𝛽41 ∑ + ∆ ln(𝑌𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) + ∆ ln(𝑌𝑡−1) + �̂�4𝑡 1𝑖=0 (9)

Uji Masalah Eksogenitas :

∆ ln(𝐼𝑡) = 𝛽40 + 𝛽41 ∑ + ∆ ln(𝑌𝑡) + ∆ ln(𝑌𝑡−1) + ∆ ln(𝑌𝑡(𝑓𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑)) 1𝑖=0 (10)

Uji Simultanitas dan Eksogenitas dalam Persamaan Investasi

(Persamaan 4)

Investasi Uji Masalah

Simultan Uji Masalah Eksogenitas

c -8.410*** -8.599***

(1.884) (1.532)

Pertumbuhan Ekonomi - 1.831***

(0.286)

Pertumbuhan Ekonomi periode sebelumnya

0.954*** 0.848***

(0.196) (0.160)

Fitted Pertumbuhan Ekonomi 2.172*** 0.382

(0.233) (0.339)

�̂�4𝑡 Pertumbuhan Ekonomi 2681.07

(4752.9)

Wald Statistik: 0.263

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Dalam persamaan ke-4 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi tidak

memiliki masalah simultan terhadap investasi, hal ini dapat dilihat dari residual

pertumbuhan ekonomi (�̂�4𝑡) yang tidaki signifikan dalam kolom masalah simultan

sementara dengan menggunakan uji masalah eksogenitas (uji wald) diketahui

bahwa nilai probabilitas F-statistik uji wald pada persamaan pertumbuhan ekonomi

memiliki nilai probabilitas 0.263% yang berarti lebih besar dari tingkat signifikan

Page 9: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

45

10% sehingga Ho tidak dapat ditolak yang artinya terdapat masalah eksogenitas

dalam model.

Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Valadkhani, 2003)

terdapat hubungan endogenitas untuk variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel

pertumbuhan ekonomi tidak mungkin memiliki hubungan eksogenitas karena

banyak faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pernyataan ini juga

di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Li and Liu, 2005) yang menyatakan

bahwa terdapat masalah endogenitas pada variabel pertumbuhan ekonomi.

4.3 Rank and Order

Sebelum menganalisis persamaan menggunakan metode simultan, maka

perlu di lakukan identifikasi terhadap persamaan. Dengan menggunakan metode

rank and order dengan cara menghitung seluruh variabel predeterminant dengan

cara menghitung selisih antar variabel eksogen dalam model dengan eksogen dalam

persamaan. Jika hasil dari perhitungan tersebut lebih besar di bandingkan jumlah

variabel endogen dikurangi 1 dalam suatu persamaan maka persamaan tersebut

diidentifikasi overidentified. Tabel di bawah ini merupakan daftar variabel endogen

dan eksogen dalam masing – masing persamaan

Page 10: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

46

Tabel IV-2 Variabel Endogen dan Eksogen di Persamaan

Tabel IV-3 Identifikasi Kondisi Order

Eq. No. JumlahnVariabel

Predeterminan yang

Dikeluarkan (K- k)

Jumlahi Variabel Endogeni yang

Masuk Persamaan Dikurangi

Satu (m – 1)

Identified ?

1 6 1 Overidentified

2 7 -1 Overidentified

3 6 0 Overidentified

4 8 -1 Overidentified

Dari tabel order di atas dapat diketahui bahwa :

Persamaan 1: K-k = 6, m-1 = 1, 6 > 1 = Overidentified

Persamaan 2 : K-k = 7, m-1 = -1, 7 > 1 = Overidentified

Persamaan 3 : K-k = 6, m-1 = 0, 6 > 1 = Overidentified

Persamaan 4 : K-k = 8, m-1 = -1, 8 > 1 = Overidentified

Berdasarkan identifikasi kondisi order di atas dapat dilihat bahwa seluruh

persamaan teridentifikasi overidentified yang berarti seluruh persamaan harus di

indentifikasi menggunakan metode simultan.

Koefisien Variabel

Eq.No 1 ln(𝑈𝑡) ∆ ln(𝑃𝑡) ln(𝑌𝑡) ∆ ln(𝐼𝑡) ln(𝑌𝑡) − ln(𝑌𝑡

𝑃) ln(𝑈𝑡−1) 𝑅𝐾𝑃06

1 ln(𝑈𝑡) - β10 1 - β11 0 - β14 - β12 - β15 - β16

2 ∆ ln(𝑃𝑡)

- β20 0 1 0 0 0 0 0

3 ∆ ln(𝑌𝑡)

- β30 0 0 1 - β32 0 0 0

4 ∆ ln(𝐼𝑡)

- β40 0 0 0 1 0 0 0

Koefisien Variabel

Eq.No ∆ ln(𝑀2𝑡) ∆ln(𝑌𝑡 − 𝑂𝑉𝑡) ln(𝑂𝑉𝑡) ∆ln(𝑀2𝑡/ 𝑃𝑡) ln(𝑃𝑡−1) ∆ ln(𝑌𝑡−𝑖)

1 ln(𝑈𝑡) 0 0 0 0 0 0

2 ∆ ln(𝑃𝑡) - β21 - β22 0 0 0 0

3 ∆ ln(𝑌𝑡) 0 0 - β31 - β33 - β34 0

4 ∆ ln(𝐼𝑡) 0 0 0 0 0 - β41

Page 11: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

47

4.4 Hasil Estimasi Model Penelitian dengan Menggunakan Metode Two Stage

Least Square

Setelah menentukan bawah penelitian ini memiliki masalah simultan, maka

metode Two Stage Least Square merupakan metode tarbaik untuk melakukan

estimasi. Berikut merupakan hasil estimasi dari metode Two Stage Least Square.

Hail Estimasi Persamaan (1) :

Persamaan 1

Inflasi 0.001*

(0.000)

Tingkat Kesenjangan Output -0.000

(0.001)

Pertumbuhan Investasi 0.001**

(0.000)

Tingkat Pengangguran periode

sebelumnya

0.944***

(0.013)

Kebijakan RKP 2006 -0.039***

(0.005)

Constanta 0.500***

(0.121)

Observasi 83

𝑅2 0.99

F-statistik 1590.747***

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa inflasi, pertumbuhan investasi,

tingkat pengangguran periode sebelumnya dan Kebijakan RKP 2006 berpengaruh

signifikan terhadap pengangguran sementara tingkat kesenjangan output tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran. Dari hasil estimasi

Page 12: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

48

yang dilakukan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dan otokorelasi dalam

persamaan. Dari hasil estimasi di atas juga dapat menunjukan bahwa variabel

inflasi, kesenjangan output, investasi, pengangguran periode sebelumnya dan

Kebijakan RKP 2006 memiliki kemampuan menjelaskan perilaku pengangguran

sebesar sebesar 99% sedangkan sisanya sebesar 1% dipengaruhi oleh variabel lain

di luar di luar persamaan. Dengan menggunakan uji F juga diperoleh hasil bahwa

variabel independen memengaruhi variabel dependen dalam persamaan.

Persamaan (2) :

Persamaan 2 Persamaan 2’ Persamaan 2”

Jumlah Uang

Beredar

0.500***

(0.071)

0.311***

(0.048)

0.500***

(0.116)

PDB tanpa

sektor minyak

-0.981***

(0.121)

-0.442***

(0.112)

-0.981***

(0.218)

Constanta 6.456***

(1.527)

1.052

(1.248)

6.456***

(2.327)

Inflasit-1 0.611***

(0.048)

-

Observasi 84 83 84

𝑅2 0.778 0.925 0.778

F-statistik 142.313*** 334.852*** 142.325***

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Berdasarkan tabel persamaan ke-2 diketahui bahwa variabel PDB tanpa

sektor minyak berpengaruh negatif signifikan sementara variabel jumlah i uang

beredar berpengaruh positifi signifikani terhadap inflasi. Dari hasil estimasi yang

dilakukan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada persamaan namun

terdapat masalah otokorelasi sehingga perlu dilakukan koreksi dengan cara

menambahkan lag 1 periode dari inflasi sebagai regressor, namun hasil estimasinya

masih terdapat masalah otokorelasi sehingga diestimasi kembali dengan

Page 13: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

49

menggunakan metode white consistent standar error sehingga konsekuensi

membesarnya varians standard error akiibat adanya masalah otokorelasi dapat

diminimalisasi. Hasil estimasi di atas juga menunjukkan bahwa pertumbuhan

jumlah uang beredar dan PDB tanpa sektor minyak memiliki kemampuan

menjelaskan perilaku inflasi sebesar sebesar 77.8% sedangkan i sisanya sebesar

22.2% dipengaruhi olehi variabel lain di luar persamaan. Dengan menggunakan uji

F juga diperoleh hasil bahwa variabel independen memengaruhi variabel dependen

dalam persamaan.

Persamaan (3):

Persamaan 3 Persamaan 3’

Pertumbuhan Sub Sektor

Industri Pengolahan

0.178**

(0.069)

0.178**

(0.072)

Pertumbuhan Investasi 0.391***

(0.085)

0.391***

(0.088)

Pertumbuhan jumlah uang

beredar riil

-0.015

(0.081)

-0.015

(0.113)

Inflasi periode sebelumnya 0.085

(0.109)

0.085

(0.119)

Constanta 0.947

(1.71)

0.947

(1.836)

Observasi 83 83

𝑅2 0.568 0.568

F-statistik 34.131*** 34.13***

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Berdasarkan tabel persamaan ke-3 diketahui bahwa pertumbuhan sub sektor

industri pengolahan dan pertumbuhan investasi berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi sedangkan pertumbuhan jumlah uangi beredar riil dan inflasi

periode sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap i pertumbuhani ekonomi.

Dari hasil estimasi yang dilakukan terdapat masalah heteroskedastisitas dan

Page 14: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

50

otokorelasi dalam model oleh karena itu dilakukan koreksi dengan mengestimasi

ulang model dengan menggunakan metode white consistent standar error sehingga

masalah heteroskedastisitas dan otokorelasi dapat diminimalisir. Dari hasil estimasi

di atas juga dapat menunjukkan bahwa sub sektor industri pengolahan,

pertumbuhan investasi, pertumbuhan jumlah uang beredar riil dan inflasi periode

sebelumnya memiliki kemampuan menjelaskan perilaku pertumbuhan ekonomi

sebesar sebesar 56.8% sedangkan sisanya sebesar 43.2% dipengaruhi oleh variabel

lain di luar persamaan. Dengan menggunakan uji F juga diperoleh hasil bahwa

variabel independen memengaruhi variabel dependen dalam persamaan.

Persamaan (4)

Persamaan 4 Persamaan 4”

Pertumbuhan Ekonomi 2.098***

(0.159)

0.999***

(0.279)

Pertumbuhan ekonomi

periode sebelumnya

0.780***

0.147

0.068

(0.191)

Constanta -7.891***

(1.387)

-2.822**

(1.589)

Investasi t-1 0.578***

(0.120)

Observasi 84 83

𝑅2 0.680 0.764

F-statistik 86.233*** 82.465***

Keterangan: ***,**,* berturut-turut signifikan pada derajat signifikansi 1%,

5%,10%; ( ) standard error

Berdasarkan tabel persamaan ke-4 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi

dan pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap variabel investasi. Dari hasil estimasi yang dilakukan tidak i

terdapat masalah heteroskedastisitas namun terdapat masalah otokorelasi dalam

model sehingga masalah otokorelasi dapat diatasi dengan cara mengestimasi lag 1

dari variabel investasi sehingga masalah otokorelasi dapat dihilangkan. Dari hasil

Page 15: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

51

estimasi di atas juga dapat menunjukkan bahwa variabel i pertumbuhani ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya memiliki kemampuan menjelaskan

perilaku pertumbuhan ekonomi sebesar sebesar 68% sedangkan i sisanya sebesar

32% dipengaruhii oleh variabel lain di luar persamaan. Dengan menggunakan uji F

juga diperoleh hasil bahwa variabel independen memengaruhi variabel dependen

dalam persamaan.

4.5 Analisis Ekonomi

4.5.1 Relasi Antara Tingkat Pengangguran dengan Inflasi

Hasil estimasi model penelitian ini menujukan bahwa inflasi memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. Nilai

koefisien dalam persamaan 1 atau persamaan tingkat pengangguran menunjukkan

bahwa setiap peningkatan 1% inflasi akan meningkatkan tingkat pengangguran

sebesar 0.001%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Stephen et al. (2017)

dan Orji dan Joan (2015). Hal ini menunjukkan bahwa kurva Philips jangka pendek

tidak dapat menjelaskan fenomena ini. Hal ini dikarenakan masih berlakunya

kekakuan harga, sementara dalam jangka panjang berlaku harga yang fleksibel

(Mankiw, 2009). Friedman (2011) juga menyatakan bahwa tidak terdapat trade off

dalam jangka panjang antara inflasi dan tingkat pengangguran karena ketika inflasi

meningkat, maka akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun hal ini akan

mengakibatkan pekerja menuntut penyesuaian tingkat upah sesuai dengan

ekspektasi inflasi dimasa yang akan datang. Pada tingkat upah nominal yang lebih

tinggi, yang menyesuaikan kenaikan tingkat harga, perusahaan akan mengurangi

Page 16: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

52

penggunaan faktor produksi, salah satunya dengan cara melakukan pemutusan

hubungan kerja (PHK) yang akan menyebabkan tingkat pengangguran meningkat.

Pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran juga dipengaruhi oleh

jumlah uang beredar dan PDB tanpa sektor minyak. Hasil estimasi penelitian ini

menujukan bahwa jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap inflasi, sedangkan PDB tanpa sektor minyak memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap inflasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

Valadkhani (2003) yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara jumlah uang

beredar terhadap inflasi dan negatif antara PDB tanpa sektor minyak terhadap

inflasi. Nilai koefisien dari pertumbuhan jumlah uang beredar terhadap inflasi yang

sebesar 0,5 dalam persamaan ke-2 menunjukkan bahwa bila jumlah uang beredar

tumbuh 1%, inflasi akan meningkat sebesar 0.5%, sedangkan setiap peningkatan

1% PDB tanpa sektor minyak akan menurunkan inflasi sebesar 0.98%.

4.5.2 Relasi Antara Tingkat Pengangguran dengan Investasi

Pertumbuhan investasi terhadap tingkat pengangguran yang positif

signifikan menunjukkan bahwa setiap 1% pertumbuhan investasi akan

meningkatkan tingkat pengangguran sebesar 0.001%. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Johnny et al. (2018) yang menyatakan bahwa hal ini terjadi karena

kurangnya alokasi dana investasi secara efektif terhadap modal yang tersedia.

Sudikreta (2011) menjelaskan fenomena ini sebagai akibat persebaran modal di

Indonesia yang belum merata dalam memenuhi kebutuhan masing-masing daerah,

sehingga penyerapan tenaga kerja kurang maksimal.

Page 17: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

53

Pengaruh investasi terhadap pengangguran ini juga dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya. Hasil

estimasi persamaan ke-4 (persamaan investasi) menujukan bahwa pertumbuhan

ekonomi dan pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap investasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Valadkhani (2003) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya terhadap

investasi. Nilai koefisien regresi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

periode sebelumnya yang masing-masing sebesar 2.098 dan 0.78 menunjukkan

bahwa setiap 1% peningkatan variabel-variabel tersebut akan meningkatkan

pertumbuhan investasi masing-masing sebesar 2.098% dan 0.78%.

Menurut Daraba dan Subianto (2018), peningkatan tingkat pengangguran

dapat diakibatkan karena kualitas angkatan kerja yang masih rendah sehingga

walaupun tingkat investasi meningkat, tenaga kerja yang berkualitas rendah

tersebut tidak dapat ditampung di lapangan kerja yang membutuhkan kualifikasi

yang lebih baik sehingga menyebabkan tingkat pengangguran meningkat.

4.5.3 Relasi Antara Tingkat Pengangguran dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran juga

dipengaruhi oleh nilai tambah sektor pengolahan, jumlah uang beredar riil,

investasi dan inflasi periode sebelumnya Hasil estimasi penelitian ini menujukan

bahwa nilai tambah sektor pengolahan dan investasi berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedangkan pertumbuhan jumlah uang

beredar riil dan inflasi periode sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap

Page 18: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

54

pertumbuhan ekonomi. Terdapatnya pengaruh positif signifikan dalam nilai tambah

sektor pengolahan dan investasi mengindikasikan bahwa setiap peningkatan 1%

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.178 % dan 0.391%.

Hubungan positif antara nilai tambah sektor pengolahan dengan

pertumbuhan ekonomi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maratus,

2017) yang menyatakan bahwa peningkatan dalam industri pengolahan akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sektor

pengolahan juga memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran di Indonesia

karena menurut (Yovanda, 2018) kementrian perindustrian menyatakan bahwa

sektor industri pengolahan memiliki peranan dalam penyerapan tenaga kerja

sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran dan menciptakan ekonomi

berbasis sumber daya alam (SDA).

4.5.4 Relasi Antara Tingkat Pengangguran dengan Kesenjangan Output

dan Kebijakan RKP 2006

Hasil estimasi model penelitian ini menujukan bahwa kesenjangan output

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran. Hal ini

menunjukan bahwa bila output aktual lebih kecil dari output potensialnya dalam

jangka pendek tidak akan memengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Titan and Georgescu,

2012) yang mendapatkan hasil bahwa di Bulgaria, Poland dan Romania

kesenjangan output tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran.

Temuan ini menunjukkan bahwa pengaruh kesenjangan output terhadap

tingkat pengangguran di Indonesia pada periode observasi (1997 s.d. 2017) sesuai

Page 19: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

55

dengan Hukum Okun namun tidak signifikan. Pernyataan ini sesuai dengan

penelitian (Titan & Georgescu, 2012) dan (Darman, 2013) yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan negatif tidak signifikan antara kesenjangan output dan tingkat

pengangguran.

Di lain pihak, dibuatnya kebijakan RKP 2006 sebagai akibat naiknya harga

minyak dunia memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa saat diterapkannya

kebijakan RKP 2006 maka tingkat pengangguran Indonesia mengalami penurunan

sebesar 0.039%. Menurut (Statistik, 2007) hal ini terjadi karena semua sektor

ekonomi pada tahun 2006 mengalami pertumbuhan yang menyebabkan lapangan

kerja yang tercipta lebih besar daripada tambahan angkatan kerjanya sedangkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2006 pemerintah membuat beberapa

kebijakan baru salah satunya ialah menciptakan kebijakan pasar kerja yang lebih

luwes yang memiliki beberapa program yang bertujuan untuk mengurangi tingkat

pengangguran di Indonesia dan menciptakan pasar kerja yang fleksibel, dengan

kebijakan ini diharapkan jika terjadi goncangan dalam perekonomian di Indonesia

maka dapat dilakukan penyesuaian dalam upah riil bukan dengan cara pemutusan

hubungan kerja (PHK).

Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa walaupun terdapat hubungan

negatif antara tingkat pengangguran dan kesenjangan output, pemerintah tidak

dapat menurunkan tingkat pengangguran dengan cara meningkatkan kesenjangan

output melalui kebijakan fiskal dan atau moneter yang ekspansif. Hal ini karena

ketika kesenjangan output meningkat, tingkat inflasi juga akan meningkat.

Page 20: 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150110_4_9959.pdf37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Variabel –

56

Peningkatan tingkat inflasi kemudian akan menyebabkan tingkat pengangguran

meningkat karena pekerja akan menuntut penyesuaian tingkat upah nominal,

menyesuaikan dengan ekspektasi inflasi di masa yang akan dating. Oleh karena itu

jika pemerintah menentukan kebijakan untuk mengurangi pengangguran dengan

cara meningkatkan kesenjangan output maka kebijakan ini tidak akan efektif.

Menurut Zulhanafi, Aimon, & Syofyan (2013) kebijakan yang lebih efektif untuk

dilakukan pemerintah ialah mengupayakan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan formal mau pun non-

formal di Indonesia. Hal ini akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang

berdampak pada peningkatan kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan output

sehingga permintaan pekerja akan meningkat, diiringi dengan kenaikan tingkat

upah riil.