39986302 Askep Anak Hidrocefalus Jadi To

download 39986302 Askep Anak Hidrocefalus Jadi To

If you can't read please download the document

Transcript of 39986302 Askep Anak Hidrocefalus Jadi To

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

HIDROCEFALUS ADALAH KEADAAN PATOLOGIK OTAK YANG MENGAKIBATKAN BERTAMBAHNYA CAIRAN CEREBROSPINALIS DI DALAM KEPALA (CSS) DENGAN ATAU PERNAH DENGAN TEKANAN INTRAKRANIAL YANG MENINGGI SEHINGGA TERDAPAT RUANGAN TEMPAT MENGALIRNYA CSS (NGASTIYAH, 1997).HIDROSEFALUS MASIH MERUPAKAN SUATU MASALAH PENTING DALAM DUNIA KEDOKTERAN TERUTAMA BILA DIKAITKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK KARENA TERJADINYA GANGGUAN PERTUMBUHAN OTAK, SEHINGGA OTOMATIS BILA TIDAK DITANGANI SECARA CEPAT DAN TEPAT AKAN DAPAT MENIMBULKAN GANGGUAN DALAM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN YANG LEBIH PARAH LAGI, BAHKAN MENJADI KASUS YANG LEBIH BERAT DAN DAPAT BERAKIBAT FATAL. SECARA STATISTIK DITEMUKAN BAHWA DENGAN PENANGANAN BEDAHDAN PENATALAKSANAAN MEDIS YANG BAIK SEKALIPUN, DIDAPATKAN HANYA SEKITAR 40% DARI PENDERITA HIDROSEFALUS MEMPUNYAI KECERDASAN YANG NORMAL DAN SEKITAR 60% MENGALAMI CACAT KECERDASAN DAN FUNGSI MOTORIK YANG BERMAKNA. DARI DATA STATISTIK TERSEBUT.DAPAT DILIHAT BAHWA WALAUPUN DENGAN PENANGANAN BEDAH SARAF DAN PENATALAKSANAAN BEDAH SARAF DAN PENATALAKSANAAN MEDIS YANG BAIK TERNYATA SEKITAR 60% PENDERITA MASIH MEMILIKI SEKUEL GANGGUAN YANG CUKUP BERMAKNA. (MEDLINUX. 2007. DALAM HTTP : //HTTP:// MEDLINUX.BLOGSPOT.COM/ 2007/ 09 /HIDROCEPHAL US.HTML, DIAMBIL PADA TANGGAL 21 JUNI 2010).

TUJUAN.

Tidak ada perjalanan yang tanpa tujuan. Begitu pula dengan penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:Memberikanwawasanluasumumnyatentangpenyakit hydrochephalus.Sebagai program keahlian mahasiswa dalam memahami konsep medis dan aspek keperawatan dalam penyakit hydrochephalus.Menjunjung tinggi kreativitas dan intelektualitas mahasiswa akper dengan menorehkan kemampuannya dalam menyelesaikan sebuah masalah.

BAB IIPEMBAHASAN

PengertianHidocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989)Hidrocefalus adalah kelebihan cairan cerebrospinalis di dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau gangguan hidrodinamik cairan liguor sehingga menimbulkan peningkatan volume intravertikel (Setyanegara, 1998)Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis di dalam kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah, 1997)Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi pembesaran sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan cerebrospinal (CSF: Cerebrospinal Fluid).(Ricard & Victor, 1992)

Jadi Hidrocefalus merupakan suatu keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan cerebrospinal.

Tipe Hidrocefalusmenurut Ngatiyah (1997) Hidrocefalus pada bayi dapat dibagi menjadi dua yaitu Konginetal: Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkandidapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan pengobatannya tidak tuntas.

Menurut Ngastiyah (1997) Hidrocefalus dapat dibagi dua yaitu:Hidrocefalus obstruksi

Tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah satu tempat antara pembentukan oleh plexus koroidalis dan keluranya dari ventrikel IV melalui foramen lusckha dan magendie.Hidrocefalus komunikansi

Bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan sistem ventrikel.

EtiologiPenyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah:Kelainan bawaan

Stenosis Aquaductus sylvii merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir. Spina bifida dan cranium bifida

Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total.Sindrom Dandy-Walker

Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista yang besar di daerah losa posterior.Kista Arachnoid

Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia Anomali pembuluh darah

InfeksiPerdarahanNeoplasma

PatofisioloHidrocefalus menurut Avril B. Kligmen (1999) terjadi sebagi akibat dari 3 mekanisme yaitu: produksi liguor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liguor dan peningkatan tekanan sinus venosa sebagai, konskwensi dari tiga mekanisme ini adalah peningkatan TIK sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan observasi berbeda-beda setiap saat selama perkembangan Hidrocefalus. Dialatasi ini terjadi sebagai akibat dari:Kompresi sistem serebrovaskularRedistribusi dari liquor serebrospinalis atau cairan ekstra selular atau keduanya di dalam sistem susunan saraf pusat.Perubahan mekanis dari otakEfek tekanan denyut liquor cerebrospinalisHilangnya jaringan otakPembesaranvolumetengkorakakibatadanyaregangan abnormal pada sutura kranial.

Tanda Dan GejalaGejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998)TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak IIPada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorakKepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuhUbun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepalaSutura tengkorak belum menutup dan teraba melebarTerdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam- hitamnya, kelopak mata tertarik ke atas)Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbitSklera mata tampak di atas irisPergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapatKerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital

E.Pathway Hidrocefalus

Kepala membesar CSS Berlebih Peningkatan TIK

Kulit meregang hingga tipis / pasien tidak dapat bergerak atau menggerakkan kepala Mual / muntah

Gangguan aliran darah ke otak

Kerusakan mobilisasi

Lemas, Nyeri, lelah,letih

Perfusi jaringan serebral tak efektif

Resiko terjadi dekubitus

Krisis pada keluarga Penurunan fungsi neurologis

Proses perubahan keluarga cemas Kurang pengetahuan

Kurang info

F.Komplikasi1.Peningkatan TIK2.Kerusakan otak3.Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak4.Emboli otak5.Obstruksi vena kava superior6.Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik7.Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan8.KematianKomplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)1.Peningkatan TIK2.Pembesaran kepala3.kerusakan otak4.Meningitis, ventrikularis, abses abdomen5.Ekstremitasmengalamikelemahan,inkoordinasi,sensibilitaskulitmenurun6.Kerusakan jaringan saraf7.Proses aliran darah terganggu

G.PENATALAKSANAANPenanganan hidrocefalus masuk pada katagori live saving and live sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:1.Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.2.Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:a.Drainase ventrikule-peritoneal (Holter, 1992; Scott, 1995;Anthony JR, 1972)b.Drainase Lombo-Peritonealc.Drainase ventrikulo-Pleural (Rasohoff, 195 Drainase ventrikule-Uretrostomi (Maston, 1951)

e. Drainase ke dalam anterium mastoid

f.Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.4. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.5. pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. VRIES (1978) mengembangkan fiberoptik yang dilengkapi perawatan bedah mikro dengan sinar laser sehingga pembedahan dapat dipantau melalui televisi.

BAB III

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Hidrocefalus

A.Fokus Pengkajian

1.Anamnesa

DS: Pengertian penyakit oleh keluarga/pasien Kemampuan pasien untuk mengerti Pernyataan sakit kepala, mual-muntah, kejang Pernyataan kepalanya membesarDO: Lingkar kepala melebihi normal

Terjadi peningkatan TIK (mual, muntah, kejang) Fortanella/Sutura belum menutupTingkat kesadaran yang bisa diamati adalah gelisah, disorientasi, lethargi

Status tanda-tanda vital bervariasi terhadap nadi dan tekanan darah

Riwayat Kesehatan

Dari riwayat kesehatan pasien dengan hidrosefalus dapat menunjukkan adanya a.Riwayat trauma sewaktu lahirb.Riwayat penyakit dahulu, misal: perdarahan sebelum dan sesudah lahir, infeksi, neoplasmac.Riwayat keluarga

2.Pemerikasaan fisik

a.Sakit kepala, mual, muntah, kejang

b.Penurunankesadaranyangbisadiamatiadalahgelisah, disorientasi, lethargic.Sunset sign pada mata

d.TTV yang bervariasi untuk tiap individu e.Pembesaran lingkar kepala3.Pemeriksaan penunjang

a.Pemeriksaan Neurologi

Untuk mengetahui status neurologis pasien, misalnya gangguan kesadaran, motoris/kejang, edema pupil saraf otak IIb.Pengukuran lingkar kepala

Untuk mengetahui Progrestivitas atau perkembangan lingkar kepala c.CT ScanUntuk mengetahui adanya kelainan dalam otak dengan menggunakan radio isotop, radioaktif dan scannerd. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh

B. Diagnosa Keperawatan

1.Perfusijaringancerebraltidakefektifberhubungandengan peningkatan volume cairan serebrospinal2.Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK

3.Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shunt

4.Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan

sumber informasi

Dx I C.NOC & NIC

Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan volume cairan cerebrospinal.NOC: Status sirkulasi

Kriteria hasil NOC

1. Menunjukkan status sirkulasi ditandai dengan indikator berikut:

a.TD sistolik dan diatolik dalam rentang yang diharpkan b.Tidak ada hipotensi otastikc.Tidak ada bising pembuluh darah besar

2. Menunjukkan kemampuan kognitif, ditandai dengan indikator:

a. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan usia serta kepmampuan b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi serta orientasi

c. Menunjukkan memori jangka lama dan saat ini d. Memproses informasie. Membuat keputusan dengan benar

Intervensi NIC

1. Pantau hal-hal berikut ini

a. Tanda tanda vital b. Sakit kepalac. Tingkat kesadaran dan orientasi

d. Diplopia inistagmus, penglihatan kabur, ketajaman penglihatan e. Pemantauan TIK-Pemantauan TIK dan respon neurologis pasien terhadap aktivitas perawatan-Pantau tekanan perfusi jaringan

-Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus f.Penatalaksanaan sensasi perifer-Pantau adanya parestes: mati rasa atau adanya rasa kesemutan

-Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran

2. Aktivitas kolaboratif

a. Pertahankanparametertermodinamikdalamrentangyang dianjurkanb. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler, sesuai permintaanc. BerikanobatyangmenyebabkanHipertensiuntuk mempertahankan tekanan perfusi serebral sesuai dengan permintaand. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0 sampai dengan 45 derajat, bergantung pada kondisi pasien dan permintaan medise. Berikan loap diuretik dan osmotik, sesuai dengan permintaan.

Dx II

Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK NOC :a. Level nyeri

-Laporan nyeri

-Frekwensi nyeri

-Lamanya nyeri

-Ekspresi wajah terhadap nyeri

-Kegelisahan

-Perubahan TTV

-Perubahan ukuran pupil b. Kontrol Nyeri-Menyebutkan faktor penyebab

-Menyebutkan waktu terjadinya nyeri

-Menggunakan analgesik sesuai indikasi

-Menyebutkan gejala nyeri

NIC :

a. Manajemen Nyeri

-Tampilkan pengkajian secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor predisposisi nyeri.-Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, terutama jika tidak dapat berkomunikasi secara efektif.-Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat.

-Tentukan dampak nyeri terhadap kwalitas hidup

(misal ; tidur, aktivitas, dll).

-Evaluasi dengan pasien dan tim kesehatan, efektivitas dari kontrol nyeri pada masa lalu yang biasa digunakan.-Kaji pasien dan keluarga untuk mencari dan menyediakan pendukung.-Berikan info tentang nyeri, misal; penyebab, berapa lama akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.-Kontrol faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi respon pasien untuk ketidaknyamanan (misal : temperatur rungan cahaya dan kebisingan).

-Ajarkan untuk menggunakan teknik nonfarmokologi (misal : relaksasi, guided imagery, therapi musik, distraksi, dll).

Dx III

Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shutrl

NOC :

a.Kontrol Resiko

Kriteria hasil :

- Dapat memonitor faktor resiko

- Dapat memonitor perilaku individu yang menjadi faktor

resiko

- Mengembangkankeefektifanstrategiuntuk

mengendalikan faktor resiko

- Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor resiko b.Deteksi ResikoKritria hasil :

-Mengtahui atau mengungkapkan tanda dan gejala tentang indikasi resiko.-Menggunakansumberuntukmenyediakan informasi tentang resiko potensial.-Berpartisipasi dalam pemeriksaan.

NIC :

Aktivitas :

a. Kontrol Infeksi

-Gunakan sarung tangn steril

-Pelihara lingkungan yang tetap aseptik.

-Batasi pengunjung

-Beritahu pasien dan keluarga tentang tanda dan

gejala infeksi dan jika terjadi infeksi laporkan kepada petugas kesehatan.

Aktivitas :

-Anjurkan intake nutrisi yang baik. b. Identifikasi Resiko.

-Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan

Dx IV

secara berkelanjutan

-Menentukan sumber yang finansial.

-Identifikasisumberagenpenyakituntuk mengurangi faktor resiko.-Tentukan pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan.

Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

NOC:

1. Anxiety control

-Monitor intensitas dari cemas

-Mencari informasi untuk menurunkan cemas

-Gunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

-Melakukan hubungan sosial untuk memusatkan konsentrasi

-Kontrol respon cemas

2. Coping

NIC

-Identifikasi pola koping yang efektif

-Identifikasi pola koping yang tidak efektif

-Kontrol cara pasien dalam mengungkapkan perasaannya dengan kata kata-Laporkan penurunan stress

-Pakai perilaku untuk peenurunan stress

1. penurunan cemas

-ciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi cemas

-menyediakan informasi yang benar dan jelas tentang diagnosis dan program perawatan yang diberikan-kaji penyebab kecemasan pasien

-anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien guna mengurangi kecemasan-identifikasi perubahan tingkat kecemasan pasien

2. teknik ketenangan

-pertahankan kontak mata dengan pasien

-duduk dan berbincang bincang dengan pasien

-ciptakan suasana yang tenang

-gunakan teknik distraksi

-berikan obat anti cemas

-instruksikanpasiendenganmetodadecreaseanxiety

(menguurangi cemas)

Dx V

Kurangpengetahuanberhubungandengantidakfamilierdengansumber informasi.NOC :

a.Knowledge : Disease Process (1803)

-Kenalkan dengan nama penyakit

-Gambarkan dari proses penyakit

-Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit

-Jelaskan faktor resiko

-Jelaskan efek dari penyakit

-Jelaskan tanda dan gejala

b. Knowledga Illness care (1824

-Proses penyakit

-Pengendalian infeksi

-Pengobatan

-Prosedur pengobatan

-Perawatan terhadap penyakit

NIC :

a. Teaching Disease Process

Aktifitas :

-Jelaskan patofisiologi penyakit

-Jelaskan tanda dan gejala dari penyait

-Jelaskan proses penyakit

-Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit

-Diskusikan pilihan perawatan

b.Teaching : Prosedur / Treatment

Aktifitas :

- Informasikan kepada pasien kapan dan dimana prosedur perawatan dilakukan-Informasikankepada pasiententangberapa lamaprosedur dilakukan- Jelaskan tujuan dari prosedur / perawatan

- Gambarkan aktifitas sebelum prosedur dilakukan

- Jelaskan prosedur tindakan

A. Kesimpulan.

BAB IV PENUTUP

Hidocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan liguor.Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah kelainan bawaan, infeksi, perdarahan, neoplasma. Tanda dan gejalanya biasanya muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II, pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak, kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh, ubun- ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala, sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar, terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya, kelopak mata tertarik ke atas), bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita, sklera mata tampak di atas iris Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital.

B. Saran.

Demi berkurangnya angka penderita penyakit hydrocephalus, maka sudah seharusnya pemerintah lebih menggalakkan berbagai macam program kesehatan baik berupa penyuluhan ataupun program kesehatan gratis untuk menjangkau masyarakat menengah ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Diagnosa Keperawatan : buku saku. edisi

6. Jakarata : EGC

Ganong. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi: 17. Jakarta: EGC Johnson, marion, dkk. (2000). Nursing Outcomes Clasification (NOC).Missouri: Mosby

Mc. Clostrey, Deane C, & Bulechek Glorid M. (1996).Nursing

Intervention Clasification (NIC). Missouri: Mosby

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan 2005-2006. Alih bahasa dan editor: Budi Santosa. Jakarta: Prima Medika

Price. (1995). Patofisiologi: Proses-proses Penyakit Edisi: 4, Editor peter

Anugrah Buku II. Jakarta: EGC

Wilkinson, M, Judith; (1997) . Buku saku diagnosis keperawatan dengan

NIC dan NOC . Edisi 7 . Jakarta : EGC.