4 (Hepato)

20
Pemicu 4 Dhea Anindya Puteri 405130195

description

4

Transcript of 4 (Hepato)

Page 1: 4 (Hepato)

Pemicu 4

Dhea Anindya Puteri405130195

Page 2: 4 (Hepato)

Abses hati

• Abses hati bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati

Page 3: 4 (Hepato)

Klasifikasi

1. Abses hati piogenik2. Abses hati amoeba3. Abses hati campuran

Page 4: 4 (Hepato)

1. Abses hati piogenik

Definisi • Abses hati piogenik

proses supuratif pada jaringan hati yang disebabkan oleh invasi bakteri melalui aliran darah, sistem bilier, maupun penetrasi langsung

Epidemiologi • Median umur pada usia 44

tahun• Insidensi tertinggi di taiwan 17,6 kasus per 100.000 penduduk

Page 5: 4 (Hepato)

Patogenesis

Page 6: 4 (Hepato)

Tanda & gejala

• Hepatomegali • Nyeri pada kuadran kanan atas• Ikterik (pada stadium lanjut)• Anemia & dehidrasi• Klasik demam & nyeri perut kanan atas• Gejala tidak khas Keringat malam, muntah,

anoreksia, kelemahan umum & penurunan BB• 1/3 kasus disertai diare• ¼ kasus disertai batuk tidak produktif

Page 7: 4 (Hepato)

Etiologi

• Saluran empedu– Batu empedu– Kolangiokarsinoma– Striktur

• Vena porta– Appendisitis– Devertikulitis– Penyakit crohn

• Arteri hepatika– Infeksi gigi– Endokarditis bakterial

• Penyebaran langsung– Empiema kandung

empedu– Perforasi ulkus peptikum– Abses subfrenik

• Trauma • Iatrogenik

– Biopsi hati– Blocked biliary stent

• Kriptogenik• Kista hati terinfeksi

Page 8: 4 (Hepato)

Aerobik gram - Aerobik gram + Anaerobik Mikroaerofilik Lain-lain

E. coli Viridans streptococci

Anaerobis streptococci

Streptococcus milleri group

Mycobacterium sp.

Klebsiella pneumoniae

Staphylococcus aureus

Bacteroides sp. Chlamydia sp.

Pseudomonas aeruginosa

Enterococcus sp.

Fusobacterium sp.

Candida sp.

Proteus sp. Streptococcus pneumoniae

Clostridium sp. Cryptococcus sp.

Dll. Dll. Dll. Verticillium sp.

Mikroba patogen pada abses hati piogenik

Page 9: 4 (Hepato)

Diagnosis

Pencitraan• USG

– Lesi hipoekoik

• CT scan– Lesi densitas rendah– Dengan kontras peripheral

enhancement

• MRI

Pemeriksaan lab• Anemia ringan• Lekositosis dengan netrofilia• Peningkatan LED• Peningkatan kadar serum

Alkali fosfatase• Diagnosis ditemukan agen

penyebab, baik melalui kultur darah maupun kultur pus dari aspirasi abses

Page 10: 4 (Hepato)

Tatalaksana

Farmako • Sebelum terdapat hasil kultur

antibiotik spektrum luas• Saluran empedu ampisilin &

aminoglikosida• Usus sefalosporin gen-3,

kombinasi beta laktam dengan penghambat aktivitas beta laktamase

• Infeksi anaerobik metronidazol• Antibiotik IV selama 2 minggu,

dilanjutkan antibiotik oral 6 minggu.

• Streptococcus antibiotika oral dosis tinggi >6 minggu

Non farmako• Drainase perkutaneus

– USG abses >5cm– Menggunakan indwelling

drainage

• Drainase dengan pembedahan– Dilakukan apabila gagal

drainase perkutaneus, ikterik tidak sembuh, penurunan fungsi ginjal, serta pada abses multilokuler

– Dilakukan dengan laparoskopik

Page 11: 4 (Hepato)

Komplikasi & prognosis

Komplikasi • Ruptur• Penyebaran infeksi ke organ

sekitar terutama ke pleura (efusi pleura, empiema) dan paru

• Efusi perikardial• Fistula torakal & abdominal• Sepsis• Trombosis (vena porta, vena

hepatika)

Prognosis • Diagnosis cepat,

penggunaan antibiotik pada tahap dini & drainase perkutaneus penurunan angka kematian karena AHP

Page 12: 4 (Hepato)

Pencegahan

• Mengetahui sedini mungkin sumber-sumber infeksi yang dapat mengakibatkan AHP, diikuti dengan penanganan yang tepat

Page 13: 4 (Hepato)

2. Abses hati amoeba

Definisi • Abses hati amoeba

penimbunan/ akumulasi debris nekro-inflamatori purulen di dalam parenkim hati yang disebabkan oleh amoeba, terutama Entamoeba histolytica

Epidemiologi • Pada 10% poupulasi dunia,

paling umum pada daerah tropis & subtropik

• Sering pada orang muda & etnik hispanik dewasa

• 10x lebih umum pada pria dibanding wanita

• Jarang pada anak-anak• Daerah endemis: afrika, asia

tenggara, meksiko, venezuela, dan kolombia

Page 14: 4 (Hepato)

Patogenesis

Page 15: 4 (Hepato)

Etiologi• Parasit amoeba, terutama

Entamoeba histolytica

Tanda & gejala • Nyeri perut kanan atas• Mual, muntah, anoreksia,

penurunan BB, kelemahan tubuh

• Hepatomegali dan terasa nyeri• Khas nyeri spontan perut

kanan atas disertai jalan membungkuk ke depan dengan kedua tangan diletakkan di atasnya

• Riwayat diare atau disentri• Demam intermitten• Malaise, mialgia, artralgia

Page 16: 4 (Hepato)

Diagnosis

Pencitraan • USG• CT scan• MRI

Pemeriksaan lab• Tes serologi

– ELISA– Indirect hemagglutination– Cellulose acetate precipitin– Counterimmunoelectrophoresis– Immufluorescent antibody – Tes rapid latex agglutination

Page 17: 4 (Hepato)

• Kriteria diagnosis abses hati amoeba (Sherlock, 2002):1. Adanya riwayat berasal dari daerah endemik2. Pembesaran hati pada laki-laki muda3. Respon baik terhadap metronidazol4. Leukositosis tanpa anemia pada riwayat sakit yang tidak

lama & leukositosis dengan anemia pada riwayat sakit yang lama

5. Ada dugaan amoebiasis pada pemeriksaan foto toraks PA & lateral

6. Pada pemeriksaan scan didapatkan filling defect7. Tes fluorescent antibodi amoeba positif

Page 18: 4 (Hepato)

Tatalaksana

Farmako Non farmako • Aspirasi jarum perkutan• Drainase perkutan• Drainase secara operasi• Reseksi hati

Page 19: 4 (Hepato)

Komplikasi & prognosis Komplikasi 1. Ruptur abses ke dalam• Regio toraks

– Fistula hepatobronkial– Abses paru– Empiema amoeba (20-30%)

• Perikardium– Gagal jantung– Perikarditis– Taponade jantung

• Peritoneum – Peritonitis– Asites

2. Infeksi sekunder (biasanya iatrogenik setelah operasi)

3. Lain-lain (jarang)- Gagal hati fulminan- Hemobilia- Obstruksi vena kava inferior- Sindrom Budd-Chiari- Abses cerebri

Prognosis • Sangat ‘treatable’• Angka kematian <1% bila

tanpa penyulit

Page 20: 4 (Hepato)

Pencegahan

• Infeksi dapat diminimalkan dengan menghindari konsumsi makanan & air yang tercemar

• Sanitasi yang memadai