4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat...

15
12 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi jagung terutama jagung pipilan kering. Desa ini terletak di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Desa Candi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Urut Sewu, Kecamatan Ampel Sebelah Selatan : Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel. Sebelah Timur : Desa Ngenden, Kecamatan Ampel. Sebelah Barat : Desa Gladagsari, Kecamatan Ampel. Luas wilayah Desa candi 399,652 ha . Luas tanah sawah di desa candi adalah 90 ha, dari luas itu yang digunakan untuk menanam padi dan jagung adalah tanah sawah irigasi teknis seluas 39,6 ha. Dalam 1 tahun petani di Desa Candi melakukan rata-rata 3 kali penanaman dengan 2 kali penanaman jagung, dan 1 kali menanam padi, biasanya padi ditanam pada saat musim hujan, sedangkan jagung ditanam pada musim kemarau. 4.1.2 Lembaga Ekonomi Kemajuan suatu desa tidak terlepas dari lembaga perekonomian di desa tersebut, karena dalam perekonomian pasti ada lembaga simpan dan pinjam untuk modal awal sehingga memajukan perekonomian di desa dengan menjalankan usahanya. Untuk data lembaga perekonomian yang ada didesa candi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Lembaga Ekonomi Jenis Keterangan Jumlah (unit) % Kelompok Simpan Pinjam Simpan Pinjam 5 50 Bank Perkreditan Rakyat Simpan Pinjam 3 30 Bank Pemerintah Simpan Pinjam 2 20 Jumlah 10 100 Sumber: Data Monografi Desa 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat kelompok simpan pinjam sebanyak 5 unit (50%), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebanyak 3 unit (30%) dan Bank Pemerintah sebanyak 2 Unit (20%).

Transcript of 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat...

Page 1: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

12

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian

Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi

jagung terutama jagung pipilan kering. Desa ini terletak di Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Desa Candi memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Urut Sewu, Kecamatan Ampel

Sebelah Selatan : Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel.

Sebelah Timur : Desa Ngenden, Kecamatan Ampel.

Sebelah Barat : Desa Gladagsari, Kecamatan Ampel.

Luas wilayah Desa candi 399,652 ha . Luas tanah sawah di desa candi adalah 90

ha, dari luas itu yang digunakan untuk menanam padi dan jagung adalah tanah sawah

irigasi teknis seluas 39,6 ha. Dalam 1 tahun petani di Desa Candi melakukan rata-rata

3 kali penanaman dengan 2 kali penanaman jagung, dan 1 kali menanam padi, biasanya

padi ditanam pada saat musim hujan, sedangkan jagung ditanam pada musim kemarau.

4.1.2 Lembaga Ekonomi

Kemajuan suatu desa tidak terlepas dari lembaga perekonomian di desa

tersebut, karena dalam perekonomian pasti ada lembaga simpan dan pinjam untuk

modal awal sehingga memajukan perekonomian di desa dengan menjalankan

usahanya. Untuk data lembaga perekonomian yang ada didesa candi dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Lembaga Ekonomi

Jenis Keterangan Jumlah (unit) %

Kelompok Simpan Pinjam Simpan Pinjam 5 50

Bank Perkreditan Rakyat Simpan Pinjam 3 30

Bank Pemerintah Simpan Pinjam 2 20

Jumlah 10 100

Sumber: Data Monografi Desa 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat kelompok simpan pinjam sebanyak 5 unit (50%),

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebanyak 3 unit (30%) dan Bank Pemerintah

sebanyak 2 Unit (20%).

Page 2: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

13

4.1.3 Sarana dan Prasarana Transportasi

Sarana transportasi merupakan salah satu pendukung aktivitas usahatani,

terutama yang berkaitan dengan penyediaan saprodi dan distribusi hasil pertanian.

Sebagian besar jalan yang terdapat di Desa Candi berupa jalan beraspal, terutama yang

menghubungkan dengan pusat perekonomian (Pasar Ampel). Selain itu untuk

keperluan transportasi terdapat mikrolet dan kendaraan roda dua (ojek) yang

menghubungkan Desa Candi dengan Pasar Ampel. Biaya ojek dari desa Candi ke pasar

Ampel Rp 10.000/ sekali jalan. Sedangkan angkutan umum ke pasar Ampel Rp 2.500/

sekali jalan. Jika menggunakan jasa truck umum, biaya angkutnya Rp 50.000/ sekali

jalan. Sarana transportasi di Desa Candi antara lain terdiri dari bus umum, truck umum,

angkutan umum dan ojek. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Sarana dan Prasarana Transportasi

Jenis Jumlah (unit) %

Bus Umum 25 21,74

Truck Umum 30 26,09

Angkutan Umum 10 8,70

Ojek 50 43,48

Jumlah 115 100

Sumber: Data Monografi Desa 2013

4.2 Penerimaan, Biaya dan Keuntungan

Dalam menghitung keuntungan, tidak bisa lepas dari beberapa pernyataan,

seperti berapa produksi yang dihasilkan (Y), berapa harganya (Py), dan total biaya

(TC) yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk. Data lebih lengkap dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penerimaan, Biaya dan Keuntungan

Uraian Jumlah

Rerata produksi (Y) (Kg) 860

Rerata harga (Py) (Rp) 3032

Rerata total biaya (TC) (Rp) 1243679

Rerata penerimaan (TR = Y x Py) (Rp) 2633464

Rerata keuntungan (π = TR – TC) (Rp) 1389785 Sumber: Analisis Data Primer 2013

Pada tabel diatas dapat diketahui rerata penerimaan (TR) Rp 2.633.464

didapatkan dari perkalian antara rerata produksi jagung (Y) 860 kg dengan rerata

Page 3: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

14

harganya (Py) Rp 3032. Rerata total biaya (TC) Rp 1.243.679, sehingga dapat

diketahui rerata keuntungan di Desa Candi (TR-TC) adalah Rp 1.389.785.

4.3 Gambaran Umum Penggunaan Faktor Produksi

Faktor produksi merupakan salah satu hal penting bagi usahatani, dengan kata

lain usahatani tidak bisa lepas dari faktor produksi untuk menghasilkan suatu produk.

Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Penggunaan Faktor Produksi

Faktor Produksi Rerata Jumlah

per ha (Kg)

Rerata Harga

(Rp/kg)

Rerata Biaya

(Rp/ha)

Benih Jagung 13,22 45196 597684

Pupuk:

Urea 461,06 1909 880272

Phonskha 337,11 2482 836727

Sumber: Analisis Data Primer 2013

Dari tabel diatas dapat diketahui rerata penggunaan benih jagung per hektar

berjumlah 13,22 kg. Rerata penggunaan pupuk urea per hektar berjumlah 461,06 kg,

dan rerata penggunaan pupuk phonskha per ha berjumlah 337,11 kg.

4.4 Gambaran Umum Lahan Garapan

Gambaran mengenai lahan garapan dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan

atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petani sampel. Petani

sampel seluruhnya berjumlah 69 orang petani yang mengusahakan tanaman jagung

pipilan di Desa Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

Adapun gambaran umum ini meliputi gambaran luas penguasaan lahan yang

ditanami jagung pipilan, dan status penggunaan lahan disaat penelitian ini dilakukan.

4.4.1 Luas Penguasaan Lahan

Salah satu faktor produksi pertanian yang sangat penting adalah tanah atau

lahan garapan. Tanah merupakan pabrik hasil-hasil pertanian, yaitu tempat faktor-

faktor produksi masuk lalu berlangsung melalui proses dan hasil produksi keluar.

Dapat dikatakan lahan ini sangat penting bagi usaha di bidang pertanian, karena

pertanian tidak dapat lepas dari lahan garapan. Selain itu luasnya lahan garapan dapat

mempengaruhi keuntungan yang diterima oleh petani. Untuk mengetahui luas

penguasaan lahan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 4: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

15

Tabel 4.5 Distribusi Luas Penguasaan Lahan

Luas Lahan (ha) Jumlah Petani Sampel Keuntungan

(Rp)

Keuntungan

(Rp/ha) Orang %

≤ 0,1 4 5,80 456.750 5.903.348

0,1 - 0,2 48 69,57 1.032.753 6.245.453

≥ 0,2 17 24,64 2.617.412 8.351.895

Jumlah 69 100

Rerata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis Data Primer 2013

Dari analisis tabel diatas dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak pada

luas lahan ≥ 0,2 ha sebanyak 17 petani sampel (24,64%) dengan keuntungan sebesar

Rp 8.351.895/ha dimana melebihi rata-rata keuntungan petani Rp 6.744.599/ha. Pada

penguasaan lahan ≤ 0,1 ha sebanyak 4 petani sampel (5,80%) dengan keuntungan

sebesar Rp 5.903.348/ha dan pada penguasaan lahan 0,1 ha- 0,2 ha sebanyak 48 petani

sampel (69,57%) dengan keuntungan sebesar Rp 6.245.453/ha.

4.4.2 Status Penggunaan Lahan

Status penggunaan lahan yang dimaksud adalah keadaan lahan yang digarap

petani sampel sewaktu penelitian ini dilakukan. Ada 3 status penggunaan lahan yang

petani sampel lakukan di desa Candi, yaitu pemilik, penyewa dan penyakap. Untuk

mengetahui status penggunaan lahan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Status Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan Jumlah Petani Sampel Keuntungan

(Rp)

Keuntungan

(Rp/ha) Orang %

Pemilik 48 69,57 1.349.670 6.617.460

Penyewa 11 15,94 718.955 5.059.984

Penyakap 10 14,49 2.320.250 9.207.943

Jumlah 69 100,00

Rerata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis Data Primer 2013

Dari analisis tabel diatas dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak pada

petani penyakap sebanyak 10 petani sampel (14,49%) dengan keuntungan sebesar Rp

9.207.943/ha, dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha. Petani

penyewa sebanyak 11 petani sampel (15,94%) dengan keuntungan sebesar Rp

5.059.984/ha dan pada petani pemilik sebanyak 48 petani sampel (69,57%) dengan

Page 5: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

16

keuntungan sebesar Rp 6.617.460/ha. Perhitungan diatas yang dijabarkan adalah

bahwa semua petani dianggap sebagai pemilik dalam suatu usahatani jagung.

4.5 Gambaran Umum Petani Sampel

Gambaran petani sampel yang telah dipaparkan mengarah pada hasil penarikan

sampel mengenai upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih, harga

pupuk dan harga jual jagung. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 69 orang petani

jagung pipilan.

4.5.1 Keadaan Tenaga Kerja Tempat Penelitian

Mata pencaharian penduduk desa Candi cukup beraneka ragam, meliputi:

petani, buruh tani, buruh migran, PNS, pengrajin, pedagang, peternak, nelayan, montir,

dokter swasta, pembantu rumah tangga, TNI, Polri, pengusaha, pengacara, dosen,

arsitektur, karyawan, buruh harian lepas, dan lain-lain.

Desa Candi mempunyai jumlah penduduk berjumlah 7.317 jiwa, yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 3.568 jiwa dan perempuan sebanyak 3.749 jiwa, dari jumlah

tersebut, pekerjaan yang paling banyak adalah buruh tani dan petani. Buruh tani di

desa Candi berjumlah 2.215 jiwa yang terdiri dari buruh tani pria berjumlah 1.200 jiwa

dan buruh tani wanita berjumlah 1.015 jiwa. Jumlah petani di desa Candi berjumlah

1775 jiwa yang terdiri dari petani pria berjumlah 955 jiwa dan petani wanita berjumlah

820 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk desa Candi cukup beragam dari yang tidak

sekolah sampai dengan tamat akademi atau perguruan tinggi.

4.5.2 Upah Tenaga Kerja Manusia (X1)

Dalam usahatani, tenaga kerja merupakan salah satu hal penting untuk

usahatani. Karena penting dalam usahatani, maka upah yang diberikan juga penting

untuk dihitung dalam mengetahui keuntungan yang didapat oleh petani. Upah di desa

Candi berkisar antara Rp 30.000/HOK – Rp 50.000/HOK. Dengan biaya konsumsi Rp

15.000/hari - Rp 30.000/hari. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Page 6: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

17

Tabel 4.7 Distribusi Sampel Menurut Upah Tenaga Kerja Manusia Terhadap

Keuntungan

Upah Tenaga Kerja

Manusia (Rp/HOK)

Jumlah Petani Sampel Keuntungan

(Rp)

Keuntungan

(Rp/ha) Orang %

≤ 35.000 3 4,35 1.516.000 9.695.159

35.001-45.000 37 53,62 1.375.186 6.437.516

≥ 45.001 29 42,03 1.201.491 6.381.165

Jumlah 69 100

Rerata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis data primer 2013

Dari analisis tabel di atas dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak berada

dengan upah ≤ Rp 35.000 sebanyak 3 petani sampel (4,35%) dengan keuntungan Rp

9.695.159/ha dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha. Pada

upah Rp 35.001-Rp 45.000 sebanyak 37 petani sampel (53,62%) dengan keuntungan

Rp 6.437.516/ha dan pada upah ≥ Rp 45.001 sebanyak 29 petani sampel (42,03%)

dengan keuntungan Rp 6.381.165/ha.

4.5.3 Upah Tenaga Mesin (X2)

Pengolahan lahan di desa Candi menggunakan jasa mesin traktor yang

dijalankan oleh operator (pemilik traktor) dengan upah berkisar Rp 90.000/HKM-Rp

200.000/ HKM, Dengan biaya konsumsi Rp 20.000/hari - Rp 30.000/hari untuk data

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Sampel Menurut Upah Tenaga Mesin Terhadap Keuntungan

Upah Tenaga

Mesin (Rp/HKM)

Jumlah Petani Sampel

Keuntungan

(Rp) Keuntungan

(Rp/ha)

Orang %

≤ 120.000 25 36,23 1.218.946 6.765.978

120.001-150.000 31 44,93 1.489.581 6.635.069

≥ 150.001 13 18,84 1.480.346 6.964.674

Jumlah 69 100

Rerata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis data primer 2013

Dari analisis tabel diatas dapat diketahui keuntungan terbanyak pada upah

tenaga mesin ≥ Rp 150.001 sebanyak 13 petani sampel (18,84%) dengan keuntungan

Rp 6.964.674/ha dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha. Pada

Page 7: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

18

upah tenaga mesin ≤ Rp 120.000 sebanyak 25 petani sampel (36,23%) dengan

keuntungan Rp 6.765.978/ha, dan pada upah tenaga mesin Rp 120.001-Rp 150.000

sebanyak 31 petani sampel (44,93%) dengan keuntungan Rp 6.635.069/ha.

4.5.4 Harga Benih Jagung (X3)

Benih yang dimaksud adalah benih jagung tongkol 2 (BISI 2), dimana di desa

penelitian petani menggunakan benih ini. Harga benih jagung ini berkisar Rp

44.000/kg-Rp 53.500/kg, benih dibeli di Pasar Ampel yang dekat dengan Desa Candi,

dimana biaya transportasi ke Pasar Ampel dengan menggunakan ojek Rp 10.000/

sekali jalan. untuk melihat data harga benih terhadap keuntungan dapat dilihat pada

Tabel 4.9.

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak pada harga benih

≤ Rp 48.000 sebanyak 28 petani sampel (40,58%) dengan keuntungan Rp 7.581.112/ha

dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha. Pada harga benih Rp

48.001-Rp 50.000 sebanyak 32 petani sampel (46,38%) dengan keuntungan sebesar

Rp 6.083.359/ha dan pada harga benih ≥ Rp 50.001 sebanyak 9 petani sampel

(13,04%) dengan keuntungan sebesar Rp 6.493.193/ha.

Tabel 4.9 Distribusi Sampel Menurut Harga Benih Jagung Terhadap Keuntungan

Harga Benih

(Rp/Kg)

Jumlah Petani Sampel

Keuntungan

(Rp) Keuntungan

(Rp/ha)

Orang %

≤ 48.000 28 40,58 1.908.232 7.581.112

48.001-50.000 32 46,38 236.910 6.083.359

≥ 50.001 9 13,04 885.583 6.493.193

Jumlah 69 100

Rata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis data primer 2013

4.5.5 Harga Pupuk (X4)

Pupuk yang dimaksud adalah harga rerata pupuk urea dan phonskha yang di

gunakan oleh petani dalam sekali musim tanam. Harga pupuk urea berkisar antara Rp

1.900 – Rp 2.000/kg, sedangkan harga pupuk phonskha berkisar antara Rp 2.400/kg –

Rp 2.500/kg. Biasanya petani membeli per sak (50 kg), di Pasar Ampel. Transportasi

yang sering digunakan adalah motor pribadi atau ojek dengan Rp 10.000/ sekali jalan.

Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Page 8: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

19

Tabel 4.10 Distribusi Sampel Menurut Harga Pupuk Terhadap Keuntungan

Harga Pupuk

(Rp/Kg)

Jumlah Petani Sampel

Keuntungan

(Rp) Keuntungan

(Rp/ha)

Orang %

≤ 2.200 34 49,28 1.559.934 7.127.424

2.201 - 2.300 20 28,99 1.263.875 6.419.663

≥ 2.301 15 21,74 1.171.993 6.310.111

Jumlah 69 100

Rata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis data primer 2013

Dari tabel analisis diatas dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak pada

harga pupuk ≤ Rp 2.200 sebanyak 34 petani sampel (49,28%) dengan keuntungan Rp

7.127.424/ha dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha. Pada

harga pupuk Rp 2.201-Rp 2.300 sebanyak 20 petani sampel (28,99%) dengan

keuntungan sebesar Rp 6.419.663/ha dan pada harga pupuk ≥ Rp 2.301 sebanyak 15

petani sampel (21,74%) dengan keuntungan sebesar Rp 6.310.111/ha.

4.5.6 Harga Jual Jagung (X5)

Harga jual jagung yang dimaksud adalah harga jual jagung pipilan kering yang

berlaku di pasaran pada bulan panen terakhir yaitu antara bulan Oktober 2013 – Januari

2014 dengan rata-rata harga jual jagung pipilan kering Rp 3.032/kg. Biasanya petani

menjualnya dalam bentuk bagoran dan sudah dipipil kering, lalu langsung dijual ke

pasar Ampel, ada juga petani yang menjual langsung dirumah dan diambil oleh

pengumpul. Untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Distribusi Sampel Menurut Harga Jual Jagung Terhadap Keuntungan

Harga Jual Jagung

(Rp/Kg)

Jumlah Petani Sampel Keuntungan

(Rp)

Keuntungan

(Rp/ha) Orang %

≤ 3.000 60 86,96 1.157.319 6.154.146

3.001-3.200 5 7,25 1.980.800 8.487.292

≥ 3.201 4 5,80 4.138.000 13.423.030

Jumlah 69 100

Rata Keuntungan 1.389.785 6.744.599

Sumber: Analisis data primer 2013

Dari tabel analisis diatas dapat diketahui bahwa keuntungan terbanyak pada

harga jual jagung ≥ Rp 3.201 sebanyak 4 petani sampel (5,80%) dengan keuntungan

Rp 13.423.030/ha dimana melebihi keuntungan rata-rata sebesar Rp 6.744.599/ha.

Page 9: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

20

Pada harga jual jagung ≤ Rp 3.000 sebanyak 60 petani sampel (86,96%) dengan

keuntungan sebesar Rp 6.154.146/ha dan pada harga jual jagung Rp 3.001-Rp 3.200

sebanyak 5 petani sampel (7,25%) dengan keuntungan sebesar Rp 8.487.292/ha.

4.6 Hasil Komputasi

4.6.1 Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis ini menggunakan analisis regresi cobb douglass, hal ini

sesuai dengan beberapa syarat pada regresi cobb douglass yaitu, tidak terdapat

autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas, dari hasil uji asumsi klasik

dapat diketahui bahwa data variabel X1, X2, X3, X4, X5 terbebas dari autokorelasi,

multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

4.6.2 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara

variabel indepeden terhadap variabel dependen. Dalam hal ini apakah secara bersama-

sama variabel upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih, harga

pupuk dan harga jual jagung berpengaruh terhadap keuntungan yang diterima petani.

Rumusan Hipotesis:

Ho : Upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk

dan harga jual jagung secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap

keuntungan

Ha: Upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk

dan harga jual jagung secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan.

Tabel 4.12 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.352 5 3.270 11.527 .000a

Residual 17.874 63 .284

Total 34.226 68

a. Predictors: (Constant), Harga Jual Jagung, Upah_Tk_Mns, Upah_Tng_Msn, Harga Pupuk,

Harga Benih Jagung

b. Dependent Variable: Keuntungan

Berdasarkan analisis regresi Tabel 4.12 nampak bahwa nilai F hitung yang

diperoleh sebesar 11,527. F table dapat dilihat pada tabel statistik dimana pada tingkat

Page 10: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

21

signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel – 1) = 5 dan df 2 (n-k-1) atau 69-5-1 =

63 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Jadi hasil yang

diperoleh untuk F tabel sebesar 2,361. F hitung > F tabel (11,527 > 2,361), maka Ho

ditolak.

Selain perhitungan F tabel juga dapat di lihat dari signifikansinya dimana nilai

F signifikansi 0,000. Dimana kriteria Ho diterima jika < 0,005 (0,000 < 0,05) maka Ho

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin,

harga benih jagung, harga pupuk dan harga jual jagung secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap keuntungan.

4.6.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial upah tenaga kerja

manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk dan harga jual jagung

berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan. Pengujian menggunakan tingkat

signifikansi 0,05.

Rumusan Hipotesis:

Ho: Upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk

dan harga jual jagung tidak berpengaruh terhadap keuntungan.

Ha: Upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk

dan harga jual jagung berpengaruh terhadap keuntungan.

Tabel 4.13 Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 56.875 31.607 1.799 .077

Upah Tk

Manusia -1.229 .563 -.199 -2.181 .033 .994 1.006

Upah Tenaga

Mesin .291 .400 .067 .729 .469 .985 1.015

Harga Benih

Jagung -8.780 1.965 -.421 -4.468 .000 .932 1.073

Harga Pupuk -.856 .927 -.085 -.924 .359 .978 1.022

Harga Jual

Jagung 8.494 2.084 .382 4.076 .000 .942 1.061

a. Dependent Variable: Keuntungan

R= 0,691, R2 = 0,478, DW = 2,030

Page 11: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

22

Untuk menguji hipótesis tersebut, apakah Ho diterima atau ditolak, maka

dilakukan uji t, dengan derajat bebas (n-k-1) dimana n adalah jumlah sampel, k adalah

jumlah variabel. Tolak ukur penerimaan atau penolakan Ho adalah sebagai berikut :

a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima.

Untuk mengetahui output diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Nilai t tabel dilihat pada tabel statistik uji t untuk signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan

derajat kebebasan df = 69-5-1 = 63. Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,998.

Berdasarkan analisis data uji t dapat dilihat bahwa t hitung upah tenaga kerja

manusia sebesar (2,181) > dari t tabel (1,998) atau sig (0,033) < alpha (0,05) adalah

signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan hasil statistik ini menunjukan bahwa upah tenaga kerja manusia secara

parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

Upah tenaga mesin sebesar (0,729) < dari t tabel (1,998) atau sig (0,469) >

alpha (0,05) dimana non signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan demikian Ho

diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil statistik ini menunjukan bahwa upah tenaga

mesin secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

Harga benih jagung sebesar (4,468) > dari t tabel (1,998) atau sig (0,000) <

alpha (0,05) dimana signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan demikian Ho ditolak

dan Ha diterima, berdasarkan hasil statistik ini menunjukan bahwa harga benih jagung

secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

Harga pupuk sebesar (0,924) < dari t tabel (1,998) atau sig (0,359) > alpha

(0,05) dimana non signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan demikian Ho di terima

dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil statistik ini menunjukan bahwa harga pupuk secara

parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

Harga jual jagung sebesar (4,076) > dari t tabel (1,998) atau sig (0,000) < alpha

(0,05) dimana signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan demikian Ho ditolak dan

Ha diterima. Berdasarkan hasil statistik ini menunjukan bahwa harga jual jagung

secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan.

Page 12: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

23

4.7 Pembahasan

4.7.1. Pengaruh Upah Tenaga Kerja Manusia (X1) Terhadap Keuntungan (Y)

Penggunaan tenaga kerja manusia bisa dipenuhi dari tenaga kerja dalam keluarga

maupun luar keluarga, berdasarkan batasan masalah upah tenaga kerja dalam keluarga

dihitung sama dengan tenaga kerja luar keluarga. Upah untuk tenaga kerja luar

keluarga cukup bervariasi yaitu antara Rp 30.000 – Rp 50.000 per hari per orang

(HOK). Jam kerja petani dilahan rata-rata 7-8 jam per hari, biasanya jam 07.00 – 12.00

lalu dilanjutkan kembali pada jam 14.00-16.00. Adanya variasi upah tenaga kerja

dikarenakan ada perbedaan antara upah tenaga kerja wanita dan pria, dan biaya

konsumsi yang beragam selama proses usahatani jagung dalam satu musim tanam.

Hasil komputasi menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,033 < 0,05, dan

t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian, maka (X1) berpengaruh nyata

terhadap keuntungan yang diterima petani jagung pada tingkat kepercayaan 95%. Pada

tabel 4.13 menunjukan nilai elastisitas upah tenaga kerja manusia sebesar -1,229,

artinya terdapat pengaruh negativ antara upah tenaga kerja manusia terhadap

keuntungan, dimana setiap penambahan 1% untuk upah tenaga kerja manusia dapat

menurunkan keuntungan yang diterima oleh petani sebesar 1,229% . Hal ini berarti

semakin sedikit upah tenaga kerja manusia yang dikeluarkan maka akan meningkatkan

keuntungan yang diterima, tetapi jika semakin banyak upah tenaga kerja manusia yang

dikeluarkan, justru akan menurunkan keuntungan yang diterima, pernyataan ini

sependapat dengan penelitian Wenno (2010) dan Agustian (2012), dimana kenaikan

upah tenaga kerja justru akan menurunkan keuntungan yang diterima oleh petani.

4.7.2. Pengaruh Upah Tenaga Mesin (X2) Terhadap Keuntungan (Y)

Upah tenaga mesin yang dimaksudkan adalah pengolahan lahan dengan

menggunakan mesin traktor, upah yang digunakan dengan tenaga mesin dihitung per

hari kerja mesin (HKM). Petani Desa Candi pada saat pengolahan lahan banyak

menggunakan jasa mesin traktor untuk mengolah lahannya. Hasil analisis dan

pengujian komputasi menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar (0,469) > alpha

(0,05) dimana non signifikan dan t hitung lebih kecil dari t tabel. Dengan demikian

maka (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan petani jagung pada tingkat

kepercayaan 95%.

Upah dengan menggunakan tenaga mesin ini bervariasi tergantung seberapa

luas, dan mudah atau tidaknya akses kelahan. Upah yang diberikan untuk jasa

Page 13: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

24

menggunakan mesin traktor ini mulai dari Rp 90.000/HKM – Rp 200.000/HKM.

Dengan rata-rata upah pada lahan ≤ 0,1 ha Rp 125.814,/HKM, pada luas lahan 0,1 ha

- 0,2 ha sebesar Rp 131.673/HKM dan pada luas lahan ≥ 0,2 ha sebesar Rp

143.181/HKM, dari data ini dapat dilihat bahwa semakin luas lahan maka upah yang

diberikan semakin meningkat.

Tidak signifikannya upah tenaga mesin terhadap keuntungan dikarenakan

kebiasaan petani Desa Candi menggunakan jasa tenaga mesin dalam mengolah

lahannya, karena itu meskipun upah tenaga mesin meningkat, tetapi petani tetap

menggunakan jasa tenaga mesin supaya lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan

tenaga manusia yang diupah dalam mengolah lahan, hal ini sependapat dengan

Suratiah (2006) yang menyatakan dengan penerapan teknologi mekanis, dalam hal ini

pemakaian mesin traktor, dan sebagainya umumnya justru bisa menghemat upah

tenaga kerja dalam mengolah lahan.

4.7.3. Pengaruh Harga Benih Jagung (X3) Terhadap Keuntungan (Y)

Harga benih yang dimaksud adalah harga benih jagung tongkol 2 (Bisi 2),

dimana harga benih bervariasi dari Rp 44.000/kg – Rp 53.500/kg. Hasil analisis dan

pengujian komputasi menunjukan bahwa nilai signifikansi harga benih sebesar 0,000

< 0,05, dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian maka (X3)

berpengaruh nyata terhadap keuntungan petani jagung pada tingkat kepercayaan 95%.

Pada tabel 4.13 menunjukan nilai elastisitas harga benih jagung sebesar -8,780 artinya

terdapat pengaruh negativ antara harga benih terhadap keuntungan, dimana setiap

penambahan 1% harga benih dapat menurunkan keuntungan yang diterima oleh

petani sebesar 8,780%.

Jadi berarti semakin tinggi harga benih, maka biaya yang dikeluarkan semakin

besar dan dan jika tidak diikuti dengan kenaikan hasil produksi maka akan

menurunkan keuntungan petani, tetapi jika harga benih turun maka biaya yang

dikeluarkan akan menurun sehingga akan meningatkan keuntungan yang diterima

petani. Hal ini sependapat dengan Wenno (2010), yang mengatakan semakin besar

biaya yang digunakan untuk membeli benih, dan harga benih yang semakin tinggi

maka akan menyebabkan biaya total menjadi semakin besar. Apabila kenaikan biaya

total ini tidak diikuti oleh kenaikan hasil jagung, maka akan menyebabkan keuntungan

yang diterima oleh petani menurun.

Page 14: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

25

4.7.4. Pengaruh Harga Pupuk (X4) Terhadap Keuntungan (Y)

Harga pupuk yang dimaksudkan disini adalah harga pupuk rata-rata urea dan

phonskha, hal ini karena didesa penelitian, petani jagung yang diteliti lebih banyak

menggunakan pupuk urea dan phonskha dibandingkan pupuk lain. Hasil analisis dan

pengujian komputasi menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,359 > 0,05 dan

nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Dengan demikian maka (X4) tidak

berpengaruh nyata terhadap keuntungan petani jagung pada tingkat kepercayaan 95%.

Hal ini sependapat dengan penelitian Wenno (2010), dimana harga pupuk non

signifikan.

Rata-rata petani di desa penelitian menggunakan pupuk urea sebanyak 461,06

kg/ha dan rata-rata penggunaan pupuk phonskha sebanyak 337,11 kg/ha. Sedangkan

saran yang dianjurkan untuk penggunaan pupuk urea 300 kg/ha - 400 kg/ha dan pupuk

phonskha sebesar 150 kg/ha – 200 kg/ha, sehingga penggunaan pupuk didesa

penelitian ini sudah melebihi jumlah yang dianjurkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan

petani sering menggunakan pupuk secara tidak efisien. Misalnya seharusnya petani

cukup memupuk lahannya dengan pupuk urea 325 kg/ha, dengan harga pupuk rata-

rata Rp 1.909 /kg, sehingga biaya pupuk per ha Rp 620.425, tetapi karena petani di

desa penelitian banyak yang membeli persak maka menjadi 350 kg (1 sak 50 kg)

sehingga biaya pupuk per ha menjadi Rp 668.150, hal ini mengakibatkan biaya pupuk

menjadi besar dan jika tidak disertai kenaikan hasil, maka akan menurunkan

keuntungan yang diterima petani.

4.7.5. Pengaruh Harga Jual Jagung (X5) Terhadap Keuntungan (Y)

Harga jual jagung yang dimaksud adalah harga jual jagung pipilan kering yang

berlaku di pasaran pada bulan panen terakhir yaitu antara bulan Oktober 2013 – Januari

2014 dengan rata-rata harga jual jagung pipilan kering Rp 3032/kg. Hasil analisis dan

pengujian komputasi menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan

nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Dengan demikian maka harga jual jagung

(X5) berpengaruh nyata terhadap keuntungan yang diterima oleh petani jagung pada

tingkat kepercayaan 95%.

Pada tabel 4.13 menunjukan nilai elastisitas harga jual jagung sebesar 8,494,

artinya ada pengaruh positiv antara harga jual jagung terhadap keuntungan dimana

setiap penambahan 1% untuk harga jual jagung dapat meningkatkan keuntungan yang

diterima oleh petani sebesar 8,494%. Jadi semakin tinggi harga jual jagung maka akan

Page 15: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9086/4/T1_522010003_BAB IV.pdf · atas data primer, yang diperoleh dari hasil wawancara

26

meningkatkan keuntungan yang diterima oleh petani, tetapi jika harga jual jagung

turun maka akan menurunkan keuntungan yang diterima oleh petani.

Hal ini sependapat dengan Sukirno (1994) dalam Kasryno (2007), yang

menyatakan Jika harga jual jagung meningkat, maka keuntungan yang diterima oleh

petani meningkat, tetapi jika harga jual jagung menurun, maka keuntungan yang

diterima oleh petani menurun. Jagung merupakan tanaman musiman, sehingga harga

dapat berfluaktif, karena itu pemerintah harus mengatur kebijakan harga dapat

menjamin stabilitas harga input dan output serta mencegah agar pendapatan produsen

tidak berfluktuatif antar musimnya Mubyanto (1989) dalam Agustian (2012).