4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Penelitian 4.1 ... · Dalam penelitian ini, CSR diukur...
Transcript of 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Penelitian 4.1 ... · Dalam penelitian ini, CSR diukur...
28
Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Sampel
Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS (Social Program for Social Science) versi 20. Sampel penelitian
yang diperoleh berjumlah 310 perusahaan tahun, yang merupakan hasil seleksi
dari perusahaan yang bergerak dalam sektor keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil seleksi
sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1. Hasil Seleksi Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan
Tahun
Perusahaan dalam sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia antara tahun 2008-2012
339
Perusahaan dalam sektor keuangan yang tidak mempublikasikan
laporan tahunan antara 2008-2012
(19)
Harga saham harian perusahaan dan IHSG yang tidak tersedia dengan
lengkap selama minimal 100 hari
(10)
Jumlah Sampel 310
4.1.2. Cumulative Abnormal Return (CAR)
Dalam penelitian ini, penghitungan Cumulative Abnormal Return (CAR)
mengacu pada rumus Arya dan Zhang (2009). Data yang dibutuhkan untuk
pengitungan CAR adalah harga saham harian perusahaan dan IHSG dalam
periode 2009-2013. Hasil perhitungan CAR secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 1. Berikut ini adalah contoh tahap-tahap dalam menghitung CAR pada
BBCA pada tahun 2013 :
29
Universitas Kristen Petra
1. Menghitung nilai actual return (Rit) perusahaan BBCA. Berikut ini
adalah contoh cara menghitung actual return :
Diketahui closing price BBCA 1 Mei 2013 : Rp. 10.750,-
Diketahui closing price BBCA 2 Mei 2013 : Rp. 10.650,-
Ri,t =
= -0,01
Sehingga diperoleh actual return sebesar : -0,01
2. Menghitung nilai market return (Rmt) dengan harga IHSG. Berikut
ini adalah contoh cara menghitung market return :
Diketahui closing price IHSG 1 Mei 2013 : Rp. 5.060,92,-
Diketahui closing price IHSG 2 Mei 2013 : Rp. 4.994,05,-
Rm,t =
= -0,01321
Sehingga diperoleh market return sebesar : -0,01321
3. Meregresikan return perusahaan dan return pasar yang diperoleh
dari harga saham harian BBCA dan IHSG selama 128 hari. Hasil
regresi tersebut digunakan untuk menghitung nilai α dan diperoleh
nilai 0,000911 dan nilai β sebesar 1,209647.
4. Menghitung abnormal return (AR), mengacu pada rumus (2.2), dan
diperoleh nilai abnormal return BBCA pada tanggal 25 April 2013
– 5 Mei 2013 seperti pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Nilai Abnormal Return
Tanggal Abnormal Return
25 April 2013 -0,00091
26 April 2013 -0,00091
27 April 2013 -0,00091
28 April 2013 -0,00091
29 April 2013 -0,00091
30 April 2013 0,208736
1 Mei 2013 -0,00091
2 Mei 2013 0,00577
3 Mei 2013 0,208736
30
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Nilai Abnormal Return (sambungan)
4 Mei 2013 -0,00091
5 Mei 2013 -0,00091
5. Menjumlahkan abnormal return yang didapatkan selama 11 hari
yaitu lima hari sebelum dan setelah tanggal publikasi laporan
tahunan, yaitu ditetapkan pada setiap tanggal 30 April, dimana
tanggal publikasi laporan tahunan perusahaan tahun 2008-2012
yang mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK
Nomor X.K.6 tahun 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan
tahunan yang menyatakan bahwa perusahaan publik wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling
lama empat bulan setelah tahun buku berakhir. Perhitungan CAR ini
mengacu pada rumus (2.3), dan diperoleh nilai CAR pada BBCA
sebesar 0,423243. Nilai CAR tersebut menunjukkan bahwa return
perusahaan 42,32% di atas return yang diekspektasi oleh pasar.
4.1.3. Corporate Social Responsibility Index (CSRI)
Dalam penelitian ini, CSR diukur dengan menggunakan CSR Index, yang
mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiative versi 3.1
yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Data yang dibutuhkan
untuk menghitung CSRI adalah laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI
antara periode 2008-2012. Hasil penghitungan skor CSRI secara lengkap dapat
dilihat di lampiran 1. Berikut ini adalah contoh tahap-tahap dalam menghitung
skor CSRI pada BBCA tahun 2012 :
1. Membandingkan kriteria GRI dengan pengungkapan aktivitas CSR
dalam laporan tahunan BBCA dan laporan tahunan secara keseluruhan,
jika memenuhi kriteria diberi angka 1, jika tidak diberi angka 0
2. Menjumlahkan total skor yang diperoleh seperti yang dijabarkan dalam
tabel 4.3 berikut ini :
31
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Pengungkapan Kriteria CSR
Kriteria Item yang
diungkapkan
Jumlah
Kriteria
Jumlah kriteria economic performance 3 9
Jumlah kriteria environmental 1 30
Jumlah kriteria social: labor practices and
decent work
5 15
Jumlah kriteria social: human rights 0 11
Jumlah kriteria social: society 3 10
Jumlah kriteria social: product and
responsibility
3 9
Jumlah kriteria 15 84
3. Membandingkan jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
dengan jumlah kriteria secara keseluruhan.
CSRIi,t =
= 0,17857
Skor CSRI tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian pengungkapan
aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kriteria sebesar
17,86%. Semakin tinggi skor CSRI menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
CSR oleh perusahaan semakin memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh GRI.
4.1.4. Return-On-Asset (ROA)
Dalam penelitian ini, data yang digunakan untuk menghitung ROA
masing- masing perusahaan adalah laba bersih dan total aset pada tahun 2008-
2012. Hasil perhitungan nilai ROA secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
Berikut ini adalah contoh tahap-tahap dalam menghitung ROA pada BBCA tahun
2012, :
Laba bersih = Rp. 11.718.460.000.000,00
Total aset = Rp. 442.994.197.000.000,00
ROAi,t =
= 0,026
32
Universitas Kristen Petra
Nilai ROA tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki adalah sebesar
2,6%. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan bahwa perusahaan semakin
efisien dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.
4.1.5. Ukuran Perusahaan (FSIZE)
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan (FSIZE) diukur dengan
melogaritmakan total aset yang mengacu pada penelitian Cox, Brammer,
Millington (2004), Cheung, Tan, Ahn, Zhang (2010), Clacher & Hagerndoff
(2012), Sari (2012). Data yang digunakan untuk menghitung ukuran masing-
masing perusahaan adalah total aset pada tahun 2008-2012. Hasil perhitungan
FSIZE secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut ini adalah contoh
tahap-tahap dalam menghitung ukuran perusahaan (FSIZE) pada BBCA tahun
2012:
Total Aset = Rp. 442.994.197.000.000,00
FSIZEi,t = = 14,65
Nilai FSIZE BBCA sebesar 14,65 menunjukkan ukuran perusahaan
semakin besar dibandingkan dengan rata-rata ukuran perusahaan dalam sektor
keuangan yaitu sebesar 12,65 (tabel 4.4). Semakin besar nilai absolut total aset
perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan, demikian pula nilai hasil
log total aset juga menunjukkan semakin besar nilainya juga menunjukkan
semakin besar pula ukuran suatu perusahaan.
4.1.6. Debt-to-Equity Ratio (DER)
Dalam penelitian ini, data yang digunakan untuk menghitung DER
masing- masing perusahaan adalah total hutang dan total ekuitas pada tahun
2008-2012. Hasil perhitungan DER secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
Berikut ini adalah contoh tahap-tahap dalam menghitung DER pada BBCA tahun
2012:
Total hutang = 390.067.244.000.000
Total ekuitas = 51.897.942.000.000
33
Universitas Kristen Petra
DERi,t =
= 7,52
Nilai DER tersebut menunjukkan bahwa proporsi total hutang 7,52 kali
terhadap total ekuitas, sehingga risiko perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya
atas total modal yang dimiliki semakin besar. Semakin tinggi nilai DER
menunjukkan semakin tinggi tingkat pembiayaan modal perusahaan yang berasal
dari hutang daripada ekuitas.
4.1.7. Market Share (MSHARE)
Dalam penelitian ini, data yang digunakan untuk menghitung market share
(MSHARE) masing-masing perusahaan adalah total penjualan pada tahun 2008-
2012 serta total penjualan perusahaan dalam sub-sektor tertentu pada tahun 2008-
2012. Hasil perhitungan MSHARE secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
Berikut ini adalah contoh tahap-tahap dalam menghitung market share
(MSHARE) pada BBCA tahun 2012 :
Total penjualan = Rp. 27.614.000.000.000,00
Total penjualan industri perbankan = Rp. 225.000.000.000.000,-
MSHAREi,t =
= 0,123
Nilai MSHARE tersebut menunjukkan bahwa tingkat penguasaan pasar
BBCA adalah sebesar 12,3% terhadap seluruh perusahaan dalam industri
perbankan.
4.1.8. Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dilakukan analisa statistik
deskriptif untuk menunjukkan deskripsi data yang akan diteliti. Adapun data
deskriptif ini meliputi nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata, dan nilai standar
deviasi atas semua variabel dalam penelitian ini yang dapat ditunjukkan melalui
tabel 4.4 berikut ini :
34
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CSRI 310 .01 .21 .0891 .06531
ROA 310 -.44 .28 .0300 .05628
FSIZE 310 10.57 14.80 12.5560 1.03986
DER 310 -31.53 15.62 4.8513 4.73089
MSHARE 309 -.04 .90 .0720 .13306
CAR 310 -4.23 1.63 -.7514 .92098
Valid N (listwise) 309
(Sumber: Hasil Output SPSS)
Dari tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data masing-masing
variabel yang diuji adalah sebanyak 310 perusahaan, sesuai dengan jumlah sampel
perusahaan tahun yang diteliti, kecuali pada variabel MSHARE yang berjumlah
309 dikarenakan terdapat salah 1 perusahaan tahun yang tidak memiliki data
penjualan sehingga nilai market share tidak dapat dihitung.
Tabel di atas menunjukkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi masing-masing variabel dalam penelitian ini. Rata-rata skor
variabel CSRI adalah sebesar 8,91%. Nilai rata-rata ROA sebesar 3%, yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam sektor
keuangan sebesar 3%. Adapun ROA dengan nilai terendah dan cukup ekstrim
yaitu sebesar -44% oleh perusahaan AKSI pada tahun 2011. Nilai rata-rata FSIZE
sebesar 12,56. Nilai rata-rata DER sebesar 4,85, yang menunjukkan rata-rata
proporsi total hutang terhadap total ekuitas perusahaan dalam sektor keuangan.
Nilai DER dengan nilai ekstrim dan terendah yaitu sebesar -31,53 oleh perusahaan
BEKS tahun 2009 dikarenakan terdapat defisiensi modal. Nilai rata-rata
MSHARE sebesar 7,2%, menunjukkan posisi masing-masing perusahaan dalam
sektor keuangan dalam industrinya, dengan nilai terendah dan ekstrim yaitu
sebesar -4% oleh perusahaan AKSI tahun 2011 dikarenakan penjualan AKSI
bernilai negatif sehingga nilai market share negatif. Nilai rata-rata CAR
menunjukkan nilai negatif, yaitu sebesar -0,75 yang menunjukkan bahwa nilai
CAR dalam sektor keuangan 75% di bawah rata-rata.
35
Universitas Kristen Petra
4.1.9. Uji Asumsi Klasik
Untuk memastikan bahwa data layak digunakan, maka perlu dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Confidence interval yang digunakan
adalah 90-95% (α = 5-10%). Sebelum melakukan uji asumsi klasik, terlebih
dahulu menjalankan uji regresi untuk mendapatkan nilai residual/error. Hasil
output atas pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dikatakan terdistribusi
secara normal jika nilai signifikansi yang ditunjukkan hasil pengujian
tersebut menunjukkan nilai lebih dari 0,05. Tabel 4.5 menunjukkan hasil
pengujian normalitas pada variabel residual yang dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov yang menunjukkan angka signifikansi
0,053 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil
uji normalitas dapat ditunjukkan melalui tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5. Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 309
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .84563578
Most Extreme Differences
Absolute .077
Positive .052
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z 1.346
Asymp. Sig. (2-tailed) .053
(Sumber : Hasil Output SPSS)
2. Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas, dapat dilihat
dari nilai tolerance (TOL) dan Variance Influence Factor (VIF). Apabila
36
Universitas Kristen Petra
nilai TOL lebih besar dari 0,1 dan mendekati angka 1 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10, maka variabel-variabel tersebut memenuhi asumsi
multikolinearitas. Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian
multikolinearitas dan hasil dari pengujian ini menyatakan bahwa tidak
terdapat korelasi antar variabel karena nilai tolerance (TOL) pada seluruh
variabel independen menunjukkan nilai lebih dari 0,1 dan nilai VIF yang
kurang dari 10.
Tabel 4.6. Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
CSRI .852 1.174
ROA .854 1.170
FSIZE .479 2.090
DER .524 1.908
MSHARE .748 1.337
a. Dependent Variable: CAR
(Sumber : Hasil Output SPSS)
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan
uji Durbin Watson (DW test). Sunyoto (2009) menyatakan bahwa nilai
Durbin-Watson pada tabel D-X secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
- Angka DW di bawah -2 menunjukkan bahwa terdapat
autokorelasi positif
- Angka DW di antara -2 sampai 2 menunjukkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi
- Angka DW di atas 2 menunjukkan bahwa terdapat autokorelasi
negatif
37
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian autokorelasi dengan
melakukan pengujian Durbin Watson dan menunjukkan nilai 1,692. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada di antara angka -2
sampai 2, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada
data. Berikut ini adalah hasil dari uji autokorelasi :
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .399a .160 .146 .85258 1.692
a. Predictors: (Constant), MSHARE, CSRI, DER, ROA, FSIZE
b. Dependent Variable: CAR
(Sumber : Hasil Output SPSS)
4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
Glejser, dengan melihat angka signifikansi variabel residual terhadap
variabel-variabel independen. Variabel residual dalam penelitian ini
dinamakan “ABSU”. Sebuah variabel dinyatakan bebas dari
heteroskedastisitas bila angka signifikansinya lebih dari 0,05. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat ditunjukkan melalui tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas
Model T Sig.
1
(Constant) 2.395 .017
CSRI .884 .378
ROA -.536 .592
FSIZE -1.084 .279
DER -.485 .628
MSHARE .683 .495
a. Dependent Variable: ABSU
(Sumber : Hasil Output SPSS)
38
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan
melakukan uji Glejser dan menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
seluruh variabel independen terhadap variabel residual (ABSU) memiliki
nilai lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan setiap variabel tidak terkena
heteroskedastisitas.
4.1.10. Uji Kelayakan Model
Uji kelayakan model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak dan dapat digunakan untuk
menguji hipotesis. Uji kelayakan model dapat dilihat melalui nilai koefisien
determinasi (R2) dan nilai signifikansi F.
1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat ditunjukkan melalui
tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9. Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .399a .160 .146 .85258
(Sumber : Hasil Output SPSS)
Tabel 4.9 menunjukkan nilai koefisien determinasi yaitu sebesar
0,146 yang berarti bahwa variabel CSRI, ROA, FSIZE, DER, dan
MSHARE mampu menjelaskan perubahan CAR sebesar 14,6%,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.
2. Uji F
Seluruh variabel independen dikatakan secara signifikan dapat
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 0,1.
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji ANOVA atau uji F dan
menunjukkan besarnya F hitung adalah 11,505 dengan tingkat
39
Universitas Kristen Petra
signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi F
lebih kecil dari 0,05 atau 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi perubahan variabel
dependen (CAR). Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel CSRI,
ROA, FSIZE, DER, dan MSHARE secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap CAR. Hasil uji F dapat ditunjukkan melalui tabel
4.10 berikut ini :
Tabel 4.10. Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 41.816 5 8.363 11.505 .000b
Residual 220.251 303 .727
Total 262.067 308
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), MSHARE, CSRI, DER, ROA, FSIZE
(Sumber : Hasil Output SPSS)
4.1.11. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan uji t untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05 atau < 0.1, maka
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan
berarti hipotesis diterima. Hasil uji t dapat ditunjukkan melalui tabel 4.11 berikut
ini :
Tabel 4.11. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -5.983 .778 -7.692 .000
CSRI -1.605 .805 -.114 -1.994 .047
ROA 1.781 .933 .109 1.909 .057
FSIZE .437 .067 .494 6.483 .000
DER -.033 .014 -.172 -2.358 .019
MSHARE -.077 .422 -.011 -.183 .855
a. Dependent Variable: CAR
(Sumber : Hasil Output SPSS)
40
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji t dan menunjukkan bahwa nilai variabel
CSRI, ROA, FSIZE, dan DER lebih kecil dari 0,05 dan 0,1 yang berarti memiliki
pengaruh signifikan terhadap CAR. Sedangkan variabel MSHARE menunjukkan
angka signifikansi lebih besar dari 0,05 dan 0,1 yaitu sebesar 0,855 yang
menunjukkan bahwa variabel MSHARE tidak berpengaruh terhadap CAR.
Selain itu ditunjukkan pula bahwa CSRI berpengaruh negatif terhadap
CAR, ROA dan FSIZE berpengaruh positif terhadap CAR, dan DER berpengaruh
negatif terhadap CAR.
4.2. Analisis
Pengujian ini dilakukan terhadap 310 perusahaan sampel pada tahun 2008-
2012 dalam sektor keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
CSR terhadap respon investor dalam sektor keuangan. Berikut ini akan dijabarkan
hasil temuan serta interpretasi dalam penelitian ini dan kaitan hasil temuan dengan
teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini.
4.2.1. Temuan dan Interpretasi
Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat dinyatakan bahwa data telah
terdistribusi secara normal, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat
autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga data layak digunakan
untuk diuji dalam model regresi.
Dari hasil uji kelayakan model, dengan melihat nilai koefisien determinasi
(R2), diperoleh angka 0,16 yang berarti bahwa variabel CAR dapat dijelaskan oleh
variabel CSRI, ROA, FSIZE, DER, dan MSHARE sebesar 14,6% dan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Sedangkan dari hasil uji F menunjukkan
tingkat signifikansi 0,000 yang berarti lebih rendah dari 0,05 atau 0,1 yang
menunjukkan bahwa variabel CSRI, ROA, FSIZE, DER, dan MSHARE secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t dapat dinyatakan dalam tabel 4.12
berikut ini :
41
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.12. Kesimpulan Hasil Hipotesis
Variabel Koefisien Signifikansi Keputusan
CSRI -0,114 0.047 H1 diterima
ROA 0,109 0.057 H2 diterima
FSIZE 0.494 0.000 H3 diterima
DER -0,172 0.019 H4 diterima
MSHARE -0.011 0.855 H5 ditolak
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis
dalam penelitian ini adalah hipotesis pertama (H1) diterima yang berarti bahwa
CSRI terbukti berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hipotesis kedua (H2)
diterima yang berarti bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR,
hipotesis ketiga (H3) diterima yang berarti bahwa ukuran perusahaan (FSIZE)
berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, hipotesis keempat (H4) diterima
yang berarti bahwa DER berpengaruh negatif terhadap CAR, sedangkan hipotesis
kelima (H5) ditolak yang berarti bahwa MSHARE terbukti tidak berpengaruh
terhadap CAR.
4.2.2. Kaitan Temuan dengan Pengetahuan atau Teori
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSRI) terhadap CAR
Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa CSR
berpengaruh terhadap CAR, sehingga hipotesis diterima. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap CAR. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wagner
(2002), Brammer, Brooks, dan Pavelin (2006), Anderson-Weir (2010),
Dravenstott dan Chieffe (2011), Jones, Frost, Loftus, dan Van Der Laan
(2007), Ragothaman dan Carr (2008), Istianingsih dan Zulni (2013) yang
menemukan bahwa aktivitas CSR berpengaruh negatif terhadap respon
investor.
Hasil penelitian ini tidak membuktikan stakeholder theory, namun
dapat membuktikan decision-usefulness theory. Hal ini dikarenakan
aktivitas CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan diungkapkan dalam
42
Universitas Kristen Petra
laporan tahunan perusahaan untuk memberi informasi bagi para pengambil
keputusan seperti investor. Berdasarkan teori decision-usefulness, jika
informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan memiliki kandungan
informasi yang dapat memberi value bagi investor, maka investor akan
memberikan respon.
Respon negatif yang diberikan oleh investor dikarenakan adanya
anggapan investor bahwa perusahaan yang melakukan praktik CSR
cenderung melakukan pemborosan sumber daya karena untuk melakukan
CSR dibutuhkan sumber daya yang banyak dan belum tentu membawa
dampak yang dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan.
Pernyataan tersebut didukung oleh Brammer, Brooks, Pavelin (2006) yang
melakukan penelitian di UK bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk melakukan aktivitas sosial dianggap dapat merusak
shareholder value. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh
Istianingsih & Zulni (2013) yang dilakukan di Indonesia, menyatakan
bahwa adanya pengaruh negatif antara CSR dan abnormal return
dikarenakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas CSR akan
semakin besar sehingga mengurangi laba perusahaan dan mengurangi
pendapatan yang akan diperoleh investor.
2. Pengaruh Return-On-Asset (ROA) terhadap CAR
Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap CAR, sehingga hipotesis diterima. Hasil
penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Syauta
dan Widjaja (2009) serta Ulupui (2007).
Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi nilai ROA,
menunjukkan bahwa perusahaan beroperasi semakin efisien dalam
menggunakan asetnya dalam menghasilkan laba. Selain itu, nilai ROA
yang tinggi dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan return baik sehingga risiko perusahaan tidak dapat
memberikan return bagi investor rendah. Oleh karena itu nilai ROA yang
tinggi akan direspon positif oleh investor.
43
Universitas Kristen Petra
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (FSIZE) terhadap CAR
Hasil penelitian untuk hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan (FSIZE) berpengaruh positif terhadap CAR, sehingga hipotesis
diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Clacher dan Hagendorff (2012) dan Martani, Mulyono, dan Khairurizka
(2009).
Hal ini membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan
berarti perusahaan tersebut memiliki sumber daya keuangan yang besar
pula. Sumber daya keuangan yang besar dapat memudahkan perusahaan
untuk dapat melakukan diversifikasi terhadap risiko, lebih mudah untuk
memasuki pasar modal, dan memiliki posisi yang dominan di pasar
(Setiawan dan Daud, 2012). Ukuran perusahaan yang besar akan
menghadapi risiko kegagalan yang lebih kecil dan memiliki potensi untuk
memberi return yang besar, sehingga direspon positif oleh investor.
4. Pengaruh Debt-to-Equity Ratio (DER) terhadap CAR
Hasil penelitian untuk hipotesis keempat menunjukkan bahwa
DER berpengaruh negatif terhadap CAR, sehingga hipotesis diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh Sugiarto (2011), Yuliantara dan Sudjana
(2014), dan Acheampong, Agalega, Shibu (2014).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa rasio DER yang tinggi
menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan total
ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan sehingga berdampak pada
kewajiban perusahaan yang semakin tinggi untuk melunasi hutangnya.
Astuti (2006) mengungkapkan bahwa semakin tinggi proporsi hutang
dibanding modal menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan
terhadap kreditor sehingga tingkat risiko perusahaan akan semakin besar.
Oleh karena itu, nilai DER yang tinggi direspon negatif oleh investor.
5. Pengaruh Market Share (MSHARE) terhadap CAR
Hasil penelitian untuk hipotesis kelima menunjukkan bahwa
market share tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR, sehingga
44
Universitas Kristen Petra
hipotesis ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Hidayat & Setyaningsih (2011) dan Suprapti & Nuraini (2009).
Berdasarkan data penjualan dan penjualan industri perusahaan
yang telah dihitung dan diolah, intensitas persaingan khususnya dalam
sektor keuangan cukup ketat, yaitu dapat dilihat dengan perolehan rata-rata
nilai market share dalam perusahaan dalam sektor keuangan hanya sebesar
7,2% (tabel 4.4), sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi setiap
perusahaan dalam tiap industri dalam subsektornya hampir sama dan tidak
saling mendominasi sehingga investor kurang memandang market share
sebagai bahan pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa investor tidak
memperhatikan aspek market share dalam mengambil keputusan.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Almilia (2006) yang menyatakan bahwa market share tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR).