4. TELINGA

download 4. TELINGA

of 22

description

telinga

Transcript of 4. TELINGA

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    1/22

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 TRAUMATOLOGI DAN EMERGENCI PADA TELINGA2.1.1Corpus Alienum Telinga

    Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh

    periosteum dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitif.

    Karena itulah percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit.

    Liang telinga luar menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan

    tulang. Benda asing dapat terjepit disini sehingga membuat semakin sulit pada

    pengangkatan benda asing. Percobaan mengambil benda asing dapat membuat

    benda tersebut semakin masuk kedalam dan tersangkut pada tempat penyempitan

    tersebut. Maka dari itu perlu pencahayaan yang kuat dan alat yang memadai.

    Biasanya alat yang digunakan adalah retraktor, magnet untuk bahan dari logam,

    irigasi telinga, dan mesin dengan alat hisap. 1,2

    Gambar 2.1 Corpus Alienum Telinga

    GejalaPada beberapa kasus pasien dengan benda asing di telinga adalah tanpa

    gejala, dan umumnya pada anak-anak ditemukan. Pasien lain mungkin merasa

    sakit dengan gejala seperti otitis media, pendegaran berkurang, atau rasa penuh

    ditelinga. Beberapa kasus sering ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari

    8 tahun. 2

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    2/22

    3

    Benda asing yang sering terdapat pada telinga adalah menik-manik, mainan

    plastik, kelereng, biji jagung. Serangga lebih sering pada pasien berumur lebih

    dari 10 tahun. Terkadang pada anak-anak berumur kurang dari 10 tahun

    pengambilan benda asing perlu dilakukan anestesi umum. 2

    DiagnosaBenda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan

    langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak-anak perlu

    dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun lubang lain

    yang juga terlibat (mulut, dan hidung) yang harus diperiksa. 2

    PenatalaksanaanPada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara

    hatihati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan

    benda asingdapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing

    masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak

    dianjurkan untukmengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam

    dan menyebabkanruptur membran timpani atau dapat melukai liang telinga.2

    Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga 2:

    Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil bendadengan bantuan otoskop.

    Suction dapat digunakan untuk menghisap benda. Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat

    benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.

    Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit

    dan takut.

    Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak, laludiirigasi dengan air hangat.

    Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima harisampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    3/22

    4

    2.1.2Trauma Auricula Definisi

    Trauma aurikula pada sistem pendengaran adalah trauma pada daun telinga

    yang dapat terjadi pada waktu bertinju atau akibat kecelakaan. Trauma aurikula

    dapat berupa hematoma, atau akumulasi darah antara perikondrium dan kartilago,

    serta dapat menyertai trauma pada pinna. Selain itu, dapat pula terjadi sengatan

    dingin aurikula. 3

    EtiologiBeberapa penyebab terjadinya trauma aurikula meliputi3:

    1. Kecelakaan lalu lintas

    2. Perkelahian

    3. Kecelakaan dalam bidang olahraga

    4. Luka tembak

    PatofisiologiSecara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing mnejadi pemicu

    kejadian yang mengikut sertakan enzim, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi

    sel, kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan

    tanda inflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya

    fungsi.3

    Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah

    kedaerah itu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit mula-mula

    neutrophil dan makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan.

    Selanjutnya bergerak ketempat cedera dibawah pengaruh stimulus stimulus

    kemotaktik. Bila ada antigen tersebut, mulu-mula respon imun non-spesifik

    bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut

    berhenti. Apabila respon imun non spsifik tidak berhasil, maka respon imun

    spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila

    usaha ini berhasil. Bila tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan sering kali

    menyebabkan destruksi yang irreversible pada jaringan.3

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    4/22

    5

    Penegakan DiagnosisAnamnesis :

    1. Pernah mengalami riwayat trauma pada aurikula

    2. Pernah tergigit hewan

    3. Terkena luka bakar

    4. Terkena luka senjata tajam ataupun senjata api

    5. Rasa yang nyeri pada aurikula

    6. Penurunan pendengaran.

    Pemeriksaan fisik :

    1. Nyeri tekan tragus dan anti tragus

    2. Adanya hematoma pada pinna aurikula

    3. Laserasi yang diikuti avulsi parsial

    4. Pecahnya membrane tympani

    5. Kadang terdapat fraktur os temporal pars petrosa

    6. Diskontinuitas jaringan aurikula akibat trauma.

    Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan dengan Garpu Tala

    Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes

    Batas Atas & Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun.

    Tes Rinne: Menunjukkan hasil positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah

    telinga dengan pendengaran lebib baik. Tes Schwabach : Hasil

    menuajukkan schwabach memendek. 3

    2. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran

    udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah

    untuk mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran, telinga luar

    dan tengah serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori.

    Audiogram hantaran udara diperoleh dengan memperdengarkan pulsa

    nada murni melalui earphone ke telinga. Kegunaan audiometri hantaran

    tulang adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja.

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    5/22

    6

    Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji

    langsung ke tengkorak pasien menggunakan vibrator hantaran tulang. Dua

    pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara tuli sensorineural atau

    tuli konduktif. 3

    Penatalaksanaan1. Untuk kasus trauma telinga dengan hematoma, dilakukan insisi dan

    drainase kumpulan darah dalam kondisi steril, diikuti dengan

    pemasangan balut tekan khususnya pada konka. Tekanan akan lebih baik

    bila membuat jahitan menembus.

    2. Trauma aurikula dengan laserasi hebat maka harus dieksplorasi untukmengetahui adanya kerusakan tulang rawan. Tulang rawan dilakukan

    sebelum dilakukan reparasi plastik (reconstruction) kulit. Rekonstruksi pada

    trauma dengan kehilangan jaringan merupakan terapi inisial untuk

    mencegah kehilangan jaringan secara berlebih akibat trauma.

    Terapi Medikamentosa1. Pengobatan yang dapat diberikan dapat berupa antibiotik profilaksis bila

    ada kontaminasi nyata pada luka atau bila tulang rawan terpapar

    2. Bila pasien merasa nyeri akibat luka dapat diberikan analgetik. 3 Terapi non medikamentosa

    1. Untuk kasus trauma aurikula hematoma dapat dilakukan edukasi untukmereka yang berprofesi menjadi petinju atau pegulat untuk emnggunakan

    pelindung kepala, juga pada saat berlatih.

    2. Hindari perilaku-perilaku yang dapat mencederai telinga sepertimengorek-ngorek telinga dengan jari atau suatu alat seperti jepit rambut

    atau klip kertas. 3

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    6/22

    7

    2.1.3Trauma Akustik

    DefinisiTrauma akustik adalah kerusakan sistem pendengaran akibat paparan energi

    akustik yang kuat dan mendadak seperti pada ledakan hebat, dentuman atau

    tembakan senjata api baik terjadi sekali atau beberapa kali, dapat mengenai satu

    atau dua telinga. 3

    EtiologiPaparan suara yang berlebihan apalagi berupa suara ledakan dapat

    menyebabkan kerusakan organ korti. Salah satu efek bising pada pendengaran

    adalah trauma akustik akut yaitu kerusakan organ pendengaran yang bersifat

    segera setelah terjadi paparan energi suara yang berlebihan, seperti bising mesin,

    suara jet, konser rock, gergaji mesin dan letusan senjata. 3

    Terdapat berbagai cara bising dapat merusak telinga dalam. Pemaparan bising

    yang sangat keras lebih dari 150 dB, seperti pada ledakan, dapat menyebabkan tuli

    sensorineural ringan sampai berat. Biasanya tuli timbul pada cara pemaparan yang

    lebih halus dan progresif sampai pemaparan bising keras intermitten yang kurang

    intensif atau pemaparan kronis bising yang kurang intensif. Pemaparan singkat

    berulang ke bising keras intermitten dalam batas 120-150 dB, seperti yang terjadi

    akibat pemaparan senjata api atau mesin jet, akan merusak telinga dalam.

    Pemaparan kronis berupa bising keras pada pekerja dengan intensitas bising

    di atas 85 dB, seperti yang terjadi akibat mengendarai traktor atau mobil salju atau

    gergaji rantai, merupakan penyebab tersering dari tuli sensorineural yang

    diakibatkan oleh bising. Di samping itu, pada lingkungan yang besar, seseorang

    dapat terpapar bising diatas 90 dB pada waktu mendengarkan musik dari sistem

    suara stereofonik atau panggung musik. 3,4

    Berikut beberapa nilai ambang batas untuk kebisingan. 4

    - 82 dB : 16 jam/hari- 85 dB : 8 jam/hari- 88 dB : 4 jam/hari- 91 dB : 2 jam/hari

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    7/22

    8

    - 97 dB : 1 jam/hari- 100 db : jam/hariAlat pelindung pendengaran dipakai untuk mengurangi kebisingan :

    - Sumbat telinga (earplug) mengurangi kebisingan 8-30 dB. Biasanyadipakai untuk proteksi sampai 100dB

    - Tutup telinga (earmuff) menurunkan kebisingan 25-40 dB. Digunakanuntuk proteksi samoai dengan 110 dB.

    - Helm (helmet) mengurangi kebisingan sampai dengan 40-50 dB.

    PatofisiologiSuara yang keras menyebabkan getaran berlebihan pada membran timpani

    yang kemudian dilanjutkan melalui tulangtulang pendengaran ke perilimfe dan

    endolimfe, selanjutnya menggetarkan membrane basilaris lebih kuat dari keadaan

    normal, hal ini menyebabkan sentuhan sel sel rambut luar dan sel sel rambut

    dalam pada membrane tektoria yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan

    atrofi selsel rambut tersebut. 3,4

    Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan

    pada reseptor pendengaran Corti di telinga dalam, terutama yang berfrekuensi

    3000-6000 Hz. Mekanisme dasar terjadinya tuli karena trauma akustik, adalah: 3,4

    1. Proses mekanik

    a. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, menyebabkanrobeknya membrana Reissner dan terjadi percampuran cairan perilmfe

    dan endolimfe, sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut.

    b. Pergerakan membrana basiler yang begitu keras, menyebabkanrusaknya organ korti sehingga terjadi percampuran cairan perilmfe dan

    endolimfe, akhirnya terjadi kerusakan sel-sel rambut.

    c. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, dapat langsungmenyebabkan rusaknya sel-sel rambut, dengan ataupun tanpa melalui

    rusaknya organa korti dan membrana basiler.

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    8/22

    9

    2. Proses metabolik

    a. Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma sel-sel rambutdan pembengkakkan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya

    membrana sel dan hilangnya sel-sel rambut.

    b.Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahanmetabolisme, sebagai akibat dari gangguan sistem enzim yang

    memproduksi energi, biosintesis protein dan transport ion.

    c. Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan gangguan tingkatkonsentrasi ion Na, K, dan ATP.

    d.Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising, sehingga lebih banyakmembutuhkan energi dan mungkin akan lebih peka untuk tcrjadinya

    cedera atau iskemi.

    e. Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising dengan zatperusak yang sudah ada dalam telinga itu sendiri.

    Diagnosis1. Anamnesis

    Pada anamnesis dapat ditanyakan jenis onset hilangnya pendengaran atau

    berkurangnya pendengaran, apakah tiba-tiba atau pelan-pelan (bertahap). Sudah

    berapa lama dirasakan, Apakah hilangnya pendengaran tetap (tidak ada

    perubahan) atau malah semakin memburuk. Apa disertai dengan nyeri, otore,

    tinnitus (berdenging di telinga), telinga terasa tersumbat, vertigo, atau gangguan

    keseimbangan. Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral.

    Apakah mengalami kesulitan berbicara dan mendengar di lingkungan yang

    bising.3,4

    Pada orang yang menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh bising

    latar belakang, sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang ramai

    akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti pembicaraan. Ditanyakan juga

    apakah pemah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka

    waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih. Pernahkah terpapar atau

    mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupa suara bising, suara

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    9/22

    10

    ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu cukup lama. Apakah mempunyai

    kebiasaan mendengarkan headphone, mendengarkan musik dengan volume yang

    keras. Apakah mengkonsumsi obat-obatan ototoksis dalam jangka waktu lama.3

    2. Pemeriksaan Fisis

    Pada pemeriksaan fisis telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari

    telinga luar hingga membran timpani. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan

    perlu dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab

    kelainan organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi

    telinga, trauma telinga karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen

    toksik, dan alergi. Selain itu pemeriksaan saraf pusat perIu dilakukan untuk

    rnenyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menganggu

    pendengaranya. 3

    3. Pemeriksaan dengan Garpu TalaPada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes

    Batas Atas & Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun. Tes

    Rinne: Menunjukkan hasil positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah telinga dengan

    pendengaran sehat. Tes Schwabach : Hasil menuajukkan schwabach memendek.3

    4. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran

    udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah untuk

    mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran, telinga Iuar dan tengah

    serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori. Audiogram hantaran

    udara diperoleh dengan memperdengarkan pulsa nada murni melalui earphone ke

    telinga. Kegunaan audiometri hantaran tulang adalah untuk mengukur kepekaan

    mekanisme sensorineural saja. Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan

    memberikan bunyi penguji langsung ke tengkorak pasien menggunakan vibrator

    hantaran tulang. 3

    Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada

    frekuensi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik

    (notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian akibat taruma akustik. 3

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    10/22

    11

    Pemeriksaan ini terdiri atas 2 grafik yaitu frekuensi (pada axis horizontal)

    dan intensitas (pada axis vertikal). Pada skala frekuensi, untuk program

    pemeliharaan pendengaran (hearing conservation program) pada umumnya

    diwajibkan memeriksa nilai ambang pendengaran untuk frekuensi 500, 1000,

    2000, 3000, 4000, dan 6000 Hz. Bila sudah terjadi kerusakan, untuk masalah

    kompensasi maka dilakukan pengukuran pada frekuensi 8000Hz karena ini

    merupakan frekuensi kritis yang rnenunjukkan adanya kemungkinan hubungan

    gangguan pendengaran dengan pekerjaan, tanpa memeriksa frekuensi 8000 Hz ini,

    sulit sekali membedakan apakah gangguan pendengaran yang terjadi akibat

    kebisingan atau karena sebab yang lain. 3,4

    PenatalaksanaanTidak ada pengobatan yang spesifik dapat diberikan pada penderita dengan

    trauma akustik. Oleh karena tuli karena trauma akustik adalah tuli saraf koklea

    yang bersifat menetap (irreversible). Apabila penderita sudah sampai pada tahap

    gangguan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka

    dapat dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid.

    Pada pasien yang gangguan pendengarannya lebih buruk harus dibantu

    dengan penanganan psikoterapi untuk dapat menerima keadaan. Latihan

    pendengaran dengan alat bantu dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir,

    mimik, anggota gerak badan, serta bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi.

    Selain itu diperlukan juga rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume,

    tinggi rendah dan irama percakapan. 3,4

    2.1.4Barotrauma Definisi

    Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan telinga akibat ketidak-

    mampuan menyamakan tekanan ruang telinga tengah dengan lingkungan. 3,5

    Barotrauma telinga berulang dalam periode lama dapat menyebabkan

    gangguan kapasitas recoiling serabut elastis membran timpani menjadi

    irreversible, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Perubahan

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    11/22

    12

    tekanan mendadak di ruang telinga tengah dapat diteruskan ke telinga dalam

    sehingga dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, bahkan ketulian. 3,5

    Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan dan sekuelnya yang terjadi

    akibat perbedaan tekanan udara di dalam ruang telinga tengah dengan tekanan

    lingkungan. Dikenal dua bentuk barotrauma telinga yaitu barotrauma telinga

    waktu turun (descent) dan barotrauma telinga waktu naik (ascent). 3,5

    Barotrauma descent dan ascent dapat terjadi pada penyelaman. Imbalans

    tekanan terjadi apabila penyelam tidak mampu menyamakan tekanan udara di

    dalam rongga tubuh pada waktu tekanan air bertambah atau berkurang. 3,5

    Barotrauma telinga adalah yang paling sering ditemukan pada penyelam.

    dibagi menjadi 3 jenis yaitu barotrauma telinga luar, tengah dan dalam, tergantung

    dari bagian telinga yang terkena. Barotrauma telinga ini bisa terjadi secara

    bersamaan dan juga dapat berdiri sendiri.3,5

    Barotrauma telinga luar berhubungan dengan dunia luar, maka pada waktu

    menyelam, air akan masuk ke dalam meatus akustikus eksternus. Bila meatus

    akustikus eksternus tertutup, maka terdapat udara yang terjebak. Pada waktu

    tekanan bertambah, mengecilnya volume udara tidak mungkin dikompensasi

    dengan kolapsnya rongga (kanalis akustikus eksternus), hal ini berakibat

    terjadinya decongesti, perdarahan dan tertariknya membrana timpani ke lateral.

    Peristiwa ini mulai terjadi bila terdapat perbedaan tekanan air dan tekanan udara

    dalam rongga kanalis akustikus eksternus sebesar 150 mmHg atau lebih, yaitu

    sedalam 1,52 meter. 3,5

    Barotrauma telinga tengah akibat adanya penyempitan, inflamasi atau udema

    pada mukosa tuba mempengaruhi kepatenannya dan merupakan penyulit untuk

    menyeimbangkan tekanan telinga tengah terhadap tekanan ambient yang terjadi

    padasaat ascent maupun descent, baik penyelaman maupun penerbangan.

    Terjadinya barotrauma tergantung pada kecepatan penurunan atau kecepatan

    peningkatan tekanan ambient yang jauh berbeda dengan kecepatan peningkatan

    tekanan telinga tengah. Barotrauma telinga dalam biasanya adalah komplikasi dari

    barotrauma telinga tengah pada waktu menyelam, disebabkan karena malakukan

    maneuver valsava yang dipaksakan. 3,5

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    12/22

    13

    EtiologiBarotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti

    pada penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat

    menyebabkan kelainan pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli

    udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara

    tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan

    tuba eustasius gagal untuk membuka. 3,5

    Tuba eustasius adalah penghubung antara telinga tengah dan bagian belakang

    dari hidung dan bagian atas tenggorokan. Untuk memelihara tekanan yang sama

    pada kedua sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan fungsi tuba yang

    normal. Jika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga tengah

    berbeda dari tekanan di luar gendang telinga, menyebabkan barotrauma. 3,5

    PatofisiologiBumi diselubungi oleh udara yang disebut Atmosfer Bumi. atmosfer itu

    terbentang mulai dari permukaan Bumi sampai keketinggian 3000 km. Udara

    tersebut mempunyai massa, dan berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu

    tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang

    udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya. Sehinggapinggiran Atmosfer

    Bumi tersebut akan berakhir dengan suatu keadaan hampa udara. 3,5

    Trauma akibat perubahan tekanan, secara umum dijelaskan melalui Hukum

    Boyle yang menyatakan bahwavolume gas berbanding terbalik dengan tekanan

    atau P1xV1 = P2xV2. 3,5

    Ada bagian-bagian tubuh yang berbentuk seperti rongga, misalnya : cavum

    tympani, sinus paranasalis, gigi yang rusak, traktus digestivus dan traktus

    respiratorius. Pada penerbangan, sesuai dengan Hukum Boyle yang mengatakan

    bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya, maka pada saat

    tekanan udara di sekitar tubuh menurun/meninggi, terjadi perbedaan tekanan

    udara antara di rongga tubuh dengan di luar, sehingga terjadi

    penekanan/penghisapan terhadap mukosa dinding rongga dengan segala

    akibatnya. Suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    13/22

    14

    memperbesar atau menekan suatu volume udara dalam ruang tertutup. Pada saat

    turun dari suatu ketinggian, tekanan atmosfer akan naik dan tekanan gas di telinga

    tengah akan turun. Udara tidak akan masuk ke telinga tengah secara spontan, tuba

    auditori harus dibuka dengan gerakan menguap atau perasat lain yang sering

    terjadi tanpa disadari, yang terjadi setiap menit atau lebih sering. 3,5

    Berdasarkan Hukum Boyle diatas dapat dijelaskan bahwa suatu penurunan

    atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan

    (secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam

    struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun

    kompresi. 3,5

    Gejala KlinikGejala-gejala klinik barotrauma telinga:

    1. Gejala descent barotrauma:

    - Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar.

    - Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring.

    - Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.

    2. Gejala ascent barotrauma:

    - Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga.

    - Vertigo.

    - Tinnitus/tuli ringan.

    - Barotrauma telinga dalam sebagai komplikasi.

    Grading klinis kerusakan membrane timpani akibat barotrauma adalah :

    - Grade 0 : bergejala tanpa tanda-tanda kelainan.- Grade 1 : injeksi membrane timpani.- Grade 2 : injeksi, perdarahan ringan pada membrane timpani.- Grade 3 : perdarahan berat membrane timpani.- Grade 4 : perdarahan pada telinga tengah (membrane timpani

    menonjol dan agak kebiruan.

    - Grade 5 : perdarahan pada meatus eksternus + rupture membranetimpani

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    14/22

    15

    Penegakan DiagnosisAnamnesis yang teliti sangat membantu penegakan diagnosis. Jika dari

    anamnesis ada riwayat nyeri telinga atau pusing, yang terjadi setelah penerbangan

    atau suatu penyelaman, adanya barotruma seharusnya dicurigai. Diagnosis dapat

    dikomfirmasi melalui pemeriksaan telinga, dan juga tes pendengaran dan

    keseimbangan. 3,5

    Diagnosis dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak sedikit

    menonjol keluar atau mengalami retraksi. Pada kondisi yang berat, bisa terdapat

    darah di belakang gendang telinga. Kadang-kadang membran timpani akan

    mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan perdengaran konduktif ringan.

    Perlu ditekankan bahwa tinnitus yang menetap, vertigo dan tuli sensorineural

    adalah gejala-gejala kerusakan telinga dalam. 3,5

    Barotrauma telinga tengah tidak jarang menimbulkan kerusakan telinga

    dalam. Kerusakan telinga dalam merupakan masalah yang serius dan mungkin

    memerlukan pembedaham untuk mencegah kehilangan pendengaran yang

    menetap. Semua orang yang mengeluh kehilangan pendengaran dengan

    barotrauma harus menjalani uji pendengaran dengan rangkaian penala untuk

    memastikan bahwa gangguan pendengaran bersifat konduktif dan bukannya

    sesorineural.3,5

    PenatalaksanaanUntuk mengurangi nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga, pertama-

    tama yang perlu dilakukan adalahberusaha untuk membuka tuba eustasius dan

    mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet, atau menguap, atau

    menghirup udara, kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan sambil

    menutup lubang hidungdengan tangan dan menutup mulut.3,5

    Selama pasien tidak menderita infeksi traktus respiratorius atas, membrane

    nasalis dapat mengkerut dengan semprotan nosinefrin dan dapat diusahakan

    menginflasi tuba eustasius dengan perasat Politzer, khususnya dilakukan pada

    anak-anak berusia 3-4 tahun. Kemudian diberikan dekongestan, antihistamin atau

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    15/22

    16

    kombinasi keduanya selama 1-2 minggu atau sampai gejala hilang, antibiotik

    tidak diindikasikan kecuali bila terjadi perforasi didalam air yang kotor.

    Perasat Politzer terdiri dari tindakan menelan air dengan bibir tertutup

    sementara ditiupkanudara ke dalam salah satu nares dengan kantong Politzer atau

    apparatus senturi; nares yang lain ditutup. Kemudian anak dikejutkan dengan

    meletuskan balon ditelinganya, bila tuba eustakius berhasil diinflasi, sejumlah

    cairan akan terevakuasi dari telinga tengah dan sering terdapat gelembung-

    gelembung udara pada cairan.

    Untuk barotrauma telinga dalam, penanganannya dengan perawatan di rumah

    sakit dan istirahat dengan elevasi kepala 30-40. Kerusakan telinga dalam

    merupakan masalah yang serius yang memungkinkan adanya pembedahanuntuk

    mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. Suatu insisi dibuat didalam

    gendang telinga untuk menyamakan tekanan dan untuk mengeluarkan cairan

    (myringitomy) dan bila perlu memasang pipa ventilasi. Walaupan demikian

    pembedahan biasanya jarang dilakukan. Kadang-kadang, suatu pipa ditempatkan

    di dalamgendang telinga, jika seringkali perubahan tekanan tidak dapat dihindari,

    atau jika seseorang rentan terhapbarotrauma. 5

    2.1.5Sudden Deafness Definisi

    Sudden Deafness adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. Jenis ketuliannya

    adalah sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui, biasanya

    terjadi pada satu telinga. Para ahli otolaringologis mendefinisikan tuli mendadak

    sebagai penurunan pendengaran sensorineural 30db atau lebih, paling sedikit tiga

    frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri, dalam waktu kurang dari

    tiga hari. 3,4,6

    EtiologiSebanyak 85% kasus tuli mendadak tidak diketahui penyebabnya, sementara

    hanya 15% kasus yang dapat diketahui penyebabnya ini. Tuli mendadak

    disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh infeksi, trauma kepala, pajanan

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    16/22

    17

    bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, penyakit autoimun, obat ototoksik,

    penyakit meniere, masalah sirkulatorik, neuroma akustik. 3,6

    Infeksi Virus terlihat pada hampir sepertiga kasus tuli mendadak, meningitis

    merupakan penyebab terbanyak tuli mendadak oleh karena infeksi virus, terutama

    pada anak-anak setelah sembuh dari meningitis dianjurkan untuk dilakukan tes

    audiometri. Campak dan cacar juga dihubungkan dengan tuli mendadak, pada

    penderita cacar kehilangan pendengaran biasanya sedang sampai berat dan

    bilateral sedangkan penderita campak dapat mengalami kehilangan pendengaran

    unilateral saja. 4,6

    Cedera kepala, terutama yang dihubungkan dengan fraktur kranium dapat

    mengakibatkan kehilangan pendengaran yang berat dan sering permanen.

    Walaupun tidak terdapat fraktur, tuli mendadak dapat terjadi akibat cedara SSP

    atau pada telinga dalam. 4,6

    Tuli mendadak dapat terjadi akibat pajanan terhadap bising yang kuat

    misalnya ledakan yang kuat atau bunyi petasan dan senjata api dalam ruang

    tertutup. Kerasnya suara maupun lamanya paparan memegang peranan dalam

    kasus ini, Occupational Safety and Help Administration (OSHA) telah

    menetapkan standar yang dipercaya menggambarkan hubungan antara ketulian

    dengan paparan pekerja terhadap bising yang keras saat di temapt kerja. Tingkat

    bising 80 db untuk 8 jam diperkirakan aman, maka paparan terhadap bising 110

    db untuk waktu relatif singkat dianggap berbahaya terhadap keselamatan

    mekanisme pendengaran. Tuli mendadak pada operasi telinga juga dapat terjadi.

    Derajat risiko tergantung berbagai faktor yaitu prosedur operasi, dan ketrampilan

    dari operator sendiri. 4,6

    Gangguan vaskuler juga dikenal sebagai salah satu penyebab tuli mendadak.

    Spasme, perdarahan arteri auditiva interna atau trombosis dapat mengakibatkan

    iskemik koklea yang berujung pada tuli mendadak. Tuli mendadak juga dapat

    disebabkan oleh obat-obat ototoksik. Tuli ini biasanya didahului oleh tinitus.3,4,6

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    17/22

    18

    Tabel 2.1. Obat-obat Ototoksik 3

    Golongan obat Contoh Obat Efek terhadap

    pendegaran

    Salisilat Aspirin Tuli dapat terjadi pada dosis

    tinggi, tetapi biasanya

    reversivel

    Kuinolin Klorokuin

    NSAID

    Tuli dapat terjadi pada dosis

    tinggi atau pemakaian

    jangka panjang, tetapi

    biasanya reversibel apabila

    obat dihentikan

    Loop Diuretik Bumetamid

    Furosemid

    Asam Etackrinat

    Dapat menyebabkan tuli

    sementara atau permanen.

    Jika dikombinasikan dengan

    obat-obat ototoksik lainnya,

    resiko kerusakan permanen

    meningkat.

    Aminoglikosida Amikasin

    Gentamisin

    Tuli dapat terjadi pada dosis

    tinggi atau pemakaian

    jangka panjang. Tuli dapat

    bersifat permanen.

    PatogenesisTerdapat 4 teori yang dipostulasikan bagi terjadinya tuli mendadak yaitu

    infeksi viral labirin, gangguan vaskuler labirin, ruptur membran intrakoklear dan

    penyakit telinga dalam yang berhubungan dengan imun. Suatu proses penyakit

    yang melibatkan salah satu dari kemungkinan teoiritis ini dapat berakhir dengan

    tuli mendadak, namun tak satupun yang dapat menjelaskan secara menyeluruh.

    Penelitian terhadap penderita tuli mendadak menunjukkan adanya suatu

    prevalensi sedang penyakit viral. Beberapa penelitian mencatat 17-33% penderita

    tuli mendadak baru menderita penyakit virus. Pada pemeriksaan histopatologis

    tulang temporal, gambaran kehilangan sel rambut dan sel penyokong, atrofi

    membrana tektoria, atrofi stria vaskularis dan kehilangan neuron sesuai dengan

    kerusakan akibat virus. Pola kerusakan ini mirip dengan gambaran yang

    ditemukan pada tuli sekunder akibat cacar,campak dan rubella maternal. 3,4,6

    Teori kedua menyangkut gangguan vaskular yang terjadi pada koklea. Koklea

    merupakan suatu end organ karena suplai darahnya tidak ada kolateralnya. Fungsi

    koklea sensitif terhadap perobahan suplai darah. Gangguan vaskuler koklea akibat

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    18/22

    19

    trombosis, embolus, penurunan aliran darah atau vasospasme adalah etiologi tuli

    mendadak. Penurunan oksigenasi koklea kemungkinan akibat dari perubahan

    aliran darah koklea. Perdarahan intrakoklea merupakan manifestasi awal yang

    diikuti fibrosis dan osifikasi koklea. Pada suatu studi ditemukan kesamaan antara

    faktor risiko koroner iskemik dan faktor risiko tuli mendadak. Penemuan

    keterlibatan vaskuler dalam patogenesis tuli mendadak dapat dijadikan sebagai

    strategi preventif dan terapeutik.3,4,6

    Teori lainnya terjadi tuli adalah akibat ruptur membran intrakoklea. Membran

    ini memisah telinga tengan dan telinga dalam. Di dalam koklea juga terdapat

    membran-membran halus memisah ruang perilimfe dan endolimfe. Secara teoritis,

    ruptur dari salah satu atau kedua jenis membran ini dapat mengakibatkan tuli

    mendadak. Kebocoran cairan perilimfe ke ruang telinga tengah lewat round

    window dan oval window telah diyakini sebagai mekanisme penyebab tuli.

    Ruptur membran intrakoklea membolehkan bercampurnya perilmfe dan

    endolimfe dan merobah potensi endokoklea secara efektif.3,4,6

    DiagnosisDiagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta

    pemeriksaan penunjang audiologi dan laboratorium. 3,6

    a. Anamnesis

    - Kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya satu telinga yang tidak jelaspenyebabnya berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari.

    - Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya merekakehilangan pendengaran, pasien seperti mendengar bunyi klik atau

    pop kemudian pasien kehilangan pendengaran.

    - Pusing mendadak (vertigo) merupakan gejala awal terbanyak dari tulimendadak yang disebabkan oleh iskemik koklear dan infeksi virus, dan

    vertigo akan lebih hebat pada penyakit meniere, tapi vertigo tidak

    ditemukan atau jarang pada tuli mendadak akibat neuroma akustik, obat

    ototoksik.

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    19/22

    20

    - Riwayat infeksi virus seperti parotis, mumps, campak, herpes zooster,CMV, influenza B.

    - Riwayat penyakit metabolik seperti DM.- Telinga terasa penuh, biasanya pada penyakit meniere.- Riwayat berpergian dengan pesawat atau menyelam ke dasar laut.- Riwayat trauma kepala dan bising keras.

    b. Pemeriksaan fisik dan Tes Pendengaran

    Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop, tidak ditemukan kelainan pada

    telinga yang sakit. Sementara dengan pemeriksaan pendengaran didapatkan hasil

    sebagai berikut:

    - Tes penala : Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat,Schwabach memendek. Kesan : Tuli sensorieural

    - Audiometri nada murni : Tuli sensorineural ringan sampai berat.

    PenatalaksanaanTerapi untuk tuli mendadak adalah3,6:

    Tiarah baring yang sempurna (total bed rest) istirahat baik fisik danmental selama 2 minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stress

    yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan neovaskular.

    Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat disertai dengan pemberiantablet vasodilator oral tiap hari.

    Prednison 4x10 mg (2 tablet),tappering off tiap 3 hari (hati hati padapenderita DM)

    Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari Neurobion 3x1 tablet /hari Diit rendah garam dan rendah kolesterol Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 liter/menit), obat antivirus sesuai

    dengan virus penyebab

    Kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi yang digunakan untuk

    mengobati ketulian sensorineural mendadak idiopatik. Mekanisme kerjanya

    terhadap ketulian mendadak belum diketahi dengan pasti, meskipun terjadi

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    20/22

    21

    reduksi inflamasi koklea dan saraf auditorius setelah pemberian obat ini. Dalam

    sebuah penelitian baru-baru ini ditemukan bahwa injeksi dexamethason

    intratimpani efektif untuk memperbaiki pendengran pasien yang mengalami tuli

    mendadak setelah sebelumnya gagal ditatalaksana dengan terapi standar. 3.6

    Vasodilator digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke koklea, sehingga

    dapat memperbaiki oksigenasi di daerah tersebut. Untuk meningkatkan perfusi

    vaskuler, mikrosirkulasi dan menurunkan viskositas darah dapat diberikan anti

    koagulan seperti heparin, warfarin, bila terdapat gangguan hematologi. Sebagai

    terapi penunjang dapat diberikan vitamin atau neurotropik lainnya. 3,6

    Terapi inhalasi carbogen adalah pengobatan untuk tuli mendadak dengan

    menggunakan gas campuran, 95% oksigen dan 5% karbondioksida untuk

    memperbaiki oksigenasi di koklea. 3,6

    Saat ini telah dikenal terapi oksigen bertekanan tinggi dengan teknik

    pemberian oksigen hiperbarik, yaitu dengan memasukkan pasien ke dalam suatu

    ruangan yang bertekanan 2 ATM. 3,6

    Definisi perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah:3,6

    1. Dikatakan sembuh bila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dbpada frekuensi 250 hz, 500 hz, 1000 hz dan di bawah 25 db pada frekuensi

    4000 hz.

    2. Perbaikan sangat baik terjadi bila perbaikannya lebih dari 30 db pada 5frekuensi.

    3. Perbaikan baik bila rata-rata perbaikannya berkisar antara 10-30 db pada 5frekuensi.

    4. Tidak ada perbaikan bila perbaikan kurang dari 10 db pada 5 frekuensi.2.1.6 Fraktur Temporal

    Cedera pada tulang temporal terjadi pada 30 sampai 70% kasus yang

    melibatkan trauma tumpul kepala dan dapat berdampak pada telinga. Evaluasi

    yang tepat dapat memperhitungkan derajat keparahan dan gejala-gejala trauma

    pada telinga. 7

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    21/22

    22

    EtiologiCedera tulang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor (12% -47%),

    penganiayaan (10% -37%), jatuh (16% -40%), dan luka tembak (3% -33%).

    Dengan perbaikan teknologi keselamatan mobil, kejadian patah tulang akibat

    kecelakaan kendaraan bermotor dapat mengalami penurunan. 7

    KlasifikasiKlasifikasi fraktur pada tulang temporal dibagi menjadi fraktur longitudinal

    dan fraktur transversal.

    Tabel 2.2 Perbandingan Fraktur Longitudinal dan Fraktur Transversal.7

    Fraktur longitudinal Fraktur transversal

    Insiden 80% 20%

    Otore CSF Sering Jarang

    Perforasi

    Membran timpani

    Sering Jarang

    Hearing Loss Sering (tipe

    konduktif dan

    sensorineural padanada tinggi)

    Sering (sensorineural atau

    campuran)

    Hemotimpanicum Sering Jarang

    Otore Sering Jarang

    Vertigo Sering (kurang

    intens)

    Sering ( lebih intens, biasanya

    terjadi pada fase akut, dengan

    disertai nausea dan vomiting)

    PemeriksaanUmumnya, diagnosis fraktur tulang temporal dengan radiografi foto polos

    sulit dilakukan dan membutuhkan konfirmasi dengan CT-scan.

    CT-Scan ( Computed Tomography Scanning). Potongan tipis (1 mm) CT-scan

    dapat menunjukkan lusensi yang melewati tulang temporal. Keterlibatan telinga

    tengah, tulang petrosus, kapsul otic, dan saluran saraf wajah merupakan penentu

    utama prognosis. Fraktur longitudinal (ditunjukkan pada gambar di bawah) sejajar

    dengan sumbu panjang tulang petrosus. Keterlibatan telinga tengah, kanalis

    karotis, tulang labirin, dan meatus akustikus eksternus sebaiknya diperhatikan.6

  • 5/22/2018 4. TELINGA

    22/22

    23

    Gambar 2.2 Aksial noncontrast CT scan pada patah tulang longitudinal tulang

    temporal (panah)

    Fraktur transversal (dilihat di bawah) tegak lurus terhadap sumbu panjang

    tulang petrosus. Keterlibatan struktur telinga bagian dalam dan nervus fasialis

    harus diperhatikan.

    Gambar 2.3 Aksial noncontrast CT scan patah tulang transversal pada tulang

    temporal (panah)

    PenatalaksanaanUmumnya, pasien dengan paralisis fasialis dapat dikelola secara konservatif

    dengan kortikosteroid sistemik selama 10-14 hari kecuali bila ada kontraindikasi.

    Pasien yang mengalami paralisis lengkap dengan onset yang cepat sebaiknya

    segera dilakukan pemeriksaan awal dengan menggunakan perangsang saraf

    Hilger antara hari 3 dan 7. Bila tidak ada penurunan rangsangan saraf, pasien

    sebaiknya diobservasi. Penurunan rangsangan saraf dalam waktu satu minggu atau

    lebih mencapai 90% dan terjadi selama 2-3 minggu, merupakan indikasi utnuk

    dilakukan terapi bedah.7