4. BAB I REVISI (OK)

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, melalui proses inilah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru merupakan faktor utama dalam melaksanakan proses belajar mengajar disekolah. Proses belajar mengajar merupakan proses terjadinya interaksi yang optimal antara guru dan siswa. Peranan guru selain mengajar sejumlah mata pelajaran, guru juga mendidik agar para siswa mempunyai sikap, watak, dan 1

description

4. BAB I REVISI (OK)

Transcript of 4. BAB I REVISI (OK)

Page 1: 4. BAB I REVISI (OK)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah lembaga pendidikan tempat berlangsungnya proses

belajar mengajar, melalui proses inilah tujuan pendidikan akan dicapai dalam

bentuk perubahan perilaku siswa. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guru merupakan faktor utama dalam melaksanakan proses belajar

mengajar disekolah. Proses belajar mengajar merupakan proses terjadinya

interaksi yang optimal antara guru dan siswa. Peranan guru selain mengajar

sejumlah mata pelajaran, guru juga mendidik agar para siswa mempunyai

sikap, watak, dan kepribadian yang baik. Hal ini sesuai dengan peraturan

pemerintah tentang guru pada undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan

Nasional) 2003 (Undang-undang No. 20 Tahun 2003) sebagai berikut:

Pasal 39 ayat (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat (2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

1

Page 2: 4. BAB I REVISI (OK)

2

Dari uraian di atas, mengimplikasikan bahwa tugas guru dalam proses

belajar mengajar tidak hanya sebagai pengajar yang mentransformasi ilmu

pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong

potensi, mengembangkan alternatif dan memobilisasi siswa dalam belajar.

Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap

pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak hanya dituntut untuk

menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan

dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut untuk

menampilkan kepribadian yang mampu menjadi pribadi teladan bagi siswa.

Peranan guru sebagai pembimbing bukan hanya melalui pendekatan

pengajaran, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi

dalam setiap proses belajar mengajar. Artinya, guru harus mampu

memperhatikan aspek-aspek pribadi setiap siswa supaya guru lebih mudah

untuk memberikan bantuan secara optimal. Bimbingan yang diberikan guru

dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan kepribadian guru itu

sendiri sebagai figur atau teladan bagi siswanya.

Peranan sekolah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tidak bisa dilepaskan begitu saja. Sekolah Menengah Kejuruan

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melakukan pembelajaran dan

pelatihan teknologi, serta mempunyai tujuan memberikan bekal dasar

kemampuan kejuruan kepada siswanya untuk pengembangan diri siswa secara

berkelanjutan, sehingga mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dunia industri

dan dunia usaha.

Page 3: 4. BAB I REVISI (OK)

3

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bukittinggi merupakan

lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang bertaqwa,

cerdas, kompeten dan kompetitif, serta siap menghadapi tuntutan dan tantangan

pada persoalan teknologi yang setiap waktu dapat mengalami perkembangan.

Tuntutan dan tantangan yang dihadapi SMK Negeri 1 Bukittinggi adalah juga

tuntutan dan tantangan program keahlian teknik pemesinan. Program keahlian

teknik pemesinan merupakan salah satu program keahlian yang ada di SMK

Negeri 1 Bukittinggi. Tujuan dari program keahlian ini adalah membekali

peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar berkompeten.

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah

bimbingan guru dan tersedianya sarana belajar yang memadai disertai

penggunaan dan pengelolaan secara optimal. Sarana belajar merupakan salah

satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses

pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam

pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Seorang siswa akan gagal dalam melanjutkan studinya apabila faktor

negatif mengganggu proses belajarnya yaitu salah satunya kekurangan sarana

belajar. Bila keadaan sarana belajar yang digunakan tidak mendukung terhadap

proses belajar mengajar, maka tidak menutup kemungkinan proses belajar

mengajar akan terhambat. Dampak lebih jauh dari situasi tersebut adalah

sebagian prestasi belajar siswa tidak sesuai dengan yang diinginkan. Peranan

Page 4: 4. BAB I REVISI (OK)

4

sarana belajar yang dimiliki sekolah merupakan fasilitas belajar yang sangat

penting untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang baik.

Berdasarkan pengamatan awal setelah penulis melaksanakan praktik

mengajar Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) di SMK

Negeri 1 Bukittinggi pada mata pelajaran las busur manual, berkaitan dengan

bimbingan guru dalam menggunakan sarana belajar dalam proses belajar

mengajar, penulis melihat peranan guru sebagai pembimbing serta penggunaan

sarana belajar kurang diperhatikan, masih dijumpai guru dalam proses belajar

mengajar hanya mentranfer ilmu pengetahuan saja kurang memperhatikan

pribadi siswa akan lingkunganya serta penggunaan teknologi yang telah

tersedia kurang diterapkan.

Dari hasil pengamatan bahwa guru belum maksimal dalam memahami

kesulitan belajar siswa, mendorong potensi siswa dan menciptakan kondisi

belajar yang kondusif. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya guru melaksanakan

kegiatan diagnostik kesulitan belajar siswa, yaitu menandai siswa yang

diperkirakan mengalami kesulitan belajar, mengidentifikasi atau menelusuri

bagian mana siswa mengalami kesulitan belajar. Artinya guru tidak selalu

melaksanakan bimbingan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Sebuah

lembaga pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK dapat memberi pembekalan

kepada setiap peserta didiknya melalui serangkaian mata pelajaran yang

mendukung agar dihasilkan peserta didik yang terampil, berpengetahuan dan

bersikap kompeten. Tentunya juga dengan dukungan sarana dan prasarana

yang memadai.

Page 5: 4. BAB I REVISI (OK)

5

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

Bimbingan Guru Dalam Menggunakan Sarana Belajar Pada Mata

Pelajaran Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual Kelas X TPM SMK

Negeri 1 Bukittinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek

permasalahan yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut, sehingga akan

memperjelas arah penelitian. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Guru dalam proses belajar mengajar sebagian besar hanya mentrasfer ilmu

pengetahuan saja sedangkan bimbingan pada kegiatan praktek kurang

diperhatikan.

2. Dalam pelaksanaan praktek pengelasan siswa banyak yang terburu-buru

melakukan pengelasan dan tidak memperhatikan langkah-langkah

pengelasan seperti yang telah dijelaskan dalam teori.

3. Siswa kurang terampil menggunakan peralatan las.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini penting untuk memperjelas ruang lingkup

masalah yang akan dibahas, selain itu juga dilakukan supaya penelitian dapat

dilaksanakan sesuai dengan kemampuan peneliti. Permasalahan yang ada dapat

Page 6: 4. BAB I REVISI (OK)

6

dibahas dengan jelas, terarah, mendalam dan dapat dilaksanakan sesuai dengan

keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan cakupan penelitian.

Agar penelitian yang akan dilakukan lebih terarah dan tidak meluas,

maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Bimbingan guru dalam menggunakan sarana belajar pada proses belajar

mengajar di dalam kelas pada mata pelajaran pengelasan las busur manual.

2. Hasil belajar diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada

mata pelajaran pengelasan las busur manual.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah “Apakah dengan bimbingan guru dalam menggunakan

sarana belajar yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran pengelasan menggunakan las busur manual”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan

menggunakan las busur manual dengan bimbingan guru dalam menggunakan

sarana belajar.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

Page 7: 4. BAB I REVISI (OK)

7

1. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh

guru sebagai strategi untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang terjadi

dalam setiap proses belajar mengajar.

2. Bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru atau guru pembimbing

guna perbaikan dan peningkatan perannya di dunia pendidikan. Penelitian

ini para guru dipacu untuk menerapkan tugasnya sebagai pendidik dan

pembimbing agar masalah-masalah yang dihadapi siswa dapat diatasi baik

oleh siswa dengan atau tanpa bantuan guru sehingga hasil proses belajar

mengajar akan menjadi optimal sesuai dengan kemampuan siswa.

3. Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah sebagai pengalaman, masukan

sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan

hasil belajar siswa melalui bimbingan guru dalam menggunakan sarana

belajar.

4. Kegunaan penelitian ini bagi siswa adalah untuk meningkatkan hasil

belajar siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih agar

lebih terampil menggunakan peralatan las.