3.LAPSUS Hordeolum

21
BAB I PENDAHULUAN Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. (1) Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam- macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti hordeolum, ektropion, entropion dan blepharoptosis. Kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan. (1,2) Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri. Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. (2,4) Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan kesehatan yang kurang baik. Mudah timbul pada 1

description

dafa

Transcript of 3.LAPSUS Hordeolum

BAB I

PENDAHULUAN

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.(1)

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti hordeolum, ektropion, entropion dan blepharoptosis. Kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.(1,2)

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri. Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. (2,4)

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan kesehatan yang kurang baik. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun. (3)Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Streptococcus dan Staphylococcus, terutama Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.(1,2)Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda yang lain pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan serta ada rasa yang mengganjal. (2,3)Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan klinis yang mucul pada pasien dan pemeriksaan mata yang sederhana. Pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum. Diagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, abses palpebral, tumor palpebral dan selulitis preseptal. (5)

Penatalaksanaan yang dilakukan pada hordeolum yaitu: pada stadium infiltrate dilakukan kompres hangat, diberikan salep mata antibiotika (seperti: polimiksin, kloramfenikol, dan gentamisisn), diberikan oral antibiotika (seperti: amoksisilin, cephalosporin, dan eritromisin), dan analgetika (seperti asam mefenamat, paracetamol). Stadium supuratif dilakukan insisi jika sudah ada fluktuasi atau sudah 2 minggu tidak membaik. (6)Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar.(5)BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri. Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll.(1,2)Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: hordeolum interna terjadi peradangan pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam). Hordeolum eksterna terjadi peradangan pada kelenjar Zies dan kelenjar Moll. Benjolan ini Nampak dari luar pada kulit kelopak mata (palpebra). (2,4) Gambar 2. Hordeolum Interna Gambar 3. Hordeolum Eksterna2.2 Epidemiologi

Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan. Insidensi tidak bergantungan dengan ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering menyerang pada dewasa muda.(3,5)2.3 Etiologi

Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata. Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum. (1,3)2.5 Patofisiologi

Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. (2)2.6 Gambaran Klinis

Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda yang lain pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan serta ada rasa yang mengganjal. Biasanya disertai dengan adanya konjungtivitis yang menahun, kemunduran keadaan umum, acne vulgaris. (6,7)Ada 2 stadium pada hordeolum, yaitu: stadium infiltrat yang ditandai dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran. Stadium supuratif yang ditandai dengan adanya benjolan yang berisi pus (core). (7)2.7 Diagnosis

Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.(2,7)2.8 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, tumor palpebra, dan selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, dan tidak ada nyeri tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion dan hordeolum adalah pada hordeolum terdapat hiperemi palpebra dan nyeri tekan. (1,2)Abses palpebra merupakan abses purulen pada kelopak mata dengan tanda-tanda infeksi, nyeri, kemerahan, dan edema. Gejala yang membedakan dengan hordeolum adalah purulensinya dan abses dapat terjadi di semua bagian palpebra, dan dapat diikuti gejala sistemik.

Tumor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal pada kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor palpebra dengan hordeolum adalah tidak adanya tanda-tanda peradangan seperti hiperemi dan hangat. Tumor palpebra harus ditegakkan diagnosisnya dengan pemeriksaan biopsy. (1,2)

2.9 Penatalaksanaan

Pada umumnya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari. Penatalaksaan pada hordeolum dilakukan dengan terapi medikamentosa pada stadium infiltrate dan pembedahan untuk fase supuratif atau tidak sembuh dengan menggunakan terapi medikamentosa.(1,2)Untuk terapi medikamentosa dapat dilakukan dengan memberikan kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase, kemudian bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. menghindari menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius. Menghindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi, menghindari memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.(2,4)Terapi dengan menggunakan pengobatan topikal kombiasi antibiotika dan antiradang. Antibiotik sistemik diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular, pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Analgetika seperti asam mefenamat atau paracetamol dapat juga diberikan. (2,7)Pembedahan dilakukan apabila dengan terapi medikamentosa tidak berespon dengan baik dan hordeolum tersebut sudah masuk dalam stadium supuratif, maka prosedur pembedahan diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum. Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (vertikal) pada margo palpebral dan pada hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar (horizontal) dengan margo palpebra. (7)2.10 Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hordeolum adalah selulitis palpebral yang merupakan radang jaringan ikat longgar palpebral di depan septum orbita, serta abses palpebral.(2)2.11 Prognosis

Walaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat jarang, tetapi hordeolum sangat mudah kambuh. Hordeolum biasanya sembuh sendiri atau pecah dalam beberapa hari sampai minggu. Dengan pengobatan yang baik hordeolum cenderung sembuh dengan cepat dan tanpa komplikasi. Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar. (1,2)BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama Penderita : I B Dwi Sastra A PUmur : 9 tahun

Alamat : Jl. Gatot Subroto IV Blok II No. 8 DenpasarPekerjaan : PelajarAgama : Hindu

Suku/Bangsa : Bali/Indonesia

3.2 AnamnesisKeluhan Utama : Adanya benjolan pada kelopak mata kanan bagian atas.

Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang dengan diantar orang tua dengan keluhan utama berupa adanya benjolan pada kelopak mata kanan atas 1 minggu yang lalu. Benjolan dirasakan makin lama memerah dan timbul rasa nyeri, terutama ketika ditekan. Benjolan dirasa semakin membesar. Benjolan dikatakan berwarna kemerahan di kelopak mata atas bagian dalam.Riwayat Pengobatan:

Pasien belum pernah menggunakan obat-obatan sebelumnya.Riwayat penyakit terdahulu:

Riwayat menggunakan kacamata disangkal, sebelumnya pasien dikatakan tidak memiliki penyakit sesitemik sebelumnya.Riwayat Sosial:

Pasien merupakan merupakan siswa kelas 3 Sekolah Dasar.Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat penyakit sistemik, asma alergi obat atau makanan disangkal

3.3 Pemeriksaan FisikStatus PresentKesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 120/70 mmHg

Nadi

: 92 kali / menit

Temperatur aksila: 36,5 CStatus Lokalis

Okuli Dekstra

(OD)Okuli Sinistra

(OS)

Visus

Refraksi/Pin Hole6/6

-6/6

-

Supra cilia

Madarosis

Sikatriks Tidak ada

Tidak adaTidak ada

Tidak ada

Palpebra superior

Edema

Hiperemi

Enteropion

Ekteropion

BenjolanTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

AdaTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Palpebra inferior

Edema

Hiperemi

Enteropion

Ekteropion

BenjolanTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Pungtum lakrimalis

Pungsi

BenjolanTidak dilakukan

Tidak adaTidak dilakukan

Tidak ada

Konjungtiva tarsal superior

Hiperemi

Folikel

Sikatriks

Benjolan

Sekret

Papil ada

Tidak ada

Tidak ada

ada

Tidak ada

Tidak adaTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Konjungtiva tarsal inferior

Hiperemi

Folikel

Sikatriks

BenjolanTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak adaTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Konjungtiva bulbi

Kemosis

Hiperemi

Konjungtiva

Silier

Perdarahan subkonjungtiva

Pterigium

PingueculaeTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak adaTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Sklera

Warna

PigmentasiTenang

Tidak adaTenang

Tidak ada

Limbus

Arkus senilisTidak adaTidak ada

Kornea

Odem

Infiltrat

Ulkus

Sikatriks

Keratik presifitatTidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak adaTidak Ada

Tidak Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Kamera okuli anterior

Kejernihan

KedalamanJernih

NormalJernih

Normal

Iris

Warna

Koloboma

Sinekia anterior

Sinekia posteriorCokelat

Tidak ada

Tidak ada

Tidak adaCokelat

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Pupil

Bentuk

Regularitas

Refleks cahaya langsung

Refleks cahaya konsensualBulat

Reguler

Ada

AdaBulat

Reguler

Ada

Ada

Lensa

Kejernihan

Dislokasi/subluksasiJernih

Tidak adaJernih

Tidak ada

3.4 Resume

Pasien laki-laki, 9 tahun, mengeluh adanya benjolan yang terdapat pada kelopak mata kanan atas. Benjolan dirasakan membesar serta nyeri bila ditekan. Benjolan dikatakan berwarna kemerahan di kelopak mata atas bagian dalam. Pasien baru pertama kali mengalami hal ini.Pemeriksaan lokal mata

ODPemeriksaan OS

6/6Visus6/6

Benjolan (+) hiperemi (+)PalpebraNormal

Hiperemi (+)KonjungtivaTenang

JernihKorneaJernih

NormalBMDNormal

Bulat, regularIrisBulat, regular

bulatReflek (+)Pupilbulat

Reflek (+)

Jernih Lensa Jernih

Jernih Vitreus Jernih

Positif Refleks Fundus Positif

3.5 Diagnosis Banding

Hordeolum Abses palpebra Kalazion Tumor palpebra3.6 Diagnosis Kerja

OD hordeolum interna3.7 Usulan Pemeriksaan -

3.8 Terapi Operasi, dapat dilakukan insisi pada hordeolum jika sudah tenang.

Medika mentosa, pemberian tetes mata antibiotik dan anti radang.3.9 PrognosisAd vitam: dubia ad bonam

Ad fungsionam: dubia ad bonam

Ad sanasionam : dubia ad bonamBAB IV

PEMBAHASANDari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan utama yaitu kelopak atas mata kanan bengkak. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya warna kemerahan serta nyeri pada kelopak mata kanan bagian atas. Hal ini sesuai dengan keluhan subjektif dari hordeolum.

Dari hasil pemeriksaan fisik khusus didapatkan adanya benjolan di bagian luar palpebra superior dan dengan membalikan kelopak mata superior kanan terdapat benjolan yang menghadap ke konjungtiva. Selain itu, juga terlihat hiperemi pada conjungtiva palpebra superior mata kanannya. Hal ini sesuai dengan keadaan klinis hordeolum internum terjadi apabila yang terkena kelenjar yang lebih dalam yaitu pada kelenjar Meibom dengan benjolan yang agak besar dan mengarah ke konjungtiva. Hal ini membedakan hordeolum interna dengan externa. Pada hordeolum externa terjadi peradangan pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll.Gejala ini disebabkan infeksi atau peradangan pada kelenjar Meibom dan kelenjar di kelopak mata bagian atas. Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri, biasanya bakteri Staphylococcus (Staphylococcus aureus). Berdasarkan gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan bahwa pasien ini mengalami hordeolum interna pada mata kanannya. Ada beberapa penyakit yang menyerupai penyakit hordeolum, seperti selulitis preseptal dan tumor palpebra.

Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah dengan medika mentosa berupa antibiotik tetes mata dan anti radang tetes mata. Hal ini kerana, keluhan yang dialami oleh pasien masih akut, pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari, Prognosis pada penderita baik, karena hordeolum tidak berbahaya bagi mata dan tidak mengganggu penglihatan serta komplikasi yang jarang.RINGKASAN

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum dimana Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama, eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal atau pun sistemik dan pembedahan.DAFTAR PUSTAKA1. Sidarta I, SR Yulianti. Ilmu Penyakit Mata, Cetakan IV, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2011: Hal1-2 ; 92-942. Erenhaus, MP. Hordeolum. Emedicine. 2014. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview 3. Bessete, MJ. Hordeolum and Stye in Emergency Medicine. Emedicine. 2012. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/798940-overview 4. Syandi, AR. Hordeoulum dan Kalazion. USU Digital Library. 20125. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000: Hal 17-20 6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004: Hal 92-947. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2003: Hal 15 -1615